Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

PERAN PEMERINTAH DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM


PEMBANGUNAN DESA DI DESA SUWUG, KECAMATAN SAWAN,
KABUPATEN BULELENG

KOMANG WAHYU NURANI


019.4.0005

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS PANJI SAKTI
SINGARAJA
2022

~1~
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas limpahan rakhmat dan asung kerta wara nugrahanya
penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul PERAN PEMERINTAH DAN
MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA SUWUG
KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG dapat diselesaikan dengan
tepat waktu.
Tersusunnya proposal ini bukanlah hasil pemikiran sendiri, akan tetapi
berkat dan dukungan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sedalam dalamnya kepada bapak Drs Dewa Made Joni
Ardana,M.Si selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian Administasi, serta rekan-
rekan yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan penelitian ini. Akhir
kata semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
proposal ini.
Om Shanti,Shanti,Shanti,Om

Suwug, 01 Juni 2022


Penulis

~2~
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................7
1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................................................8
BAB II..............................................................................................................................10
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................21
METODE PENELITIAN.................................................................................................21
Jenis Penelitian.............................................................................................................21
Informan.......................................................................................................................21
Sumber Data.................................................................................................................22
Fokus penelitian...........................................................................................................23
Lokasi penelitian..........................................................................................................23
Metode pengumpulan data...........................................................................................23
Teknik pengujian dan keabsahan data..........................................................................24
Metode analisis data.....................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

~3~
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan masyarakat desa merupakan gerakan pembangunan yang
didasarkan atas peran serta swadaya gotong royong masyarakat. Atas dasar

~4~
tersebut maka kesadaran, peran serta dan swadaya masyarakat perlu
ditingkatkan agar partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan dirasakan
sebagai suatu kewajiban bersama (Umboh,2004). Dengan partisipasi dan
peran serta bukan berarti masyarakat itu hanya berfungsi untuk memberikan
dukungan serta keikutsertaan dalam proses pembangunan tetapi juga
menikmat hasil hasil pembangunan itu sendiri. Dengan demikian akan
tercipta sense of belongimg and sense of responsibility dalam proses
pembangunan menuju tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan.

Partisipasi masyarakat merupakan modal utama dalam upaya mencapai


sasaran program pemerintah di seluruh wilayah Indonesia. Keberhasilan
dalam pelaksanaan pmbangunan tidak semata mata berdasar pada
kemampuan aparatur pemerintah tapi juga upaya dalam mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi di pelaksanaan program
pembangunan.

Menurut Raharjo (2006) suatu masyarakat dikatakan belum sejahtera


jika suatu kondisi seseorang atau kelompok masyarakat masih mengalami
berbagai kekurangan baik secara material maupun spiritual menuju hidup
yang layak bagi manusia.

Di dalam pelaksanaan suatu pembangunan, masyarakat adalah obyek


sekaligus subyek serta menjadi sasaran dari pembangunan, namun dalam
praktiknya pemerintahlah yang paling dominan sebagai unsur pelaksana
utama dalam pembangunan itu.

Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa peranan pemerintah desa selaku


apparat pemerintah terendah yang langsung dibawah camat, sebagai ujung
tombak dalam pelaksanaan pembangun yang berhadapan langsung dengan
masyarakat yang ada diwilayahnya dan sangat besar artinya bagi tujuan
pembangunan nasional.

~5~
Dalam menjalankan tugasnya pemerintah dibantu oleh perangkat desa
lainnya. Dalam menjalankan program pembangunan dan kemasyarakatan di
wilayahnya, kepala desa memerlukan bantuan dari seluruh masyarakat
disamping kemampuan yang dimiliki oleh pemerintah atau kepala desa itu
sendiri.

Pembangunan di wilayah tertentu, tidak lepas dari peran serta seluruh


pihak dalam wilayah tersebut. Hal ini penting ketika perubahan dalam suatu
wilayah akan berdampak langsung terhadap keseluruhan komponen yang ada
diwilayah tersebut termasuk didalamnya adalah masyarakat. Berbagai bentuk
kemunduran atau kemajuan yang terjadi akan berdampak pada kesejahteraan
dan kepuaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut, sehingga untuk
memperbesar peluang kemajuan, posisi masyarakat sangat strategis dalam
pembangunan sebuah wilayah.

Namun, permasalahannya sekarang adalah apakah masyarakat secara


sukarela ingin dan mampu berpartisipasi dalam sebuah pembangunan di
wilayahnya. Tentunya ada beberapa factor yang mempengaruhi bentuk dan
jenis keterlibatan masyarakat dalam sebuah pembangunan misalnya tidak
tersedianya ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi, ataupun seberapa
besar masyarakat peduli terhadap pembangunan yang terjadi di wilayahnya.
Untuk itu dibutuhkan actor lainnya dalam mempengaruhi besar tidaknya
partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat yaitu pemerintah diwilayah
tersebut. Sebagai sebuah institusi yang memiliki otoritas legal dalam
mengatur wilayahnya, pemerintah memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat.

Hal ini cukup penting ketika dalam banyak kasus tingkat partisipasi
masyarakat tidak bergantung pada dari ruang yang disediakan oleh
pemerintah. Ada banyak ruang lainnya, dimana masyarakat mampu
berpartispasi diluar jangkauan pemerntah namun masih dilindungi oleh
peraturan perundangan ataupun pembangunan fasilitas umum bersama secara

~6~
swadaya. Pemerintah desa dianggap sebaai bentuk pemerintahan terendah
dalam system pemerintahan di Indonesia.

