Anda di halaman 1dari 23

1

Sri Tjahjo Rini


Widyaiswara Ahli Utama
Pusdiklat Kesejahteraan Sosial
Kementerian Sosial
KAPITA SELEKTA
PENYULUHAN SOSIAL

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DESKRIPSI
SINGKAT
Materi ini bertujuan
mengoptimalkan kinerja Pejabat
Fungsional Pensos dalam
melakukan penyuluhan social >>
harus memahami hal penting
terkait dengan pensosl sbg
pendidikan non-formal yang
berusaha melakukan perubahan
perilaku kepada sasaran
penyuluhan. Disamping
memahami kontribusi berbagai
disiplin ilmu pada pensos
TUJUAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti materi
pembelajaran ini peserta INDIKATOR HASIL BELAJAR
diharapkan memahami hal-hal
penting terkait dengan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta
penyuluhan sosial sebagai diharapkan mampu:
pendidikan non-formal yang 1. Memahami pengertian kapita selekta.
berusaha melakukan perubahan 2. Memahami perubahan perilaku dalam pensos.
perilaku sasaran program 3. Memahami pensos sebagai pendidikan non-
dengan melihat keterkaitan dari formal.
materi modul dan kontribusi 4. Memahami kontribusi disiplin ilmu lain pada
dari berbagai disiplin ilmu. penyuluhan sosial.
Pokok Bahasan
4. Kontribusi disiplin
1. Pengertian kapita ilmu lain pada pensos :
selekta. a. Sosiologi.
2. Perubahan b.Antropologi.
perilaku dalam a. Ilmu Hukum.
penyuluhan sosial. b.Ilmu Ekonomi dan
3. Penyuluhan sosial Manajemen
sebagai pendidikan c. Ilmu Komunikasi
non-formal. d.Psikologi
e. Ilmu Lingkungan
f. Ilmu Kesehatan
g. Ilmu Pendidikan.
a. Ilmu Agama
BRAINSTROMING
? 1. Sebagai seorang Pejabat Fungsional Penyuluh
Sosial, apa yang akan dilakukan bila menemukan
masalah sosial ?”

2. Materi apa yang dibutuhkan untuk membantu


Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS)
keluar dari masalahnya ?

3. Disiplin ilmu apa yang bisa memberikan


kontribusi untuk menangani masalah ?

4. Perubahan perilaku apa yang diharapkan


terjadi ?
DEFINISI KAPITA SELEKTA
 bunga rampai karya ilmiah yang
dianggap penting.
 Inti sari yang merupakan sebuah
rumusan/kesimpulan pokok
pembahasan yang telah di uraikan
secara detail.
 kumpulan karangan yang menguraikan
sesuatu persoalan, tetapi persoalan yang
diuraikan itu termasuk dalam
lingkungan suatu ilmu pengetahuan
Perubahan Perilaku

“demi terjadinya perubahan perilaku dari


sasaran pensos dibutuhkan unsur atau
kegiatan Komunikasi, Informasi, Motivasi
dan Edukasi (KIME) yang dilakukan melalui
pensos, yang antara satu kegiatan dengan
kegiatan yang lainnya saling melengkapi
dan tidak dapat dipisahkan”.
Perubahan Perilaku mencakup :

1. Tingkat pengetahuan

2. Sikap

3. Motif bertindak

4. Kecakapan atau kemampuan


KUNCI PERUBAHAN PERILAKU

1. Keterbukaan,
2. Keaktifan
3. Kedinamisan Aktif, Kreatif,
Dinamis
Sasaran Pensos
PPKS/PMKS
Materi Dasar
Jati Diri sebagai JF Pensos

Program
Penyelenggaraan Kesos Pengembangan
Kualitas Profesi Pensos
Prosedur
Kedudukan & Pengusulan
Pengenalan
kompetensi, Konsep Dasar DUPAK
Permasalahan Sosial
Penyuluhan Sosial
Fungsi,
Peran dan Tugas
MINDMAP DIAGRAM
WRITE YOUR SUBTITLE HERE

Micro Teaching (TOT) / Konsep Dasar


Performance Test (Diklat) Penyuluhan Sosial

Praktek belajar Perencanaan Program


Lapangan (PBL) Penyuluhan Sosial

Penyuluh Sosial sebagai


Subtansi Muatan Lokal
Materi Inti > Pembicara Publik

Pencatatan dan
Keterampilan Tahapan Penyuluhan
Pelaporan Sosial

Advokasi Kebijakan Pendekatan, Metode dan Teknik


Penyuluhan Sosial Penyuluhan Sosial

Koordinasi, Kerjasama Tim, dan Media Penyuluhan


Jejaring Kerja Sosial
Penyuluhan Sosial = Pendidikan Non Formal
Mosher (Kartasapoetra, 2002)

1. Selalu berhubungan dan disesuaikan dengan kepentingan/ kebutuhan


sasaran pada waktu tertentu.

2. Menggunakan pendekatan, cara/teknik, media dan metode yang


disesuaikan dengan sifat, perilaku dan kepentingan dari sasaran

3. Keberhasilannya memerlukan bantuan berbagai aktivitas, baik langsung


menunjang (seperti perencanaan program penyuluhan; tahapan pensos;
penyuluh sebagai pembicara publik; koordinasi, kerjasama tim, dan jejaring
kerja; pencatatan dan pelaporan dll), maupun tidak langsung menunjang
(penyediaan sarana prasarana dll)

4. Pelaksanaan pendidikan non-formal dilangsungkan dalam suasana


kooperatif, toleransi dan musyawarah untuk pecahkan masalah yang terjadi
“pendidikan yang sifatnya tidak formal (non-formal)
yang berarti penyuluhan, tertuju pada masyarakat
sasaran tanpa batasan umur dan lebih luas lagi tanpa
perbedaan kelamin, mempunyai tujuan untuk
menambah pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan dalam menghadapi tantangan dan
memecahkan permasalahan yang bakal dihadapi
dan sedang dihadapi”
Perbedaan Pendidikan dan Penyuluhan
No Pendidikan Penyuluhan
a.   Formal education Non-formal education
a.   Kurikulum formal, tetap Kurikulum tidak formal, disesuaikan dengan persoalan/masalah yang ada/ terjadi dalam
masyarakat pada saat itu.

a.   Memiliki kewajiban belajar yang formal, pelajar Kewajiban belajar informal, ketaatan atau paksaan-paksaan (sanksi) tidak ada, kecuali tata
harus taat dan giat belajar agar dapat lulus/naik tertib belajar yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama di awal saat kegiatan akan
kelas kalau tidak sanksinya tidak naik kelas/ tidak dimulai, bersifat sukarela dan bimbingan.
lulus.

a.   Arus pendidikan formal, terarah, dalam Arus non-formal, penyuluh memberikan petunjuk, bimbinnan dan ide-ide baru, sedang
jangkauan penguasaannya tertentu, berdasarkan peserta suluh mengemukakan pengalaman serta problema yang terjadi di lapangan.
jadual waktu tetap.

a.   Hubungan pendidik dan yang dididik formal, ada Hubungan non-formal, hubungan antara penyuluh dan peserta suluh bersifat kekeluargaan
pendidilk dan ada yang dididik secara tetap. yang sama-sama aktif berusaha menyelesaikan masalah secara partisipatif.

a.   Waktu, tempat dan umur formal tertentu dan ada Non-formal, tak tentu, kapan dan dimana saja serta siapa saja, tanpa ada persyaratan
batas serta perbatasannya. tertentu.
JF Pensos jembatan (penghubung) yang bersifat dua arah
(two ways traffic) antara :

 Peserta suluh dalam upaya mengatasi permasalahan


yang dihadapinya dengan Pengetahuan yang dibutuhkan

 Alternatif baru pemecahan masalah bagi


sasaran/Penerima Manfaat dengan cara menggabungkan
cara lama dengan cara baru > Pengalaman JF Pensos
Aliran Falsafah Pendidikan Non-Formal >>
diadop >> Falsafah Pensos
1. Idealisme, pensos melakukan kegiatan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat > mengarah pada satu tujuan

2. Pragmatisme, pensos memberikan bimbingan


Anjuran/
belajar sambil berbuat (learning by doing)

3. Realisme, pensos menghasilkan keuntungan terjadinya


sukarela.
perubahan perilaku dari Sasaran Program > sadar dan percaya (seeing
and believing) bahwa penyuluhan sangat bermanfaat
Penyuluhan Penerangan Propaganda
a.
a. Dilakukan secara kontinuitas a. Dilakukan saat Dilakukan pada saat
 
diperlukan diperlukan
b.
b. Merupakan kegiatan nyata b. Kegiatan Kegiatan insidental di
untuk membantu insidental, tempat itu sekedar ada
 
peningkatan kegiatan yang sekedar kesempatan.
telah ada. pemberitahuan.
c.
c. Mendorong dan merangsang
melakukan perbaikan sendiri
c. Bersifat
penjelasan.
Bertujuan komersial
untuk memperoleh  
Perbedaan
dan secara bersama. pasaran. Penyuluhan,
d. Mengandung unsur d. Tidak
d.
Tanpa bimbingan lanjut.
  Penerangan dan
e.
pendidikan
Menimbulkan perubahan e.
kontinuitas.
Tak mengenal
e.
Kadang-kadang
Propaganda
cara berpikir, cara kerja dan bimbingan lanjut. menjatuhkan  

cara hidup lawan/saingan.


 
    f. Tidak mengenal  
pelayanan yang  

praktis.
Penyuluhan Sosial sebagai
Ilmu Terapan = Applied Science
 ilmu yg terapkan pengetahuan dari satu atau lebih bidang ilmu
untuk menyelesaikan masalah praktis yang langsung
mempengaruhi kehidupan sehari-hari dari sasaran ;
 menempatkan teori ke dalam praktek dengan tujuan mencari
solusi dari sebuah masalah (Wikipedia).
 Ilmu yang “menggarap” manusia (sasaran penyuluhan) agar mau
& mampu mengubah cara berpikir, cara bertindak, cara bekerja
& cara hidupnya.
MINDMAP DIAGRAM
WRITE YOUR SUBTITLE HERE

10. Ilmu Agama


9. Ilmu Pendidikan 1. Sosiologi

8. Ilmu Kesehatan 2. Antropologi

Kontribusi Disiplin Ilmu lain


pada Penyuluhan Sosial

7. Ilmu Lingkungan 3. Ilmu Hukum

4. Ilmu Ekonomi
6. Psikologi
dan Manajemen
5.Ilmu Komunikasi
LK 2.1: Bahas Kasus
1. Fasilitator membagi peserta menjadi 6 (enam)
kelompok.
2. Setiap kelompok mempelajari, membahas dan
mendiskusikan kasus.
Deskripsi singkat kasus :
 Kelompok 1. Lembar Kasus 1 tentang Anomali di
balik kasus klinik aborsi Paseban  
 Kelompok 2. Lembar Kasus 2 tentang Kak Seto Materi apa Kontribusi Perubahan Falsafah
Mendorong Proses Pidana Bagi Pejabat Daerah yang disiplin ilmu apa perilaku apa pendidikan apa
yang Dilaporkan Melakukan Kejahatan Seksual
dibutuhkan ? yang yang bisa
 Kelompok 3. Lambar Kasus 3 tentang Kolaborasi untuk diharapkan ? diterapkan ?
Menyelamatkan Masa Depan Anak dari Bahaya
Rokok. menangani
 Kelompok 4. Lembar Kasus 4 tentang kasus ?
Memulangkan Anak-Anak Dari Sarang Teroris.        
 Kelompok 5. Lembar Kasus 5 tentang Waspada  
Epidemi di Balik Bunuh Diri  
 Kelompok 6. Lembar Kasus 6 tentang Pria
Indonesia dihukum Seumur Hidup atas Kasus
Perkosan “Terbesar” Dalam Sejarah di Inggris.
3. Setelah didiskusikan dalam kelompok, selanjutnya
setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya.
 Apa manfaat
mempelajari materi
pada modul ini ?
 Apa pengalaman yang
dimiliki terkait dengan
materi yang telah
dipelajari ?
 Kesulitan apa yang
REVIEW
dihadapi saat
mempelajari materi ini?
 Pengetahuan baru apa TANYA
yang didapat dan perlu
dikembangkan lebih JAWAB ?
lanjut setelah
mempelajari materi ?
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai