Anda di halaman 1dari 3

TUGAS V : “ KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN DOA USAI SHOLAT FARDU”

Kesadaran agama (religious counsciousness) adalah bagian agama yang hadir (terasa) dalam
pikiran yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama sedangkan pengalaman agama (religious
experience) adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama , yaitu perasaan yang membawa
keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliyah). (Dr. Zakiyah Darajat, Psikologi Agama, karya : Prof.
Dr.H. Jalaludin). Dengan demikian peran agama dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dapat
terlihat dalam tindakan seseorang(sholat,puasa,zakat,haji) dalam hidupnya. Sholat merupakan pondasi
dalam kehidupan manusia, tanpa agama manusia tidak punya pegangan hidup oleh sebab itu sholat
sangat penting dalam pembentukan kepribadian serta kesehatan mental seseorang. Sholat merupakan
suatu kebutuhan yang paling utama dan terdapat latihan jiwa serta fisik ketika kita meresapi setiap
gerakkanya, untuk dapat menyempurnakan sholat maka setelah melaksanakan sholat fardu kita
dianjurkan untuk membaca doa-doa usai sholat fardu.

A. Deskripsi assesmen tentang profil,latar belakang keluarga, pola asuh orang tua , pendidikan
formal klien
Profil klien yang saya temui ini ia berasaal dari kelurga yang sederhana yang dibesarkan di
bawah didikan sang ayah ini tumbuh dengan sejuta cita-cita mulia namun tidak dapat dipungkiri
bahwa semakin tinggi pohon bertumbuh maka angin yang menerpa pula akan semakin kencang.
Klien saya yang bernama YH (disamarkan) merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, ia sempat
mengenyam pendidikan dibangku Taman Kanak-Kanak selama 2 tahun dilanjutkan tingkat Sekolah
Dasar selama 6 tahun lalu meningkat ke Sekolah Menengah Pertama Selama 3 tahun , Madrasah
Aliyah Negeri selama 3 tahun kemudian melanjutkan study ke UIN SMH Banten.
Sang ayah yang bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan di salah satu daerah
(di samarkan) tersebut ternyata sangat pekerja keras, sebagai single parents sang ayah berusaha
memanage waktu demi sang anak, Pada pagi hari hingga sore ia bekerja dan pada malam harinya ia
membimbing anak-anaknya untuk mengerjakan sesuatu atau sekedar menanyakan tentang keluhan
apa yang dirasakan oleh anak-anaknya ketika di sekolah. Pola pengasuhan yang diterapkan oleh sang
ayah adalah pola pengasuhan (neglet ) pola pengasuhan ini lebih mengarah kepada keseimbangan
antara orang tua terhadap anak, jadi orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih
apa saja yang di senangi dalam bidang apapun namun sang ayah tetap mengawasi proses hingga
pengambilan keputusan diputuskan secara bersama-sama.

B. Deskripsi diagnosa tentang masalah klien

Ada pepatah mengatakan “ Hidup ibarat siang dan malam yang selalu berputar selalu ada
cobaan disetiap kehidupan , seperti yang terdapat di dalam al-qur’an surah Al- Baqarah : 155 yang
berbunyi :
   
    
    
“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.”