Sebagai bentuk pemerintah yang memiliki keterbatasan dari segi luas


wilayah serta populasi dibandingkan tingkat pemerintahan kecamatan,
kabupaten dan provinsi, akan berakibat terjangkaunya akses masyarakat
ditingkat pemerintahan desa. Kondisi ini dapat berakibat pula pada tingkat
partisipasi masyarakat dan mudahnya pemerintahan desa untuk melibatkan
masyarakat dalam pembangunan wilayah desa.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Peran Pemerintah dan Masyarakat Dalam
Pembangunan Desa di Desa Suwug, Kecamatan Sawan, Kabupaten
Buleleng.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah pokok pada penelitian ini yaitu :

Apa saja bentuk bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa


Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng?

Apa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam


pembangunan di Desa Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

Bagaimana Peranan Pemerintah Desa dalam meningkatkan partispasi masyarakat


dalam pembangunan di Desa Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apa saja bentuk bentuk partisipasi masyarakat dalam


pembangunan di Desa Suwug, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng

~7~
Untuk mengetahui apa saja faktor faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat di Desa Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng.

Untuk mengetahui bagaimana peranan Pemerintah Desa untuk meningkatkan


partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Suwug Kecamatan
Sawan Kabupaten Buleleng.

1.4 Kegunaan Penelitian


Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :

Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi


perkembangan partisipasi masyarakat khususnya mengenai bagaimana
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Desa Suwug
Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng

Secara praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan input bagi Pemerintah Desa Suwug
Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa di Desa Suwug Kecamatan Sawan
Kabupaten Buleleng sebagaimana tujuan dari pembangunan desa adalah
untuk pemerataan kesejateraan penduduk desa.

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peneliti
lebih lanjut dengan kajian lebih mendalam di bidang Sumber Daya Manusia.

~8~
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Pengertian Partisipasi Masyarakat

Partisipasi dan masyarakat merupakan dua kalimat yang memiliki pengertian


tersendiri, untuk lebih jelasnya maka penulis dapat merumuskan sebagai berikut :
Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh masyarakat dalam memecahkan

~9~
permasalahan permasalahan masyarakat. Partisipasi masyarakat di bidang
pembangunan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan.
Ketercapaian pembangunan yang ingin disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakatnya,diperlukan adanya partisipasi dalam pembangunan tersebut.
Kebijakan yang dibuat pemerintah juga harus dapat mengikutsertakan masyarakat
untuk dapat mengikutsertakan masyarakat untuk ikut ambil dalam kebijakan
pemerintah, sehingga kebijakan yang dibuat pemerintah dapat tepat sasaran dan
bermanfaat bagi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk
keikutsertaan masyarakat dalam sembuah pembangunan maupun kebijakan dari
pemerintah. Partisipasi dari masyarakat dalam pembangunan maupun kebijakan
pemerintah akan mempermudah pemerintah untuk lebih memahami aspirasi dari
masyarakat.
Sastrod Ipoetra (dalam Rohman,dkk, 2009: 46) menyatakan “partisipasi
adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang disertai kesadaran dan tanggung
jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan bersama”
Sedangkan Nyoman Sumaryadi (2010:46) berpendapat: Partisipasi merupakan
sikap keterbukaan terhadap persepsi dan perasaan pihak lain.
Partisipasi berarti perhatian mendalam mengenai perbedaan dan perubahan
yang akan dihasilkan dalam suatu pembangunan sehubungan dengan kehidupan
masyarakat. Partisipasi merupakan kesadaran mengenai kontribusi yang dapat
diberikan oleh pihak pihak lain untuk suatu kegiatan. Partisipasi adalah suatu
konsep dalam pengembangan masyarakat, digunakan secara umum dan luas.
Patisipasi adalah sebuah konsep sentral, dan prinsip dasar dari pengembangan
masyarakat karena diantara banyak hal, partisipasi terkait erat dengan gagasan
HAM (Jim Ife,2008:295).
Partisipasi anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam
pembangunan meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan
(implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan didalam masyarakat
local. Partisipasi atau peran serta dalam pembangunan (pedesaan) merupakan
aktualisasi dari kesediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban
dan berkontribusi dalam implementasi program yang dilaksanakan (Rajardjo,
2006:34).
Partisipasi masyarakat berarti adanya keterlibatan masyarakat biasa dalam
urusan-urusan setempat secara langsung. Midgley memperjelas pengertian
partisipasi masyarakat ini dengan mengacu pada awal 1970an, pencapaian peluang
yang memungkinkan semua masyarakat untuk berkontribusi secara aktif dalam
proses pembangunan dan mempengaruhinya serta menikmati manfaat
pembangunan tersebut secara merata. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
dapat terlihat berdasarkan tahapan tertentu mulai dari tanpa adanya partisipasi
masyarakat hingga partisipasi masyarakat secara penuh. Keterlibatan masyarakat

~ 10 ~
dalam sebuah pembangunan, tentunya untuk menggali potensi yang dimiliki oleh
masyarakat agar tercipta pembangunan seperti yang masyarakat harapkan.
Bentuk bentuk partisipasi

Partisipasi dari berbagai pengertian konsep kemudian dapa dibedakan menjadi


beberapa bentuk. Menurut Davis seperti yang dikutip oleh Sastropoetro (1988:16),
mengemukakan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihat sebagai berikut
yaitu :
Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa. Arenstein dalam panudju (1999:69-76)
yaitu konsultasi mengundang opini masyarakat kemudian memberikan
informasi kepada masyarakat yang merupakan Langkah penting menuju
partisipasi penuh dari masyarakat. Akan tetapi penilaian masyarakat tentang
keberhasilannya rendah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan
ide masyarakat akan diperhatikan. Metode yang sering dipergunakan adalah
survey tentang arah piker masyarakat, pertemuan lingkungan masyarakat dan
dengar pendapat dengan masyarakat.

