Hasim
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
Bab I: Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Dasar Hukum...................................................................................................3
C. Maksud dan Tujuan.........................................................................................3
D. Ruang Lingkup................................................................................................4
E. Batasan Operasional.......................................................................................5
Bab V: Pengorganiasian
A. Struktur..........................................................................................................19
B. Kewajiban & Tanggung Jawab.......................................................................20
ii
Panduan Bimbingan Sosial
Daftar Pustaka....................................................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permasalahan Sosial dewasa ini semakin kompleks dan membutuh
kan penanganan dari kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat itu sendiri. Penanganan permasalahan sosial tidak hanya
menjadi kewajiban pemerintah melalui program-programnya tapi juga
menjadi kewajiban dari masyarakat sebagai kekuatan dan modal utama
menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu ketahanan sosial
masyarakat perlu menjadi fokus dalam upaya pemberdayaan dan pe
nguatan kelembagaan lokal masyarakat.
Dalam membentuk Desa Berketahanan Sosial perlu ada beberapa
indikator yang perlu dicapai diantaranya, adanya peningkatan kapasitas
SDM masyarakat melalui penguatan potensi dan kekuatan-kekuatan ma
syarakat, adanya peningkatan kapabalitas kelembagaan lokal masyarakat
yang dilakukan melalui bimbingan sosial dan peningkatan partisipasi
sosial masyarakat. Desa berketahanan sosial adalah wujud yang menjadi
cita-cita bangsa dalam membangun bangsa melalui pinggiran.
Kelembagaan lokal menjadi fokus salah satu indikator dalam mem-
persiapkan desa berketahanan sosial melalui sistem kelembagaan lokal
yang terkait dengan penanganan/pencegahan permasalahan sosial di
masyarakat serta memperkuat budaya partisipasi sosial masyarakat.
Dengan adanya penguatan kapabalitas Kelembagaan lokal masyarakat
1
Pusat Penyuluhan Sosial
2
Panduan Bimbingan Sosial
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial. Dijelaskan bahwa Usaha Penanggulangan Kemiskinan perlu
didahului dengan kegiatan Penyuluhan dan Bimbingan Sosial
2. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin.
3. Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 10 tahun 2014 tentang
Penyuluhan Sosial.
5. PER/06/M.PAN/4 2008 Tentang Jabatan fungsional penyuluh s osial
dan angka kreditnya disebutkan bahwa: penyuluhan sosial adalah
suatu proses perubahan perilaku yang dilakukan melalui peyebar-
luasan informasi, komunikasi, motivasi dan edukasi. Pelaksanaan
penyuluhan dan bimbingan sosial dapat dilakukan oleh para pe-
jabat fungsional penyuluh sosial dan penyuluh sosial masyarakat.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2012 tentang Penyeleng-
garaan Kesejahteraan Sosial.
3
Pusat Penyuluhan Sosial
2. Tujuan
Tujuan dari buku panduan bimbingan sosial ini adalah:
a. Terlaksananya bimbingan sosial dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
b. Meningkatnya taraf kesejahteraan sosial melalui bimbingan
sosial.
c. Meningkatnya pengetahuan, kemampuan dan skill dalam
menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensi yang
ada.
d. Meningkatnya kapasitas peran dan fungsi Kelembagaan Lokal
masyarakat.
D. RUANG LINGKUP
1. Arah
Bimbingan Sosial yang dilakukan bersifat makro artinya bimbingan
sosial mengarah pada peningkatan kapabilitas kelembagaan lokal
masyarakat.
2. Sasaran
a. Sasaran Pengguna
Buku Pedoman bimbingan sosial ini dapat dipergunakan oleh
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah (Dinsos Propinsi/
Kabupaten/Kota), Swasta, dan NGO.
b. Sasaran Substansi
Sasaran substansi buku ini diperuntukan untuk Relawan
Penyuluh Sosial Masyarakat, Para Pendamping Sosial di masya
rakat (TKSK, PSM, Pendamping PKH, KUBE, ASLUT, BPNT, dll).
4
Panduan Bimbingan Sosial
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
bagaimana sesuatu harus dilakukan. Hal (pokok) yang menjadi dasar
(pegangan, petunjuk, dan sebagainya) untuk menentukan atau me
laksanakan sesuatu (KBBI).
2. Bimbingan Sosial adalah merupakan proses motivasi dan edukasi
guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.
5
BAB II
KONSEPSI
A. KONSEPS DASAR
1. Definisi
a. Bimbingan sosial merupakan metode dan teknik dalam
penyuluhan sosial.
b. Merupakan proses motivasi dan edukasi guna meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan bagi para PMKS.
c. Membantu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesu-
litan dalam masalah sosial, sehingga individu/kelompok mam-
pu menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan
sosialnya.
2. Tujuan
Tujuan dari bimbingan sosial sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemampuan dalam menemukenali dan meng
atasi masalah serta memenuhi kebutuhan;
b. Meningkatkan kemampuan aksesbilitas sistem sumber
Kesejahteraan Sosial dalam pemecahan masalah;
c. Meningkatkan potensi dan skill masyarakat dalam menyele-
saikan permasalahan sosial;
d. Meningkatkan kapabilitas peran dan tugas lembaga lokal
masyarakat.
7
Pusat Penyuluhan Sosial
8
Panduan Bimbingan Sosial
b. Transfer Value
1) Penyampaian nilai-nilai, pandangan-pandangan yang ber-
orientasi pada motivasi dan ajakan sehingga adanya keingi-
nan untuk berubah kearah lebih baik.
2) Mengajak masyarakat untuk menilai perubahan nilai-nilai/
sikap yang diambil dari informasi/ilmu yang telah diberi-
kan (dampak positifnya).
9
Pusat Penyuluhan Sosial
c. Transfer Skill
1) Penyampaian Keterampilan terkait peran dan tugas yang
seharusnya dilaksanakan.
2) Adanya gerakan sosial secara aktif ikut serta dalam usaha
kesejahteraan sosial.
B. PRINSIP DASAR
1. Proses membantu warga binaan agar dapat membantu dirinya
sendiri;
2. Diperlukan pemahaman keberagaman dan kemampuan individu
yang dibimbing;
3. Adanya sistem rujukan bagi masalah yang tidak dapat diselesaikan
kepada ahli atau lembaga yang berwenang;
4. Dimulai dengan identifikasi masalah;
5. Pelayanan bimbingan sosial harus luwes dan fleksibel;
6. dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidangnya;
7. Adannya monitoring dan evaluasi.
10
BAB III
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. STRATEGI
Strategi bimbingan sosial yang digunakan dalam membangun desa
berketahanan sosial melalui:
1. Peningkatan Kapasitas SDM Masyarakat melalui penguatan po
tensi/kekuatan-kekuatan Masyarakat;
2. Memperkuat aksesibilitas sistem sumber kesejahteraan sosial;
3. Peningkatan kapabilitas dan intensitas peran kelembagaan lokal
masyarakat.
B. KEBIJAKAN
Kebijakan yang dilakukan dalam menguraikan strategi bimbingan
sosial melalui:
1. Pelayanan Dasar;
2. Pelayanan Responsif;
3. Pelayanan Perencanaan;
4. Dukungan Sistem (aspek menagemen dan pengembangan).
11
BAB IV
KEGIATAN
A. PELAYANAN DASAR
1. Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan ke-
pada masyarakat melalui kegiatan peningkatan kapasitas SDM da-
lam rangka pengubahan pola perilaku masyarakat. Pelayanan dasar
dilakukan secara sistematis untuk mengembangkan perilaku jangka
panjang sesuai dengan tahap dan tugas–tugas perkembangan yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih, mengambil
keputusan dan menyelesaikan masalah.
2. Tujuan
Pelayanan ini bertujuan untuk membantu masyarakat agar mampu
meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat sehingga
meningkatnya perkembangan perilaku masyarakat dalam menyel-
esaikan tugas dan fungsinya.
13
Pusat Penyuluhan Sosial
3. Fokus Pengembangan
Fokus pengembangan yang dilakukan pada pola perilaku masyarakat
meliputi:
Fokus pengembangan pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas
atas dasar standar kompetensi kemandirian antara lain mencakup
pengembangan: (1) self-esteem, (2) motivasi, (3) keterampilan
pengambilan keputusan, (4) keterampilan pemecahan masalah,
(5) keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, (6)
penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku bertanggung
jawab.
4. Strategi Implementasi Program Pelayanan Dasar
a. Pelayanan Informasi:
1) Layanan informasi terkait program kesejahteraan sosial;
2) Layanan informasi terkait permasalahan sosial;
3) Layanan informasi terkait sistem sumber kesejahteraan sosial.
b. Penguatan Kapasitas SDM masyarakat:
1) Pemberian informasi dan pemahaman kepada masyarakat;
2) Pemberian keterampilan/skill sesuai dengan potensi dan ke-
butuhan masyarakat.
c. Prakondisi masyarakat dalam penerimaan program Kesejahte
raan Sosial.
14
Panduan Bimbingan Sosial
B. PELAYANAN RESPONSIF
1. Pengertian
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada ma
syarakat yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memer-
lukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu
dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tu-
gas perkembangan.
2. Tujuan
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu masyarakat agar
dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang
dialaminya atau membantu masyarakat yang mengalami ham-
batan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
3. Fokus Pengembangan
Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebu-
tuhan masyarakat. Bimbingan sosial diberikan kepada pihak-pihak
yang membutuhkan layanan darurat dan segara untuk ditangani
sesuai dengan masalah dan kebutuhan. Fokus pelayanan diberikan
kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
4. Strategi Implementasi Program
a. Konseling dan bimbingan sosial kelompok;
b. Aksesibilitas sistem sumber kesejahteraan sosial;
c. Referal/rujukan.
15
Pusat Penyuluhan Sosial
C. PELAYANAN PERENCANAAN
1. Pengertian
Pelayanan Perencanaan diartikan sebagai bantuan kepada masya
rakat agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang
berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pema-
haman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman
akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Layanan bimbingan sosial perencanaan diberikan kepada inidivi
dual, kelompok dan masyarakat.
Perencanaan pada masyarakat diberikan melalui kelembagaan
lokal masyarakat. Kelembagaan lokal sebagai wadah dalam me
laksanakan/menjalankan aktifitas kemasyarakatan.
2. Tujuan
Tujuan pelayanan ini adalah membantu masyarakat agar memiliki
pemahaman tentang diri dan lingkungannya, mampu merumuskan
tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan diri,
baik menyangkut aspek pribadi (SDM) dan aspek kelembagaan lokal
masyarakat berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang
telah dirumuskannya. Melalui pelayanan perencanaan, masyarakat
diharapkan dapat:
a. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan/pelatihan
pengembangan potensi diri.
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka
pencapaian tujuannya.
c. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
16
Panduan Bimbingan Sosial
17
Pusat Penyuluhan Sosial
BIMBINGAN SOSIAL
Jenis
Layanan
EVALUASI
18
BAB V
PENGORGANISASIAN
A. STRUKTUR
MASYARAKAT
19
Pusat Penyuluhan Sosial
20
Panduan Bimbingan Sosial
Koordinasi langsung
Sebagai koordinator �ngkat Provinsi
DINAS yang berperan sebagai penanggungjawab
SOSIAL dan pelaksana program
PROVINSI
21
BAB VI
MEKANISME
B. PENYAMPAIAN INFORMASI
1. Penyampaian informasi diberikan dalam upaya m emberikan
pengetahuan (transfer knowledge) mengenai Pemerlu Pela
yanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), Potensi Sumber Kesejah
teraan Sosial (PSKS), serta informasi tentang program-pro-
gram Kesejahteraan Sosial baik dari Pusat, Provinsi maupun
Kabupaten.
23
Pusat Penyuluhan Sosial
24
Panduan Bimbingan Sosial
E. PARTISIPASI SOSIAL
1. Tumbuh dan berkembangnya budaya partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaan program kesejahteraan sosial.
2. Lahirnya inisiasi (gerakan-gerakan) sosial masyarakat dalam
menanggapi isu permasalahan sosial yang ada serta mampu
mencegah dan menyelesaikan permasalahan sosial tersebut
dengan memanfaatkan potensi dan sistem sumber yang ada.
3. Meningkatnya pertemuan sosial masyarakat, gotong-royong
dan swadaya sosial masyarakat sebagai modal sosial mem-
perkuat pranata sosial dan kearifan lokal yang ada.
25
Pusat Penyuluhan Sosial
• Transfer Value
• Transfer Skill
Penanganan Kelembagaan
Permasalahan Par�sipasi Lokal
Sosial
26
BAB VII
SISTEM PENGENDALIAN
A. SUPERVISI
1. Kegiatan Supervisi dilakukan untuk mengawasi dan membim
bing pihak-pihak yang terlibat (relawan Pensosmas, Dinas So-
sial Propinsi/Kab/Kota, kelembagaan lokal masyarakat) agar
mampu melaksanakan peran dan tugas sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
2. Supervisi dilakukan oleh Petugas Pusat 1 kali setahun sebelum
pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
B. MONITORING
1. Monitoring dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan
peran dan tugas sesuai dengan standar yang ditentukan.
2. Monitoring dilakukan dalam bentuk observasi dan wawancara
dengan pihak terkait.
3. Monitoring bersifat berkelanjutan dan dilakukan setiap saat
sebagai bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan peran rela
wan Pensosmas dilakukan oleh petugas pusat kepada pihak
yang terlibat (relawan Pensosmas, Dinas Sosial Provinsi/Kab/
Kota, kelembagaan lokal masyarakat) dan Dinas sosial Provinsi/
Kabupaten kepada Relawan Pensosmas.
27
C. EVALUASI
1. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauhmana pencapaian hasil
yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditentukan ser-
ta untuk mengetahui kendala-kendala dan kekurangan sebagai
bentuk rekomendasi perbaikan di tahun berikutnya.
2. Evaluasi dilakukan dalam bentuk diskusi dan paparan hasil
yang telah dicapai.
3. Evaluasi dilakukan oleh petugas pusat kepada pihak yang
terlibat (relawan Pensosmas, Dinas Sosial Propinsi/Kab/Kota,
kelembagaan lokal masyarakat).
D. PELAPORAN
Relawan Pensosmas membuat laporan dari hasil kegiatan penyu
luhan dan Bimbingan Sosial yang telah dilakukan melalui web http://
puspensos.kemsos.go.id/
28
BAB VIII
PENUTUP
29
Daftar Pustaka
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
2. Buku Pedoman Bimbingan Sosial tahun 2011
30