KONSELING KELOMPOK
SINOPSIS
Dewi siswi adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, Dewi adalah anak yang
cantik, namun dalam bersosialisasi Dewi mengalami kesulitan dalam bergaul
dengan teman-temannya, sehingga Dewi merasa terkucilkan. Karena selama ini
Dewi jarang bergaul dan berinteraksi dengan teman-temannya dan cenderung
menyendiri di dalam kelas. Di sekolah, Dewi sering bolos, nilai ulangan yang
jelek, dan gurunya sering memergoki dirinya tidur dan makan ditengah pelajaran
sedang berlangsung. Karena perilaku Dewi yang seperti itu, wali kelas mengadu
kepada konselor sekolah. Sehingga, konselor mengambil tindakan
memanggilnya dalam konseling kelompok
SIMULASI
A. Tahap Awal
Konselor : “Sebelumnya bapak ucapkan terima kasih kepada kalian semua yang bersedia
meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan kali ini.”
Siswa-siswa : “Iya pak, (secara serempak)”
Konselor : “Bagaimana kabar kalian?”
Siswa – siswa: “Alhamdulillah sehat pak”
Konselor : “ Alhamdulillah kalau begitu,bapak senang dengan keikutsertaan kalian semua
dalam kegiatan kali ini. Baiklah agar kegiatan yang akan kita lakukan dapat
berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi kita semua maka alangkah baiknya
jika kita berdoa terlebih dahulu. Baiklah marilah kita berdoa menurut
kepercayaan masing-masing, berdoa mulai !”
Siswa-siswa : “(Dalam keheningan semua siswa berdoa dengan dipimpin oleh konselor)”
Konselor : “Berdoa selesai”
(Konselor dan semua siswa selesai berdoa)
Konselor : “Baiklah, tujuan bapak mengumpulkan kalian disini adalah untuk
melakukan konseling kelompok.”
Brilian : “konseling kelompok? apa itu pak?”
Konselor : “Jadi konseling kelompok disini diartikan sebagai salah satu layanan
bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sejumlah orang atau siswa
untuk mengatasi masalahnya dalam suasana berkelompok, setiap anggota
mengeksplorasi masalah mereka masing-masing dan berusaha
menyelesaikannya secara bersama-sama. Nah dalam konseling kelompok yang
akan kita lakukan, kita akan membahas salah satu masalah siswa yang tentunya
paling berat diantara yang lainya .”
Siswa-siswa : “Oh begitu ya pak,
Konselor : “ perlu anak-anak tahu bahwasannya yang tahu masalah yang akan kita bahas
nanti adalah hanya kalian yang ada disini, orang lain selain kita tidak perlu tahu
apa yang kita bicarakan hari ini. Jadi kalian tidak usah takut untuk mengeluarkan
yang ada di hati kalian, karena disini kerahasiaan kita terjamin.”
Siswa - siswa : “Ow…begitu ya pak”
Konselor : “ Iya seperti itu, saat teman kalian mengungkapkan perasaannya, kalian nanti
silahkan untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh teman kalian dengan
aktif. Bagaimana? Apa kalian sampai disini sudah paham?”
Siswa-siswa : “ sudah pak..”
2. Tahap Peralihan ± 10 menit
Setelah siswa jelas dengan cara pelaksanaan konseling kelompok, konselor
melakukan ice breaking yakni meminta siswa untuk saling kenal, saling akrab.
Hal ini dilakukan untuk membuat Susana semakin akrab, menyenangkan dan
lain-lain dengan menggunakan permainan
Konselor : “Nah, berhubung kalian tidak satu kelas jadi kalian mungkin ada saling
mengenal satu sama lain kan? Dan ada juga yang belum.”
Siswa-siswa : iya pak...
Konselor : ”Anak-anak, berdasarkan informasi dari guru dan wali kelas kalian, bahwa
kalian mengalami perasaan terkucilkan,.Kira-kira disini siapa yang mengalami
masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu coba ceritakan massing-masing
masalah kalian?
Siswa-siswa : “iya pak
Ema : “Saya mungkin juga akan melakukannya pak, biar jelas duduk perkaranya
kenapa saya dikucilkan”
Konselor : “Brilian?”
Brilian : “Setelah saya pikir – pikir, sepertinya saya juga perlu melakukannya pak”
Konselor : “Nah sepertinya kalian sudah menyadari, jika kita mengungkapkan perasaan
kita, kita akan tahu mengapa mereka mengucilkan kita atau bahkan kita juga
mengetahui kita memang dikucilkan atau hanya perasaan kita saja. Dan yakinlah
bahwa kita itu bukanlah orang yang tidak berarti, tapi kita ini juga berarti bagi
mereka semua.”
Siswa – siswa : “Iya pak,,,”
Konselor : Akhirnya semua sudah menyadari bahwa kita semua itu bermakna, mudah-
mudahan dengan pertemuan ini kita bisa menemukan makna hidup ini.
Konselor : ”Dari kegiatan konseling kelompok yang sudah kita lakukan, Ibu mau bertanya
apa yang kalian dapatkan dari kegiatan konseling tadi? Coba menurut kamu
Brilian?
Brilian : ”Setelah saya mengikuti konseling kelompok ini, saya menjadi lebih tegar dan
menyadari bahwa mungkin teman – teman saya sebenarnya juga perhatian
kepada saya namun dengan cara yang berbeda.”
Konselor : ”Bagaimana kalau kamu Ema?”
Ema : ”Kalau saya bisa lebih jelas akan melakukan apa setelah ini untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang saya alami saat ini pak. Dan saya juga
mempunyai keberanian untuk menghadapinya”
Konselor : ”Bagaimana kamu Fakiha?”
Fakiha : ”Sama seperti yang dikatakan teman-teman Bu, saya juga ingin cepat
menyelesaikan masalah saya, dan setelah saya mengikuti kegiatan ini saya
mengetahui bagaimana sebaiknya saya menghadapi ini semua.”
Konselor : ”Bagaimana menurut kamu Dewi?”
Dewi : ”Sama pak seperti Brilian, Ema, dan Fakiha, saya jadi lebih tahu bagaimana
menanggapi masalah yang sedang saya alami.”
Konselor : ”Tampaknya kalian sudah bisa menyadari tentang masalah kalian dan
mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang kalian
alami, Mudah mudahan kegiatan kita ini dapat bermanfaat bagi kita semua”.
Siswa-siswa : ”Terima kasih pak”
Konselor : “Terima kasih bapak ucapkan pada kalian yang sudah bersedia mengikuti
konseling kelompok ini sampai selesai. Lain waktu kita bisa melakukan
konseling kelompok lagi tentunya atas kesediaan kalian semua. Alangkah lebih
baiknya jika kita menutup kegiatan ini dengan doa agar apa yang sudah kita
lakukan dalam kegiatan ini dapat bermanfaat. Dan jika ada keluh kesah yang
ingin kalian sampaikan suatu hari nanti, bisa menemui bapak kapan saja.
Baiklah anak-anak mari kita berdoa, berdoa mulai!”
(Semua siswa dan konselor berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing)
Konselor : “Berdoa selesai, akhirnya bapak akhiri kegiatan ini.”
“ Wassalamualaikum Wr. Wb.”
Siswa-siswa : “Wa’alaikumsalam wr. wb (serempak kemudian semua konseli meninggalkan
ruang bimbingan dan konseling sambil berpamitan pada konselor)
EVALUASI