Anda di halaman 1dari 23

DIAGRAM PERT DAN PENGGUNAANNYA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Network Planning
Yang diampu Via Nugraha, M.Pd

Disusun Oleh :
Ahmad Dimyati Mawaridz 17010246
Alvirani Rahmawati 17010147
Asip Ibnu Sina 17010234
Fickar Galaby 17010170
Ida Parida 17010183
Nida Fauziah 17010226
Novia Khoerunnisa 17010169
Kelas : B2-2017
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP SILIWANGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai tugas untuk memenuhi salah satu mata
kuliah “Network Planning” di IKIP Siliwangi Bandung.
Semoga semua yang telah diberikan kepada kami menjadi amal baik yang
di ridhoi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Cimahi, April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1. PERT (Projet Evaluation and Review Technique) .......................... 3
2.2. Tujuan dan Manfaat Penggunaan PERT ....................................... 4
2.3. Kelebihan dan kekurangan PERT .................................................. 4
2.4. Metode dan Komponen-komponen PERT ..................................... 5
2.5. Penggunaan PERT ............................................................................ 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 17
3.2. Saran .................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui berbagai macam proyek yang
harus dikerjakan dengan baik. Demi kelancaran keberlangsungan suatu proyek
dibutuhkan manajemen proyek yang akan mengelola proyek tersebutmulai dari
awal sampai proyek tersebut berakhir.
Proyek adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu
tertentu dengan alokasi sumber daya yang tersedia dan bertujuan untuk
melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Penjadwalan proyek adalah rencana
pengurutan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sasaran khusus
dengan saat penyelesaian yang jelas.
Pengelolaan proyek-proyek berskala besar yang berhasil memerlukan
perencanaan, penjadwalan, dan pengkoordinasian yang hati-hati dari berbagai
aktivitas yang saling berkaitan. Untuk itu kemudian dikembangkan prosedur-
prosedur formal yang didasarkan atas penggunaan jaringan kerja (network) dan
teknik-tekniknetwork.Analisa jaringan kerja merupakan suatu perpaduan pemikiran
yang logis, digambarkan dengan suatu jaringan yang berisi lintasan-lintasan
kegiatan dan memungkinkan pengolahan secara analitis. Analisa jaringan kerja
memungkinkan suatu perencanaan yang efektif dari suatu rangkaian yang
mempunyai interaktivitas.
Metode manajemen banyak bermanfaat terutama dalam hal perencanaan,
penjadwalan, dan pengawasan pembangunan proyek, bermanfaat dalam
pengambilan keputusan (decision making) serta kegiatan-kegiatan operasional
lainnya. Penerapan metode manajemen disegala bidang kegiatan pada
kenyataannya prosedurnya tidaklah begitu kompleks, hal mana dapat dianalisa
secara sistematis dan sederhana dengan menggunakan analisa jaringan kerja.
Analisa jaringan kerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk semua
aspek jaringan kerja dalam perencanaan dan pengawasan proyek, serta penggunaan

1
2

waktu secara efektif dan efisien sangat diperlukan. Sehingga dalam pengerjaan
sebuah proyek, tak jarang dilaksanakan dengan mempercepat waktu pengerjaan
dengan mengalokasikan sejumlah biaya tambahan. Ada dua teknik utama yang
berkaitan dengan proyek perencanaan yang digunakan saat ini: Critical Path
Method (CPM) dan Program Evaluation and Review Technique (PERT).
Berdasarkan latar belakang tersebut itulah penulis dalam makalah ini akan
berusaha membahas penggunaan salah satu dari teknik utama dalam perencanaan
proyek.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah di dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan PERT ?
2. Apa tujuan dan manfaat penggunaan PERT ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan PERT ?
4. Bagaimana metodologi dan apa komponen-komponen PERT?
5. Bagaimana penggunaan PERT ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
penjelasan atau uraian mengenai PERT serta bagaimana penggunaan PERT.
Dimana dapat menambah ilmu pengetahuan tentang profesi konselor. Karena
pengetahuan tentang PERT ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa Bimbingan dan
Konseling
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PERT (Program Evaluation and Review Technique)


PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique
(teknik menilai dan meninjau kembali program), secara umum PERT adalah suatu
metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan,
maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu
pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Berikut ini
adalah beberapa pengertian PERT :
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada
didalam suatu proyek (Febrianto,2011).C, D. P., Oktavia, F., A, A. A., & Fajariah,
I. (n.d.). No Title, (101111109).
T. Hari Handoko (1993 hal. : 401) mengemukakan bahwa, PERT adalah suatu
metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan
pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama
yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta
anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya(C,
Oktavia, A, & Fajariah, n.d.).
Menurut Saleh Mubarak dalam bukunya yang berjudul Construction Project
Scheduling and Control-2nd ed: “PERT is an event-oriented network analysis
technique used to estimate project duration when individual activity duration
estimates are highly uncertain.” PERT adalah suatu kondisi yang berorientasi
analisis jaringan teknik yang digunakan untuk memperkirakan durasi proyek ketika
memperkirakan durasi kegiatan individu yang sangat tidak pasti.

3
4

2.2. Tujuan dan Manfaat Penggunaan PERT


Dalam penggunaannya PERT mempunyai tujuan dan manfaat dalam
memberikan informasi berikut:
1. Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan;
2. Probabilitas penyelesaian sebelum tanggal yang ditentukan;
3. Kegiatan jalur kritis yang berdampak langsung terhadap waktu
penyelesaian;
4. Kegiatan yang memiliki waktu kendur dan yang dapat meminjamkan
sumber daya untuk kegiatan jalur kritis;
5. Kegiatan awal dan akhir tanggal.

2.3. Kelebihan dan Kekurangan PERT


Kelebihan metode PERT adalah sebagai berikut :
1. Sangat bermanfaat untuk menjadwalkan dan mengendalikan proyek
besar.
2. Konsep yang lugas (secara langsung) dan tidak memerlukan
perhitungan matematis yang rumit.
3. Network dapat untuk melihat hubungan antar kegiatan proyek secara
cepat.
4. Analisa jalur kritis dan slack membantu menunjukkan kegiatan yang
perlu diperhatikan lebh dekat.
5. Dokumentasi proyek dan gambar menunjukkan siapa yang bertanggung
jawab untuk berbagai kegiatan.
6. Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi
7. Berguna dalam pengawasan biaya dan jadwal.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode PERT yaitu :


1. Kegiatan harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil.
2. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.
3. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.
5

4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada


jalur kritis, maka yang nyaris kritis perlu diawasi.

2.4. Metode dan Komponen-Komponen PERT


A. Metode
PERT merupakan metode yang digunakan dalam analisis network. Analisis
network bertujuan untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks
yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal ini dilakukan
agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan itu dapat dilakukan secara
sistematis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja. Metodologi PERT
divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi dari
sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang
merepresentasikan kejadian (event) (Ihwanudin, 2017). Titik-titik tersebut
dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan
suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari garis menunjukan suatu
urutan pekerjaan. Ada dua pendekatan untuk menggambarkan jaringan proyek,
yaitu:
1. Kegiatan pada titik (activity on node – AON)
Pada AON, titik menunjukkan kegiatan.

2. Kegiatan pada panah (activity on arrow – AOA)


Pada AOA, panah menunjukan aktivitas.

AOA kadang-kadang memerlukan tambahan kegiatan dummy untuk


memperjelas hubungan. Kegiatan dummy adalah kegiatan yang sebenarnya tidak
6

nyata, sehingga tidak membutuhkan waktu dan sumberdaya. Dummy digambarkan


dengan garis putus-putus dan diperlukan bila terdapat lebih dari satu kegiatan yang
mulai dan selesai pada event yang sama. Kegunaan dari kegiatan dummy (semu)
yaitu:
a. Untuk menunjukkan urutan pekerjaan yang lebih tepat bila suatu kegiatan
tidak secara langsung tergantung pada suatu kegiatan lain.
b. Untuk menghindari network dimulai dan diakhiri oleh lebih dari satu
peristiwa dan menghindari dua kejadian dihubungkan oleh lebih dari satu
kegiatan.
Contoh :

Keterangan:
Kegiatan A dan B harus sudah selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai.
Sedangkan D dapat dimulai segera setelah B selesai dan tidak bergantung
dengan A.

B. Komponen
Dalam pembuatannya PERT mempunyai komponen-komponen penyusun,
yakni :
1. Kegiatan (activity)
Suatu pekerjaan/tugas dimana penyelesaiannya memerlukan periode waktu,
biaya, serta fasilitas tertentu. Kegiatan ini diberi simbol tanda panah.
2. Peristiwa (event)
Menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Peristiwa diberi simbol
lingkaran (nodes) dan nomor, dimana nomor dimulai dari nomor kecil bagi
7

peristiwa yang mendahuluinya. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan


network PERT:
a. Sebelum suatu kegiatan dimulai, semua kegiatan yang mendahului harus
sudah selesai dikerjakan.
b. Anak panah menunjukkan urutan dalam mengerjakan pekerjaan.
c. Nodes diberi nomor supaya tidak terjadi penomoran nodes yang sama.
d. Dua buah peristiwa hanya bisa dihubungkan oleh satu kegiatan (anak
panah).
e. Network hanya dimulai dari suatu kejadian awal yang sebelumnya tidak ada
pekerjaan yang mendahului dan network diakhiri oleh satu kejadian saja.

Berikut adalah penjelasan network PERT melalui contoh gambar.


a. Sebuah kegiatan (activity) merupakan proses penyeleaian suatu pekerjaan
selama waktu tertentu dan selalu diawali oleh node awal dan diakhiri oleh
node akhir yaitu saat tertentu atau event yang menandai awal dan akhir suatu
kegiatan.

b. Kegiatan B baru bisa dimulai dikerjakan setelah kegiatan A selesai.


8

c. Kegiatan C baru bisa mulai dikerjakan setelah kegiatan A dan B selesai.

3. Waktu Kegiatan (activity time)


Activity time adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dan berapa lama waktu
penyelesaiannya. Ada 3 estimasi waktu yang digunakan dalam penyelesaian suatu
kegiatan:
a. Waktu optimistik (a)
Waktu kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik tidak ada hambatan.
b. Waktu realistik (m)
Waktu kegiatan yang dilaksanakan dalam kondisi normal dengan hambatan
tertentu yang dapat diterima.
c. Waktu pesimistik (b)
Waktu kegiatan dilaksanakan terjadi hambatan lebih dari semestinya.

4. Taksiran Waktu Penyelesaian Kegiatan


Ketiga estimasi waktu kemudian digunakan untuk mendapatkan waktu
kegiatan yang diharapkan (expected time) dengan rumus:

Untuk menghitung varians waktu penyelesaian kegiatan, maka dihitung


dengan rumus:
9

PERT menggunakan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu


menentukan varians proyek keseluruhan. Varians proyek dihitung dengan
menjumlahkan varians kegiatan kritis :

5. Penjadwalan Proyek
Untuk menentukan jadwal proyek, harus dihitung dua waktu awal dan akhir
untuk setiap kegiatan. Adapun dua waktu awal dan dua waktu akhir yaitu:
a. Earliest Start (ES) : early start atau mulai terdahulu adalah waktu paling
awal dimana suatu kegiatan sudah dapat dimulai, dengan asumsi semua
kegiatan pendahulu atau semua kegiatan yang mengawalinya sudah
selesai dikerjakan.
b. Earliest Finish (EF) : early finish atau selesai terdahulu adalah waktu
paling awal suatu kegiatan dapat selesai.
c. Latest Start (LS) : latest start atau mulai terakhir adalah waktu terakhir
suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian
keseluruhan proyek. Latest start menunjukkan waktu toleransi terakhir
dimana suatu kegiatan harus mulai dilakukan.
d. Latest Finish (LF) : Latest Finish atau selesai terakhir adalah waktu
toleransi terakhir suatu kegiatan harus dapat selesai sehingga tidak
menunda waktu penyelesaian kegiatan berikutnya dan
keseluruhanproyek.
Dalam menentukan jadwal proyek dapat menggunakan proses two-pass yang
terdiri dari forward pass dan backward pass. ES dan EF ditentukan selama forward
pass, sedangkan LS dan LF ditentukan selama backward pass.
10

