Anda di halaman 1dari 11

ULANGAN TENGAH SEMESTER

MKDU

BIMBINGAN DAN KONSELING


Di Ampu Oleh : Dr. Sudjani., M.Pd

DiSusun Oleh:

YULIA NURWULAN
1602155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
1) Bagaimana posisi kegiatan Bimbingan dan Konseling disekolah dalam mencapai
tujuan pendidikan nasional?
Jawab:
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mengintegrasikan tiga bidang
kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang
instruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan mahasiswa (bimbingan dan
konseling). Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratf dan pengajaran
dengan mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan mengahasilkan individu
yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan
atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual. Terkait dengan pentingnya bidang
bimbingan dalam pendidikan ini, Phenix (Sunaryo K., 1988: 11-12) mengemukakan
sebagai berikut.
… Person may nor ordinary be ready for nature understanding of self and others, for
moral insight, and for integrative perspective until they have passed beyone the usual
period of formal general education. Such a conclusion points to the need for continuing
general education throughout life, particulary in the field of applied psychology
(especially guidance and conseling on an individual or group basis with an existential
emphasis…).
Ketiga bidang utama pendidikan diatas lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut.
1) Bidang Administratif dan Kepemimpinan
Bidang ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada biang ini
terletak tanggung jawab kepemimpinan (kepala sekolah dan staff administrasi lainnya)
yang terkait dengan kegiatan perencanaan, organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian
tugas, pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervise, dan
evaluasi program.

2) Bidang Instruksional dan Kurikuler


Bidang ini terkait dengan pengajaran yang bertujuan untuk meeberikan pengetahuan,
keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab secara
langsung terhadap bidang ini adalah para guru.

3) Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)


Bidang ini terkait dengan bidang program pemberian layanan bantuan kepada peserta
didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi
yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.
1. Area permasalahan peserta didik dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu pribadi
sosial, karier, keluarga dan akademik. Kemukakan pengertian dari masing-masing
permasalahan tersebut dan berikan contohnya!

Jawab:

1. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Adapun ynag
termasuk masalah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan
jurusan/konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian serta
penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.

Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar-


mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing
membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang
efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri
terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para
pembimbig berupaya memfasilitasi individu dalm mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Bimbingan Sosial Pribadi


Bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
menyelesaikan masalah-masalah pribadi. Adapun yang tergolong dalam masalah-
masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dosen,serta
staf, pemahaman sifat kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan
dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik.

Bimbingan sosial-pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan


mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya.
Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang
seimbang dengan memmerhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dialami oleh individu.

Bimbingan sosial-pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang


kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan dengan sistem pemahaman
diri, dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-keterampilan sosial-pribadi yang
tepat.

3. Dalam Bimbingan dan Konseling terdapat komponen program yang terdiri dari
layanan dasar, perencanaan individual, layanan responsif dan dukungan sistem.
Kemukakan pengertian dari masing-masing layanan tersebut beserta tujuannya.
Jawab:
1) Layanan Dasar
Layanan dasar bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik
secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok.

Layanan dasar bimbingan bertujuan membantu semua peserta didik agar mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Artinya semua peserta didik memiliki kesempatan yang
sama untuk memeperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan
memperoleh keterampilan dasar bagi kehidupannya. Secara rinci tujuan layanan dasar
bimbingan dirumuskan agar individu atau peserta didik: (a) memiliki kesadaran
(pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, social-bidaya,
dan agama), (b) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi
tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan
lingkungannya, (c) mampu mengangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya,
dan (d) mampu mengembangkan dirinya dalam mencapai tujuan hidupnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, para peserta didik diberi materi layanan yang
berkaitan dengan aspek-aspek pribadi, social, belajar, dan karirnya. Kesemuanya itu
sebagai upaya membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Karena itu pemberian materi layanan harus disesuaikan dengan karakteristik dan
kebutuhan perkembangan individu. Dalam memberikan materi layanan dasar
bimbingan, konselor perlu kreatif untuk mencari sumber informasi yang secara
kontekstual sesuai dengan kebutuhan individu.

