Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PENYULUHAN

“PEMBERDAYAAN MASYARAKAT”

Disusun Oleh:
NANIK WULANDARI
2254315018

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


POLITEKNIK LINGGA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas
Pendidikan Agama Islam ini dengan baik.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Pemberdayaan


Masyarakat. Mohon maaf sebelumnya saya menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata pelajaran Dasar-


Dasar penyuluhan. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan
banyak terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................3

1.1Latar Belakang.............................................................3

BAB II PEMBERDAYAAN MASYARAKAT......................................4

2.1 Pengertian Pemberdayaan.......................................4

2.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat.........................4

2.3 Materi Pemberdayaan Masyarakat.........................4

BAB III PENUTUP..........................................................................6

3.1 Kesimpulan............................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha untuk membuat masyarakat menjadi


berdaya melalui upaya pembelajaran sehingga mereka mampu untuk mengelola dan
bertanggung jawab atas program pembangunan dalam komunitasnya. Pembelajaran
tersebut diimplementasikan dalam rangkaian pengembangan kapasitas masyarakat, dimana
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan masyarakat
setempat karena pada dasarnya setiap komunitas bersifat unik. Dasar utama penyusunan
perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak
berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi
tersendiri. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh
seluruh Provinsi, Kabupaten, dan Kota, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh Daerah yang memiliki potensi
unggulan dan kekhasan Daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan
otonomi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor unggulan
masing-masing Daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya daerah dalam
rangka mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat. Pembangunan desa
memegang peranan penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pada
hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut terlihat
melalui banyaknya program pembangunan yang dirancang pemerintah untuk pembangunan
desa. Hampir seluruh instansi terutama pemerintah daerah mengkoordinir pembangunan
desa dalam program kerjanya. Tentunya berlandaskan pemahaman bahwa desa sebagai
kesatuan geografis terdepan yang merupakan tempat sebagian besar penduduk bermukim.
Dalam struktur pemerintahan, desa menempati posisi terbawah, akan tetapi justru terdepan
dan langsung berada di tengah masyarakat. Karena dapat di pastikan apapun bentuk setiap
2 program pembangunan dari pemerintah akan selalu bermuara ke desa. Pembangunan
desa masih memiliki berbagai permasalahan, seperti adanya desa terpencil atau terisolir
dari pusat-pusat pembangunan (Centre of excellent). Masih minimnya prasarana sosial
ekonomi serta penyebaran jumlah tenaga kerja produktif yang tidak seimbang, termasuk
tingkat produktivitas, tingkat pendapatan masyarakat dan tingkat pendidikan yang relatif
masih rendah. Semua itu pada akhirnya berkontribusi pada kemiskinan penduduk. Fakta
tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan program dan proyek
pembangunan dalam pelaksanaan pembangunman desa. Namun demikian program atau
proyek di arahkan dalam pembangunan desa justru tidak dapat berjalan optimal, karena
kebanyakan direncanakan jauh dari desa (Korten, 1988). Masyarakat masih di anggap oleh
obyek/sasaran yang akan dibangun. Hubungan yang terbangun adalah pemerintah sebagai
subjek/pelaku pembangunan dan masyarakat desa sebagai obyek/sasaran pembangunan
Partisipasi yang ada masih sebatas pemanfaatan hasil. (Kartasasmita, 1996).
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa merupakan unsur pelaksana Urusan
Pemerintahan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang menjadi kewenangan
daerah. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana dipimpin oleh kepala dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana mempunyai tugas
membantu bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di
bidang pemberdayaan masyarakat dan desa terkait pemberdayaan usaha ekononomi
pedesaan dan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan serta tugas pembantuan yang
diberikan kepada kabupaten. Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha untuk membuat
masyarakat menjadi berdaya melalui upaya pembelajaran sehingga mereka mampu untuk
mengelola dan bertanggung jawab atas program pembangunan dalam komunitasnya.
Pembelajaran tersebut diimplementasikan dalam rangkaian pengembangan kapasitas
masyarakat, dimana pelaksanaannya harus disesuaikan dengan karakteristik dan
kemampuan masyarakat setempat karena pada dasarnya setiap komunitas bersifat unik. 3
Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat di kecamatan pada dasarnya di pengaruhi
oleh banyak faktor, diantaranya adalah dana yang di miliki oleh kecamatan, tingkat
pendidikan masyarakat, tingkat perekonomian masyarakat, kesadaran masyarakat, peran
serta masyarakat, sumber daya alam yang tersedia, kondisi sosial masyarakat, kemandirian
masyarakat, peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, dan lain sebagainya. Dalam
kondisi yang ideal proses pengembangan kapasitas masyarakat harus dijalankan dengan
menyesuaikan kemampuan dan karakteristik masyarakat setempat, sehingga bisa jadi
proses tersebut memerlukan waktu dan pendekatan yang berbedabeda antar satu
komunitas dengan komunitas lainnya. Untuk memberikan pemahaman dan mengajak
masyarakat dalam partisipasi demi kemajuan mereka sendiri juga tidak bisa disamaratakan
antara satu anggota masyarakat dengan anggota masyarakat yang lain, hal ini disebabkan
karena latar belakang pemikiran yang beragam yang dipengaruhi oleh status sosial, jenis
kelamin, usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Oleh karena itu derajat keberdayaan
masyarakat akan sangat bervariasi meskipun proses pengembangan kapasitas yang ada
dilakukan dengan pendekatan yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Setiap anggota
masyarakat dalam sebuah komunitas sebenarnya memiliki potensi, gagasan serta
kemampuan untuk membawa dirinya dan komunitasnya untuk menuju ke arah yang lebih
baik, namun potensi itu terkadang tidak bisa berkembang disebabkan faktor-faktor tertentu.
Untuk menggerakkan kembali kemandirian masyarakat dalam pembangunan di
komunitasnya, maka diperlukan dorongan-dorongan atau gagasan awal untuk menyadarkan
kembali peran dan posisinya dalam kerangka untuk membangun masyarakat madani. 4
Perangkat Daerah Kabupaten Jember adalah unsur pembantu kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah. Perangkat Daerah Kabupaten Jember adalah unsur pembantu
bupati dan DPRD Kabupaten Jember dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah Kabupaten Jember. Sekretariat Daerah Kabupaten Jember
mempunyai tugas membantu bupati dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian
administratif terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah di lingkungan
Kabupaten Jember. Pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah dan unit kerja
mempunyai hubungan kerja yang jelas, baik secara vertikal maupun horizontal.
Penentuan tugas dan fungsi perlu memberikan ruang untuk menampung tugas dan fungsi
yang diamanatkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan. Hubungan kerja dalam
rangka sinkronisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah kabupaten dalam
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang sama harus bersifat koordinatif dan fungsional.
BAB II