a. Forward Pass
Forward pass digunakan untuk mengidentifikasi waktu-waktu terdahulu.
Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, semua pendahululangsungnya harus
diselesaikan. Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung, ES-
nya sama dengan EF dari pendahulunya. Jika suatu kegiaan mempunyai beberapa
pendahulu langsung, ES-nya adalah nilai maksimum dari semua EF pendahulunya,
dengan rumusan:

Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan adalah jumlah dari waktu
mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, dengan rumusan:

Meskipun forward pass memungkinkan untuk menentukan waktu


penyelesaian proyek terdahulu, ia tidak mengidentifikasikan jalur kritis. Untuk
mengidentifikasikan jalur kritis, perlu dilakukan backward pass untuk menentukan
nilai LS dan LF untuk semua kegiatan.
Contoh :

Penjelasan:
1) ES dari A = 0 diperoleh dari EF sebelumnya (mulai) = 0
2) EF dari A = 2 diperoleh dari ES = 0 + waktu dari A (2)
3) Apabila ada dua jalur untuk ES, pilihlah EF yang paling maksimum.
11

b. Bakcward Pass
Backward Pass digunakan untuk menentukan waktu paling akhir yang masih
dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda kurun
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari
perhitungan forward pass. Untuk setiap kegiatan, pertama-tama harus menentukan
nilai LF-nya, diikuti dengan nilai LS. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai,
seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan.
Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan, LF-
nya sama dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya. Jika suatu
kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih dari satu kegiatan, maka LF-nya
adalah nilai minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatan-kegiatan yang yang secara
langsung mengikutinya, dengan rumusan:

Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu kegiatan adalah perbedaan antara waktu
selesai terakhir (LF) dan waktu kegiatannya, dengan rumusan:
12

Contoh :

Penjelasan :
1) LS dan LF dari F diperoleh dari ES = 11 dan EF=17 (contoh dari
forward pass)
2) LF dari E = 11 diperoleh dari LS sebelumnya (F) = 11
3) LS dari E = 8 diperoleh dari LF = 11 – waktu dari E (3)
4) Apabila ada dua jalur untuk LF, yang dipilih adalah LS yang paling
minimum.

6. Jalur Kritis
Waktu penyelesaian rangkaian kegiatan-kegiatan di dalam sebuah proyek
akan memberikan gambaran mengenai waktu penyelesaian proyek itu. Namun,
karena sebuah proyek terdiri atas rangkaian kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan, maka penentuan waktu penyelesaian sebuah proyek ditentukan oleh
jalur kritis (critical path), yaitu jalur penyelesaian rangkaian kegiatan terpanjang.
Waktu penyelesaian jalur ini akan menandai waktu penyelesaian proyek. Oleh
karena itu, istilah jalur kritis juga mengisyaratkan bahwa perubahan waktu
penyelesaian kegiatan-kegiatan pada jalur kritis akan mempengaruhi waktu
penyelesaian proyek.
Pada network proyek, dapat ditemukan float/slack yaitu sisa waktu atau waktu
mundur aktivitas, sama dengan LS-ES atau LF-EF. Float/slack memberikan
sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja. Slack time
13

akan selalu muncul pada rangkaian kegiatan yang bukan merupakan jalur kritis, dan
tidak akan pernah muncul pada jalur kritis.
Slack time menjadi perhatian manajemen karena slack time akan menjadi
sumber daya yang bisa digunakan dan sumber penghematan yang mungkin
dilakukan oleh manajemen. Ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam
praktek, atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material,
peralatan, dan tenaga kerja. Slack terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Total float/slack (S)
Jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur
tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara
keseluruhan.
b. Free float/slack (SF)
Jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa
mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat
paling cepat terjadinya event lain pada network.

2.6. Penggunaan PERT


Dalam penggunaannya PERT digunakan dalam penjadwalan suatu proyek,
berikut ini adalah contoh penggunaan metode PERT.
Pada suatu Perseroan Terbatas PT. TERANG MAKMUR diketahui memiliki
data sebagai berikut :
No. Kegiatan Kegiatan Waktu Waktu Waktu
Sebelumnya Optimis (a) Realistis Pesimis (b)
(m)
1. A - 1 1 1
2. B A 3 6 8
3. C A 4 5 6
4. D A 2 3 4
5. E A 9 9 15
14

6. F B 7 8 8
7. G B 4 7 9
8. H C 1 3 9
9. I D 5 6 7
10. J F,G,H 3 4 8
11. K E,I,J 2 3 7

Keterangan :
Untuk hasil perhitungan waktu perkiraan (t) didapatkan dengan
menggunakan rumus berikut :
a. Buat jaringan kerja
b. Tentukan jaur kritisnya dengan menggunakan perhitungan ES, EF, LS, LF,
dan S

a. Jaringan kerja

b. Penentuan jalur kritis


Penentuan jalur kritis dari kass di atas ditentukan dari perhitungan
penjumlahan waktu terlama setiap jalur, yakni :
A-B-F-J-K = 1+5,83+7,83+4,5+3,5 = 22,67
A-B-G-J-K = 1+5,83+6,83+4,5+3,5 = 21,66
15

A-C-H-J-K = 1+5+3,67+4,5+3,5 = 17, 67


A-D-I-K = 1+3+6+3,5 = 13,5
A-E-K = 1+10+3,5 = 14,5
No Kegiatan Waktu
Kegiatan ES EF LS LF S
Sebelumnya Aktivitas
1. A - 1.00 0 1 0 1 0
2. B A 5.83 1 6.83 1 6.83 0
3. C A 5.00 1 6 6 11 5
4. D A 3.00 1 4 10.17 13.17 9.17
5. E A 10.00 1 11 9.17 19.17 8.17
6. F B 7.83 6.83 14.67 6.83 14.67 0
7. G B 6.83 6.83 13.67 7.83 14.67 1
8. H C 3.67 6 9.67 11 14.67 5
9. I D 6.00 4 10 13.17 19.17 9.17
10. J F,G,H 4.50 14.67 19.17 14.67 19.17 0
11. K E,I,J 3.50 19.17 22.67 19.17 22.67 0

Keterangan :
Rumus perhitungan ES, EF, LS, LF dan S :
ES = Early Start ( Waktu mulai aktivitas paling awal )
EF = Early Finish = ES+t ( Waktu penyelesaian aktivitas paling awal )
LS = Late Start = LF-t ( Waktu mulai aktivitas paling akhir )
LF = Late Finish = LS+t ( Waktu penyelesaian aktivitas paling akhir)
S = Slack = LF – EF or LS – ES ( Waktu mundur aktivitas )
Sehingga diperoleh jalur kritisnya adalah A-B-F-J-K karena memiliki waktu
paling banyak diantara jalur yang lain yakni 22,67 bulan. Pada metode PERT lebih
menitik beratkan pada waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta
terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu
pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu
16

proyek. Pada waktu terlama yang digunakan untuk menyelesaikan satu jalur
menyatakan bahwa seluruh metode yang ada telah tercover. Sehingga apabila pada
suatu jalur yang memiliki waktu tercepat telah dapat tercover juga. Apabila dipilih
jalur kritis yang memiliki waktu tercepat maka tidak semua metode yang ada dapat
tercover oleh waktu yang tersedia.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam perencanaan pendidikan terdapat beberapa teknik dan model
perencanaan pendidikan yang keduanya memiliki peranan penting dalam
melakukan perencanaan. Teknik dan model perencanaan ini bermacam-macam.
Teknik perencanaan meliputi pendidikan meliputi penggunaan diagram balok (bar
chart atau gannt chart), diagram milstone, PERT (Program Evaluation and Review
Technique), dan CPM (Networking Planning). Model perencanaan pendidikan
meliputi model Komprehensif, Target Setting, Costing (pembiayaan) dan
Keefektifan Biaya, serta PPBS (Planning, Programming, Budgeting System) atau
Sistem Perencanaan, Penyusunan Program, dan Penganggaran (SP4).
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique
(teknik menilai dan meninjau kembali program), secara umum PERT adalah suatu
metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan,
maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu
pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.
Tujuan dan manfaat dalam penggunaannya PERT memberikan informasi
berikut:
1. Waktu penyelesaian proyek yang diharapkan;
2. Probabilitas penyelesaian sebelum tanggal yang ditentukan;
3. Kegiatan jalur kritis yang berdampak langsung terhadap waktu
penyelesaian;
4. Kegiatan yang memiliki waktu kendur dan yang dapat meminjamkan
sumber daya untuk kegiatan jalur kritis;
5. Kegiatan awal dan akhir tanggal.
PERT juga memiliki kelebihan dan kekurangan yakni :
1. Kelebihan metode PERT adalah sebagai berikut :

17
18

 Sangat bermanfaat untuk menjadwalkan dan mengendalikan proyek


besar.
 Konsep yang lugas (secara langsung) dan tidak memerlukan
perhitungan matematis yang rumit.
 Network dapat untuk melihat hubungan antar kegiatan proyek
secara cepat.
 Analisa jalur kritis dan slack membantu menunjukkan kegiatan
yang perlu diperhatikan lebh dekat.
 Dokumentasi proyek dan gambar menunjukkan siapa yang
bertanggung jawab untuk berbagai kegiatan.
 Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi
 Berguna dalam pengawasan biaya dan jadwal.
2. Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode PERT yaitu :
 Kegiatan harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil.
 Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-
sama.
 Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.
 Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan
pada jalur kritis, maka yang nyaris kritis perlu diawasi.
Dalam penggunaannya PERT memiliki 6 komponen yakni :
1. Kegiatan (activity)
2. Peristiwa (event)
3. Waktu Kegiatan (activity time)
4. Taksiran Waktu Penyelesaian Kegiatan
5. Penjadwalan Proyek
6. Jalur Kritis
Penggunaannya tergantung pada tujuan, faktor efektifitas, maupun faktor
efisiensi di dalam lembaga pendidikan. Jika semua itu dapat berjalan lancar,
19

perencanaan pendidikan juga akan berjalan dengan baik disamping faktor-faktor


pendukung perencanaan yang lain.

3.2. Saran
Kami merasa bahwa pada makalah ini banyak sekali kekurangan, oleh
karena kurangnya pengetahuan pada saat pembuatan makalah, kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada pembaca agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi. Karena pengetahuan tentang diagram PERT
dan penggunaannya ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa Bimbingan dan
Konseling
DAFTAR PUSTAKA
C, D. P., Oktavia, F., A, A. A., & Fajariah, I. (n.d.). No Title, (101111109).
Ihwanudin, M. N. (2017). ANALISA PENJADWALAN PROYEK PIPA
CARBON DENGAN METODE FUZZY LOGIC APPLICATION FOR
SCHEDULING, XVII(2), 29–42.
Kerzner, Harold, 2009, Project Management : A Systems Approach to Planning,
Scheduling, and Controling, Canada : John Wiley 7 Sons Inc.
Moder, Joseph J., 1970, Project management with CPM and Pert, Van Nostrand
Reinhold, New York.
Saleh, Mubarak, 2010, Construction Project Scheduling and Control-2nd ed.
United States : Pearson Education.
Sharma, SC 2006, Operation Research: PERT, CPM & Cost Analysis, New Delhi
: Discovery Publishing House.

Anda mungkin juga menyukai