Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMBANGUNAN EKONOMI BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi Kelas 04

Dosen Pengampu : Dr. Dewi Erowati S. Sos, M. Si

Disusun oleh :

1. Angelina Paqita Gabriel 14010120140159


2. Brilliant Nauval Haqiqi 14010120120018
3. Fatharani Tri Handayani 14010120120012
4. Friech Gunana Depary 14010120120039
5. Hanifah Ahmad 14010120140211
6. Ilham Guntur Danan Wijaya 14010120140169
7. Immanuel Sirakais Bosawer 14010120100164
8. Shilvia Maflakhah 14010120120025

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


DEPARTEMEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Koherensi Pembangunan Berkelanjutan dan Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia” ini dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan tanpa
adanya hambatan.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi yang diserahkan sebagai tugas kelompok. Selain itu,
penyusunan makalah memiliki tujuan untuk menambah dan memperluas wawasan
penulis dan pembaca mengenai perkembangan ekonomi dalam konsep pembangunan
berkelanjutan di Indonesia. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr. Dewi Erowati S. Sos, M. Si., selaku dosen pengampu dari mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi atas bimbingannya selama periode pembuatan makalah ini
berlangsung dan dapat selesai tepat pada waktunya.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan
kata. Atas perhatian para pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.

Semarang, 02 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... ....1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

2.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan .............................................................. 3

2.2 Indikator Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan ................................................. 3

2.3 Tujuan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan .................................................... 5

2.4 Implementasi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia .................... 7

2.5 Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia .................................................... 10

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam membentuk suatu negara, dibutuhkan adanya rencana pembangunan yang dapat
memajukan. Rencana pembangunan merupakan hal yang terpenting dalam melihat,
mengetahui, dan mengembangkan potensi yang ada menjadi bekal dan modal dalam
membangun negara ke arah lebih baik. Dapat dikatakan, bahwa rencana pembangunan negara
satu dengan lainnya berbeda, dari satu tahun ke tahun lainnya juga tak sama. Dari adanya
rencana pembangunan jangka pendek, maka timbul rencana pembangunan berkelanjutan. Hal
itu dimaksudkan memang untuk membangun secara lebih komprehensif dan melihat
urgensitas dari suatu bidang yang nantinya akan masuk kedalam rencana pembangunan, tak
terkecuali pembangunan ekonomi.

Bidang ekonomi ialah salah satu pilar pembangunan negeri. Ekonomi merupakan
penopang kehidupan negara dan sangat penting untuk membangun kemajuan ekonomi.
Bidang ini pun memiliki keterkaitan erat terhadap kesejahteraan masyarakat yang ada di
suatu negara. Maka dari itu pembangunan ekonomi selalu masuk kedalam daftar rencana
pembangunan, baik jangka pendek maupun pembangunan berkelanjutan.

Sekarang ini terdapat agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (the 2030 Agenda
for Sustainable Development atau SDGs) adalah kesepakatan pembangunan baru yang
mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang
berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial,
ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs/TPB diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal,
integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak akan ada seorang pun yang terlewatkan
atau “No-one Left Behind”. Dalam SDGs terdapat 4 pilar pokok yang salah satunya ialah pilar
ekonomi. Pembangunan Ekonomi SDGs dimaksudkan untuk mewujudkan tercapainya
pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha, inovasi,
industri inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan didukung
kemitraan.

