Disusun oleh :
Konseli dengan inisial (Q) adalah perempuan berdarah sunda dan jawa yang lahir dan menetap di
medan. Saat ini (Q) sedang melanjutkan studi di salah satu Universitas ternama yang terletak di
Yogyakarta. (Dari segi sosial) (Q) cenderung suka bersosialisasi dengan banyak orang. Selama masa
studinya (Q) mengeluhkan adanya sebuah permasalahan yang mengganggu aktivitasnya, ketika kami
melakukan pertemuan (Konseling) pada minggu kemarin, (Q) mengatakan bahwa ada penurunan
kinerja pada saat mengerjakan tugas kampus. Ia merasa bahwa tugas yang setiap hari menumpuk
membuatnya bingung akan memulai dari mana untuk menyelesaikannya (faktor kognitif). Hal ini
juga terlihat dari bahasa non-verbal konseli pada saat proses konseling berlangsung, yaitu
menundukkan kepala sambil kedua bola matanya berputar ke arah atas (seperti orang yang sedang
memikirkan sesuatu). Setelah itu konseli juga menceritakan bahwa ketika merasa malas yang konseli
lakukan adalah membereskan kamar seperti menyapu, mengepel dan beres-beres semuanya. Dalam
hal ini konseli juga mengatakan bahwa lingkungan di sekitar kosannya tidak begitu mendukung
dirinya untuk berkembang. Contohnya ketika cuaca hujan maka konseli memilih berdiam diri di
dalam kamarnya dan konseli merasa jenuh karena tidak ada teman untuk berbagi cerita. Setelah
dieksplor lebih dalam, ternyata masih ada faktor yang menjadi permasalahan konseli, yaitu konseli
merasa ragu untuk menentukan seseorang yang nantinya akan dijadikan pendamping. Disini saya
menduga bahwa untuk mendapatkan arahan bagi pertanyaan yang kerap kali muncul tentang
pasangan ideal, ia berharap bisa langsung bertanya dan bercerita dengan teman-temannya di kosan.
- Mengawali Konseling. Bentuknya berupa attending agar konseli merasa diterima dan nyaman dengan
konselor. Konselor juga menciptakan rapport, yaitu hubungan baik dengan konseli agar timbul rasa
percaya konseli bahwa segala usaha konselor disadari benar oleh konseli untuk kepentingannya.
- Inti Konseling. Konseli didorong untuk mengatakan perasaan-perasaannya saat menjalani konseling,
dan membantu memberikan arahan. Memotivasi konseli untuk menyadari apa yang menjadi tanggung
jawabnya saat ini.
- Mengakhiri Konseling. Setelah konseli memperoleh pemahaman tentang dirinya dan menyadari
tanggung jawab yang dimiliki, konseling akan memasuki tahap akhir. Konseli memiliki kepercayaan
terhadap dirinya bahwa dia mampu menghadapi segala konsekuensi atas pilihannya.
4. Pelaksanaan konseling
Selama konseling, konselor berperan sebagai motivator, yang mendorong konseli untuk :
(a) menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin
dicapainya; dan (b) merangsang konseli untuk mampu mengambil keputusan sendiri, sehingga tidak
menjadi individu yang hidup selalu dalam ketergantungan yang dapat menyulitkan dirinya sendiri.
Konselor juga berperan sebagai moralis yang memegang peranan untuk menentukan kedudukan nilai dari
tingkah laku konseli. Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung jawab atas perilakunya,
dan sebaliknya. Teknik humor dipakai dalam keadaan tertentu yang memungkinkan konseli merasa rileks
atau konseling menjadi proses yang tidak menegangkan seperti diadili.
{{DIALOG}}
Konselor/Konseli Percakapan Keterampilan/Teknik
Konseli (suara pintu di ketuk).. assalamualaikum. Attending
-Duduk agak condong kearah konseli
Konselor Waalaikumsalam, silahkan masuk ( ekspresi senyum - duduk rileks tetapi penuh perhatian
hangat), mempersilakan duduk. kepada konseli dan tetap siaga
mendengarkan pembicaraan konseli
Setelah keduanya (konselor dan konseli) duduk dengan -posisi tubuh terbuka (tangan tidak,
baik maka konselor membuka pertanyaan terlebih kaki tidak menyilang)
dahulu untuk membangun Rappot. -Pandangan lurus ke arah konseli
(fokus)
Konselor Bagaimana kabarnya hari ini mba (Q)? -menampilkan gerakan luwes dalam
meespon konseli
Konseli Alhamdulillah, Baik. -menganggukan kepala dengan luwes
sebagai tanda memahami pembicaraan
Konselor Bagaimana kuliahnya hari ini, apakah menyenangkan? konseli
(konseli mulai menununjukkan ekpresi wajah sedih) -menjaga kondisi lingkungan selama
proses konseling dengan tidak
K “Iya” (jawabnya singkat). menghadirkan barang/hal yang dapat
mengganggu.
Konselor Sepertinya mba (Q) kelihatan gelisah?
Konselor Kalau boleh tau, apa yang membuat mba (Q) merasa
ada sesuatu yang membuat tidak mood ?
K Iya,
Konselor Tadi mba Q mengatakan bahwa kurang termotivasi
ketika mengerjakan tugas, kalau boleh tahu, bagaimana
kondisi lingkungan tempat tinggal mba Q?
Konselor Hm.. baiklah, tadi mba Q mengatakan bahwa sering [Proses pemecahan masalah]
berkmpul di teras bersama teman-teman, benar begitu
mba?
K Ya
[Klarifikasi]
Konselor lalu, apa yang biasa diceritakan mba Q ketika
K berkumpul bersama teman-teman?
Kami biasanya cerita tentang gimana sih memilih
pasangan hidup.
Konselor Jika menurut mba sudah sesuai dengan kriteria, lalu apa
yang mba pikirkan?