Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja merupakan generasi yang perlu disiapkan secara matang agar

mampu menjadi generasi penerus perjuangan bangsa. Santrock (2012: 16)

mendefinisikan masa remaja sebagai masa transisi antara masa kanak-kanak

menuju dewasa, yang diawali dari usia 10-12 tahun sampai 18-21 tahun.

Namun, pada usia ini, tidak semua remaja bisa merencanakan karirnya. Remaja

dituntut untuk perlahan belajar menuju dewasa, dan dituntut untuk

bertanggungjawab akan hidup mereka sendiri, termasuk dalam hal perencanaan

masa depan mereka. Hal tersebut sesuai dengan salah satu tugas perkembangan

masa remaja menurut Nugrahaini (2015: 88), yaitu mempersiapkan karir

sebagai salah satu tugas perkembangan utama yang harus dipenuhi oleh remaja.

Menurut Super (dalam Andersen & Vandeley, 2012), karir individu

dalam kehidupannya mengalami 5 tahap perkembangan yaitu: growth (4-13

tahun), individu mulai mengenal beberapa peran dalam pekerjaan; exploration

(14-21 tahun), individu memiliki tugas perkembangan untuk mulai mencari

informasi karir dan memiliki alternatif pilihan karir, establishment (22-44

tahun), individu mulai memasuki dunia kerja; maintenance (45-65 tahun),

individu berusaha memperoleh kesuksesan dalam bekerja dan disengagement

(lebih dari 65 tahun), individu mempersiapkan untuk pension. Menurut tahapan

perkembangan Super tersebut, maka remaja akhir yang berusia 16-18 tahun

1
secara umum sedang berada pada exploration dan memiliki tugas

perkembangan untuk mulai mencari informasi karir dan memiliki alternatif

pilihan karir. Apabila tahapan karir tersebut tidak tercapai, maka akan terjadi

hambatan dalam melewati tahapan perkembangan selanjutnya (Suryanti Yusuf

& Priyatama, 2011).

Sejalan dengan tahapan perkembangan karir menurut Super yang telah

dijelaskan sebelumnya, Nisa Mamesah dan Luawo (2013: 13) juga berpendapat

bahwa remaja sedang mencapai tugas perkembangan pada tahap eksplorasi.

Pada tahap ini mulai mengkristalisasikan dan menentukan pilihan karirnya di

masa mendatang dengan menemukan dan memilih pekerjaan. Untuk itu,

diperlukan langkah awal dalam melakukan perencanaan karir sebelum remaja

menentukan pilihan karirnya di masa depan. Remaja yang sedang dalam tahap

ekplorasi ini memiliki penghargaan diri yang lebih tinggi daripada remaja

lainnya, serta cenderung melihat sekolah dan pekerjaan sebagai jalan yang

tepat untuk mewujudkan keinginan mereka (Berk, 2012).

Perencanaan karir menurut Super (dalam Nisa, Mamesah dan Luawo,

2013: 13-14) yaitu, mengukur seberapa banyak individu telah memberikan

pendapat atau pemikirannya pada jenis-jenis pencarian informasi dan seberapa

banyak pengetahuan mereka tentang berbagai aspek dari pekerjaan.

Perencanaan merpakan strategi motivasi yang berlangsung seumur hidup dan

sangat penting bagi perkembangan karri seseorang (Rogers, 2018: 35). Untuk

itu, tahap perencanaan karir perlu dilakukan dengan matang agar tercapai masa

depan yang cemerlang.

2
Pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan generasi

penerus bangsa yang mampu bersaing dengan masyarakat global. Pendidikan

berfungsi membantu siswa untuk memperoleh berbagai keterampilan dan

informasi yang berguna dalam menyiapkan siswa untuk menghadapi masa

depannya. Remaja usia 16-18 tahun yang duduk dibangku pendidikan sekolah

menengah, merupakan individu yang masih dalam tahap perencanaan karir.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal

bagi remaja yang ingin fokus untuk mengembangkan kemampuan vokasional

mereka. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

1990 tentang Pendidikan Menengah, tujuan dari pendidikan menengah

kejuruan adalah mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan

kerja serta mengembangkan sikap professional.

Harapannya dengan adanya SMK ini dapat membantu para siswa untuk

langsung berkarir setelah lulus. Namun, pada kenyataanya, masalah yang

sering kali dihadapi oleh remaja dalam rangka mempersiapkan karirnya adalah

siswa masih belum mampu menentukan pilihan jurusan yang sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki dan siswa masih belum dapat menentukan jenis

pekerjaan apa yang akan dijalani nantinya (Pritanggih, 2017: 180). Selain itu,

permasalahan karir juga berdampak pada angka pengangguran di Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika mengenai jumlah penggangguran

terbuka untuk lulusan SMK setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sejalan

dengan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) yang turun menjadi 5,34 persen

pada agustus 2018. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah

3
Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi yaitu sebesar 11,24 persen.

TPT sendiri merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh

pasar kerja.

Diketahui bahwa SMK merupakan penyumbang terbanyak

pengangguran terbuka di Indonesia pada bulan Agustus 2017-Agustus 2018.

Novitasari (2015: 4) mengatakan bahwa salah satu factor yang mempengaruhi

pengangguran adalah belum adanya perencanaan karir yang matang dari

individu. Dengan memiliki perencanaan karir yang matang pada siswa dapat

berguna untuk pemilihan jenis studi lanjut, dan pemilihan rencana pekerjaan

(Atmaja, 2015: 59). Oleh karena itu, salah satu cara untuk menanggulangi

masalah pengangguran tersebut adalah dengan adanya perencanaan karir yang

matang di usia remaja.

Berdasarkan berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

perencanaan karir pada masa remaja merupakan satu hal yang penting untuk

dicapai dengan baik. Namun, tentu bukan hal yang mudah bagi remaja untuk

merencanakan dan menentukan pilihan karirnya sendiri. Pada masa peralihan

dari masa kanak-kanak ke masa dewasa ini, tentu remaja masih memerlukan

bimbingan atau bantuan terutama dari guru bimbingan dan konseling. Dalam

hal ini, guru bimbingan dan konseling sebagai salah satu figur yang dapat

berperan sebagai sumber informasi dan dukungan bagi siswa ketika mengalami

permasalahan dalam perencanaan karir.

4
Berdasarkan informasi dari guru bimbingan dan konseling bahwa

layanan informasi di sekolah khususnya di SMKS Piri 2 Yogyakarta masih

menggunakan metode ceramah dan dibantu dengan media papan bimbingan.

Kedua hal tersebut dipilih karena dianggap mudah untuk diterapkan. Guru

bimbingan dan konseling menyadari bahwasanya cara tersebut dianggap

kurang begitu efektif. Pernyataan tersebut sesuai hasil penelitian dari Richma

Hidayati (2015: 9) yang menyatakan bahwa metode ceramah dianggap

membuat siswa bosan dan mengabaikan sehingga dibutuhkan inovasi dan

kreatifitas dari guru bimbingan dan konseling dalam menyajikan bahan

layanan. Pada pelaksanaan layanan informasi karir, penggunaan media

sebaiknya tidak dilupakan, mengingat bahwa bimbingan dan konseling

merupakan suatu sistem. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Nursalim

(2010: 5) bahwa bimbingan dan konseling dikatakan sebagai sistem karna di

dalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu

tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 15 Februari

2020 dengan guru bimbingan dan konseling di SMKS Piri 2 Yogyakarta

diperoleh informasi bahwa layanan informasi karir yang diberikan kepada

siswa masih kurang maksimal, hal ini terjadi karena keterbatasan waktu dalam

memberikan layanan sehingga dibantu dengan adanya papan bimbingan yang

tersedia di ruang BK, tidak adanya jam kelas untuk guru bimbingan dan

konseling juga menjadi penghambat dalam menyampaikan informasi kepada

siswa. Masih banyak siswa yang tidak mendapatkan informasi secara akurat

5
mengenai informasi karir dan keterbatasan kemampuan untuk memberikan

informasi menjadi informasi yang diberikan dengan maksimal, sehingga dalam

menentukan pilihan karirnya masih banyak siswa yang meragukan apakah

pilihannya sudah tepat atau sebaliknya. Selain itu, masih terdapat siswa yang

kesulitan dalam menentukan pilihan karirnya, seperti takut untuk memilih

pekerjaan apa setelah lulus dan jika tidak bekerja apakah bisa melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi. Mereka tidak meyakini bahwa setelah lulus

bisa bekerja ataupun melanjutkan pendidikan sesuai dengan bidangnya.