klien yang saya wawancarai ini ternyata memilki permasalahan yang tidak mudah 3 tahun yang
lalu YH harus merelakkan ibundanya kembali ke pangkuan sang khaliq, pada hari itu semua tangis
memecah ruang hangat bak syurgawi menjadi lautan duka yang sangat mendalam. Kepergian
ibundanya memang harus ditangisi sewajarnya saja sebab tugas YH sebagai anak perempuan satu-
satunya adalah meneruskan perjuangan sekaligus peran ibu untuk adik-adiknya. 3 tahun menjalani
kehidupan tanpa kehadiran seorang ibu terasa begitu berat bagaimana tidak YH yang masih ingin
bermain bersama teman sebayanya kini tidak lagi bisa sebebas dulu, berbagai masalah pun
berdatangan dan masalah terbesar yang dihadapi YH adalah rasa penyesalan yang sangat mendalam
terhadap ibundanya, ia merasa sangat kecewa dan marah pada diri sendiri karena ia belum bisa
menjadi anak yang baik untuk kedua orang tuanya. Ketika saya wawacarai secara terbuka YH
menceritakan sumber dari rasa bersalah yang sangat mendalam tersebut. Ia mengatakan bahwa YH
yang dulu sangat egois dan berwatak keras setiap kemauan harus segera dituruti dan suka
membentak orang tuanya terutama ibunya sangat sering ia marahi. YH yang masih belia juga masih
belum mengerti apa sebenarnya makna hidup yang sesungguhnya, ia masih suka bermain tanpa
tujuan yang jelas dengan teman-temannya sedangkan sekolah tidak lagi menjadi prioritasnya dan ini
menjadi sumber kesedihan sebagai orang tua mereka merasa belum bisa mendidik putrinya dengan
benar.
Setelah kepergian ibunya, YH berusaha untuk merubah dirinya menjadi kakak yang baik untuk
adik-adiknya serta untuk orang tuanya (ayah). Perlahan-lahan YH mengerti bahwa sikapnya selama
ini tidaklah benar . suatu ketika YH teringat akan sosok ibunya ia merasakan sedih yang sangat
mendalam baginya peran ayah tetap berbeda perhatian serta kesabaran seorang ayah terlihat
sangat terbatas. Ayah YH terbilang sangat tertutup sehingga ketika YH sangat membutuhkan sosok
seorang ibu ia merasa tidak ada yang bisa memenuhi keinginan tersebut, YH merasa kehilangan arah
ketika tak ada sosok yang mengerti tentang keinginannya tapi YH terus diam dan menganggap ini hal
yang biasa. Suatu ketika sang ayah sedang santai dan duduk di depan televisi YH berkeingian untuk
menegur sang ayah karna pada saat itu suasana hati atau biasa disebut moody YH sedang sangat
buruk. Ia sedang menghadapi konflik batin yang hingga saat ini belum mendapat titik temu untuk
semua jawaban atas pertanyaan yang tersimpan di dalam hati kecilnya itu namun lagi-lagi YH
terdiam, didalam benaknya berkata bahwa sosok ayah tidak sama seperti ibu maka ayah tidak akan
mengambil banyak tindakan seperti yang dilakukan oleh ibu dahulu. Sampai saat ini YH masih belum
bisa memberanikan diri untuk menceritakan masalah yang dihadapinya kepada sang ayah dan untuk
mengurangi beban pikirannya YH hanya bercerita sedikit saja kepada teman sejawat ketika ia
dikampus.

C. Deskripsi treatment dalam mengatasi masalah klien dengan mengamalkan DOA USAI SHOLAT
FARDU.
Teknik-teknik konseling yang saya gunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh klien ini
sebagai berikut :
a. Attending : Dilakukan secara tatap muka atau face to face dan menggunakan bahasa yang
non formal.
b. Open question : setelah proses tatap muka yang diawali dengan introduce self
(memperkenalkan diri) maka saya mulai dengan membuka sesi pertanyaan terkait tugas
yang saya terima.
c. Simpati : ketika klien mulai terbuka dan menceritakan permasalahan yang sedang
dihadapinya, saya memberikan sedikit respon berupa rasa empati atau ikut merasakan apa
yang dirasakan oleh klien.
d. Empati : kemudian setelah klien selesai menceritakan semuanya , saya melakukan proses
empati atau seperti masuk kedalam kejadian yang sebenarnya (mendalam) .
e. Refleksi :
f. Dorongan minimal : saya memberikan dorongan / motivasi dengan mengunakan
pendekatan doa usai sholat fardu yang lebih mengarah kepada spiritualitas.
g. Penyimpulan : saya memberikan hasil akhir yang harus dijalankan atau harus dirubah oleh
diri klien untuk kedepannya dengan mengamalkan apa yang sudah saya ajarkan melalui
pendekatan doa usai sholat fardu.

D. Deskripsi evaluasi penyelesaian masalah klien dengan mengamalkan DOA USAI SHALAT FARDU.

Penyelesaian akhir pada masalah yang tadi dihadapi oleh klien ketika saya wawancarai kembali
ternyata berefek baik, saat ini klien mampu mengenali dirinya sendiri sehingga mempermudah
dirinya untuk mengenali sosok sang ayah maupun anggota keluarga lainnya dan mampu mengatasi
permasalahan yang hadir ditengah kehidupanya saat ini.

Anda mungkin juga menyukai