~1~
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas limpahan rakhmat dan asung kerta wara nugrahanya
penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul PERAN PEMERINTAH DAN
MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA SUWUG
KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG dapat diselesaikan dengan
tepat waktu.
Tersusunnya proposal ini bukanlah hasil pemikiran sendiri, akan tetapi
berkat dan dukungan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sedalam dalamnya kepada bapak Drs Dewa Made Joni
Ardana,M.Si selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian Administasi, serta rekan-
rekan yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan penelitian ini. Akhir
kata semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
proposal ini.
Om Shanti,Shanti,Shanti,Om
~2~
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................7
1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................................................8
BAB II..............................................................................................................................10
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................21
METODE PENELITIAN.................................................................................................21
Jenis Penelitian.............................................................................................................21
Informan.......................................................................................................................21
Sumber Data.................................................................................................................22
Fokus penelitian...........................................................................................................23
Lokasi penelitian..........................................................................................................23
Metode pengumpulan data...........................................................................................23
Teknik pengujian dan keabsahan data..........................................................................24
Metode analisis data.....................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27
~3~
BAB I
PENDAHULUAN
~4~
tersebut maka kesadaran, peran serta dan swadaya masyarakat perlu
ditingkatkan agar partisipasi masyarakat dalam pembangunan akan dirasakan
sebagai suatu kewajiban bersama (Umboh,2004). Dengan partisipasi dan
peran serta bukan berarti masyarakat itu hanya berfungsi untuk memberikan
dukungan serta keikutsertaan dalam proses pembangunan tetapi juga
menikmat hasil hasil pembangunan itu sendiri. Dengan demikian akan
tercipta sense of belongimg and sense of responsibility dalam proses
pembangunan menuju tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan.
~5~
Dalam menjalankan tugasnya pemerintah dibantu oleh perangkat desa
lainnya. Dalam menjalankan program pembangunan dan kemasyarakatan di
wilayahnya, kepala desa memerlukan bantuan dari seluruh masyarakat
disamping kemampuan yang dimiliki oleh pemerintah atau kepala desa itu
sendiri.
Hal ini cukup penting ketika dalam banyak kasus tingkat partisipasi
masyarakat tidak bergantung pada dari ruang yang disediakan oleh
pemerintah. Ada banyak ruang lainnya, dimana masyarakat mampu
berpartispasi diluar jangkauan pemerntah namun masih dilindungi oleh
peraturan perundangan ataupun pembangunan fasilitas umum bersama secara
~6~
swadaya. Pemerintah desa dianggap sebaai bentuk pemerintahan terendah
dalam system pemerintahan di Indonesia.
~7~
Untuk mengetahui apa saja faktor faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat di Desa Suwug Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng.
Secara teoritis
Secara praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan input bagi Pemerintah Desa Suwug
Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa di Desa Suwug Kecamatan Sawan
Kabupaten Buleleng sebagaimana tujuan dari pembangunan desa adalah
untuk pemerataan kesejateraan penduduk desa.
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peneliti
lebih lanjut dengan kajian lebih mendalam di bidang Sumber Daya Manusia.
~8~
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
~9~
permasalahan permasalahan masyarakat. Partisipasi masyarakat di bidang
pembangunan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan.
Ketercapaian pembangunan yang ingin disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakatnya,diperlukan adanya partisipasi dalam pembangunan tersebut.
Kebijakan yang dibuat pemerintah juga harus dapat mengikutsertakan masyarakat
untuk dapat mengikutsertakan masyarakat untuk ikut ambil dalam kebijakan
pemerintah, sehingga kebijakan yang dibuat pemerintah dapat tepat sasaran dan
bermanfaat bagi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk
keikutsertaan masyarakat dalam sembuah pembangunan maupun kebijakan dari
pemerintah. Partisipasi dari masyarakat dalam pembangunan maupun kebijakan
pemerintah akan mempermudah pemerintah untuk lebih memahami aspirasi dari
masyarakat.
Sastrod Ipoetra (dalam Rohman,dkk, 2009: 46) menyatakan “partisipasi
adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang disertai kesadaran dan tanggung
jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan bersama”
Sedangkan Nyoman Sumaryadi (2010:46) berpendapat: Partisipasi merupakan
sikap keterbukaan terhadap persepsi dan perasaan pihak lain.
Partisipasi berarti perhatian mendalam mengenai perbedaan dan perubahan
yang akan dihasilkan dalam suatu pembangunan sehubungan dengan kehidupan
masyarakat. Partisipasi merupakan kesadaran mengenai kontribusi yang dapat
diberikan oleh pihak pihak lain untuk suatu kegiatan. Partisipasi adalah suatu
konsep dalam pengembangan masyarakat, digunakan secara umum dan luas.
Patisipasi adalah sebuah konsep sentral, dan prinsip dasar dari pengembangan
masyarakat karena diantara banyak hal, partisipasi terkait erat dengan gagasan
HAM (Jim Ife,2008:295).
Partisipasi anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam
pembangunan meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan
(implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan didalam masyarakat
local. Partisipasi atau peran serta dalam pembangunan (pedesaan) merupakan
aktualisasi dari kesediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk berkorban
dan berkontribusi dalam implementasi program yang dilaksanakan (Rajardjo,
2006:34).
Partisipasi masyarakat berarti adanya keterlibatan masyarakat biasa dalam
urusan-urusan setempat secara langsung. Midgley memperjelas pengertian
partisipasi masyarakat ini dengan mengacu pada awal 1970an, pencapaian peluang
yang memungkinkan semua masyarakat untuk berkontribusi secara aktif dalam
proses pembangunan dan mempengaruhinya serta menikmati manfaat
pembangunan tersebut secara merata. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
dapat terlihat berdasarkan tahapan tertentu mulai dari tanpa adanya partisipasi
masyarakat hingga partisipasi masyarakat secara penuh. Keterlibatan masyarakat
~ 10 ~
dalam sebuah pembangunan, tentunya untuk menggali potensi yang dimiliki oleh
masyarakat agar tercipta pembangunan seperti yang masyarakat harapkan.
Bentuk bentuk partisipasi
(biasanya diputuskan oleh rapat komuniti, antara lain rapat desa yang
menentukan anggarannya).
Sumbangan dalam bentuk kerja yang biasanya dilakukan oleh tenaga ahli
setempat.
Partisipasi semu adalah partisipasi yang digunakan oleh orang luar atau
kelompok elit untuk maksud dan tujuan sendiri dan sementara masyarakat
hanya dijadikan sebagai obyek. Dalam implementasinya berupa mobilisasi
~ 11 ~
masyarakat dengan tujuan untuk memanipulasi seolah olah masyarakat telah
ikut berpartisipasi dengan tujuan agar program yang dirumuskan oleh
pengambil kebijakan mendapat legitimasi, model pendekatan yang sering
dilakukan adalah dengan pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk terlibat
dalam perencanaan agar dapat menentramkan masyarakat tetapi
keputusannya tetap berada ditangan pemerintah, model ini mengandung
terapi seolah olah masyarakat tidak tahu apa apa dan haus percaya terhadap
apa yang diputuskan oleh pemerintah.
Finansial
~ 12 ~
pelaksana pembangunan adalah kemauan masyarakat untuk mendukung secara
mutlak program program yang pemerintah rancang dan tujuannya sudah ditentukan
oleh pemerintah.
Proyek pembangunan yang berasal dari pemerintah disebut sebagai proyek
pembangunan yang dibutuhkan oleh masyarakat sedangkan proyek proyek
pembangunan yang berasal dari masyarakat dianggap sebagai keinginan, oleh
karena itu proyek ini menjadi prioritas yang rendah dari pemerintah. Definisi inilah
yang berlaku secara universal tentang partisipasi. Oleh karena itu para perencana
dan pelaksana pembangunan dalam hal ini pemerintah harus memahami secara
benar konsep konsep untuk mendukung lahirnya partisipasi masyarakat dari bawah
agar mencapai hasil hasil pembangunan yang dapat berkelanjutan.