Layanan dasar bimbingan diberikan melalui jenis-jenis layanan pemberian informasi,


dan diskusi atau sharing pendapat (brain storming). Pemberian informasi dan diskusi
ini dalam pelaksanaannya mengacu kepada panduan atau paket bimbingan, dan bahan-
bahan lain yang relevan. Layanan informasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan
(perkembangan pribadi, lingkungan pendidikan dan pekerjaan, serta kehidupan social
budaya) yang berguna pengembangan diri, penyesuaian diri, dan pengambilan
keputusan. Sedangkan layanan diskusi atau curah pendapat, dapat memfasilitasi para
peserta didik untuk belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap respek terhadap
orang lain, dan mengembangkan kepercayaan dirinya.
2) Layanan Responsif
Layanan responsive merupakan pemberian bantuan kepada individu atau peserta didik
yang memiliki masalah dan kebutuhan khusus yang memerlukan pertolongan konselor
dengan segera.

Layanan responsif bertujuan membantu peserta didik agar dapat memenuhi


kebutuhannya, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, bak berupa hambatan atau
kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

Materi bimbingan dan konseling tergantung kepada masalah atau kebutuhan peserta
didik. Kebutuhan peserta didik berkaitan dengan keinginan mereka untuk memenuhi
tentang sesuatu hal, karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang positif.
Kebutuhan itu seperti keinginan mereka untuk memperoleh informasi tentang: (a)
pemahaman dan penerimaan diri dan lingkungan; (b) bahayanya pergaulan bebas, obat-
obat terlarang, minuman keras, narkotika, ecstasy, dan putau; (c) cara mengatasi
kesulitan belajar, dan (d) cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan
dan minat serta kariernya di masa depan.

Adapun masalah peserta didik berkaitan dengan berbagai hal yang dialami atau
dirasakan mengganggu kenyamanan hidupnya, atau menghambat perkembangan
dirinya yang positif, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Masalah peserta didik itu pada umumnya tidak mudah
untuk diketahui secara langsung, namun dapat dipahami dari gejala-gejala perilaku
yang ditampilkannya.

Masalah-masalah (gejala masalah) yang mungkin dialami peserta didik, diantaranya:


(a) merasa cemas terhadap postur tubuhnya; (b) merasa cemas dalam menghadapi masa
depan, (c) merasa rendah diri, (d) berperilaku impulsif (kekanak-kanakan), (e) kurang
mampu memilih dan membuat keputusan, (f) membolos dari sekolah, (g) malas belajar,
(h) memiliki kebiasaan belajar yang negatif, (i) kurang bisa bergaul.

Untuk memahami karakteristik dan kebutuhan serta masalah peserta didik, konselor
hendaknya menganalisis data peserta didik yang diperoleh melalui: (a) inventori tugas-
tugas perkembangan/ITP, (b) absensi peserta didik, (c) wawancara, (d) observasi, (e)
sosiometri, (f) daftar nilai atau leger peserta didik, (g) psikotes, dan (h) catatan khusus
yang dibuat guru pelajaran atau wali kelas.

Melihat materi dan tujuan layanan responsive, maka fungsinya tidak seluruhnya kuratif
tetapi bisa juga berfungsi preventif dan bisa dilakukan secara individual maupun
kelompok.
3) Layana Perencanaan Individual

Layanan ini diartikan sebagai proses bantuan kepada peserta didik agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depannya, berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

Layanan perencanaan individual bertujuan membantu peserta didik agar (1) memiliki
pemahaman tentang diri dan lingkungannya; (2) mampu merumuskan tujuan,
perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek
pribadi, social, belajar, maupun karir; dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan
pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.

Materi layanan perencanaan individual berkaitan erat dengan materi yang diberikan
pada layanan dasar bimbingan. Materi yang diberikan pada layanan dasar bimbingan
dapat membantu peserta didik untuk memahami diri dan lingkungannya. Karena materi
bimbingan secara umum telah diberikan pada layanan dasar bimbingan, maka pada
layanan perencanaan individual kegiatan para peserta didik difokuskan kepada upaya
menganalisis kelebihan dan kekurangan dirinya. Kegiatan ini merupakan dasar untuk
merumuskan aktivitasnya dalam rangkat mengembangkan atau memperbaiki sikap,
minat/cita-cita, pemahaman, atau perilakunya. Karena itu layanan perencanaan
individual lebih berfungsi pengembangan dan preventif.

Pelaksanaann layanan perencanaan individual dapat ditempatkan melalui layanan


bimbingan kelompok (diskusi, karyawisata, atau kunjungan ke dunia
industri/preventif).
4) Dukungan Sistem
Ketiga komponen struktur layanan yang telah dikemukakan merupakan pemberian
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan
dukungan system merupakan komponen layanan yang tidak langsung yang kegiatannya
meliputi (1) pemberian layanan, dan (2) kegiatan manajemen.

Pemberian layanan menyangkut (1) konsultasi dengan guru-guru, (2)


konsultasi/kerjasama dengan orang tua/masyarakat, (3) berpartisipasi dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah, dan (4) melakukan penelitian. Adapun
kegiatan manajemen berkaitan dengan berbagai upaya untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan mutu program dan pelaksanaan bimbingan dan
konseling melalui: (1) pengembangan program dan staf; (2) pemanfaatan sumber daya
masyarakat; dan (3) pengembangan penataan kebijakan.

4. Sebagai calon guru yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan layanan
Bimbingan dan Konseling disekolah. Bagaimana tanggapan anda? Bentuk
kolaborasi seperti apa yang anda dapat lakukan bersama dengan guru bimbingan
dan konseling disekolah terkait dengan pembelajaran yang anda laksanakan
jelaskan dengan contohnya!
Jawab:
Ya, memang menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, apalagi ketika sudah
berbaur dengan yang namanya siswa. Disini kita harus tahu bagaimana caranya
bersikap menjadi guru yang baik, tegas, namun tetap disegani. Kita sebagai guru harus
memiliki pengetahuan mendidik siswa agar menjadi insan yang berkualitas,
Muhibbin syah mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu
dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya
dengan proses belajar mengajar peserta didik”. Adapun bentuk kolaborasi saya jika
menjadi seorang guru yaitu dengan memahami psikologi pendidikan, melalui
pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat
lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai
tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom
tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori
perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat
menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya
belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat
membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya
diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui
proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan
berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu,
khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai,
tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai
fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru
dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat
menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat
belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6, Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya
interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang
menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam
mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis
penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil
penilaian.
5. Refleksikan tanggapan anda mengenai manfaat mempelajari mata kuliah
bimbingan dan konseling! Hal apa saja yang anda dapat dari mata kuliah
Bimbingan dan Konseling.

Muhammad dan Novan (2013) memaparkan ada beberapa manfaat bagi guru dalam
mempelajari psikologi pendidikan, antara lain: agar guru memahami perbedaan siswa
(Diversity of Student), untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif di dalam kelas,
untuk memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat, memberikan bimbingan
dan pengarahan kepada siswa (konseling), mengevaluasi hasil pembelajaran,
berinteraksi secara tepat dengan siswanya, menilai hasil pembelajaran dengan adil,
menetapkan tujuan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penyusunan jadwal
pelajaran, dan memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Berikut akan
dipaparkan satu-persatu penjelasannya:

1.     Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student)

Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang
sama antara siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus
memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari
perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-
masing potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap
siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta
mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

2.        Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas

Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif
mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus
mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang
berbeda menyesuaikan karakteristik siswa dalam mengajar untuk menghasilkan proses
belajar mengajar yang lebih baik. Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu
mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di
dalam kelas bisa berjalan secara efektif.

3.     Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran

Sebagai sorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus
menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta
didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru dengan mempelajari psikologi
terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah
bisa disesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan
dengan maksimal.

4.     Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa (Konseling)

Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa
menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta
didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan
berperan sebagai seorang pembimbing seorang pendidik juga lebih bisa melakukan
pendekatan secara emosional terhadap peserta didiknya. Jika sudah tercipta hubungan
emosional yang positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka proses pembelajaran
juga akan tercipta secara menyenangkan.

5.     Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi
dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan
diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil
menyesuikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik
tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.

6.   Berinteraksi secara tepat dengan siswanya

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya


interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang
menyenangkan di hadapan siswanya.

7. Menilai hasil pembelajaran yang adil

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam


mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis
penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil
penilaian.

8.   Menetapkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah
dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam
menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.

9.   Penggunaan Media Pembelajaran

Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan


dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media
audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.

10.    Penyusunan Jadwal Pelajaran

Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya
mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal
pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi
pelajaran.

11.    Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.


Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki
siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan
berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu,
khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai,
tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai
fasilitator maupun motivator belajar siswanya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat saya simpulkan bahwa secara keseluruhan psikologi
pendidikan berperan dalam membantu guru untuk merencanakan, mengatur dan
mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan A Juntika. 2006. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurihsan, Achmad Juntika. 2014. BIMBINGAN & KONSELING Dalam Berbagai


Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama,

AS, Uman Suherman. 2015. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi
Press.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Penddekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ihsan, Hamdani dan Fuad Ihsan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
Setia.

Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori dan
Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarya: Ar-Ruz Media.

Anda mungkin juga menyukai