BAB I
PENDAHULUAN
Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses
penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya informasi yang
tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi. Network planning merupakan
bagian dari tahapa perencanaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi inteaksi
antara kegiatan-kegiatan dan pada tahap selanjutnya digunaka bar chart untuk mengatur
time schdule pekerjaan.
BAB II
PEMBAHASAN
didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu
selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga
alat dan tenaga dapat digeser ke tempat lain demi efesiensi. Sedangkan menurut
Soetomo Kajatmo (1977: 26) adalah :
“Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih
luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu proyek”. Adapun definisi
proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang mempunyai
saat permulaan dan yang harus dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan
tujuan tertentu.
Pengertian lainnya yang dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38) yaitu:
“Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan
proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam
network diagram proyek yang bersangkutan.
a. Urutan pekerjaan yang logis : Harus disusun : pekerjaan apa yang harus diselesaikan
lebih dahulu sebelum pekerjaan yang lain dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian
mengikutinya.
Karena Event on the note cara penggambarannya lebih mudah, sering dan umum
dipakai, maka dalamm buku ini bahasa/simbol yang dipakai adalah event on the node.
Penggunaan Bahasa/Simbol-Simbol :
1. Panjang, pendek maupun kemiringan anak sama sekali tidak mempunyai arti, dalam
pengertian letak pekerjaan, banyaknya duration maupun resource yang dibutuhkan.
7. Besar kecilnya lingkarang juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian penting
tidaknya suatu peristiwa.
8. Anak panah selalu menghubungkan dua buah nodes, arah dari anak panah
menunjukan urutan-urutan waktu.
Contoh :
a.kegiatan A harus dilaksanakan sebelum kegiatan B
demikian pula sebelum menyelesaikan kegiatan 3
maka kegiatan 1 dan 2 harus diselesaikan.
NE : Number of Event : adalah indeks untuk dari tiap peristiwa sejak mulai
sampai dengan akhir dalam suatu diagram Network.
Pembagian nomor event awal dapat dimulai dari angka 0 atau 1. Kemudian diikuti
pemberian nomor event yang lain, pada dasarnya sejalan dengan arah anak panah
yang dimulai angka terkecil ke angka lebih besar dan diakhiri nomor terbesar untuk
event akhir. Sehingga tidak ada nomor event yang sama, misalnya :
Contoh :
Disamping itu pula nomor event dapat menunjukan dan membedakan masing-
masing kegiatan. Hal ini sangat bermanfaat sekali jika menggunakan komputer.
EET : Earliest Event Time : Waktu paling awal peristiwa itu dapat dikerjakan.
Cara mencarinya dengan menggunakan metode algorithma :
Mulai dari Event awal bergerak ke Event akhir dengan jalan menjumlahkan,
yaitu antara EET ditambah duration.
Bila pada suatau Event, bertemu 2 atau lebih kegiatan EET yang dipakai waktu
yang terbesar.
Contoh : Event No. 4, 5 , 6 ( Lihat Pada Gambar Dibawah )
LET : Lates Event Time : Waktu Paling Akhir peristiwa itu harus dikerjakan.
Cara mencarinya dengan menggunakan metode algorithma
Mulai dari Event akhir bergerak mundur ke Event No. 1 dengan jalan
mengurangi, yaitu antara LET dikurangi duration.
Bila pada suatu Event, berasal 2 atau lebih kegiatan, LET yang dipakai waktu
yang terkecil.
juga dapat dilihat urutan kegiatan ataupun tugas yang harus dilakukan berdasarkan
prioritas waktu yang ditentukan.
Sejak tahun 2005 tercatat 75 kasus kaki gajah (Filariasis atau Elephantiasis) yang kini
ditangani Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sambas hingga kini. Penderita penyakit
ini terbanyak di Kecamatan Sejangkung 24 kasus.
Kini penderita mendapatkan pengawasan intensif, agar tidak tertular ke warga lainya,
Dinkes telah melakukan pengobatan massal terhadap warga dimana ditemukan kasus
kaki gajah ini. “Setidaknya 75 kasus yang kita tangani masalah kaki gajah di Kabupaten
Sambas, semua sudah tertangani,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sambas, dr I Ketut
Sukarja melalu Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Ardias S.Km
dihubungi Pontianak Post, Rabu (26/1) kemarin.