Sumbangan spontan berupa barang.

Mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan donornya berasal dari


sumbangan individu atau instansi yang berada diluar lingkungan tertentu
(dermawan,pihak ketiga).

(biasanya diputuskan oleh rapat komuniti, antara lain rapat desa yang
menentukan anggarannya).

Sumbangan dalam bentuk kerja yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli
setempat.

Mengadakan pembangunan dikalangan keluarga desa sendiri.

Membangun proyek komuniti yang bersifat otonom.

Adapun tingkatan partisipasi menurut Arenstein adalah :


Kekuasaan masyarakat, yang terdiri dari pengawasan masyarakat, pendelegasian
kekuasaan dan kemitraan.

Takonisme, yang terdiri dari peredaman kemarahan dan konsultasi (partisipasi


semu)

Partisipasi semu adalah partisipasi yang digunakan oleh orang luar atau
kelompok elit untuk maksud dan tujuan sendiri dan sementara masyarakat
hanya dijadikan sebagai obyek. Dalam implementasinya berupa mobilisasi

~ 11 ~
masyarakat dengan tujuan untuk memanipulasi seolah olah masyarakat telah
ikut berpartisipasi dengan tujuan agar program yang dirumuskan oleh
pengambil kebijakan mendapat legitimasi, model pendekatan yang sering
dilakukan adalah dengan pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk terlibat
dalam perencanaan agar dapat menentramkan masyarakat tetapi
keputusannya tetap berada ditangan pemerintah, model ini mengandung
terapi seolah olah masyarakat tidak tahu apa apa dan haus percaya terhadap
apa yang diputuskan oleh pemerintah.

Non partisipasi , terdiri dari therapy dan manipulasi.

Kemudian Davis juga mengemukakan jenis jenis partisipasi masyarakat seperti


yang dikutip oleh Sastropoetro (1988:16) yaitu sebagai berikut :
Pikiran/ psychology participation

Tenaga/ physical participation

Pikiran dan tenaga/ psychology dan physical participation

Keahlian/ participation with skill

Barang/ material participation

Finansial

Konsep partisipasi masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk memberikan


suatu kesempatan dan wewenang yang lebih luas kepada masyarakat untuk bersama
sama memecahkan berbagai persoalan. Partisipasi masyarakat bertujuan untuk
mencari solusi permasalahan yang lebih baik dalam suatu komunitas dengan
membuka lebih banyak kesempatan bagi warga untuk ikut memberikan kontribusi
sehingga implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efisien dan berkelanjutan.
Arnstein (1969) menjelaskan partisipasi sebagai arti yang dimana warga
negara dapat mempengaruhi perubahan sosial yangdapat membuat mereka berbagi
manfaat dari masyarakat atas.Dia mencirikan delapan anak tangga yaitu manipulasi,
terapi, memberitahu, konsultasi, penentraman Kerjasama, pelimpahan kekuasaan,
dan control warga negara. Salah satu persyaratan utama keberhasilan
pembangunanadalah partisipasi masyarakat namun terdapat beberapa hambatan
yang dihadapi dilapangan dalam proses melaksanakan pembangunan yang
partisipatif. Hambatan akan timbul jika pihak perencana dan pelaksana
pembangunan/pemerintah belum memahami secara keseluruhan mengenai konsep
partisipasi. Definisi partisipasi yang berlaku di lingkungan apparat perencana dan

~ 12 ~
pelaksana pembangunan adalah kemauan masyarakat untuk mendukung secara
mutlak program program yang pemerintah rancang dan tujuannya sudah ditentukan
oleh pemerintah.
Proyek pembangunan yang berasal dari pemerintah disebut sebagai proyek
pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat sedangkan proyek proyek
pembangunan yang berasal dari masyarakat dianggap sebagai keinginan, oleh
karena itu proyek ini menjadi prioritas yang rendah dari pemerintah. Definisi inilah
yang berlaku secara universal tentang partisipasi. Oleh karena itu para perencana
dan pelaksana pembangunan dalam hal ini pemerintah harus memahami secara
benar konsep konsep untuk mendukung lahirnya partisipasi masyarakat dari bawah
agar mencapai hasil hasil pembangunan yang dapat berkelanjutan.
Peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam partisipasi karena pendekatan
pembangunan partisipasi harus dimulai dari orang orang yang paling mengetahui
tentang system kehidupan mereka sendiri. Pengembangan ini harus menilai dan
mengembangkan pengetahuan dan nilai masyarakat, dan memberikan sarana yang
perlu bagi masyarakat supaya dapat mengembangkan diri. Pelibatan masyarakat
setempat dalam pemilihan, perencanaan, dan pelaksana program yang akann
mewarnai hidup masyarakat sehingga demikian dapatlah terjamin bahwa ikut
dipertimbangkan secara penuh dan membuat umpan balik yang pada hakikatnya
merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari pembangunan.
Pengertian pembangunan

Pada hakekatnya, pengertian pembangunan secara umum adalah proses


perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan
norma norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan
definisi bermacam macam.Pembangunan merupakan suatu proses yang
menggambarkan adanya pertumbuhan ke arah lebih baik dari sebelumnya. Menurut
Inayatullah dalam Nasution (2007:14), pembangunan adalah perubahan menuju
pola pola masyarakat yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai control
yang lebih besar terhadap lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya dan yang
memungkinkan warganya memperoleh control yang lebih terhadap diri mereka
sendiri.
Sedangkan Effendi (2002:9) mendefinisikan pembangunan sebagai suatu
proses yang dilakukan terus menerus, dilaksanakan secara bertahap dan berencana
yang berorientasi pada suatu pertumbuhan dan perubahan yang lebih baik dari
keadaan sebelumnya serta mencakup seluruh aspek kehidupan baik lahir maupun
batin.
Pembangunan bukanlah fenomena materi semata, melainkan pembangunan
tersebut harus melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia.
Todaro(2000:20) mengungkapkan pandangan bahwa pembangunan merupakan
suatu proses multidimensial yang meliputi perubahan perubahan struktur sosial,
sikap masyarakat, lembaga lembaga nasional sekaligus peningkatan pertumbuhan
ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan.

~ 13 ~
Pendapat tersebut didukung oleh Wirotomo dalam Pahmi (2010:8) yang
memandang bahwa dalam skala dunia, pembangunan hanya menghasilkan
pertumbuhan material sehingga tidak mampu menghasilkan lapangan kerja yang
memadai, tidak mengenal belas kasihan sehingga milyaran orang miskin, serta
selalu ditentukan para pemimpin tanpa mendengar aspirasi dari bawah dan
seringkali merusak lingkungan.
Senada dengan itu, David Korten (1993:7) menegaskan bahwa pembangunan
justru menjerumuskan dunia ke dalam tiga krisis besar dan mendasar yaitu
kemiskinan, kekerasan dan kerusakan lingkungan.
Menjawab pendapat pendapat negative mengenai pembangunan, Patton
(2005:61), memmaparkan beberapa pengertian dan prinsip pembangunan sebagai
berikut :
Pembangunan itu harus merupakan suatu proses, ini dimaksudkan bahwa setiap
usaha pembangunan pasti memerlukan kesinambungan pelaksanaan, dalam
arti tanpa mengenai batas akhir meskipun dalam pelaksanaan
perencanaannya dapat diluar berdasarkan atas skala prioritas dan tahapan
tahapan tertentu.

Pembangunan itu harus merupakan usaha-usaha yang dilakukan secara sadar,


artinya setiap usaha pembangunan harus dilandasi dengan motivasi dasar,
sasaran dan tujuan yang jelas dan rasional atau dengan kata lain tidak hanya
berdasarkan pemikiran pemikiran emosional. Pembangunan harus dilakukan
secara teratur dalam arti harus berencana dan berorientasi pada pertumbuhan
dan perubahan.

Pembangunan itu baik dalam perencaan maupun dalam pelaksanaannya, harus


sedemikian rupa mengarah ke modernitas artinya harus membuahkan suatu
perubahan dan hasil bagi masyarakat luas yaitu suatu bentuk cara hidup yang
lebih baik dan lebih sejahtera dari keadaan sebelumnya, termasuk prospek
pengembangan potensi dan sumber kehidupan di masa depan.

Sifat dan watak modernisasi yang akan dicapai itu harus sedemikian bercirikan
multidimensional, artinya harus mencakup semua aspek kehidupan. Pada
kahirnya harus ada kesadaran, bahwa semua hal yang telah disebut diatas
semata mata ditentukan demi usaha pembinaan bangsa dan negara serta
masyarakat pada umunya sesuai denga napa yang direncanakan sebelumnya.

Kaitannya dengan desa, Harun & Ardianto (2011:294) menyatakan bahwa


pembngunan desa adalah keseluruhan program yang ditujukan untuk pengadaan
atau peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Ia menambahkan bahwa
pembangunan pedesaan merupakan suatu strategi yang dirancang untuk

~ 14 ~
meningkatkankehidupan sosial dan ekonomi kelompok masyarakat tertentu atau
dalam hal ini dalah warga desa yang miskin.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan
desa merupakan suatu proses perubahan seluruh aspek kehidupan baik itu
sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi,maupun budaya masyarakat desa kea
rah yang lebih baik dari sebelumnya yang dilakukan secara sadar oleh
masyarakat desa tersebut.

Tujuan Pembangunan

Dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional disebutkan bahwa Pembangunan Nasional adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan
bernegara. Artinya seluruh proses pembangunan bertujuan untuk mewujudkan
tujuan bernegara. Tujuan bernegara sendiri terdapat dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Alinea keempat yaitu :
“…. Untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan ikut memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut mekasanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan
sosial….”
Artinya dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dan mendasar dari pembangunan
adalah sebagai berikut :
Melindungi bangsa, maksudnya adalah perlindungan secara menyeluruh bagi
rakyat mulai dari ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.

Memajukan kesejateraan umum

Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembangunan pendidikan

Melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan


keadilan sosial. Ini tujuan global dan penekanan disini adalah ‘keadilan
sosial’. Artinya pembangunan harus selalu memenuhi aspek keadilan.

