Anda di halaman 1dari 8

ASESMEN INDIVIDU TEKNIK NON TES

ANGKET

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asesmen
Individu Teknik Non Tes Jurusan Bimbingan Konseling

Disusun Oleh :

Deri Saputra Ariffien


21010159

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) SILIWANGI
2021
A. Pengertian Angket
Angket merupakan metode pengumpulan data untuk memahami individu
dengan cara memberikan sesuatu daftaran pertanyaan tentang berbagai aspek
kepribadian individu. Dengan angket, konselor dapat memperoleh berbagai
macam data tentang individu dalam waktu yang relative singkat. Karena itu
dibandingkan dengan metode yang lain, angket atau kuisioner mempunyai
keunggulan dalam hal dapat dilakukan secara masal, dalam waktu yang pendek
dan mampu mengungkapkan berbagai aspek kepribadian individu.
Sukardi (1985) menyatakan bahwa kuisioner atau angket adalah seperangkat
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Dari pengertian
ini, dapat dijelaskan bahwa:
a. kuisioner atau angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang
berisi tentang berbagai aspek kepribadian individual.
b. kuisioner itu harus dijawab oleh responden.
c. berdasarkan jawaban responden tersebut, pengumpulan data dapat diperoleh
informasi tentang individu yang akan dipahami atau diteliti.
d. Responden adalah orang yang mengisi kuisioner.
Nurkancana (1993 : 45) memberikan pengertian angket atau kuisioner sebagai
metode pengumpulan data dengan jalan mengajukan suatu daftar pertanyaan
tertulis kepada sejumlah individu, dan individu-individu yang diberikan
pertanyaan tersebut diminta untuk memberikan jawaban secara tertulis pula.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukakan:
a. Angket atau kuisioner merupakan pengumpulan data.
b. Caranya dengan mengajukan sejumlah daftar pertanyaan tertulis.
c. Pertanyaan tersebut diberikan kepada sejumlah individu.
d. Individu harus menjawab pertanyaan tersebut secara tertulis pula.
e. Dengan demikian angket atau kuisioner merupakan komunikasi tertulis antara
pengumpul data dengan responden.
Dari sini ditunjukkan adanya ketegasan pengertian kuisioner yang
dikemukakan oleh Nurkancana dibandingkan dengan Sukardi, yaitu dalam hal:
a. Pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan tertulis, sementara Sukardi tidak
menyebutkan secara tertulis secara eksplisit sebagai pertanyaa tertulis.
b. Demikian pula dalam menjawab, Sukardi tidak secara ekspilist menyatakan
responden harus menjawab secara tertulis.
Hendrarno, Sugiyo & Supriyo (1987 : 82) menyatakan bahwa angket atau
kuisioner merupakan Teknik pemahaman siswa yang dilakukan dengan
komunikasi tertulis. Pengertian ini menagndung makna:
a. Angket merupakan Teknik atau salah satu cara untuk memahami siswa.
b. Pemahaman tersebut dilakukan dengan cara melakukan komunikasi tertulis.
c. Dalam komunikasi tertulis tersebut, konselor mengajukan sejumlah
pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis pula.
Dengan demikian berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa kuisioner atau angket merupakan suatu Teknik atau cara memahamo siswa
dengan mengadakan komunikasi tertulis, yaitu dengan memberikan daftar
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden secara tertulis
pula.
Pengertian tersebut menunjukkan karakteristik angket sebagai berikut:
a. Kuisioner merupakan suatu Teknik atau cara memahami siswa dengan
mengadakan komunikasi tertulis.
b. Komunikasi itu dilakukan dengan cara konselor memberikan suatu daftar
pertanyaan tertulis.
c. Responden yaitu siswa atau orang lain yang dimintai keterangan tentang
siswa menjawab daftar pertanyaan itu secara tertulis pula.
d. Dengan demikian tertulis itu, responden memberikan keterangan keterangan
tentang siswa dalam berbagai hal yang berguna untuk kepentingan bimbingan
konseling seperti keterangan tentang keluarga, Riwayat Pendidikan, Riwayat
Kesehatan, cita-cita Pendidikan dan jabatan, pergaulan social siswa di sekolah
dan di luar sekolah, keadaan ekonomi keluarga, hobi dan hambata-hambatan
yang dijumpai dalam menyalurkannya.
e. Berdasarkan jawaban responden, konselor dapat memahami siswa dengan
berbagai aspek kepribadiannya.
f. Tujuan diselenggarakannya kuisioner atau angket adalah diperolehnya
pemahaman tentang responden oleh konselor, dan oleh responden yang
bersangkutan.
Sebagai Teknik untuk memahami individu, angket dimaksudkan untuk
merekam dan menggali informasi atau keterangan yang sesuai dengan kondisi
individu dan bisa dijelaskan atau diterangkan oleh responden. Menurut Walgito
(1983:65), di dalam angket terdapat dua bagian yang pokok yaitu bagian yang
mengandung identitas, dan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan
yang ingin memperoleh jawabannya.
Bagian yang mengandung data identitas ialah bagian yang mengandung data
tentang diri individua tau orang yang dikenai angket tersebut, misalnya
menyangkut nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, jenis kelamin, suku bangsa,
dan agama. Sedangkan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk
mendapatkan fakta atau opini tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
berbentuk tiga macam, yaitu pertanyaan yang tertutup, pertanyaan yang terbuka,
dan pertanyaan yang terbuka dan tertutup.

B. Tujuan dan Fungsi Angket


- Tujuan penggunaan Angket adalah sebagai berikut:
Pada umumnya tujuan angket atau kuesioner penelitian adalah untuk
memperoleh data dan latar belakang suatu individu atau kelompok yang
digunakan untuk sampel penelitian
 Untuk menghimpun sejumlah informasi-informasi yang relevan dengan
kepentingan penelitian yang dilakukan.
 Angket bisa menjadi alat asesmen, maka dari itu penentuan responden
perlu diperhatikan, supaya informasi yang diperoleh dapat secara maksimal.
- Fungsi penggunaan angket adalah sebagai berikut:
 Menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
 Mengevaluasi program atau kepentingan.
 Mengambil sampling sikap atau pendapat responden.
 Mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka
penyusunan program.
C. Manfaat Angket
1. Menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah ditemukan oleh para
peneliti terdahulu.
2. Mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan diteliti.
3. Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.
4. Memanfaatkan data sekunder.
5. Menghindari duplikasi penelitian.

D. Langkah-langkah pengadministrasian (persiapan, tata cara


penggunaan, interpretasi dan pelaporan, monitoring evaluasi)
Pengadministrasian angjet dalam pelayanan bimbingan dan konseling memiliki
beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahapan persiapan, yaitu meliputi penentuan kelompok responden (peserta
didik, orang tua, atau masyarakat umum), mempersiapkan angket sesuai
tujuan dan membuat satuan layanan asesmen.
2. Langkah pelaksanaan, yang meliputi memberikan verbal setting
(menjelaskan tujuan, manfaat, dann kerahasiaan data), membagikan angket,
menjelaskan kapan waktu pengisian angket, mengumpulkan Kembali angket
setelah selesai diisi.
3. Tahapan Pengolahan dan analisi hasil, yang meliputi tahap pemeriksaan
kelengkapan hasil angket, dan membuat tabulasi hasil serta melakukan
analisis.

Kasnodihardjo (1993:25-36) menjelaskan bahwa ada prosedur atau langkah-


langkah dalam penyusunannya. Prosedurnya seperti di bawah ini:
 Perencanaan yang matang atau sudah menyiapkan keperluan apa saja
yang akan digunakan untuk kuesioner tersebut. Selain itu, peneliti harus
menentukan sumber data atau responden yang akan ditanyai.
 Informasi atau data yang ingin diperoleh dari sumber tersebut haruslah
dicatat/daftar mulai dari data pokok yang diperlukan dan seterusnya.
 Mencoba menempatkan diri menjadi orang-orang atau posisi seseorang
yang akan memberikan jawaban/informasi.
 Menentukan urutan topik yang sesuai untuk ditanyakan terlebih dahulu
 Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan jelas dan tidak ambigu,
sehingga responden bisa memberikan jawaban secara jelas.
 Menentukan format kuesioner yang akan digunakan, seperti
menyediakan ruang untuk jawaban dan sebagainya.
 Setelah yakin dengan pertanyaan dan format angket yang digunakan,
peneliti menempatkan diri sebagai interviewer, mengukur pertanyaan-
pertanyaan tersebut sudahkah baik dan tepat atau belum.
 Jika semuanya sudah siap untuk digunakan, saatnya terjun ke lapangan
untuk mewawancarai responden yang berkaitan dengan penelitian.

E. Contoh Instrumen
INSTRUMEN PENELITIAN
Identitas responden:
Nama responden :…………………………………….
No. absen :…………………………………….

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Sebelumnya saya mengucapkan maaf apabila kegiatan yang saya lakukan
mengganggu aktivitas yang sedang dilakukan oleh Bapak/Ibu Guru beserta siswa-siswa.
Adapun kegiatan yang saya lakukan adalah pengambilan data terkait dengan minat belajar
peserta didik terhadap pembelajaran di Sekolah. Saya meminta kesediaan dari adik-adik
meluangkan waktu untuk mengisi instrumen yang saya sediakan dibawah ini, sesuai
dengan keadaan adik-adik. Atas kesedian dan partisipasinya, saya mengucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

A. Kesiapan Memulai Pelajaran


Tujuan dari pertanyaan dibawah ini adalah untuk mengetahui kondisi kesiapan peserta
didik sebelum kegiatan pembelajaran di sekolah dimulai.
1. Petunjuk Pengisian Angket:
a. Tulis data diri pada tempat yang sudah disediakan.
b. Beri tanda checklist (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia
sesuai dengan kondisi saudara. Dengan item jawaban sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
KS: Kurang Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Contoh pengisian angket
N
Pertanyaan SS S KS TS
o
Saya Berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran
1. √
dimulai

F. Kelemahan dan Kelebihan Angket


Kelebihan dari Angket adalah sebagai berikut:
 Kuesioner merupakan metode yang ekonomis, dari segi tenaga yang
dibutuhkan tidak memerlukan kehadiran konselor.
 Setiap responden dapat menerima pertanyaan yang sama.
 Pada angket tertutup, memudahkan tabulasi hasil.
 Pada angket terbuka, responden dapat memberikan jawaban yang bebas.
 Responden diberikan waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan.
 Dapat terhindarkan dari pengaruh subjektivitas.
 Pengisi angket tidak harus menyertakan nama atau anonim, sehingga
bisa menjelaskan jawaban secara gambling.
 Tidak membutuhkan waktu yang lama.
Kekurangan atau kelemahan dari angket adalah sebagai berikut:
 Responden sering tidak teliti dalam menjawab atau mengisi angket
tersebut.
 Sulit untuk mendapatkan jaminan bahwa jawaban yang diberikan oleh
responden adalah tepat. 
 Penggunaannya sangat terbatas, yaitu hanya pada responden yang bisa
membaca dan menulis.
 Pernyataan dan pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah oleh
responden.
 Sulit mendapatkan jaminan bahwa semua responden mengembalikkan
angket yang diberikan.
Daftar Pustaka

https://eprints.uny.ac.id/23905/18/Angket%20Instrumen%20Penelitian.pdf
Diakses 29 September 2021
https://penerbitdeepublish.com/angket-penelitian/ diakses 29 September
2021
Komalasari, dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes Perspektif BK
Komprehensif. Jakarta: PT. Indeks
Rahardjo, S & Gudnanto. (2013). Pemahaman Individu Teknin Nontes.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Winkel, W.S & Hastuti Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi
Yusuf & Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai