Disusun dan dipresentasikan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
أ
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Simpulan ..................................................................................................................... 10
B. Saran ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….…...11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diutus ke muka bumi ini ialah untuk mencari masalah dan dari
setiap masalah itu tentu perlu adanya pemecahan atau problem solving namun
terkadang dari permasalahan tersebut seseorang tak mampu untuk
memecahkannya seorang diri nah dari perlu adanya pembimbing atau penasehat
sehingga dalam setiap langkah pemecahannya tersebut dapat dihadapi dan
dipecahkan dengan baik. Tentu perlu adanya keahlian yang mumpuni dalam
pembimbingan tersebut nah itulah yang dinamakan bimbingan konseling.
Dalam perjalanan Konseling sendiri untuk menjadi sebuah disiplin Ilmu
Pengetahuan mengalami beberapa proses dan terus dilakukan pengembangan,
tentu ada beberapa hal yang akan dibahas pada materi Makalah ini yaitu
bimbingan konseling dari aspek sejarah/history baik yang berkembang sejak
awal periode pertama yaitu pada tahun 1850-1900 dengan dibangunnya
laboratorium psikologi yang pertama di Leipzig oleh Wilhem Wundt pada 1879
dan di Amerika Serikat pada 1883 oleh Stanley Hall (1884-1924)1. Dan juga
dilihat dari sejarah berkembangnya Konseling di Indonesia yaitu pada decade
40-an yang digagas oleh bapak Pendidikan Indonseia Ki Hajar Dewantara
dengan diadakannya “Taman Siswa”.
Lalu Bagaimanakah Perkembangan Konseling dari masa ke masa hingga
ada di Indonesia ini, pada penyusunan makalah ini tentu akan dibahas beberapa
fase perkembengannya. Tentu masih banyak kesalahan baik dalam pengutipan,
tata Bahasa dan lainnya, mari kita bahas sama-sama.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Bimbingan Konseling di Dunia ?
2. Sejarah Bimbingan Konseling di Indonesia ?
3. Latar belakang perlunya BK di sekolah dilihat dari beberapa aspek ?
Psikologi, Sosial Budaya, IPTEK, dan Pedagogis
1
Abdul Basit, Konseling Islam, Depok: PT Kharisma Putra Utama, 2018, hal 3
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bimbingan Konseling di Dunia
Dalam Catatan Sejarah, Perkembangan konseling diklasifikasikan dalam
empat periode diantaranya :
1. Periode Pertama (1850-1900)
Pada Periode ini telah dibangun laboratorium psikologi yang pertama di
Leipzig oleh Wilhelm Wundt pada 1879 dan di Amerika Serikat pada
1883, George Merril mengembangkan program vocational yang
pertama di San Francisco dan Lightner Witmer pada 1896 memulai
gerakan konseling melalui Klinik Psikologi yang pertama. Adapun term
konseling pertama kali diperkenalkan oleh Jesse B. Davis yang
membuka The Educational Career Counseling Centre di Detroit pada
1898.
2. Periode Kedua (1900-1930)
Pada periode ini banyak Publikasi tentang Konseling. Eli Weaver
mempublikasikan buku Choosing A Career pada 1906. Kemudian pada
1908, Frank Parson, salah seorang guru besar dan pengarang pada
Universitas Boston, mendirikan biro keterampilan kerja (Vocational
Bureau of Boston). Frank Parson menulis buku A Choosing a Vocation
yang berisi tentang berbagai metode pelatihan kerja disertai dengan
contoh-contoh kasus sederhana. Gagasan dan pemikiran konseptional
dari Frank Parson akhirnya mendorong timbulnya gerakan bimbingan
dan konseling Vocational di Amerika Serikat yang dilaksanakan di
lembaga-lembaga pendidikan formal (sekolah) dan di dalam
masyarakat. Selain itu, pada periode ini juga berkembang konseling
berkenaan dengan screening tentara yang dipersiapkan untuk Perang
Dunia Pertama (1914-1918).
3. Periode Ketiga (1939-1940)
Pada periode ini muncul gerakan psychometric atau karya-karya yang
membahas tentang alat ukur psikologi, seperti Harry Kitson’s
Psychology of Vocational Adjusment (1925), Clark L Hull’s Aptitude
2
Testing (1927), dan EK Strong Jr’s Vocational Interest Blank (1934).
Selanjutnya ada beberapa karya lain seperti Robert Hoppock yang
menulis Job Satisfaction (1935).
4. Periode Keempat
Periode ini berlangsung setelah perang dunia kedua. Pada periode ini
ada karya Carl Rogers, Counseling and Psychoterapy (1942) yang
dianggap sebagai buku konseling yang dimiliki bahasan secara ilmiah.
Selanjutnya, menurut keterangan M. Arifin setelah Perang Dunia Kedua
juga muncul konseling keagamaan2.
2
Abdul Basit op. cit hal 4-5
3
Wikepedia, Psikometri,https://id.m.wikipedia.org/wiki/Psikometri
3
disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan
karir di dalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.
4
c. Ketetapan MPRS tahun 1996 tentang pendidikan nasional.
