Anda di halaman 1dari 94

PENGELOLAAN OBJEK WISATA PERTANIAN

AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN,


P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, SEMARANG

HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengelolaan Objek


Wisata Pertanian Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan
Nusantara IX, Semarang” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip baik dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014

Hasdevi Agrippina Dradjat


NIM A44100074
ABSTRAK
HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT. Pengelolaan Objek Wisata Pertanian
Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang.
Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH.

Manusia ingin memiliki pengalaman yang berbeda dari rutinitas kehidupan


mereka sehari-hari dengan cara menikmati area wisata terutama agrowisata.
Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba) merupakan agrowisata kopi, karet, dan kakao
yang mengutamakan pemanfaatan lahan pertanian sebagai tempat wisata. Kakoba
memiliki beberapa potensi geografis, seperti lokasi strategis di kawasan
Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang) dan perkebunan kopi sebagai visual
lanskap. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengetahui karakteristik dan
persepsi pengunjung, mengetahui kegiatan pengelolaan lanskap untuk membuat
rekomendasi rencana pengelolaan, dan menyusun rekomendasi untuk
memperkecil kesenjangan mengenai keadaan ideal dan aktual. Kegiatan magang
ini meliputi observasi, wawancara, pengumpulan studi literatur, dan penyusunan
log book. Hasil dari kegiatan magang ini adalah rekomendasi saran berdasarkan
karakteristik dan persepsi pengunjung, rekomendasi rencana pengelolaan lanskap,
dan rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan.

Kata kunci: agrowisata, analisis kesenjangan, Kampoeng Kopi Banaran, harapan


pengunjung, pengelolaan lanskap

ABSTRACT

HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT. Management of Agrotourism Kampoeng


Kopi Banaran, P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang. Supervised by WAHJU
QAMARA MUGNISJAH.

People want an experience that’s completely different from their daily


lives which can be done by enjoying agrotourism area. Kampoeng Kopi Banaran
(Kakoba) is an agrotourism of coffee, rubber and cacao which main priority is to
utilize its agriculural land as a tourism area. Kakoba has some geographically
potencies, such as located in a strategic area among the triangle of Joglosemar
(Jogjakarta, Solo and Semarang) and has a coffee plantation as a visual
landscape. Main goals of this internship are to understand the users’
characteristics and expectations, to make the recommendation of landscape
management plan and to make the recommendation to reduce the gap between
ideal and actual conditions. This internship consists of observation, interviews,
collecting literature study, and reporting the study in a final log book. The results
of this internship are the understanding of the user’s characteristic and
perceptions, a recommendation for Kakoba’s management plan, and
recommendation to reduce the gap between ideal and actual conditions for
agritourism management.

Keywords: agrotourism, gap analysis, Kampoeng Kopi Banaran, landscape


management plan, users’ characteristics and perception
PENGELOLAAN OBJEK WISATA PERTANIAN
AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN,
P.T. PERKEBUNAN NUSANTARA IX, SEMARANG

HASDEVI AGRIPPINA DRADJAT

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah
melimpahkan berbagai kenikmatan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan
judul “Pengelolaan Objek Wisata Pertanian Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran,
P.T. Perkebunan Nusantara IX, Semarang” dapat terlaksana dengan baik. Skripsi
ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M. Agr. selaku dosen pembimbing
skripsi, atas bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini;
2. Ir. Adi Sasongko, M.M. selaku Direktur Utama P.T. Perkebunan
Nusantara IX, Widya Banu Ali, S.P. selaku Manajer Unit Usaha Wisata
Agro dan Kopi, Ibu Rahmasari Andriyani selaku Manajer Operasional dan
Petrus Budiman, S.P. selaku General Manager atas segala informasi dan
bimbingan selama kegiatan magang, serta rekan-rekan staf Agrowisata
Kampoeng Kopi Banaran atas bantuannya;
3. Dr. Alinda F. M. Zain, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik atas
bimbingannya selama ini;
4. Dr. Ir. Aris Munandar, M.S. dan Dr. Kaswanto, S.P., M.Si selaku dosen
penguji atas masukan bagi perbaikan skripsi penulis;
5. seluruh staf pengajar Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian
yang telah mendidik penulis selama ini;
6. Dr. Ir. H. Bambang Dradjat, M.Ec. dan Dra. Hj. Azlinda A. Dradjat
sebagai orang tua atas segala dukungan, doa, dan motivasi yang tiada henti
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik;
7. Febina Talitha Dradjat sebagai adik atas bantuan doa dan semangat;
8. keluarga besar (Alm.) H. Soerjo Sediono dan (Alm.) H. Azahari atas
motivasinya;
9. para sahabat Sarastika, Diba, Zahra, Fifi, Fildza, dan Atana atas dukungan
yang diberikan selama ini;
10. Agnisaa, Tarmizi, Wisnu, Jaka, Dea, Vivi, serta teman-teman Departemen
Arsitektur Lanskap angkatan 47 atas kebersamaan dan kenangan yang
tidak akan terlupakan;
11. teman-teman dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat sebagai rekan penulis dalam menyelesaikan studi minornya;
12. seluruh pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu;
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan arsitektur lanskap, khususnya terkait pengelolaan objek wisata
pertanian. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bernilai positif bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2014

Hasdevi Agrippina Dradjat


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
Kerangka Pikir 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Wisata dan Agrowisata 3
Jenis Agrowisata 4
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Agrowisata 5
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap 6
Analisis Kesenjangan 7
Penelitian Mengenai Agrowisata,
Rencana Pengelolaan Lanskap dan Analisis Kesenjangan 8
METODOLOGI 8
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang 8
Batasan Studi 10
Alat dan Bahan 10
Tahapan Magang 10
Metode Pelaksanaan Magang 11
Metode 12
Persentase Karakteristik dan Persepsi Pengunjung 13
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap 13
Analisis Kesenjangan 15
HASIL DAN PEMBAHASAN 18
Latar Belakang dan Profil Perusahaan 18
Kondisi Biofisik Tapak 19
Letak Geografis dan Batas Tapak 19
Aksesibilitas dan Sirkulasi 20
Topografi dan Tanah 21
Iklim 21
Hidrologi 23
Drainase 23
Vegetasi dan Satwa 24
Visual Lanskap 25
Kondisi Sosial Tapak 25
Karyawan Perusahaan 25
Pengunjung 27
Masyarakat Sekitar 29
Lanskap Agrowisata 29
Perkebunan Kopi 29
Perkebunan Karet 30
Perkebunan Kakao 31
Fasilitas 31
Hardscape 31
Karakteristik dan Persepsi Pengunjung 32
Karakteristik Pengunjung 32
Persepsi Pengunjung 33
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap 36
Jenis Pemeliharaan 37
Kegiatan Pemeliharaan 37
Pemeliharaan Hardscapes 40
Struktur Organisasi Pemeliharaan 40
Jadwal Pemeliharaan 41
Efektifitas Tenaga Kerja 42
Alat dan Bahan 44
Rencana Anggaran Biaya 45
Kegiatan Magang dan Evaluasi 47
Analisis Kesenjangan 49
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Karyawan 49
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Masyarakat 50
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Manajemen 52
Pembahasan 54
SIMPULAN DAN SARAN 56
Simpulan 56
Saran 57
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN 59
RIWAYAT HIDUP 80
DAFTAR TABEL
1 Jenis data, sumber data dan cara pengambilan 12
2 Format jadwal ideal dan aktual pemeliharaan taman 14
3 Format perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun 14
4 Format perhitungan RAB beban tenaga kerja pemeliharaan 15
5 Format perhitungan RAB rekomendasi penambahan 15
6 Format kuesioner analisis kesenjangan 16
7 Format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual 17
8 Format klasifikasi interval kesenjangan 17
9 Format klasifikasi kesenjangan menurut responden 17
10 Format gabungan rata-rata kesenjangan 18
11 Kondisi kepegawaian Agrowisata Kakoba 26
12 Perbedaan antara commuter dan wisatawan 27
13 Jenis dan jumlah hardscape 31
14 Perbandingan kegiatan pemeliharaan 37
15 Hama/penyakit dan tanaman yang diserang 39
16 Jenis pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba 40
17 Perbandingan kondisi ideal dan aktual jadwal pemeliharaan taman 41
18 Perbandingan kapasitas kerja operator pemeliharaan taman 42
19 Perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun 43
20 Kondisi alat dan bahan 44
21 Rekomendasi penambahan jumlah alat pemeliharaan 45
22 Rekomendasi pengadaan bahan pemeliharaan per satu kali kegiatan 45
23 Beban anggaran biaya tenaga kerja pemeliharaan 46
24 Rekomendasi anggaran biaya untuk alat pemeliharaan 47
25 Rekomendasi anggaran biaya untuk bahan pemeliharaan 47
26 Klasifikasi interval kesenjangan menurut karyawan 50
27 Klasifikasi interval kesenjangan menurut masyarakat 51
28 Klasifikasi interval kesenjangan menurut manajemen 53
29 Persepsi kesenjangan terbesar 54
30 Gabungan rata-rata kesenjangan 55
31 Rencana anggaran biaya pemeliharaan shelter dan hardscape 56

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pikir magang 3
2 Pengukuran kerja analisis kesenjangan 7
3 Peta lokasi magang 9
4 Skema kegiatan magang 10
5 Peta batas wilayah 20
6 Grafik curah hujan bulanan Kecamatan Bawen (dalam mm) 21
7 Grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen (dalam %) 22
8 Grafik suhu rata-rata Kecamatan Bawen (dalam °C) 22
9 Sumur di Agrowisata Kakoba 23
10 Saluran drainase 24
11 Beberapa vegetasi di Agrowisata Kakoba 25
12 Peta visual lanskap 25
13 Grafik jumlah pengunjung Kakoba tahun 2013 (dalam orang) 28
14 Tanaman kopi robusta di Agrowisata Kakoba 30
15 Perkebunan karet di Agrowisata Kakoba 30
16 Tanaman kakao (Theobroma cacao) di Agrowisata Kakoba 31
17 Grafik asal responden pengunjung (%) 32
18 Grafik frekuensi kedatangan responden (%) 33
19 Grafik kenyamanan menurut responden 33
20 Grafik aksesibilitas menurut responden (%) 34
21 Grafik kondisi fasilitas dan hardscape menurut responden (%) 35
22 Grafik kondisi vegetasi menurut responden (%) 35
23 Grafik harapan pengunjung 36
24 Struktur organisasi pemeliharaan 40
25 Rekomendasi struktur organisasi pemeliharaan 41
26 Site plan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran 48
27 Grafik analisis kesenjangan menurut karyawan 49
28 Grafik analisis kesenjangan menurut masyarakat 51
29 Grafik analisis kesenjangan menurut manajemen 53

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Analisis Kesenjangan 60
2 Kuesioner Pengunjung 63
3 Vegetasi di Agrowisata Kakoba 67
4 Fasilitas di Agrowisata Kakoba 69
5 Struktur Organisasi 71
6 Analisis kesenjangan menurut karyawan 72
7 Analisis kesenjangan menurut masyarakat 74
8 Analisis kesenjangan menurut manajemen 76
9 Check list Kegiatan Pemeliharaan 78
10 Paket Wisata di Agrowisata Kakoba 79
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rutinitas kehidupan manusia yang dipenuhi kemacetan lalu lintas, telepon