Menurut Gant dalam Suryono (2001:31), tujuan pembangunan ada dua tahap.
Pertama,pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan,
apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka tahap kedua adalah
menciptakan kesempatan kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup Bahagia dan
terpenuhi segala kebutuhannya.

~ 15 ~
Sedangkan tujuan pembangunan menurut Zamhariri dalam Effendi (2002:17)
adalah sebagai berikut :
Terciptanya kondisi umum yang mendorong pembangunan.

Termanfaatnya potensi sumber daya sehingga memberikan manfaat bagi


pembangunan oleh pemerintah setempat/yang bersangkutan, dunia usaha dan
masyarakat umum.

Terlaksananya sejumlah investasi dalam berbagai sector.

Terlaksananya langkah Langkah dalam melaksanakan kemudi dan dorongan


bagi kegiatan dan investasi swasta.

Lebih mengerucut lagi, pembangunan desa mempunyai tujuan antara lain


jangka panjang dan pendek. Tujuan jangka panjang adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan secara langsung melalui peningkatan
kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan berdasarkan pendekatan
bina keluarga, bina usaha dan bina manusa dan secara tidak langsung adalah
meletakan dasar dasar kokoh bagi pembangunan nasional. Sedangkan tujuan jangka
pendeknya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan
ekonomi dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam (Adisasmita,
2006:18)
Untuk memenuhi tujuan pembangunan tersebut, diperhatikan modal baik
manusianya maupun finansial. Pembangunan di desa bermodal dari pendapatan desa
(Pahmi, 2010:67). Apabila desa memiliki modal yang besar, maka pembangunan
desa juga punya peluang besar untuk sukses. Sebaliknya jika modal/pendapatan
kecil maka pembangunan juga akan terhambat. Sumber sumber pendapatan desa
meliputi : Pendapatan Asli Desa/PAD, bantuan dari pemerintah dan bantuan bantuan
lainnya.
Pendapatan Asli Desa bersumber dari kekayaan alam desa seperti kekayaan
perairan, pertanian, perkebunan,dsb. PAD juga dapat bersumber dari hasil usaha
desa. Misalnya sewa atas persawahan, pajak dari setiap sumber kekayaan desa.
Selain itu PAD juga dapat diperoleh dari Tanah Kas Desa (TKD).
Selain itu, tujuan pembangunan khususnya di desa tercapai dengan menerapkan
prinsip prinsip pembangunan desa yaitu transparansi, partisipatif, dapat dinikmati
masyarakat, dapat dipertanggungjawabkan atau akuntabilitas serta berkelanjutan
(Adisasmita, 2006:19).
Tujuan pembangunan yang dilaksanakan disetiap desa harus sesuai denga
napa yang dihadapi desa tersebut, potensi yang dimiliki serta aspirasi dan prioritas
masyarakat. Tujuan pembangunan pedesaan secara jelas adalah terciptanya Kawasan
pedesaan yang mandiri,berwawasan lingkungan, selaras, serasi dan bersinergi
dengan Kawasan Kawasan lain melalui pembangunan holistic dan berkelanjutan

~ 16 ~
untuk mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis, berkeadlian, berdaya saing,
maju, dan sejahtera.
Sasaran pembangunan desa adalah terciptanya :
Peningkatan produksi dan produktivitas.

Percepatan pertumbuhan desa

Peningkatan keterampilan dalam berproduksi dan pengembangan lapangan.

Lapangan kerja dan lapangan usaha produktif.

Peningktana Prakarsa dan partisipasi masyarakat.

Perkuatan kelembagaan.

Bentuk bentuk Pembangunan

Siagian (2012: 57-127) dalam bukunya administrasi pembangunan


menjelaskan dengan detail bentuk bentuk pembangunan. Diantaranya adalah
pembangunan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Pembangunan bidang politik adalah sangat penting karena kedaulatan negara
ada ditangan rakyat. Maka pembangunan harus berlandaskan proses politik yang
mencerminkan demokrasi. Tahapan pembangunan bidang politik menurut Siagian
adalah : menciptakan stabilitas politik, menyusun kembali/restrukturisasi organisasi
politik agar memungkinkan berlakunya system multi-partai dan mencegah
tumbuhnya terlalu banyak partai, serta mengusahakan organisasi politik untuk aktif
dan proaktif turut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
khususnya di bidang politik.
Selain pembangunan politik, pembangunan ekonomi adalah prioritas utama.
Pembangunan ekonom dapat ditempuh dengan modernisasi pertanian (dengan
menghilangkan ketergantungan terhadap negara lain dalam pemenuhan kebutuhan
pokok), dan industrial.
Bentuk pembangunan lainnya adalah pembangunan sosial budaya. Aspek ini
mencakup pada pelestarian Bahasa, adat dan tradisi; mengubah persepsi masyarakat
tentang kekuasaan; hubungan baik dengan alam, memelihara kelestarian alam;
pandangan tentang peranan Wanita (pengakuan atas persamaan kau pria dan Wanita
dalamm kehidupan bermasyarakat); serta pemahaman terhadap system keluarga
besar sebagai pencegahan terhadap perilaku primodalisme dan nepotisme. Untuk
mewujudkan pembangunan sosial budaya dapat dilakukan melalui pendidikan.
Misalnya dengan pelatihan bagi petani agar memahami dan emnguasai Teknik
Teknik mutakhir, pelatihan yang berkaitan denga berencana dan program keluarga
berencana dan pemberantasan buta huruf.