Di Indonesia sendiri saat ini sedang menerapkan pembangunan berkelanjutan dalam


agenda visi-misi yang dibuat oleh Presiden Joko Widodo, yaitu agenda pembangunan
perubahan "NAWACITA". NAWACITA sendiri merupakan acuan agenda pembangunan

1
nasional yang diterjemahkan sebagai arah utama RPJMN 2015-2019 hingga RPJMN 2020-
2024, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. SDGs sebagai agenda
pembangunan global sungguh sejalan dengan RPJMN dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari agenda pembangunan nasional. Yang tentunya dalam makalah ini akan
dipaparkan lebih lanjut mengenai pembangunan berkelanjutan dalam bidang ekonomi agar
dapat memberikan pencerdasan kepada pembaca sejauh mana Indonesia telah
mengaktualisasikan rencana pembangunan ekonomi yang telah dibuat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan?
2. Apa saja yang termasuk kedalam indikator pembangunan ekonomi berkelanjutan?
3. Bagaimanakah tujuan dari adanya pembangunan ekonomi berkelanjutan?
4. Bagaimana implementasi pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia?
5. Apa saja strategi untuk bisa mensukseskan pembangunan ekonomi berkelanjutan di
Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari pembangunan berkelanjutan.
2. Memahami indikator, tujuan, dan strategi dari pembangunan ekonomi berkelanjutan.
3. Dapat meningkatkan kemampuan analisis dan mendeskripsikan perkara pembangunan
berkelanjutan di bidang ekonomi Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar
dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan (Sugandhy, Hakim 2009). Pembangunan berkelanjutan adalah
terjemahan dari Bahasa Inggris, Sustainable Development. Pembangunan berkelanjutan
(menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)
Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan masa depan.
Pembangunan yang dilakukan tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan datang,
meskipun terdapat penyusutan cadangan sumber daya alam dan memburuknya lingkungan,
tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumber daya lain baik sumber daya manusia
maupun oleh sumber daya kapital. Oleh karena itu, untuk menjamin adanya pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik keseimbangan antara kebijakan pembangunan
dan kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai kebijakan pembangunan ekonomi yang
benar-benar menjamin peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.

2.2 Indikator Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan


Keberlajutan ekonomi diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan
barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlajutan pemerintahan dan
menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian
dan industri. Menurut KLH (1990) pembangunan, yang pada dasarnya lebih berorientasi
ekonomi, dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu:
(1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam (depletion of natural resources)
(2) Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya
(3) Kegiatannya harus dapat meningkatkan sumber daya yang dapat digunakan (useable
resources) ataupun sumber daya yang dapat diganti (replaceable resource)

3
Keberlanjutan ekonomi dari perspektif pembangunan memiliki dua hal utama
keduanya mempunyai keterkaitan yang erat dengan tujuan aspek keberlanjutan lainya. Untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan ekonomi, dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:
 Ekonomi Makro
Keberlanjutan ekonomi makro menjamin kemajuan ekonomi secara berkelanjutan
dan mendorong efisiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan nasional. Tiga elemen
utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi, kesejahteraan
ekonomi yang berkesinambungan, dan meningkatkan pemerataan dan distribusi
kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi
mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi tabungan
domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat
guna, ukuran sosial untuk pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan
distribusi pendapatan dan aset.

 Ekonomi Sektoral
Keberlanjutan ekonomi sektoral menjamin tercapainya sumber daya alam di
mana nilai ekonominya dapat dihitung sebagai kapital dalam rangka akunting ekonomi.
Penyesuaian kebijakan yang meningkatkan keberlanjutan ekonomi makro secara jangka
pendek akan mengakibatkan distorsi sektoral yang selanjutnya mengabaikan
keberlanjutan ekologis. Hal ini harus diperbaiki melalui kebijakan sektoral yang spesifik
dan terarah. Oleh karena itu penting memerhatikan keberlanjutan aktivitas dan ekonomi
sektoral.
Untuk mencapai keberlanjutan ekonomi sektoral, berbagai kasus dilakukan
terhadap kegiatan ekonomi. Pertama, sumberdaya alam yang nilai ekonominya dapat
dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang berwujud dalam kerangka akunting
ekonomi. Kedua, secara prinsip harga sumberdaya alam harus merefleksi biaya ekstaksi,
ditambah biaya lingkungan dan biaya pemanfaatannya.
Pakar ekonomi harus mengidentifikasi dan memperlakukan sumber daya sebagai
sumber yang terpulih, tidak terpulihkan, dan lingkungan hidup. Sumber yang terpulihkan
seperti hutan dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan bila tidak memperlakukan
produktivitas ekonomi sebagai fungsi yang pasif atau jasa yang mengalir; menggunakan
prinsip pengelolaan yang berkelanjutan, sedangkan sumber yang tidak terpulihkan
mempunyai jumlah absulut dan berkurang bila dimanfaatkan.

4
Pembangunan berkelanjutan dalam konteks sumberdaya yang tidak dapat
dipulihkan berarti: pemanfaatan secara efisien sehingga dapat dimanfaatkan oleh
generasi masa mendatang dan diupayakan agar dapat dikembangkan substitusi dengan
sumberdaya terpulihkan; membatasi dampak lingkungan pemanfaatannya sekecil
mungkin, karena sumberdaya lingkungan adalah biosfer, secara menyeluruh sumberdaya
ini tidak berkurang akan tetapi bervariasi sesuai dengan kualitasnya.

2.3 Tujuan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)


merupakan agenda internasional yang menjadi kelanjutan dari Tujuan Pembangunan
Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). SDGs disusun oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dengan melibatkan 194 negara, civil society, dan berbagai pelaku
ekonomi dari seluruh penjuru dunia. Agenda ini dibuat untuk menjawab tuntutan
kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim dalam
bentuk aksi nyata. SDGs ditetapkan pada 25 September 2015 dan terdiri dari 17 (tujuh belas)
tujuan global dengan 169 (seratus enam puluh sembilan) target yang akan dijadikan tuntunan
kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke depan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun
2030. Tujuan dan target tersebut meliputi 3 (tiga) dimensi pembangunan berkelanjutan, yaitu
lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Pada mulanya, konsep SDGs diusulkan oleh Kolombia dalam government
retreat yang diadakan oleh Indonesia pada Juli 2011 di Solo sebagai persiapan konferensi
Rio+20. Usulan ini kemudian dibawa oleh Departemen Informasi Publik PBB
pada 64th NGOs Conference pada September 2011 dan menghasilkan 17 usulan tujuan
berkelanjutan serta target-target terkait. Usulan ini juga banyak didiskusikan pada konferensi
Rio+20, hingga menghasilkan suatu resolusi yang dikenal dengan nama "The Future We
Want". Disepakati pula dalam konferensi bahwa pembentukan SDGs harus berorientasi pada
tindakan, ringkas dan mudah dikomunikasikan, serta dapat diaplikasikan secara universal
oleh berbagai negara dengan mempertimbangkan kapasitas, tingkat pembangunan, serta
menghormati kebijakan dan prioritas setiap negara.
Pada 19 Juli 2014, Grup Kerja Terbuka (Open Working Group, OWG) PBB
meneruskan usulan SDGs kepada Majelis Umum PBB. Usulan tersebut terdiri atas 17 tujuan
dan 169 target yang menjangkau isu-isu pembangunan berkelanjutan secara luas. Pada 5
Desember 2014, Majelis Umum PBB menerima usulan OWG sebagai dasar untuk

5
membentuk agenda pasca-MDGs. Negosiasi dengan pemerintah berbagai negara dimulai
pada Januari 2015 dan berakhir pada Agustus 2015. Setelah negosiasi, usulan diadopsi ke
dalam UN Sustainable Development Summit pada 25 – 27 September 2015 yang
diselenggarakan di New York, Amerika Serikat. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini
terdiri atas 17 tujuan, yaitu:
 Tujuan 1. Tanpa kemiskinan – Mengentas segala bentuk kemiskinan di seluruh
tempat.
 Tujuan 2. Tanpa kelaparan – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
 Tujuan 3. Kehidupan sehat dan sejahtera – menggalakkan hidup sehat dan
mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
 Tujuan 4. Pendidikan berkualitas – Memastikan pendidikan berkualitas yang layak
dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
 Tujuan 5. Kesetaraan gender – Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan
perempuan.
 Tujuan 6. Air bersih dan sanitasi layak – Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk
semua.
 Tujuan 7. Energi bersih dan terjangkau – Memastikan akses pada energy yang
terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
 Tujuan 8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi – Memproosikan pertumbuhan
ekonom berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan yang layak untuk semua.
 Tujuan 9. Industri, inovasi dan infrastruktur – Membangun infrastruktur kuat,
mempromosikan industrialisasi berkelanjutan, dan mendorong inovasi.
 Tujuan 10. Berkurangnya kesenjangan – Mengurangi kesenjangan di dalam dan di
antara negara-negara.
 Tujuan 11. Kota dan komunitas berkelanjutan – Membuat perkotaan menjadi
inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
 Tujuan 12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab – Memastikan pola
konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
 Tujuan 13. Penanganan perubahan iklim – Mengambil langkah penting untuk
melawan perubahan iklim dan dampaknya.
 Tujuan 14. Ekosistem laut – Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan
sumber daya kelautan secara berkelanjutan.

6
 Tujuan 15. Ekosistem darat – Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan
perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan,
menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
 Tujuan 16. Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh – Mendorong
masyarakat adil, damai, dan inklusif.
 Tujuan 17. Kemitraan untuk mencapai tujuan – Menghidupkan kembali kemitraan
global demi pembangunan berkelanjutan.

Kemudian, ada tiga alasan utama mengapa pembangunan ekonomi harus berkelanjutan,
yaitu :
• Faktor pertama menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati barang dan jasa
yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan, sehingga secara moral perlu
untuk memerhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang.
Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya alam yang dapat
merusak lingkungan, serta dapat menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang
untuk menikmati layanan serupa.
• Faktor kedua, menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati misalnya,
memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi semestinya
tidak diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata
yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi.
• Faktor ketiga, yang menjadi alasan perlunya memperhatikan aspek keberlanjutan
adalah alasan ekonomi. Alasan dari sisi ekonomi memang masih terjadi perdebatan
karena tidak diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi
kriteria keberlanjutan, seperti kita ketahui, bahwa dimensi ekonomi berkelanjutan sendiri
cukup kompleks, sehingga sering aspek keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya dibatasi
pada pengukuran kesejahteraan antargenerasi (intergeneration welfare maximization).

2.4 Implementasi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia

Di Indonesia, pembengunan ekonomi berkelanjutan juga dilakukan sesuai dengan


agenda SDGs tahun 2030 yang memang terdapat beberapa bentuk pembangunan, antara lain
yaitu :

7
a) Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur merupakan bagian integral dari pembangunan nasional
dan roda penggerak pertumbuhan ekonomi (Indrawati, 2010). Bisa dikatakan
bawasannya Infrastruktur adalah suatu hak yang berguna untuk melancarkan
berputarnya roda perekonomian sehingga bisa mempercepat akselerasi pembangunan.
Apabila suatu infrastruktur tersedia di suatu dareah maka akan mampu untuk
merangsang pembangunan.
Infrastruktur pastinya terdapat dalam beberapa kategori. Namun sudah pasti ada
beberapa infrastruktur yang dapat membantu dalam pembangunan ekonomi. Dalam satu
literatur disebutkan bahwa yang termasuk kategori infrastruktur adalah jalan raya, rel
kereta api, pelabuhan, bandar udara, alat pengangkutan, dan telekomunikasi selain itu
terdapat infrastruktur lain yaitu air dan listrik (Basri, 2002). Dengan dibangunnya
infrastruktur tersebut tentunya akan mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa
antar daerah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Selain itu
dengan infrastruktur yang memadai maka akan mampu menciptakan pemerataan harga
barang atau jasa sehingga dapat mengurangi ketimpangan harga antar daerah.
Infrastruktur sangatlah memiliki pengaruh bagi peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan manusia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai konsumsi,
meningkatnya produktivitas kerja dan akses pada lapangan pekerjaan, lalu meningkatnya
kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi makro ekonomi, yaitu keberlanjutan
fiskal, berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja (Haris,
2010). Dengan infrastruktur yang memadahi tentunya mampu untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat luas.
b) Pembangunan di Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan modal awal dan bagian vital investasi bagi pembangunan
ekonomi. Dengan mendapat pendidikan seseorang pasti akan mendapat suatu
keterampilan yang pastinya berguna untuk kepentingan ekonomi pribadi setidaknya.
Tentunya hal kecil ini nantinya juga memiliki dampak terhadap proses pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Pendidikan juga merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Pembangunan di bidang pendidikan
tentunya berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

8
Pendidikan ditujukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni dan
mampu bersaing dengan dunia luar.
Menurut Lemos dan Agrawal (dalam Simanjutak, 2017) menjelaskan bahwa
pendidikan merupakan jalur investasi yang disiapkan untuk anak-anak sebagai generasi
penerus yang akan melanjutkan perbaikan ekonomi baik secara individu bagi
keluarganya maupun secara berkelompok bagi komunitasnya (termasuk bagi kepentingan
pembangunan di Negaranya),sehingga pendidikan menjadi pondasi bagi keberhasilan
pembangunan industri dan peningkatan ekonomi. Pendidikan sebagai jalur investasi juga
akan menciptakan manusia yang mampu membuat siklus hidupnya secara individu.
Seperti yang kita ketahui bahwasannya pembangunan pendidikan di Indonesia
belumlah merata. Hal ini dapat kita lihat dari ketimpangan pendidikan di Jawa da luar
Jawa. Terkadang wilayah di luar Jawa masih mengalami kekurangan tenaga pengajar
atau guru dalam suatu instansi pendidikan dan buruknya infrastruktur pendidikan. Untuk
menyelesaikan masalah tersebut, pemerintah perlu melakukan pemerataan pendidikan di
seluruh wilayah di Indonesia. Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan
yang layak akan sangat berdampak pada kemajuan perekonomian negara.
c) Membangun Fasilitas Layanan Kesehatan
Pembangunan fasilitas layanan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Kesehatan optimal yaitu dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Bina
Depkes, 2003). Pembangunan fasilitas layanan kesehatan pastinya akan memudahkan
masyarakat untuk mendapat pelayanan mengenai kesehatan mereka. Dalam mewujudkan
pembangunan kesehatan diperlukan adanya andil masyarakat, pemerintah, dan juga
pihak swasta.
Hak untuk mendapat pelayanan kesehatan juga telah diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1. Sehingga negara memiliki kewajiban untuk menjamin
hak masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan tanpa membedakan latar
belakang. Untuk mewujudkan hal tersebut Pemerintah Indonesia mulai melakukan
pembangunan berkelanjutan dalam bidang kesehatan. Hal ini dapat kita lihat dari
pembangunan puskesmas dan rumah sakit di daerah-daerah di Indonesia. Selain itu

9
pemerintah juga mengeluarkan layanan BPJS yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup sehat di masyarakat.
Di Indonesia sendiri, sudah terdapat Kartu Indonesia Sehat dan Kartu BPJS
untuk bantuan kesehatan mayarakat, baik dari yang memilki perekonomian rendah
hingga atas dapat merasakan fasilitas kesehatan yang disediakan olej pemerintah.
Walaupun dapat dikatakan bahwa kinerja pemerintah dalam bidang kesehatan amat
lamban dan cenderung acuh tak acuh.
Apabila kita lihat dapat kita simpulkan bahwasanya masalah kesehatan menjadi
prioritas utama yang menentukan tingkat kesejahteraan manusia, tanpa kesehatan maka
tidak mungkin kehidupan manusia akan berjalan dengan baik. Maka dari itu
pembangunan fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu,
klinik, dll yang dilakukan pemerintah menjadi bagian dari proses pembangunan
berkelanjutan.

