Anda di halaman 1dari 89

i | Webiner Series 4.

Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


BAB I. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI SINGKAT
Guna meningkatkan optimalisasi kinerja Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial dalam
melakukan kegiatan penyuluhan sosial maka harus terlebih dahulu memahami tentang
kedudukan, kompetensi, fungsi, peran dan tugasnya. Hal ini merupakan poin penting
yang perlu dipahami oleh Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial.
Terkait dengan hal di atas, pada Materiini akan dibahas kedudukan, kompetensi,
fungsi, peran dan tugas yang harus dilaksanakan oleh Penyuluh Sosial yang menduduki
Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial (JFPensos) sebagai jabatan yang dimiliki oleh seorang
Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara. JFPensos merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari lingkungan Kementerian Sosial dan penyelenggaraan bidang
kesejahteraan sosial. Dalam hal ini penyuluhan sosial merupakan salah satu cara untuk
menyampaikan informasi pembangunan serta pelayanan kesejahteraan sosial kepada
sasaran program.
Penyuluh Sosial adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan bidang
penyelenggaraan kesejahteraan sosial dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara
penuh oleh pejabat yang berwenang. Tugas JFPensos sesuai dengan kedudukan dan
kompetensinya adalah melaksanakan dan mengembangkan penyuluhan sosial.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan sosial seorang JFPensos mempunyai
tanggung jawab baik terhadap diri sendiri, sasaran program, bangsa dan negara serta
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada saat yang bersamaan JFPensos dapat
melaksanakan fungsi, peran dan tugasnya memotivasi masyarakat agar mau dan mampu
berperan serta mengatasi permasalahan sosial yang terjadi disekitarnya berdasarkan
potensi dan sumber daya yang ada dalam masyarakat.
Guna pendalaman materi digunakan Lembar Kerja yang dapat digunakan secara
kelompok namun tujuannya adalah meningkatkan kompetensi peserta secara individu

1 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


per individu. Dalam penyajian materi digunakan metode pembelajaran yang variatif untuk
mempermudah peserta menyerap informasi yang disampaikan.

B. RELEVANSI
Materiini merupakan salah satu bagian dari Materidasar, yang terlebih dahulu
harus dipahami oleh masing-masing peserta sebelum masuk ke Materiinti yang
merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi terkait keterampilan. Pada dasarnya
Materidasar menjadi prasyarat untuk memasuki materi Materiinti karena dengan
memahami Materidasar peserta menjadi paham terkait dengan jati dirinya sebagai
seorang penyuluh sosial yang memiliki kedudukan, tuntutan kompetensi yang harus
dipenuhi serta fungsi, peran dan tugas yang harus dijalankan sesuai dengan jenjang
jabatan sebagai seorang Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial.
Pada saat peserta melakukan pendalaman terkait dengan materi intipun, peserta
dapat menyesuaikan dengan kedudukan, fungsi, peran dan tugas yang harus dijalankan
sesuai dengan jenjang jabatannya. Selanjutnya pada saat peserta mempelajari materi
intipun, dapat dilakukan dengan cara mengkaitkan materi inti yang sedang dipelajari
dengan materi dasar terkait dengan kedudukan, kompetensi, fungsi, peran dan tugas
Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial yang dipelajari dalam Materiini.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menerapkan
kedudukan, kompetensi, fungsi, peran dan tugas yang harus dilakukan sebagai Pejabat
Fungsional Penyuluh Sosial di Indonesia.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi pembelajaran ini peserta diharapkan mampu :
a. Menerapkan kedudukan JFPensos.
b. Menerapkan kompetensi JFPensos.
c. Menerapkan fungsi JFPensos.
d. Menerapkan peran JFPensos.

2 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


e. Menerapkan tugas JFPensos.

D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK


1. Kedudukan JFPensos.
a. Kewenangan.
b. Tanggung jawab.
c. Komunikasi.
2. Kompetensi JFPensos
a. Pengertian.
b. Standar Kompetensi.
3. Fungsi JFPensos.
a. Preventif.
b. Remedial/Kuratif/Rehabilitatif.
c. Pengembangan.
d. Penunjang.
4. Peran JFPensos
a. Pendidik (teacher).
b. Tenaga Ahli (expert).
c. Perencana Sosial (social planner).
d. Advokat (advocate).
e. Agen Perubahan (change agent).
f. Penghubung/ Penengah (mediator).
g. Fasilitator (facilitator).
h. Penuntun/Pembimbing (guidancer).
i. Pemberi Motivasi (motivator).
j. Penggerak (dynamisator).
k. Pemberdaya (Empowerer).
l. Juru Bicara Masyarakat (public speaker).
m. Penyelaras perilaku (Behavior modification).
n. Organisator/pengorganisasi (Organizator).
o. Koordinator (Coordinator).

3 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


5. Tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial.
a. Tugas JP Pensos Pertama sebanyak 67 (enam puluh tujuh) butir kegiatan.
b. Tugas JP Pensos Muda sebanyak 124 (seratus dua puluh empat) butir kegiatan.
c. Tugas JP Pensos Madya sebanyak 96 (Sembilan puluh enam) butir kegiatan.

4 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


Kegiatan Belajar:
BAB II. KEDUDUKAN, KOMPETENSI,
FUNGSI, PERAN DAN TUGAS PENSOS

A. DESKRIPSI SINGKAT BAB II


Pada Bab ini akan dibahas tentang kedudukan, kompetensi, fungsi, peran dan tugas
Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial sebagai jabatan yang dimiliki oleh seorang pegawai
negeri sipil. Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dalam menjalankan fungsi, peran dan
tugasnya tidak terlepas dari kedudukannya yang didukung oleh kompetensinya. Dengan
kedudukan yang dimiliki Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari lingkungan Kementerian Sosial dan menjadi salah satu Sumber Daya
Manusia penyelenggara kesejahteraan sosial yang berupaya menyampaikan pesan
inovasi untuk terjadinya perubahan perilaku dari sasaran program.
Materi dari Materiini penting diberikan kepada Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial,
guna meningkatkan optimalisasi kinerjanya dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
social maka harus terlebih dahulu memahami tentang kedudukan, kompetensi, fungsi,
peran dan tugasnya.

B. URAIAN MATERI
1. KEDUDUKAN PEJABAT FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional PNS yang dimaksud dengan jabatan
fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri.
Lebih lanjut pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional PNS

5 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


dijelaskan bahwa jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan
ditetapkan dengan kriteria:
a. Memiliki metodologi, teknik analisis, teknik dan prosedur kerja yang didasarkan atas
disiplin ilmu pengetahuan dan/atau pelatihan teknis tertentu dengan sertifikasi;
b. Mempunyai etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi;
c. Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan:
1) Tingkat keahlian, bagi jabatan fungsional keahlian,
2) Tingkat keterampilan, bagi jabatan fungsional keterampilan.
3) Pelaksanaan tugas bersifat mandiri.
Jabatan fungsional diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
organisasi. Kedudukan Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial sebagai Jabatan Fungsional
Keahlian adalah sebagai pelaksana teknis jabatan fungsional penyuluhan sosial pada
unit kerja Kementerian Sosial, Dinas/Instansi yang melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya di bidang kesejahteraan sosial Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kedudukan
diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial tertentu.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar
Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial, Pejabat Fungsional
Penyuluh Sosial adalah sebagai salah satu sumber daya manusia penyelenggara
kesehteran sosial, bersama dengan Pekerja Sosial, Tenaga Kesejahteraan Sosial dan
Relawan Sosial. Dimana kesemua sumber daya manusia penyelenggara kesejahteran
sosial tersebut juga merupakan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial yang
berupaya mengatasi permasalahan sosial seperti tertuang dalam Peraturan Menteri
Sosial Nomor 08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataaan dan Pengelolaan Data
Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan
Sosial. Dalam hal ini keberhasilan penanganan permasalahan sosial banyak
dipengaruhi oleh peran serta sumber daya manusia penyelenggara kesejahteraan
sosial, salah satunya Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial (JFPensos).
JFPensos adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang
telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Beberapa komponen yang berkaitan
dengan kedudukan JFPensos sebagai mana dijelaskan di atas, antara lain :
a. Wewenang

6 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


Authority a person having the legal power to make and enforce the law.
Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa wewenang adalah seseorang yang
memiliki kekuatan resmi untuk membuat dan melaksanakan ketentuan. Wewenang
adalah hak dan kekuasaan pemegang jabatan untuk mengambil sikap dan tindakan
tertentu untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya. Wewenang terbagi
dalam dua hal, yaitu :
1) Wewenang formal, bersifat mutlak tidak dapat diganggu gugat, karena
dilindungi undang-undang.
2) Wewenang nonformal, bersifat tidak mutlak, tidak dilindungi oleh peraturan
perundang-undangan.
b. Tanggung jawab
Penyuluh sosial merupakan jabatan fungsional yang mempunyai wewenang untuk
menyusun dan mengadakan penyuluhan sosial. Sebagai seorang Penyuluh Sosial
mempunyai tanggung jawab secara vertikal, horizontal, diagonal maupun
tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Materi dan kegiatan penyuluhan dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan
atau lembaga dimana Penyuluh Sosial bernaung serta dapat berguna bagi sesama.
Kegiatan penyuluhan sosial hendaknya dapat menunjang seluruh program dan
kegiatan lembaga baik kedalam maupun keluar lembaga. Penyuluh Sosial
merupakan bagian intergral dari lembaga sehingga seluruh kegiatan penyuluhan
sosial berada dalam koridor lembaga yang bersangkutan.
Sebagai Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial dalam menjalankan wewenang dan
tanggung jawabnya membutuhkan dukungan dari pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat dan dunia usaha sehingga kegiatan penyuluhan sosial yang dilakukannya
dapat berjalan dengan efektif. Oleh karena itu penyuluhan sosial perlu proaktif untuk
menggalang dukungan dari tiga pihak yaitu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

2. KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL


a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi adalah sesuatu yang seseorang tunjukkan dalam kerja setiap hari.
Fokusnya adalah pada perilaku di tempat kerja, bukan sifat-sifat kepribadian atau
keterampilan dasar yang ada di luar tempat kerja ataupun di dalam tempat kerja.
7 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan kerja, karakteristik,
sikap dan perilaku yang mutlak dimiliki Penyuluh Sosial untuk mampu melakukan
tugas dan tanggung jawabnya secara profesional.
Adapun kompetensi Penyuluh Sosial terdapat dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 06/2008 yang diturunkan dalam rincian
kegiatan Penyuluh Sosial yang mengalokasikan Penyuluh Sosial Pertama
mempunyai 67 kegiatan, Penyuluh Sosial Muda mempunyai 124 kegiatan, dan
Penyuluh Sosial Madya mempunyai 96 kegiatan.
Kompeten adalah keterampilan yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh
kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat kinerja yang
memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan yang spesifik. Kompeten harus
dibedakan dengan kompetensi, walaupun dalam pemakaian umum istilah ini
digunakan dapat dipertukarkan.
Keberhasilan seorang Penyuluh Sosial dalam menerapkan kompetensinya terletak
pada kemampuannya menampilkan berbagai peran, fungsi dan tugasnya yang harus
dilaksanakan sesuai dengan masalah yang dihadapi dan penyuluhan sosial yang
dilakukannya.
Perlu diketahui kompetensi, pengetahuan dan keterampilan dapat dikembangkan,
dan diupayakan meningkat dari waktu ke waktu. Dengan demikian maka
pengembangan kompetensi bagi Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial dapat
diibaratkan tindakan ”one man show”, dalam konotasi yang positip, demi kemajuan
karier dan profesionalisme dalam bekerja.
Dalam konteks Pejabat Fungsional Penyuluh sosial, maka contoh seorang Pejabat
Fungsional Penyuluh Sosial yang memiliki kompetensi adalah yang selain pandai
secara intelektual/pengetahuan (terkait dengan standar kompetensi teknis),
memiliki etika bekerja (terkait dengan standar kompetensi sosial kultural), juga aktif
dalam melakukan fungsinya dengan baik termasuk membimbing Pejabat Fungsional
Penyuluh Sosial yang ada dibawahnya (terkait dengan standar kompetensi
manajerial).
Secara singkat kompetensi pendidikan dan keterampilan yang perlu dimiliki
Penyuluh Sosial dapat diperoleh melalui:

8 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


1) Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar dalam bidang pengetahuan,
keterampilan dan sikap profesional, yang dilaksanakan oleh lembaga
pendidikan yang telah diakreditasi oleh lembaga yang berwenang yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
2) Pelatihan adalah salah satu jenis pendidikan non formal yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan seseorang dalam
bidang tertentu.
b. Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan. Adapun standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh JFPensos
dalam penyelenggaraan pemerintahan guna melakukan penyuluhan sosial dan
melaksanakan pelayanan publik meliputi Standar Kompetensi Manajerial dapat
dilihat pada Tabel 2, Standar Kompetensi Teknis dapat dilihat pada Tabel 3 dan
Standar Kompetensi Sosial Kultural dapat dilihat pada Tabel 4. Pada masing-masing
tabel dimuat standar kompetensi untuk Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial mulai
dari Ahi Pertama, Ahli Muda, Ahli Madya hingga “Ahli Utama” yang sedang dalam
proses pengajuan terkait dengan keberadaanya. Begitupun terkait dengan
standar kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial sedang diajukan
regulasinya. Namun demikian tetap penting untuk diketahui dan di sosialisasikan

9 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


Tabel 2. Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial

I. IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan Melaksanakan Pengubahan Perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi dan
edukasi baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran sehingga muncul pemahaman yang
sama, pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial
dengan membantu menyiapkan bahan penyusunan Kajian Kebijakan skala Nasional ataupun Internasional demi
kepentingan Nasional
II. STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI PERTAMA
Kompetensi Level Deskripsi Indikator Kompetensi
1. Integritas 2 Mampu mengingatkan, 2.1. Mengingatkan rekan kerja untuk beritndak sesuai dengan nilai,
mengajak rekan kerja untuk norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi,
bertindak sesuai nilai, Mengajak orang lain untuk beritindak sesuai etika dan kode etik.
2.2. Menerapkan norma-norma secara konsisten dalam setiap situasi,
norma,dan etika organisasi
pada unit kerja terkecil/kelompok kerjanya.
2.3. Memberikan informasi yang dapat dipercaya sesuai dengan etika
organisaasi.
2. Kerjasama 2 Menumbuhkan tim kerja yang 2.1. Membantu orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka
partisipatif dan efektif untuk mendukung sasaran tim;
2.2. Berbagi informasi yang relevan atau bermanfaat pada anggota tim;
mempertimbangkan masukan dan keahlian anggota dalam
tim/kelompok kerja serta bersedia untuk belajar dari orang lain;
2.3. Membangun komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tugas tim.
3. Komunikasi 2 Aktif menjalankan komunikasi 2.1. Menggunakan gaya komunikasi informal untuk meningkatkan
secara formal dan informal; hubungan professional;
bersedia mendengarkan orang 2.2. Mendengarkan pihak lain secara aktif, menangkap dan
mengintreprestasikan pesan-pesan dari orang lain, sertta memberikan
lain, menginterpretasikan
respon yang sesuai;

15 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


pesan dengan respon yang 2.3. Membuat materi presentasi,pidato, draft naskah,laporan dll sesuai
sesuai, mampu menyusun arahan pimpinan.
materi presentasi, pidato,
naskah, lapiran, dll

4. Orientasi pada 2 Berupaya meningkatkan hasil 2.1. menetapkan dan berupaya mencapai standar kerja pribadi yang lebih
hasil kerja pribadi yang lebih tinggi tinggi dari standar kerja di tetapkan organisasi;
dari standar yang ditetapkan, 2.2. Mencari, mencoba metode kerja alternative untuk meningkatkan hasil
kerjanya;
mencari, mencoba metode
2.3. Memberi contoh kepada orang-orang di unit kerjanya untuk mencoba
alternative untuk peningkatan menerapkan metode kerja yang lebih efektif yang sudah dilakukannya.
kinerja.

5. Pelayanan 2 Mampu mensupervisi/ 2.1. Menunjukkan sikap yakin dalam mengerjakan tugas-tugas
Publik mengawasi/ menyediakan dan pemerintahan/pelayanan public, mampu menyelia dan menjelaskan
menjelaskan proses secara objektif bila ada yang mempertanyakan kebijakan yang
diambil;
pelaksanaan tugas-tugas
2.2. Seacara akif mencari informasi untuk mengenali kebutuhan pemangku
pemerintahan/pelayanan kepentingan agar dapat menjalankan pelaksanaan tugas
public secara transparan. pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik secara cepat dan
tanggap.
2.3. Mampu mengenali dan menfaatkan kebiasaan, tatacara, situasi
tertentu sehingga apa yang disampaikan menjadi perhatian pemangku
kepentingan dalam hal penyelesain tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan public.
6. Pengembangan 2 Meningkatkan kemampuan 2.1. Meningkatkan kemampuan bawahan dengan memberikan contoh,
diri dan orang bawahan dengan memberikan instruksi, penjelasan dan petunjuk praktis yang jelas kepada bahawan
lain contoh dan penjelasan cara dalam menyelesaikan suatu pekerjaan;

16 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


melaksanakan suatu 2.2. Membantu bahawan untuk mempelajari proses, program atau system
pekerjaan baru;
2.3. Menggunakan metode lain untuk menyakinkan bahwa orang lain telah
memahami penjelasan atau pengarahan.
7. Mengelola 2 Proaktif/beradaptasi 2.1. Menyesuaikan cara kerja lama dengan menerapkan metode/proses
Perubahan mengkritisi perubahan baru selaras dengan ketentuan yang berlaku tanpa arahan orang lain;
2.2. Mengembangkan kemampuan diri untuk menghadapi perubahan;
2.3. Cepat dan tanggap dalam menerima perubahan.
8. Pengambilan 2 Aktif mengembangkan sikap 2.1. Menampilkan sikap dan prilaku yang peduli akan nilai-nilai
Keputusan saling menghargai, keberagaman dan menghargai perbedaan;
menekankan persamaan dan 2.2. Membangun hubungan baik antar individu dalam organisasi, mitra
kerja, pemangku kepentingan;
persatuan
2.3. Bersikap tenang, mampu mengendalikan emosi, kemarahan dan
frustasi dalam menghadapi pertentangan yang ditimbulkan oleh
perbedaan latar belakang, agama/keprcayaan. Suku, jender, sosial
ekonomi,preferensi politik di lingkungan unit kerjanya.

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI MUDA


1. Integritas 3 Mampu memastikan, 3.1. Memastikan anggota yang dipimpin bertindak sesuai dengan nilai,
menanamkan keyakinan norma dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
bersama agar anggota yang 3.2. Mampu untuk memberikan apresiasi dan teguran bagi anggota yang
dipimpin agar bertindak selaras dengan nilai, norma dan etika
dipimpin bertindak sesuai
organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
dengan nilai, norma, dan etika 3.3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan sikap
organisas, dalam lingkup integritas di dalam unit kerja yang dipimpin.
formal

17 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


2. Kerjasama 3 Efektif membangun tim kerja 3.1 Melihat kekuatan/kelemahananggota tim, membentuk tim yang
untuk peningkatan kinerja tepat, mengantisipasi kemungkinan hambatan, dan mencari solusi
organisasi yang optimal;
3.2. Mengupayakan dan mengutamakan pengambilan keputusan
berdasarkan usulan-usulan anggota tim/kelompok, bernegosiasi
secara efektif untuk upaya penyelesaikan pekerjaan yang menjadi
target kinerja kelompok dan /atau unit kerja;
3.3. Membangun aliansi dengan para pemangku kepentingan dalam
rangka mendukung penyelesain target kerja kelompok.
3. Komunikasi 3 Berkomunikas secara asertif, 3.1. Menyampaikan suatu informasi yang sensitive/rumit dengan cara
terampil berkomunikas penyampaian dan kondisi yang tepat, sehingga dapat dipahami dan
lisan/tertulis untuk diterima oleh pihak lain;
3.2. Menyederhanakan topic yang rumit dan sensitive sehingga lebih
menyampaikan informasi yang
mudah dipahami dan diterima orang lain;
sensitive/rumit/ kompleks. 3.3. Membuat laporan tahunan/periodic/naskah/dokumen/proposal yang
kompleks; membuat surat resmi yang sistematis dan tidak
menimbulkan pemahaman yang berbeda; membuat proposal yang
yang rinci dan lengkap.
4. Orientasi pada 3 Menetapkan target kerja yang 3.1. Menetapkan target kinerja unit yang lebih tinggi dari target yang
hasil menantang bagi unit kerja, ditetapkan organisasi;
memberi apresiasi dan 3.2. Memberikan apresiasi dan teguran untuk mendorong pencapaian hasil
unit kerjanya;
teguran untuk mendorong
3.3. Mengembangkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien untuk
kinerja mencapai target kinerja unitnya..
5. Pelayanan 3 Mampu memanfaatkan 3.1. Memahami, mendeskripsikan pengaruh dan hubungan/kekuatan
Publik kekuatan kelompok serta kelompok yang sedang berjalan di organisasi (aliansi atau persaingan)
memperbaiki standar dan dampaknya terhadap unit kerja untuk menjalankan tugas
pemerintahan secara professional dan netral, tidak memihak;
pelayanan public di lingkup

18 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


unit kerja 3.2. Menggunakan keterampilan dan pemahaman lintas organisasi untuk
secara efektif memfasilitasi kebutuhan kelompok yang lebih besar
dengan cara-cara yang mengikuti standar objektif, transparan,
professional, sehingga tidak merugikan para pihak di lingkup
pelayanan public unit kerjanya;
3.3. Mengimplementasikan cara-cara yang efektif untuk memantau dan
mengevaluasi masalah yang dihadapi pemangku
kepentingan/masyarakat serta mengantisipasi kebutuhan mereka saat
menjalan tugas pelayanan public di unit kerjanya.
6. Pengembangan 3 Memberikan umpan balik, 3.1. Memberikan tugas-tugas yang menantang pada bawahan sebagai
diri dan orang membimbing media belajar untuk mengembangkan kemampuannya;
lain 3.2. Mengamati bawahan dalam mengerjakan tugasnya dan memberikan
umpan balik yang objektif dan jujur; melakukan diskusi dengan
bawahan untuk memberikan bimbingan dan umpan balik bagi
bawahan;
3.3. Mendorong kepercayaan diri bawahan; memberikan kepercayaan
penuh pada bawahan untuk mengerjakan tugas dengan caranya
sendiri; memberi kesempatan dan membantu bawahan menemukan
peluang untuk berkembang.
7. Mengelola 3 Membantu orang lain 3.1. Membantu orang lain dalam melakukan perubahan;
Perubahan mengikuti perubahan, 3.2. Menyesuaikan prioritas kerja secara berulang-ulang jika diperlukan;
mengantisipasi perubahan 3.3. Mendorong kepercayaan diri bawahan; memberikan kepercayaan
penuh pada bawahan untuk mengerjakan tugas dengan caranya
secara tepat
sendiri; memberikan kesempatan dan membantu bawahan
menemukan peluang untuk berkembang’
8. Pengambilan 3 Membandingkan berbagai 3.1. Membandingkan berbagai alternative tindakan dan impikasinya;
Keputusan alternative, menyeimbangkan 3.2. Memilih alternantif solusi yang terbaik, membuat keputusan
resiko keberhasilan dalam operasional mengacu pada alternative solusi terbaik yang didasarkan

19 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


implementasi pada analisis data yang sistematis, seksama, mengikuti prinsip kehati-
hatian.
3.3. Menyeimbangkan antara kemungkinan resiko dan keberhasilan dalam
implemtasinya

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI MADYA


1. Integritas 4 Mampu menciptakan situasi 4.1. Menciptakan situasi kerja yang mendorong seluruh pemangku
kerja yang mendorong kepentingan mematuhi nilai, norma dan etika organisasi
kapatuhan pada nilai, norma 4.2. Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan standar etika yang
tinggi, serta menanggung konsekuensinya
dan etika organisasi
4.3. Berani melakukan koreksi atau mengambil tindakan atas
penyimpangan kode atik/nilai-nilai yang dilakukan oleh orang lain,
pada tataran lingkup kerja setingkat instansi meskipun ada resiko.
2. Kerjasama 4 Membangun komitmen tim, 4.1. Membangun sinergi antar unit kerja di lingkup instansi yang dipimpin;
sinergi 4.2. memfasilitasi kepentingan yang berbeda dari unit kerja lain sehingga
tercipta sinergi dalam rangka pencapain target kerja organisai;
4.3. Mengembangkan system yang menghargai kerja sama antar unit.
Memberikan dukungan/semangat untuk memastikan tercapainya
sinergi dalam rangka pencapaian target kerja organisasi
3. Komunikasi 4 Mampu mengemukakan 4.1. Mengintegrasikan infomasi-informasi penting hasil diskusi dengan
pemikiran multidimensi pihak lain untuk mendapatkan pemahaman yang sama; berbagai
secara lisan dan tertulis untuk informasi dengan pemangku kepentingan untuk tujuan meningkatan
kinerja secara keseluruhan;
mendorong kesepakatan
4.2 Menuangkan pemikirian/.konsep yang multidimensi dalam bentuk
dengan tujuan meningkatkan tulisan formal
kinerja secara keseluruhan 4.3 menyamapikan informasi secara persuasif untuk mendorong
pemangku kepentingan sepakat pada langkah-langkah bersama
dengan tujuan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

20 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


4. Orientasi pada 4 Mendukung unit kerja a. mendorong unti kerja di tingkat instansi untuk mencapai kinerja yang
hasil mencapai target yang melebihi target yang ditetapkan;
ditetapkan atau melebihi hasil b. Memantau dan mengevaluasi hasil kerja unitnya agar selaras dengan
sasaran strategis instansi;
kerja sebelumnya
c. Mendorong pemanfaatn sumber daya bersama antar unit kerja dalam
rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian target
organisai.
5. Pelayanan 4 Mampu memonitor, 4.1. memahami dan memberi perhatian kepada isu-isu jangka panjang,
Publik mengevaluasi, kesempatan atau kekuatan politik yang mempengaruhi organisasi
memperhitungkan dan dalam dalam hubungannya dengan dunia luar, memperhitungkan dan
mengantisipasi dampak terhadap pelaksanaan tugas-tugas pelayanan
mengantisipasi dampak dari
public secara objektif, transparan dan professional dalam lingkup
isu-isu jangka panjang; organisasi;
kesempatan atau kekuatan 4.2. Menjaga agar kebijakan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
politik dalam hal pelayanan instansinya telah selaras dengan standar pelayanan yang objektif,
kebutuhan pemangku netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh
kepentingan yang transparan, kepentingan pribadi/kelompok/partai politik;
objektif dan profesional 4.3. Menerapkan strategi jangka panjang yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan pemngku kepentingan dalam menyusun kebijakan dengan
mengikuti standar objektif, netral, tidak memihak, tidak diskriminatif,
transparan, tidak terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok.
6. Pengembangan 4 Menyusun program 4.1. Menyusun program pengembangan jangka panjang bersama-sama
diri dan orang pengembangan jangka dengan bawahan, termasuk didalamnya penetapan tujuan,
lain panjang dalam rangka bimbingan, penugasan dan pengalaman lainnya, serta mengalokasikan
waktu untuk mengikuti pelatihan /pendidikan/ pengembangan
mendorong manajemen
kompetensi dan karir;
pembelajaran 4..2. Melaksanakan manajemen pembelajaran termasuk evaluasi dan
umpan balik pada tataran organisasi;

21 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


4.3. Mengembangkan orang-orang disekitarnya secara konsisten
melakukan kaderisasi untuk posisi-posisi di unit kerjanya.
7. Mengelola 4 Memimpin perubahan pada 4.1. Mengarahkan unit kerja untuk lebih siap dalam menghadapi
Perubahan unit kerja perubahan termasuk memitigasi resiko yang mungkin terjadi;
4.2. Memastikan perubahan sudah diterapkan secara aktif di lingkup unit
kerjanya secara berkala;
4.3. Memimpin dan memastikan penerapan program-program perubahan
selaras antar unit kerja
8. Pengambilan 4 Menyelesaikan masalah yang 4.1. Menyusun dan/atau memutuskan konsep penyelesaian masalah yang
Keputusan mengandung risiko tinggi, melibatkan beberapa/seluruh fungsi dala organisasi
mengantisipasi dampak 4.2. Menghasilkan solusi dari berbagai masalah yang kompleks, terkait
dengan bidang kerjanya yang berdampak pada pihak lain.
keputusan, membuat tindakn
4.3. Membuat keputusan dan mengantisipasi dampak keputusannya serta
pengamanan mitigasi risiko menyiapkan tindakan penanganannya ( Mitigasi risiko)
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI UTAMA
1. Integritas 5 Mampu menjadi role model 5.1.Mempertahankan tingkat standar keadilan dan etika yang tinggi
dalam penerapan standar dalam perkataan dan tindakan sehari-hari yang dipatuhi oleh seluruh
keadilan dan etika pemangku kepentingan pada lingkup instansi yang dipimpinnya.
di tingkat nasional 5.2 Menjadi “role model” /keteladanan dalam penerapan standar keadilan
dan etika yang tinggi di tingkat nasional.
5.3.Membuat konsep kebijakan dan strategi penerapan sikap integritas
dalam pelaksanaan tugas dan norma-norma yang sejalan dengan nilai
strategis organisasi.
2. Kerjasama 5 Menciptakan situasi kerja 5.1 Menciptakan hubungan kerja yang konstruktif dengan menerapkan
sama secara konsisten, norma / etos / nilai-nilai kerja yang baik di dalam dan di luar
baik di dalam maupun di luar organisasi; meningkatkan produktivitas dan menjadi panutan dalam
instansi organisasi
5.2 Secara konsisten menjaga sinergi agar

22 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


pemangku kepentingan dapat bekerja sama dengan orang di dalam
maupun di luar organisasi.
5.3 Membangun konsensus untuk menggabungkan sumberdaya dari
berbagai pemangku kepentingan untuk tujuan bangsa dan negara.
3. Komunikasi 5 Menggagas system 5.1 Menghilangkan hambatan komunikasi, mampu berkomunikasi
komunikasi yang terbuka dalam isu-isu nasional yang memiliki resiko tinggi, menggalang
secara strategis untuk hubungan dalam skala strategis di tingkat nasional
mencari solusi dengan 5.2 Menggunakan saluran komunikasi formal dan non formal guna
tujuan mencapai kesepakatan dengan tujuan meningkatkan kinerja di tingkat
meningkatkan kinerja instansi/nasional
5.3 Menggagas sistem komunikasi dengan melibatkan pemangku
kepentingan sejak dini untuk mencari solusi dengan tujuan
meningkatkan kinerja di tingkat instansi/nasional
4. Orientasi pada 5 Meningkatkan mutu 5.1 Memastikan kualitas sesuai standar dan keberlanjutan hasil kerja
hasil pencapaian kerja organisasi organisasi yang memberi kontribusi pada pencapaian target prioritas
nasional.
5.2 Memastikan tersedianya sumber daya organisasi untuk menjamin
tercapainya target prioritas instansi/nasional.
5.3. Membuat kebijakan untuk menerapkan metode kerja yang lebih
efektif-efisien dalam mencapai tujuan prioritas nasional
5. Pelayanan 5 Mampu memastikan 5.1. Mampu menciptakan kebijakan kebijakan pelayanan publik yang
Publik kebijakan kebijakan menjamin terselenggaranya pelayanan publik yang objektif, netral,
pelayanan public yang tidak memihak, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh
menjamin terselenggaranya kepentingan pribadi/kelompok/partai politik.
pelayanan publik yang 5.2 Menginternalisasikan nilai dan semangat pelayanan publik yang
objektif, netral, tidak mengikuti standar objektif, netral, tidak memihak, tidak diskriminatif,
memihak, tidak diskriminatif, transparan, tidak terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok kepada
serta tidak terpengaruh setiap individu di lingkungan instansi/nasional.
kepentingan pribadi/
kelompok/partai politik.

23 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


5.3 Menjamin terselenggaranya pelayanan publik yang objektif, netral,
tidak memihak, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh
kepentingan pribadi/ kelompok/partai politik.
6. Pengembangan 5 Menciptakan situasi yang 5.1 Menciptakan situasi yang mendorong individu, kelompok, unit kerja
diri dan orang mendorong organisasi untuk untuk mengembangkan kemampuan belajar secara berkelanjutan di
lain mengembangkan tingkat instansi;
kemampuan belajar secara 5.2 Merekomendasikan /memberikan penghargaan bagi upaya
berkelanjutan dalam rangka pengembangan yang berhasil, memastikan dukungan bagi orang lain
mendukung pencapaian dalam mengembangkan kemampuan dalam unit kerja di tingkat
hasil instansi; inspirasi kepada individu
5.3 Memberikan atau kelompok untuk belajar secara berkelanjutan dalam
penerapan di tingkat instansi.
7. Mengelola 5 Memimpin,menggalang dan 5.1 Membuat kebijakan-kebijakan yang mendorong perubahan yang
Perubahan menggerakkan dukungan berdampak pada pencapaian sasaran prioritas nasional;
pemangku kepentingan menggerakkan
untuk menjalankan 5.2 Menggalang dan dukungan para pemangku kepentingan untuk
perubahan secara mengimplementasikan perubahan yang telah ditetapkan
berkelanjutan pada tingkat 5.3 Secara berkelanjutan, mencari cara-cara baru untuk memberi nilai
instansi/nasional tambah bagi perubahan yang tengah dijalankan agar pemberi
manfaat yang lebih besar bagi para pemangku kepentingan.
8. Pengambilan 5 Menghasilkan solusi 5.1 Menghasilkan solusi yang dapat mengatasi
Keputusan dan mengambil permasalahan jangka panjang.
keputusan untuk 5.2 Menghasilkan solusi strategis yang berdampak pada tataran
mengatasi instansi/nasional.
permasalahan jangka 5.3 Membuat keputusan atau kebijakan yang
panjang/strategis, berdampak nasional dengan memitigasi risiko yang mungkin timbul.
berdampak nasional

24 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


Tabel 3 . Standar Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial

A. IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan Melaksanakan Pengubahan Perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi dan
edukasi baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran sehingga muncul pemahaman yang
sama, pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial
dengan membantu menyiapkan bahan penyusunan Kajian Kebijakan skala Nasional ataupun Internasional demi
kepentingan Nasional
II. STANDAR KOMPETENSI TEKNIS
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI PERTAMA
Kompetensi Level Deskripsi Indikator Kompetensi
1. Penyusunan 2 Mampu menyiapkan bahan 2.1 Mampu mengindentifikasi, mengumpulkan, mengolah dan
kebijakan perumusan kebijakan, menyiapkan data, informasi dan bahan-bahan, yang dibutuhkan untuk
kesejahteraan implementasi, monitoring dan perumusan kebijakan kesejahteraan sosial.
sosial 2.2 Mampu menyusun draft awal program implementasi kebijakan dengan
evaluasi kebijakan
memahami konten dan konteks kebijakan dan menjabarkan dalam
kesejahteraan sosial program implementasi kebijakan kesejahteraan sosial.
2.3 Mampu menyiapkan bahan dan instrumen untuk melakukan
monitoring dan evaluasi penerapan kebijakan kesejahteraan sosial.
2. Advokasi 2 Mampu melakukan advokasi 2.1 'Mampu menyusun rencana advokasi kebijakan kesejahteraan sosial.
kebijakan kebijakan kesejahteraan 2.2 'Mampu menyusun rencana monitoring dan evaluasi advokasi
kesejahteraan sosial, serta monitoring dan kebijakan kesejahteraan sosial.
sosial 2.3 'Mampu melakukan sosialisasi kebijakan dengan presentasi yang
evaluasi hasil advokasi
efektif yang bertujuan agar pemangku kepentingan memahami dan
dapat menerapkan kebijakan kesejahteraan sosial.
2.4 'Mampu mengidentifikasi kebutuhan aktivitas tindak lanjut advokasi
yang spesifik dan intensif.
3. Menyusun 2 Mampu menyusun gambaran 2.1 Mampu menyiapkan bahan penyusunan program penyuluhan sosial
Program umum, menetapkan sasaran

25 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


Penyuluhan garapan, melakukan asesmen 2.2 Mampu menyusun program penyuluhan sosial sesuai dengan
Sosial terhadap kelompok sasaran tahapan dari awal hingga akhir
dan lingkungan sosial, 2.3 Mampu menjelaskan secara lengkap, rinci dan jelas perihal
komunitas serta lingkungan penyusunan program penyuluhan sosial kepada pemangku
masyarakat yang akan kepentingan secara langsung
menjadi sasaran garapan
penyuluhan sesuai pedoman
kerja/petunjuk teknis dan
bimbingan.
4. Menyusun 2 Mampu menyusun materi 2.1 Mampu menyiapkan bahan penyusunan materi penyuluhan social
materi penyuluhan 2.2 Mampu menyusun materi penyuluhan sosial sesuai dengan
penyuluhan kebutuhan sasaran Garapan
sosial 2.3 Mampu menjelaskan secara lengkap, dengan rinci perihal materi
penyuluhan sosial kepada pemangku kepentingan secara langsung
5. Menerapkan 2 Mampu menerapkan media 2.1 Mampu menyiapkan bahan penerapan media penyuluhan social
media penyuluhan sosial 2.2 Mampu menerapkan media penyuluhan sosial sesuai dengan tahapan
penyuluhan dari awal hingga akhir
sosial 2.3 Mampu menjelaskan secara lengkap, rinci dan jelas perihal penerapan
media penyuluhan sosial kepada pemangku kepentingan secara
langsung
6. Menerapkan 2 Mampu menerapkan metode 2.1 Mampu menyiapkan bahan penerapan metode penyuluhan sosial
metode penyuluhan sosial 2.2 Mampu menerapkan metode penyuluhan sosial sesuai dengan
penyuluhan tahapan dari awal hingga akhir
sosial 2.3 Mampu menjelaskan secara lengkap, rinci dan jelas perihal penerapan
metode penyuluhan sosial kepada pemangku kepentingan secara
langsung
7. Evaluasi 2 Mampu melakukan evaluasi 2.1 Mampu menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan dan dampak
Pelaksanaan pelaksanaan dan dampak 2.2 Mampu melakukan evaluasi pelaksanaan dan dampak sesuai dengan
dan Dampak tahapan dari awal hingga akhir

26 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


2.3 Mampu menjelaskan secara lengkap, rinci dan jelas perihal evaluasi
pelaksanaan dan dampak kepada pemangku kepentingan secara
langsung
8. Pengkajian 2 Mampu melakukan 2.1 Mampu menyiapkan bahan pengkajian penyuluhan sosial
penyuluhan pengkajian penyuluhan sosial 2.2 Mampu melakukan proses pengkajian penyuluhan sosial sesuai
social dengan tahapan dari awal hingga akhir
2.3 Mampu menjelaskan secara lengkap, rinci dan jelas perihal pengkajian
penyuluhan sosial kepada pemangku kepentingan secara langsung

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI MUDA


1. Penyusunan 3 Mampu melakukan penilaian 3.1 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi terhadap naskah kebijakan
kebijakan dan evaluasi terhadap konsep kesejahteraan sosial, mengidentifikasi kekurangan dan merumuskan
kesejahteraan kebijakan, pelaksanaan perbaikan terhadap naskah kebijakan.
sosial 3.2 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi implementasi kebijakan,
program, hasil monitoring dan
menguasai konten dan konteks kebijakan, mengetahui dampak positif
evaluasi kebijakan dan negatif dari suatu kebijakan, mengetahui hambatan dan daya
kesejahteraan sosial dukung terhadap implementasi kebijakan, serta dapat melakukan
koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam implementasi
kesejahteraan sosial.
3.3 Mampu menyusun perencanaan dan melaksanakan program
monitoring dan evaluasi terhadap penerapan kebijakan serta
melakukan analisis terhadap hasil monitoring dan evaluasi kebijakan
kesejahteraan sosial.
2. Advokasi 3 Mampu menyelenggarakan 3.1 Mampu menyusun instrumen, materi, dan kelengkapan pelaksanaan
kebijakan advokasi kebijakan advokasi kebijakan kesejahteraan sosial.
kesejahteraan kesejahteraan sosial 3.2 Mampu mengembangkan serta menjalankan strategi atau intervensi
sosial advokasi dalam mengatasi hambatan sistemik dan resistensi
pemangku kepentingan dalam menerapkan kebijakan kesejahteraan
sosial.

27 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


3.3 Mampu mengimplementasikan strategi advokasi dengan target dan
waktu yang terukur dan terencana dengan mendapatkan hasil sesuai
yang diharapkan.
3. Menyusun 3 Mampu melaksanakan dan 3.1 Mampu mendesain/ merancang kegiatan penyusunan program
Program membimbing proses penyuluhan sosial
Penyuluhan penyusunan gambaran umum, 3.2 Mampu membangun jejaring dan mengkoordinir penyusunan program
Sosial penyuluhan sosial
penetapan sasaran garapan,
3.3 Mampu mensupervisi proses penyusunan program penyuluhan sosial
asesmen terhadap kelompok yang dilakukan oleh penyuluh sosial di jenjang dibawahnya,
sasaran dan lingkungan sosial, mengidentifikasi permasalahan dan alternatif solusi.
komunitas serta lingkungan
masyarakat yang akan menjadi
sasaran garapan penyuluhan.

4. Menyusun 3 Mampu secara mandiri dan 3.1 Mampu secara mandiri mendesain/ merancang materi penyuluhan
materi dapat membimbing proses sosial
penyuluhan penyusunan materi 3.2 Mampu mengkomunikasikan materi penyuluhan sosial kepada
sosial pemangku kepentingan
penyuluhan sosial
3.3 Mampu mensupervisi proses penyusunan materi penyuluhan sosial
5. Menerapkan 3 Mampu melaksanakan dan 3.1 Mampu mendesain/ merancang kegiatan penerapan media
media membimbing proses dalam penyuluhan sosial
penyuluhan menerapkan media 3.2 Mampu membangun jejaring dan mengkoordinir penerapan media
social penyuluhan sosial
penyuluhan sosial
3.3 Mampu mensupervisi proses penerapan media penyuluhan sosial,
mengidentifikasi permasalahan dan alternatif solusi.
6. Menerapkan 3 Mampu melaksanakan dan 3.1 Mampu mendesain/ merancang kegiatan penerapan metode
metode membimbing proses dalam penyuluhan sosial
menerapkan metode

28 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


penyuluhan penyuluhan sosial 3.2 Mampu membangun jejaring dan mengkoordinir penerapan metode
sosial penyuluhan sosial
3.3 Mampu mensupervisi proses penerapan metode penyuluhan sosial,
mengidentifikasi permasalahan dan alternatif solusi.
7. Evaluasi 3 Mampu melaksanakan dan 3.1 Mampu mendesain/ merancang kegiatan evaluasi pelaksanaan dan
Pelaksanaan membimbing proses evaluasi dampak
dan Dampak pelaksanaan dan dampak 3.2 Mampu membangun jejaring dan mengkoordinir pelaksanaan evaluasi
pelaksanaan dan dampak
3.3 Mampu mensupervisi proses evaluasi pelaksanaan dan dampak,
mengidentifikasi permasalahan dan alternatif solusi.
8. Pengkajian 3 Mampu melaksanakan dan 3.1 Mampu mendesain/ merancang kegiatan pengkajian penyuluhan
penyuluhan membimbing proses sosial
social pengkajian penyuluhan sosial 3.2 Mampu membangun jejaring dan mengkoordinir pelaksanaan
pengkajian penyuluhan sosial
3.3 Mampu mensupervisi proses pengkajian penyuluhan sosial,
mengidentifikasi permasalahan dan alternatif solusi.

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI MADYA


1. Penyusunan 4 Mampu melakukan 4.1 Mampu melakukan penyelarasan (harmonisasi) dengan peraturan
kebijakan harmonisasi kebijakan, perundang-undangan yang lain; mampu merumuskan intisari dari
kesejahteraan meningkatkan efektivitas suatu kebijakan yang akan memberikan dampak positif dari maksud
sosial dan tujuan kebijakan bagi instansi dan masyarakat serta mampu
implementasi, monitoring dan
menetapkan untuk menjadi draft/naskah final kebijakan
evaluasi kebijakan kesejahteraan sosial.
kesejahteraan sosial 4.2 Menguasai kunci-kunci sukses dalam implementasi suatu kebijakan,
dan menerapkan praktek terbaik pendekatan implementasi kebijakan,
mampu merumuskan solusi terhadap hambatan dalam implementasi
suatu kebijakan dan mengembangkan pendekatan baru dalam
implementasi, dan mampu memberikan dorongan dan mengambil

29 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


keputusan untuk meningkatkan efektivitas implementasi suatu
kebijakan kesejahteraan sosial.
4.3 Menguasai praktek terbaik pendekatan monitoring dan evaluasi
kebijakan di instansi benchmark; menetapkan upaya perbaikan dan
menetapkan langkah-langkah tindak lanjut dari hasil monitoring dan
evaluasi, merumuskan perbaikan terhadap kebijakan kesejahteraan
sosial.
2. Advokasi 4 Mampu mengembangkan 4.1 Mengevaluasi strategi advokasi yang ada saat ini, menganalisis
kebijakan strategi advokasi kebijakan kekuatan dan kekurangan berbagai metode yang dijalankan dengan
kesejahteraan kesejahteraan sosial yang kelompok sasaran yang berbeda.
sosial 4.2 Mengembangkan norma standar, prosedur, kriteria, pedoman,
tepat sesuai kondisi.
dan/atau petunjuk teknis strategi advokasi kebijakan kesejahteraan
sosial.
4.3 Meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan untuk
mengembangkan strategi advokasi yang dapat dijalankan oleh mereka
sendiri dalam menerapkan kebijakan kesejahteraan sosial.
3. Menyusun 4 Mampu mengevaluasi dan 4.1 Mampu melakukan evaluasi terhadap tahapan penyusunan program
Program menyusun perangkat tahapan penyuluhan sosial yang lebih efektif/efisien
Penyuluhan tahapan penyusunan program 4.2 Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan dalam
Sosial penyusunan program penyuluhan sosial.
penyuluhan sosial yang
4.3 Mampu mensupervisi program penyuluhan sosial yang dilakukan oleh
meliputi gambaran umum, penyuluh sosial di jenjang dibawahnya.
penetapan sasaran garapan, 4.4 Mampu membuat rekomendasi penyempurnaan dalam setiap
asesmen terhadap kelompok tahapan penyusunan program penyuluhan sosial.
sasaran dan lingkungan sosial,
komunitas serta lingkungan
masyarakat yang akan menjadi
sasaran garapan penyuluhan

30 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


4. Menyusun 4 Mampu mengevaluasi materi 4.1 Mampu mengevaluasi materi penyuluhan sosial yang lebih
materi penyuluhan sosial efektif/efisien
penyuluhan 4.2 Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan dalam
sosial penyusunan materi penyuluhan sosial.
4.3 Mampu membuat rekomendasi penyempurnaan dalam materi
penyuluhan sosial.
5. Menerapkan 4 Mampu mengevaluasi 4.1 Mampu melakukan evaluasi terhadap tahapan penerapan media
media penerapan media penyuluhan penyuluhan sosial yang lebih efektif/efisien
penyuluhan sosial 4.2 Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan dalam
sosial penerapan media penyuluhan sosial.
4.3 Mampu membuat rekomendasi penyempurnaan dalam setiap
tahapan penerapan media penyuluhan sosial.
6. Menerapkan 4 Mampu mengevaluasi dan 4.1 Mampu melakukan evaluasi terhadap tahapan penerapan metode
metode menerapkan metode penyuluhan sosial yang lebih efektif/efisien
penyuluhan penyuluhan sosial 4.2 Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan dalam
sosial penerapan metode penyuluhan sosial.
4.3 Mampu membuat rekomendasi penyempurnaan dalam setiap
tahapan penerapan metode penyuluhan sosial.
7. Evaluasi 4 Mengembangkan konsep, 4.1 Mampu melakukan penilaian terhadap proses evaluasi pelaksanaan
Pelaksanaan teori, kebijakan, dan menjadi dan dampak yang lebih efektif/efisien
dan Dampak sumber rujukan dalam 4.2 Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan dalam
proses evaluasi pelaksanaan dan dampak.
melakukan evaluasi
4.3 Mampu membuat rekomendasi penyempurnaan dalam setiap
pelaksanaan dan dampak tahapan proses evaluasi pelaksanaan dan dampak.
8. Pengkajian 4 Mampu melakukan evaluasi 4.1 Mampu melakukan evaluasi proses pengkajian penyuluhan sosial
penyuluhan proses pengkajian penyuluhan yang lebih efektif/efisien
sosial sosial 4.2 Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan dalam
proses pengkajian penyuluhan sosial.

31 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


4.3 Mampu membuat rekomendasi penyempurnaan dalam setiap
tahapan proses pengkajian penyuluhan sosial.

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI UTAMA


1. Penyusunan 5 Mengembangkan teori, 5.1 Mengembangkan teori, konsep, teknik, metode tahapan perumusan
kebijakan konsep, penyusunan, kebijakan, implemetasi kebijakan, dan/atau monitoring dan evaluasi
kesejahteraan implementasi dan monitoring kebijakan kesejahteraan sosial.
sosial 5.2 Mampu menyusun buku, pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
evaluasi kebijakan
teknis perumusan dan penyusunan, implementasi, monitoring dan
kesejahteraan sosial evaluasi kebijakan kesejahteraan sosial.
5.3 Menjadi sumber rujukan utama dan mentor (nasional) dalam
penyusunan kebijakan, implementasi kebijakan, monitoring dan
evaluasi kebijakan, serta pemecahan masalah dalam penyusunan,
penerapan dan monitoring evaluasi kebijakan kesejahteraan sosial.
2. Advokasi 5 Mampu mengembangkan, 5.1 Mengembangkan konsep, teori, kebijakan, metode advokasi kebijakan
kebijakan konsep, teori, kebijakan publik, dan/atau monitoring dan evaluasi kebijakan publik.
kesejahteraan advokasi yang sinergis dan 5.2 Mengembangkan sinergitas strategi advokasi kebijakan dengan
sosial kebijakan lembaga lainnya yang dapat memberikan dampak positif di
terintegrasi yang berdampak
tingkat nasional.
nasional 5.3 Menjadi mentor dan rujukan nasional dalam pemecahan masalah
advokasi kebijakan publik, serta monitoring dan evaluasi kebijakan
kesejahteraan sosial.
3. Menyusun 5 Mengembangkan konsep, 5.1 Menganalisis hasil evaluasi proses penyusunan program penyuluhan
Program teori, kebijakan, dan menjadi sosial dan rekomendasi perbaikannya
Penyuluhan sumber rujukan dalam 5.2 Mengembangkan teori, konsep dan kebijakan penyusunan program
Sosial penyuluhan sosial
penyusunan program
5.3 Mampu mensupervisi program penyuluhan sosial yang dilakukan oleh
penyuluhan social penyuluh sosial di jenjang dibawahnya.

32 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


5.4 Menjadi sumber rujukan utama (nasional) dalam implementasi
kebijakan dan pemecahan masalah dalam penyusunan program
penyuluhan sosial.
4. Menyusun 5 Mengembangkan konsep, 5.1 Menganalisis hasil evaluasi proses penyusunan materi penyuluhan
materi teori, kebijakan, dan menjadi sosial dan rekomendasi perbaikannya
penyuluhan sumber rujukan dalam 5.2 Mengembangkan teori, konsep dan kebijakan penyusunan materi
sosial penyuluhan sosial
penyusunan materi
5.3 Menjadi sumber rujukan utama (nasional) dalam implementasi
penyuluhan kebijakan dan pemecahan masalah dalam penyusunan materi
penyuluhan sosial.
5. Menerapkan 5 Mengembangkan konsep, 5.1 Menganalisis hasil evaluasi proses penerapan media penyuluhan sosial
media teori, kebijakan, dan menjadi dan rekomendasi perbaikannya
penyuluhan sumber rujukan dalam 5.2 Mengembangkan teori, konsep dan kebijakan penerapan media
sosial penyuluhan sosial
menerapkan media
5.3 Menjadi sumber rujukan utama (nasional) dalam implementasi
penyuluhan social kebijakan dan pemecahan masalah dalam penerapan media
penyuluhan sosial
6. Menerapkan 5 Mengembangkan konsep, 5.1 Menganalisis hasil evaluasi proses penerapan metode penyuluhan
metode teori, kebijakan, dan menjadi sosial dan rekomendasi perbaikannya
penyuluhan sumber rujukan dalam 5.2 Mengembangkan teori, konsep dan kebijakan penerapan metode
sosial penyuluhan sosial
menerapkan metode
5.3 Menjadi sumber rujukan utama (nasional) dalam implementasi
penyuluhan social kebijakan dan pemecahan masalah dalam penerapan metode
penyuluhan sosial
7. Evaluasi 5 Mengembangkan konsep, 5.1 Menganalisis hasil evaluasi proses evaluasi pelaksanaan dan dampak
Pelaksanaan teori, kebijakan, dan menjadi dan rekomendasi perbaikannya
dan Dampak sumber rujukan dalam 5.2 Mengembangkan teori, konsep dan kebijakan evaluasi pelaksanaan
dan dampak
melakukan evaluasi

33 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


pelaksanaan dan dampak 5.3 Menjadi sumber rujukan utama (nasional) dalam implementasi
kebijakan dan pemecahan masalah dalam proses evaluasi
pelaksanaan dan dampak
8. Pengkajian 5 Mengembangkan konsep, 5.1 Menganalisis hasil evaluasi proses pengkajian penyuluhan sosial dan
penyuluhan teori, kebijakan, dan menjadi rekomendasi perbaikannya
sosial sumber rujukan dalam 5.2 Mengembangkan teori, konsep dan kebijakan pengkajian penyuluhan
sosial
melakukan proses pengkajian
5.3 Menjadi sumber rujukan utama (nasional) dalam implementasi
penyuluhan sosial kebijakan dan pemecahan masalah dalam proses pengkajian
penyuluhan sosial

34 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


Tabel 4. Standar Kompetensi Sosial Kultural Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial

I. IKHTISAR JABATAN
Ikhtisar Jabatan Melaksanakan Pengubahan Perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi, komunikasi, motivasi dan
edukasi baik secara lisan, tulisan maupun peragaan kepada kelompok sasaran sehingga muncul pemahaman yang
sama, pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial
dengan membantu menyiapkan bahan penyusunan Kajian Kebijakan skala Nasional ataupun Internasional demi
kepentingan Nasional
II. STANDAR KOMPETENSI SOSIAL KULTURAL
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL AHLI PERTAMA
Kompetensi Level Deskripsi Indikator Kompetensi
1. Perekat Bangsa 2 Aktif mengembangkan sikap 2.1. Menampilkan sikap dan prilaku yang peduli akan nilai-nilai
slaing menghaqrgai, keberagaman dan menghargai perbedaan;
menekankan persamaan dan 2.2. Membangun hubungan baik antar individu dalam organisasi, mitra
kerja, pemangku kepentingan;
persatuan.
2.3. Bersikap tenang, mampu mengendalikan emosi, kemarahan dan
frustasi dalam menghadapi pertentangan yang ditimbulkan oleh
perbedaan l;atar belakang, agama/kepercayaan, suku jender, sosial
ekonomi, preferensi politik di lingkungan unit kerjanya.

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL MUDA


1. Perekat Bangsa 3 Mempromosikan, 3.1. Mempromosikan sikap menghargai perbedaan di antara orang-orang
mengembangkan sikap yang mendorong toleransi dan keterbukaan;
toleransi dan persatuan 3.2. Melakukan pemetaan sosial di masyarakat sehingga dapat
memberikan respon yang sesuai dengan budaya yang berlaku.
Mengidentifikasi potensi kesalah-pahaman yang diakibatkan adanya
keberagaman budaya yang ada.
3.3. Menjadi mediator untuk menyelesaikan konflik atau potensi konflik
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL MADYA

35 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


1. Perekat Bangsa 4 Mendayagunakan perbedaan 4.1. Menginisiasi dan mempresentasikan pemerintah di lingkungan kerja
secara konstruktif dan kreatif dan masyarakat untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan
untuk meningkatkan dalam keberagaman dan menerima segala bentuk perbedaan dalam
kehidupan bermasyarakat
efektifitas organisasi
4.2. Mampu mendayagunakan perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku, jender, sosial ekonomi, preferensi politik
untuk mencapai kelancaran pencapaian tujuan organisasi
4.3. Mampu membuat program yang mengakomodasi perbedaan latar
belakang, agama/kepercayaan, suku,jender, sosial ekonomi,
preferensi politi.

JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL UTAMA


1. Perekat Bangsa 5 Wakil pemerintah 5.1 Menjadi wakil pemerintah yang mampu membangun hubungan
untuk membangun sosial psikologis dengan masyarakat sehingga menciptakan kelekatan
hubungan sosial psikologis yang kuat antara ASN dan para pemangku kepentingan serta
diantara para pemangku kepentingan itu sendiri.
5.2 Mampu mengkomunikasikan dampak risiko yang teridentifikasi
dan merekomendasikan tindakan korektif berdasarkan
pertimbangan perbedaan latar belakang, agama/kepercayaan,
suku,jender, social ekonomi, referensi politik untuk membangun
hubungan jangka panjang
5.3 Mampu membuat kebijakan yang mengakomodasi perbedaan latar
belakang, agama/ kepercayaan, suku, jender, sosial ekonomi,
preferensi politik yang berdampak positif secara nasional.

36 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


3.FUNGSI PEJABAT FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL.
Dalam Webster’s Dictionary disebutkan: “function is the broad , general term for
natural, required or expected activity of a person or thing”. Fungsi merupakan
terminologi umum dan luas tentang kegiatan yang diharapkan dari seseorang atau dari
sesuatu. Fungsi merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifat atau pelaksanaannya. Sehubungan dengan pengertian tersebut,
fungsi penyuluh sosial adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Preventif
Kegiatan penyuluhan ditujukan untuk pencegahan timbulnya persoalan. Sebelum
terjadi persoalan kegiatan penyuluhan sudah diadakan sebagai antisipasi. Kalau
anggota kelompok terancam oleh suatu kerusuhan sosial, maka sebelum persoalan
terjadi perlu didayagunakan masyarakat untuk mencegah atau mempertahankan
serta meningkatkan pelaksanaan fungsi sosialnya lebih baik dan Pejabat Fungsional
Penyuluh Sosial yang berperan melakukan upaya pencegahan.
Begitupun untuk permasalahan sosial yang lain, sebelum permasalah tersebut
terjadi di masyarakat, maka diperlukan peran Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial
untuk dapat mencegahnya, seperti memberikan penyuluhan sosial pencegahan
pornografi, pencegahan kekerasan terhadap anak, pencegahan bullying dan lain-
lain.
Atau jika ada isu masalah yang akan muncul dalam masyarakat atau kelompok
tertentu yang mengalami konflik/ketegangan akibat kecemburuan sosial, atau
remaja yang tinggal dalam suatu lingkungan yang buruk, para ibu keluarga fakir
miskin mengalami berbagai permasalahan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
dan sebagainya, dapat dicegah agar tidak meledak dengan cara memberi
penyuluhan sosial cara mengelola ekonomi keluarga, atau cara melakukan
kewirausahaan sosial dan lain-lain.
b. Fungsi Remedial/Kuratif/Rehabilitatif
Fungsi remedial artinya memperbaiki, mengatasi, menanggulangi atau
menyembuhkan. Kegiatan penyuluhan sosial diadakan pada saat konflik atau
masalah telah terjadi. Penyuluhan sosial ditujukan untuk mengatasi/menanggulangi
masalah sosial yang telah timbul. Pada saat terjadinya perkelahian atau konflik
antar desa, kampung atau suku, Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial mengambil
0 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
peran bagaimana caranya supaya masalah yang telah terjadi dapat diatasi. Disini
diharapkan fungsi penyuluhan sosial dapat terlihat untuk mengatasi masalah
tersebut, dengan melakukan Jembatan Persahabatan. Dapat juga dilakukan
penyuluhan sosial Go to School untuk mengatasi terjadinya bullying atau kekerasan
terhadap anak yang marak terjadi di sekolah. Bahkan bisa dilakukan di lingkungan
tempat tinggal, dan dimanapun seperti di Kawasan car free day.
c. Fungsi Pengembangan
Penyuluhan sosial ditujukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat. Melalui
kegiatan penyuluhan sosial, pengalaman kolektif dapat dipertukarkan dalam
kelompok dan dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat.
Misalnya : Bagaimana Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial dapat melakukan
penyuluhan sosial ke masyarakat dengan menggandeng perusahaan-perusahaan
untuk dapat menyisishkan keuntungan perusahaannya bagi usaha kesejahteraan
sosial yang ada di wilayahnya dengan cara Corporate Social Resposibility (CSR)
sehingga meningkat tanggung jawab sosialnya dan semakin giat berpartisipasi
dalam usaha kesejahteraan sosial.
Contoh lain : Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial mengembangkan penyuluhan
sosial yang terkait dengan penyuluhan sosial transformatif dengan memanfaatkan
media digital dan multimedia agar sasaran semakin luas dan dapat menembus
ruang dan waktu.
d. Fungsi Penunjang
Penyuluhan sosial bukan hanya ditujukan untuk pembangunan bidang
kesejahteraan sosial tetapi juga diharapkan dapat menunjang kegiatan lainnya,
secara lintas sektoral. Dengan diadakannya penyuluhan sosial diharapkan dapat
memberi masukan pengembangan untuk lintas sektoral. Penyuluh Sosial
diharapkan mempunyai kemampuan untuk memahami kebutuhan atau masalah di
sektor lainnya sehingga dapat memberikan kontribusi. Oleh karena itu penyuluhan
sosial dilaksanakan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan penanganan kegiatan
di bidang kesejahteraan sosial tetapi dapat menunjang program lain seperti
program kesehatan seperti penyuluhan sosial pencegahan penyebaran Covid 19 di
Lembaga Kesejahteraan Sosial atau di Balai/Loka Rehabilitasi Sosial yang sekaligus
membatu petugas kesehatan; membantu menyadarkan masyarakat bawah akan
1 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
pentingnya program pendidikan 9 tahun bagi anak-anak usia sekolah sebagai salah
satu upaya memutus rantai kemiskinan dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan fungsi di atas, baik fungsi preventif, remedial/kuratif,
pengembangan dan penunjang, dibutuhkan pengetahuan (knowledge or intelectual
skill), keterampilan manajerial (managerial skill) maupun keterampilan teknis
(technical or intervention skill). Disamping diperlukan juga hubungan yang baik (social
skill) dengan berbagai pihak atau sistem sumber. Hal ini sekaligus menjadi kompetensi
atau kapasitas yang diharapkan dapat ditampilkan oleh seorang JFPensos dalam
menjalankan perannya sebagai agen perubahan, motivator, fasilitator, edukator dan
peran lainnya serta pelaksanaan tugas-tugasnya.
Dalam hal ini, kemampuan JFPensos melaksanakan fungsi di atas, menunjukkan
kompetensi yang memadai dari JFPensos. Hal tersebut akan berpengaruh pada
produktivitas atau hasil kerjanya. JF Pensos yang memiliki kompetensi yang baik, maka
produktivitas dan hasil kerjanya akan tinggi, atau sebaliknya, seseorang dengan
kompetensi kurang maka produktivitas kerjanya akan rendah.

4. PERAN PEJABAT FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL


Peran memiliki makna suatu bagian yang kita mainkan pada setiap keadaan dan cara
bertingkah laku untuk menyelaraskan diri kita dengan keadaan. Dalam
perkembangannya, pemaknaan peran selalu dikaitkan dengan status yang disandang
oleh seseorang ataupun kelompok dalam situasi kehidupan yang berbeda-beda.
Statuspun dalam kenyataannya selalu terkait erat dan bahkan tidak bisa dipisahkan
dengan istilah fungsi. Oleh karenanya, dalam setiap situasi sosial tertentu senantiasa
dipasangkan antara peran dan fungsi serta tugas sebagai suatu kesatuan normatif yang
ideal.
Dalam hal ini, peran JFPensos adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seorang JFPensos
sesuai dengan kedudukannya. Peran menentukan apa yang harus diperbuat JFPensos
terhadap sasaran program. Ketika peran dan fungsi yang melekat pada diri seorang
JFPensos dapat diimplementasikan dengan baik, maka program dan kegiatan yang
menjadi arena penyuluhan sosial bagi JFPensos akan mencapai tujuan secara optimal.
Peran seorang penyuluh sosial dalam lembaga pelayanan masyarakat ataupun di
dalam suatu komunitas ditentukan oleh aneka ragam faktor, antara lain kebijaksanaan,
2 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
program dan pelayanan lembaga, kedudukan penyuluh sosial dalam lembaga atau
dalam masyarakat, kemampuan profesional yang dimilikinya serta harapan
masyarakat luas di lingkungan sosialnya.
Peran seorang penyuluh sosial yang dapat ditunjukkan adalah adanya sikap dan
perilaku yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan melalui
interaksi dengan orang lain. Dalam pelaksanaan peran, minimal ada 3 (tiga) komponen
yang menyertainya, yaitu :
a. Konsepsi peran, yaitu kepercayaan seseorang tentang apa yang harus dilakukannya
dalam situasi sosial tertentu.
b. Harapan peran, yaitu harapan orang lain terhadap seseorang yang menduduki
posisi tertentu mengenai bagaimana ia seharusnya bertindak.
c. Pelaksana peran, yaitu perilaku sesungguhnya dari seseorang yang berada pada
suatu posisi tertentu.
Ketiga komponen tersebut berlangsung serasi, maka interaksi sosial akan terjamin
kesinambungan dan kelancarannya. Suatu peran baik yang bersifat sosial ataupun
profesional, berkaitan dengan unsur proses psikologis dan pengaruh dari kontrol
masyarakat.
Peran yang diperlihatkan oleh Penyuluh Sosial akan bervariasi tergantung pada situasi
dan kondisi sosial yang dihadapi. Peran Penyuluh Sosial berbeda satu dengan lainnya
dan dalam pelaksanaannya seringkali terjadi konflik peran. Oleh karena itu, Penyuluh
Sosial harus mampu memotivasi diri dan memotivasi sasaran program, agar dapat
berperan sesuai dengan harapan dari kegiatan penyuluhan sosial yang dilakukan.
Hambatan yang dihadapi oleh Penyuluh Sosial dalam melaksanakan perannya adalah
bagaimana membedakan peran yang satu dengan yang lain dan menyesuaikan jenis
peran yang akan dipakai terhadap situasi dan kondisi sosial tertentu. Apabila
penerapannya salah, maka penyelenggaraan penyuluhan sosial akan mengalami
hambatan dan kendala. Seorang Penyuluh Sosial diharapkan mampu tampil sebagai
seorang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai peran yang
bervariasi.
Peran Penyuluh Sosial dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan sosial memang
sangat bervariasi, hal ini disebabkan adanya kebutuhan dan kondisi yang berbeda dari
sasaran program. Perbedaan kebutuhan dan kondisi tersebut selain karena uniknya
3 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
sasaran program, juga disebabkan terjadinya perubahan yang terencana, seperti
perubahan kelembagaan dan perubahan orang yang melaksanakannya, perubahan
langsung pada sistem kegiatan, perubahan sasaran kegiatan dan sebagainya. Oleh
karena itu pelaksanaan peran Penyuluh Sosial disesuaikan dengan perubahan yang
terjadi.
Dalam situasi dan kondisi sosial tertentu peran Penyuluh Sosial identik dengan peran
Pekerja Sosial Masyarakat (Community Development Worker). Berikut akan
dikemukakan beberapa peran yang dimiliki Penyuluh Sosial dalam menyelenggarakan
kegiatan penyuluhan sosial, antara lain peran sebagai:
a. Pendidik (teacher)
Peran sebagai pendidik yang mampu menyampaikan informasi dengan baik dan
jelas, serta mudah dimengerti oleh sasaran program sebagai sasaran perubahan.
Contoh saat memberikan penyuluhan sosial pencegahan kekerasan dan bullying di
sekolah-sekolah
b. Tenaga Ahli (expert)
Peran sebagai tenaga ahli yang mampu memberikan masukan, saran dan dukungan
informasi dalam berbagai cara, baik melalui penyuluhan yang dilakukan langsung
atau tidak langsung, menggunakan alat peraga maupun tanpa alat peraga. Contoh
dalam melakukan penyuluhan terkait dengan pencegahan pornografi dengan
menggunakan media youtobe.
c. Perencana Sosial (social planner)
Peran perancana sosial yang mampu mengumpulkan data mengenai masalah sosial
yang dialami sasaran program, menganalisisnya dan menyajikan alternatif tindakan
yang rasional untuk menangani masalah melalui tahapan penyuluhan sosial. Contoh
yang telah dilakukan di laboratorium outdoor Pusat Penyuluhan Sosial dengan
menerapkan tahapan-tahapan penyuluhan social dalam praktek nyata di
masyarakat.
d. Advokat (advocate)
Peran advokat yang mampu melakukan pembelaan yang mewakili kelompok
sasaran yang membutuhkan suatu bantuan ataupun layanan, tetapi institusi yang
seharusnya memberikan bantuan ataupun layanan tersebut tidak mempedulikan.
Salah satunya melakukan advokasi kebijakan. Contoh : yang perlu dilakukan oleh
4 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial untuk dapat menuntut haknya sesuai dengan
yang terdapat dalam regulasi bahwa semua program kegiatan seyogyanya
menjadikan penyuluhan sosial sebagai gerak dasarnya. Maka seyogyanya, pada saat
program yang diselenggarakan di lingkungan Kementererian Sosial tidak
menjadikan penyuluhan sosial sebagai gerak dasarnya maka dapat merupakan
temuan dari kegiatan dimaksud.
e. Agen Perubahan (change agent)
Peran sebagai agen perubahan memfasilitasi perubahan kearah kemajuan yang
lebih baik terkait dengan kehidupan sasaran program. Contoh yang dilakukan
dengan penyuluhan sosial bagi berkembangnya Desa Berketahanan Sosial di
seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota, walaupun untuk saat ini belum di seluruh
wilayah.
f. Penghubung/Penengah (mediator)
Peran sebagai penghubung/penengah yang mencari kesepakatan yang memuaskan
diantara berbagai perbedaan dengan cara kompromi dan persuasif. Penyuluh Sosial
tetap memelihara posisi netral, tidak memihak pada salah satu pihak dan menjaga
nilai dan kode etik guna menemukan win-win solution. Contoh : saat menangni
konflik di Matraman Jakarta, Konfilk yang terjadi di Ambon dan lain-lain, tetap
mempertahankan posisi netral di antara para pihak yang berkonflik.
g. Fasilitator (facilitator)
Peran memfasilitasi atau membantu sasaran program untuk mau berpartipasi,
berkontribusi, membantu anggota kelompoknya untuk mengikuti apa yang
disuluhkan dan menyimpulkan perubahan apa yang telah dicapainya. Contoh :
penyuluh sosial Go to School, bisa juga penyuluhan sosial kepada masyarakat
dimana penyuluh tinggal.
h. Penuntun/Pembimbing (guidancer)
Peran sebagai penuntun/pembimbing adalah mengajak, memotivasi, mendorong
dan mengarahkan sasaran program dalam rangka memperlancar berlangsungnya
proses penyuluhan yang dilakukan. Penyuluh Sosial memberi penjelasan, petunjuk,
tuntunan, bimbingan serta arahan tentang sesuatu yang belum dipahami sasaran
program karena keterbatasan dan permasalahan yang dihadapinya. Contoh :
penyuluhan sosial yang dilakukan untuk membentuk Desa Berketahanan Sosial.
5 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial dapat membimbing Penyuluh Sosial Masyarakat
untuk melakukan penyuluhan sosial sesuai dengan permasalahan sosial yang terjadi
diwilayahnya, dengan terlebih dahulu menuntun dan membimbingnya untuk
melakukan pemetaan masalah, memilih materi, metode dan media yang akan
digunakan.
i. Pemberi Motivasi (motivator)
Peran sebagai pemberi motivasi atau pendorong yang membantu sasaran program
agar timbul kesadarannya dalam menyikapi dan mengatasi permasalahan sosial
bersama dengan Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial. Contoh yang telah dilakukan
pada sasaran program/masyarakat di laboratorium outdoor di Sukabumi.
Masyarakat diajak memahami masalahnya, dimotivasi untuk mau berperan serta
secara aktif mengatasi masalah yang ada di lingkungannya dan bersama dengan
Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial melakukan perubahan-perubahan menuju
kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
j. Penggerak (dynamisator)
Peran sebagai penggerak untuk membantu sasaran program agar aktif
berpartisipasi melaksanakan perubahan di dalam diri dan lingkungannya.
Contohnya terkait dengan poin (i).
k. Pemberdaya (Empowerer)
Peran sebagai pemberdaya untuk membantu sasaran program mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya, keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Contohnya : pada kegiatan laboratorium outdoor masyarakat diajak untuk
menyadari potensi dan kekuatan yang dimilikinya untuk bisa dimanfaatkan
merubah situasi dan kondisinya, seperti ibu-ibu yang asalnya tidak ada kegiatan
yang produktif dan menghabiskan waktu luang dengan ”cari kutu” menjadi aktif
berproduksi memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di wilayahnya dan
berwirausaha keripik pisang, dan lain-lain.
l. Juru Bicara Masyarakat (public speaker)
Peran sebagai juru bicara masyarakat adalah membantu dan mewakili sasaran
program guna menyuarakan ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Contoh
: yang dilalkukan di laboratorium outdoor, Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial
6 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
menjadi jura bicara masyarakat agar aparat desa lebih peduli dengan para pemuda
yang semula hanya nongkrong dan mengganggu keamanan wilayah, tanpa ada
aktivita yang jelas, bisa dilibatkan di Balai Latihan Kerja untuk mendapat
keterampilan sesuai minat dan bakatnya sehingga bisa berwirausaha sesuai
keterampilan yang dimiliki seperti buka bengkel, buka tambal ban dan lain-lain.
m. Penyelaras perilaku (Behavior modification)
Peran sebagai penyelaras perilaku adalah untuk mengadaptasikan perilaku sasaran
program agar selaras dan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
lingkungan sosialnya sehingga memudahkan relasi sosial dan perilaku yang
diharapkan terjadi dari sasaran program dapat terjadi sesuai dengan penyuluhan
sosial yang dilakukan. Contoh : pemuda di laboratorium outdoor di Sukabumi,
kegiatan dari Pusat Penyuluhan Sosial yang semula hanya jadi pengangguran,
nongkrog, tidak produktif menjadi produktif, aktif beraktivitas dan memiliki
keterampilan sebagai bekal menjalani kehidupannya.
n. Organisator/pengorganisasi (Organizator)
Peran sebagai pengorganisasi adalah mengorganisasikan lembaga yang
memberikan pelayanan kepada sasaran program. Penyuluh Sosial
menstimuli/merangsang sasaran program serta bekerjasama dengan pihak lain
untuk berbagai usaha kesejahteraan sosial yang bisa dilakukan melalui penyuluhan
sosial. Contoh : di laboratorium outdoor, melibatkan Balai Latihan Kerja untuk
membekali para pemuda dengan keterampilan yang produktif untuk merubah
perilaku dan kehidupannya.
o. Koordinator (Coordinator)
Peran sebagai koordinator adalah membantu sasaran program dengan melakukan
hubungan kerjasama, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, kolaborasi dan
jaringan kerja dengan berbagai pihak terkait sesuai bidangnya untuk penanganan
permasalahan sosial melalui kegiatan penyuluhan sosial yang dilakukan. Contoh :
kegiatan penyuluhan sosial yang dilakukan di laboratorium outdoor melibatkan para
pihak terkait, seperti RT, RW, Ibu-Ibu, Pemuda, Balait Latihan Kerja, Dinas Sosial
setempat dan Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial menjadi koordinator yang
mengkaitkan satu pihak dengan pihak lain sehingga terjadi perubahan-perubahan
sesuai dengan tujuan penyuluhan sosial yang dilakukan yaitu meningkatnya
7 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
kesejahteraan sosial warga masyarakat dan hilangnya permasalahn sosial yang ada
di dalam masyarakat tersebut.

5. TUGAS JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL PERTAMA


Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan.
Tugas merupakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang (dalam hal ini
seorang Penyuluh Sosial).
Tugas Pokok Penyuluh Sosial adalah melaksanakan penyuluhan sosial dan
pengembangan penyuluhan sosial. Penyuluhan sosial dilakukan karena ada tujuan
tertentu yang ingin dicapai oleh pihak yang mengadakan kegiatan. Dalam hal ini, tugas
Penyuluh Sosial yang efektif dipengaruhi oleh lima hal yaitu:
a. Keterbukaan (Openness), menunjukkan adanya sikap untuk saling terbuka di antara
penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan.
b. Empati (emphaty), yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya
dalam peran orang lain.
c. Kepositifan (Positiveness) yaitu sikap yang positif terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain.
d. Dukungan (supportiveness), yaitu sikap masyarakat yang mendukung terlaksananya
kegiatan penyuluhan. Kalau para pihak yang diajak dalam kegiatan penyuluhan
sudah menolak sejak awal, maka penyuluhan yang diharapkan tidak akan berhasil.
e. Kesamaan (Equality), yaitu adanya unsur kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak
yang turut serta dalam penyuluhan. Misalnya adanya kesamaan bahasa dan budaya
akan memudahkan terjadinya transformasi pengetahuan, nilai yang efektif dan
keterampilan.
Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/06/M.PAN/4/2008 tentang
Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya, meliputi :
PEJABAT FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL PERTAMA :
1. Menyusun gambaran umum tentang kondisi, situasi, isu-isu, permasalahan, dan
atau program kesejahteraan sosial secara faktual yang akan disuluhkan di daerah
non rawan sosial;
2. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial massal di daerah non rawan sosial;
8 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
3. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial kelompok/organisasi di daerah
non rawan sosial;
4. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial individu dan keluarga di daerah
non rawan sosial;
5. Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial komunitas
atau massal di daerah non rawan sosial;
6. Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial
kelompok/organisasi di daerah non rawan sosial;
7. Melakukan assesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial individu
dan keluarga di daerah non rawan sosial;
8. Merencanakan program penyuluhan sosial komunitas/ massal di daerah non rawan
sosial;
9. Merencanakan program penyuluhan sosial kelompok/ organisasi di daerah non
rawan sosial;
10. Merencanakan program penyuluhan sosial individu dan keluarga di daerah non
rawan sosial;
11. Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai peserta;
12. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial massal secara langsung dengan
alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
13. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial massal secara langsung tanpa alat
bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
14. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial kelompok secara langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
15. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial kelompok secara langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
16. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial individu secara langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
17. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial individu secara langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
18. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik sebagai pelaku;

9 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


19. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik sebagai peserta;
20. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media cetak sebagai peserta;
21. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat bantu
dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial;
22. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat bantu
dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial;
23. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan alat
bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial;
24. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa alat
bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial;
25. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa alat bantu
dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial;
26. Menjadi pelaku dalam proses penyuluhan sosial tidak langsung melalui media
alternatif (ketoprak, wayang, calung, dll);
27. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
28. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
29. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
30. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
31. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial massal tidak langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
32. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
10 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
33. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
34. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
35. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
36. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
37. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
38. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok tidak
langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
39. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
40. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
41. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
42. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
43. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
44. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
11 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
45. Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik dalam tim sebagai anggota;
46. Melakukan pembahasan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak
langsung dalam bentuk media elektronik sebagai peserta;
47. Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media cetak dalam tim sebagai anggota;
48. Melakukan pembahasan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak
langsung dalam bentuk media cetak sebagai peserta;
49. Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media peragaan atau media alternatif dalam tim sebagai anggota;
50. Melakukan pembahasan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak
langsung dalam bentuk media peragaan atau media alternatif sebagai peserta;
51. Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota;
52. Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai peserta;
53. Diseminasi hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
54. Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
55. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial
sebagai peserta;
56. Diseminasi hasil pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
57. Melakukan pengembangan model, metode, teknik dan media penyuluhan sosial
dalam tim sebagai anggota;
58. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan
media penyuluhan sosial sebagai peserta;
59. Diseminasi hasil Pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan
sosial dalam tim sebagai anggota;
60. Melakukan pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyrakatan dalam tim sebagai anggota ;
61. Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota ;
12 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
62. Melakukan evaluasi pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
63. Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media
penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota;
64. Melakukan evaluasi pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyrakatan dalam tim sebagai anggota ;
65. Melaksanakan evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim sebagai
anggota;
66. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif
sebagai peserta; dan
67. Diseminasi hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai anggota.

PEJABAT FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL MUDA :


1. Menyusun gambaran umum tentang kondisi, situasi, isu-isu, permasalahan, dan
atau program kesejahteraan sosial secara faktual yang akan disuluhkan di daerah
rawan sosial;
2. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial massal di daerah rawan sosial;
3. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial kelompok/organisasi di daerah
rawan sosial;
4. Menetapkan sasaran garapan penyuluhan sosial individu dan keluarga di daerah
rawan sosial;
5. Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial
komunitas/massal di daerah rawan sosial;
6. Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial
kelompok/organisasi di daerah rawan sosial;
7. Melakukan asesmen terhadap kelompok sasaran dan lingkungan sosial individu dan
keluarga di daerah rawan sosial;
8. Merencanakan program penyuluhan sosial komunitas/ massal di daerah rawan
sosial;
9. Merencanakan program penyuluhan sosial kelompok/ organisasi di daerah rawan
sosial;

13 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


10. Merencanakan program penyuluhan sosial individu dan keluarga di daerah rawan
sosial;
11. Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai penyaji;
12. Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai peserta;
13. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan
alat bantu dan atau alat peraga;
14. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan
alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
15. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan
alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
16. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat
bantu dan atau alat peraga;
17. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat
bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
18. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat
bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
19. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga;
20. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
21. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
22. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga;
23. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
24. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
25. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
26. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga;
14 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
27. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
28. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
29. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
30. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik sebagai penulis naskah;
31. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik sebagai pengatur laku;
32. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik sebagai penyaji;
33. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik sebagai pembahas;
34. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik sebagai peserta;
35. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media cetak;
36. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media cetak sebagai penyaji;
37. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media cetak sebagai pembahas;
38. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media cetak sebagai peserta;
39. Melakukan prakondisi pelaksanaan penyuluhan sosial di daerah non rawan sosial;
40. Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan perumusan gambaran
umum tentang kondisi, situasi, isu-isu, permasalahan, dan atau program
kesejahteraan sosial secara faktual yang akan disuluhkan;
41. Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan penetapan sasaran
garapan penyuluhan sosial;
42. Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan assesmen kelompok
sasaran dan lingkungan sosialnya;
15 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
43. Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan penyusunan rencana
penyuluhan sosial;
44. Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan penyusunan materi
penyuluhan sosial;
45. Melakukan evaluasi persiapan penyuluhan sosial dengan prakondisi pelaksanaan
penyuluhan sosial;
46. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat bantu
dan atau alat peraga di daerah rawan sosial;
47. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat bantu
dan atau alat peraga di daerah rawan sosial;
48. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan alat
bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial;
49. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa alat
bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial;
50. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara individu dengan alat bantu
dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial;
51. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa alat bantu
dan atau alat peraga di daerah rawan sosial;
52. Menjadi pengatur laku dalam proses penyuluhan sosial tidak langsung melalui
media alternatif (ketoprak, wayang, calung, dll);
53. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai ketua;
54. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
55. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai ketua;
56. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
16 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
57. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
58. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
59. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
60. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai ketua;
61. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
62. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sebagai
ketua;
63. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sebagai
anggota;
64. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
65. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
66. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai ketua;
67. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
68. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai ketua;

17 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


69. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
70. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
71. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
72. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
73. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai ketua;
74. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
75. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai ketua;
76. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
77. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok tidak
langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
78. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok tidak
langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
79. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok tidak
langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
80. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;

18 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


81. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai ketua;
82. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
83. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
84. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
85. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai ketua;
86. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
87. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai ketua;
88. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial dalam
tim sebagai anggota;
89. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
90. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
91. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik dalam tim sebagai ketua;
92. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik dalam tim sebagai anggota;
93. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media elektronik dalam tim sebagai penyaji;
19 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
94. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media elektronik dalam tim sebagai pembahas;
95. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media elektronik dalam tim sebagai peserta;
96. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam
bentuk media cetak dalam tim sebagai ketua;
97. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam
bentuk media cetak dalam tim sebagai anggota;
98. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media cetak sebagai penyaji;
99. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media cetak sebagai peserta;
100. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll) dalam tim
sebagai ketua;
101. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll) dalam tim
sebagai anggota;
102. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll)
sebagai penyaji;
103. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll)
sebagai peserta;
104. Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anngota;
105. Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai peserta;
106. Diseminasi hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai
ketua;
107. Diseminasi hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;

20 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


108. Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
109. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial
sebagai peserta;
110. Diseminasi hasil pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
ketua;
111. Diseminasi hasil pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
112. Melakukan pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial
dalam tim sebagai anggota;
113. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan
media penyuluhan sosial sebagai peserta;
114. Diseminasi hasil Pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan
sosial dalam tim sebagai ketua;
115. Diseminasi hasil Pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan
sosial dalam tim sebagai anggota;
116. Melakukan Pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyarakatan dalam tim sebagai anggota;
117. Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
118. Melakukan evaluasi pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim
sebagai anggota;
119. Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media
penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota;
120. Melakukan evaluasi Pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyarakatan dalam tim sebagai anggota;
121. Melaksanakan evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim
sebagai anggota;
122. Membahas hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai
peserta;
123. Diseminasi hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim
sebagai ketua; dan
21 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
124. Diseminasi hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim
sebagai anggota.

PEJABAT FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL MADYA :


1. Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai pembahas;
2. Pembahasan rencana penyuluhan sosial sebagai peserta;
3. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat
bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
4. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal dengan alat
bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
5. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat
bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
6. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara massal tanpa alat
bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
7. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
8. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
9. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
10. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara kelompok tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
11. Menyusun rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga;
12. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai penyaji;
13. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
14. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
15. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial langsung secara individu tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
22 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
16. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media elektronik sebagai peserta;
17. Membahas rancangan materi penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk
media cetak sebagai peserta;
18. Melakukan prakondisi pelaksanaan penyuluhan sosial di daerah rawan sosial;
19. Penyuluhan sosial individu dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga
di daerah rawan sosial;
20. Melakukan kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media
elektronik;
21. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial secara
mandiri;
22. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara
mandiri;
23. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
24. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial secara
mandiri;
25. Melakukan evaluasi hasil penyuluhan sosial massal tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara
mandiri;
26. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
27. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial massal tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
28. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial secara
mandiri;

23 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


29. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara
mandiri;
30. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
31. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial secara
mandiri;
32. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial kelompok tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara
mandiri;
33. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial kelompok tidak
langsung tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
34. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai ketua;
35. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial dalam tim
sebagai anggota;
36. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah rawan sosial secara
mandiri;
37. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan sosial individu langsung dengan
menggunakan alat bantu dan atau alat peraga di daerah non rawan sosial secara
mandiri;
38. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
39. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu langsung
dengan menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
40. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan alat peraga di daerah rawan sosial secara mandiri;

24 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


41. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial individu tidak langsung tanpa
menggunakan alat bantu dan alat peraga di daerah non rawan sosial secara
mandiri;
42. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai pembahas;
43. Melakukan pembahasan hasil evaluasi penyuluhan sosial individu tidak langsung
tanpa menggunakan alat bantu dan atau alat peraga sebagai peserta;
44. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media
elektronik secara mandiri;
45. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media elektronik sebagai peserta;
46. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media
cetak secara mandiri;
47. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media cetak sebagai pembahas;
48. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media cetak sebagai peserta;
49. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan sosial tidak langsung dalam bentuk media
peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll) secara mandiri;
50. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll)
sebagai pembahas;
51. Melakukan pembahasan hasil evaluasi kegiatan penyuluhan sosial tidak langsung
dalam bentuk media peragaan/media alternatif (ketoprak, wayang, calung dll)
sebagai peserta;
52. Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua;
53. Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota;
54. Melakukan pengkajian kebijakan penyuluhan sosial secara mandiri;
55. Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai penyaji;
56. Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai pembahas;
57. Membahas hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial sebagai peserta;
58. Diseminasi hasil pengkajian kebijakan penyuluhan sosial secara mandiri;
25 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
59. Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua;
60. Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
61. Melakukan pengembangan program penyuluhan sosial secara mandiri;
62. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial
sebagai penyaji;
63. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial
sebagai pembahas;
64. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan program penyuluhan sosial
sebagai peserta;
65. Diseminasi hasil pengembangan program penyuluhan sosial secara mandiri;
66. Melakukan pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial
dalam tim sebagai ketua;
67. Melakukan pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial
dalam tim sebagai anggota;
68. Melakukan pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan sosial
secara mandiri;
69. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan
media penyuluhan sosial sebagai penyaji;
70. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan
media penyuluhan sosial sebagai pembahas;
71. Membahas draft atau hasil uji coba pengembangan model, metode, teknik, dan
media penyuluhan sosial sebagai peserta;
72. Diseminasi hasil pengembangan model, metode, teknik, dan media penyuluhan
sosial secara mandiri;
73. Melakukan pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyarakatan dalam tim sebagai ketua;
74. Melakukan pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyarakatan dalam tim sebagai anggota;
75. Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai
ketua;

26 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


76. Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
77. Melakukan evaluasi pengkajian kebijakan penyuluhan sosial secara mandiri;
78. Melakukan evaluasi pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
ketua;
79. Melakukan evaluasi pengembangan program penyuluhan sosial dalam tim sebagai
anggota;
80. Melakukan evaluasi pengembangan program penyuluhan sosial secara mandiri;
81. Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media
penyuluhan sosial dalam tim sebagai ketua;
82. Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media
penyuluhan sosial dalam tim sebagai anggota;
83. Melakukan evaluasi pengembangan model, metode, teknik, dan media
penyuluhan sosial secara mandiri;
84. Melakukan evaluasi pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyarakatan dalam tim sebagai ketua;
85. Melakukan evaluasi pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyarakatan dalam tim sebagai anggota;
86. Melakukan evaluasi pengembangan kemitraan dan jejaring kerja penyuluhan
kemasyarakatan secara mandiri;
87. Melaksanakan evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim sebagai
ketua;
88. Melaksanakan evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif dalam tim sebagai
anggota;
89. Melaksanakan evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif secara mandiri;
90. Membahas hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai penyaji;
91. Membahas hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai
pembahas;
92. Membahas hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif sebagai peserta;
93. Diseminasi hasil evaluasi penyuluhan sosial secara komprehensif secara mandiri;
94. Melaksanakan layanan konsultasi dalam persiapan penyuluhan sosial;
95. Melaksanakan layanan konsultasi dalam pelaksanaan penyuluhan sosial; dan
27 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
96. Melaksanakan layanan konsultasi dalam pengembangan kualitas penyuluhan
sosial.
Terkait dengan uraian tugas Pejabat Fungsional Penyuluh Sosial terdapat tugas yang
dilakukan oleh semua jenjang. Namun ada penyesuaian yang membedakan terkait
dengan uraian tugas dari masing-masing jenjangnya. Ada juga tugas yang hanya dilakukan
oleh jenjang tertentu dan tidak dilakukan oleh jenjang yang lain seperti terkait dengan
tugas melakukan perkonsultasian penyuluhan sosial mulai dari perkonsultasian dalam
persiapan, pelaksanaan dan pengembangan kualitas penyuluhan sosial yang merupakan
tugas dari pejabat Fungsional Penyuluhn Sosial Ahli Madya butir ke 94, 95 dan 96.
Pada dasarnya terkait dengan pendalaman dari uraian tugas yang dilakukan oleh masing-
masing jenjang ada dalam pembahasan pada masing-masing materi Materiyang ada di
dalam Pelatihan Sertifikasi Dasar Penyuluhn Sosial ini.

28 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


RANGKUMAN
1. Kedudukan adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok social
tertentu. Meliputi wewenang, tanggung jawab dan komunikasi.
2. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan kerja, karakteristik, sikap
dan perilaku yang mutlak dimiliki Penyuluh Sosial untuk mampu melakukan tugas dan
tanggung jawabnya secara profesional, meliputi pengertian kompetensi dan standar
kompetensi JFPensos.
3. Fungsi merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama
berdasarkan sifat atau pelaksanaannya. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan oleh
seorang JFPensos, antara lain Fungsi : a) Preventif, b) Remedial/Kuratif/Rehabilitatif, c)
Pengembangan dan d) Penunjang.
4. Peran memiliki makna suatu bagian yang kita mainkan pada setiap keadaan dan cara
bertingkah laku untuk menyelaraskan diri kita dengan keadaan. Peran JFPensos adalah
pelaksanaan hak dan kewajiban seorang JFPensos sesuai dengan kedudukannya. Peran
menentukan apa yang harus diperbuat JFPensos pada sasaran program. Peran
JFPensos, antara lain: a) Pendidik (teacher); Tenaga Ahli (expert); Perencana
Sosial (social planner); Advokat (advocate); Agen Perubahan (change agent);
Penghubung/ Penengah (mediator); Fasilitator (facilitator); Penuntun/Pembimbing
(guidancer); Pemberi Motivasi (motivator); Penggerak (dynamisator); Pemberdaya
(Empowerer); Juru Bicara Masyarakat (public speaker); Penyelaras perilaku (Behavior
modification); Organisator/pengorganisasi (Organizator); Koordinator (Coordinator)
5. Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan dan
menjadi tanggung jawab seseorang (dalam hal ini seorang JFPensos). Adapun untuk
JFPensos Pertama meliputi 67 (enam puluh tujuh) butir uraian tugas; JFPensos Muda
meliputi 124 (seratus dua puluh empat) butir uraian tugas; dan JFPensos Madya
meliputi 96 (sembilan puluh enam) butir uraian tugas.

29 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


DISKUSI
Kedudukan, Fungsi, Peran dan Tugas

Kasus masalah sosial (5 W 1 H) yang akan ditangani :

Kedudukan apa yang bisa


dilakukan, terkait dengan

Wewenang Wewenang formal Apa hambatan terkait


dengan penerapan
wewenang dalam kedudukan
Wewenang nonformal JFPensos

Tanggung jawab Horizon Apa hambatan terkait


dengan penerapan tanggung
jawab dalam kedudukan
Vertikal JFPensos

Diagonal

Fungsi apa yang bisa Pencegahan Apa hambatan dalam


dilakukan penerapan Fungsi

Remedial/Kuratif

Pengembangan

/Penunjang

30 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


Peran apa yang bisa Alasan Apa hambatan dalam
dilakukan penerapan Peran

Tugas apa yang bisa Alasan Apa hambatan dalam


dilakukan sesuai dengan melaksanakan tugas
jenjang jabatannya

• DISKUSI
Standar Kompetensi Manajerial, Teknis dan Sosial Kultural

• Peserta dikelompokan sesuai dengan jenjang yang didudukinya Pejabat fungsional


Penyuluh Sosial Ahli Pertama; Ahli Muda; Ahli Madya dan “Ahli Utama” untuk
mencermati Standar Kompetensi dan melihat “apakah ada kesulitan (negative dari
dalam/internal) dan tantangan (negative dari luar/eksternal) dalam memujudkan
standar kompetensi”

31 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL PERTAMA
STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Deskripsi Kesulitan
dan
Tantangan
A. MANAJERIAL
1. Integritas 2 Mampu mengingatkan, mengajak rekan kerja
untuk bertindak sesuai nilai, norma,dan etika
organisasi
2. Kerjasama 2 Menumbuhkan tim kerja yang partisipatif dan
efektif
3. Komunikasi 2 Aktif menjalankan komunikasi secara formal dan
informal; bersedia mendengarkan orang lain,
menginterpretasikan pesan dengan respon yang
sesuai, mampu menyusun materi presentasi,
pidato, naskah, lapiran, dll
4. Orientasi pada 2 Berupaya meningkatkan hasil kerja pribadi yang
hasil lebih tinggi dari standar yang ditetapkan,
mencari, mencoba metode alternative untuk
peningkatan kinerja.
5. Pelayanan Publik 2 Mampu mensupervisi/mengawasi/menyediakan
dan menjelaskan proses pelaksanaan tugas –
tugas pemerintahan/pelayanan public secara
transparan.
6. Pengembangan 2 Meningkatkan kemampuan bawahan dengan
diri dan orang lain memberikan contoh dan penjelasan cara
melaksanakan suatu pekerjaan
7. Mengelola 2 Proaktif/beradaptasi mengkritisi perubahan
Perubahan
8. Pengambilan 2 Aktif mengembangkan sikap saling menghargai,
Keputusan menekankan persamaan dan persatuan
B. SOSIAL KULTURAL
1. Perekat Bangsa 2 Aktif mengembangkan sikap saling menghargai,
menekankan persamaan dan persatuan.
C. TEKNIS
1. Penyusunan 2 Mampu menyiapkan bahan perumusan
kebijakan kebijakan, implementasi, monitoring dan
kesejahteraan evaluasi kebijakan kesejahteraan sosial
sosial
2. Advokasi 2 Mampu melakukan advokasi kebijakan
kebijakan kesejahteraan sosial, serta monitoring dan
kesejahteraan evaluasi hasil advokasi
sosial
3. Menyusun 2 Mampu menyusun gambaran umum,
Program menetapkan sasaran garapan, melakukan
Penyuluhan Sosial asesmen terhadap kelompok sasaran dan
lingkungan sosial, komunitas serta lingkungan
32 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
masyarakat yang akan menjadi sasaran garapan
penyuluhan sesuai pedoman kerja/petunjuk
teknis dan bimbingan.
4. Menyusun materi 2 Mampu menyusun materi penyuluhan
penyuluhan sosial
5. Menerapkan 2 Mampu menerapkan media penyuluhan sosial
media
penyuluhan sosial
6. Menerapkan 2 Mampu menerapkan metode penyuluhan sosial
metode
penyuluhan sosial
7. Evaluasi 2 Mampu melakukan evaluasi pelaksanaan dan
Pelaksanaan dan dampak
Dampak
8. Pengkajian 2 Mampu melakukan pengkajian penyuluhan sosial
penyuluhan sosial

33 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL MUDA
STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Deskripsi Kesulitan
dan
Tantangan
A. MANAJERIAL
1. Integritas 3 Mampu memastikan, menanamkan keyakinan
bersama agar anggota yang dipimpin bertindak
sesuai dengan nilai, norma, dan etika organisas,
dalam lingkup formal
2. Kerjasama 3 Efektif membangun tim kerja untuk
peningkatan kinerja organisasi
3. Komunikasi 3 Berkomunikas secara asertif, terampil
berkomunikas lisan/tertulis untuk
menyampaikan informasi yang
sensitive/rumit/kompleks.
4. Orientasi pada 3 Menetapkan target kerja yang menantang bagi
hasil unit kerja, memberi apresiasi dan teguran untuk
mendorong kinerja
5. Pelayanan Publik 3 Mampu memanfaatkan kekuatan kelompok
serta memperbaiki standar pelayanan public di
lingkup unit kerja
6. Pengembangan diri 3 Memberikan umpan balik, membimbing
dan orang lain
7. Mengelola 3 Membantu orang lain mengikuti perubahan,
Perubahan mengantisipasi perubahan secara tepat
8. Pengambilan 3 Membandingkan berbagai alternative,
Keputusan menyeimbangkan resiko keberhasilan dalam
implementasi
B. SOSIAL KULTURAL
1. Perekat Bangsa 3 Mempromosikan, mengembangkan sikap
toleransi dan persatuan
C. TEKNIS
1. Penyusunan 3 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi
kebijakan terhadap konsep kebijakan, pelaksanaan
kesejahteraan program, hasil monitoring dan evaluasi
sosial kebijakan kesejahteraan sosial
2. Advokasi kebijakan 3 Mampu menyelenggarakan advokasi kebijakan
kesejahteraan kesejahteraan sosial
sosial
3. Menyusun 3 Mampu melaksanakan dan membimbing
Program proses penyusunan gambaran umum,
Penyuluhan Sosial penetapan sasaran garapan, asesmen terhadap
kelompok sasaran dan lingkungan sosial,
komunitas serta lingkungan masyarakat yang
akan menjadi sasaran garapan penyuluhan.
34 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
4. Menyusun materi 3 Mampu secara mandiri dan dapat
penyuluhan sosial membimbing proses penyusunan materi
penyuluhan sosial
5. Menerapkan 3 Mampu melaksanakan dan membimbing
media penyuluhan proses dalam menerapkan media penyuluhan
sosial sosial
6. Menerapkan 3 Mampu melaksanakan dan membimbing
metode proses dalam menerapkan metode penyuluhan
penyuluhan sosial sosial
7. Evaluasi 3 Mampu melaksanakan dan membimbing
Pelaksanaan dan proses evaluasi pelaksanaan dan dampak
Dampak
8. Pengkajian 3 Mampu melaksanakan dan membimbing
penyuluhan sosial proses pengkajian penyuluhan sosial

35 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH SOSIAL MADYA
STANDAR KOMPETENSI
Kompetensi Level Deskripsi Kesulitan
dan
Tantangan
A. MANAJERIAL
1. Integritas 4 Mampu menciptakan situasi kerja yang
mendorong kapatuhan pada nilai, norma dan
etika organisasi
2. Kerjasama 4 Membangun komitmen tim, sinergi
3. Komunikasi 4 Mampu mengemukakan pemikiran multidimensi
secara lisan dan tertulis untuk mendorong
kesepakatan dengan tujuan meningkatkan
kinerja secara keseluruhan
4. Orientasi pada 4 Mendukung unit kerja mencapai target yang
hasil ditetapkan atau melebihi hasil kerja sebelumnya
5. Pelayanan 4 Mampu memonitor , mengevaluasi,
Publik memperhitungkan dan mengantisipasi dampak
dari isu-isu jangka panjang; kesempatan atau
kekuatan politik dalam hal pelayanan kebutuhan
pemangku kepentingan yang transparan, objektif
dan profesional
6. Pengembangan 4 Menyusun program pengembangan jangka
diri dan orang panjang dalam rangka mendorong manajemen
lain pembelajaran
7. Mengelola 4 Memimpin perubahan pada unit kerja
Perubahan
8. Pengambilan 4 Menyelesaikan masalah yang mengandung risiko
Keputusan tinggi, mengantisipasi dampak keputusan,
membuat tindakn pengamanan mitigasi risiko
B. SOSIAL KULTURAL
1. Perekat Bangsa 4 Mendayagunakan perbedaan secara konstruktif
dan kreatif untuk meningkatkan efektifitas
organisasi
C. TEKNIS
1. Penyusunan 4 Mampu melakukan harmonisasi kebijakan,
kebijakan meningkatkan efektivitas implementasi,
kesejahteraan monitoring dan evaluasi kebijakan kesejahteraan
sosial sosial
2. Advokasi 4 Mampu mengembangkan strategi advokasi
kebijakan kebijakan kesejahteraan sosial yang tepat sesuai
kesejahteraan kondisi.
sosial
3. Menyusun 4 Mampu mengevaluasi dan menyusun perangkat
Program tahapan tahapan penyusunan program
Penyuluhan penyuluhan sosial yang meliputi gambaran
Sosial umum, penetapan sasaran garapan, asesmen
36 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
terhadap kelompok sasaran dan lingkungan
sosial, komunitas serta lingkungan masyarakat
yang akan menjadi sasaran garapan penyuluhan
4. Menyusun 4 Mampu mengevaluasi materi penyuluhan sosial
materi
penyuluhan
sosial
5. Menerapkan 4 Mampu mengevaluasi penerapan media
media penyuluhan sosial
penyuluhan
sosial
6. Menerapkan 4 Mampu mengevaluasi dan menerapkan metode
metode penyuluhan sosial
penyuluhan
sosial
7. Evaluasi 4 Mengembangkan konsep, teori, kebijakan, dan
Pelaksanaan menjadi sumber rujukan dalam melakukan
dan Dampak evaluasi pelaksanaan dan dampak
8. Pengkajian 4 Mampu melakukan evaluasi proses pengkajian
penyuluhan penyuluhan sosial
sosial

37 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


REFERENSI

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.


Peraturan Menteri Pemdayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/06/M.PAN/4/2008
tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Sosial dan Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun
2010 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Menteri Sosial Nomor 08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataaan dan
Pengelolaan Data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber
Kesejahteraan Sosial.
Peraturan Menteri Sosial Nomor 16 Tahun 2017 tentang Standar Sumber Daya Manusia
Penyelenggara kesejahteraan Sosial.

38 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


BIODATA PENYUSUN
SRI TJAHJORINI SUGIHARTO lahir pada tanggal 12 Agustus
1967 di Bandung. Menyelesaikan pendidikan untuk tingkat
Sarjana pada tahun 1991 dari Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial (STKS) Bandung. Kemudian menyelesaikan pendidikan
pascasarjana S-2 dari Institut Pertanian Bogor Fakultas
Ekologi Manusia Jurusan Penyuluhan Pembangunan pada
Tahun 2001. Selanjutnya menyelesaikan S-3 di Institut
Pertanian Bogor dengan jurusan yang sama pada Tahun 2008.
Penempatan pertama sebagai PNS di Pusat Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini”
Temanggung pada Tahun 1993 sampai tahun 1996. Kemudian pindah tugas di Balai
Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung (BPPKS) yang sekarang
menjadi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Lembang
Bandung. Sejak Tahun 2002 sampai sekarang betugas di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial Jakarta dan saat ini menjabat sebagai Widyaiswara Utama.
Berbagai seminar telah diikuti baik dalam dan luar negeri, diantaranya Workshop
on Right Based Sosial Work Approach Organized by Ministry of Social Affairs of the
Republic of Indonesia and Equitas, International Human Rights Education-Montreal
Canada (2010), International Workshop on Drug Demand Reduction for Credentialing and
Education of Addiction Professional (ICCE) Colombo Plan Bangkok Thailand (2015).
Pelatihan yang pernah diikuti, diantaranya TOT PKPS (1997), Diklat Penyegaran
TKSM (1998), Diklat Metodologi Penelitian II (1998), Diklat Metodologi Pembelajaran
(1999), TOT Perencanaan Fungsional Pekerja Sosial (2002), TOT PDPS (2003), TOT Petugas
Pemberdayaan FM (2003), TOT Workshop TOTWorkshop On Right Based Social Work
Approach Organized By Ministry Of Social Affairs Of The Republic Of Indonesia And
Equitas (2010), Diklat PIM III (2010), TOT Perlindungan Anak (2011), TOT Konselor Adiksi
Tahap Pertama Angkatan I (2015), TOT FDS (2016), Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang
Tingkat Utama (2015), Certtificate of Attendance for Satifactorily completing a 10-days or
108 hours on Immersion Program Learning Community and 13 Continuing Education
hours (2015), TOT Penganggaran Peka Damai (2015), TOT Pekerja Sosial Adiksi Napza
Tahap Kedua Angkatan II (2015), TOT Manajemen Lembaga Kesejahteraan Sosial (MLKS)
39 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
(2017), Pembekalan Fasilitator Bimbingan Orinetasi Pekerja Sosial Supervisor Program
Keluarga Harapan selama 26 jam Pelejaran (2018), Pelatihan Koordinasi dan Manajemen
Tempat Pengungsian IOM (2018), TOT on “Foundational, Employment and
Enterpreneurships Training” EQWIPHUBs Canada (2018).
Pengalaman lain yang diperoleh adalah sebagai Narasumber diberbagai kegiatan,
Tenaga Pelatih/Fasilitor di di Pusdiklat Kesejahteraan Sosial dan di Balai Besar Pendidikan
dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial, Dinas Bimbingan Mental dan
Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta, Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Direktorat
Rehabilitasi Sosial Penyalahguna NAPZA dan menjadi Pekerja Sosial Adiksi Napza yang
tersertifikasi secara internasional. Tim Asistensi sekaligus Tim Ahli di Direktorat
Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial sejak Tahun 2010 hingga Tahun 2017.
Disamping terlibat sebagai Narasumber dalam penyusunan Pedoman serta Petunjuk
Teknis di Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Direktorat Perlindungan
Sosial Korban Bencana Sosial, Pusat Penyuluhan Sosial, Direktorat Rehabilitasi Sosial
Anak, Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, dan lain-
lain.
Pengkajian yang sudah dan sedang dilakukan adalah Pengkajian dan Penyusun
Kurikulum TOT/Diklat Penanggulangan Bencana, TOT/Diklat Managemen Pembangunan
Kabupaten Daerah Tertinggal, TOT/Diklat Penanganan Pengungsi, TOT/Diklat Manajemen
Pimpinan Panti, TOT/Diklat Jabatan Fungsional Pekerjaan Sosial, TOT/Diklat Jabatan
Fungsional Penyuluh Sosial, TOT/Diklat Konseling Anak, TOT/Diklat Kesehatan Jiwa,
TOT/Manajemen Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan lain-lain.

40 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


LAMPIRAN

1. Lampiran PowerPoint

41 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos


42 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
43 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
44 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
45 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
46 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
47 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
48 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
49 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
50 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
51 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
52 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
53 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
54 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
55 | Webiner Series 4. Kedudukan, Kompetensi, Peran dan Tugas JF Pensos
1

Anda mungkin juga menyukai