Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peran Pemerintah
Pusat Menghadapi Kesenjangan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Perbatasan Indonesia ini
dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan tanpa adanya hambatan.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar
Pemerintahan yang diserahkan sebagai tugas individu. Selain itu, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai kondisi dan
permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di perbatasan Indonesia. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nunik Retno H, S.Sos, M.Si, selaku dosen
pembimbing dari mata kuliah Dasar-Dasar Pemerintahan atas bimbingannya selama periode
pembuatan makalah ini berlangsung dan dapat selesai tepat pada waktunya.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, diharapkan makalah ini dapat menjadi salah
satu sumber referensi dan sarana penambah wawasan untuk pembaca dari berbagai kalangan
agar dapat menciptakan sebuah inovasi baru untuk masa depan kelak. Penulis menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Atas
perhatian para pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah dan Urgensi Pembahasan ...............................................4
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................4
BAB II
KAJIAN TEORI ....................................................................................................5
A. Teori Tentang Peran Pemerintah Pusat ........................................................5
B. Teori Tentang Kesenjangan Sosial dan Ekonomi ........................................6
C. Teori Tentang Daerah Perbatasan.................................................................9
BAB III
PEMBAHASAN ..................................................................................................10
A. Bentuk dan Faktor Permasalahan Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Masyarakat di Perbatasan Negara Indonesia ..............................................10
B. Dampak Permasalahan Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Masyarakat
Perbatasan Indonesia Untuk Pemerintah dan Masyarakat Secara
Keseluruhan ................................................................................................15
C. Upaya dan Solusi Untuk Mengurangi Permasalahan Kesenjangan Sosial
dan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Perbatasan Indonesia .....................18
BAB IV
PENUTUP ............................................................................................................22
A. Kesimpulan .................................................................................................22
B. Saran ...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Tenggara Timur yang menjadi daerah perbatasan dengan negara Papua Nugini, filipina,
dan timor leste, termasuk dalam kategori sebagai daerah tertinggal berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun
2020-2024. (dikutip dari https://www.kemendesa.go.id /berita/view/detil/3261/ini-
daerah-tertinggal-menurut-perpres,diakses:25-11-2020). Kondisi memprihatinkan ini
disebabkan oleh perspektif masyarakat yang memosisikan daerah pedalaman atau
perbatasan sebagai daerah terbelakang dan kurang penting untuk diperjuagkan. Hal ini
mengartikan bahwa wilayah perbatasan negara yang seharusnya diposisikan dan
memiliki citra sebagai wajah depan negara yang secara langsung terlihat oleh negara
lain sekaligus menjadi gerbang masuk warga negara lain ke Indonesia dinyatakan gagal.
2
kewarganegaraan penduduk dari warga negara Indonesia menjadi warga negara
tetangga, baik itu secara hukum ataupun ilegal dan isu yang paling parah mengenai
gejala kesenjangan wilayah perbatasan Indonesia adalah isu Papua Merdeka yang
beberapa waktu lalu mulai digadang-gadang akan lahir kembali setelah diungkit
Vanuatu di Sidang Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu
lalu. Serta isu ini telah lama berkembang di masyarakat Indonesia terutama masyarakat
Papua yang dikarenakan layanan kesejahteraan masyarakat dari segala aspek belum
terjamin sepenuhnya oleh pemerintah. (pikiran-rakyat.com-Isu Papua Merdeka
Memanas Lagi Usai Dibela Vanuatu di PBB, Demo Tolak Otsus Disorot Media Asing,
diakses: 25-11-2020).
Pertama, daerah perbatasan adalah wilayah strategis yang menjadi wajah sebuah
negara, dalam hal ini Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena wilayah-wilayah
tersebut menjadi pintu masuk bagi warga asing atau pihak luar lainnya yang
berkepentingan untuk masuk ke wilayah NKRI. Kedua, masyarakat perbatasan yang ada
di NKRI cenderung masuk dalam kategori masyarakat yang tertinggal dari berbagai
aspek pembangunan. Ketiga, kajian mengenai masyarakat lokal di wilayah-wilayah
perbatasan di Indonesia belum terlalu menggembirakan baik dari segi jumlah maupun
dari segi dampak hasil kajian yang berupa aksi kebijakan pasca kajian.
