Anda di halaman 1dari 26

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI KESENJANGAN

SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI PERBATASAN


INDONESIA

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata


Kuliah Dasar Dasar Pemerintahan Kelas 04
Dosen Pengampu : Nunik Retno H, S.Sos, M.Si

Fatharani Tri Handayani


14010120120012

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


DEPARTEMEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peran Pemerintah
Pusat Menghadapi Kesenjangan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Perbatasan Indonesia ini
dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan tanpa adanya hambatan.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar
Pemerintahan yang diserahkan sebagai tugas individu. Selain itu, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai kondisi dan
permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di perbatasan Indonesia. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nunik Retno H, S.Sos, M.Si, selaku dosen
pembimbing dari mata kuliah Dasar-Dasar Pemerintahan atas bimbingannya selama periode
pembuatan makalah ini berlangsung dan dapat selesai tepat pada waktunya.

Dengan selesainya penyusunan makalah ini, diharapkan makalah ini dapat menjadi salah
satu sumber referensi dan sarana penambah wawasan untuk pembaca dari berbagai kalangan
agar dapat menciptakan sebuah inovasi baru untuk masa depan kelak. Penulis menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Atas
perhatian para pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 16 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah dan Urgensi Pembahasan ...............................................4
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................4
BAB II
KAJIAN TEORI ....................................................................................................5
A. Teori Tentang Peran Pemerintah Pusat ........................................................5
B. Teori Tentang Kesenjangan Sosial dan Ekonomi ........................................6
C. Teori Tentang Daerah Perbatasan.................................................................9
BAB III
PEMBAHASAN ..................................................................................................10
A. Bentuk dan Faktor Permasalahan Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Masyarakat di Perbatasan Negara Indonesia ..............................................10
B. Dampak Permasalahan Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Masyarakat
Perbatasan Indonesia Untuk Pemerintah dan Masyarakat Secara
Keseluruhan ................................................................................................15
C. Upaya dan Solusi Untuk Mengurangi Permasalahan Kesenjangan Sosial
dan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Perbatasan Indonesia .....................18
BAB IV
PENUTUP ............................................................................................................22
A. Kesimpulan .................................................................................................22
B. Saran ...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara geografis, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di


dunia dengan memiliki kurang lebih 17.504 pulau yang termasuk ke dalam wilayah
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, menurut Deputi Kedaulatan Maritim
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, ada 16.056 pulau telah dibakukan
namanya di PBB hingga Juli 2017. Selain itu, Negara Indonesia memiliki batas-batas
geografis dengan berbagai negara, baik itu berbatasan laut (perairan) dan daratan. Batas-
batas geografis Indonesia yaitu sebelah utara, Negara Indonesia dibatasi oleh Negara
Malaysia, Singapura, Samudera Pasifik, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Sebelah barat,
Samudera Hindia dan Negara India. Sebelah Selatan, Samudera Hindia dan Negara
Timor Leste. Sebelah timur, Negara Papua Nugini. (dikutip dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_di_Indonesia_menurut_provinsi,diakses:25
-11-2020).

Banyaknya perbatasan Indonesia dengan negara lain, maka bamyak juga


wilayah-wilayah di Indonesia yang menjadi daerah perbatasan darat maupun laut dengan
negara lain. Wilayah perbatasan suatu negara merupakan salah satu komponen utama
dalam kedaulatan negara. Wilayah perbatasan negara yang meliputi laut maupun darat
sama-sama memiliki peran penting sebagai cerminan rupa dari kondisi suatu negara.
Selain itu, wilayah perbatasan suatu negara memiliki nilai strategis dalam mendukung
pembangunan nasional, karena kondisi letak dan keadaan masyarakatnya yang
berbatasan dan berinteraksi secara langsung dalam segala bidang dengan warga negara
tetangga akan membuka peluang dalam kemajuan aspek kehidupan masyarakat
perbatasan yang berdampak kepada prospek kemajuan suatu negara.

Pembahasan mengenai wilayah perbatasan Indonesia tidak dapat dipisahkan


dengan kesan terisolir, memiliki keterbatasan, jauh dari perhatian pemerintah, dan
bahkan banyak wilayah perbatasan Indonesia di daerah Papua, Papua Barat, dan Nusa

1
Tenggara Timur yang menjadi daerah perbatasan dengan negara Papua Nugini, filipina,
dan timor leste, termasuk dalam kategori sebagai daerah tertinggal berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun
2020-2024. (dikutip dari https://www.kemendesa.go.id /berita/view/detil/3261/ini-
daerah-tertinggal-menurut-perpres,diakses:25-11-2020). Kondisi memprihatinkan ini
disebabkan oleh perspektif masyarakat yang memosisikan daerah pedalaman atau
perbatasan sebagai daerah terbelakang dan kurang penting untuk diperjuagkan. Hal ini
mengartikan bahwa wilayah perbatasan negara yang seharusnya diposisikan dan
memiliki citra sebagai wajah depan negara yang secara langsung terlihat oleh negara
lain sekaligus menjadi gerbang masuk warga negara lain ke Indonesia dinyatakan gagal.

Perbandingan antara masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan dengan


masyarakat dari negara tetangga yang berbatasan dengan Indonesia cukup jauh berbeda
dan lebih mengarah kepada sebuah fenomena gejala kesenjangan sosial dan ekonomi
antar masyarakat. Gejala kesenjangan tersebut terjadi karena pembangunan di Indonesia
yang masih berkonsentrasi di daerah pusat, baik itu di ibu kota negara ataupun di daerah
yang berada disekitarnya (bukan yang termasuk wilayah perbatasan Indonesia) serta
sulitnya mengakses wilayah perbatasan negara Indonesia. Keadaan inilah yang
dinyatakan masih jauh dari tujuan nasional yaitu keadilan sosial bagi seluruh warga
Indonesia dalam kemerataan pembangunan Indonesia.

