Anda di halaman 1dari 17

Pola 17 Bimbingan Dan Konseling

Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK)

memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi  warna tersendiri

bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di  jajaran pendidikan dasar dan

menengah.

Program layanan bimbingan konseling tidak dapat berjalan dengan efektif apabila

tidak didukung dengan profesionalismenya guru BK tersebut dalam melayani kliennya dengan

terprogram secara efektif apabila kurang atau tidak didukung faktor lain, misalnya faktor

pengalaman bekerja. Layanan konseling diberikan kepada peserta didik untuk belajar dengan

efektif. Efektivitas konseling dapat tercapai bila seorang konselor atau guru pembimbing

melaksanakan pola 17. Butir-butir pokok pola 17 BK adalah sebagai sebagai berikut:

SISTEM POLA 17 BIMBINGAN DAN KONSELING


4 BIDANG BIMBINGAN 9 LAYANAN KEGIATAN 4 KEG. PENDUKUNG
1.      Bimbingan Pribadi 5.      Layanan Orientasi 14.  Aplikasi Instrumentasi
2.      Bimbingan Sosial 6.      Layanan Informasi 15.  Himpunan Data dan studi
3.      Bimbingan Belajar 7. Layanan Peyaluran Dan kasus
4.      Bimbingan Karier Penempatan 16.  Kunjungan Rumah
8.      penguasaan konten 17.  Alih Tangan Kasus
9.      Layanan Konseling individu
Layanan konseling kelompok
10.  Layanan Bimbingan
Kelompok
11.  Konsultasi
12.  mediasi
13.  advokasi

A.    Bidang Bimbingan


Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang garapan bimbingan di
sekolah mencakup 4 bidang berikut:
1.      Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK
membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini
dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a.   pemantapan sikap dan kebiasaan seta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b.    pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan prodiktif, baik dalm kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasa
depan.
c. pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengmbangannyapada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
d.      pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaaha-usaha penanggulangannya
e.       pemantapan kemampuan mengambil keputusan .
f.       pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusaana yang telah diambilnya.
g.      pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun
jasmaniah.
2.     Bimbingan Sosial

Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK

membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi

budi pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan kenegaraan.

Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

a.      pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.

b.   pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara

dinamis, kreatif, dan produktif.

c.    pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah,

maupun di masyarakat luas denga menjunjung tinggi tata karma, sopan santun serta nilai-nilai

agama, adat, hokum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.


d.    pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya, baik di

sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.

e.       pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara

dinamis dan bertanggungjawab.

f.      orientasi tentang hidup berkeluarga.

3.      Bimbingan Belajar

Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP,SMA

/SMK membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap dan kebiasaaan belajar yang baik

untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan

pada tingkat yang lebih tinggi. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:

a.    pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam

mencari informasi dalam berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber

lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan

menjalani program penilaian hasil belajar.

b.      pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.

c.  pemantapan penguassaan materi program belajar di sekolah menengah umum sesuai dengan

perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.

d.    pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,sosial dan budaya yang ada disekolah,

lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan,serta

pengembangan pribadi.

e.      orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi


4.      Bimbingan Karier
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP,
SMA/SMK membantu peserta didik merencanakan dan mengembangkan masa depan karier.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:
a.      pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
dikembangkan.
b.  pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak di
kembangkan.
c.      orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
d.    orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier
yang hendak dikembangkan.

D.    Jenis Layanan Kegiatan

Jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada sembilan, yaitu sebagai

berikut.

1.      Layanan Orientasi

Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta didik, untuk

mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru.

Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara, yaitu

meliputi hal berikut:

a.       sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya

b.      kurikulum yang sedang berlaku

c.       penyelenggaraan pengajaran

d.      kegiatan belajar klien yang diharapkan

e.       sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas


f.       fasilitas-fasilitas sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan,

ruang praktek)

g.      fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan bimbingan

dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)

h.      staf pengajar dan tata usaha

i.        hak dan kewajiban peserta didik

j.        organisasi peserta didik

k.      organisasi orang tua peserta didik

l.        organisasi sekolah secara menyeluruh

2.      Layanan Informasi

Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai cara, yaitu

meliputi hal berikut.

a.       Informasi pengembangan pribadi

b.      Informasi pendidikan

c.       Informasi jabatan

d.      Informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagamabn, sosial budaya, dan

lingkungan

1)      Langkah-Langkah Penyajian Informasi


a)      Langkah Persiapan
(1)   Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya
(2)   Mengidentifikasikan peserta didik yang akan menerima informasi
(3)   Mengetahui sumber-sumber informasi
(4)   Menetapkan teknik penyampaian informasi
(5)   Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
(6)   Menetapkan ukuran keberhasilan

b)      Langkah Pelaksanaan


(1)   Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para peserta didik.
(2)   Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi dan manfaatnya.
(3)   Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik sehari – hari.
(4)   Bila menggunakan teknik peserta didik mendapatkan sendiri informasi ( karya wisata dan
pemberian tugas ) persiapkan sebaik mungkin sehingga setiap peserta didik mengetahui apa yang
harus diperhatikan, apa yang harus dicatat dan apa yang harus dilakukan.
(5)   Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan tidak terjadi kekeliruan.
(6)   Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas.

c)      Langkah Evaluasi


Konselor hendaknya mengevaluasi setiap kegiatan penyajian informasiuntuk mengetahui
sampai seberapa jauh peserta didik mampu menangkap informasi. Manfaat dari langkah
informasi ini, diantaranya adalah:
(1)   konselor mengetahui hasil pemberian informasi.
(2)   konselor mengetahui efektivitas suatu teknik.
(3)   konselor mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang atau masih banyak
kekurangannya.
(4)   konselor mengetahui kebutuhan klien.
(5)   bila dilakukan evaluasi, peserta didik merasa perlu memperhatikan lebih serius, supaya timbul
sikap positif dan menghargai isi informasi yang diterimanya.

2)      Kriteria Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi


a)      Jika para peserta didik telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya
yang baru.
b)      Jika para peserta didik telah memperoleh sebanyak mungkin sumber informasi tentang: cara
belajar, informasi sekolah sambungan, informasi pemilihan jurusan/program.

3.      Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan/penyaluran

ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang dapat diangkat melalui penempatan dan

penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi.

a.       Penempatan dan penyaluran peserta didik di sekolah

1)      Pelayanan penempatan dalam kelas

2)      Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar

3)      Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler

4)      Pelayanan penempatan dan penyaluran kejurusan/program studi

b.      Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan

1)      Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan sambungan/lanjutan

2)      Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan

4.      Layanan Pembelajaran

Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan

kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan

belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Pelayanan pembelajaran

dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memahami dan mengembangkan sikap dan

kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan

kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan

perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah

fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan

pembelajaran, yaitu meliputi hal berikut:


a.       pengenalan peserta didik yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, motivasi, sikap,

dan kebiasaan belajar.

b.      pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

c.       pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis.

d.      pengajaran perbaikan.

e.       program pengayaan.

5.      Layanan Konseling Perorangan (Individual)


Layanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan langsung tatap muka dengan guru
bimbingan dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah fungsi
pengentasan.

a.       Macam-Macam Pendekatan dalam Konseling


Ada beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah dikembangkan,
diataranya:
1)      psikoanalitik
2)      eksistensial-humanitik
3)      klien-sentered dan/atau klinikal
4)      gestalt
5)      analisis transaksional
6)      tingkah laku
7)      rasional-emotif
8)      realitas
9)      pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah konseling klinikal

b.      Langkah-Langkah Konseling Klinikal


1)      Langkah analisis
Langkah analisis adalah kegiatan penghimpunan data tentang peserta didik yang
berkenaan dengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik, kehidupan emosional, dan karakteristik
yang dapat menghambat atau mendukung penyesuaian diri peserta didik.
2)      Langkah sintesis
Sintesis adalah langkah yang menghubungkan dan menrangkum data. Ini berarti bahwa
dalam langkah sintesis, penyuluhan mengorganisasikan dan merangkum data sehingga tampak
dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-keluahan peserta didik. Rangkuman ini haruslah dibuat
berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.
3)      Langkah diagnosis
Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi masalah.
Langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam kaitannya dengan gejala-gejala masalah,
kekuatan dan kelemahan peserta didik.
4)      Langkah prognosis
Prognosis adalah suatu langkah mengenai alternative bantuan yang dapat diberikan
kepada peserta didik sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana ditemukan dalam
langkah diagnosis.
5)      Langkah konseling
Langkah konseling adalah pemeliharaan yang berupa inti dari pelaksanaan konseling
yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya menciptakan hubungan baik (rapport) antara
konselor dengan peserta didik, menafsirkan data, memberikan berbagai iinformasi, serta
merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama peserta didik.
6)      Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah langkah penentuan efektif tidaknya suatu usaha konseling yang telah
dilaksanakan. Langkah ini membantu peserta didik kembali memecahkan masalah-masalah baru
yang berkaitan dengan masalahnya semula.

6.      Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok

memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama-sama

pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-

hari dan untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai pelajar, dan untuk

pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.

7.      Layanan Dengan Kotak Konsultasi


Layanan dengan kotak konsultasi yaitu layanan dengan cara memasang kotak

konsultasi pada tempat strategis di sekolah. Peserta didik yang memerlukan dapat dengan cara

menuliskan masalahnya pada kertas dan dimasukkan pada kotak konsultasi tersebut. Kotak

konsultasi dikunci agar isinya aman. Pada waktu tertentu pembimbing membuka dan mencermati

masalah-masalah apa yang disampaikan lewat kotak konsultasi tersebut untuk mendapatkan

layanan.

8.      Layanan Konferensi Kasus

Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

membahas permasalahan yang dialami klien dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh berbagai

pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen bagi

terentaskannya permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

Kasus yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing, ada yang bisa dipecahkan

secara tuntas dengan hanya melalui penanganan konselor sekolah, tetapi banyak pula kasus-

kasus yang belum bisa ditangani sendiri yang sangat memerlukan campur tangan dari personel

lain. Teknik-teknik bantuan yang akan diberikan, dibicarakan dalam suatu pertemuan yang

disebut dengan konferensi kasus atau case conference.

9.      Layanan dengan Papan Bimbingan

Layanan dengan papan bimbingan, yaitu suatu bentuk papan yang dipasang pada

tempat strategis di sekolah yang berisi materi bimbingan yang dapat dibaca dan diamati oleh

peserta didik. Materi bimbingan disusun oleh guru pembimbing dan dipasang serta diganti pada

periode tertentu.
Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan

factor/kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk

memecahkan masalah peserta didik, melainkan untuk memperoleh data dan/atau keterangan lain

yang akan membantu keberhasilan pelayanan.

E.     Kegiatan Pendukung

1.      Aplikasi Instrument

Aplikasi instrument adalah kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan

keterangan tentang peserta didik, keterangan tentang lingkungannya, dan lingkungan yang lebih

luas.

Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi

bimbingan dan konseling pada umumnya meliputi.

a.       Instrument tes

1)      tes intelegensi

2)      tes bakat

3)      tes kepribadian

4)      tes hasil belajar

5)      tes diagnostik

b.      Instrumen non tes

1)      Catatan anekdot

2)      Angket/kuisioner

3)      Daftar cek

4)      Sosiometri
5)      Inventori

2.      Himpunan Data

Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung untuk menghimpun

seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.

Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu,

dan sifatnya tertutup.

Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan data meliputi: identitas peserta

didik, latar belakang rumah dan keluarga, kemampuan, sejarah pendidikan, hasil tes diagnostic,

sejarah kesehatan, pengalaman kegiatan, cita-cita, prestasi, hasil belajar, sosiometri, dan laporan

penyelenggaraan belajar kelompok.

3.      Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung untuk memperoleh data, keterangan,

kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan ke

rumahnya.