selular, dan suasana kantor yang hiruk-pikuk seringkali menciptakan kejenuhan.
Manusia ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda dari rutinitas
kesehariannya. Wisata merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan pengalaman berbeda tersebut (Utama 2011).
Menurut Sihite (2000), wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan
orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat
lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Menurut Suwantoro (2001),
istilah wisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai
suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya.
Menurut Pamulardi (2006), sebagai negara agraris, Indonesia memiliki
kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat,
kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas
pertanian, yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai
tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam, mempunyai
daya tarik kuat sebagai objek agrowisata.
Pemanfaatan wisata dan potensi pertanian di suatu tempat disebut
agrowisata sebagaimana disampaikan oleh Sutjipta (2001). Secara lebih jelas
didefinisikan oleh Sutjipta (2001), agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan yang
terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian,
dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Pengelolaan lanskap yang baik pada agrowisata bukan hanya dapat
membuat wisatawan merasa nyaman di tempat tersebut, tetapi juga membuat
wisatawan ingin kembali ke tempat tersebut. Hal ini akan berdampak baik bagi
perolehan devisa dari objek wisata tersebut jika wisatawan berasal dari luar negeri.
Menurut Arifin dan Arifin (2005), rencana pengelolaan lanskap terdiri dari
struktur organisasi pengelola, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal
pemeliharaan serta rencana anggaran biaya. Rencana pengelolaan lanskap yang
baik sebaiknya terdiri dari aspek-aspek tersebut.
Secara geografis, Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba)
merupakan salah satu agrowisata yang memiliki beberapa potensi. Potensi
tersebut adalah (i) lokasi yang strategis di kawasan Joglosemar (Jogjakarta, Solo
dan Semarang), (ii) aksesibilitas yang mudah dijangkau, dan (iii) pemanfaatan
lanskap kebun kopi sebagai visual lanskap. Sebagaimana agrowisata yang telah
berkembang, fasilitas wisata yang terdapat di Agrowisata Kakoba meliputi kereta
wisata, kolam renang, outbond, flying fox, tenis lapangan, dan kuda tunggangan.
2

Tujuan

Dalam kegiatan magang di Agrowisata Kakoba ini dipelajari dan dipahami


kegiatan pengelolaan lanskap agrowisata dengan tujuan untuk
1. mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung mengenai pengelolaan
agrowisata;
2. mengetahui pengelolaan agrowisata dengan cara terlibat secara langsung
dalam kegiatan lapang guna menyusun rekomendasi rencana pengelolaan
lanskap;
3. menyusun rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan antara keadaan
ideal dan aktual mengenai pengelolaan lanskap di Agrowisata Kakoba.

Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan magang, antara lain adalah


1. menambah ilmu pengetahuan mengenai pengelolaan agrowisata serta
dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada kegiatan perkuliahan;
2. mengetahui tata cara pengelolaan dan pemeliharaan kawasan agrowisata;
3. menjalin hubungan baik mahasiswa dengan institusi terkait;
4. memahami teori dan praktik yang terkait dengan pengelolaan kawasan
agrowisata.

Kerangka Pikir

Pelaksanaan kegiatan magang terdiri dari inventarisasi kondisi umum,


pengelolaan lanskap, serta pemeliharaan lanskap. Jenis aspek yang dianalisis
berdasarkan kondisi umum tapak meliputi aspek biofisik, promosi, sosial,
pengelolaan, dan pemeliharaan lanskap. Hasil dari inventarisasi tersebut kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis keinginan dan persepsi pengunjung,
deskriptif, serta kesenjangan.
Aspek biofisik meliputi profil perusahaan, letak geografis, aksesibilitas,
topografi, iklim, hidrologi, drainase, vegetasi, satwa, visual lanskap, dan fasilitas.
Aspek promosi meliputi promosi dan paket wisata. Aspek sosial meliputi
pengunjung, masyarakat dan karyawan. Aspek pengelolaan meliputi struktur
organisasi, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal pemeliharaan dan rencana
anggaran biaya. Aspek pemeliharaan meliputi pemeliharaan hardscape dan
softscape.
Aspek-aspek tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
persentase (%), analisis deskriptif serta analisis kesenjangan. Analisis persentase
(%) digunakan untuk mengolah data karakteristik dan persepsi pengunjung.
Analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data pengelolaan lanskap
agrowisata. Analisis kesenjangan digunakan untuk mengolah data rekomendasi
untuk memperkecil kesenjangan antara keadaan ideal yang diharapkan dengan
keadaan aktual di lapang. Hasil analisis digunakan untuk menyusun simpulan dan
saran. Penggambaran urutan kerangka pikir magang adalah sebagai berikut
(Gambar 1).
3

Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

Inventarisasi

Kondisi Umum Pengelolaan Pemeliharaan

Aspek Sosial: 1. Struktur Hardscape:


Aspek Biofisik: 1. Pengunjung 1. Pengontrolan
Organisasi
1. Profil 2. Masyarakat 2. Pembersihan
2. Jadwal
Perusahan 3. Karyawan 3. Pengecatan
Pemeliharaan
2. Letak
3. Tenaga Kerja
geografis
4. Alat dan
3. Aksesibilitas Aspek Softscape:
Bahan
4. Topografi Promosi: 1. Penyapuan
5. Rencana
5. Iklim 1. Promosi 2. Pengelolaan
Anggaran
6. Hidrologi 2. Paket sampah
Biaya
7. Drainase wisata 3. Penyiraman
8. Vegetasi 4. Pemangkasan
satwa 5. Pemupukan
9. Visual lanskap 6. Pendangiran
10. Fasilitas 7. Pengendalian
HPT

Analisis:
1. Presentase (%)
2. Deskriptif
3. Kesenjangan

Simpulan

Rekomendasi Rencana Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran

Gambar 1 Kerangka pikir magang

TINJAUAN PUSTAKA

Wisata dan Agrowisata

Wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara


waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam (Sihite, 2000). Berpariwisata adalah suatu proses
4

kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah untuk berbagai kepentingan, misalnya
untuk kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, atau
untuk kepentingan lain, seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman,
dan untuk belajar (Suwantoro 2001).
Menurut Suwantoro (2001), istilah pariwisata berhubungan erat dengan
pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal
sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan
untuk keperluan kegiatan yang menghasilkan upah.
Menurut Pamulardi (2006), sebagai negara agraris, Indonesia memiliki
kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat,
kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas
pertanian, yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai
tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam, mempunyai
daya tarik kuat sebagai objek agrowisata.
Menurut Subowo (2002), agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan
dalam dua versi/pola, yaitu agrowisata ruang terbuka alami dan agrowisata ruang
terbuka buatan. Agrowisata ruang terbuka alami adalah agrowisata yang berada
pada areal dengan kegiatan yang dilakukan langsung oleh masyarakat petani
setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Agrowisata ruang terbuka
buatan adalah agrowisata yang dapat didesain pada kawasan-kawasan yang
spesifik, tetapi belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Sutjipta (2001)
menganggap bahwa agrowisata dapat berkembang dengan baik jika terjadi tri
mitra dan tri karya pembangunan agrowisata yang meliputi pemerintah sebagai
pembuat aturan, rakyat/petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai
penggerak perekonomian rakyat.

