Disusun oleh :
CHARMELITA APRILIANTI SARAGI (210940007)
CELINE DWI SEPHANI PURBA (210940016)
Ketiga bidang utama pendidikan di atas menurut Yusuf dan Nurihsan (2008: 5) dapat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Nurihsan (2001) mengemukakan bahwa dilihat dari masalah individu, ada empat jenis
bimbingan dan konseling yaitu:
1. bimbingan akademik
2.bimbingan sosial-pribadi
3 bimbingan karir
4 bimbingan keluarga
1.Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu
dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-
masalah akademik yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan
pendidikan lanjutan, dan lain-lain. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara
mengembangkan suasana belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan
belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan
cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu
menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam bimbingan
akademik, para pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan
akademik yang diharapkan.
2.Bimbingan Sosial-Pribadi
Bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu
dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Yang tergolong dalammasalah-masalah
sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf,
pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan
masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik. Bimbingan sosial-pribadi
diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam
menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada
pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi
serta ragampermasalahan yang dialami oleh individu. Bimbingan sosial-pribadi diberikan
dengan caramenciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,
mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-
keterampilan sosial-pribadi yang tepat.
3.Bimbingan Karir
4.Bimbingan Keluarga
1.Konseling
Konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutis yang diarahkan untuk
mengubah sikap dan perilaku individu. Konseling dapat dilaksanakan melalui wawancara
langsung (face to face) dengan individu maupun tidak langsung (melalui media, seperti
internet, telepon, sms). Konseling ditujukan kepada individu yang normal, bukan yang
mengalami kesulitan kejiwaan, tetapi hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri
dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Dalam konseling terdapat hubungan yang
akrab dan dinamis. Individu merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Dalam hubungan
tersebut konselor menerima individu secara pribadi dan tidak memberikan penilaian. Individu
(konseli) merasakan ada orang yang mengerti masalah pribadinya, mau mendengarkan
keluhan dan curahan perasaanya. Dalam konseling berisi proses belajar yang ditujukan agar
individu (konseli) dapat mengenal diri, menerima, mengarahkan, dan menyesuaikan diri
secara realistis dalam kehidupannya di sekolah/kampus maupun di luar sekolah/kampus.
Dalam konseling tercipta hubungan pribadi yang unik dan khas, dengan hubungan tersebut
individu diarahkan agar dapat membuat keputusan, pemilihan dan rencana yang bijaksana,
serta dapat berkembang dan berperanan lebih baik di lingkungannya. Konseling membantu
individu agar lebih mengerti diri sendiri, mampu mengeksplorasi dan memimpin diri sendiri
dan penyelesaian tugas-tugas kehidupannya. Proses konseling lebih bersifat emosional
diarahkan kepada perubahan sikap, perubahan pola-pola hidup, sebab hanya dengan
perubahan- perubahan tersebut memungkinkan terjadi perubahan perilaku dan pemecahan
masalah.
2.Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh konselor
atau pun guru bimbingan dan konseling. Pemberian nasihat hendaknya memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. didasarkan atas masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh konseli.
b. diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi/
c. nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh individu, disertai
kemungkinan keberhasilan dan kegagalan.
d. penentuan keputusan diserahkan kepada individu, alternatif mana yang akan
diambil.
e individu hendaknya mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang
diambilnya.
3. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi atau pun
aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam kelompok kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-
12 orang), kelompok besar (13-20 orang) atau pun kelas (20-40 orang). Pemberian informasi
dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang
kenyataan, aturan-aturan dalamkehidupan, dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan tugas serta meraih masa depan dalam studi, karir, maupun kehidupan.
Aktivitas kelompok diarahkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan
pemahaman lingkungan, penyesuaian diri dan pengembangan diri. Pemberian informasi
banyak menggunakan alat-alat dan media pendidikan seperti: OHP, kaset audio-video, film,
buletin, brosur, majalah, buku, dan lain-lain. Kadang-kadang konselor mendatangkan ahli
tertentu untuk memberikan ceramah (informasi) tentang hal-hal tertentu. Aktivitas kelompok
pada umumnya menggunakan prinsip dan proses dinamika kelompok, seperti dalam kegiatan
diskusi, sosiodrama, bermain peran, simulasi, dan lain-lain. Bimbingan melalui aktivitas
kelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif juga memungkinkan
terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana dan pemecahan masalah.