~ 17 ~
Yang tidak kalah penting adalah pembangunan bidang pertahanan dan
keamanan. Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan bukan hanya berarti
menyangkut militer, namum lebih luas lagi yaitu menyangkut bidang-bidang
lainnya. Karena stablitas dan keamanan merupakan factor yang mempengaruhi
bidang bidang lainnya karena itu dibutuhkan partisipasi masyarakat terhadap
pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum serta ketertiban lingkungan.
Sementara itu, pembangunan di desa khususnya pada era reformasi bentuknya
beragam. Pembangunan desa era reformasi lebih menekan pada aspek
pemberdayaan masyarakat. Seperti yang dikemukakan Pahmi (2010,88:93) terdapat
beberapa bentuk pembangunan era reformasi yaitu pembangunan desa secara
langsung, pemberdayaan masyarakat melalui Alokasi Dana Desa, hingga Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Pembangunan desa secara langsung dilakukan untuk mengatasi dengan cepat
problem sehari hari yang dihadapi masyarakat seperti kebutuhan akan bahan bahan
pokok, kebutuhan akan Kesehatan dan lainnya (misal: bantuan langsung tunai),
Pemberdayaan masyarakat melalui Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan program
pembangunan dengan sumber dana alokasi pemerintah daerah untuk desa yang
bertujuan untuk membuat masyarakat leluasa mengaspirasikan pendapatnya bagi
kemajuan desanya, menswadayakan masyarakat untuk melaksanakan pembangunan
desa secara mandiri, serta meminimalisir penyimpangan dalam pembangunan
karena masyarakat sendiri yang mengontrol proses pembangunan.
Hampir mirip dengan pemberdayaan masyarakat melalui ADD, PNPM
merupakan program pembangunan yang menekankan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat. Hanya dana PNPM berasal dari pinjaman Bank Dunia kepada
Pemerintah Indonesia. Program ini mengusung program bottom-up planning,
dimana selurh kegiatan diusulkan dan dilaksanakan langsung oelh masyarakat.
Konsep Desa

Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah satu
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal
usul dana dat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indnesia (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah).
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah Kabupaten/Kota dan Desa bukan merupakan bagian dari
perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur
wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya sebuah desa dapat diubah
statusnya menjadi kelurahan.
Agak sedikit berbeda, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa mendefinisikan Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

~ 18 ~
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsamasyarakat,
hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Titik perbedaan kedua UU
terletak pada penambahan kata ‘berdasarkan Prakarsa masyarakat’ dalam UU
Nomor 6 Tahun 2014. Hal tersebut dapat bermakna pada penekanan bahwa urusan
pemerintah desa harus berdasarkan Prakarsa masyarakat. Hal ini menunjkan adanya
partisipasi masyarakat merupakan landasan dari berjalannya pemerintahan desa.
Soenardjo dalam Asy’ari (1993:96), menegaskan bahwa urusan rumah tangga
dalam hal ini pengurusan jalannya pemerintahan desa harus diselenggarakan oleh
warganya sendiri. Menurutnya :
“Desa adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat
yang menetap dalam suatu wilayah tertentu batas batasnya; memiliki ikatan lahir
batin yang sangat kuat, baik karena seketurunan maupun karena sama sama
memiliki kepentingan politik, ekonomi, sosial dan keamanan; memiliki susunan
pengurus yang dipilih bersama; memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan
berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri”
Senada dengan Soenardji, Pahmi (2010:21) mengungkapkan bahwa desa
merupakan suatu kesatuan tempat tinggal Bersama dengan kegiatan kegiatan
ekonomi, sosial dan lainnya yang terjalin dengan erat serta mengatur rumah
tangganya sendiri. Sementara Bintarto dalam Nurcholis (2011:4) memandang
bahwa meski desa mengurus urusan rumah tangganya sendiri, namun desa juga
mempunyai hubungan serta pengaruh timbal balik dengan daerah lain di luarnya,
menurutnya:
“Desa merupakan suatu perwujudkan geografis yang ditimbulkan oleh unsur unsur
fisiografis sosial ekonomis, politis dan kultural yang terdapat disitu dalam
hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah daerah lain”.
Tujuan dibentuknya desa pada dasarnya untuk hidup, yakni untuk memenuhi
makan, pakaian dan perumahan (keperluan fisik). Selain itu, desa terbentuk untuk
mencapai kemajuan dalam hidup dari ancaman luar. Dan yang terakhir adalah
untuk mencapai kemajuan dalam hidup (Asy’ari, 1993:98). Semua itu tidka
mungkin terjadi jika manusia hidup individual. Maka untuk mewujudkan
kepentinga hidup tersebut manusia bersama sama mewujudkan suatu msyarakat,
dan menempati wilayah territorial yang tetap yang kemudian disebut desa.
Sedangkan menurutAdisasmita (2006:122) desa dibentuk untuk meningkatkan
kemampuan penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna
dan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemajuannya. Penekanannya disini adalah pada kesesuaian
dengan tingkat perkembangan dan kemajuan masyarakat desa. Artinya bahwa
pemerintah desa berjalan sesuai dengan kondisi masyarakat di desa tersebut atau
dalam pengertian hak desa untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri.

