Anda di halaman 1dari 26

SOSIALISASI

PERATURAN MENTERI SOSIAL


NOMOR 10 TAHUN 2014
TENTANG PENYULUHAN SOSIAL

Pusat Penyuluhan Sosial


Kementerian Sosial RI
2014

PENGERTIAN

Penyuluhan Sosial adalah suatu proses


pengubahan perilaku yang dilakukan melalui
penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi
dan edukasi oleh penyuluh sosial baik secara
lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok
sasaran sehingga muncul pemahaman yang
sama, pengetahuan dan kemauan guna
berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. (Pasal 1 ayat 1)

Penyuluhan Sosial dimaksudkan sebagai gerak


dasar dan awal untuk dapat lebih memberikan
kesiapan dan manfaat program bagi sasaran
yang ditandai adanya peningkatan pengetahuan,
adanya kepercayaan dan keyakinan akan
perubahan serta kesadaran dari sasaran untuk
mempunyai rasa tanggung jawab penuh dalam
diri sendiri sehingga penyelenggaraan program
kesejahteraan sosial dapat dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik dalam setiap program
penyelenggaraan kesejahteaan sosial. (Pasal 2)

TUJUAN

Penyuluhan Sosial bertujuan : (Pasal 3)


1. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan
pemahaman
yang
sama
dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
2. Meningkatkan
kualitas
dan
komitmen
penyelenggaraan pelayanan sosial yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah
dan masyarakat;
3. Mensinergikan sumber daya manusia penyuluh
sosial dalam penyelenggaraan kegiatan
kesejahteraan sosial.

SASARAN

Penyuluhan Sosial ditujukan kepada: (Pasal 5)


1.
2.
3.
4.

Perseorangan;
Keluarga;
Kelompok; dan atau
Masyarakat

METODE

Metode Penyuluhan Sosial dilakukan melalui:


(Pasal 6 ayat 1)
1. Individu;
2. Kelompok; dan
3. Massal

Metode Penyuluhan Sosial Langsung dilakukan


dengan cara bertatap muka secara langsung
antara penyuluh dan yang disuluh.
(Pasal 6 ayat 3)
Metode Penyuluhan Sosial Tidak Langsung
dilakukan melalui media elektronik, media cetak,
dan media tradisional.
(Pasal 6 ayat 4)

TEKNIK

Teknik Penyuluhan Sosial terdiri atas:


(Pasal 8)
1.
2.
3.
4.

Komunikasi;
Informasi;
Motivasi; dan
Edukasi.

TAHAPAN

Tahapan Penyuluhan Sosial meliputi :


(Pasal 9 ayat 1)
1. Persiapan;
2. Pelaksanaan; dan
3. Pengendalian.

Tahapan Persiapan Penyuluhan Sosial terdiri


atas: (Pasal 9 ayat 2)
1. Pemetaan Sosial;
2. Asesmen; dan
3. Penyusunan Rencana Kerja.

Tahapan Perlaksanaan Penyuluhan Sosial terdiri


atas: (Pasal 9 ayat 3)
1. Pengorganisasian;
2. Pengkoordinasian; dan
3. Operasional.

Tahapan Pengendalian Penyuluhan Sosial terdiri


atas: (Pasal 9 ayat 4)

1.
2.
3.
4.

Supervisi;
Pemantauan;
Evaluasi; dan
Pelaporan.

MEDIA
Bentuk media Penyuluhan Sosial meliputi : (Pasal 10)

1. Media cetak, terdiri atas koran, majalah sosial, buku


bergambar, leaflet, atau poster.
2. Media elektronik, terdiri atas radio, televisi,
megatron, cyber media (internet, sosial media) atau
running text.
3. Media peragaan, terdiri atas pameran, alat peraga
tertentu, pertunjukkan seni(tradisional maupun
modern) atau dongeng.
4. Media luar ruang, terdiri atas baliho atau banner.

MATERI

Materi atau pesan penyuluhan sosial merupakan


pikiran dan / atau gagasan berkaitan dengan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang akan
disampaikan pada sasaran penyuluhan.
(Pasal 11 ayat 1)
Materi atau pesan penyuluhan sosial ditentukan
berdasarkan kebijakan program Kemensos, hasil
evaluasi, peta permasalahan sosial, kepentingan
negara dan kebutuhan masyarakat.
(Pasal 11 ayat 2)

PELAKSANAAN

Setiap pelaksanaan program dan kegiatan


penyelenggaraan kesejahteraan sosial didahului
dengan kegiatan Penyuluhan Sosial.
(Pasal 12 ayat 1)
Pelaksanaan program dan kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial berkoordinasi
dengan unit kerja yang membidangi urusan
penyuluhan sosial. (Pasal 11 ayat 2)

SUMBER DAYA PENYULUHAN SOSIAL

Sumber Daya Penyelenggaraan Penyuluhan Sosial


meliputi : (Pasal 13)
1. Sumber Daya Manusia;
2. Sarana dan Prasarana; dan
3. Sumber Pendanaan.

S D M PENYULUHAN SOSIAL
Sumber Daya Manusia penyelenggara Penyuluhan
Sosial meliputi : (Pasal 14)
1. Penyuluh Sosial Fungsional, merupakan PNS
yang mempunyai jabatan ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, wewenang, untuk melaksana-kan
kegiatan penyuluhan sosial.
2. Penyuluh Sosal Masyarakat, merupakan tokoh
masyarakat baik dari tokoh agama, tokoh adat,
tokoh wanita, dan tokoh pemuda yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat
yang berwenang.