Dalam rentang lima tahun sejak 2005 hingga 2010. Dinkes melakukan pengobatan
massal di 26 desa di Kabupaten Sambas. Hal tersebut berdasakan prosedur penanganan
kaki gajah yang ditetapkan Kementrian Kesehatan RI sesuai standar WHO (World
Health Organization). Apabila terbukti secara klinis seseorang positif terjangkit kaki
gajah, maka wajib bagi pihaknya melakukan survey dan tes darah jari (ambil contoh
darah) di wilayah dimana kasus terjadi.
“Kalau satu orang di sebuah desa terkena kaki gajah, maka dilakukan tes darah jari,
sasarannya 500 orang di desa tersebut,” jelasnya. Apabila dari 500 orang di desa tersebut
ditemukan 5 orang positif mikro Filariasis, maka seluruh desa di Kabupaten Sambas
disurvey dan diambil darahnya, serta dilakukan pengobatan massal. Namun tak semua
desa dilakukan pengobatan massal, karena terbentur biaya.
“Untuk obat ada dari Kementrian Kesehatan yang disuplai WHO, tapi terkendala
biaya operasional, makanya dilakukan bertahap,” katanya. Sejak tahun 2005, pihaknya
telah melakukan pengobatan massal, setahun sekali, jadi lima tahun lima kali. Warga di
26 desa tersebut sudah diberi vaksin agar penyakit ini tak tertular ke warga lainya.
“Jadi cukup warga yang positif saja, jangan sampai orang lain,” timpalnya. Kepada
penderita diberikan obat khusus membunuh mikro Filaria yang hidup didalam darah
tersebut. Yakni obat DEC sekaligus satu paket dengan obat cacing yang hidup di usus,
sehingga mikor Filaria mati dan cacing di organ usus keluar, ditambah obat Parasetamol.
Tak hanya pengobatan, kata dia, pihaknya melalui puskesmas, dokter dan perawat
terus melakukan pembinaan dan pengawasan intensif terhadap penderita kaki gajah. Hal
ini agar penyakit ini tidak menjamur alias menular ke warga lainya. “Ini kita lakukan
berulang dan intensif,’ ucapnya. Termasuklah Chiu Ha, penderita Filariasis di Dusun
Seradi Kecamatan Salatiga yang dulunya tergabung di Kecamatan Pemangkat.
Mengapa perlu diawasi, pasalnya apabila penderita memakan obat DEC ini, akan
mengalami reaksi terhadap badannya. “Misalkan demam, mual, pusing kepala, makanya
harus diawasi untuk mencegah hal tak diinginkan setelah memakan obat khusus
tersebut,” terangnya. Penyakit yang disebut Elephantiasis ini, juga memiliki tujuh
klasifikasi tingkatan, dilihat dari pembengkakan.
“Kalau sudah spesifikasi tingkat tujuh itu seperti dialami Chiu Ha di Salatiga dimana
pembengkakan sudah sangat besar hingga tidak bisa beraktivitas normal,” katanya.
Sementara spesifikasi awal secara klini ditunjukkan peradangan di bagian tubuh tertentu,
lengan dan kaki terasa panas, biasanya terjadi saat bangun tidur di pagi hari dan gejala
ini berulang-ulang terjadi atau hilang tapi muncul kembali.
“Biasanya orang salah tafsir, ada menyebut rematik, tapi inilah gejala awalnya,”
katanya. Bagi penderita penyakit ini tidak dilarang beraktifitas, namun harus tetap
menjaga jangan sampai terjadi komplikasi, misalkan bagian yang bengkak bernanah atau
berdarah. “Biasanya sesuai kesepakatan,bagi penderita yang ingin beraktifitas di luar
rumah disarankan makan obat serta dirawat disore hari kalau mau beraktifitas di pagi
harinya,” paparnya.
Penyebab kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang menetap di dalam
darah yang masuk ke dalam tubuh manusia. Yang berbahaya, penyakit menular ini
ditularkan lewat gigitan nyamuk jenis apapun, di dunia sejauh ini ada 23 jenis nyamuk
dari 5 genus. Termasuk nyamuk Aedes atau colek pun bisa menghantarkan cacing masuk
ke darah manusia. Di Sambas, lanjut dia, kebanyakan kasus ditemukan di daerah
perdesaan.
“Jadi jarang warga perkotaan tertular kaki gajah, kebanyakan di Desa, karena faktor
lingkungan,” katanya. Seperti diketahui di desa banyak persawahan, rawa-rawa tempat
nyamuk berkembangbiak. Dari sinilah penyebaran kaki gajah melalui gigitan nyamuk
yang membawa cacing filaria ini masuk ke tubuh manusia. Jadi pastikan lingkungan
bersih dan terbebas saran berkembangbiaknya nyamuk.
Tips lain, ia menyarankan agar warga terlindungi dari gigitan nyamuk dengan cara
menggunakan obat nyamuk bakar, semprot, atau mengoles kulit dengan obat anti
nyamuk. Kalau perlu, gunakan kelambu sewaktu tidur dan menutup ventilasi rumah
dengan kawat kasa nyamuk. Pemerintah Kabupaten Sambas melalui Bupati Burhanudian
A.Rasyid sangat aware atau mewaspadai penyebaran penyakit kaki gajah ini.
was dapat memeriksakan diri ke puskesmas terdekat untuk mengetahui gejala awal
apakah tertular Filariasis atau tidak. “Silakan periksa ke puskesmas, karena dilihat gejala
klinis dokter pasti tahu warga pakah tertular atau tidak,” sarannya.
1 Pengumpulan Data 1
2 Pengolahan Data 1
3 Analisis Data 1
4 Identifikasi Kasus 2
5 Perencanaan Kegiatan 1
6 Pelaksanaan Kegiatan 1
d. Identifasi kasus
Mengetahui penyebab penyakit filariasisi, penyebaran penyakit filariasis di suatu
daerah
e. Perencanaan Kegiatan
Survey dan tes jari
Pengobatan
Penyuluhan
PSN
Monitoring
f. Pelaksanaan Kegiatan
Survey dan tes jari
Dilaksanakan pada minggu ke- 3 di hari Jumat, Sabtu, Minggu di malam hari.
Warga dari 26 desa dikumpulkan di Balai Desa secara bergantian.
Pengobatan
Dilaksanakan pada minggu ke-4 di hari Senin, Selasa, Rabu. Warga di 26 desa
tersebut diberi vaksin agar penyakit ini tak tertular ke warga lainya. Kepada
penderita diberikan obat khusus membunuh mikro Filaria yang hidup didalam
darah tersebut. Yakni obat DEC sekaligus satu paket dengan obat cacing yang
hidup di usus, sehingga mikor Filaria mati dan cacing di organ usus keluar,
ditambah obat Parasetamol.
Penyuluhan
Dilaksanakan pada minggu ke-4 di hari Senin, Selasa, Rabu bersamaan dengan
program pengobatan.
Monitoring
Dilakukan oleh petugas kesehatan puskesmas secara rutin, agar kasus Filariasis
tidak muncul atau tidak bertambah lagi kasusnya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam mengatasi suau proyek dengan skala besar, sedang maupun kecil sekaligus,
dibutuhkan beberapa tahapan yaitu: perencanaan, penjadwalan dan pengendalian.
Network planning dan bar chart/gantt chart merupakan bagian kecil yang sangat
menunjang keberhasilan suatu proyek.
Network planning merupakan suatu cara baru dalam bidang perencanaan dan
pengawasan suatu proyek. Yaitu suatu gambaran dari rencana proyek dan urtan -urutan
dari pada kegiatan yang harus dilakukan.
Gantt chart adalah suatu alat yang bernilai khususnya untuk proyek-proyek dengan
jumlah anggota tim yang sedikit, proyek mendekati penyelesaian dan beberapa kendala
proyek dan suatu cara yang mudah untuk menjadwal tugas-tugas. Gantt chart Merupakan
suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas atau kegiatan.
Panjang masing-masing kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan.
Gantt Chart adalah contoh teknik non-matematis yang banyak digunakan dan sangat
popular dikalangan para manajer karena sederhana dan mudah dibaca.Gantt Chart
dapat membantu penggunanya untuk memastikan bahwa:Semua kegiatan telah
direncakan, urutan kinerja telah diperhitungkan, perkiraan waktu kegiatan telah tercatat,
dan keseluruhan waktu proyek telah dibuat.