Kesulitan-kesulitan untuk mengambil keputusan karir akan dapat

dihindari manakala siswa memiliki sejumlah informasi yang memadai tentang

hal-hal yang berhubungan dengan dunia karirnya. Untuk itulah, mereka

seharusnya dibimbing untuk memperoleh pemahaman yang memadai tentang

berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik tentang bakar, minat, cita-cita,

berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya. Dalam hal ini,

tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri. Namun juga harus disertai

dengan pemahaman akan kondisi yang ada dilingkungannya, seperti kondisi

sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan, jenis prospek pekerjaan, serta hal-hal

lainnya yang bertautan dengan dunia kerja. Sehingga pada gilirannya siswa

dapat mengambil keputusan yang terbaik tentang kepastian rencana karir yang

akan dipilihnya.

Dalam memberikan layanan informasi karir setidaknya terdapat dua hal

yang harus diperhatikan yaitu tentang: (1) materi informasi dan (2) teknik

layanan informasi. Materi informasi yang diberikan kepada siswa hendaknya

6
disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan siswa, sehingga benar-benar

dapat dirasakan manfaatnya dan memiliki makna (meaningful). Pemilihan dan

penentuan jenis materi informasi yang tidak didasarkan pada kebutuhan

masalah siswa akan cenderung tidak memiliki daya tarik, sehingga siswa akan

menjadi kurang partisipatif dan kooperatif dalam mengikuti kegiatan layanan.

Materi informasi yang lengkap dan akurat akan sangat membantu siswa untuk

lebih tepat dalam mempertimbangkan dan memutuskan pilihan karirnya.

Beberapa jenis materi informasi tentang karir yang dibutuhkan siswa

menurut Mugiarso (2009: 58) materi tersebut diantaranya, tugas perkembangan

masa remaja tentang kemampuan dan perkembangan karir, minat dan bakat,

perkembangan dan prospek karir di masyarakat, kursus-kursus dalam rangka

pengembangan karir, langkah-langkah dalam memasuki pekerjaan, jenis

pekerjaan, ciri-ciri pekerjaan, syarat-syarat pekerjaan yang dapat dimasuki

setelah menyelesaikan studi, kemungkinan permasalahan dalam pilihan

pekerjaan, karir dan tuntunan pendidikan yang lebih tinggi, dan sebagainya.

Di samping konselor atau guru bimbingan dan konseling dituntut untuk

banyak memahami berbagai informasi yang dibutuhkan oleh siswa, juga

seharusnya dapat menguasai berbagai teknik penyampaiannya secara variatif

dan menyenangkan. Tanpa didukung kekayaan informasi dan keterampilan

penyampaian, layanan informasi dikhawatirkan menjadi tidak memiliki daya

tarik dihadapan siswa. Guru bimbingan dan konseling harus lebih kreatif dalam

membuat media bagi siswa supaya siswa tertarik untuk mengikuti layanan

bimbingan dan contohnya dapat dilakukan pula melalui penggunaan

7
mediayang juga hendaknya memperhatikan perkembangan teknologi yang ada,

seperti internet, komputer, android, film dan sebagainya.

Menurut Simon (2001: 11) Android adalah sistem operasi terbuka dan

bebas dari Google yang berjalan di semua alat mulai dari telepon ke tablet dan

bahkan televisi. Pengembangan teknologi software yang dispesifikasikan pada

smartphone berbasis android. Software diartikan sebagai sekumpulan data

elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik ini dapat

berupa program atau instruksi yang digunakan untuk menjalankan komputer

(Vicky, 2012). Jenis software yang akan dikembangkan yaitu jenis aplikasi.

Pengembangan software aplikasi pada smartphone android ini didasarkan pada

konsep Mobile Learning (M-Learning). M-Learning adalah pembelajaran

dengan menggunakan perangkat mobile seperti PDAs, mobile phone, laptop

dan perangkat teknologi informasi lain untuk pembelajaran (Sutopo, 2012).

Harapannya dengan pengguanaan media aplikasi Androidpada layanan

informasi karir akan lebih menarik dan mudah dipahami, sehingga membantu

siswanya untuk lebih antusias dalam membuat perencanaan karir melalui

layanan informasi karir yang diberikan.