~ 19 ~
Dari berbagai uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa desa merupakan
suatu kumpulan masyarakat yang telah lama menempati suatu wilayah tertentu
dengan budaya ekonomi, politik, dan sosial yang unik sesuai kondisi dan asal usul
masyarakat tersebut serta berhak mengatur urusannya sendiri. Sedangkan
pemerintah desa merupakan seperangkat unusr pimpinan yang dipilih masyarakat
untuk mengurus segala urusan di desa dengan berlandaskan aspirasi dan partisipasi
masyarakat.
Kerangka Pemikiran

Untuk pemerataan pembangunan keseluruhan masyarakat Indonesia, pemerintah


berusaha terus untuk meningkatkan pembangunan di daerah-daerah.Untuk
mencapai usaha pemerintah mengambil kebijakan inpres bantuan desa yang
diberikan kepada daerah daerah disetiap tahun anggaran pemberian bantuan desa
tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena terpenuhinya
kebutuhan mereka dengan dibangunnya saran dan prasarana.
Selain tujuan pemberian inpres tersebut, juga ditujukan untuk merangsang
masyarakat agar dapat turut serta dalam setiap pembangunan yang dilaksanakan.
Disinilah peranan dari seorang pemimpin dalam hal ini pemerintah desa dibutuhkan
untuk mengikutsertakan masyarakatnya dalam setiap pelaksanaan pembangunan.
Untuk nilai-nilai atau lembaga dalam masyarakat perlu didorong agar bernilai
positif terhadap pembangunan yang dijalankan. Hal ini sejalan dengan pendapat I
Nyoman Beratha (1982:71) menjelaskan bahwa; “institusi institusi kemasyarakatan
seperti gotong royong, pemufakatan, permusyawaratan dan lain lain sebagainya
yang hidup dalam masyarakat perlu diperiksa dengan seksama untuk akhirnya nilai
nilai positif dari institusi tersebut dapat berkembang dan untuk kepentingan
nasional pada umumnya.”
Dari uraian diatas nampak jelas bahwa pembangunan dapat berjalan lancer apabila
didukung oleh segenap lapisan masyarakat, mulai dari pimpinan dalam hal ini
pemerintah desa sampai pada lapisan masyarakat bawah. Untuk itu pemerintah
harus memainkan peran aktif untuk memberikan bimbingan, motivasi,
menyampaikan kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan pembangunan yang
akan dilaksanakan dan mengolah pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan

~ 20 ~
BAB III

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang panjang untuk menjawab
dan mencari pemecahan mengenai suatu permasalahan, dalam mencari
pemecahan masalah mengenai penelitian ini maka peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Menurut pendapat Taylor dan Bogdan, penelitian kualitatif dapat
diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai
kata kata lisan maupun tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari
orang orang yang diteliti. (1984,,Bagong Suyanto, Sutinah dkk, Metode
Penelitian Sosial:166).

Informan
Untuk mempermudah di dalam penelitian, peneliti dapat mengumpulkan
data lainnya dengan cara melakukan studi dokumentasi seperti Profil pada
Desa Suwug.
Sebagai instrument utama dalam penelitian untuk melengkapi data dari
informan, maka peneliti menentukan informan yang akan di wawancarai
yaitu :

~ 21 ~
Kepala Desa dan Sekretaris

BPD

Perangkat Desa

Perwakilan dari masing-masing dusun

Dusun Kajanan : 3 Orang

Dusun Kelodan : 3 Orang

Dusun Lebah : 3 Orang

Dusun Sabi : 3 Orang

Tokoh pemuda masyarakat : 3 Orang

Sumber Data
Hal yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data yang konkrit
adalah dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Wawancara

Menurut Esterbeg dalam Sugiyono (2013:231), wawancara


merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.
Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan


bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses proses pengamatan dan ingatan.
Dokumentasi

Menurut Sugiyono(2013:240), dokumentasi merupakan catatan


peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berupa tulisan, gambar,
atau karya karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain lain. Dokumentasi yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung,
film dan lain lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

~ 22 ~
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.

Fokus penelitian
Fokus penelitian ini lebih dititik beratkan pada bidang Sumber Daya Manusia
yaitu tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa di Desa
Suwug, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.

Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Desa Suwug, Kecamatan Sawan,
Kabupaten Buleleng.

Metode pengumpulan data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan mulai tahap perancangan
kuisioner dan kemudian penyebaran kepada responden, agar diperoleh data
yang baik maka dipilih dengan menggunakan metode :

Survey/observasi

Mengadakan pengamatan langsung ke Kantor Perbekel Desa Suwug Kecamatan


Sawan Kabupaten Buleleng, guna melihat situasi dan kondisi kantor tersebut.

Wawancara

Mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu


para pegawai maupun pimpinan di Kantor Perbekel Desa Suwug Kecamatan
Sawan Kabupaten Buleleng guna mendapatkan data-data yang diperlukan.

Kuisioner

Kuisioner yang dibagikan langsung kepada responden yang ditemui secara


langsung di Kantor Perbekel Desa Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten
Buleleng.

Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan


mengamati, mengolah laporan-laporan serta catatan yang menunjang
penelitian ini, misalnya berupa gambar/foto-foto situasi kerja di Kantor
Perbekel Desa Suwug, struktur organisasi, dan lainnya.

