Anda di halaman 1dari 2

NARASI PERPISAHAN

PELEPASAN WISUDAWAN/I JURUSAN ARSITEKTUR UNDANA

POV: WISUDAWAN/I

Detik ini, tiba-tiba kami mengingat kembali...


Ada suatu waktu, masa dimana kami melangkah dengan penuh keraguan...
Suara decit tumit kursi bergesek dengan dinginnya lantai...
Aroma ruang kelas dengan bau cengkeh dan asap di beberapa sudutnya...
Mungkin, asap sisa itu bukanlah dari kami, bisa saja mereka...
Atau Mungkin, asap sisa itu bukanlah dari mereka, bisa saja dari kita...

Beberapa tahun lalu, perjalanan kami baru saja dimulai...


Lembar demi lembar, goresan tinta tiada akhir, menghapus jejak yang terus tergores, hingga
sukma ini terus bergelut dengan dengan waktu yang terus berputar...
Yahhh.... terasa sulit memang, keluhan bercampur makian selalu teriring dengan banyaknya
lembaran kosong...
Percakapan dengan derak tawa ditemani dengan secangkir kopi hangat, penenang jiwa, penyejuk
hati... solusinya!
Secangkir kopi yang bercerita kepada kita, bahwa yang hitam tak selamanya kotor dan yang
pahit tak selamanya menyedihkan...

Hari berganti hari, ratusan minggu terlewati...


Namun, kami masih mengingat dengan lekat dan penuh emosi, kala papan tulis putih itu
sebagian berlukiskan tinta hitam...
Sang maestronya berada disana, menutup riwayat hitam dan membuka lembaran putih...
Yah.. merekalah dosen, merekalah orang tua kami disini...!

Pada titik ini, kami paham arti dari canda tawa yang mengiringi keluh kesah kami selama ini..,
Waktu begitu cepat berlalu yahhh.....
Seperti baru kemarin kita berkenalan, mengetahui nama, lalu menjalin pertemanan, sampai pada
akhirnya kita berakhir dipisahkan...
Perpisahan yang membawa kita menuju sebuah cahaya dengan dengan goresan takdir penuh
makna yang telah diukir oleh sang kuasa...
Sebuah langkah baru ke jalan yang lebih panjang, menggapai cita juga kesuksesan...
Canda tawa ini, akan selalu tersimpan, begitupun dengan kejadian yang membuat kita saling
bermusuhan..
(hahahahaha) yahhhhh ingatkah kamu, saat itu kita terlalu pendek dalam berpikir sampai
membuat suatu celah yang menjadi titik perselisihan,,, tak apa semuanya sudah berlalu seiringan
dengan waktu!!!
Sukseslah kawan, ini doaku!!!
Terimakasih sudah menjadi teman dan menjadi rumah kedua setelah keluarga di tempat ini..
Banyak hal yang dapat dipelajari di tempat ini,
Saling menghargai perbedaan itu perlu, saling mengingatkan itu menyenangkan, dan saling
membantu itu memang kewajiban selagi kita sanggup...

Ditempat ini...
Bagi mereka ini hanya sebuah negeri..
Bagi kami, disinilah rumah tanpa batas dan elegi...
Rumah kedua yang kami anggap rumah sendiri....

Terimakasih untuk suka dan dukanya, kelak kita akan bertemu kembali, dengan pijakan masing-
masing buah dari usaha kerja keras dan doa.

Anda mungkin juga menyukai