Contohnya masih banyak desa di wilayah perbatasan negara belum mendapat


akses listrik dan internet atau jaringan telepon, walaupun sudah ada, namun nyatanya
sistem operasional akses listrik dan internet atau telepon sering mengalami kendala dan
kurang diperhatikan perawatannya oleh pemerintah, karena itu masyarakat di wilayah
perbatasan negara kurang mendapatkan manfaat secara maksimal dari layanan yang
diberikan pemerintah tersebut. (kompasiana.com-Kurang Meratanya Pembangunan
Infrastruktur di Indonesia,diakses: 25-11-2020).

Selain itu, masyarakat Indonesia yang yang bertempat tinggal di wilayah


perbatasan negara ini juga rentan akan isu perpecahan atau pelepasan diri dari wilayah
NKRI, hal ini dimaksudkan seperti adanya peningkatan jumlah angka perpindahan

2
kewarganegaraan penduduk dari warga negara Indonesia menjadi warga negara
tetangga, baik itu secara hukum ataupun ilegal dan isu yang paling parah mengenai
gejala kesenjangan wilayah perbatasan Indonesia adalah isu Papua Merdeka yang
beberapa waktu lalu mulai digadang-gadang akan lahir kembali setelah diungkit
Vanuatu di Sidang Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu
lalu. Serta isu ini telah lama berkembang di masyarakat Indonesia terutama masyarakat
Papua yang dikarenakan layanan kesejahteraan masyarakat dari segala aspek belum
terjamin sepenuhnya oleh pemerintah. (pikiran-rakyat.com-Isu Papua Merdeka
Memanas Lagi Usai Dibela Vanuatu di PBB, Demo Tolak Otsus Disorot Media Asing,
diakses: 25-11-2020).

Menurut Zaenuddin Hudi Prasojo (2013: 418) isu-isu tentang dinamika


masyarakat lokal perbatasan di Indonesia adalah tema yang selayaknya mendapat
perhatian lebih serius dari berbagai pihak di Indonesia, baik oleh masyarakat di wilayah
perbatasan itu sendiri, pemerintah daerah perbatasan, dan pemerintah pusat di Jakarta
serta masyarakat Indonesia secara umum sebagai bagian dari masyarakat Internasional.
Setidaknya ada beberapa argumen yang mendukung pernyataan mengenai pentingnya
kajian masyarakat lokal di perbatasan.

Pertama, daerah perbatasan adalah wilayah strategis yang menjadi wajah sebuah
negara, dalam hal ini Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena wilayah-wilayah
tersebut menjadi pintu masuk bagi warga asing atau pihak luar lainnya yang
berkepentingan untuk masuk ke wilayah NKRI. Kedua, masyarakat perbatasan yang ada
di NKRI cenderung masuk dalam kategori masyarakat yang tertinggal dari berbagai
aspek pembangunan. Ketiga, kajian mengenai masyarakat lokal di wilayah-wilayah
perbatasan di Indonesia belum terlalu menggembirakan baik dari segi jumlah maupun
dari segi dampak hasil kajian yang berupa aksi kebijakan pasca kajian.

Berdasarkan poin-poin permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka makalah ini
akan menganalisis tentang peran pemerintah dalam menghadapi dan menyelesaikan
permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan NKRI
dengan harapan yaitu makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan

3
kepedulian pembaca terhadap kondisi masyarakat di wilayah perbatasan NKRI dan
dapat memberikan inspirasi kepada pemuda-pemudi calon pemimpin Indonesia di masa
depan untuk menjalankan sebuah amanah yang dipikul menjadi lebih baik demi
kemakmuran seluruh warga negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah dan Urgensi Pembahasan


Dari pembahasan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud membahas materi
yang terangkum dalam rumusan pembahasan sebagai berikut:

1. Apa saja bentuk dan faktor permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi
masyarakat perbatasan negara Indonesia?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan untuk pemerintah dan masyarakat Indonesia
dari permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah
perbatasan Indonesia?
3. Bagaimana upaya dan solusi untuk mengurangi permasalahan kesenjangan sosial
dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mampu memahami bentuk dan faktor permasalahan kesenjangan sosial dan


ekonomi masyarakat perbatasan negara Indonesia
2. Mampu mengetahui dampak yang ditimbulkan dari permasalahan kesenjangan
sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia.
3. Mampu mengetahui upaya dan solusi untuk mengurangi permasalahan
kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia.

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Teori Tentang Peran Pemerintah Pusat

Pemerintahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid V adalah sistem


penyelenggaraan kewenangan dan kekuasaan yang mengatur kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik suatu negara atau bagiannya. Menurut Max Boli Sabon dalam
bukunya Ilmu Negara (2019), Ernst Utrecht, seorang ilmuwan dan ahli hukum
Belanda menjelaskan, “Ada tiga definisi pemerintahan. Pemerintah dalam arti luas
mencakup badan legislatif, eksekutif dan yudikatif, termasuk semua badan yang
menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan dalam arti gabungan
dari badan negara bagian tertinggi atau satu badan negara bagian tertinggi yang
mengatur wilayah suatu negara. Contoh: Presiden, Raja, atau Sultan. Pemerintah
dalam arti Chief Executive (Presiden atau Perdana Menteri) bersama dengan para
menterinya sebagai organ pelaksana, yang disebut Dewan Menteri atau Kabinet.”

Sedangkan GS Diponolo dalam bukunya Ilmu Negara (1975) membagi


pengertian pemerintahan menjadi dua, yaitu pemerintahan dalam arti luas dan
pemerintahan dalam arti sempit. Pemerintah dalam arti luas adalah keseluruhan badan
yang mengatur negara dengan semua organisasinya, semua bagiannya, dan semua
pejabatnya. Mereka menjalankan tugas kenegaraan, dari pusat hingga daerah
terpencil. Termasuk badan swasta atau individu yang menjalankan pemerintahan
secara delegatif.

