Anda di halaman 1dari 10

Keterkaitan Aspek-Aspek

Perkembangan dan Pribadi Sosial

Dosen Pengampu : Barep Hapit Surya Putra, M.Pd


Kelompok 3 :

Al Amalus Sulwana (2011080008)


Annisa Fitri Muniroh (2011080392)
Desi Romadona (2011080044)
Fara Zahratul Nur (2011080246)
Isaroh Fauziah (2011080081)
Nindya Putri Pratama (2011080211)
Asyifa Virza Prasanthi (1811080121)

2
STRUKTUR ORGANISASI
1.Konselor
Untuk dapat menjalankan tugas sebagai seorang konselor dalam bimbingan
konseling social adalah individu yang mempunyai latar belakang pendidikan
akademik juga sebagai pekerja social. Agar tugas dan peranannya dapat
dilaksanakan dengan baik maka diperlukan berbagai persyaratan yang terkait
dengan kualitas antara lain: pemahaman diri; kompeten; memiliki kesehatan
psikologis yang baik; dapat dipercaya; jujur; kuat; hangat; responsive; sabar;
sensitive dan memiliki kesadaran yang holistic serta pemahaman diri (self-
knowledge) hal ini dapat berarti konselor memahami dirinya dengan baik, tugas
dan peran apa yang harus dijalankan serta masalah apa yang menjadi bidang
kajiannya. Pemahaman diri diperlukan karena konselor social yang memiliki
persepsi yang akurat tentang dirinya, cenderung akan memiliki persepsi yang
akurat pula tentang diri orang lain termasuk kliennya.

3
2.Klien
Klien dalam bimbingan konseling social antara lain:
(a) individu yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan
(b) kelompok yang mengalami stagnasi social.
(c)Individu yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, individu disini yang
dimaksudkan dapat berarti individu secara perorangan atau dapat pula keluarga
yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi diantara anggota-anggotanya.
Berikut individu yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi :
1. Individu non social, adalah individu yang tidak mau menyesuaikan dengan
lingkungannya, hal ini dapat dilihat dari dua sisi, dari sisi individu atau keluarga
yang bersangkutan dan dari sisi lingkungan dimana individu atau keluarga
tersebut berada.
2. Individu atau keluarga anti social, adalah individu yang sebenarnya mampu
untuk menyesuaikan diri atau memenuhi tuntutantuntutan yang ada dalam
masyarakat, tetapi individu tersebut melawan atau menentang dengan lingkungan
sekitarnya.

4
Kedudukan kompetensi perkembangan pribadi atau sosial siswa pada elemen BK
Elemen ini didefinisikan sebagai kompetensi siswa merupakan sesuatu yang penting
bagi lingkungan sekolah karena penguasaan siswa sebagai hasil dari partisipasinya terhadap
program bimbingan konseling komprehensif di lingkungannya.
Elemen 1: Isi Program
Elemen 2: Kerangka Kerja Organisasional :
Komponen Struktural, Rasional, Komponen Program, alokasi waktu
Elemen 3: Sumber Program :
Sumber finansial, Sumber politikal
Elemen 4: Pengembangan, Managemen, dan Akuntabilitas

5
Program BK sosial Komprehensif Pada Jenjang Pendidikan SMK
Program bimbingan dan konseling komprehensif berorientasi pada upaya pengembangan
seluruh aspek perkembangan siswa, tanpa terkecuali. Bidang yang dikembangkan adalah
bidang akademik, karir, dan pribadi-sosial. Sistematik.
Menurut Bowers & Hatch (Fathur Rahman, 2002:7) menyatakan bahwa program bimbingan
dan konseling sekolah tidak hanya bersifat komprehensif dalam ruang lingkup, namun juga
harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat pengembangan dalam tujuan. Pertama,
bersifat komprehensif berarti program bimbingan dan konseling harus mampu
memfasilitasi capaian- capaian perkembangan psikologis siswa dalam totalitas aspek
bimbingan (pribadi-sosial, akademik, dan karir) Layanan bimbingan dan konseling di
tujukan untuk seluruh siswa tanpa syarat apapun.

6
Kedua, bersifat preventif dalam disain mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan
pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilakukan
dalam bentuk yang bersifat preventif. Upaya pencegahan dan antisipasi sedini mungkin
(preventive education) hendaknya menjadi semangat utama yang terkandung dalam
pelayanan dasar (guidance curriculum) yang diterapkan sekolah. Melalui cara yang
preventif tersebut diharapkan siswa mampu memilah tindakan dan sikap yang tepat
dan mendukung pencapaian perkembangan psikologis kearah ideal dan positif.
Ketiga, bersifat pengembangan dalam tujuan bahwa program yang didisain konselor
sekolah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik sesuai dengan tahap
perkembangan. Sugiyo 2014:15).

7
Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk tujuan, yaitu
pengenalan, akomodasi, dan tindakan. semua peserta didik hukumnya wajib memperoleh
layanan bimbingan dan konseling, sehingga image/persepsi bahwa fokus bimbingan dan
konseling hanyalah siswa yang bermasalah saja akan hilang. Oleh karena itu dalam
bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan :
1) ruang lingkup menyeluruh.
2) dirancang untuk lebiih berorientasi pada pencegahan.
3) tujuannya pengembangan potensi peserta didik.

8
Refleksi merupakan kegiatan untuk menganalisa efektivitas kerja
konselor dan efektifitas program bimbingan dan konseling
komprehensif. Kegiatan ini untuk mengetahui sejauhmana pengaruh
layanan bimbingan dan konseling dalam kehidupan dan
perkembangan siswa.
Schmidt (2008:90) prosedur dalam penyusunan program bimbingan
dan konseling komprehensif adalah perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penerapan (implementating), dan
evaluasi (evaluation).

9
Thanks!
Any questions?

10

Anda mungkin juga menyukai