Berdasarkan poin-poin permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka makalah ini
akan menganalisis tentang peran pemerintah dalam menghadapi dan menyelesaikan
permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan NKRI
dengan harapan yaitu makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
3
kepedulian pembaca terhadap kondisi masyarakat di wilayah perbatasan NKRI dan
dapat memberikan inspirasi kepada pemuda-pemudi calon pemimpin Indonesia di masa
depan untuk menjalankan sebuah amanah yang dipikul menjadi lebih baik demi
kemakmuran seluruh warga negara Indonesia.
1. Apa saja bentuk dan faktor permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi
masyarakat perbatasan negara Indonesia?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan untuk pemerintah dan masyarakat Indonesia
dari permasalahan kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah
perbatasan Indonesia?
3. Bagaimana upaya dan solusi untuk mengurangi permasalahan kesenjangan sosial
dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia?
4
BAB II
KAJIAN TEORI
Pemerintah dalam arti sempit adalah badan pemerintahan yang terdiri dari
satu atau beberapa orang yang mempunyai peran memimpin dan menentukan dalam
tugas negara. Singkatnya, pemerintah adalah kepala negara beserta para menteri
yang biasa disebut kabinet. Di negara Indonesia, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014, Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
5
memegang kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia dengan dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.
(Kompas.com- “Pengertian Pemerintah, Beda antara Pemerintah Pusat dan
Pemda.”, diakses: 5-12-2020).
Kewenangan pemerintah pusat dilansir dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, urusan pemerintahan yang menjadi urusan
pemerintah pusat antara lain politik luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter dan
fiskal, agama, serta non agama. Selain itu, kewenangan pemerintah pusat lainnya
adalah:
Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro.
Dana perimbangan keuangan.
Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara.
Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia.
Pendayagunaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya strategis.
Konservasi dan standarisasi nasional.
6
dan pengertiannya. Seperti pandangan beberapa ahli tentang pengertian dari
kesenjangan sosial yaitu menurut Abad Badruzaman (2009), kesenjangan sosial
adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan
suatu perbedaan yang sangat mecolok. Atau dapat juga diartikan suatu keadaan
dimana orang kaya mempunyai kedudukan lebih tinggi dan lebih berkuasa dari pada
orang miskin.
Serta dalam kesenjangan sosial, antara orang kaya dan miskin sangatlah
dibedakan dalam aspek apapun. Ini mengingatkan kita tentang opini yang
menyatakan “Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”. Pernyataan opini
tersebut telah menggambarkan sikap egoisme, ketidakpedulian, dan hawa nafsu
dalam diri masyarakat terus menggeliat tidak bisa dihindari, namun pernyataan opini
tersebut sempat ditanggapi oleh Menteri Perencanaan dan Pembangunan (PPN)/
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, yang memastikan persepsi itu tidak
benar. “Semua orang menikmati kue ekonomi dari republik ini, akan tetapi kadarnya
yang berbeda. Lebih tepatnya ketika ekonomi tumbuh, ada kelompok masyarakat
yang sebut saja adalah orang kaya bisa meningkatkan pendapatannya dengan sangat
cepat. Sedangkan kelompok lainnya cenderung lambat. Rentang yang tercipta
disebut sebagai Kesenjangan atau rasio gini. Sebenarnya meskipun kita mengalami
kenaikan rasio gini atau pemburukan kesenjangan, sebenarnya semua kelompok
pendapatan dari yang 1% termiskin sampai dengan 1% yang terkaya itu semua
7
mengalami kenaikan meningkat. Jadi tidak ada istilah yang kaya makin kaya yang
miskin makin miskin, karena yang terjadi adalah semua membaik, bedanya adalah
perbaikan yang kaya itu jauh lebih cepat dari yang miskin.” (Jefriando, 2017. Dalam
detikFinance, diakses: 06-12-2020).
8
C. Teori Tentang Daerah Perbatasan
Daerah perbatasan adalah daerah daratan, laut dan udara di atasnya sepanjang
perbatasan bersama kedua negara, yang batas luas daerahnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan persetujuan kedua negara. Definisi perbatasan biasanya merupakan
garis pemisah antara dua negara berdaulat. Secara umum, wilayah perbatasan belum
mendapatkan perhatian yang layak mereka dapatkan. Minimnya fasilitas keamanan di
kawasan perbatasan menjadi salah satu bukti dari keadaan ini, jika dibiarkan maka
jumlah dan komposisi berbagai kegiatan di kawasan perbatasan akan berdampak pada
tingkat regional dan internasional.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
Berikut 5 macam bentuk kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat secara umum
(dikutip dari blog.ruangguru.com/pengertian-dan-bentuk-Kesenjangan-sosial), yaitu:
11
Berikut adalah faktor-faktor penyebab permasalahan kesenjangan sosial
ekonomi di Indonesia secara umum (dikutip dari edukasi.kemdikbud.go.id/-Sehingga
kesenjangan kesenjangan sosial ekonomi,disebuah lingkungan wilayah tertentu),
yaitu :
a. Kondisi Demografi
Kondisi demografi berkaitan dengan masalah kependudukan, kondisi
demografi antara satu masyarakat dengan yang lainnya berbeda, perbedaan
tersebut berkaitan dengan:
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk kota lebih padat daripada penduduk desa, sehingga
permasalahan yang timbul di kota lebih kompleks daripada di desa.
Penduduk pulau Jawa lebih padat dibandingkan pulau-pulau yang lain.
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dapat ditinjau dari jumlah penduduk produktif
dan yang tidak produktif (anak-anak dan lansia) yang ada di wilayah
tersebut.
3. Persebaran penduduk
Persebaran penduduk yang tidak merata dialami Indonesia, Pulau
Jawa menjadi magnet yang luar biasa bagi warga Indonesia untuk
dapat mendapatkan pekerjaan yang layak.
b. Kondisi Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan juga
merupakan social elevator atau saluran mobilitas sosial bagi seseorang untuk
meningkatkan statusnya. Sukses tidaknya pembangunan di suatu negara juga
terletak pada kualitas SDM yang dimiliki. Ada perbedaan yang sangat
mencolok berkaitan dengan kondisi pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan
yang dinikmati masyarakat desa dan kota meliputi: fasilitas, kualitas, dan
mutu pendidikannya di desa masih minim, sedangkan di perkotaan sangat
memadai bahkan berlebihan.
12
c. Kondisi Ekonomi
Faktor ekonomi seringkali dianggap sebagai penyebab utama munculnya
kesenjangan sosial. Menurunnya pendapatan perkapita sebagai akibat
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi tanpa diimbangi peningkatan
produktivitas, rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental
tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kurang usaha, dan
ketidakmerataan pembangunan antar wilayah terlihat dengan adanya wilayah
yang maju dan wilayah tertinggal.
d. Kondisi Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah menyebabkan
tingkat dan kualitas kesehatan masyarakat berbeda. Pemenuhan atas fasilitas
kesehatan akan memengaruhi SDM di daerah setempat.
e. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial
ekonomi di masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa kemiskinan adalah
suatu suratan takdir, ada juga yang beranggapan bahwa kemiskinan dapat
terjadi karena seseorang tersebut malas, tidak kreatif dan tidak punya etos
kerja.