Persyaratan untuk menjadi Penyuluh Sosial


Fungsional, sebagai berikut: (Pasal 15 ayat 1)
a. Berijazah Sarjana S1/Diploma IV bidang
Kesejahteraan Sosial;
b. Paling rendah pangkat III-a;
c. Memiliki
pengalaman
dalam
kegiatan
penyuluhan sosial min. 2 tahun;
d. Telah mengikuti dan lulus pendidikan
fungsional dan pelatihan penyuluh sosial;
e. Usia max. 50 (lima puluh) tahun;
f. DP3 bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

Persyaratan untuk menjadi Penyuluh Sosial


Masyarakat, sebagai berikut: (Pasal 15 ayat 2)
a. Memiliki pendidikan paling rendah SLTP /
sederajat;
b. Berusia antara 25 s.d 60 tahun;
c. Tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, tokoh adat, tokoh wanita;
d. Memiliki pengaruh terhadap masyarakat
tempat domisili;
e. Memiliki pengalaman berceramah atau
berpidato; dan
f. Paham mengenai PMKS dan PSKS.

Penyuluh Sosial Fungsional dapat memperoleh:


(Pasal 16)
a.
b.
c.
d.
e.

Pendidikan;
Pelatihan;
Promosi;
Tunjangan; dan/atau
Penghargaan.

SARANA DAN PRASARANA


Sarana dan prasarana penyuluhan sosial merupakan
barang atau benda bergerak atau tidak bergerak yang
dimanfaatkan penyuluhan sosial sebagai alat dalam
menunjang kegiatan operasional penyuluhan sosial.
(Pasal 17 ayat 1)
Sarana dan prasarana penyuluhan sosial paling
sedikit memiliki: (Pasal 17 ayat 2)
a.
Audio visual;
b. Sarana mobilitas; dan
c. Media penyuluhan.

SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan dalam penyuluhan sosial dapat
berasal dari : (Pasal 19 ayat 1)
a.
APBN;
b. APBD; dan
c. Sumber lain yang tidak mengikat.

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN


Pemantauan penyuluhan sosial dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui pelaksanaan program
penyuluhan sosial. (Pasal 20 ayat 1)
Unit kerja yang membidangi penyuluhan sosial
melakukan pemantauan terhadap kegiatan penyuluhan sosial yang dilaksanakan di tingkat pusat dan
provinsi. (Pasal 20 ayat 2)
Dinas sosial provinsi melakukan pemantauan
terhadap kegiatan penyuluhan sosial yang dilaksanakan di Kab/Kota. (Pasal 20 ayat 3)

Evaluasi penyuluhan sosial dilakukan untuk


mengetahui perkembangan, keberhasilan, dan
permasalahan pelaksanaan penyuluhan sosial.
(Pasal 21 ayat 1)
Kepala Dinas Sosial Provinsi secara berkala
melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial di
Kabupaten untuk disampaikan kepada Menteri c.q unit
kerja yang membidangi penyuluhan sosial.
(Pasal 21 ayat 2)
Kepala unit kerja yang membidangi penyuluhan sosial
secara berkala melaksanakan evaluasi pelaksanaan
penyuluhan sosial yang diselenggarakan di Provinsi
untuk disampaikan kepada Mensos. (Pasal 21 ayat 3)

Kepala dinas sosial provinsi wajib menyampaikan


Laporan pelaksanaan penyuluhan sosial di provinsi
dan Kab/Kota kepada Menteri c.q unit yang
membidangi penyuluhan sosial dengan tembusan
kepada Gubernur dan Bupati/Walikota.
(Pasal 22 ayat 1)
Laporan disampaikan setiap triwulan, tengah tahun,
dan akhir tahun anggaran. (Pasal 22 ayat 2)
Kepala unit kerja yang membidangi penyuluhan sosial
setiap akhir tahun anggaran menyampaikan laporan
pelaksanaan penyuluhan sosial pusat dan daerah
kepada Menteri Sosial. (Pasal 22 ayat 3)

POLA PENYULUHAN SOSIAL TERPADU


PELAKSANA PS
UNIT
OPERASIONAL

1. Fungsional Penyuluh
2. Masyarakat
3. Stake Holder

INPUT
1. SDM
- Fungsional
- Masyarakat
2. Program
3. Data Awal
4. Mitra Kerja
5. Peraturan
6. Sarana
7. Dana

PERSIAPAN
1. Pemetaan Sosial
2. Asessment
3. Penyusunan Rencana
Kerja

METODE,
TEKNIK, &
PRINSIP

TUJUAN

PELAKSANAAN
PENYULUHAN
SOSIAL

Terwujudnya
perubahan
perilaku masyarakat untuk
berpartisipasi
secara
penuh
dalam
penyelenggarakan
kesejahteraan sosial

1. Pengorganisasian
2. Pengkoordinasian
3. Operasional

MATERI
- Ditjen Rehsos
- Ditjen Dayasos
- Ditjen Linjamsos

MEDIA

UNIT
TEKNIS

Anda mungkin juga menyukai