Anda di halaman 1dari 32

TUGAS KELOMPOK

APLIKASI TEORI PEMBANGUNAN


MAKALAH TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

DISUSUN OLEH

DISUSUN OLEH :

NABILA MUNTAZA 2003100066


NILAM PERMATA DEWI DAMANIK 2003100055
INDRI MAUDINA 2003100053
JUNIKA ROSSI 2003100058

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA” . Salawat beriringkan salam juga tidak lupa kami
sampaikan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW, karena dengan berkat
kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat menuntut ilmu pengentahuan
seperti sekarang ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari
cara penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami
sanagat mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga
kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang. Kami berarap,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi rekan-rekan
pembaca umumnya.

Medan, 12 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I.....................................................................................................................3

PENDAHULUAN.................................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................3

1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................6

1.3 TUJUAN PENELITIAN...............................................................................6

BAB II....................................................................................................................7

PEMBAHASAN....................................................................................................7

2.1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA.............................................7

2.2 PENYUSUNAN RPJM DESA....................................................................12

BAB III................................................................................................................29

PENUTUP...........................................................................................................29

3.1 KESIMPULAN...................................................................................29

3.2SARAN..........................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


 Pembangunan Indonesia pada dasarnya adalah upaya pemenuhan keadilan bagi

rakyat Indonesia. Pembangnan dilaksanakan berdasar rencana besar bangsa

Indonesia melalui perencanaan nasional, provinsi, kabupaten dan desa.Dalam

melakukan perencanaan pembangunan dalam  UU No 25 tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) secara legal menjamin

aspirasi masyarakat dalam pembangunan dalam kesatuannya dengan epentingan

politis (keputusan pembangunan yang ditetapkan oleh legislatif) maupun

kepentingan teknokratis (perencanaan pembangunan yang dirumuskan oleh

birokrasi).Aspirasi dan kepentingan masyarakat ini dirumuskan melalui proses

perencanaan partisipatif yang secara legal menjamin kedaulatan rakyat dalam

berbagai program/proyek pembangunan desa.Perencanaan partisipatif yang

terpadukan dengan perencanaan teknokratis dan politis menjadi wujud nyata

kerjasama pembangunan antara masyarakat dan pemerintah.

Dalam perkembanganya lahirlah Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014

tentang desa bahwa desa bahwa perncanaan pembangunan harus dilakukan

disetiap desa dan menjadi kewajiban desa sebagai upaya perencanaan

pembangunan yang sistematis.Sebenarnya dari dulu perencanaan sudah

dianjurkanakan tetapi kondisi desa yang belum memungkinkan untuk membuat

perencanaan secara baik. Baru pada awal 2010 ketika muncul program

perencanaan sistem pembangunan Partisipatis (P2SPP) sebagai awal integrasi

3
program pembangunan dengan memadukan pendekatan tekhnokratis, politis dan

partisipatif.

Ruh perencanaan pembangunan yang terintegrasi tersebut kemudian menjadi

makna inti dari pembangunan desa, pasca keluarnya Undang undang tentang Desa

dimana semangat  1 desa, satu perencanaan dan 1 penganggran mulai dipakai,

artinya semua perencanaan baik dari partisipatif, politis, maupun partisipatif harus

mengacu pada perenjanaan pembangunan desa yang terdokumentasi dalam

Rencana pembangunan jangka menengah desa.

Desa sekarang telah memiliki kewenangan yang cukup besar, Pasal 1 ayat  1

peraturan menteri dalam negeri, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut

dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.  

Dalam pelaksanaan pembangunan ayat 2 Pemerintahan Desa adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada ayat 3,

Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu

perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa

Dengan kewenangan yang besar tersebut desa dalam perkembanganya harus

mampu menyusun perencanaan pembangunan desa dengan melibatkan semua

pemangku kepentingan di desa. Sebenarnya pelibatan masyarakat atau partisipasi 

4
pembangunan desa  sudah  dimulai dari program-program pemberdayaan.

Program-program pemberdayaan tersebut dijalankan karena ada pandangan bahwa

pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan desa kurang efektif. Program

yang pernah ada semisal Program IDT, P3DT, PPK, PNPM PPK, PNPM mandiri

Perdesaan merupakan langakh awal dari upaya membangun desa melalui

masyarakat atau yang lebih dikenal dengan Community Development.

Pembangunan yang berbasis masyarakat, dengan melibatkan masyarkat dalam

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi ini pada perkembanganya dirasa cukup efektif

sebab dengan melibatkan mereka, pembangunan semakin dekat dengan

kebutuhan. Dan ini adalah inti dari tujuan pembangunan itu sendiri.sebagaimana

Setelah sekian lama motor penggerak pembangunan adalah masyarakat atau lebih

dikenal dengan Community driven development (CDD) dengan  lahirnya Undang

Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa telah mengawali era baru dalam

pembangunan, bahwa motor penggerak pembangunan adalah Pemerintah Desa

atau yang lebih dikenal dengan Village Driven Development (VDD).

Dalam pelaksanaan pembangunan, proses perencanaan menjadi kunci dalam

pelaksanaan pembangunan, nilai-nilai partisipasi masyarakat dalam pembangunan

tidak menjadi hilang namun memperkuat Pemerintahan Desa dalam menyusun

perencanaan pembangunan. Ini sangat jelas terlihat dalam Pasal 80 ayat 1

Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 bahwa Perencanaan Pembangunan Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 diselenggarakan dengan mengikut

sertakan masyarakat Desa. Dan dalam menyusun pemerintah desa wajib

menyelenggarakan musyawarah perencanan pembangunan desa. Dalam era

5
Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 ini upaya pemerintah semakin nyata

dalam memberikan kewajiban  jelas bahwa perencanaan pembangunan harus

melibatkan masyarakat, dengan demikian masyarakat diharapkan aktif terlibat

dalam perencanaan pembangunan agar cita-cita pembangunan ekonomi

masyarakat dapat tercapai

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana perencanaan pembangunan desa dan penyusunan RPJM desa?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui Bagaimana perencanaan pembangunan desa dan penyusunan

RPJM desa.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

 Perencanaan

Dalam pelaksanaan pembangunan perencanaan merupakan proses penting untuk

mecapai hasil yang diinginkan,perencanaan pembangunan desa merupakan hal

penting yang harus dilakukan oleh pemerintahan desa.Perencanaan pembangunan

desa merupakan wujud dari visi misi kepala desa terpilih yang dituangkan dalam

rencana pembangunan jangka menengah desa.Dalam pelaksanaan proses

perencanaan tersebut kepala desa harus melibatkan masyarakat sebagai subjek

pembangunan, proses yang melibatkan masyarakat ini, mencakup dengar

pendapat terbuka secara ekstensif dengan sejumalah besar warga negara yang

mempunyai kepedulian, dimana dengar pendapat ini disusun dalam suatu catatan

untuk mempercepat para individu,kelompok-kelompok kepentingan dan para

pejabat agensi memberikan kontribusi mereka kepada pembuatan desain dan

redesain kebijakan dengan tujuan mengumpulkan informasi sehingga pembuat

kebijakan bisa membuat kebijakan lebih baik. (winarso, 2007:64). Dengan

pelibatan tersebut maka perencanaan menjadi semakin baik, aspirasi masyarakat

semakin tertampung sehingga tujuan dan langkah langkah yang diambil oleh

pmerintah desa semakin baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Senada

dengan apa yang disampaiakan oleh Robinson Tarigan,Perencanaan adalah

menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah langkah yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut. (Tarigan, 2009:1).Artinya bahwa pembangunan bukan

melulu pembangunan ekonomi, melainkan pembangunan seutuhnya yaitu semua

7
bidang kehidupan dimasyarakat.(dalam Kuncoro. Mudrajad, 2013:5) Dalam

pelaksanaan pembangunan pelibatan masyarakat sangatlah perlu untuk dilakukan

karena dengan partisipasi masyarakat maka proses perencanaan dan hasil

perencanaan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sebagaimana pendapat Arif (2006 :