Jenis Agrowisata

Menurut Deptan (2005), pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam


bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lanskap),
atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat
berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan
visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian.
Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai
dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani
yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata
ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan atau pun liar,
teknologi budi daya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai
sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar
belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan.
Menurut Utama (2011), selanjutnya agrowisata ruangan terbuka dapat
dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci
sebagai berikut.
1. Agrowisata ruang terbuka alami
Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal dengan
kegiatan yang dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai
5

dengan kehidupan keseharian mereka. Contoh agrowisata terbuka alami


adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya,
Jawa Barat; Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya;
Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya
umbi-umbian.
2. Agrowisata ruang terbuka buatan
Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada
kawasan-kawasan yang spesifik, tetapi belum dikuasai atau disentuh oleh
masyarakat adat. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha,
sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang
memiliki teknologi yang diterapkan.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Agrowisata

Menurut Departemen Pertanian (2005), terdapat berbagai faktor-faktor yang


berhubungan dengan dinamika agrowisata. Pengembangan agrowisata secara garis
besar mencakup aspek pengembangan sumberdaya manusia, sumberdaya alam,
promosi, dukungan sarana, dan kelembagaan.
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia mulai dari pengelola sampai kepada masyarakat
berperan penting dalam keberhasilan pengembangan agrowisata.
Kemampuan pengelola agrowisata dalam menetapkan target sasaran dan
menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata serta promosi
yang terus-menerus sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat
menentukan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan. Dalam hal ini
keberadaan/peran pemandu wisata dinilai sangat penting. Kemampuan
pemandu wisata yang memiliki pengetahuan ilmu dan keterampilan
menjual produk wisata sangat menentukan.
b. Sumber Daya Alam
Sebagai bagian dari usaha pertanian, usaha agrowisata sangat
mengandalkan kondisi sumber daya alam dan lingkungan. Sumber daya
alam dan lingkungan tersebut mencakup sumber daya objek wisata yang
dijual serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Untuk itu, upaya
mempertahankan kelestarian dan keasrian sumber daya alam dan
lingkungan yang dijual sangat menentukan keberlanjutan usaha agrowisata.
c. Promosi
Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan
agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai
cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, media massa
(dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi
pada tempat publik (hotel, restoran, bandara, dan lainnya). Dalam kaitan
ini kerja sama antara objek agrowisata dan biro perjalanan, perhotelan, dan
jasa angkutan sangat berperan.
Salah satu metoda promosi yang dinilai efektif dalam mempromosikan
objek Agrowisata adalah metoda "tasting", yaitu memberi kesempatan
kepada calon konsumen/wisatawan untuk datang dan menentukan pilihan
konsumsi dan menikmati produk tanpa pengawasan berlebihan sehingga
6

wisatawan merasa betah. Kesan yang dialami promosi ini akan


menciptakan promosi tahap kedua dan berantai dengan sendirinya.
d. Sarana Prasarana
Kehadiran konsumen/wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-
kemudahan yang diciptakan, mulai dari pelayanan yang baik, kemudahan
akomodasi dan transportasi sampai kepada kesadaran masyarakat
sekitarnya. Upaya menghilangkan hal-hal yang bersifat formal dan kaku
serta menciptakan suasana santai, kesan bersih, dan aman merupakan
aspek penting yang perlu diciptakan.
e. Kelembagaan
Pengembangan agrowisata memerlukan dukungan semua pihak
pemerintah, swasta terutama pengusaha agrowisata; lembaga yang terkait
seperti perjalanan wisata, perhotelan dan lainnya; perguruan tinggi serta
masyarakat.

Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Menurut Arifin dan Arifin (2005), pengelolaan lanskap adalah pengelolaan


lingkungan yang termasuk di dalamnya pengelolaan sumber daya alam. Secara
spesifik juga dijelaskan bahwa pengelolaan lanskap yang berkelanjutan adalah
usaha manusia untuk mengatur, mengubah, dan menata ekosistem agar manusia
memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas
produksinya, dan karena keberadaannya yang dipengaruhi oleh faktor ruang,
waktu dan energi. Pengelolaan lanskap merupakan suatu upaya terpadu dalam
penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan
pengembangan lingkungan hidup agar tercipta lanskap yang bermanfaat bagi
semua makhluk hidup.
Menurut Arifin dan Arifin (2005), rencana pengelolaan lanskap terdiri dari
struktur organisasi pengelola, ketenagakerjaan, alat dan bahan, jadwal
pemeliharaan serta rencana anggaran biaya. Rencana pengelolaan lanskap yang
baik sebaiknya terdiri dari aspek-aspek tersebut. Pemeliharaan taman terdiri dari
pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan
pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Oleh karenanya,
pada periode tertentu perlu dilakukan evaluasi. Pemeliharaan fisik taman meliputi
pekerjaan untuk menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman.
Pekerjaan tersebut mencakup kegiatan pembersihan taman, penggantian elemen-
elemen taman yang rusak atau tidak berfungsi, penyiraman tanaman, penyiangan
gulma (weeding), pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
serta penyulaman.
Menurut Arifin dan Arifin (2005) berdasarkan bentuk desain dan
penggunaan elemen keras dan lunaknya, tingkat pemeliharaan taman dapat
diklasifikasikan menjadi pemeliharaan tingkat tinggi (intensif), pemeliharaan
sedang (semi-intensif), dan pemeliharaan rendah (ekstensif). Semakin rumit suatu
desain taman dan semakin banyak penggunaan tanaman eksotis (tanaman yang
memiliki daya tarik khas karena belum dikenal umum) serta elemen buatan,
biasanya semakin tinggi tingkat pemeliharaannya, yang berarti semakin
memerlukan perhatian, tenaga, dan biaya. Menurut Lestari dan Kencana (2011),
pemeliharaan tanaman dibutuhkan agar tanaman tumbuh optimal. Pemeliharaan
7

tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama


penyakit.

Analisis Kesenjangan

Menurut Seputro (2012), analisis kesenjangan atau gap analysis dapat


didefinisikan sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kinerja suatu lembaga atau institusi. Dengan kata lain, analisis
kesenjangan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kinerja
dari suatu sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar. Dalam kondisi
umum, kinerja suatu institusi dapat tercermin dalam sistem operasional dan
strategi yang digunakan oleh institusi tersebut (Gambar 2).

Gambar 2 Pengukuran kerja analisis kesenjangan

Menurut Seputro (2012), secara singkat, analisis kesenjangan bermanfaat


untuk
1. menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dan suatu standar
kinerja yang diharapkan;
2. mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup
kesenjangan tersebut;
3. menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas waktu dan
biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
Menurut Seputro (2012), ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam
mengerjakan analisis gap. Hal-hal tersebut, antara lain: (i) identifikasi komponen
pelayanan yang akan dianalisis, (ii) penentuan standar pelayanan, (iii) penyebaran
kuesioner atau wawancara terfokus, (iv) analisis data dengan statistik deskriptif,
dan (v) follow up.
Menurut Parasuraman et al. (1985), analisis kesenjangan menunjukkan
sebagai berikut:
8

(a) jika kondisi ideal (expected service) > kondisi aktual (perceived
service), maka kualitas diterima lebih kecil ketimbang kepuasan dan
akan membawa pada kualitas tidak bisa diterima secara total,
sehingga masih terjadi kesenjangan;
(b) jika kondisi ideal = kondisi aktual, maka kualitas diterima adalah
memuaskan;
(c) jika kondisi ideal < kondisi aktual, kualitas diterima lebih dari yang
diharapkan dan akan membawa pada kualitas ideal, dengan
meningkatkan kesenjangan antara expected service dan perceived
service. Kesenjangan adalah selisih antara kondisi ideal dan kondisi
aktual.

Penelitian Mengenai Agrowisata,


Rencana Pengelolaan Lanskap dan Analisis Kesenjangan

Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha-usaha di bidang


pertanian telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satu penelitian mengenai
strategi pengembangan Agrowisata Kakoba dilakukan dengan menggunakan
analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor eksternal dan internal. Menurut
Purba (2009), Agrowisata Kakoba berada pada wilayah Kuadran I (pertama).
Peluang untuk meningkatkan kemampuannya serta didukung oleh kekuatan yang
dimiliki sehingga menempatkan agrowisata tersebut pada posisi yang
menguntungkan untuk berkembang. Perusahaan memiliki keuntungan jika
dibandingkan dengan perusahaan lain.
Penelitian tentang pengelolaan agrowisata di kawasan Taman Mekarsari
(Kurniawati 2012) menghasilkan rekomendasi berupa rencana pemeliharaan yang
meliputi standar, kegiatan pemeliharaan, metode, frekuensi, jumlah bahan, jumlah
alat, dan hari orang kerja (HOK). Rencana pemeliharaan tersebut diharapkan dapat
bermanfaat bagi Taman Wisata Mekarsari dalam mempertahankan dan menjaga
integritas lanskap agrowisata sesuai fungsinya.
Penelitian yang menggunakan analisis kesenjangan untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan mengembangkan metode tersebut untuk mengetahui
kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal yang diharapkan dan kondisi aktual
baik menurut pihak perusahaan maupun masyarakat (Maharani 2011). Hasil dari
analisis tersebut kemudian akan disimpulkan dan diikuti oleh rekomendasi yang
sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini sehingga sistem yang selanjutnya
digunakan mampu memenuhi seluruh keinginan pengguna tanpa mengurangi
standardisasi yang ada pada sebuah sistem yang seharusnya.

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang telah dilaksanakan di Agrowisata Kampoeng Kopi


Banaran, Jalan Raya Bawen, Solo Km. 1,5, Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran berada di
bawah P.T. Perkebunan Nusantara IX. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
9

terletak di kawasan strategis Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang)


(Gambar 3).
Waktu kegiatan magang telah berlangsung selama 80 hari kerja terhitung
dari mulai bulan Februari hingga Juni 2014. Pengolahan data dilakukan di
Kampus IPB Darmaga pada bulan Juli 2014.

(a) (b)

(c)
Gambar 3 Peta lokasi magang: (a) peta Jawa Tengah, (b) peta Kabupaten
Semarang, dan (c) peta Agrowisata Kakoba dengan inset peta
keseluruhan kawasan agrowisata
10

Batasan Studi

Dalam kegiatan magang ini, ruang lingkup pengelolaan dibatasi pada


struktur organisasi, alat dan bahan, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan dan
rencana anggaran biaya. Ruang lingkup pemeliharaan dibatasi pada pemeliharaan
lanskap pada taman di Agrowisata Kakoba. Pembatasan di atas didasarkan pada
pertimbangan keterbatasan sumberdaya (biaya, tenaga serta waktu). Hal ini
menyebabkan pembatasan dilakukan secara lebih spesifik.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam kegiatan magang ini meliputi kamera digital,
alat tulis, dan software. Bahan yang diperlukan adalah perangkat lunak komputer
untuk mengolah data dan visual editing, antara lain Microsoft Word 2007,
Microsoft Excel 2007, Adobe Photoshop CS3, Google Sketchup 7, dan AutoCad
2010.