13
3. Kurang percaya diri menjadi pencipta lapangan kerja
4. Minimnya jumlah lapangan pekerjaan
14
tetangga memiliki pandangan atau gagasan bahwa jika kita ingin dipandang baik
dan berkeadilan, maka sejahterakanlah daerah-daerah perbatasan dan pedalaman
secara intens dan bersamaan dengan daerah perkotaan atau ibukota dalam aspek
pembangunan nasional, kerja sama dan runtuhkan segala halangan yang
menghadang. Gagasan tersebut juga tidak hanya digerakan oleh pemerintahan
saja, melainkan hampir seluruh masyarakat dari segala daerah (di luar daerah
perbatasan dan pedalaman) saling bahu membahu membantu dengan tugas
sebagai relawan demi mewujudkan keadilan sosial bersama.
15
(dalam masyarakat di daerah perbatasan) untuk bisa bersaing di dunia kerja yang
lebih kompeten baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan banyak kasus
masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan hanya bekerja menjadi buruh
lepas untuk masyarakat dari negara tetangga dengan upah minim dengan kata lain
suatu sistem perbudakkan secara tersirat telah dilakukan negara lain ke negara
Indonesia, karena minimnya kualitas diri masyarakat Indonesia yang tinggal di
perbatasan.
4. Menurunnya kualitas kesehatan penduduk di daerah perbatasan negara, karena
kurangnya fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan tenaga
kesehatan yang tersedia di daerah perbatasan negara, serta jika adapun lokasinya
sangat jauh dari permukiman penduduk di daerah perbatasan negara, sebab letak
dari layanan kesehatan biasanya tersedia di daerah perkotaannya bukan di
pedesaannya langsung. Menurunnya kualitas kesehatan penduduk di daerah
perbatasan negara juga akan menurunkan tingkat harapan hidup masyarakatnya
dan menurun produktivitas masyarakat, bahkan kondisi terburuknya, jika kondisi
kesehatan masyarakat perbatasan negara tidak ditangani dengan baik dan intens,
akan menimbulkan wabah besar di masyarakat.
5. Perbedaan keadaan secara sosial dan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan
negara akan menimbulkan dampak sosial yaitu konflik berupa perpecahan di dalam
masyarakat antara masyarakat yang masih mendukung pemerintah dengan
masyarakat yang beroposisi dengan pemerintah. Penyebab dari adanya masyarakat
oposisi pemerintah adalah karena kurangnya meratanya kesejahteraan dari layanan
yang diberikan pemerintah ataupun terkucilkan dari lingkungan masyarakat besar.
Konflik ini akan menimbulkan kerusuhan antar masyarakat bahkan dapat
menimbulkan berbagai kerugian baik materil maupun nyawa.
16
yang terus meningkat dan tidak rampung diatasi, maka akan menimbulkan
berbagai dampak negatif bagi pemerintah, yaitu pendapatan perkapita negara
akan menurun dan pertumbuhan ekonomi negara akan mengalami
ketidakstabilan, karena kurangnya daya beli masyarkat di dalam negeri
sehingga perputaran keuntungan akan tersendat. Hal ini akan memengaruhi
aktivitas perekonomian pusat dan daerah di Indonesia. Pertama, aktivitas
ekspor impor ke luar negeri akan menurun, ketika aktivitas tersebut menurun
efeknya adalah kebutuhan pokok masyarakat tidak dapat terpenuhi
sepenuhnya, pengusaha-pengusaha di segala sektor akan mengalami
penurunan daya beli hingga kebangkrutan, dan kemungkinan besar hubungan
antar negara dalam lingkup regional atau internasional semakin jauh dan
terlepas, karena hubungan timbal balik tidak bisa didapatkan antar negara.
2. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di perbatasan Indonesia, kerena
ketidakterjangkauannya pembangunan infrastruktur pendidikan dan tenaga
pendidik menyebabkan kualitas SDM dari Indonesia belum bisa mencapai
standar kompeten untuk bersaing di dunia kerja dan memperoleh pekerjaan
yang layak demi kesejahteraannya dan negara. Untuk menutupi hal ini,
pemerintah harus mendatangkan SDM dari luar negeri demi percepatan
pembangunan dengan biaya yang besar dan terkesan sangat mubazir dan
bahkan dapat menjadi sebuah ancaman secara halus jika terus ditingkatkan
jumlah orang dan waktu kerjanya yang akan berdampak negatif bagi roda
pemerintahan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
3. Rendahnya tingkat kesehatan pada masyarakat di perbatasan negara
Indonesia, karena kurangnya keterjangkauan fasilitas layanan kesehatan
untuk masyarakat daerah terpencil, biaya yang mahal, kurangnya edujasi
tenyang pentingnya kesehatan, akan menimbulkan masalah besar bagi
pemerintah dan masyarakat Indonesia lain yang bukan tinggal di perbatasan.
Masalah serius yang akan ditimbulkan adalah mudahnya suatu penyakit yang
muncul tersebar dan menjadi sebuah wabah besar bagi seluruh masyarakat
Indonesia termasuk pemerintah.
17
4. Masalah kesenjangan sosial dan ekonomi yang terus membesar dan kurang
ditangani atau perhatikan oleh pemerintah atau masyarakat Indonesia lainnya
di luar perbatasan, akan menimbulkan perpecahan di antara masyarakat,
karena hal yang pertama masyarakat perbatasan akan banyak yang berpindah
kewarganegaraan menjadi warga negara tetangga demi mendapatkan
kehidupan yang lebih layak. Kedua, banyak masyarakat perbatasan yang
mudah terbujuk dengan isu-isu miring tentang buruknya pemerintahan
Indonesia dan ajakan untuk melawan pemerintah atau bahkan mengagas
sebuah pernyataan pelepasan diri dari Negara Indonesia atau pernyataan
untuk mendirikan sebuah negara mandiri (perpecahan). Hal ini merupakan
ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa yang berefek keruntuhan suatu
negara dalam jangka panjang.
Kunci dari keberhasilan suatu upaya dan solusi untuk mengurangi permasalahan
kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia adalah kerja
sama yang dibentuk antara pemerintah dan masyarakat dengan menjunjung persatuan dan
kesatuan bangsa dan toleransi yang harmonis sesama masyarakat Indonesia. Berikut ini
upaya dan solusi yang dapat dilakukan pemerintah pusat serta dengan bantuan masyarakat
Indonesia yang bukan tinggal di perbatasan untuk mengurangi permasalahan kesenjangan
sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia, yaitu:
18
pemerintah pusat, mealinkan bisa dari pemerintah daerah. Seharusnya
pemerintah daerah dapat menggunakan wewenangnya secara luas
kepada seluruh masyarakatnya terutama masyarakat yang berada di
daerah perbatasan. Sediakanlah suatu badan khusus sebagai penghubung
dan komunikator antar masyarakat terpecil (dalam daerah pedalaman
atau daerah perbatasan). Agar memudahkan terbukanya akses untuk bisa
menjangkau dan meratakan pembangunan mayarakat disana.
Dari pemerintahan pusat untuk mengatasi masalah kemiskinan dan
pengangguran telah cukup terlihat seperti penyedian layanan BPJS, KIS,
dan Kartu Pra-Kerja. Tinggal pelaksanaannya yang diawasi agar adil dan
merata hingga masyarakat di daerah perbatasan Negara Indonesia bisa
mendapatkan manfaatnya. Kerja sama antar pemerintah daerah dan
pemerintah pusat sangat diperlukan untuk mendistribusikan layanan
sosial ini mulai dari administrasi hingga ke penerimaan bantuan
langsungnya.
Meminimalisasikan tindak KKN. Pemerintah telah membentuk suatu
lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia. Indonesia
telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK
dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Perlu
adanya penanaman kesadaran dan keberanian seluruh masyarakat
Indonesia untuk menyuarakan dan melaporkan segala jenis kasus yang
berkaitan dengan kkn.
Pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat daerah perbatasan saling
bekerja sama untuk merealisasikan pembangunan dan pertumbuhan guna
meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi dan sosial, seperti
memberikan fasilitas dan pembekalan keahlian dalam mengelola sumber
daya alam daerahnya agar masyarakat daerah perbatasan dipandang baik
oleh negara tetangga, sehingga sistem perbudakkan secara tersirat yang
dilakukan negara tetangga akan terus berkurang bahkan hilang dan
19
masyarakat daerah perbatasan bisa mnejalin kerja sama dalam
perdagangan dll. Untuk meningkatkan kesejahterannya.
20
pergantian dan beserta peralatan medis yang bisa dimungkinkan untuk
dibawa. Agar masyarakat tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan
yang cukup walau keadaan yang tidak memungkinkan.
3. Upaya untuk mencegah konflik perpecahan antar masyarakat di daerah
perbatasan.
Pencegahan ini dimulai dari penuntasan kesenjangan sosial dan ekonomi
dahulu hingga masyarakat perbatasan sudah benar-benar merasakan
adanya perubahan di daerahnya. Kemudian barulah pemerintah pusat dan
daerah dibantu dengan relawan bela negara untuk menanamkan edukasi
tentang sikap nasionalisme dan cinta tanah air kepada masyarakat daerah
perbatasan dari segala usia. Penanaman sikap ini bisa berupa aktivitas
fisik yang melambangkan nilai-nilai pancasila dan menyatu dengan
budaya sehari-hari masyarakat setempat serta dalam proses pembelajaran
bagi anak sekolah.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Agar masalah kesenjangan sosial dan ekonomi ini dapat tertuntaskan, kita
sebagai masyarakat Indonesia baik yang tinggal di daerah perbatasan atau
bukan tinggal di perbatasan, sebaiknya perlu membuka pikiran dan kepedulian
kita untuk berani bertindak dengan inisiatif demi kemajuan bangsa.
2. Supaya keadilan, kesejahteraan bisa terwujud serta merata adalah tanggung
jawab kita bersama maka mulailah dengan diri kita sendiri dengan peduli
dengan sesama.
3. Kinerja pemerintah harus terus ditingkatkan lagi, dan benar-benar
memperhatikan kondisi kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Agar setiap rakyat Indonesia dapat memiliki
penghidupan yang layak dan bertanggung jawab.
22
DAFTAR PUSTAKA
Jantisiana, Nur Mentari. 2016. Pandangan Nasionalisme Siswa SMA di Wilayah Perbatasan
Indonesia-Malaysia Dalam Mata Pelajaran Sejarah. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/09/121011669/pengertian
pemerintah-beda-antara-pemerintah-pusat-dan-pemda?page=all. Dipublikasikan 09
Desember 2019. Diakses 05-12-2020.
Kompasiana.com.https://www.kompasiana.com/522018032/5e3a303ad541df5b997fcf82/kur
ng-meratanya-pembangunan-infrastruktur-di-indonesia. Dipublikasikan 5 Februari
2020. Diakses 25-11-2020.
Mado, Lidiro,dkk. 2010. Mengelola Perbatasan Indonesia Di Dunia Tanpa Batas: Iso
Permasalahan Dari Pilihan Kebijakan.
MediaIndonesia.com https://mediaindonesia.com/humaniora/141570/solusi-mengatasi
kesenjangan-ekonomi. Dipublikasikan 20 Januari 2018. Diakses 06-12-2020.
PikiranRakyat.com. https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01784146/isu-papua
merdeka-memanas-lagi-usai-dibela-vanuatu-di-pbb-demo-tolak-otsus-disorot-media
asing. Dipublikasikan 29 September 2020. Diakses 25-11-2020.
Wikipedia.https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_di_Indonesia_menurut_provinsi.
Dipublikasikan 19 Agustus 2017. Diakses 25-11-2020.
Wikipedia.https://id.wikipedia.org/wiki/Kesenjangan_ekonomi#:~:text=Kesenjangan%20eko
omi%2C%20biasa%20dikenal%20dengan,dalam%20populasi%2C%20atau%20anta%
20negara.&text=Ada%20beberapa%20indeks%20numerik%20untuk%20mengukur%2
0kesenjangan%20ekonomi. Dipublikasikan 11 November 2018. Diakses 06-12-2020.
23