Pada fase ini, dengan lahirnya jurusan bimbingan dan konseling maka
dibukalah jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan. Jurusan ini pertama kali
diterapkan pada perguruan tingkat tinggi Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI). Akan tetapi sesuai dengan perkembangannya zaman
maka digantilah dengan nama yang lebih spesifik yakni, Psikologi seperti
yang kita ketahui pada saat ini. Dengan keadaan seperti ini dapat
memberikan tantangan besar bagi keperluan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
5. Dekade 70-an
Dalam dekade ini, bimbingan diupayakan aktualisasinya melalui
penataan legalitas sistem dan pelaksanaannya. Dekade ini lebih dikerahkan
penuh dalam pemerataan kesempatan belajar. Pada dekade ini bimbingan
dilakukan secara konseptual maupun secara operasional. Melalui upaya ini
semua pihak telah merasakan apa, bagaimana, dan dimana bimbingan
konseling.
6. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan
terutama diusahakan untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang
profesional.
Dari masa ke masa dimulai sebelum kemerdekaan konseling mulai dieksiskan oleh
Bapa Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam menanamkan nilai nasionalisme
dengan semangat kemerdekaan untuk memberantas buta huruf, lalu pada awal
kemerdekaan perjuangan dalam pendidikan yaitu memberantas kebodohan dengan
tujuan agar siswa dapat berprestasi. Lalu pada decade 60-an mulai lahir jurusan
Bimbingan Konseling pada IKIP (1963). Lalu dibukalah pendidikan tinggi jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan seiring
berjalannya waktu berkembang menjadi lebih spesifik yaitu psikologi4.
4
Sultan Rahajaan, Sejarah Bimbingan Konseling di Indonesia (Sebelum Kemerdekaan) dan
Amerika, https://www.kompasiana.com/sultanrahajaan/sejarah-bimbingan-konseling-di-
indonesia-sebelum-kemerdekaan-dan-di-amerika, diakses Tanggal 9 September 2019
5
C. Latar Belakang Perlunya BK di Sekolah
6
Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya bahwa individu
makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir tidak
hanya mampu memenuhi tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya di
mana individu itu tinggal, tuntutan budaya itu dilakukan agar segala dampak
modrenisasi dapat di filter oleh individu tersebut secara otomatis, serta individu
diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan budaya yang
sudah ada, agar dapat di terima dengan baik oleh lingkungan tersebut. Untuk
mengembangkan semua kemampuan penyesuaian tersebut, sangat diperlukan
sebuah bimbingan.
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya
mengatakan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa
bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk
lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling
dilaksanakan dengan latar belakang berlandaskan semangat bhinneka tunggal
ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling
hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata
mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.
7
BK yang adaptif dengan perubahan iptek sehingga teori yang dipelajari relevan
dengan tugas BK.
Dengan teknologi khususnya jaringan komputer baik Intranet maupun
Internet proses belajar mengajar, proses interaksi antara konselor dan klien bisa
dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan
demikian peran teknologi tinggi dalam dunia pendidikan khususnya Bimbingan
dan Konseling sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan
maksimal6.
4. Latar Belakang Pedagogis
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan
yang bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu
membimbing individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena
semakin bertambahnya kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan untuk membuat individu
lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai bimbingan,
seperti: bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui berbagai
jenis kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan lancar
dengan adanya bimbingan dan konseling.
Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam berbagai jurusan
khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan
untuk memilih jurusan yang khusus dan memilih bidang studi yang tepat bagi
setiap murid. Arah mendalam tampak dalam berkembangnya ruang lingkup dan
keragaman disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan dalam tiap bidang
studi. Hal ini menimbulkan masalah bagi murid untuk mendalami tiap bidang
studi dengan tekun. Perkembangan ke arah ini bersangkut paut pula dengan
kemampuan dan sikap serta minat murid terhadap bidang studi tertentu. Ini
semua menimbulkan akibat bahwa setiap murid memerlukan perhatian yang
bersifat individual dan khusus. Dalam hal ini pula terasa sekali kebutuhan akan
bimbingan di sekolah.
6
Lailan Sakinah, Latar Belakang Perlunya Bimbingan Konseling di Sekolah,
http://lailansakinah.blogspot.com/2015/03/latar-belakang-perlunya-bimbingan.html, Senin 23
Maret 2015
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari sepak terjangnya bimbingan Konseling dari sejak mulainya muncul di
Amerika merupakan kebutuhan Psikologis bagi manusia sendiri, seperti uraian
sebelumnya bahwa manusia hidup di dunia ini untuk mencari masalah, karena
itulah Allah SWT. Memberikan manusia akal untuk mencari solusi dan
penyelesaiannya (Problem Solving) akan tetapi dari masa ke masa
penyelesaiannya itu mengalami perubahan hingga menjadi sebuah disiplin
ilmu yang harus dipelajari terutama oleh guru maupun calon guru. Oleh karena
itulah Bimbingan Konseling ini menjadi hal yang amat penting dalam proses
pembelajaran demi terwujudnya cita-cita pendidikan itu sendiri.
9
DAFTAR PUSTAKA
10