Tahapan Magang

Tahapan magang terdiri atas tahap persiapan, pengenalan agrowisata,


pengumpulan data melalui partisipasi aktif dalam kegiatan administrasi, dan
partisipasi aktif di lapangan (pengelolaan lanskap dan pemeliharaan lanskap).
Setelah seluruh data terkumpul, dilakukan pengolahan dan analisis data yang
dilanjutkan dengan penyusunan rencana pengelolaan lanskap (Gambar 4).
Persiapan

Pengenalan Perusahaan

Pengambilan Data

Partisipasi aktif pada


pelaksanaan administrasi
dan pengelolaan
agrowisata

Pengolahan dan Analisis Data

Rencana Pengelolaan Lanskap

Gambar 4 Skema kegiatan magang


11

1. Persiapan
Pada tahap persiapan, mahasiswa melakukan konsultasi dengan
pembimbing magang dalam menentukan lokasi magang. Persiapan dilanjutkan
dengan survei lokasi magang, pembuatan surat izin magang, pembuatan
proposal magang, dan permohonan magang di Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran ke P.T. Perkebunan Nusantara IX.
2. Pengenalan Tempat Agrowisata
Pengenalan tempat agrowisata terdiri dari orientasi tempat agrowisata
dengan pengenalan staf, struktur organisasi, dan kondisi umum lokasi.
Pengenalan tempat agrowisata bertujuan memudahkan mahasiswa dalam
menyusun analisis data.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data selama kegiatan magang dilakukan dengan cara
partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan administrasi dan dalam kegiatan
pengelolaan agrowisata. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan
administrasi antara lain ditujukan untuk mengetahui sejarah berdirinya tempat
agrowisata, visi misi perusahaan, grafik pengunjung, uraian tugas dan struktur
organisasi.
Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan pengelolaan agrowisata
dilakukan dengan melakukan kegiatan pengelolaan lanskap baik hardscape
maupun softscape, mewawancarai pengunjung dalam rangka mengetahui
harapan pengunjung, dan mengetahui paket wisata. Partisipasi mahasiswa
dapat digunakan untuk keperluan penyusunan rekomendasi untuk rencana
pengelolaan lanskap agrowisata.
4. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah didapat kemudian diolah dan dianalisis yang selanjutnya
dijadikan bahan utama untuk menyusun rencana pengelolaan lanskap
agrowisata. Analisis yang digunakan adalah presentase karakteristik dan
persepsi pengunjung, deskriptif dan kesenjangan.
5.Hasil Pengolahan Data
Hasil pengolahan data menghasilkan rekomendasi mengenai harapan
pengunjung berdasarkan karakteristik dan persepsi pengunjung, rekomendasi
rencana pengelolaan lanskap dan rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan
antara keadaan ideal dan aktual mengenai pengelolaan lanskap.

Metode Pelaksanaan Magang

Metode kerja yang digunakan mahasiswa dalam melaksanakan magang di


Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran adalah sebagai berikut:
1. melakukan partisipasi aktif di lapang yakni turut serta mengamati
pelaksanaan kegiatan agrowisata serta pemeliharaan taman;
2. melakukan wawancara dengan manajer operasional di Kampoeng Kopi
Banaran terkait dengan pengelolaan lanskap, pemeliharaan lanskap,
administrasi, dan pelaksanaan wisata di Kampoeng Kopi Banaran.
3. membaca literatur melalui studi pustaka yang dilakukan dengan cara
mencari jurnal-jurnal, buku, dan data di website guna menambah
informasi yang dibutuhkan mengenai lanskap agrowisata Kampoeng
Kopi Banaran.
12

4. membuat log book yang berisi pencatatan seluruh kegiatan magang


guna membantu mahasiswa dalam pembuatan tugas akhir.

Metode

Metode yang digunakan selama kegiatan magang pengelolaan objek


wisata pertanian di Agrowisata Kakoba ialah (a) inventarisasi, (b) analisis, dan (c)
sintesis. Secara lebih rinci, metode tersebut dijelaskan sebagai berikut:
(a) inventarisasi yang merupakan proses pengumpulan data-data meliputi
data biofisik, data promosi, data sosial, data pengelolaan lanskap dan
data pemeliharaan lanskap.
(b) analisis yang merupakan proses pengolahan data. Analisis yang
digunakan terbagi menjadi tiga, yaitu (i) presentase untuk mengetahui
karakteristik dan persepsi pengunjung melalui pengisian kuesioner
oleh 100 responden secara random sampling dengan kuesioner
terlampir pada Lampiran 1, (ii) deskriptif untuk memperbaiki rencana
pengelolaan lanskap di lapang sesuai dengan literatur Arifin dan Arifin
(2005) yang terdiri dari struktur organisasi, alat dan bahan,
ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan dan rencana anggaran biaya,
serta (iii) kesenjangan untuk memperkecil kesenjangan antara kondisi
ideal dan aktual berdasarkan wawancara secara purposive sampling
dengan responden masyarakat, karyawan dan manajemen. Penyusunan
analisis gap diawali dengan penentuan faktor-faktor yang akan
dianalisis. Faktor-faktor tersebut adalah pengelolaan lanskap, fasilitas
dan hardscape, softscape, sosial dan promosi. Menurut Parasuraman et
al. (1985), penyusunan faktor-faktor yang akan dianalisis dengan
analisis kesenjangan dapat disesuaikan dengan kondisi di lapang.
Kuesioner analisis kesenjangan terlampir pada Lampiran 2.
(c) sintesis yang merupakan gabungan rekomendasi akhir berupa hasil
pemaparan karakteristik dan keinginan pengunjung, rencana
pengelolaan lanskap serta rekomendasi untuk memperkecil gap bagi
pengelolaan agrowisata.
Pengambilan data seperti data biofisik, promosi, pemeliharaan dan
pengelolaan lanskap dibutuhkan untuk melengkapi data analisis. Data tersebut
kemudian diolah hingga menghasilkan rekomendasi rencana pengelolaan dengan
dasar analisis kesenjangan yang disusun secara deskriptif bagi pengelola
agrowisata. Jenis, bentuk, sumber dan cara pengambilan data magang terlampir
pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis data, sumber data dan cara pengambilan

No. Jenis Data Sumber Data Cara Pengambilan


Data Biofisik
1 Profil Perusahaan Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
2 Letak Geografis Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
3 Aksesibilitas Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
4 Topografi dan Tanah Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
5 Hidrologi Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
13