~ 23 ~
Teknik pengujian dan keabsahan data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain
digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian
kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang
tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong,
2007:320). Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian
yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk
menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability
(Sugiyono, 2007:270). Agar data dalam penelitian kualitatif dapat
dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji
keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan.
Credibility Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan
tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan. a. Perpanjangan
Pengamatan Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/
kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali
ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data
yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan
pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin
terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan,
sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap.
Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang
diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan
atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah
diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka
perpanjangan pengamatan perlu diakhiri

Meningkatkan kecermatan dalam penelitian Meningkatkan kecermatan atau


ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data dan urutan kronologis
peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan
kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan
apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau
belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara
membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-
dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah
diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam
membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan smakin
berkualitas.

~ 24 ~
Triangulasi Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian
kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).

1) Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara


mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang
diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber
data (Sugiyono, 2007:274).

2) Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara


mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara, observasi,
dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana
yang dianggap benar (Sugiyono, 2007:274).

3) Triangulasi Waktu Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi


hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid
sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya
(Sugiyono, 2007:274).

Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari
data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan
temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data
yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya
(Sugiyono, 2007:275).

Menggunakan Bahan Referensi Yang dimaksud referensi adalah pendukung


untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan
penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan
foto- foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya
(Sugiyono, 2007:275).

Mengadakan Membercheck Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui


seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

~ 25 ~
pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono, 2007:276).

Transferability Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian


kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil
(Sugiyono, 2007:276). Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer
sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi
peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika
penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang
berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.

Dependability Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata


lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang
sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila
penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang
sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability
dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang
independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti
dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana
peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber
data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada
pembuatan laporan hasil pengamatan.
Confirmability Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji
confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil
penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji
confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses
yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda
antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi
sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah
disajikan dapat dipertanggungjawabkan

Metode analisis data


Analisis data menurut Patton dalam bukunya moleong (2000:103),
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian besar. Sesuai dengan metode penelitian, metode
analisis data yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif yaitu : data
yang terkumpul dan dianalisis kemudian dideskripsikan. Dalam penelitian
ini akan diperoleh gambaran tentang peran pemerintah dan partisipasi

~ 26 ~
masyarakat dalam pembangunan desa mulai dari proses sampai tahapan
selanjutnya.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 (empat)
tahap, sesuai dengan pendapat Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman
(1992:16-20), yaitu :
Pengumpulan data, peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya
sesuai dengan hasil observasi dan interview di lapangan.

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilahan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data-data “kasar” yang
muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan. Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2010:338) mengatakan bahwa mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal hal yang pokok, memfokuskan pada hal hal yang
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

Penyajian data, setelah data direduksi, maka Langkah selanjutnya adalah


mendisplaikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Akan tetapi yang sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Dengan mendisplaikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.

Kesimpulan/ verifikasi data, didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang
merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.

~ 27 ~
DAFTAR PUSTAKA

Undang undang Republik Indonesia No 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Hadi, A. P. (2015). Konsep pemberdayaan, partisipasi dan kelembagaan dalam


pembangunn. Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya, 1987, 1–14.

Haliim, W. (2020). Kebijakan Pembangunan Dalam Konsep Kepemimpinan


Partisipatif. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 15(1), 91–104.

Hayati, N. (2017). Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan


infrastruktur di Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai
Timur. Administrasi Negara, 5, 5375–5388. https://ejournal.ap.fisipunmul.
ac.id/site/wp-content/uploads/2017/02/JURNAL (02-13-17-04-19-07).pdf

Inggrid Kawulur, Marlien T.Lapian, J. E. kaawoa. (2007). partispasi masyarakat


dalam
pembangunan infrastruktur di desa talikuran kecamatan tompaso kabupaten
minahasa. Fisipol, 1–14.

Kogoya, T., Olfie, B., & Laoh, E. (2015). Pembangunan Infrastruktur Jalan Desa
Di
Kabupaten Lanny Jaya-Papua. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 15(2), 1–14.
https://ejournal.unsrat.ac.id

Kurniyati, Y. (2019). Partispasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa


Mulyorejo
1 Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara. Universitas Islam
Negeri Raden Intang Lampung.

Latif, A., Rusdi, M., Mustanir, A., & Sutrisno, M. (2019). Partisipasi Masyarakat
Dalam Pembangunan Infrastruktur Di Desa Timoreng Panua Kecamatan Panca
Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang Dosen Ilmu Pemerintahan Stisip

Muhammadiyah Rappang Dosen Ilmu Administrasi Negara Stisip


Muhammadiyah Rappang 5). Jurnal MODERAT, 5(1), 1–15.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/view/1898

~ 28 ~
Maripah. (2017). Perencanaan Pembangunan Partisipatif Dalam Penyusunan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa(Rpjmdes) Di Desa Pangkalan Baru
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau, 4(2), 7.

Nain, U. (2019). Pembangunan desa. Pembangunan Desa Dalam Perspektif


Sosiohistoris, 1.

Nurwanda, A. (2016). partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik (studi


analisis
kebijakan pemerintah desa). Ilmu Pemerintahan, 28–39.

Orocomna, L. (2004). Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan


Pembangunan(Studi
Di Desa Meristim Distrik Moskona Utara). Jurnal Governance.

Abdullah, Irwan. 2010. Paradigma Nasional Pembangunan Indonesia Baru.


Yogyakarta: TICI Publication

Theresia, Aprilia dkk. 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung:


Alfabeta

~ 29 ~

Anda mungkin juga menyukai