Anda di halaman 1dari 2

PERTANYAAN - JAWABAN

1. Apa upaya yang akan kita lakukan sebagai calon guru BK dalam mengoptimalisasikan tugas
dan fungsinya dalam memberikan pelayanan terhadap siswa? (Rahmadhani Harahap)
jawab: Untuk mengoptimalkan pengembangan diri siswa BK cukup menerapkan fungsi-fungsi
manajemen yaitu;
1. Perencanaan (Planning)
Ketika melaksanakan proses perencanaan BK, BK perlu menganalisis kebutuhan, dalam
merencanakan program BK dengan mulai membuat rencana kegiatan tahunan, semesteran
(dimana program semester setiap kelas sesuai dengan aspek perkembangan individu), bulanan,
mingguan, dan harian.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Disini konselor memiliki tugas untuk mengorganisasikan berbagai unsur dan sarana yang akan
dilibatkan di dalam kegiatan. Unsur-unsur ini meliputi unsur-unsur personal (seperti peranan
pimpinan sekolah, wali kelas, guru, siswa, orang tua), sarana fisik dan lingkungan (seperti
ruangan dan mobiler, alat bantu seperti komputer, film, dan objek-objek yang dikunjungi),
urusan administrasi, dana, dan lain lain.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pada pelaksanan seorang konselor dituntut untuk mewujudkan dalam praktik jenis-jenis layanan
dan/atau kegiatan pendukung melalui SPO masing-masing kegiatan yang telah direncanakan dan
diorganisasikan.

2. Seperti yg dijelaskan kelompok bahwa salah satu topik yg mendesak dalam konseling era
sekarang adalah bagaimana menghadapi kekerasan, trauma dan krisis. Pertanyaan saya,
bagaimana cara kita sebagai calon konselor untuk menangani topik tersebut di era milenium
sekarang. (Chindi Silitonga)
jawab: Menurut kelompok kami, konselor bisa menggunakan cara konseling krisis. Yang mana
Konseling krisis adalah penggunaan beragam pendekatan langsung dan berorientasi pada
tindakan untuk membantu individu menemukan sumber daya di dalam dirinya atau
menghadapi krisis secara eksternal. Dalam semua bentuk konseling krisis pelayanan cepat
dan efisien diberikan dalam cara khusus (Gladding, 2012). Menurut James (dalam
Gladding, 2012) krisis adalah persepsi atau pengalaman akan sesuatu peristiwa atau situasi
sebagai kesulitan yang tidak dapat ditorerir yang melebihi sumber daya dan kemampuan
seseorang untuk mengatasinya saat itu.
Konseling krisis sebagai sebuah pendekatan yang arahnya kepada intervensi pada hal-hal
yang sifatnya traumatik akan membantu dalam proses penyembuhan. Hal ini berdasarkan
tujuan dari konseling krisis yaitu memberi bantuan segera dan dalam berbagai bentuk
kepada orang yang membutuhkan (Gladding, 2012). Konseling krisis dapat berjalan efektif
apabila konselor memiliki kepribadian yang matang, pengalaman dan keahlian dasar untuk
memberi bantuan, benergi tinggi, mempunyai reflek mental yang cepat, seimbang, kalem,
kreatif, fleksibel dalam menghadapi perilaku yang sulit. Proses treatment dilakukan
berdasarkan penilaian terhadap kasus yang dialami klien, konselor fokus terhadap
traumatik yang dialami dan aktivitas-aktivitas perilaku yang muncul, setelah itu konselor
melakukan eksplorasi dan mendefinisikan masalah klien dari sudut pandangnya,
memberikan penguatan-penguatan agar klien tetap merasa dirinya didengarkan dan
diterima, kemudian melakukan rencana yang realitis, dapat dipahami dan kemudian klien
mampu melakukannya secara baik dan positif. Setelah itu dilakukan evaluasi terhadap
komitmen keputusan yang telah dipilih oleh klien.

3. Menurut makalah kelompok, Inti dari tujuan bimbingan konseling ialah proses pemberian
bantuan kepada siswa melalui layanan-layanan yang diterapkan untuk menyelesaikan setiap
siswa, dan juga layanan bk tersebut bisa menjadi bahan ajar untuk menumbuhkan sikap disiplin
yang baik.
Seperti yang kita ketahui, biasanya disetiap sekolah hanya memberikan sebanyak 2-3 les saja
dalam seminggu untuk belajar bimbingan dan konseling (termasuk smp saya dulu). Sedangkan
mata pelajaran lain seperti mtk, b.indo, dll bisa saja 4-5 les dalam seminggu. Padahal kita sangat
memerlukan layanan bk tersebut sebagai alat untuk memperbaiki masalah bahkan juga
mendisiplinkan diri.
Maka pertanyaan saya, menurut kelompok apakah pembagian waktu les mata pelajaran tersebut
sudah efisien terhadap peserta didik? Coba berikan alasannya. (Elsa Saday)
jawab: Dalam pasal 6 ayat ( 4 ) dijelaskan bahwa ” Layanan Bimbingan dan Konseling
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3 ) yang diselenggarakan di dalam kelas dengan beban belajar
2 ( dua ) jam perminggu”.
Pasal tersebut di atas juga dipertegas dalam Lampiran Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014
pada halaman 18 no. 4. Kegiatan dan Alokasi Waktu Layanan
Kegiatan Layanan pada alinea dua dijelaskan bahwa ” Layanan Bimbingan dan Konseling
diselenggarakan secara terprogram berdasarkan asesmen kebutuhan ( need assesment ) yang
dianggap penting ( skala prioritas ) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan ( scaffolding ).
Semua peserta didik harus mendapatkan layanan bimbingan dan konseling secara terencana,
teratur, dan sistematis serta sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu, Konselor atau Guru Bimbingan
dan Konseling dialokasikan jam masuk kelas selama 2 ( dua ) jam pembelajaran per minggu
setiap kelas secara rutin terjadwal.

4. Pada penjelasan materi kelompok yakni terciptanya BK diindonesia terdapat tahapan atau
fase" yang diciptakan Frank parsons yakni era perintisan,perang dunia,globalisasi,pra lahirnya
pola 17,pada setiap fase ini terdapat gejala atau masalahnya yg merajalela masing ". Jadi
pertanyaan saya menurut pandangan atau pendapat kelompok penyaji apakah masalah " yg
muncul di ke 4 era tersebut masih ada atau bahkan muncul di era masa kini? (Marlina Sihotang)
jawab: Menurut pendapat kelompok kami, kegiatan bimbingan dan konseling yang diciptakan
oleh Frank Parsons masih ada bahkan menjadi topik yg sering dibahas dalam pelayanan misalnya
seperti membantu siswa untuk mencari minat dan bakatnya, membantu siswa untuk
mempersiapkan karirnya, ataupun untuk membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Anda mungkin juga menyukai