Tabel 1 Jenis data, sumber data, dan cara pengambilan (lanjutan)


No. Jenis Data Sumber Data Cara Pengambilan
6 Iklim BMKG Semarang Wawancara, Studi Pustaka
7 Drainase Perusahaan Wawancara, Survei Lapang
8 Vegetasi Perusahaan Survei Lapang, Studi Pustaka
9 Satwa Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
10 Visual Lanskap Perusahaan Survei Lapang, Studi Pustaka
11 Fasilitas Perusahaan Survei, Wawancara
Data Sosial
11 Pengunjung Perusahaan Wawancara, Survei, Studi Pustaka
12 Masyarakat Perusahaan Wawancara
13 Karyawan Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
Data Promosi
14 Paket Wisata Perusahaan Wawancara
15 Promosi Perusahaan Wawancara
Data Pengelolaan
16 Alat dan Bahan Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
17 Struktur Organisasi Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
18 Ketenagakerjaan Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
19 Rencana Anggaran Biaya Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
20 Jadwal Pemeliharaan Perusahaan Wawancara, Studi Pustaka
Data Pemeliharaan
21 Pemeliharaan Fisik Perusahaan Survei Lapang, Wawancara
22 Tenaga Kerja (Efektifitas) Perusahaan Survei Lapang, Studi Pustaka

Persentase Karakteristik dan Persepsi Pengunjung


Menurut Widianingrum (1999) dalam Pambudi (2011), karakteristik
adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin,
umur, serta status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi
dan sebagainya. Allport (1962) diacu dalam Apriyanti (2011) menyebutkan bahwa
persepsi berhubungan dengan kesadaran terhadap suatu objek atau keadaan.
Persepsi seseorang tergantung kepada seberapa jauh kesan suatu objek membuat
arti terhadap seseorang.
Karakteristik responden meliputi identitas dan minat kepariwisataan.
Persepsi responden meliputi kenyamanan, aksesibilitas, fasilitas, hardscape, serta
harapan.
Pengolahan data mengenai karakteristik dan persepsi pengunjung akan
dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh 100 orang responden pengunjung
dengan metode random sampling. Penentuan responden berjumlah 100 orang
berdasarkan sampel minimum penelitian survei.

Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap


Aspek-aspek mengenai rencana pengelolaan lanskap yang dianalisis,
meliputi struktur organisasi, ketenagakerjaan, jadwal pemeliharaan, alat dan bahan,
serta rencana anggaran biaya. Keseluruhan aspek ini mengacu pada rencana
pengelolaan lanskap sesuai Arifin dan Arifin (2005).
14

(a) Struktur Organisasi


Pemeliharaan taman biasanya terdiri dari beberapa seksi yang
bekerja secara spesifik dan bertujuan untuk mencapai efisiensi dan
efektifitas tenaga kerja. Seksi-seksi tersebut terdiri dari seksi pemeliharaan
taman, pemeliharaan bangunan taman, teknik perpipaan dan utilitas, dan
bengkel dan pergudangan (Arifin dan Arifin 2005).
(b) Jadwal Pemeliharaan
Pembandingan mengenai jadwal pemeliharaan dilakukan dengan
merujuk pada literatur. Jadwal pemeliharaan dibandingkan antara keadaan
ideal menurut literatur dengan keadaan aktual di lapang. Tabel 2
merupakan format kondisi ideal dan kondisi aktual jadwal pemeliharaan.

Tabel 2 Format jadwal ideal dan aktual pemeliharaan taman


No. Jenis Kegiatan Jadwal
Ideal Aktual
... ... ... ...

(c) Ketenagakerjaan
Perhitungan ketenagakerjaan dilakukan dengan cara perhitungan
mengenai kapasitas kerja dan hari orang kerja. Perhitungan jumlah tenaga
kerja untuk pemeliharaan ini menggunakan satuan HOK (Hari Orang
Kerja) sehingga dapat diketahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Tabel 3 merupakan format perhitungan HOK pemeliharaan selama setahun.

Tabel 3 Format perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun


KK2
No Parameter1 (m2/ Jumlah Kebutuhan HOK4 Frekuensi HOK
3 2 5
jam) (m ) waktu (jam) per tahun Setahun

... ... ... ... ... ... ... ...


Total HOK ...
1 2 3
Keterangan: Kegiatan pemeliharaan lanskap.; Kapasitas kerja.; Kapasitas kerja
berdasarkan Arifin dan Arifin (2005).; 4Hari orang kerja, dengan
ketentuan 8 jam/orang/hari.; 5Perhitungan total 312 hari kerja selama
satu tahun (6 hari/minggu)

Rumus perhitungan:
Jumlah (m2)
1. Kebutuhan waktu = m2
KK ( )
jam
Kebutuhan waktu (jam)
2. Hari Orang Kerja (HOK) = Ketentuan kerja per hari
3. HOK setahun = HOK x Frekuensi per tahun
HOK 1 tahun x jam kerja efektif per orang per hari
4. Jam kerja perminggu = jam kerja produktif per minggu
jam efektif kerja⁄minggu efektifitas kerja optimum
5. KTK = jam kerjaproduktif⁄minggu × efektifitas kerja lapang
15

(d) Alat dan Bahan


Inventarisasi mengenai alat dan bahan dilakukan untuk mengetahui
kuantitas dan kualitas alat dan bahan pemeliharaan di lapang. Tahap
selanjutnya yaitu penyusunan rekomendasi penambahan alat dan bahan
yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di
Agrowisata Kakoba.
(e) Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibutuhkan untuk menghitung
efisiensi biaya yang perlu dialokasikan mengenai pemeliharaan taman.
RAB meliputi RAB beban tenaga pemelihara lanskap, rekomendasi
penambahan alat serta rekomendasi penambahan bahan. Tabel 4
merupakan format perhitungan RAB beban tenaga pemeliharaan lanskap.
Tabel 5 merupakan format perhitungan RAB rekomendasi penambahan
alat dan bahan pemeliharaan lanskap.