Data/keterangan yang diperoleh dari kunjungan rumah meliputi.

a.       Kondisi rumah tangga dan orang tua,

b.      Fasilitas belajar yang ada di rumah,

c.       Hubungan antar anggota keluarga,

d.      Sikap dan kebiasaan anak di rumah,

e.       Pendapat anggota keluarga terhadap klien,


f.       Komitmen anggota keluarga dalam perkembangan klien dan pengentasan masalah klien.

4.      Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan

yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan

penanganan kasus ke pihak lainnya.

Di sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau staf

sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan peserta didik yang bermasalah kepada guru

pembimbing. Sebaliknya, bila guru pembimbing juga dapat mengalihtangankan peserta didik

kepada guru mata pelajaran atau kepada orang yang lebih ahli terhadap kebutuhan peserta didik.

Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan permasalahan

peserta didik kepada ahli-ahli yang relevan seperti dokter, psikiater, ahli agama, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan

sebagai berikut.

1.      Wawasan bimbingan dan konseling

a.       Pengertian bimbingan dan konseling

Bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan kepada individu atau kelompok

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan hidupnya sesuai dengan perkembangan

pribadinya agar supaya menyesuaikan dirinya untuk kesejahteraan hidupnya.

Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntunan yang di berikan kepada seseorang untuk

mengatasi kesulitan atau masalah secara langsung berhadapan muka atau face to face relation

untuk mencapai kesejahteraan hidup.

b.      Persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan

1)      Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan untuk

kesejahteraan.

2)      Perbedaan bimbingan dan konseling adalah konseling itu merupakan salah satu teknik

bimbingan karena bimbinga lebih luas dari konseling

3)      Persamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan untuk

kesejahteraan

e.       Perbedaan penyuluhan dan konseling adalah kalau penyuluhan tergantung kepada penyuluh,

sedangkan konseling itu inisiatif dari klien. Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di
Indonesia, sedangkan konseling khusus di bidang psikologi dan pendidikan. Penyuluhan bersifat

masal, sedangkan konseling bersifat individual

c.       Ruang lingkup bimbingan dan konseling

1)      Ruang lingkup dari segi pelayanan: pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan di luar

sekolah

2)      Ruang lingkup dari segi sasaran: perorangan / individual dan kelompok

3)      Ruang lingkup dari segi: bimbingan konseling pendidikan dan karir

4)      Ruang lingkup dari segi sosial budaya

d.      Sifat-sifat bimbingan dan konseling yaitu: bimbingan preventif, kuratif, dan persevaratif.

e.       Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling

Pada dasarnya bimbingan dan konseling diberikan kepada individu yang dalam masa

perkembangan ataupun semua orang dengan memperhatikan segi perkembangan.

f.       Fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi pemahaman, preventif, pengembangan, dan

penyembuhan.

g.      Asas- asas bimbingan dan konseling, yaitu: asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,

kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, keharmonisan, keahlian, dan alih

tangan kasus.

h.      Tujuan bimbingan dan konseling

1)      Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa

yang akan datang.

2)      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.

3)      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan

kerjanya.
4)      Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan

pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja (Juntika, 2002).

5)      Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas

perkembangan yang harus dikuasainya

2.      System pola 17 bimbingan dan konseling merupakan serangkaian program layanan yang

diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. System pola 17 ini

terbagi ke dalam 3 bagian:

a.       4 bidang garapan;

b.      9 jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling; dan

c.       4 kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

3.      Bidang garapan ada empat, yaitu: bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan

bimbingan karier.

4.      Layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada Sembilan jenis, yaitu: layanan orientasi, layanan

informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling

perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan dengan kotak konsultasi, layanan konferensi

kasus, dan yang terakhir layanan dengan papan bimbingan.

5.      kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada empat, yaitu aplikasi instrumen, himpunan

data, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.

B.     Saran

Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.


1.      Kita hendaknya menguasai konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling kepada peserta didik

agar mereka mampu berkembang lebih baik.

A. 2.      Kita hendaknya menerapkan konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling di
lapangan.

Anda mungkin juga menyukai