149-150) tujuan pembangunan adalah untuk kesejahteraan masyarakat, jadi sudah

selayaknya masyarakat terlibatdalam proses pembangunan, atau dengan kata lain

partisipasi masyarakat(dalam Suwandi dan Dewi Rostyaningsih).Dengan

peningkatan pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan maka diharapkan

hasil pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan tujuan

pembangunan itu sendiri sebagaimana disebutkan dalam Permendagri 114 Pasal 1

ayat 9. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan

kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.Dari uarain

tersebut sangatlah jelas bahwa pembangunan yang melibatkan masyarakat secara

aktif akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

 Pembangunan

Pembangunan merupakan sebuah proses kegiatan yang sebelumya tidak ada

menjadi ada, atau yang sebelumnya sudah ada dan dikembangkan menjadi lebih

baik, menurut Myrdal (1971) pembangunan adalah sebagai pergerakan ke atas

dari seluruh sistem sosial. Artinya bahwa pembangunan bukan melulu

pembangunan ekonomi, melainkan pembangunan seutuhnya yaitu semua bidang

kehidupan dimasyarakat.(dalam Kuncoro. Mudrajad, 2013:5)Dalam pelaksanaan

pembangunan pelibatan masyarakat sangatlah perlu untuk dilakukan karena

8
dengan partisipasi masyarakat maka proses perencanaan dan hasil perencanaan

sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sebagaimana pendapat Arif (2006 : 149-150)

tujuan pembangunan adalah untuk kesejahteraan masyarakat, jadi sudah

selayaknya masyarakat terlibat dalam proses pembangunan, atau dengan kata lain

partisipasi masyarakat(dalam Suwandi dan Dewi Rostyaningsih).Dengan

peningkatan pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan maka diharapkan

hasil pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan tujuan

pembangunan itu sendiri sebagaimana disebutkan dalam Permendagri 114 Pasal 1

ayat 9. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan

kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.Dari uraian

tersebut sangatlah jelas bahwa pembangunan yang melibatkan masyarakat secara

aktif akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

 Perencanaan Pembangunan Desa Sebagai Pedoman Pembangunan Desa

Dengan lahirnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa, semakin nyata

bahwa desa mempunyai kewenangan yang sangat luas dalam mengelola

pemerintahannya. Pasal 1 ayat 1 mengatakan peraturan desa adalah desa dan desa

adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Dengan kewenangan yang begitu besar maka desa wajib membuat

9
perencanaan pembangunan dalam bentuk Rencana pembangunan Jangka

menengah desa yang dioperasionalkan dalam kegiatan tahunan dalam bentuk

rencana kerja pembangunan tahunan RKP Desa.

Dalam proses perencanaan Pembangunan desa yang harus dilihat dan dipahami

bahwa Perencanaan pembangunan desa merupakan suatu panduan atau model

penggalian potensi dan gagasan pembangunan desa yang meniti kberatkan pada

peranserta masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan.(Supeno, 2011:

32). Lebih lanjut Supeno(2011:32) mengatakan secara garis besar garis besar

perencanaan desa mengandung pengertian sebagai berikut;

A. Perencanaan sebagai serangkaian kegiatan analisis mulai dari identifikasi

kebutuhan masyarakat hingga penetapan program pembangunan.

B. Perencanaan pembangunan lingkungan; semua program peningkatan

kesejahteraan, ketentraman, kemakmuran dan perdamaian masyarakat di

lingkungan pemukiman dari tingkat RT/RW, dusun dan desa

C. Perencanaan pembangunan bertumpu pada masalah, kebutuhan, aspirasi dan

sumber daya masyarakat setempat.

D. Perencanaan desa menjadi wujud nyata peran serta masyarakat dalam membangun

masa depan.

E. Perencanaan yang menghasilkan program pembangunan yang diharapkan dapat

memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan, kemakmuran dan

perdamaian masyarakat dalam jangka panjang.

Dari apa yang dikemukakan oleh Supeno tersebut sangatlah jelas bahwa

perencanaan pembangunan desa harus melalui proses penggalian gagasan, dan

10
melibatkan masyarakat serta mengidentifikasi sumber daya yang ada. Pemikiran

supeno ini sejalan dengan pendapat Robinson Tarigan (2009:5 empat elemen

dasar perencanaan yaitu;

 Perencanaan berarti memilih

 Perencanaan merupaan alat mengalokasikan sumber daya

 Perencanaan merupkan alat untuk mencapai tujuan,

 Perencanaan berorientasi masa depan

Dalam perencanaan pembangunan Desa, selain mempertimbangkan kondisi Desa

maka Desa harus juga memperhatikan perencanaan pembangunan kabupaten kota.

Dan dalam penyusunan perencanaan pembangunan sebagaimana pendapat para

ahli perencanaan harus sifatnya jangka panjang. RPJM Desa sebagaimana pasal

79 ayat 1 point (a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka

waktu 6 (enam) tahun. Artinya bahwa perencanaan pembangunan desa sudah

memenuhi tujuan yang diharapkan. Dan dalam pelaksanaan operasional di

jabarkan dalam rencana kerja tahunan dalam bentuk RKP DesaDari gambaran

teory menunjukan bahwa Rencana pembangunan merupakan inti dari semua

proses, dengan perencanaan yang baik diharapkan pelaksanaan pembangunan desa

dapat terukur dan menjadi lebih baik serta bersifat jangka panjang.

Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa, pemerintah Desa

didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara teknis

dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/ kota. Untuk

mengoordinasikan pembangunan Desa, kepala desa dapat didampingi oleh tenaga

pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau pihak

11
ketiga. Camat atau sebutan lain akan melakukan koordinasi pendampingan di

wilayahnya. Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan

Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan

pemberdayaan masyarakat Desa. Perencanaan pembangunan Desa disusun secara

berjangka meliputi:

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu 6

(enam) tahun;

B. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja

Pemerintah Desa (RKP DESA), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun.

C. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah

Desa, ditetapkan dengan Peraturan Desa.

2.2 PENYUSUNAN RPJM DESA


Perencanaan pembangunan Desa, pemerintah Desa melaksanakan tahapan yang

meliputi:penyusunan RPJM Desa; dan penyusunan RKP Desa. RPJM Desa,

ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak

pelantikan Kepala Desa.RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada

bulan Juli tahun berjalan. Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala

Desa, arah kebijakan pembangunan Desa, serta rencana kegiatan yang meliputi

bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,

pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, antara lain:penetapan dan penegasan

12
batas Desa; pendataan Desa; penyusunan tata ruang Desa; penyelenggaraan

musyawarah Desa; pengelolaan informasi Desa; penyelenggaraan perencanaan

Desa; penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa;

penyelenggaraan kerjasama antar Desa; pembangunan sarana dan prasarana

kantor Desa; dan kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.

Bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain:

1. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa

antara lain: tambatan perahu; jalan pemukiman; jalan Desa antar permukiman ke

wilayah pertanian; pembangkit listrik tenaga mikrohidro; lingkungan permukiman

masyarakat Desa; dan infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.

2. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan

antara lain: air bersih berskala Desa; sanitasi lingkungan;

3. Pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dan sarana dan prasarana kesehatan

lainnya sesuai kondisi Desa.

4. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

dan kebudayaan antara lain: taman bacaan masyarakat; pendidikan anak usia

dini;balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat; pengembangan dan pembinaan

sanggar seni; dan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai

kondisi Desa.

5. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara lain:pasar Desa; pembentukan

dan pengembangan BUM Desa; penguatan permodalan BUM Desa;pembibitan

13
tanaman pangan; penggilingan padi;lumbung Desa; pembukaan lahan pertanian;

pengelolaan usaha hutan Desa;kolam ikan dan pembenihan ikan; kapal penangkap

ikan; cold storage (gudang pendingin); tempat pelelangan ikan;tambak garam;

kandang ternak; instalasi biogas; mesin pakan ternak; sarana dan prasarana

ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.

6. Pelestarian lingkungan hidup antara lain: penghijauan; pembuatan terasering;

pemeliharaan hutan bakau; perlindungan mata air; pembersihan daerah aliran

sungai; perlindungan terumbu karang; dan kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.

7. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain: pembinaan lembaga

kemasyarakatan; penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban; pembinaan

kerukunan umat beragama; pengadaan sarana dan prasarana olah raga; pembinaan

lembaga adat; pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; dan kegiatan

lain sesuai kondisi Desa.

8. Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain:pelatihan usaha ekonomi, pertanian,

perikanan dan perdagangan; pelatihan teknologi tepat guna; pendidikan, pelatihan,

dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan

Desa; peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain: kader pemberdayaan

masyarakat Desa; kelompok usaha ekonomi produktif; kelompok perempuan,

kelompok tani, kelompok masyarakat miskin, kelompok nelayan,kelompok

pengrajin, kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok

pemuda;dankelompok lain sesuai kondisi Desa.

14
 Langkah-Langkah Penyusunan RPJM Desa

Kepala Desa menyelenggarakan penyusunan RPJM Desa dengan

mengikutsertakan unsur masyarakat Desa.Penyusunan RPJM Desa dilaksanakan

dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas program dan

kegiatan kabupaten/kota.Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa Kepala Desa

membentuk tim penyusun RPJM Desa, yang terdiri dari:

1. Kepala Desa selaku pembina;

2. Sekretaris Desa selaku ketua;

3. Ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris; dan

4. Anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga pemberdayaan masyarakat,

kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan unsur masyarakat lainnya.

Kegiatan penyelarasan, dilakukan dengan cara mendata dan memilah rencana

program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota yang akan masuk ke

Desa.Rencana program dan kegiatan, di kelompokkan menjadi bidang

penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.Hasil pendataan dan

pemilahan, dituangkan dalam format data rencana program dan kegiatan

pembangunan yang akan masuk ke Desa.Data rencana program dan kegiatan,

menjadi lampiran hasil pengkajian keadaan Desa.

 Penyusunan Rencana Pembangunan Desa

Melalui musyawarah Desa Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan

musyawarah Desa berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan

15
desa.Musyawarah Desa, membahas dan menyepakati sebagai berikut:

1. laporan hasil pengkajian keadaan Desa;

2. rumusan arah kebijakan pembangunan Desa yang dijabarkan dari visi dan misi

kepala Desa; dan

3. rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan

Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Pembahasan rencana prioritas kegiatan, dilakukan dengan diskusi kelompok

secara terarah yang dibagi berdasarkan bidang penyelenggaraan pemerintahan

Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan

masyarakat Desa. Diskusi kelompok secara terarah, membahas sebagai berikut:

1. Laporan hasil pengkajian keadaan Desa;

2. Prioritas rencana kegiatan Desa dalam jangka waktu 6 (enam) tahun;

3. sumber pembiayaan rencana kegiatan pembangunan Desa; dan

4. rencana pelaksana kegiatan Desa yang akan dilaksanakan oleh perangkat Desa,

unsur masyarakat Desa, kerjasama antar Desa, dan/atau kerjasama Desa dengan

pihak ketiga.

Hasil kesepakatan dalam musyawarah Desa, dituangkan dalam berita acara dan

menjadi pedoman bagi pemerintah Desa dalam menyusun RPJM Desa.

 Penyusunan Rancangan RPJM Desa

Tim penyusun RPJM Desa menyusun rancangan RPJM Desa berdasarkan berita

acara sebagaimana dimaksud di atas. Rancangan RPJM Desa, dituangkan dalam

format rancangan RPJM Desa.Tim penyusun RPJM Desa membuat berita acara

tentang hasil penyusunan rancangan RPJM Desa yang dilampiri dokumen

16
rancangan RPJM Desa. Berita acara rancangan RPJM Desa, disampaikan oleh tim

penyusun RPJM Desa kepada kepala Desa. Kepala Desa memeriksa dokumen

rancangan RPJM Desa yang telah disusun oleh Tim Penyusun RPJM Desa. Tim

penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan berdasarkan arahan kepala Desa

dalam hal kepala Desa belum menyetujui rancangan RPJM Desa. Dalam hal

rancangan RPJM Desa telah disetujui oleh kepala Desa, maka langsung

dilaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa.

 Penyusunan Rencana Pembangunan Desa

Melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa Kepala Desa

menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang diadakan

untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa. Musyawarah

perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan

Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat. Unsur masyarakat terdiri atas:

tokoh adat,tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan; perwakilan

kelompok tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok perajin;

perwakilan kelompok perempuan, perwakilan kelompok pemerhati dan

pelindungan anak dan perwakilan kelompok masyarakat miskin. Selain unsur

masyarakat tersebut, musyawarah perencanaan pembangunan Desa dapat

melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat

setempat. Musyawarah perencanaan pembangunan Desa membahas dan

menyepakati rancangan RPJM Desa,hasil kesepakatan musyawarah perencanaan

pembangunan Desa dituangkan dalam berita acara.

17
 Penetapan dan perubahan RPJM Desa

Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan

dokumen rancangan RPJM Desa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah

perencanaan pembangunan Desa.Rancangan RPJM Desa menjadi lampiran

rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa.Kepala Desa menyusun rancangan

peraturan Desa tentang RPJM Desa.Rancangan peraturan Desa tentang RPJM

Desa dibahas dan disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang RPJM

Desa. Kepala Desa dapat mengubah RPJM Desa dalam hal:

1. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi,

dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau

2. Terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota. Perubahan rpjm desa,

dibahas dan disepakati dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa dan

selanjutnya ditetapkan dengan peraturan desa.

 Penyusunan RKP Desa

Pemerintah Desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM Desa RKP Desa

disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan informasi dari pemerintah daerah

kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan rencana kegiatan

Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.

RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan.

RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan September

18
tahun berjalan. RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa. Kepala Desa

menyusun RKP Desa dengan mengikut sertakan masyarakat Desa, dilakukan

dengan kegiatan yang meliputi:

a. penyusunan perencanaan pembangunan Desa melalui musyawarah Desa;

b. pembentukan tim penyusun RKP Desa;

c. pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke

Desa

d. pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;

e. penyusunan rancangan RKP Desa;

f. penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa;

g. penetapan RKP Desa; perubahan RKP Desa; dan

h. pengajuan daftar usulan RKP Desa.

1. Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa

Melalui Musyawarah Desa Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan

musyawarah Desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa. Hasil

musyawarah Desa menjadi pedoman bagi pemerintah Desa menyusun rancangan

RKP Desa dan daftar usulan RKP Desa. Badan Permusyawaratan Desa

menyelenggarakan musyawarah Desa, paling lambat bulan Juni tahun berjalan.

Musyawarah Desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa,

melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. mencermati ulang dokumen RPJM Desa;

b. menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa; dan

19
c. membentuk tim verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang

dibutuhkan. Tim verifikasi dapat berasal dari warga masyarakat Desa dan/atau

satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota.

Hasil kesepakatan tersebut, dituangkan dalam berita acara yang menjadi pedoman

kepala Desa dalam menyusun RKP Desa.

2. Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa

Kepala Desa membentuk tim penyusun RKP Desa terdiri dari:

a. kepala Desa selaku pembina;

b. sekretaris Desa selaku ketua;

c. ketua lembaga pemberdayaan masyarakat sebagai sekretaris; dan

d. anggota yang meliputi: perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat, kader

pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat.

Jumlah anggota tim, paling sedikit 7 (tujuh) dan paling banyak 11 (sebelas) orang

dan harus mengikut sertakan perempuan. Pembentukan tim penyusun RKP Desa

dilaksanakan paling lambat bulan Juni tahun berjalan.Tim penyusun RKP Desa

ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.Tim penyusun RKP Desa melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

a. Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke

desa;

b. Pencermatan ulang dokumen rpjm desa;

c. Penyusunan rancangan rkp desa; dan

d. Penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa.

20
3. Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/Kegiatan

Masuk ke Desa.

Kepala Desa mendapatkan data dan informasi dari kabupaten/kota tentang: pagu

indikatif Desa; dan rencana program/kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang masuk ke Desa. Data dan

informasi diterima kepala Desa dari kabupaten/kota paling lambat bulan Juli

setiap tahun berjalan.Tim penyusun RKP Desa melakukan pencermatan pagu

indikatif Desa yang meliputi:

a. rencana dana Desa yang bersumber dari APBN;

b. rencana alokasi dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan

yang diterima kabupaten/kota;

c. rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; dan

d. rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi

dan anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota.

Tim penyusun RKP Desa melakukan penyelarasan rencana program/kegiatan

yang masuk ke Desa yang meliputi:

a. rencana kerja pemerintah kabupaten/kota;

b. rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan

pemerintah daerah kabupaten/kota;

c. hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh dewan perwakilan rakyat daerah

kabupaten/kota.

Hasil pencermatan dituangkan ke dalam format pagu indikatif Desa dituangkan ke

dalam format kegiatan pembangunan yang masuk ke Desa. Berdasarkan hasil

21
pencermatan dan ayat (4), tim penyusun RKP Desa menyusun rencana

pembangunan berskala lokal Desa yang dituangkan dalam rancangan RKP Desa.

Bupati/walikota menerbitkan surat pemberitahuan kepada kepala Desa dalam hal

terjadi keterlambatan penyampaian informasi pagu indikatif Desa.

Bupati/walikota melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pemerintah

Desa dalam percepatan pelaksanaan perencanaan pembangunan sebagai dampak

keterlambatan penyampaian informasi.Percepatan perencanaan pembangunan

untuk memastikan APB Desa ditetapkan pada 31 Desember tahun berjalan.

4. Pencermatan Ulang RPJM Desa

Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan

pembangunan Desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya sebagaimana

tercantum dalam dokumen RPJM Desa. Hasil pencermatan menjadi dasar bagi tim

penyusun RKP Desa dalam menyusun rancangan RKP Desa.