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa sumber informasi saat ini

dapat dengan mudah diakses melalui teknologi berbasis android, maka dalam

hal ini tidak ada salahnya konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk

belajar menguasai teknologi untuk menyediakan informasi yang berkenaan

dengan dunia pekerjaan/karir. Saat ini terdapat berbagai program (software)

yang dapat dimanfaatkan sebagai media bimbingan yang efektif bagi siswa.

8
Arsyad (2016: 11) mengatakan bahwa media yang baik adalah media yang

mampu melibatkan banyak alat indera siswa, karena semakin banyak alat

indera yang terlibat maka semakin besar pula kemungkinan siswa untuk dapat

mengerti dan memahami materi pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud melakukan

penelitian pengembangan untuk menghasilkan sebuah media dengan judul

“Pengembangan Media Layanan Informasi Karir Berbasis Aplikasi

(POCI)untuk Meningkatkan Perencanaan Karir siswa di SMKS Piri 2

Yogyakarta” sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan perencanaan karir

siswa dengan menggunakan media berbasis aplikasi android.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi dan

dibatasi beberapa permasalahan antara lain:

1. Banyaknya lulusan di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Piri 2

Yogyakarta yangmasih ragu dalam menentukan karir karena kesulitan

mendapatkan informasi pekerjaan yang sesuai karena kurangnya

persiapan perencanaan karir.

2. Pemberian layanan informasi karir belum efektif sehingga masih

banyak siswa yang tidak mendapatkan informasi dengan baik.

3. Pengembangan media layanan informasi karir bagi siswa di Sekolah

Menengah Kejuruan perlu dilaksanakan agar proses layanan bisa lebih

efektif dan membantu dalam proses bimbingan menjadi lebih menarik

dan mudah dipahami oleh siswa.

9
C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitiab ini dibatasi pada

masalah perlunya pengembangan media aplikasi layanan informasi karir

untuk membantu proses bimbingan siswa kelas XI Sekolah Menengah

Kejuruan Swasta Piri 2 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Bagaimana menghasikan media aplikasi berbasis

android yang layak dan dapat digunakan untuk layanan informasi karir

dalam meningkatkan perencanaan karir siswa kelas XI di SMKS Piri 2

Yogyakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah menghasilkan media

aplikasi android layanan informasi karir yang layak untuk membantu

proses pemberian layanan bimbingan karir

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dikembangkan dari penelitian dan pengembangan ini

adalah aplikasi androidlayanan informasi karir bagi siswa kelas XI SMKS

Piri 2 yang akan dikemas dalam bentuk software bernama POCI

(planning, Occupation, Career, and Information). Spesifikasi produk hasil

yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

10
1. Software(POCI) berbasis aplikasi android dapat digunakan sebagai

media bimbingan individu maupun klasikal dengan menggunakan

perangkat android (handphone)

2. Software android (POCI) berbasis aplikasi dirancang sesuai

kebutuhan dan kondisi siswa kelas XI SMKS Piri 2 Yogyakarta.

3. Isi media aplikasi POCI layanan informasi karir yang dikembangkan

adalah sebagai berikut:

a). Petunjuk penggunaan media aplikasi POCI layanan informasi

karir. Petunjuk pengguanaan berguna untuk mempermudah guru dan

siswa dalam penggunaan media aplikasi POCI.

b). tujuan, berisi tujuan umum dan khusus

c). Profil, profil berisi identitas pengembang media dan dosen

pembimbing.

d). materi media aplikasi POCI layanan informasi karir, perencanaan

karir, factor-faktor perencanaan karir, video tipe golongan

kepribadian karir, informasi perguruan tinggi, dunia kerja, kursus-

kursus dan video motivasi.

e). Refleksi, berisi pertanyaan dan soal-soal evaluasi layanan

informasi karir.

4. Jenis huruf yang digunakan dalam media aplikasi POCI adalah Time

New Roman, ukuran 14, warna latar di dominasi warna pastel (muda)

dipilih berdasarkan angket kesesuaian background yang diberikan

kepada pengguna.