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

2.1 Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah bagian tindakan mengacu pada proses pemberdayaan diri


dan dukungan profesional dari orang-orang, yang memungkinkan mereka untuk mengatasi
rasa tidak berdaya dan kurangnya pengaruh, dan untuk mengenali dan menggunakan
sumber daya mereka untuk melakukan pekerjaan dengan kekuatan yang dimiliki.

Dimana dalam pekerjaan sosial, pemberdayaan membentuk pendekatan praktis dari


intervensi berorientasi sumber daya. Dalam bidang pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan demokratis, pemberdayaan dipandang sebagai alat untuk meningkatkan
tanggung jawab warga.

Oleh karena itulah, pemberdayaan sebagai konsep kunci dalam wacana


mempromosikan keterlibatan sipil. Pemberdayaan sebagai sebuah konsep, yang ditandai
dengan bergerak dari yang berorientasi defisit menuju persepsi yang lebih kuat, dapat
semakin ditemukan dalam konsep manajemen, serta di bidang pendidikan berkelanjutan
dan swadaya.

2.2 Tujuan Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat dengan tujuannya adalah keadaan yang ingin dicapai


baik dari suatu perubahan sosial yang mana menjadi masyarakat yang lebih berdaya,
memiliki kekuasaan juga pengetahuan dan kemampuan untuk dapay memenuhi kebutuhan
hidupnya lebih baik lagi.

2.3 Materi Pemberdayaan Masyarakat

Kemandirian masyarakat untuk membentuk pemberdayaan tersebut lebih baik jika


ada kontribusi dari masyarakat tersebut. Fokus konsentrasi pemberdayaan masyarakat terletak
pada pengembangan kapasitas masyarakat, sehingga perlu adanya pendekatan Swasta terlebih
dahulu. Misalnya orientasi pasar dan melakukan kerja sama dengan Swasta.
Desentralisasi yang ada di Indonesia hampir seluruh pulau Jawa memiliki potensi
yang jauh lebih baik. Akan tetapi bukan berarti di pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan
Papua tidak bagus. Hanya saja perlu perhatian yang lebih ekstra supaya tingkat potensi nya
menjadi lebih baik.

Dalam Pemberdayaan Masyarakat juga memiliki tantangan pada pasar dan


masyarakat yaitu seperti, berikut :

1. Harus adanya akses informasi


2. Harga pangan rendah saat panen
3. Kerjasama (Contact Farming)
4. Adanya isu

Untuk membentuk Pemberdayaan Masyarakat yang baik, sebaiknya memiliki strategi khusus
dan terencana. Strategi berfungsi sebagai alat dalam rintangan dan alat untuk memikirkan
jalan keluar terhadap macam-macam ancaman strategi ini mencangkup sebagai berikut :
1. Behaviour (Melihat kebiasaan lalu di ubah)
2. Champion (Mengajak untuk melakukan pendekatan masyarakat)
3. Kebijakan (Perlakuan yang digunakan terhadap pemberdayaan tapi prosesnya
berlangsung cukup lama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi
pemberdayaan masyarakat menurut peneliti, yaitu perpaduan dari perencanaan komunikasi dan
manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu memberdayakan masyarakat
dengan proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, dan memfasilitasi warga
masyarakat. Akantetapi, terdapat perbedaan pemikiran mengenai konsep strategi komunikasi yang
dimaksud oleh tim Kelompok Swadaya Wanita (KSW), yaitu menggunakan strategi komunikasi
pemberdayaan masyarakat dengan strategi momong, strategi hati nurani, dan strategi tanggung
renteng. Strategi-strategi yang dimaksud ini menurut peneliti adalah sebuah istilah dalam konsep
pemberdayaan, bukan strategi komunikasi yang dimaksudkan peneliti.Peneliti melihat bahwa
memang tidak ada pengkhususan atau pedoman yang benar-benar digunakan sebagai pegangan.
Semua tindakan dan strategi yang dilakukan di dalam proses pemberdayaan masyarakat ini berbasis
kemanusiaan, kekeluargaan dan kepercayaan. Namun demikian,, dengan melihat tujuan
pemberdayaan masyarakat yang dikhususkan bagi kaum wanita dalam KSW ini, justru memberi
dampak yang positif bagi masyarakat.

B. Saran

Dari penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, penulis memberikan saran:

1. untuk penelitian lanjutan mengenai strategi komunikasi pemberdayaan masyarakat,diperlukan


penelitian berbasis kearifan lokal.

2. untuk perusahaan atau YSBS, yaitu dengan menambahkan jumlah pembina (tim KSW), karena
dengan semakin banyaknya pembina yang membantu masyarakat khususnya kaum wanita yang mau
maju dan berkembang dengan program KSW ini, akan semakin banyak pula masyarakat menuju
pada perkembangan personal dan kelompokuntuk kualitas hidup yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai