Anda di halaman 1dari 7

ASESMEN INDIVIDU TEKNIK NON TES

PEDOMAN WAWANCARA

Disusun oleh :

Deri Saputra Ariffien 21010159

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) SILIWANGI
2021
A. PENGERTIAN
Menurut Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya
jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah tujuan
yang terlah ditentukan. Sedangkan menurut Bahri (2008) Wawancara
adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan yang
diwancarai. Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa
wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber. Komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak
langsung (menggunakan alat komunikasi).
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat
dalam evaluasi, yaitu:
1. Wawancara terpimpin (guided interview), biasanya juga dikenal
dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau
wawancara sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini
selalu dilakukan oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan
wawancara (interview guide). Jadi, dalam hal ini responden pada
waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah
disediakan.
2. Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview), biasanya juga
dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau
wawancara tidak sistematis (non-systematic interview) atau
wawancara bebas, diamana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh evaluator. Dalam wawancara bebas, pewancara
selaku evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta
didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu,
mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya. Hanya saja pada
saat menganilis dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini
evaluator akan dihadapkan kesulitan-kesulitan, terutama apabila
jawaban mereka beraneka ragam. Mengingat bahwa daya ingat
manusia itu dibatasi ruang dan waktu, maka sebaiknya hasil
wawancara itu dicatat seketika.

Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus


diperhatikan evaluator dalam pelaksanaan wawancara antara lain ;
evaluator harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan
mencatat apa yang sumber berikan. Sehingga informasi yang disampaikan
oleh narasumber tidak hilang dan informasi yang dibutuhkan dapat
ditangkap dengan baik. Selain itu evaluator harus meredam egonya dan
melakukan pengendalian tersembunyi. Kadang kala banyak evaluator
yang tidak dapat meredam egonya sehingga unsur subyektivitas muncul
pada saat menganalisis hasil wawancara yang telah dilaksanakan.

B. TUJUAN
Menurut Zainal (2009) ada 3 tujuan dalam melaksanakan
wawancara yakni :
1. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu
hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3. Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang
tertentu.

C. MANFAAT
Berbagai manfaat wawancara untuk kepentingan pemahaman diri
konseli di antaranya :
1. Mengungkap langsung pandangan, sikap, dan pendapat
individu/konseli.
2. Mengungkap struktur kognitif dan makna kehidupan individu, dan
3. Mengeksplorasi informasi personal individu.
D. LANGKAH-LANGKAH PENGADMINISTRASIAN
Selama mengadministrasikan pedoman wawancara, maka ada tiga
(3) tahap yang lazim di tempuh, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
dan tahap analisis hasil. Tahap persiapan/merancangbangun mencakup
langkah-langkah berikut: (a) penetapan topik, (b) penentuan variabel, (c)
penentuan indikator, (d) penentuan prediktor, dan (e) penyusunan
pernyataan/item. Tahap pelaksanaan, mencakup langkah-langkah berikut:
(a) mempersiapkan pedoman wawancara, (b) menetapkan kapan dan
dimana wawancara dilaksanakan, dan (c) merekap hasil wawancara. Tahap
analisis hasil, mencakup Langkah-langkah berikut: (a) pengelompokan
variabel yang akan ditabulasi, (b) penyekoran jawaban, (c) kesimpulan dan
penginterpretasian hasil.
Tahap Persiapan (merancang bangun), meliputi langkah-langkah
berikut:
1. Penentuan topik yang relevan yaitu ‘Kebiasaan belajar siswa
dirumah’.
2. Penentuan variabel adalah kebiasaan belajar di rumah. Variabel
tersebut diuraikan menjadi sub-sub variabel yaitu situasi rumah,
fasilitaspendukung belajar, strategi belajar, pendampingan belajar,
waktu belajar, dan tempat belajar.
3. Penentuan indikator. Langkah ini mengembangkan sub-sub
variabel menjadi indikator perilaku yang selanjutnya disusun
pertanyaan atau pernyataan.
4. Penentuan prediktor yaitu menetapkan kreterium terhadap jawaban
atas pertanyaan yang diajukan kepada konseli/siswa (responden).
Kreterium ini dibuat berdasarkan kajian teori tentang kebiasaan
belajar sebagaimana tertera pada topik. Prediktor ini sekaligus
digunakan sebagai acuan untuk interpretasi data.
E. CONTOH INSTRUMEN
F. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
wawancara memiliki kelebihan antara lain ;
1. Dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang
dihadapi pada saat itu.
4. Mengetahui perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau
perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh
sumber.
5. Pertanyaan dapat diajukansecara berurutan sehingga sumber dapat
memahami maksud penelitian secara baik, sehingga dapat menjawab
pertanyaan dengan baik pula.
6. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh sumber yang
telah ditetapkan.
7. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan
mendetail.
Namun, wawancara juga memiliki kelemahan antara lain:
1. Memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
2. Dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan
kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi.
3. Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian
pewawancara.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, N. 1998. Pemahaman Individu: Teknik Non Tes. Malang: FP UB


Munandir. 2010. Macam-macam Tes dan Penafsiran Tes. Malang:
PPs Universitas Negeri Malang.
Pratiwi Yossi (2013) Artikel Jenis-Jenis Bentuk Non Tes Dalam Pendidikan
Stewart, C.J. & William B. Cash, Jr. 1978. Interviewing: Principles and
Practices.USA: WM.C. Brown Company Publisher.
Sudijono,Anas (2009) Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Widoyoko,S. Eko Putra (2009) Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan
Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar

Anda mungkin juga menyukai