5. Penyusunan Rencana RKP Desa

Penyusunan rancangan RKP Desa berpedoman kepada:

a.hasil kesepakatan musyawarah Desa;

b.pagu indikatif Desa;

c.pendapatan asli Desa;

d.rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah

daerah kabupaten/kota;

e.jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota;

22
f.hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;

g.hasil kesepakatan kerjasama antar Desa; dan

h.hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga.

Rancangan RKP Desa paling sedikit berisi uraian:

a.evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;

b.prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa;

c.prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui kerja

sama antar-Desa dan pihak ketiga;

d.rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa sebagai

kewenangan penugasan dari Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan

pemerintah daerah kabupaten/kota; dan

e.pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat Desa dan/atau unsur

masyarakat Desa.

Pemerintah Desa dapat merencanakan pengadaan tenaga ahli di bidang

pembangunan infrastruktur untuk dimasukkan ke dalam rancangan RKP Desa.

Tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur dapat berasal dari warga

masyarakat Desa, satuan kerja perangkat daerah kabupaten/ kota yang

membidangi pembangunan infrastruktur; dan/ atau tenaga pendamping

profesional. Rancangan RKP Desa dituangkan dalam format rancangan RKP

Desa, dilampiri rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya.

Rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya untuk kerjasama antar Desa

disusun dan disepakati bersama para kepala desa yang melakukan kerja sama

23
antar Desa dan diverifikasi oleh tim verifikasi. Pemerintah Desa dapat

mengusulkan prioritas program dan kegiatan pembangunan Desa dan

pembangunan kawasan perdesaan kepada Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

Tim penyusun RKP Desa menyusun usulan prioritas program dan kegiatan.

Usulan prioritas program dan kegiatan dituangkan dalam rancangan daftar usulan

RKP Desa. Rancangan daftar usulan RKP Desa menjadi lampiran berita acara

laporan tim penyusun rancangan RKP Desa. Tim penyusun RKP Desa membuat

berita acara tentang hasil penyusunan rancangan RKP Desa yang dilampiri

dokumen rancangan RKP Desa dan rancangan daftar usulan RKP Desa.

Berita acara disampaikan oleh tim penyusun RKP Desa kepada kepala Desa.

Kepala Desa memeriksa dokumen rancangan RKP Desa. Jika masih terdapat

kekurangan dan kesalahan maka Kepala Desa mengarahkan tim penyusun RKP

Desa untuk melakukan perbaikan dokumen rancangan RKP Desa. Dalam hal

kepala Desa telah menyetujui rancangan RKP Desa, maka kepala Desa jadwalkan

segera menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa dalam

rangka pengesahan RKP Desa.

6. Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa

Penyusunan RKP Desa

Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa

yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa.

Musyawarah perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa,

24
Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat. Unsur masyarakat terdiri

atas: tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan

kelompok tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok perajin;

perwakilan kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan

pelindungan anak; dan perwakilan kelompok masyarakat miskin.

Selain unsur masyarakat, musyawarah perencanaan pembangunan Desa dapat

melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya

masyarakat. Rancangan RKP Desa memuat rencana penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan

pemberdayaan masyarakat Desa.Rancangan RKP Desa, berisi prioritas program

dan kegiatan yang didanai:

a. Pagu indikatif Desa;

b. Pendapatan asli Desa;

c. Swadaya masyarakat Desa;

d. Bantuan keuangan dari pihak ketiga; dan

e. Bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah

kabupaten/kota.

Prioritas, program dan kegiatan, dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap

kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi:

a. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan Desa;

b. Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;

c. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan

kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia;

25
d. Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;

e. Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi;

f. Pendayagunaan sumber daya alam;

g. Pelestarian adat istiadat dan sosial budaya Desa

h. Peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan

kebutuhan masyarakat Desa; dan

i. Peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga kemasyarakatan Desa.

Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa dituangkan

dalam berita acara. Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun RPJM Desa

melakukan perbaikan dokumen rancangan RKP Desa berdasarkan hasil

kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa. Rancangan RKP Desa

menjadi lampiran rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa. Kepala Desa

menyusun rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa. Rancangan peraturan

Desa tentang RKP Desa dibahas dan disepakati bersama oleh kepala Desa dan

Badan Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa tentang

RKP Desa.

7. Perubahan RKP Desa RKP Desa

RKP Desa dapat diubah dalam hal:

a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi,

dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau

b. terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

26
Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan terjadi peristiwa khusus

kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai kewenangan

terkait dengan kejadian khusus;

b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena dampak

terjadinya peristiwa khusus;

c. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB; dan

d. menyusun rancangan RKP Desa perubahan.

Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan perubahan mendasar atas

kebijakan, kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah,

pemerintah daerah provinsi, dan/ atau pemerintah daerah kabupaten/kota;

b. mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena dampak

terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota;

c. menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB; dan

d. menyusun rancangan RKP Desa perubahan.

Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa

yang diadakan secara khusus untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan

perubahan RKP Desa. Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan

Desa disesuaikan dengan terjadinya peristiwa khusus dan/atau terjadinya

perubahan mendasar. Hasil kesepakatan dalam musyawarah perencanaan

pembangunan Desa ditetapkan dengan peraturan Desa tentang RKP Desa

27
perubahan sebagai dasar dalam penyusunan perubahan APB Desa.

8. Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa

Kepala Desa menyampaikan daftar usulan RKP Desa kepada bupati/walikota

melalui camat. Penyampaian daftar usulan RKP Desa aling lambat 31 Desember

tahun berjalan. Daftar usulan RKP Desa menjadi materi pembahasan di dalam

musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan dan kabupaten/kota.

Bupati/walikota menginformasikan kepada pemerintah Desa tentang hasil

pembahasan daftar usulan RKP Desa. Informasi tentang hasil pembahasan daftar

usulan RKP Desa diterima oleh pemerintah Desa setelah diselenggarakannya

musyawarah perencanaan pembangunan di kecamatan pada tahun anggaran

berikutnya. Informasi diterima pemerintah desa paling lambat bulan Juli tahun

anggaran berikutnya.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perencanaan pembangunan merupakan proses yang sangat penting dalam

pelaksanaan pembangunan,salah satu kunci dari keberhasilan tujuan

pembangunan adalah sejauh mana perencanaan pembangunan dilakukan Dalam

Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 tentang desa sudah diharuskan dan

menjadi prasarat penerimaan dana desa makanya desa harus membuat

perencanaan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.

RPJM desa ini merupakan penjabaran Visi Misi Kepala desa yang dalam

pelaksanaanya harus melibatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan.

Selain hal tersebut diatas perencanaan juga sebagai upaya singkronisasi

perencanaan pembangunan anatara perencanaan pembangunan desa dan

perencanaan pembangunan kabupaten/kota Dengan demikian diharapkan konsep

1 (satu) Desa, 1 (Satu) Perencanaan dan 1 (satu) penganggaran dapat terwujud

3.2SARAN

Dalam konsep perencanaan desa berdasarkan permendagri 114 tahun 2014

proses penyusunan dokumen Rencana pembangunan desa sangatlah sederhana

dibandingkan dengan Permendagri 66 Tahun 2007. Penyusunan rencana

pembangunan hanya didasarkan pada consensus atau musyawarah mufakat

sehingga dimungkinkan peran tokoh masyarakat, perangkat desa dan kepala desa

cukup besar dalam merencanakan kegiatan di desa. Berbeda dengan permendagri

29
66 tahun 2007 dimana mulai proses awal sudah dilakukan penilain mulai dari

penilaian masalah sampai dengan penilaian alternatif tindakan atau usulan

kegiatan.

DAFTAR PUSTAKA

30
- Permendagri 114  Tahun 2014 Tentang pedoman pembangunan Desa

- Undang Undang Desa no 06 Tentang Desa

- Sahroni,dkk.2004.Perencanaan Pembangunan Daerah.GTZ-USAID,Jakarta

- Tamrin,Achmad A;dan Suhardi ,2018.Paradigma Pembangunan Perdesaan

Berkelanjutan.Cetakan ke -1.USAID LESTARI

- Suwandi dan Rostyaningsih (2012)  Perencanaan pembangunan partisipatif di

desa surakarta kecamatan suranenggala kabupaten Cirebon, Journal of Public

Policy and Management, http://ejournal-s1.undip.ac.id/inde

- https://media.neliti.com/media/publications/284711-perencanaan-pembangunan-

desa

- https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/download/34890/32716

- https://www.scribd.com/document/413439111/Makalah-Perencanaan-

Pembangunan-Desa

31

Anda mungkin juga menyukai