Pemerintah dalam arti sempit adalah badan pemerintahan yang terdiri dari
satu atau beberapa orang yang mempunyai peran memimpin dan menentukan dalam
tugas negara. Singkatnya, pemerintah adalah kepala negara beserta para menteri
yang biasa disebut kabinet. Di negara Indonesia, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014, Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang

5
memegang kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia dengan dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
(Kompas.com- “Pengertian Pemerintah, Beda antara Pemerintah Pusat dan
Pemda.”, diakses: 5-12-2020).
Kewenangan pemerintah pusat dilansir dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, urusan pemerintahan yang menjadi urusan
pemerintah pusat antara lain politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter dan
fiskal, agama, serta non agama. Selain itu, kewenangan pemerintah pusat lainnya
adalah:
 Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro.
 Dana perimbangan keuangan.
 Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara.
 Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia.
 Pendayagunaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya strategis.
 Konservasi dan standarisasi nasional.

B. Teori Tentang Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Kesenjangan bukanlah sebuah kejadian alamiah. Kesenjangan diciptakan


manusia, baik melalui kebijakan, institusi, keserakahan dalam akumulasi modal,
perburuan rente, maupun alasan lainnya. Kesenjangan juga bukan hanya persoalan
pendapatan, melainkan juga tentang kesempatan atau akses seseorang
mengaktualisasikan potensi terbaiknya. Kesenjangan, baik ekonomi maupun sosial
biasanya ada dalam bentuk seperti kewarganegaraan (Galbraith, Inequality: What
Everyone Needs to Know, 2016).

Kesenjangan sosial dan ekonomi merupakan sebuah gejala sosial masyarakat


baik di negara maju maupun negara berkembang dengan kuantitas dan kualitas yang
berbeda di setiap negara. Secara umum, kesenjangan sosial dan ekonomi adalah
suatu fenomena dan permasalahan yang memiliki beberapa perbedaan dalam konsep

6
dan pengertiannya. Seperti pandangan beberapa ahli tentang pengertian dari
kesenjangan sosial yaitu menurut Abad Badruzaman (2009), kesenjangan sosial
adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan
suatu perbedaan yang sangat mecolok. Atau dapat juga diartikan suatu keadaan
dimana orang kaya mempunyai kedudukan lebih tinggi dan lebih berkuasa dari pada
orang miskin.

Kemudian menurut Soerjono Soekanto, kesenjangan sosial merupakan suatu


ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. (gurupendidikan.co.id-kesenjangan
sosial, diakses: 5-12-2020). Dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa
Kesenjangan sosial adalah keadaan Kesenjangan sosial yang ada dalam masyarakat
yang menimbulkan perbedaan yang sangat mencolok. Perbedaan mencolok ini lebih
diartikan sebagai ketidakseimbangan (perbedaan) kualitas hidup antara “si kaya dan
si miskin”. (mediaindonesia.com-solusi mengatasi kesenjangan ekonomi, diakses:
06-12-2020).

Serta dalam kesenjangan sosial, antara orang kaya dan miskin sangatlah
dibedakan dalam aspek apapun. Ini mengingatkan kita tentang opini yang
menyatakan “Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”. Pernyataan opini
tersebut telah menggambarkan sikap egoisme, ketidakpedulian, dan hawa nafsu
dalam diri masyarakat terus menggeliat tidak bisa dihindari, namun pernyataan opini
tersebut sempat ditanggapi oleh Menteri Perencanaan dan Pembangunan (PPN)/
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, yang memastikan persepsi itu tidak
benar. “Semua orang menikmati kue ekonomi dari republik ini, akan tetapi kadarnya
yang berbeda. Lebih tepatnya ketika ekonomi tumbuh, ada kelompok masyarakat
yang sebut saja adalah orang kaya bisa meningkatkan pendapatannya dengan sangat
cepat. Sedangkan kelompok lainnya cenderung lambat. Rentang yang tercipta
disebut sebagai Kesenjangan atau rasio gini. Sebenarnya meskipun kita mengalami
kenaikan rasio gini atau pemburukan kesenjangan, sebenarnya semua kelompok
pendapatan dari yang 1% termiskin sampai dengan 1% yang terkaya itu semua

7
mengalami kenaikan meningkat. Jadi tidak ada istilah yang kaya makin kaya yang
miskin makin miskin, karena yang terjadi adalah semua membaik, bedanya adalah
perbaikan yang kaya itu jauh lebih cepat dari yang miskin.” (Jefriando, 2017. Dalam
detikFinance, diakses: 06-12-2020).

Kesenjangan ekonomi adalah sebuah keadaan Kesenjangan penghasilan


antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah sangat tinggi. Dalam konteks
kesenjangan ekonomi, para ekonom biasanya lebih tertarik pada tiga tipe
kesenjangan yaitu kesenjangan gaji, kesenjangan pendapatan, dan kesenjangan
kekayaan. Dalam terminologi lain, kesejangan ekonomi dapat dilihat dari berbagai
perspektif. Setiap perspektif memberikan wawasan mengenai sifat dasar, penyebab,
dan konsekuensinya terhadap kesenjangan ekonomi yang berbeda-beda
(Intenational Monetary Fund, 2014) .... (mediaindonesia.com-solusi mengatasi
kesenjangan ekonomi, diakses: 06-12-2020). Kesenjangan ekonomi bervariasi
tergantung masyarakat, waktu, struktur ekonomi, dan sistem. Istilah tersebut dapat
mengacu pada persebaran pendapatan atau kekayaan lintas lapisan masyarakat pada
waktu tertentu, atau pendapatan dan kekayaan seumur hidup dalam jangka panjang.
Ada beberapa indeks numerik untuk mengukur kesenjangan ekonomi. Di antara
metode pengukuran kesenjangan yang ada, koefisien Gini merupakan indeks yang
paling terkenal. (id.wikipedia.org-Kesenjangan_ekonomi, diakses: 06-12-2020).

Kesenjangan ekonomi tidak hanya terjadi antara si kaya dan si miskin,


Indonesia juga menghadapi kesenjangan pendapatan antardaerah. Dukungan
pemerintah terhadap pembangunan daerah tertinggal dan terpencil perlu ditingkatkan
agar daerah tersebut dapat berkembang. Contoh nyata ada di Indonesia bagian barat
dan Indonesia bagian timur. Dibandingkan dengan kawasan timur Indonesia,
perkembangan ekonomi kawasan barat Indonesia masih tergolong baik. Masalah
Kesenjangan ekonomi termasuk kesetaraan ekonomi, pengeluaran yang sama dan
kesempatan yang sama.

8
C. Teori Tentang Daerah Perbatasan

Daerah perbatasan adalah daerah daratan, laut dan udara di atasnya sepanjang
perbatasan bersama kedua negara, yang batas luas daerahnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan persetujuan kedua negara. Definisi perbatasan biasanya merupakan
garis pemisah antara dua negara berdaulat. Secara umum, wilayah perbatasan belum
mendapatkan perhatian yang layak mereka dapatkan. Minimnya fasilitas keamanan di
kawasan perbatasan menjadi salah satu bukti dari keadaan ini, jika dibiarkan maka
jumlah dan komposisi berbagai kegiatan di kawasan perbatasan akan berdampak pada
tingkat regional dan internasional.

Secara langsung maupun tidak langsung, hal tersebut biasanya merupakan


permasalahan yang disebabkan oleh ketimpangan sosial di masyarakat yang perlu
dihindari, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan. Penanganan
yang mungkin dilakukan adalah kebiasaan, tetapi jika menyangkut stabilitas dan
keamanan nasional, maka ini akan menjadi urusan pemerintah. Dalam kaitannya
dengan hal, ini Tri Peotranto dalam Buletin Puslitbang Strahan Balitbang Dephan
(2008, hlm. 4-6) menjelaskan nilai startegis daerah perbatasan perlu diperhatikan
pembinaanya, antara lain :
 Daerah perbatasan mempuyai pengaruh penting bagi kedaulatan negara.
 Daerah perbatasan merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan
sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
 Daerah perbatasan mempunyai keterkaitan yang saling memengaruhi dengan
kegiatan yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan dengan wilayah
maupun antar negara
 Daerah perbatasan mempunyai pengaruh terhadap kondisi pertahanan dan
keamanan baik skala regional maupun rasional.

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Bentuk dan Faktor Permasalahan Kesenjangan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di


Perbatasan Negara Indonesia

Menurut pemahaman ilmu sosiologi, permasalahan kesenjangan sosial memiliki


keterkaitan dengan permasalahan kesenjangan ekonomi. Ilmu sosiologi
mengelompokkan permasalahan kesenjangan ekonomi sebagai salah satu bentuk dari
permasalahan kesenjangan sosial di masyarakat. Hal ini dikarenakan kesenjangan
sosial dan kesenjangan ekonomi memiliki hubungan dan penyebab yang
berkesinambungan yaitu, dalam permasalahan kesenjangan sosial ada perbedaan status
sosial dalam masyarakat, status sosial ini muncul karena adanya stratifikasi dalam
masyarakat. Jadi, di dalam masyarakat memiliki tingakatan-tingakatannya dalam
beberapa bidang (seperti profesi, pendidikan, pendapatan, kesejahteraan, dll.).
Stratifikasi ini disebabkan karena adanya ketidakmerataan dari segala sesuatu yang
diperoleh setiap individu.

Contoh penyebabnya adalah tidak meratanya pendapatan dari setiap warga


negara Indonesia di setiap daerah, kemudian pembangunan yang tidak merata di setiap
wilayah Indonesia. Perolehan pendidikan masyarakat yang masih rendah, dengan
tingkat pendidikan yang rendah dan di dalam contoh tersebut terdapat poin-poin
permasalahan ekonomi yang juga menjadi akar permasalahan dari kesenjangan
ekonomi di Indonesia yang belum bisa berkurang. Perubahan sedikit saja pada kondisi
perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia dapat menimbulkan dampak pada
perubahan masyarakat dalam suatu negara tersebut. Oleh karena itu, permasalahan
kesenjangan ekonomi dikelompokkan kedalam bentuk-bentuk dari permasalahan
kesenjangan sosial.

10
Berikut 5 macam bentuk kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat secara umum
(dikutip dari blog.ruangguru.com/pengertian-dan-bentuk-Kesenjangan-sosial), yaitu:

1. Kesenjangan antara kondisi desa dan kota.


2. Kesenjangan kualitas sumber daya manusia
3. Kesenjangan ekonomi antargolongan di masyarakat
4. Kesenjangan penyebaran aset di kalangan swasta
5. Kesenjangan antar wilayah dan subwilayah dengan konsentrasi ekonomi yang
berpusat pada wilayah perkotaan.

Dari bentuk-bentuk kesenjangan sosial diatas yang menjadi permasalahan


dominan masyarakat di daerah perbatasan ada pada poin nomor 2 dan 5. Bukti
permasalahannya adalah kualitas sumber daya manusia di daerah perbatasan
Indonesia sangat minim, dimulai dari kualitas pendidikan yang masih rendah, karena
kurangnya sarana prasarana pendidikan seperti sekolah-sekolah banyak yang belum
dibangun dengan layak dan minimnya tenaga pendidik yang tersedia, bahkan karena
banyak kekurangan yang dialami masyarakat di perbatasan negara, para orang tua
disana merelakan anaknya untuk bersekolah di negara tetangga baik secara legal
maupun ilegal (tanpa sepengetahuan dinas pendidikan terkait penyekolahan di luar
negara).

Kemudian untuk nomor 5, karena perbedaan kondisi geografis serta sumber


daya alam dan manusia yang dimiliki oleh masing-masing wilayah. Akibatnya,
kemampuan suatu daerah dalam membangun pertumbuhan ekonomi wilayahnya juga
berbeda-beda. Namun, ketimpangan ini bisa semakin parah jika pemerintah hanya
berfokus pada pembangunan ekonomi di wilayah perkotaan saja. Wilayah terpencil
akan semakin terbelakang dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya juga akan
semakin buruk. Setiap bentuk kesenjangan sosial yang terjadi pasti memiliki berbagai
faktor-faktor penyebab.

11
Berikut adalah faktor-faktor penyebab permasalahan kesenjangan sosial
ekonomi di Indonesia secara umum (dikutip dari edukasi.kemdikbud.go.id/-Sehingga
kesenjangan kesenjangan sosial ekonomi,disebuah lingkungan wilayah tertentu),
yaitu :
a. Kondisi Demografi
Kondisi demografi berkaitan dengan masalah kependudukan, kondisi
demografi antara satu masyarakat dengan yang lainnya berbeda, perbedaan
tersebut berkaitan dengan:
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk kota lebih padat daripada penduduk desa, sehingga
permasalahan yang timbul di kota lebih kompleks daripada di desa.
Penduduk pulau Jawa lebih padat dibandingkan pulau-pulau yang lain.
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dapat ditinjau dari jumlah penduduk produktif
dan yang tidak produktif (anak-anak dan lansia) yang ada di wilayah
tersebut.
3. Persebaran penduduk
Persebaran penduduk yang tidak merata dialami Indonesia, Pulau
Jawa menjadi magnet yang luar biasa bagi warga Indonesia untuk
dapat mendapatkan pekerjaan yang layak.

b. Kondisi Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan juga
merupakan social elevator atau saluran mobilitas sosial bagi seseorang untuk
meningkatkan statusnya. Sukses tidaknya pembangunan di suatu negara juga
terletak pada kualitas SDM yang dimiliki. Ada perbedaan yang sangat
mencolok berkaitan dengan kondisi pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan
yang dinikmati masyarakat desa dan kota meliputi: fasilitas, kualitas, dan
mutu pendidikannya di desa masih minim, sedangkan di perkotaan sangat
memadai bahkan berlebihan.

12
c. Kondisi Ekonomi
Faktor ekonomi seringkali dianggap sebagai penyebab utama munculnya
kesenjangan sosial. Menurunnya pendapatan perkapita sebagai akibat
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi tanpa diimbangi peningkatan
produktivitas, rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental
tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kurang usaha, dan
ketidakmerataan pembangunan antar wilayah terlihat dengan adanya wilayah
yang maju dan wilayah tertinggal.

d. Kondisi Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah menyebabkan
tingkat dan kualitas kesehatan masyarakat berbeda. Pemenuhan atas fasilitas
kesehatan akan memengaruhi SDM di daerah setempat.

e. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial
ekonomi di masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa kemiskinan adalah
suatu suratan takdir, ada juga yang beranggapan bahwa kemiskinan dapat
terjadi karena seseorang tersebut malas, tidak kreatif dan tidak punya etos
kerja.

f. Kurangnya lapangan kerja


Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
perekonomian masyarakat. Sempitnya lapangan pekerjaan meningkatkan
jumlah pengangguran dan akan meningkatkan jumlah kasus kemiskinan
negara.
Faktor penyebab pengangguran :
1. Rendahnya kualitas SDM
2. Jumlah angkatan kerja yang tinggi

13
3. Kurang percaya diri menjadi pencipta lapangan kerja
4. Minimnya jumlah lapangan pekerjaan

g. Perbedaan status sosial di masyarakat


Perbedaan status sosial terjadi karena adanya pelapisan atau stratifikasi
sosial di masyarakat berdasarkan usia, kekuasaan, kekayaan serta kualitas
pribadi. Contoh realitas sosial di masyarakat menunjukkan kesenjangan
berdasarkan perbedaan status sosial:
1. Buruh dan majikan
2. Kualitas lulusan pendidikan SD, SMP, SMA, dan sarjana
3. Penguasa, tokoh partai politik dan rakyat
4. Kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah

Bentuk dan faktor penyebab permasalahan kesenjangan sosial ekonomi


yang sudah dijelaskan diatas, sangat relevan dengan keadaan nyata di daerah
perbatasan Indonesia. Di daerah perbatasan Indonesia terutama daerah-daerah
yang masuk menjadi daerah tertinggal menurut data tahun 2020 ini, masih menjadi
polemik yang belum terselesaikan. Banyak masyarakat daerah perbatasan yang
belum mendapatkan uluran tangan pemerintah secara maksimal, karena berbagai
penyebab salah satu penyebab dominannya adalah kendala medan atau kondisi
geografis yang tidak menungkinkan, seharusnya hal tersebut buksn menjadi
hambatan yang berat jika antara pemerintah dan masyarakat daerah perbatasan
Indonesia saling bergotong royong dan dari dalam pemerintah ada tekad yang kuat
untuk memanjukan masyarakatnya yang tinggal di perbatasan daerah. Inilah hal
yang membedakan antara kondisi masyarakat daerah perbatasan Indonesia dengan
masyarakat daerah perbatasan dari negara tetangga.

Masyarakat daerah perbatasan dari negara tetangga lebih makmur


kehidupannya dibandingkan dengan Indonesia (ini terlepas dari kondisi
perekonomian dan kesejahteraan rata-rata satu negara), pemerintah di negara

14
tetangga memiliki pandangan atau gagasan bahwa jika kita ingin dipandang baik
dan berkeadilan, maka sejahterakanlah daerah-daerah perbatasan dan pedalaman
secara intens dan bersamaan dengan daerah perkotaan atau ibukota dalam aspek
pembangunan nasional, kerja sama dan runtuhkan segala halangan yang
menghadang. Gagasan tersebut juga tidak hanya digerakan oleh pemerintahan
saja, melainkan hampir seluruh masyarakat dari segala daerah (di luar daerah
perbatasan dan pedalaman) saling bahu membahu membantu dengan tugas
sebagai relawan demi mewujudkan keadilan sosial bersama.

B. Dampak Permasalahan Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Masyarakat Perbatasan


Indonesia Untuk Pemerintah dan Masyarakat Secara Keseluruhan

Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan kesenjangan sosial ekonomi tentunya


merupakan dampak negatif, karena merupakan sebuah permasalahan yang menimbulkan
berbagai kerugian sangat besar.

a. Dampak bagi Masyarakat


1. Kemiskinan yang akan terus mengantui masa depan masyarakat, jika dari segi
kebijakan belum ada yang bisa memberi solusi masalah kemiskinan dan kurangnya
inovasi dan keinginan maju dari dalam masyarakat.
2. Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di dalam negeri, maka sebagian besar
masyarakat yang tidak mendapatkan pekerjaan tersebut akan mencari jalan pintas
demi tetap bertahan hidup, salah satunya menjadi seorang kriminal yang akan
menimbulkan ketidaktertiban dalam kehidupan masyarakat dan banyak
menimbulkan banyak keresahan. Serta bagi masyarakat di perbatasan negara yang
tidak mendapatkan pekerjaan di dalam negeri pasti akan mengadu nasib di negara
tetangga walaupun harus menjadi pekerja dengan upah minim dan bertaruh nyawa
di negara tetangga.
3. Karena kurangnya kesempatan untuk mendapatkan hak pendidikan bagi
masyarakat di daerah perbatasan, akan berdampak kepada kurangnya kualitas diri

15
(dalam masyarakat di daerah perbatasan) untuk bisa bersaing di dunia kerja yang
lebih kompeten baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan banyak kasus
masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan hanya bekerja menjadi buruh
lepas untuk masyarakat dari negara tetangga dengan upah minim dengan kata lain
suatu sistem perbudakkan secara tersirat telah dilakukan negara lain ke negara
Indonesia, karena minimnya kualitas diri masyarakat Indonesia yang tinggal di
perbatasan.
4. Menurunnya kualitas kesehatan penduduk di daerah perbatasan negara, karena
kurangnya fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan tenaga
kesehatan yang tersedia di daerah perbatasan negara, serta jika adapun lokasinya
sangat jauh dari permukiman penduduk di daerah perbatasan negara, sebab letak
dari layanan kesehatan biasanya tersedia di daerah perkotaannya bukan di
pedesaannya langsung. Menurunnya kualitas kesehatan penduduk di daerah
perbatasan negara juga akan menurunkan tingkat harapan hidup masyarakatnya
dan menurun produktivitas masyarakat, bahkan kondisi terburuknya, jika kondisi
kesehatan masyarakat perbatasan negara tidak ditangani dengan baik dan intens,
akan menimbulkan wabah besar di masyarakat.
5. Perbedaan keadaan secara sosial dan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan
negara akan menimbulkan dampak sosial yaitu konflik berupa perpecahan di dalam
masyarakat antara masyarakat yang masih mendukung pemerintah dengan
masyarakat yang beroposisi dengan pemerintah. Penyebab dari adanya masyarakat
oposisi pemerintah adalah karena kurangnya meratanya kesejahteraan dari layanan
yang diberikan pemerintah ataupun terkucilkan dari lingkungan masyarakat besar.
Konflik ini akan menimbulkan kerusuhan antar masyarakat bahkan dapat
menimbulkan berbagai kerugian baik materil maupun nyawa.

b. Dampak bagi Pemerintah


1. Masalah kesenjangan sosial dan ekonomi identik dengan peningkatan jumlah
angka kemiskinan dan pengangguran di masyarakat terutama pada
masyarakat perbatasan Indonesia. Angka kemiskinan dan pengangguran

16
yang terus meningkat dan tidak rampung diatasi, maka akan menimbulkan
berbagai dampak negatif bagi pemerintah, yaitu pendapatan perkapita negara
akan menurun dan pertumbuhan ekonomi negara akan mengalami
ketidakstabilan, karena kurangnya daya beli masyarkat di dalam negeri
sehingga perputaran keuntungan akan tersendat. Hal ini akan memengaruhi
aktivitas perekonomian pusat dan daerah di Indonesia. Pertama, aktivitas
ekspor impor ke luar negeri akan menurun, ketika aktivitas tersebut menurun
efeknya adalah kebutuhan pokok masyarakat tidak dapat terpenuhi
sepenuhnya, pengusaha-pengusaha di segala sektor akan mengalami
penurunan daya beli hingga kebangkrutan, dan kemungkinan besar hubungan
antar negara dalam lingkup regional atau internasional semakin jauh dan
terlepas, karena hubungan timbal balik tidak bisa didapatkan antar negara.
2. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di perbatasan Indonesia, kerena
ketidakterjangkauannya pembangunan infrastruktur pendidikan dan tenaga
pendidik menyebabkan kualitas SDM dari Indonesia belum bisa mencapai
standar kompeten untuk bersaing di dunia kerja dan memperoleh pekerjaan
yang layak demi kesejahteraannya dan negara. Untuk menutupi hal ini,
pemerintah harus mendatangkan SDM dari luar negeri demi percepatan
pembangunan dengan biaya yang besar dan terkesan sangat mubazir dan
bahkan dapat menjadi sebuah ancaman secara halus jika terus ditingkatkan
jumlah orang dan waktu kerjanya yang akan berdampak negatif bagi roda
pemerintahan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
3. Rendahnya tingkat kesehatan pada masyarakat di perbatasan negara
Indonesia, karena kurangnya keterjangkauan fasilitas layanan kesehatan
untuk masyarakat daerah terpencil, biaya yang mahal, kurangnya edujasi
tenyang pentingnya kesehatan, akan menimbulkan masalah besar bagi
pemerintah dan masyarakat Indonesia lain yang bukan tinggal di perbatasan.
Masalah serius yang akan ditimbulkan adalah mudahnya suatu penyakit yang
muncul tersebar dan menjadi sebuah wabah besar bagi seluruh masyarakat
Indonesia termasuk pemerintah.

17
4. Masalah kesenjangan sosial dan ekonomi yang terus membesar dan kurang
ditangani atau perhatikan oleh pemerintah atau masyarakat Indonesia lainnya
di luar perbatasan, akan menimbulkan perpecahan di antara masyarakat,
karena hal yang pertama masyarakat perbatasan akan banyak yang berpindah
kewarganegaraan menjadi warga negara tetangga demi mendapatkan
kehidupan yang lebih layak. Kedua, banyak masyarakat perbatasan yang
mudah terbujuk dengan isu-isu miring tentang buruknya pemerintahan
Indonesia dan ajakan untuk melawan pemerintah atau bahkan mengagas
sebuah pernyataan pelepasan diri dari Negara Indonesia atau pernyataan
untuk mendirikan sebuah negara mandiri (perpecahan). Hal ini merupakan
ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa yang berefek keruntuhan suatu
negara dalam jangka panjang.

C. Upaya dan Solusi Untuk Mengurangi Permasalahan Kesenjangan Sosial dan


Ekonomi Masyarakat di Wilayah Perbatasan Indonesia

Kunci dari keberhasilan suatu upaya dan solusi untuk mengurangi permasalahan
kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia adalah kerja
sama yang dibentuk antara pemerintah dan masyarakat dengan menjunjung persatuan dan
kesatuan bangsa dan toleransi yang harmonis sesama masyarakat Indonesia. Berikut ini
upaya dan solusi yang dapat dilakukan pemerintah pusat serta dengan bantuan masyarakat
Indonesia yang bukan tinggal di perbatasan untuk mengurangi permasalahan kesenjangan
sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia, yaitu:

1. Upaya untuk meminimalisasikan kemiskinan.


 Setiap daerah di Indonesia sudah diberikan wewenang otonomi daerah,
tujuan dari pemberian wewenang ini adalah salah satunya untuk
peningkatan mutu suatu daerah tersebut. Jadi, permasalahan kemiskinan
dan pengangguran tidak semata hanya dituntaskan oleh kebijakan dari

18
pemerintah pusat, mealinkan bisa dari pemerintah daerah. Seharusnya
pemerintah daerah dapat menggunakan wewenangnya secara luas
kepada seluruh masyarakatnya terutama masyarakat yang berada di
daerah perbatasan. Sediakanlah suatu badan khusus sebagai penghubung
dan komunikator antar masyarakat terpecil (dalam daerah pedalaman
atau daerah perbatasan). Agar memudahkan terbukanya akses untuk bisa
menjangkau dan meratakan pembangunan mayarakat disana.
 Dari pemerintahan pusat untuk mengatasi masalah kemiskinan dan
pengangguran telah cukup terlihat seperti penyedian layanan BPJS, KIS,
dan Kartu Pra-Kerja. Tinggal pelaksanaannya yang diawasi agar adil dan
merata hingga masyarakat di daerah perbatasan Negara Indonesia bisa
mendapatkan manfaatnya. Kerja sama antar pemerintah daerah dan
pemerintah pusat sangat diperlukan untuk mendistribusikan layanan
sosial ini mulai dari administrasi hingga ke penerimaan bantuan
langsungnya.
 Meminimalisasikan tindak KKN. Pemerintah telah membentuk suatu
lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia. Indonesia
telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK
dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Perlu
adanya penanaman kesadaran dan keberanian seluruh masyarakat
Indonesia untuk menyuarakan dan melaporkan segala jenis kasus yang
berkaitan dengan kkn.
 Pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat daerah perbatasan saling
bekerja sama untuk merealisasikan pembangunan dan pertumbuhan guna
meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi dan sosial, seperti
memberikan fasilitas dan pembekalan keahlian dalam mengelola sumber
daya alam daerahnya agar masyarakat daerah perbatasan dipandang baik
oleh negara tetangga, sehingga sistem perbudakkan secara tersirat yang
dilakukan negara tetangga akan terus berkurang bahkan hilang dan

19
masyarakat daerah perbatasan bisa mnejalin kerja sama dalam
perdagangan dll. Untuk meningkatkan kesejahterannya.

2. Upaya untuk menyamaratakan hak memperoleh pendidikan, kesehatan,


dan mengurangi pengangguran.
 Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama dalam penyaluran
pembangunan infrastruktur pendidikan, menyediakan tenaga pendidik
yang berkualitas dengan jaminan yang sesuai. Infrastruktur pendidikan
yang dibangun dan ditingkatkan kualitasnya dimulai dari pendidikan
sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, dan perkuliahan.
Setelah pembangunan berlangsung, masyarakat daerah perbatasan perlu
juga ditanamkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kualitas
diri. Serta secara bersama-sama selalu memelihara kualitas sarana dan
prasarana yang telah diberikan sebagai wujud cinta kepada bangsa
Indonesia.
 Selain pembangunan untuk pendidikan anak sekolah, pembangunan dan
penyediaan infrastruktur juga perlu dibenahi untuk pembekalan ilmu dan
keahlian untuk para angkatan kerja di daerah perbatasan, seperti
difasilitasi seperti penyediaan balai laithan kerja dengan tenaga pendidik
yang mumpuni dan ahli dalam bidangnya. Agar masyarakat daerah
perbatasan bisa memiliki daya saing yang kompeten untuk bekerja
disegala jenis lapangan pekerjaan.
 Dan untuk meningkatkan angka kesehatan masyarakat di daerah
perbatasan. Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama membangun
pelayanan kesehatan langsung di dekat permukiman masyarakat daerah
perbatasan, jika kondisi tidak memungkinkan untuk membangun
infrastruktur bidang kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas, maka
sebaiknya pemerintah daerah menyalurkan tenaga medis (termasuk
relawan dari inisiatif masyarakat luar daerah perbatasan) yang menetap
bersama masyarakat perbatasan untuk beberapa tahun dengan sistem

20
pergantian dan beserta peralatan medis yang bisa dimungkinkan untuk
dibawa. Agar masyarakat tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan
yang cukup walau keadaan yang tidak memungkinkan.
3. Upaya untuk mencegah konflik perpecahan antar masyarakat di daerah
perbatasan.
 Pencegahan ini dimulai dari penuntasan kesenjangan sosial dan ekonomi
dahulu hingga masyarakat perbatasan sudah benar-benar merasakan
adanya perubahan di daerahnya. Kemudian barulah pemerintah pusat dan
daerah dibantu dengan relawan bela negara untuk menanamkan edukasi
tentang sikap nasionalisme dan cinta tanah air kepada masyarakat daerah
perbatasan dari segala usia. Penanaman sikap ini bisa berupa aktivitas
fisik yang melambangkan nilai-nilai pancasila dan menyatu dengan
budaya sehari-hari masyarakat setempat serta dalam proses pembelajaran
bagi anak sekolah.

Dari penjelasan mengenai upaya dan solusi mengurangi permasalahan


kesenjangan sosial dan ekonomi diatas dapat kita ketahui bahwa ternyata banyak cara
untuk menyelesaikan permasalahan kesenjangan ini. Hanya dengan niat yang tulus,
toleransi (tidak mementingkan kebutuhan diri sendiri), rasa saling percaya, dan kerja
sama antara pemerintah dengan masyarakat di daerah perbatasan, upaya-upaya yang
telah direncanakan dan laksanakan untuk menuntaskan masalah kesenjangan ini akan
bisa berhasil dan kita dapat memajukan Indonesia ini menjadi suatu bangsa baik itu
seluruh warga negarannya.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat daerah perbatasan Indonesia


merupakan sebuah permasalahan yang sulit untuk dituntaskan serta memerlukan
proses yang panjang dalam penyelesaiannya.
2. Banyak bentuk dan faktor dari permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi di
masyarakat daerah perbatasan Indonesia yang menjadi penyebab lambannya
penuntasan masalah kesenjangan tersebut.
3. Dengan niat yang tulus, sikap toleransi (tidak mementingkan kebutuhan diri
sendiri), rasa saling percaya, dan kerja sama antara pemerintah dengan
masyarakat di daerah perbatasan, upaya-upaya yang telah direncanakan dan
laksanakan untuk menuntaskan permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi
di masyarakat daerah perbatasan Indonesia akan dapat berhasil.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan pembahasan di atas
adalah:

1. Agar masalah kesenjangan sosial dan ekonomi ini dapat tertuntaskan, kita
sebagai masyarakat Indonesia baik yang tinggal di daerah perbatasan atau
bukan tinggal di perbatasan, sebaiknya perlu membuka pikiran dan kepedulian
kita untuk berani bertindak dengan inisiatif demi kemajuan bangsa.
2. Supaya keadilan, kesejahteraan bisa terwujud serta merata adalah tanggung
jawab kita bersama maka mulailah dengan diri kita sendiri dengan peduli
dengan sesama.
3. Kinerja pemerintah harus terus ditingkatkan lagi, dan benar-benar
memperhatikan kondisi kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Agar setiap rakyat Indonesia dapat memiliki
penghidupan yang layak dan bertanggung jawab.

22
DAFTAR PUSTAKA

GuruPendidikan.com. https://www.gurupendidikan.co.id/kesenjangan-sosial/. Dipublikasikan


27 November 2019. Diakses 05-12-2020.

Jantisiana, Nur Mentari. 2016. Pandangan Nasionalisme Siswa SMA di Wilayah Perbatasan
Indonesia-Malaysia Dalam Mata Pelajaran Sejarah. Universitas Pendidikan
Indonesia.

Jefriando, 2017. Dalam detikFinance, Diakses: 06-12-2020.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia,


https://www.kemendesa.go.id/berita/view/detil/3261/ini-daerah-tertinggal-menurut-
perpres.Dipublikasikan 11 Mei 2020. Diakses 25-11-2020.

Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/09/121011669/pengertian
pemerintah-beda-antara-pemerintah-pusat-dan-pemda?page=all. Dipublikasikan 09
Desember 2019. Diakses 05-12-2020.

Kompasiana.com.https://www.kompasiana.com/522018032/5e3a303ad541df5b997fcf82/kur
ng-meratanya-pembangunan-infrastruktur-di-indonesia. Dipublikasikan 5 Februari
2020. Diakses 25-11-2020.

Mado, Lidiro,dkk. 2010. Mengelola Perbatasan Indonesia Di Dunia Tanpa Batas: Iso
Permasalahan Dari Pilihan Kebijakan.

MediaIndonesia.com https://mediaindonesia.com/humaniora/141570/solusi-mengatasi
kesenjangan-ekonomi. Dipublikasikan 20 Januari 2018. Diakses 06-12-2020.

PikiranRakyat.com. https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01784146/isu-papua
merdeka-memanas-lagi-usai-dibela-vanuatu-di-pbb-demo-tolak-otsus-disorot-media
asing. Dipublikasikan 29 September 2020. Diakses 25-11-2020.

repository.umy.ac.id. " kebijakan pemberdayaan masyarakat desa daerah perbatasan di


Kabupaten Sintang tahun 2015", diakses: 03-12-2020.

Wikipedia.https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_di_Indonesia_menurut_provinsi.
Dipublikasikan 19 Agustus 2017. Diakses 25-11-2020.

Wikipedia.https://id.wikipedia.org/wiki/Kesenjangan_ekonomi#:~:text=Kesenjangan%20eko
omi%2C%20biasa%20dikenal%20dengan,dalam%20populasi%2C%20atau%20anta%
20negara.&text=Ada%20beberapa%20indeks%20numerik%20untuk%20mengukur%2
0kesenjangan%20ekonomi. Dipublikasikan 11 November 2018. Diakses 06-12-2020.

23

Anda mungkin juga menyukai