Anda di halaman 1dari 9

ASESMEN INDIVIDU TEKNIK NON TES

DAFTAR CEK MASALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asesmen
Individu Teknik Non Tes Jurusan Bimbingan Konseling

Disusun Oleh :

Deri Saputra Ariffien


21010159

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) SILIWANGI
2021
A. PENGERTIAN
Daftar cek masalah adalah sebuah daftar kemungkinan masalah yang
disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah
atau sedang dialami oleh seseorang, yang menyangkut keadaan pribadi, seperti:
sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan, kondisi rumah dan
keluarga, dan lain-lain (Hidayah, 2000).
Daftar cek masalah (DCM) merupakan daftar cek yang khusus disusun
untuk merangsang atau memancing pengutaran masalah-masalah atau problem-
problem yang pernah atau sering dialami seseorang individu. Daftar cek
masalah (DCM ) dikembangkan oleh Ross L.Mooney berisi 330 butir
pernyataan masalah yang terbagi dalam 11 bidang masalah, dimana setiap
bidang masalah berisi 30 butir pernyataan masalah dan ditambah satu bidang
masalah lain-lain yang berisi 3 butir pernyataan terbuka. Sedangkan menurut
Anwar Sutoyo, daftar cek masalah adalah daftar yang berisi sejumlah
kemungkinan masalah yang pernah atau sedang dihadapi oleh individu atau
sekelompok individu.
Daftar Cek Masalah (DCM) merupakan seperangkat dafrtar pertanyaan
kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing
pengutaraan masalah, yang pernah atau sedang dialami seorang individu.
Daftar Cek Masalah (DCM) dikembangkan oleh Ross L. Mooney berisi 330
butir pernyataan masalah yang terbagi dalam 11 bidang masalah, dimana setiap
bidang masalah berisi 30 butir pernyataan masalah dan ditambah satu bidang
masalah lain-lain yang berisi 3 butir pertanyaan terbuka.
Daftar Cek Masalah (DCM) model Ross L. Money dikembangkan pada
tahun 1940 bertujuan untuk membantu siswa mengungkapkan masalah pribadi
mereka. Ini bukan tes, dan tidak mengukur lingkup atau intensitas masalah
siswa yang dapat menghasilkan skor tes. Tanggapan terhadap item bukanlah
skor tetapi harus dianggap sebagai “jumlah sensus” masalah masing-masing
siswa, dibatasi oleh kesadaran tentang masalah dan kesediaannya untuk
menyatakan masalahnya.
Bagi banyak survei dan tujuan penelitian, mungkin diinginkan untuk
mendapatkan tanggapan siswa tanpa mengharuskan mereka untuk
mengungkapkan identitiy mereka. Kadang-kadang, apa yang dibutuhkan hanya
usia, jenis kelamin, kelas, dan variabel eduactional dan sosial lainnya. Namun,
jika siswa tersebut mengisi pemecahan untuk guru tertentu, prinsipal atau
penasihat masalah, ia harus memberikan identitasnya.

B. TUJUAN
Di dalam kegiatan bimbingan, DCM ini sangat besar kegunaannya,
isinyapun mencakup beberapa aspek yang lebih luas, disesuaikan
permasalahan-permasalahan yang ada dalam jangkauan pelayanan bimbingan
dan konseling. Untuk memudahkan individu mengemukakan masalah yang
pernah dan sedang dihadapi. Dengan daftar cek masalah memungkinkan
individu mengingat kembali masalah-masalah yang pernah dialaminya. Untuk
sistematisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan analisis
dan sintesis dengan data yang diperoleh dengan cara/alat lain. Untuk
menyarankan suatu preoritas program pelayanan Bimbingan dan Konseling
sesuai dengan masalah individu maupun kelompok saat itu.
Daftar Cek Masalah ini dibuat dan digunakan karena beberapa
pertimbangan-pertimbangan faktor tertentu :
1. Efisiensi, karena dengan DCM ini dapat diperoleh banyak data tentang
masalah siswa dalam waktu singkat.
2. Intensifikasi, sebab data masalah yang diperoleh dengan DCM itu detil,
mendalam, dan luas. Intensitas ini kurang dipenuhi oleh teknik-teknik lain
seperti: observasi, otobiografi, interview, dan sebagainya.
3. Validitas dan reliabilitas, karena individu yang bersangkutan sendiri
langsung mencek masalah yang dialaminya, dan jumlah butir (item)
kemungkinan masalah cukup banyak.

C. MANFAAT
Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan DCM
yaitu :
1. Untuk melengkapi data yang sudah ada.
2. Untuk mengenal individu yang perlu segera mendapat bimbingan khusus.
3. Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan kelompok pada
umumnya.
4. Untuk mendalami masalah individu maupun kelompok.

D. LANGKAH-LANGKAH PENGADMINISTRASIAN
Selama mengadministrasikan DCM, maka ada tiga tahap yang lazim di
tempuh, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis hasil.
1. Tahap persiapan mencakup langkah-langkah berikut:
a. Konselor menyiapkan bahan sesuai dengan jumlah siswa.
b. Konselor benar-benar menguasai petunjuk cara mengerjakan DCM.
2. Tahap pelaksanaan, mencakup langkah-langkah berikut:
a. Mengontrol situasi ruangan, siswa harus duduk tenang.
b. Konselor memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
menggunakan DCM, untuk menumbuhkan kepercayaan dan motivasi
siswa
c. Memberikan instruksi kepada siswa untuk mempersiapkan alat-alat
tulis.
d. Membagikan lembar DCM.
e. Memberikan instruksi kepada siswa untuk menulis identitas diri dan
tanggal pelaksanaan DCM.
f. Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, siswa membaca dalam
hati.
g. Memberi contoh cara mengerjakan DCM.
h. Memberikan instruksi untuk mengerjakan DCM, dan memperingatkan
agar siswa bekerja dengan tenang dan teliti, dan memberitahukan
bahwa waktu yang disediakan cukup lama, ± satu jam.
i. Mengontrol apakah para siswa telah mengerjakan DCM dengan benar.
j. Mengumpulkan pekerjaan siswa.
3. Tahap analisis hasil, mencakup langkah-langkah berikut:
a. Menjumlahkan item masalah yang dipilih responden.
b. Menghitung persentase per topik masalah dengan mencari ratio antara
jumlah item masalah yang dipilih dengan jumlah item per topik
masalah.
c. Mencari ranking masalah.
d. Mengkonversi persentase ke standar scale.
e. Membuat kesimpulan dan pengiterpretasian hasil dalam profil.

E. CONTOH INSTRUMEN
F. KELEMAHAN dan KELEBIHAN
Penggunaan DCM dalam proses assessment dalam layanan bimbingan dan
konseling memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Daftar Cek Masalah
(DCM), Penggunaan DCM memiliki beberapa kelebihan yaitu :
1. Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksana DCM dapat di
lakukan secara klasikal, sehingga guru pembimbing dalam waktu singkat
dapat memperoleh data yang banyak.
2. Pada akurasai data yang diperoleh melalui DCM memiliki validitas dan
realibilitas tinggi mengingat peserta didik yang mengisi dapat langsung
melakukan pengecekan sendiri, kesesuaian masalah yang di rasakan atau
dialami. Selain itu karena penyediaan butir permasalahan cukup banyak,
maka membri peluang data masalah yang di ungkapkan melalui DCM
bersifat teliti mendalam dan meluas.
3. Dari segi fungsinya, penggunaan DCM memudahkan peserta didik
mengemukakan masalah mengingat penyediaan butir permasalahan yang
banyak memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang
sedang atau pernah di alaminya.
4. Sistemasi jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai bidang
mempermudah guru pembimbing untuk melakukan analisis dan sintesa
data serta merumuskan kesimpulan masalah yang dialami peserta didik.
5. Penggunaan DCM memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih
mengenal peserta didiknya yang membutuhkan bantuan segera, konselor
memiliki peta masalah individu maupun kelompok, hasil DCM dapat di
gunakan sebagai landasan penetapan layanan bimbingan dan konseling
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik dan yang lebih
penting lagi peserta didik dpat memahami masalah yang dialami dan
memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak.

Sebagai suatu metode assessment tentu saja DCM juga memiliki


kelemahan antara  lain  :
1. Membutuhkan waktu yang banyak untuk mengolah hasil sebagai
konsekuensi dari banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir
pernyataan masalah yang tersedia.
2. Data yang diungkapkan melalui DCM masih bersifat umum berbentuk
peta masalah dan banyaknya maslah yang dialami pada setiap bidang,
sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap masalah peserta
didik,guru pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode assessment
lain seperti wawancara.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Sutoyo, Pemahaman Individu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014)

Hidayah, N. 2000. Buku Panduan Bagi User Program Aplikasi Software DCM.
Malang: DUE-Like Universitas Negeri Malang Program Studi Bimbingan
dan Konseling.

Hidayah, N. 2010. “Asesmen Psikologis: Teknik Non Tes”. Hand-out. Malang:


BKP-FIP UM.

Munandir. 2010. Macam-macam Tes dan Penafsiran Tes. Malang: PPs


Universitas Negeri Malang

Susilo Rahardjo & Gudnanto, Pemahaman Individu, (Jakarta: Kencana, 2013)

Anda mungkin juga menyukai