Daftar Cek Masalah adalah daftar berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan masalah
yang diasumsikan biasa dialami oleh individu dalam tingkat perkembangan tertentu. DCM
digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh individu, dengan merangsang
atau memancing individu untuk mengutarakan masalah yang pernah atau sedang dialaminya.
Dalam hal penulis merancang bentuk DCM sendiri yang merupakan perpaduan dari
contoh-contoh DCM yang sudah banyak digunakan di sekolah-sekolah. DCM hasil rancangan
penulis ini terdiri dari 240 butir pernyataan dan 3 butir pertanyaan yang terbagi dalam 5
bidang. 4 bidang sesuai dengan bidang bimbingan yakni : pribadi, sosial, belajar dan
karir. Beberapa aspek yang berusaha diungkap lewat DCM ini adalah :
1. Kesehatan
2. Keadaan Penghidupan
3. Rekreasi dan Hobi
4. Kehidupan Keluarga
5. Agama dan Moral
6. Kehidupan Sosial dan Keaktifan Berorganisasi
7. Hubungan Pribadi
8. Muda-Mudi
9. Penyesuaian Terhadap Sekolah
10. Masa Depan dan Cita-cita Pendidikan Jabatan
E. Pelaksanaan
1. Mengontrol situasi ruang
2. Konselor memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penggunaan tujuan
3. Memberikan instruksi terhadap siswa untuk mempersiapkana alat-alat tulis
4. Membagikan lembar daftar cek masalah
5. Memberikan instruksi kepada siswa untuk menulis identitas diri dan tanggal pelaksanaan
daftar cek masalah siswa
6. Membacakan petunjuk cara mengerjakan daftar cek masalah
7. Memberi contoh cara mengerjakan cek masalah
8. Memberikan instruksi cara mengerjakan daftar cek masalah, dan memperingatkan agar
siswa mengerjakan dengan tenang, dan teliti, serta memberitahukan bahwa waktu yang
disediakan cukup lam kurang lebih satu jam
9. Mengontrol apakah para siswa telah mengerjakan daftar cek masalah dengan benar
10. Mengumpulkan pekerjaan siswa
0% = A (Baik)
1 % -10 % = B (Cukup Baik)
11%-25% = C (Cukup)
26% - 50 % = D (Kurang)
51 % -100 % = E (Kurang Sekali)
I. Penyampaian Hasil
Hasil dari pengolahan Instrumentasi perlu disampaikan kepada fihak-fihak yang terkait
secara langsung dengan responden. Dalam penyampaian hasil instrumentasi ini tetap harus
menjaga kerahasiaan, tidak boleh disampaikan/diumumkan secara terbuka dan dijadikan
pembicataan umum.
Dalam forum khusus, hasil instrumentasi dapat dijadikan topik bahasan/diskusi, namun
tetap harus menjaga kerahasiaan responden (tidak menyebut nama responden).
Dari keseluruhan penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi ini hasil yang diperoleh
disampaikan kepada masing-masing responden, dalam bentuk Profil Individual, sedangkan
kepada Guru bimbingan dan konseling/Kepala Sekolah diberikan Data rekap dan data
pendukung lainnya, sebagai bahan untuk pemberian layanan lebih lanjut.
Penyampaian hasil instrumentasi kepada masing-masing responden akan lebih baik apabila
disampiakan secara individual, sehingga konselor dapat berkomunikasi dan menjelaskan isi dari
laporan hasil instrumentasi yang akan diberikan dalam bentuk format individual, dan sekaligus
bagi siswa yang memiliki permasalahan dapat diberikan penjelasan untuk langkah-langkah
tindak lanjut berikutnya
5. Pengembangan.
Dalam upaya pengembangan layanan konseling, dasar utama yang diperlukan adalah data
yang akurat dan handal. Dalam hal ini, data hasil Aplikasi Instrumentasi dengan tingkat validitas
dan reliabilitas yang tinggi dapat secara tepat menunjang pengembangan program pelayanan
konseling dalam jangka panjang. Dalam hal ini diperlukan berbagai instrumentasi yang
komprehensip, dari berbagai kelompok responden dalam jangka waktu yang relatif memadai.
Dengan data gabungan tersebut, akan nampak arah pokok yang dapat dijadikan arah dan garis
besar pengembangan layanan konseling.