4.Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi kelompok
yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan
dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Konseling kelompok bersifat pencegahan dalam
arti bahwa individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan normal atau berfungsi secara
wajar dalam masyarakat, tetapi memiliki beberapa kelemahan dalam kehidupannya sehingga
menggangu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat
memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti memberikan
kesempatan, dorongan pengarahan kepada individu-individu yang bersangkutan untuk
mengubah sikap dan perilakunya selaras dengan lingkungannya. Konseling kelompok
merupakan proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku yang
sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan,
katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan hangat, saling pengertian, saling
menerima dan mendukung. Fungsi-fungsi terapi itu diciptakan dan dikembangkan dalam
suatu kelompok kecil melalui cara saling mempedulikan di antara para peserta konseling
kelompok. Individu dalam konseling kelompok pada dasarnya adalah individu normal yang
memiliki berbagai kepedulian dan kemampuan, dan persoalan yang dihadapi bukanlah
gangguan kejiwaan yang tergolong sakit, hanya kekeliruan dalampenyesuaian diri. Individu
dalam konseling kelompok menggunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan
pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu, untuk
mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap dan perilaku yang tidak tepat.
b.Konseling.
Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam programbimbingan. Layanan
ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik secara face
to face maupun melalui media (telepon atau internet) dalam memperoleh
1) pemahaman dan kemampuan untuk mengembangkan kematangan dirinya (aspek
potensi kemampuan, emosi, sosial, dan moral-spiritual)
2) menanggulangi masalah dan kesulitan yang dihadapinya, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Sementara layanan penempatan adalah layanan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka menyalurkan dirinya kearah yang tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan
bakatnya. Penempatan ini meliputi penempatan pendidikan, ialah untuk memilih jurusan dan
kelanjutan sekolah; penempatan jabatan, dan juga penempatan murid dalam rangka program
pengajaran di sekolah yang bersangkutan.
2) Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik/konseli menerima dan memahami berbagai informasi
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
untuk kepentingan konseli.
7) Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan
atau perselisihan yang dialami konseling dengan pihak lain dapat terentaskan dengan
konselor sebagai mediator.
8) Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program bimbingan dan konseling adalah sebagai
suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan
konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi
efektivitas peserta didik atau sekolah. Dalambimbingan dan konseling konsultasi tidak
merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada konseli, tetapi secara tidak
langsung melayani konseli melalui bantuan yang diberikan orang lain (referal).
1. Pendekatan Krisis
Pendekatan krisis merupakan upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang
mengalami krisis atau masalah. Bimbingan bertujuan untuk mengatasi krisis atau masalah
yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis ini, konselor menunggu konseli yang
datang, selanjutnya mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan
konseli.Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis, yaitu aliran yang
berfokus pada pengaruh masa lampau sebagai suatu hal yang menentukan bagi berfungsinya
kepribadian pada masa kini.
2. Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang
mengalami kesulitan. Tujuan bimbingan adalah untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang
dialami individu. Dalam pendekatan ini konselor memfokuskan pendekatan pada kelemahan-
kelemahan individu yang selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.Pendekatan remedial
ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi behavioristik, yang menekankan perilaku
individu di sini dan saat ini. Perilaku saat ini dipengaruhi oleh 83 suasana lingkungan pada
saat ini pula. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki perilaku individu perlu ditata lingkungan
yang mendukung perbaikan perilaku tersebut.
3. Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif adalah upaya bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-
masalah umum individu dan mencoba mencegah jangan sampai terjadi masalah tersebut pada
individu. Konselor berupaya untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mencegah masalah tersebut.
Pendekatan Perkembangan Bimbingan dan konseling yang berkembang saat ini
adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling adalah
edukatif, pengembangan, dan outreach.Edukatif, karena titik berat kepedulian bimbingan dan
konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan, bukan pada korektif atau terapeutik,
walaupun hal itu tetap ada dalamkepedulian bimbingan dan konseling perkembangan.
Pengembangan, karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling adalah perkembangan
optimal dan strategi upaya pokoknya ialah memberikan kemudahan perkembangan bagi
individu melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Outreach, karena target populasi
layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas kepada individu bermasalah dan dilakukan
secara individual tetapi meliputi ragam dimensi (masalah, target intervensi, setting, metode,
lama waktu layanan) dalam rentang yang cukup lebar. Teknikyang digunakan
dalambimbingan dan konseling perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi,
bermain peran, tutorial, dan konseling (Muro dan Kottman, 1995:5).