Peran masyarakat sangat dibutuhkan dalam partisipasi karena pendekatan
pembangunan partisipasi harus dimulai dari orang orang yang paling mengetahui
tentang system kehidupan mereka sendiri. Pengembangan ini harus menilai dan
mengembangkan pengetahuan dan nilai masyarakat, dan memberikan sarana yang
perlu bagi masyarakat supaya dapat mengembangkan diri. Pelibatan masyarakat
setempat dalam pemilihan, perencanaan, dan pelaksana program yang akann
mewarnai hidup masyarakat sehingga demikian dapatlah terjamin bahwa ikut
dipertimbangkan secara penuh dan membuat umpan balik yang pada hakikatnya
merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari pembangunan.
Pengertian pembangunan
~ 13 ~
Pendapat tersebut didukung oleh Wirotomo dalam Pahmi (2010:8) yang
memandang bahwa dalam skala dunia, pembangunan hanya menghasilkan
pertumbuhan material sehingga tidak mampu menghasilkan lapangan kerja yang
memadai, tidak mengenal belas kasihan sehingga milyaran orang miskin, serta
selalu ditentukan para pemimpin tanpa mendengar aspirasi dari bawah dan
seringkali merusak lingkungan.
Senada dengan itu, David Korten (1993:7) menegaskan bahwa pembangunan
justru menjerumuskan dunia ke dalam tiga krisis besar dan mendasar yaitu
kemiskinan, kekerasan dan kerusakan lingkungan.
Menjawab pendapat pendapat negative mengenai pembangunan, Patton
(2005:61), memmaparkan beberapa pengertian dan prinsip pembangunan sebagai
berikut :
Pembangunan itu harus merupakan suatu proses, ini dimaksudkan bahwa setiap
usaha pembangunan pasti memerlukan kesinambungan pelaksanaan, dalam
arti tanpa mengenai batas akhir meskipun dalam pelaksanaan
perencanaannya dapat diluar berdasarkan atas skala prioritas dan tahapan
tahapan tertentu.
Sifat dan watak modernisasi yang akan dicapai itu harus sedemikian bercirikan
multidimensional, artinya harus mencakup semua aspek kehidupan. Pada
kahirnya harus ada kesadaran, bahwa semua hal yang telah disebut diatas
semata mata ditentukan demi usaha pembinaan bangsa dan negara serta
masyarakat pada umunya sesuai denga napa yang direncanakan sebelumnya.
~ 14 ~
meningkatkankehidupan sosial dan ekonomi kelompok masyarakat tertentu atau
dalam hal ini dalah warga desa yang miskin.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan
desa merupakan suatu proses perubahan seluruh aspek kehidupan baik itu
sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi,maupun budaya masyarakat desa kea
rah yang lebih baik dari sebelumnya yang dilakukan secara sadar oleh
masyarakat desa tersebut.
Tujuan Pembangunan
Menurut Gant dalam Suryono (2001:31), tujuan pembangunan ada dua tahap.
Pertama,pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan,
apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka tahap kedua adalah
menciptakan kesempatan kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup Bahagia dan
terpenuhi segala kebutuhannya.
~ 15 ~
Sedangkan tujuan pembangunan menurut Zamhariri dalam Effendi (2002:17)
adalah sebagai berikut :
Terciptanya kondisi umum yang mendorong pembangunan.
~ 16 ~
untuk mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis, berkeadlian, berdaya saing,
maju, dan sejahtera.
Sasaran pembangunan desa adalah terciptanya :
Peningkatan produksi dan produktivitas.
Perkuatan kelembagaan.
~ 17 ~
Yang tidak kalah penting adalah pembangunan bidang pertahanan dan
keamanan. Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan bukan hanya berarti
menyangkut militer, namum lebih luas lagi yaitu menyangkut bidang-bidang
lainnya. Karena stablitas dan keamanan merupakan factor yang mempengaruhi
bidang bidang lainnya karena itu dibutuhkan partisipasi masyarakat terhadap
pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum serta ketertiban lingkungan.
Sementara itu, pembangunan di desa khususnya pada era reformasi bentuknya
beragam. Pembangunan desa era reformasi lebih menekan pada aspek
pemberdayaan masyarakat. Seperti yang dikemukakan Pahmi (2010,88:93) terdapat
beberapa bentuk pembangunan era reformasi yaitu pembangunan desa secara
langsung, pemberdayaan masyarakat melalui Alokasi Dana Desa, hingga Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Pembangunan desa secara langsung dilakukan untuk mengatasi dengan cepat
problem sehari hari yang dihadapi masyarakat seperti kebutuhan akan bahan bahan
pokok, kebutuhan akan Kesehatan dan lainnya (misal: bantuan langsung tunai),
Pemberdayaan masyarakat melalui Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan program
pembangunan dengan sumber dana alokasi pemerintah daerah untuk desa yang
bertujuan untuk membuat masyarakat leluasa mengaspirasikan pendapatnya bagi
kemajuan desanya, menswadayakan masyarakat untuk melaksanakan pembangunan
desa secara mandiri, serta meminimalisir penyimpangan dalam pembangunan
karena masyarakat sendiri yang mengontrol proses pembangunan.
Hampir mirip dengan pemberdayaan masyarakat melalui ADD, PNPM
merupakan program pembangunan yang menekankan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat. Hanya dana PNPM berasal dari pinjaman Bank Dunia kepada
Pemerintah Indonesia. Program ini mengusung program bottom-up planning,
dimana selurh kegiatan diusulkan dan dilaksanakan langsung oelh masyarakat.
Konsep Desa
Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah satu
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal
usul dana dat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indnesia (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah).
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari
perangkat daerah Kabupaten/Kota dan Desa bukan merupakan bagian dari
perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur
wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya sebuah desa dapat diubah
statusnya menjadi kelurahan.
Agak sedikit berbeda, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa mendefinisikan Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
~ 18 ~
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsamasyarakat,
hak asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Titik perbedaan kedua UU
terletak pada penambahan kata ‘berdasarkan Prakarsa masyarakat’ dalam UU
Nomor 6 Tahun 2014. Hal tersebut dapat bermakna pada penekanan bahwa urusan
pemerintah desa harus berdasarkan Prakarsa masyarakat. Hal ini menunjkan adanya
partisipasi masyarakat merupakan landasan dari berjalannya pemerintahan desa.
Soenardjo dalam Asy’ari (1993:96), menegaskan bahwa urusan rumah tangga
dalam hal ini pengurusan jalannya pemerintahan desa harus diselenggarakan oleh
warganya sendiri. Menurutnya :
“Desa adalah suatu kesatuan masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat
yang menetap dalam suatu wilayah tertentu batas batasnya; memiliki ikatan lahir
batin yang sangat kuat, baik karena seketurunan maupun karena sama sama
memiliki kepentingan politik, ekonomi, sosial dan keamanan; memiliki susunan
pengurus yang dipilih bersama; memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan
berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri”
Senada dengan Soenardji, Pahmi (2010:21) mengungkapkan bahwa desa
merupakan suatu kesatuan tempat tinggal Bersama dengan kegiatan kegiatan
ekonomi, sosial dan lainnya yang terjalin dengan erat serta mengatur rumah
tangganya sendiri. Sementara Bintarto dalam Nurcholis (2011:4) memandang
bahwa meski desa mengurus urusan rumah tangganya sendiri, namun desa juga
mempunyai hubungan serta pengaruh timbal balik dengan daerah lain di luarnya,
menurutnya:
“Desa merupakan suatu perwujudkan geografis yang ditimbulkan oleh unsur unsur
fisiografis sosial ekonomis, politis dan kultural yang terdapat disitu dalam
hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah daerah lain”.
Tujuan dibentuknya desa pada dasarnya untuk hidup, yakni untuk memenuhi
makan, pakaian dan perumahan (keperluan fisik). Selain itu, desa terbentuk untuk
mencapai kemajuan dalam hidup dari ancaman luar. Dan yang terakhir adalah
untuk mencapai kemajuan dalam hidup (Asy’ari, 1993:98). Semua itu tidka
mungkin terjadi jika manusia hidup individual. Maka untuk mewujudkan
kepentinga hidup tersebut manusia bersama sama mewujudkan suatu msyarakat,
dan menempati wilayah territorial yang tetap yang kemudian disebut desa.
Sedangkan menurutAdisasmita (2006:122) desa dibentuk untuk meningkatkan
kemampuan penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna
dan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemajuannya. Penekanannya disini adalah pada kesesuaian
dengan tingkat perkembangan dan kemajuan masyarakat desa. Artinya bahwa
pemerintah desa berjalan sesuai dengan kondisi masyarakat di desa tersebut atau
dalam pengertian hak desa untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri.
~ 19 ~
Dari berbagai uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa desa merupakan
suatu kumpulan masyarakat yang telah lama menempati suatu wilayah tertentu
dengan budaya ekonomi, politik, dan sosial yang unik sesuai kondisi dan asal usul
masyarakat tersebut serta berhak mengatur urusannya sendiri. Sedangkan
pemerintah desa merupakan seperangkat unusr pimpinan yang dipilih masyarakat
untuk mengurus segala urusan di desa dengan berlandaskan aspirasi dan partisipasi
masyarakat.
Kerangka Pemikiran
~ 20 ~
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang panjang untuk menjawab
dan mencari pemecahan mengenai suatu permasalahan, dalam mencari
pemecahan masalah mengenai penelitian ini maka peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Menurut pendapat Taylor dan Bogdan, penelitian kualitatif dapat
diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai
kata kata lisan maupun tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari
orang orang yang diteliti. (1984,,Bagong Suyanto, Sutinah dkk, Metode
Penelitian Sosial:166).
Informan
Untuk mempermudah di dalam penelitian, peneliti dapat mengumpulkan
data lainnya dengan cara melakukan studi dokumentasi seperti Profil pada
Desa Suwug.
Sebagai instrument utama dalam penelitian untuk melengkapi data dari
informan, maka peneliti menentukan informan yang akan di wawancarai
yaitu :
~ 21 ~
Kepala Desa dan Sekretaris
BPD
Perangkat Desa
Sumber Data
Hal yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data yang konkrit
adalah dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Wawancara
~ 22 ~
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif.
Fokus penelitian
Fokus penelitian ini lebih dititik beratkan pada bidang Sumber Daya Manusia
yaitu tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa di Desa
Suwug, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.
Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Desa Suwug, Kecamatan Sawan,
Kabupaten Buleleng.
Survey/observasi
Wawancara
Kuisioner
Dokumentasi
~ 23 ~
Teknik pengujian dan keabsahan data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain
digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian
kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang
tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong,
2007:320). Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian
yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk
menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability
(Sugiyono, 2007:270). Agar data dalam penelitian kualitatif dapat
dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji
keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan.
Credibility Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan
tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan. a. Perpanjangan
Pengamatan Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/
kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali
ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data
yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan
pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin
terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan,
sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap.
Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang
diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan
atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah
diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka
perpanjangan pengamatan perlu diakhiri
~ 24 ~
Triangulasi Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian
kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari
data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan
temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data
yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya
(Sugiyono, 2007:275).
~ 25 ~
pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono, 2007:276).
~ 26 ~
masyarakat dalam pembangunan desa mulai dari proses sampai tahapan
selanjutnya.
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 (empat)
tahap, sesuai dengan pendapat Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman
(1992:16-20), yaitu :
Pengumpulan data, peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya
sesuai dengan hasil observasi dan interview di lapangan.
Kesimpulan/ verifikasi data, didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang
merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
~ 27 ~
DAFTAR PUSTAKA
Kogoya, T., Olfie, B., & Laoh, E. (2015). Pembangunan Infrastruktur Jalan Desa
Di
Kabupaten Lanny Jaya-Papua. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 15(2), 1–14.
https://ejournal.unsrat.ac.id
Latif, A., Rusdi, M., Mustanir, A., & Sutrisno, M. (2019). Partisipasi Masyarakat
Dalam Pembangunan Infrastruktur Di Desa Timoreng Panua Kecamatan Panca
Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang Dosen Ilmu Pemerintahan Stisip
~ 28 ~
Maripah. (2017). Perencanaan Pembangunan Partisipatif Dalam Penyusunan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa(Rpjmdes) Di Desa Pangkalan Baru
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau, 4(2), 7.
~ 29 ~