Secara khusus, penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi Daftar Cek Masalah (DCM) yang
telah penulis laksanakan, implikasinya dalam layanan konseling dapat dijelaskan sebagai berikut
:
Setelah pengolahan data angket DCM ini akan diperoleh suatu gambaran yang berkaitan
dengan permasalahan dan kebutuhan nyata siswa, yang selanjutnya digunakan sebagai acuan
dalam merencanakan layanan-layanan yang akan diberikan pada siswa
AUM PTSDL
Alat Ungkap Masalah belajar di Indonesia yang telah di gunakan 30 tahun terakhir adalah
adaptasi dari survey Of Habits and Attitude (SSHA) yang di kembangkan W.F,Brown dan
W.H.Holtzman versi 1953.Pengembangan AUM-PTSDL disusun dengan memperhatikan format
dan kandungan isi SSHA dan PKSB serta pengalaman pemakaian terjemahan atau
adptasinya,serta keinginan untuk menyusun sendiri instrumen sejenis yang lebih sesuai dengan
kondisi Indonesia.AUM-PTSDL sebagai alat ungkap masalah sederhana dan mudah di gunakan
untuk mengkomunikasikan mutu dan msalah siswa/mahasiswa kepada personel yang membantu
(konselor).
2. Karakteristik AUM-PTSDL
Pengunaan AUM-PTSDL pada proses asesmen dalam layanan bimbingan dan konseling
memiliki kelebihan dan kekurangan.
1. Kelebihan AUM-PTSDL
a. pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksanaan AUM-PTSDL dapat
di lakukan secara induvidual,kelompok maupun klasikal,sehingga guru
pembimbing dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
b. pada akurasi data yang diperoleh melalui AUM-PTSDL memiliki vasiditas dan
realitibitas tinggi yang dibuktikan melalui uji vasiditas dan reliabilitas tinggi yang
dibuktikan melalui uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan oleh prayitno
dan kawan-kawan sebagai tim pengembang AUM-PTSDL.
c. Dari segi fungsinya,penggunaan AUM-PTSDL memudahkan peserta didik
mengemukakan mutu belajar dan masalah belajar yang dimiliki,mengingat
penyediaan butir mutu belajar dan permasalahan belajar yang banyak
memudahkan peserta didik untuk mengenali mutubelajar saat ini maupun
permasalahan belajar yang sedang atau pernah dialaminya.
d. Sistematis mutu belajar dan jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai
bidang mempermudah konselor/guru/dosen pembimbing untuk melakukan
analisis dan sintesa data serta merumuskan kesimpulan mutu belajar dan masalah
yang dialami peserta didik.
e. Tersedianya software program pengolahan AUM-PTSDL akan mempermudah
dan mempercepat konselor melakukan proses pengolahan AUM-PTSDL.
f. Penggunaan AUM-PTSDL memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih
mengenal mutu belajar dan memahami masalah peserta didik yang membutuhkan
bantuan segera,konselor memiliki peta mutu belajar dan masalah belajar dan
masalah belajar individu maupun kelompok,hasil AUM-PTSDL dapat digunakan
sebagai landasan penetapan layanan bimbingan dan konseling belajar yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan pesesrta didik;dan yang lebih penting lagi peserta
didik dapat memahami kualitas mutu dan masalah belajar yang dialami dan
memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak.
2. Kelemahan AUM-PTSDL
Sebagai suatu metode asesmen tentu saja AUM-PTSDL juga memiliki kelemahan,antara lain:
Langkah Pengadministrasian
Penggunaan AUM-PTSDL memiliki prosedur yang harus dipatuhi agar hasil yang diperoleh
memiliki tingkat akurasi yang baik.Prosedur penggunaan memiliki tiga langkah utama yaitu
persiapan,pelaksanaan,dan pengolahan hasil,yang akan di uraikan berikut ini.
1. Perencanaan
a. Menetapkan waktu,sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat layanan
asesmen.
b. Menyiapkan buku AUM-PTSDL,sesuai jumlah peserta didik.
c. Menyiapkan lembar jawaban AUM-PTSDL,sesuai jumlah peserta didik.
d. Menyiapkan ruang dengan situasi tenang,pencahayaan baik,kursi yang nyaman.
2. Pelaksanaan
a. Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan,manfaat,dan
kerahasiaan).
b. Meminta individu menyiapkan alat tulis.
c. Membagi buku dan lembar jawaban AUM-PTSDL.
d. Memberi instruksi cara pengerjaan AUM-PTSDL.
e. Mengimformasikan bahwa pengerjaan AUM-PTSDL tidak memiliki batas
waktu,akan tetapi peserta didik diminta bekerja dengan teliti,sungguh
sungguh,cepat,dan tidak membuang waktu.
f. Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam cara mengisi AUM-PTSDL.
g. Mengumpulkan kembali buku dan lembar jawaban hasil pengisian AUM-
PTSDL.Lembar jawaban yang dikumpul di teliti apakah telah di kerjakan dengan
lengkap
3. Pengolahan Hasil
a. Konselor melakukan pengolahan hasil AUM-PTSDL,dengan melakukan analisis
kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan dan rumus yang telah
ditetapkan.
b. Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif,konselor melakukan analisis
kualitatif.
c. Pengolahan hasil AUM-PTSDL harus dilakukan peling lambat satu minggu setelah
pengisian,mengingat permasalahan individu bersifat dinamis dan bisa mengalami
perubahan.
d. Kesegaran pengolahan hasil AUM-PTSDL akan menjungjung asas kekinian dalam
bimbingan dan konseling.
e. Pengolahan hasil menggunakan format khusus.
Untuk mengungkap masalah yang sedang dialami oleh individu, pada umumnya di
Indonesia menggunakan Mooney Problem Check List (MPCL, revisi 1950) dari Ross L. Mooney
untuk SLTP, SLTA dan PT dengan 330 butir item.
Dengan memperhatikan format dan kandungan isi MPCL, dan keinginan menyusun sendiri
instrumen sejenis MPCL yang sesuai kondisi indonesia maka disusun AUM umum oleh prayitno
dan kawan-kawan. AUM umum bukan alat pengukur tetapi alat untuk mengkomunikasikan
masalah klien kepada konselor/guru pembimbing. Aum Umun merupakan alat ungkap masalah
umum, yang dibentuk dalam 5 format yaitu : Format 1 untuk mahasiswa, Format 2 untuk
SLTA, format 3 untuk SLTP, format 4 untuk SD, format 5 untuk masyarakat.
Komposisi dibuat dengan memperhatikan ruang lingkup dan kondisi kehidupan mahasiswa
umumnya, berisi sejumlah item yang memuat berbagai masalah yang mungkin dialami
mahasiswa. Komposisi ini untuk AUM-U F-1 dapat dilihat pada uraian bidang masalah dan
sejumlah item yang terkandung berikut ini.
Hasil penggunaan AUM-U F1, dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun dosen
pembimbingnya, yaitu memberi peluang kepada mahasiswa untuk memahami masalahnya
sehingga diharapkan akan menggerakan mahasiswa untuk menggunakan layanan bimbingan dan
konseling di perguruan tingginya. Sedangkan bagi konselor, hasil AUM-U1 dapat digunakan
sebagai dasar menentukan program, jenis layanan dan materi bimbingan dan konseling. Untuk
menerapkan asas kekinian maka penggunaaan hasil paling lambat satu minggu setelah tes.
2. AUM Umum Format 2 (AUM-U F2)
komposisi dibuat dengan memperhatikan ruang lingkup dan kondisi kehidupan peserta didik
SLTA pada umumnya, berisi sejumlah item yang memuat berbagai masalah yang mungkin
dialami peserta didik. Kompisisi isi untuk AUM-U F-2 dapat dilihat pada uraian bidang masalah
dan jumlah item yang terkandung berikut ini.
Penggunaan AUM-U F2 diadministrasikan kepada kelompok peserta didik di SLTA, dan dapat
digunakan secara perorangan,kelompok,maupun klasikal. Untuk mempermudah peserta didik
dalam menggunakan, maka tim pengembangan alat asesmen ini sudah memuat petunjuk
pengerjaan di dalam buku AUM-U F2.
Hasil penggunaaan AUM-U F2, dapat dimanfaatkan oleh peserta didik maupun konselor, yaitu
memberi peluang kepada peserta didik untuk memahami masalahnya sehingga diharapkan akan
menggerakan mereka untuk menggunakan layanan bimbingan dan konseling di sekolahnya.
Sedangkan bagi konselor, hasil AUM-U F2 dapat digunakan sebagai dasar menentukan program,
jenis layanan dan materi bimbingan dan konseling. Untuk menerapkan asas kekinian maka
pengolahan dan penggunaaan hasil paling lambat 1 minggu setelah pengisian.
a. Pada proses pelaksanaan bersifat efesien karena pelaksanaan AUM-U F1 maupun AUM-
U F2 dapat dilakukan secara individual, kelompok maupun klasikal, sehingga konselor
dalam waktu singkat dapat memperoleh daga yang banyak.
b. Pada akurasi data yang diperoleh melalui AUM-U F1 maupun AUM-U F2 memiliki
validitas dan rehabilitas tinggi yang dibuktikan melalu uji validitas dan rehabilitas yang
telah dilakukan oleh prayitno dan kawan-kawan sebagai tim pengembang AUM-U F1
dan AUM-U F2.
c. Dari segi fungsinya, penggunaaan AUM-U F1 dan AUM-U F2 memudahkan peserta
didik mengemukakan masalah, mengingat penyediaan butir permasalahan yang banyak
memudahkan peserta didik untuk mengenali permasalahan yang sedang atau pernah
dialaminya.
d. Sistemasi jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai bidang mempermudah
konselor melakukan analisis dan sintesa data serta merumuskan kesimpulan masalah
yang dialami peserta didik.
e. Tersedianya software program pengolahan AUM-U F1 maupun AUM-U F2 akan
mempermudah dan mempercepat konselor melakukan proses pengolahan AUM-U F1 dan
AUM-U F2.
f. Penggunaaan AUM-U F1 dan AUM-U F2 memiliki banyak manfaat antara lain:
Konselor lebih mengenal peserta didiknya yang membutuhkan bantuan segera.
Konselor memiliki peta masalah individu maupun kelompok.
Hasil AUM-U F1 maupun AUM-U F2 dapat digunakan sebagai landasan penetapan
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta
didik di perguruan tinggi maupun SLTA.
Dan yang lebih penting lagi peserta didik dapat memahami masalah yang dialami dan
memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak.
Sebagi suatu metode asesmen tentu saja AUM-U F1 maupun AUM-U F2 juga memiliki
kelemahan, antara lain:
a. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai konsekuesi dari
banyaknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang tersedia.
b. Data yang diungkapakan melalui AUM-U F1 maupun aum-u F2 Masih bersifat umum;
berbentuk peta masalah dan banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang,
sehingga untuk mendalami pemahaman terhadap masalah pesert didik, dosen
pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode asesmen lain.
Sebagai suatu alat asesmen yang dikembangkan, untuk memenuhi tingkat kesahihan, tim
pengembang AUM-U F1 melakukan pengujian dengan cara mencocokkan jenis masalah yang
dikemukakan peserta didik pada kertas kosong dengan jenis masalah yang dinyatakan melalui
AUM-U F1, diperoleh kecocokkan hasil sebesar 84%. Sedangkan untuk menguji tingkat
keterandalan, dilakukan dengan test-retest. Dengan jarak dua sampai tiga hari antara hasil jenis
masalah yang dinyatakan melalui pelaksanaan pengisian AUM-U F1 pertama dan AUM-U F1
pada Pelaksanaan pengisian kedua pada peserta didik yang sama. Hasilnya diperoleh keajegan
munculnya masalah sebesar 71%.
Sedangkan untuk AUM-U F2 yang juga dilakukan pengujian untuk tingkat kesahihan dan
keterandalan dengan prosedur yang sama kepada peserta didik di tingkat SLTA. Sehingga
diperoleh kesahihan dengan tingkat kecocokkan sebesar 84,25% dan untuk keterandalan
memperoleh tingkat keajegan sebesar 86%.
Pada proses asesmen menggunakan Alat Ungkap Masalah Umun (AUM-U) baik untuk F1
maupun F2, konselor memiliki peran dan fungsi sebagai:
Langkah pengadministrasian
Penggunaaan AUM-U F1 maupun AUM-U F2 memiliki prosedur yang harus dipatuhi agar hasil
yang diperoleh memiliki tingkat akurasi yang baik. Prosedur penggunaan memiliki tingkat
langkah utama yaitu perisapan, pelaksanaan dan pengolahan hasil, yang akan diuraikan berikut
ini.
1. Perencanaan
a. Menetapkan waktu,sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapatkan
Layanan asesmen.
b. Menyiapkan buku AUM-U sesuai jumlah peserta didik.
c. Menyiapkan lembar jawaban AUM-U sesuai jumlah peserta didik.
d. Menyiapkan ruang dengan situasi tenang, pencahayaan baik, kursi, yang nyaman.
2. Pelaksanaaan
3. Pengolahan Hasil
Dapus