2.5 Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia


Dalam menghadapi tantangan pertumbuhan perekonomian, pemerintah telah
menyusun strategi utama yang telah dirancang yaitu pertama, penguatan neraca perdagangan,
kedua, penguatan permintaan domestik, ketiga, transformasi struktural. Pada penguatan
neraca perdagangan, pemerintah berfokus pada peningkatan ekspor melalui pengembangan
hortikultural dengan berorientasi ekspor dan percepatan perundingan internasional. Selain hal
tersebut adapula transformasi struktural dilakukan melalui revitalisasi industri pengolahan.
Adapula transformasi jasa, trasnfomasi pertanian, pembangunan infrtaruktur berkelanjutan
dan hilirisasi pertambangan. Dan perlunya peningkatan daya saing, isu ketenagakerjaan, dan
kesiapan menghadapi industri 4.0.

Kemudian, di masa ini, terutama saat pandemi Covid-19 telah mengubah tren dan
arah urusan perekonomian di Indonesia. Perekonomian Indonesia menjadi berfokus pada
sustainable finance serta ekonomi hijau. Melihat situasi perekonomian Indonesia saat ini yang
masih rentan, pemerintah sudah memulai memikirkan, merencanakan, dan melakukan transisi
hingga pengembangan atas agenda keberlanjutan untuk masa depan perekonomian Indonesia.
Tantangan yang paling dirasakan dalam mengembangkan ekonomi berkelanjutan adalah
kesadaran yang rendah dari para pelaku industri. Selain itu, belum adanya standarisasi yang
jelas untuk para pelaku ekonomi. Ditambah dengan masih sedikitnya peluang bisnis yang
bisa diraih. Untuk mengatasi tantangan tersebut, dari sektor sektor jasa keuangan telah sedang

10
berupaya mengadaptasi keuangan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan risiko dari
perubahan iklim. Hal ini mulai didukung dengan pernyataan lembaga OJK sebagai regulator
yang menyetujui sektor jasa keuangan yang menggabungkan aspek lingkungan, sosial, dan
tata kelola dengan industri keuangan.

Kemudian, terkait pelaksanaan perekonomian hijau, pemerintah melalui Otoritas Jasa


Keuangan (OJK) telah mengeluarkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan di tahun 2014.
Kerangka tersebut berfokus akan keuangan berkelanjutan yang ingin dicapai oleh Indonesia
dalam jangka pendek, menengah, dan panjang melalui OJK. Selain itu, kerangka tersebut
dapat menjadi acuan bagi lembaga keuangan untuk berperan aktif dan berkontribusi positif
dalam proses pembangunan yang berkelanjutan. Pelaksanaan perekonomian hijau sebagai
bagian dari ekonomi berkelanjutan telah membuat regulator dan para pelaku industri semakin
gencar untuk melakukan transisi ke ekonomi berkelanjutan. Beberapa negara sudah memulai
untuk menjalankan ekonomi hijau, seperti Korea Selatan dan Uni Eropa. Untuk itu, setiap
pelaku ekonomi harus lebih jeli melihat sektor apa saja yang bisa dikembangkan termasuk
juga dengan caranya. Tentunya ini harus dilakukan dengan studi yang lebih komprehensif.
Beberapa sektor yang bisa disasarkan untuk perekonomian hiaju ini adalah renewable energy,
pertanian, perhutanan, dan perikanan. Sektor tersebut banyak digeluti oleh masyarakat
miskin, ketika sektor tersebut bisa lebih berkembang, maka nilai tambah yang diangkat akan
lebih besar. Pemerintah juga telah menyusun green taxonomy sebagai acuan dan kriteria bagi
pihak di jasa finansial untuk mendukung ekonomi hijau di Indonesia.

Serta yang paling penting adalah pemerintah perlu menyosialisasikan secara terus
menerus kinerjanya dalam peningkatan kulaitas perekonomian Indonesia untuk meningkatkan
kesadaran terhadap masyarakat agar bisa menerima dan beradaptasi terhadap perubahan dan
perkembangan perekonomian Indonesia yang telah diupayakan oleh pemerintah dan sektor-
sektor pendukung.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya pembangunan ekonomi ditujukan untuk mengatasi kemiskinan,
penggangguran, dan ketimpangan. Sehingga dapat terwujudnya masyarakat yang sejahtera,
makmur, dan berkeadilan. Agar tercapai kesejahteraan tersebut, maka harus diikuti dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan, dan adanya stabilitas nasional
yang kokoh dan dinamis. Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan adalah bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan
pembangunan disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain.

Pembangunan ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang tidak memperhatikan
aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan itu
sendiri, karena pada dasarnya sumber daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas
daya dukung yang terbatas. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak
memperhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan
permasalahan pembangunan dikemudian hari. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan
suatu negara terletak pada pelaku utama atau subjek dari aktivitas pembangunan ekonomi itu
sendiri yang akan berakibat pada kesejahteraan masyarakat di dalam suatu negara karena
dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan meningkat.

3.2 Saran
Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara sebaiknya
mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal, serta
keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di negaranya. Sumber daya manusia sangat
menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi melalui jumlah dan kualitas penduduk.
Selain itu, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia maka pemerintah perlu
memperhatikan aspek-aspek pemerataan distribusi pendapatan terhadap masyarakat, menekan
laju pertumbuhan penduduk, mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan investasi,
mengurangi tingkat konsumsi masyarakat, meminimalisir pengeluaran negara, menstabilkan
tingkat suku bunga, mengurangi tingkat inflasi, serta menguatkan nilai tukar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Basri, F. 2002. Perekonomian Indonesia : Tantangan dan Harapan Bagi Kebangkitan Ekonomi
Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Bina Depkes. 2003. Pembangunan Kesehatan . www.depkes.co.id.

Bitar. 2021. Pembangunan Ekonomi-Pengertian, Faktor, Ciri, Tujuan, Manfaat,Dampak,


Perencanaan, Indikator, Para Ahli. https://www.gurupendidikan.co.id/pembangunan
ekonomi/. Diakses pada 02 Mei 2021.

Haris, A. 2010. Pengaruh Penatagunaan Tanah Terhadap Keberhasilan Pembangunan


Infrastruktur dan Ekonomi. BAPPENAS.

Indrawati, L. R. 2010. Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi. Vol. 33 No. 1, 56.

Jaya, Askar. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031
ACE_SURYADI/askar_jaya.pdf. Diakses pada 28 April 2021.

Kompas.com. 2020. KonsepPembangunan Berkelanjutan : Tujuan dan Indikator.


https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/21/070000369/konseppembangunan
berkelanjutan-tujuan-dan-indikator?page=all. Diakses pada 28 April 2021.

Nurfajriani, Rahmi. 2019. Tiga Strategi Utama Pemerintah untuk Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Tahun 2020. https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01327213/tiga
strategi-utama-pemerintah-untuk-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-tahun-2020. Diakses
pada 01 Mei 2021.

PressRelease.id. 2021. Sinergi Pemerintah dan Swasta Dalam Menciptakan Ekonomi


Berkelanjutan.https://pressrelease.kontan.co.id/release/sinergi-pemerintah-dan swasta-
dalam-menciptakan-ekonomi-berkelanjutan?page=1. Diakses pada 01 Mei 2021.

SDG Dashboard. 2020. Beranda SDGs Indonesia. Dalam http://sdgs.bappenas.go.id/. Diakses


pada 24 April 2021.

Simanjutak, F. N. 2017. Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan. JDP Volume 10, No. 3,
311.

13
Wajib, Nurwino. 2017. Pembangunan Ekonomi dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan.
https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pembangunan-ekonomi- dalam
konsep-pembangunan-berkelanjutan-68 . Diakses pada 28 April 2021.

14

Anda mungkin juga menyukai