Anda di halaman 1dari 12

Nama: Septiani

Kelas: Bimbingan dan Konseling


Tugas Eksplorasi Konsep
Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan

1. Apa yang anda pahami setelah mempelajari mengenai status sosialekonomi


(SES) ? apa pentingnya hal ini bagi proses pengajaran yang anda jalani ?
2. Apa yang anda pahami terkait dua konsep utama teori sosiokultural, yaitu
sebagai alat psikologis dan mediasi, dan bagaimana konsep konsep ini
selanjutnya dapat berkontribusi pada teori pembelajaran dan pengajaran ?
3. Bagaimana menurut anda penerapan konsep tersebut dalam Pendidikan di
Indonesia ?
4. Silahkan berdiskusi dengan mencari referensi yang ada dalam konteks
pengajaran serta pembelajaran di Indonesia ?
5. Apa saja yang dapat anda terapkan nantinya sebagai guru terkait pemahaman
anda ?
6. Bagaimana anda memandang kesiapan anda sebagai guru dengan memahami
konsep tersebut ?

Jawaban
1. Status sosio ekonomi adalah gambaran mengenai kedudukan sosial dan
ekonomi seseorang atau keluarga dalam masyarakat. Faktor-faktor seperti
pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan dapat mempengaruhi status
sosioekonomi seseorang.

Sebagai contoh, seseorang dengan pendidikan tinggi dan pekerjaan yang mapan
mungkin memiliki status sosioekonomi yang tinggi, sementara seseorang dengan
pendidikan rendah dan pekerjaan yang kurang stabil mungkin memiliki status
sosioekonomi yang rendah.
Penting untuk diingat bahwa status sosioekonomi bukanlah penilaian mutlak
tentang nilai seseorang sebagai individu. Banyak faktor yang dapat memengaruhi
status sosioekonomi, dan setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik.

Dalam konteks Bimbingan Konseling (BK), analisis status sosioekonomi


seringkali dilibatkan dalam proses penilaian dan pemahaman lebih lanjut tentang
siswa dan keluarganya. Beberapa hal yang dapat menjadi fokus dalam
menganalisis status sosioekonomi dalam BK melibatkan:

1. Pendidikan:

 Tingkat pendidikan orang tua atau wali siswa.


 Ketersediaan sumber daya pendidikan di lingkungan sekitar.

2. Pekerjaan:

 Jenis pekerjaan orang tua atau wali, dan stabilitas pekerjaan.


 Pengaruh pekerjaan terhadap kehidupan keluarga dan siswa.

3. Pendapatan:

 Tingkat pendapatan keluarga.


 Ketersediaan dana untuk mendukung kebutuhan pendidikan dan
perkembangan siswa.

4. Akses terhadap Sumber Daya:

 Ketersediaan sumber daya ekonomi seperti perpustakaan, internet, dan


fasilitas lainnya di rumah.
 Akses terhadap kegiatan ekstrakurikuler dan peluang pengembangan
lainnya.

5. Kondisi Tempat Tinggal:

 Jenis tempat tinggal dan kondisi lingkungan sekitar.


 Akses terhadap fasilitas kesehatan, transportasi, dan layanan publik
lainnya.
Apa pentingnya hal ini bagi proses pengajaran yang saya lakukan ?

Analisis status sosioekonomi ini dapat membantu konselor untuk merancang


program bimbingan yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu,
pemahaman terhadap faktor-faktor ini juga dapat membantu dalam mendukung
siswa yang mungkin menghadapi tantangan sosioekonomi tertentu.

2. Apa yang anda pahami terkait dua konsep utama teori sosiokultural, yaitu
sebagai alat psikologis dan mediasi, dan bagaimana konsep konsep ini
selanjutnya dapat berkontribusi pada teori pembelajaran dan pengajaran ?
Dua konsep utama dalam teori sosiokultural yang Anda sebutkan, yaitu
"alat psikologis" (psychological tools) dan "mediasi," merupakan konsep
kunci dalam pemikiran Vygotsky, seorang psikolog Rusia yang berfokus
pada perkembangan kognitif dan sosial anak.
Alat Psikologis (Psychological Tools):
 Pengertian: Alat psikologis merujuk pada segala sesuatu yang
dapat membantu individu memahami atau menyelesaikan tugas
kognitif. Ini bisa berupa bahasa, simbol, konsep, atau teknologi.
 Kontribusi pada Pembelajaran: Dalam konteks pembelajaran,
alat psikologis, seperti bahasa, berfungsi sebagai sarana untuk
menyampaikan pengetahuan dan makna. Guru dapat menggunakan
alat psikologis ini untuk membantu siswa memahami konsep-
konsep baru dan mengembangkan pemahaman mereka.
Mediasi:
 Pengertian: Mediasi merujuk pada peran alat psikologis dalam
memediasi atau menyampaikan informasi antara individu dan
lingkungan. Proses ini melibatkan penggunaan alat psikologis
untuk mengatasi tugas atau masalah.
 Kontribusi pada Pengajaran: Dalam konteks pengajaran, guru
bertindak sebagai mediator antara informasi dan siswa. Guru
menggunakan alat psikologis seperti bahasa, contoh, atau media
lainnya untuk membantu siswa memahami materi. Interaksi sosial
dan kolaborasi di dalam kelas juga dapat dianggap sebagai bentuk
mediasi.
Kontribusi Terhadap Teori Pembelajaran dan Pengajaran:
 Pembelajaran Bersama (Social Learning): Teori sosiokultural
menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Kolaborasi
antara siswa, dan juga antara guru dan siswa, dianggap sebagai cara yang
efektif untuk mentransfer pengetahuan.
 Zona Proximal Pembelajaran (Zone of Proximal Development - ZPD):
Konsep ZPD, yang diperkenalkan oleh Vygotsky, mengacu pada jarak
antara kemampuan aktual seorang siswa dan potensi pengembangan yang
dapat dicapai melalui bantuan atau dukungan. Alat psikologis dan mediasi
membantu mengidentifikasi ZPD dan merancang pengalaman
pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Dengan mengintegrasikan konsep-konsep ini, teori sosiokultural
memberikan dasar untuk memahami bahwa pembelajaran tidak hanya
tentang individu dan informasi, tetapi juga melibatkan interaksi sosial,
bahasa, dan alat psikologis lainnya. Ini memiliki implikasi praktis yang
kuat dalam merancang strategi pengajaran yang lebih efektif dan relevan.
3. Bagaimana menurut anda penerapan konsep tersebut dalam Pendidikan di
Indonesia ?
Penerapan konsep Zona Proximal Pembelajaran (ZPD) dan pembelajaran
bersama (Social Learning) dalam Bidang Bimbingan Konseling (BK) di
Indonesia dapat memperkaya pengalaman belajar dan perkembangan
siswa. Berikut adalah beberapa cara di mana konsep-konsep ini dapat
diterapkan khususnya dalam konteks BK:

Penilaian dan Pemetaan ZPD:

Guru BK dapat melakukan penilaian dan pemetaan ZPD siswa. Ini


melibatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan, minat, dan
perkembangan kognitif serta sosial-emosional siswa.
Bimbingan dapat disesuaikan dengan ZPD masing-masing siswa,
membantu mereka mengatasi tantangan dan mencapai potensi optimal.
Pembimbingan Kelompok:
Mengadakan sesi pembimbingan kelompok untuk memberikan
kesempatan siswa berkolaborasi. Diskusi kelompok dan kegiatan
kelompok dapat memfasilitasi pembelajaran bersama dan saling
mendukung di antara peserta.
Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional:
Fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional melalui
kegiatan bimbingan yang melibatkan interaksi sosial. Ini dapat mencakup
peran bermain, simulasi, atau permainan peran untuk membantu siswa
mengembangkan pemahaman sosial.
Mentoring dan Peer Counseling:
Mendorong program mentoring di antara siswa atau
mengimplementasikan peer counseling. Siswa yang lebih berpengalaman
atau memiliki keahlian khusus dapat membimbing rekan-rekannya,
menciptakan lingkungan pembelajaran bersama.
Pemanfaatan Teknologi:
Menggunakan platform daring atau aplikasi yang mendukung komunikasi
dan kolaborasi siswa. Ini dapat mencakup forum online untuk diskusi atau
alat pembelajaran berbasis teknologi yang disesuaikan dengan tingkat
keterampilan individu.
Pengembangan Program Pembinaan Karir:
Menyusun program pembinaan karir yang berfokus pada eksplorasi karir
bersama. Siswa dapat berkolaborasi untuk memahami lebih baik tentang
berbagai pilihan karir dan membagikan pengetahuan mereka.
Pelatihan Keterampilan Sosial:
Menyelenggarakan sesi pelatihan keterampilan sosial di mana siswa dapat
belajar dari satu sama lain. Aktivitas peran, simulasi, atau studi kasus
dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial mereka.
Pembelajaran Berbasis Pengalaman:
Menggabungkan pembelajaran berbasis pengalaman di mana siswa dapat
belajar melalui pengalaman langsung dan berbagi pengalaman mereka
dalam sesi refleksi.
Penerapan konsep-konsep ini dapat membantu guru BK menciptakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan holistik siswa, membangun
keterampilan sosial dan emosional, serta memberikan dukungan yang
sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing siswa.

4. Kurikulum Merdeka dilakukan dalam rangka memulihkan pembelajaran


melalui pembelajaran bermakna, menyenangkan, dan relevan sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan sehingga terwujudnya Pelajar
Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta berkebinekaan
global.
Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran bermakna dan berkualitas
tinggi yang diharapkan dalam kurikulum merdeka adalah melalui
pembelajaran yang berorientasi kebutuhan, kemampuan, dan karakteristik
setiap siswa.
Beragam model pembelajaran variatif dapat dilakukan guru untuk
membuat pembelajaran bermakna, serta melibatkan siswa secara aktif
sekaligus menumbuhkan minat belajar siswa. Model pembelajaran tersebut
diantaranya berbasis proyek, inkuiri, model pembelajaran kooperatif
tipe Window Shopping- proyek belanja ilmu dengan melihat karya
kelompok lain, maupun pembelajaran di luar kelas dll. Model
pembelajaran ini telah dilakukan oleh para guru penggerak dan di sekolah
penggerak.
Model layanan BK (Bimbingan Konseling) di zaman sekarang biasanya
mencakup pendekatan yang holistik untuk mendukung perkembangan
siswa secara keseluruhan. Beberapa elemen kunci dalam model layanan
BK modern melibatkan:
Pendekatan Terpadu: Mengintegrasikan layanan konseling dengan
kurikulum sekolah dan bekerja sama dengan guru, orang tua, dan staf
sekolah lainnya untuk memberikan dukungan yang konsisten.
Pencegahan: Menekankan pencegahan masalah kesejahteraan mental dan
emosional melalui program-program pendidikan dan promosi kesehatan
mental.
Kemajuan Karir: Fokus pada pembimbingan karir untuk membantu
siswa memahami pilihan pendidikan dan karir mereka, termasuk
pemberian informasi tentang dunia kerja dan perkembangan karir.
Dukungan Personal dan Sosial: Menawarkan layanan konseling individu
atau kelompok untuk membantu siswa mengatasi masalah pribadi, sosial,
atau emosional yang mungkin memengaruhi kesejahteraan mereka.
Teknologi: Memanfaatkan teknologi, seperti aplikasi atau platform online,
untuk memberikan aksesibilitas yang lebih baik dan memfasilitasi
komunikasi antara siswa, guru, dan konselor.
Keterlibatan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses konseling
dan memberikan dukungan kepada mereka untuk mendukung
perkembangan anak mereka.
Pemantauan dan Evaluasi: Menggunakan data dan evaluasi untuk terus
memperbaiki dan menilai efektivitas layanan BK.
Selain itu, dalam konteks zaman sekarang, konselor mungkin juga harus
memahami dampak teknologi, media sosial, dan tekanan sosial lainnya
yang dapat memengaruhi siswa. Integritas digital dan keterampilan literasi
media juga bisa menjadi fokus dalam mendukung siswa.

5. Penerapan saya Ketika sudah memahami ?


Bila dikaitkan dengan implementasi Kurikulum Merdeka, guru BK
memiliki peranan yang sangat penting. Adapun peran guru BK dalam
Kurikulum Merdeka adalah sebagai koordinator dalam mewujudkan
kesejahteraan psikologis peserta didik (student wellbeing).
Guru BK dalam Kurikulum Merdeka juga berperan sebagai fasilitator
perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan potensi
dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara optimal.
Adapun peran guru BK dalam Kurikulum Merdeka lainnya adalah sebagai
berikut.
1. Mengelola program
Bersama wali kelas atau guru mata pelajaran, guru BK merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program yang telah dicanangkan secara
kolaboratif. Tujuannya adalah untuk memenuhi dimensi dan elemen profil
pelajar Pancasila, yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri,
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
2. Membimbing siswa
Sebagian besar siswa masih belum mengenal diri sendiri. Mereka mungkin
belum mengetahui kepribadian, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang
dimiliki.
Agar siswa dapat memahami diri sendiri dengan baik, guru BK perlu
memberikan mereka bimbingan.
Dalam Kurikulum Merdeka, guru BK berperan sebagai pembimbing siswa
dalam mengenal diri, memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan,
penyesuaian diri, serta pengembangan potensi dan minat secara optimal.
Mengenal diri sendiri akan memudahkan siswa untuk mengetahui tujuan
hidupnya, menyadari kemampuan dan bakat yang dimiliki, serta tahu
bagaimana harus menggunakan kemampuan dan bakat tersebut untuk
mencapai tujuan hidup yang diinginkan. Hal ini akan membuat siswa lebih
mudah dalam menemukan makna dan merasa puas dengan hidupnya.
3. Menilai perkembangan siswa
Peran guru BK dalam Kurikulum Merdeka lainnya adalah menilai
perkembangan siswa. Dalam ruang lingkup praktik layanan, guru BK
menggunakan alat penilaian formal maupun informal untuk menilai
perkembangan siswa.
Selain menggunakan alat penilaian formal dan informal, guru BK juga
dapat menjalin kerjasama dengan psikolog atau tenaga ahli lainnya untuk
menafsirkan hasil tes dalam rangka pengambilan keputusan rencana
pengembangan siswa.
4. Sebagai konselor
Meskipun guru BK memiliki berbagai macam peran, tetapi peran utama
guru BK adalah sebagai konselor. Dalam hal ini, guru BK membuka akses
praktik konseling bagi para peserta didik guna membantu penyelesaian
masalah, penyembuhan, perbaikan, dan pencegahan masalah yang terkait
dengan kehidupan pribadi, belajar, sosial, maupun karir.
Siswa dapat berkonsultasi dengan guru BK terkait karir, belajar, ataupun
permasalahan dalam kehidupan pribadinya tanpa perlu takut hasil
konsultasinya akan diketahui orang lain. Sebab, guru BK harus mengikuti
standar profesional dan etika yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah
kerahasiaan.
5. Menyediakan layanan konsultasi
Dalam rangka mencapai profil pelajar Pancasila, guru BK perlu
memberikan informasi tentang perkembangan potensi, minat dan
kebutuhan lainnya kepada peserta didik, wali kelas, dan orang tua/ wali.
Dengan begitu enam dimensi profil pelajar Pancasila dapat tercapai.
6. Berkoordinasi dengan pihak lain
Peran guru BK dalam Kurikulum Merdeka selanjutnya adalah
berkoordinasi dengan pihak lainnya.
Dalam rangka mendukung pengembangan akademik dan karir masa depan
siswa secara optimal, guru BK dapat bekerja sama dengan satuan pendidik
di sekolah, seperti kepala sekolah, wali kelas, dan guru mapel, keluarga,
serta masyarakat.
Selain peran di atas, guru BK juga memiliki peranan yang bersifat umum,
seperti menjadi mediator antara orang tua/ wali siswa dengan siswa,
terutama ketika terjadi masalah di sekolah, serta membantu guru
menemukan metode belajar yang tepat untuk siswa.
7. Menyediakan berbagai layanan bimbingan dan konseling
Dalam Kurikulum Merdeka ini, guru BK menyediakan berbagai bidang
layanan bimbingan dan konseling untuk siswa, antara lain:
 Bimbingan dan konseling bidang layanan belajar, yaitu layanan yang
diberikan oleh guru BK untuk mengetahui dan mengenal potensi yang
dimiliki oleh setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
 Bimbingan dan konseling bidang layanan pribadi, yaitu layanan yang
diberikan oleh guru BK untuk siswa yang memiliki masalah pribadi dan
membutuhkan penanganan secara khusus.
 Bimbingan dan konseling bidang layanan sosial, yaitu layanan yang
diberikan oleh guru BK untuk membantu siswa dalam memahami
lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif dan
terampil sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara siswa dengan
lingkungannya.
 Bimbingan dan konseling bidang layanan karir, yaitu layanan yang
diberikan oleh guru BK untuk membantu siswa dalam menentukan jurusan
kuliah atau jenis pekerjaan yang ingin digeluti setelah menyelesaikan
pendidikan di bangku SMA/SMK.

6. Penerapan yang akan saya lakukan Ketika sudah mempelajari materi ini,
maka saya sebagai seorang calon guru professional, saya akan menerapkan
beberapa Langkah berikut
Pemahaman Budaya:
 Pelajari tentang latar belakang budaya peserta didik, termasuk
nilai-nilai, norma, dan kepercayaan yang mungkin memengaruhi
pendekatan mereka terhadap pendidikan.
 Pahami perbedaan budaya yang mungkin mempengaruhi cara
peserta didik berkomunikasi, menyelesaikan masalah, dan belajar.
Komunikasi Efektif:
 Gunakan bahasa yang diakui dan dihargai oleh komunitas peserta
didik.
 Perhatikan perbedaan gaya komunikasi dan ekspresi diri di antara
kelompok sosiokultural yang berbeda.
Kurikulum yang Responsif:
 Integrasikan materi atau layanan yang mencerminkan keragaman
budaya ke dalam kurikulum. Khususnya sekarang kurikulum
merdeka
 Gunakan sumber daya yang menggambarkan berbagai latar
belakang budaya dan pengalaman hidup.
Pendekatan Pembelajaran yang Beragam:
 Gunakan metode pembelajaran yang memungkinkan partisipasi
aktif dan responsif dari semua peserta didik.
 Pertimbangkan preferensi belajar yang mungkin berbeda di antara
kelompok budaya.
Bimbingan Konseling yang Sensitif:
 Sediakan layanan bimbingan konseling yang mempertimbangkan
konteks budaya dan nilai-nilai peserta didik.
 Jalin hubungan yang inklusif dan saling percaya dengan peserta
didik dari berbagai latar belakang budaya.
Pelibatan Orang Tua dan Komunitas:
 Libatkan orang tua dan keluarga peserta didik dalam proses
pendidikan.
 Bangun kemitraan dengan komunitas lokal untuk mendukung
pemahaman dan integrasi budaya dalam lingkungan belajar.
Pelatihan Guru:
 Berikan pelatihan reguler kepada guru untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang keberagaman sosiokultural.
 Fasilitasi dialog dan pertukaran pengalaman di antara staf
pendidik.
Sumber Daya Multibudaya:
 Sediakan sumber daya pendidikan yang mencerminkan
keberagaman budaya.
 Pastikan perpustakaan dan materi pembelajaran memiliki
representasi yang seimbang dari berbagai latar belakang budaya.
Dengan mendekati setiap peserta didik dengan rasa hormat terhadap
keberagaman mereka, Anda dapat menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif dan mendukung bagi semua siswa.

Anda mungkin juga menyukai