11
G. Manfaat Penelitian Pengembangan

1. Manfaat Teoritis

Pengembangan media aplikasi POCI layanan informasi karir bagi

siswa kelas XI SMKS Piri 2 Yogyakarta ini, diharapkan dapat

menambah informasi atau pengetahuan bagi pengembangan layanan

bimbingan karir dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan

referensi untuk pengembangan selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1). Memudahkan siswa dalam mendapatkan informasi karir

2). Menjadikan media bimbingan karir yang berbasis android

POCI sebagai sarana alternatif dalam mendapatkan layanan

informasi secara mandiri.

b. Bagi guru bimbingan dan konseling

1). Menmbah motivasi bagi guru untuk memunculkan inovasi

baru dalam membuat media bimbingan dan konseling

2). Menambah wawasan guru dalam menggunakan media

bimbingan dan konseling dengan bidang bimbingan yang

berbeda.

H. Asumsi Pengembangan dan Keterbatasan Penelitian

Pengembangan media aplikasi POCI dalam pemberian layanan

informasi karir pada siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Swasta

Piri 2 Yogyakarta dapat dilakukan dengan asumsi sebagai berikut.

12
a. Rata-rata Sekolah Menengah Kejuruan memiliki sarana dan prasarana

pembelajaran yang memadai.

b. Hampir seluruh siswa dan guru bimbingan dan konseling di Sekolah

Menengah Kejuruan memiliki handphone berbasis android.

I. Batasan Istilah

Perlu adanya pembatasan istilah agar diperoleh pemahaman yang

sama antara penulis dengan pembaca, adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi POCI, merupakan suatu alat yang dirancang untuk

menjembatani informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa,

dimana siswa memberi respon secara aktif agar tujuan bimbingan

dapat tersampaikan dengan baik.

2. Pengembangan media POCI, merupakan proses merancang, membuat

dan mengevaluasi bahan pembelajaran berupa aplikasi/software media

pembelajran yang mencakup gambar, video, audia dan animasi

mengenai informasi karir.

3. Layanan informasi karir, merupakan layanan berupa fakta-fakta

mengenai pekerjaan, jabatan atau karir dan bertujuan dipergunakan

sebagai suatu alat untuk membantu individu menentukan suatu tujuan

atau rencana karir yang diinginkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Andersen, P., Vandehey, M. (2012). Career counseling and development in

global economy. Belmot Amerika: Brooks/Cole Cengage Learning.

Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Atmaja, T.T (2014). Upaya meningkatkan perencanaan karir siswa melalui

bimbingan karir dengan penggunaan media modul. Jurnal Psikopedagogia,

3(2, 58-68.

Hidayati, R. (2015). Layanan informasi membantu siswa dalam meningkatkan

Pemahaman Karier. 1 (1). 8-9.

Kemenristekdikti. (2015). Peraturan Pemerintah RI No 29, Tahun 1990, tentang

Pendidikan Menengah.

Mugiarso, Heru. (2009). Bimbingan dan Konseling. Semarang: UPT MKK

UNNES.

Nisa, A.K., Mamesah, M., Luawo, M.I.R (2013). Gambaran perencanaan karir

pada siswa kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan. Insight

Jurnal, 2 (1), 13-18.

Nugrahaini, F., Sawitri, D.R. (2015). Hubungan antara kematangan karir dan

psychological well-being pada siswa kelas XII SMA Negeri 5 Semarang.

Jurnal Empati, 4(2), 87-92.

Nursalim, M., & Mustaji. (2010). Media Bimbingan dan Konseling. Semarang:

Unesa University Press.

14
Pritanggih, Mei. (2017) Peningkatan kemampuan perencanaan karier melalui

bimbigan kelompok teknik diskusi pada siswa SMPN 3 Kebumen. E-Jurnal

Bimbingan dan Konseling, Vol 2(6), 178-187.

Santrock, J. W. (2001). Perkembangan Anak Edisi 7 Jilid 2 (terjemahan Sarah

Genis B). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. (2012). Perkembangan Masa Hidup Jilid 13 (terjemahan

Benedictine Wisdayasinta). Jakarta; Erlangga.

Simon, Jonathan. (2011). Head First Android Development. O’Reilly Media, Inc.

diakses 20 Februari 2020 dari www.it-ebooks.info.

Suryanti, R., Yusuf, M., & Priyatama, A. N. (2011). Hubungan antara locus of

control internal dan konsep diri dengan kematangan karir siswa kelas XI

SMK Negeri 2 Surakarta. Jurnal Psikologi Wacana. 3(5): 3&8.

15

Anda mungkin juga menyukai