Tabel 4 Format perhitungan RAB beban tenaga kerja pemeliharaan


Harga HOK 1
No Parameter HOK setahun Harga HOK
tahun

... ... ... ... ...


TOTAL ...
Keterangan:
1. Harga HOK sesuai dengan UMR Kabupaten Semarang tahun 2014, yaitu Rp
1.208.200,00 (Anonim, 2014) dibagi hari efektif kegiatan pemeliharaan
anggaran biaya tahunan
2. Gaji tenaga kerja pemeliharaan/bulan = jumlah tenaga kerja × jumlah bulan

Tabel 5 Format perhitungan RAB rekomendasi penambahan


Jumlah Harga Harga Masa Harga/
No Alat
(buah) satuan total susut tahun
(Rp) (Rp) (tahun) (Rp)
... ... ... ... ... ... ...
TOTAL ...

Analisis Kesenjangan
Proses pengolahan data mengenai analisis kesenjangan dimulai dengan
pengisian kuesioner melalui wawancara intensif terhadap 3 pihak. Metode yang
digunakan merupakan metode purposive sampling dimana pemilihan responden
disesuaikan dengan tujuan tertentu. Tiga pihak tersebut meliputi manajemen,
karyawan dan masyarakat. Tabel 6 merupakan format kuesioner analisis
kesenjangan.
16

Tabel 6 Format kuesioner analisis kesenjangan

Nilai
No Faktor dan Sub-Faktor
Kondisi Aktual Kondisi Ideal
1
PENGELOLAAN ... ...
...1 ... ...
1
FASILITAS
F DAN HARDSCAPE ... ...
... ... ...
1
SOFTSCAPE ... ...
... ... ...
2
SOSIAL ... ...
... ... ...
2
PROMOSI
P ... ...
... ... ...
1 2
Sumber: Arifin dan Arifin (2005).; Deptan (2011) diisi dengan skor berikut: 1 = Sangat
buruk sekali; 2 = Sangat buruk; 3 = Buruk; 4 = Agak buruk; 5 = Rata- rata; 6 = Agak
baik; 7 = Baik; 8 = Sangat baik; 9 = Sangat baik sekali

Menurut Parasuraman et al. (1985), analisis kesenjangan menitikberatkan


pada pihak manajemen karena pihak ini diasumsikan sebagai pihak yang paling
mengerti dengan kondisi di lapang. Responden analisis kesenjangan terdiri dari 5
responden mewakili manajemen (pengelola Agrowisata Kakoba dan direksi P.T.
Perkebunan Nusantara IX), 20 responden karyawan Agrowisata Kakoba dan 5
responden masyarakat sekitar.
Proses pengolahan data dilakukan dengan mengikuti tahapan perhitungan
data analisis kesenjangan sesuai Seputro (2012). Menurut Seputro (2012), analisis
data dengan statistik deskriptif diperoleh dengan cara sebagai berikut.
1. perhitungan rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor yang sedang
dikalkulasi kesenjangannya.

2. perhitungan kesenjangan untuk masing-masing dimensi, dengan


menggunakan rumus sebagai berikut.
Kesenjangan (G) = Rata-rata expected service (E) – rata-rata perceived
service (P) = selisih kondisi ideal dan aktual
3. perhitungan rata-rata kesenjangan, yang menggunakan rumus berikut
untuk tingkat kepentingan yang berbeda.
17

Data kemudian diolah dan dimasukkan ke dalam tabel. Tabel 7 merupakan


format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual, baik menurut manajemen,
masyarakat maupun karyawan.
Tabel 7 Format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual

Perceptual Kondisi Ideal Kondisi Aktual


No. Faktor dan Sub-Faktor Gap Mean SD Mean SD
PENGELOLAAN
... ... ... ... ... ... ...

Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dilakukan penghitungan


klasifikasi kesenjangan berdasarkan median (nilai tengah). Penghitungan dengan
median digunakan untuk menghindari terjadinya pencilan. Rumus median yang
digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:
Me = median
Xii = batas bawah median
n = jumlah data
fkii = frekuensi kumulatif data bawah kelas median
fi = frekuensi data pada kelas median
p = panjang interval kelas

Penghitungan klasifikasi interval digunakan untuk membagi data menjadi


kesenjangan tinggi dan rendah. Tabel 8 merupakan format klasifikasi interval
kesenjangan. Tabel 9 merupakan format klasifikasi interval masing-masing
menurut manajemen, masyarakat dan karyawan.
Tabel 8 Format klasifikasi interval kesenjangan
Interval Kesenjangan Klasifikasi
... Rendah (...%)
... Tinggi (...%)

Tabel 9 Format klasifikasi kesenjangan menurut responden


Kesenjangan Terbesar Nilai Persepsi Persepsi Simpulan
menurut Manajemen Kesenjangan Karyawan Masyarakat
.... ... ... ... ...
18

Tahap penyelesaian dilakukan dengan cara penggabungan dari


keseluruhan kesenjangan baik menurut manajemen, karyawan maupun
masyarakat. Tabel 10 merupakan format gabungan rata-rata kesenjangan.

Tabel 10 Format gabungan rata-rata kesenjangan

Faktor Rata-
Sampel
Pengelolaan Hardscape Softscape Sosial Promosi rata
... ... ... ... ... ... ...

Pada tahap kesimpulan, hasil keseluruhan rata-rata kemudian disesuaikan


dengan kesimpulan analisis kesenjangan yang merujuk pada Parasuraman et al.
(1985). Kesenjangan terbesar kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun
rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan mengenai kegiatan pengelolaan di
Agrowisata Kakoba.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang dan Profil Perusahaan

P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan sebuah perusahaan


yang didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 1996 Tanggal 14 Februari 1996. P.T. Perkebunan Nusantara IX
(Persero) juga mengelola komoditi sampingan seperti pala, kapuk, dan kelapa
dalam luasan areal yang terbatas serta agrowisata. Salah satu agrowisata yang
dimiliki oleh P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) adalah Kampoeng Kopi
Banaran yang terletak di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Agrowisata
tersebut merupakan agrowisata yang memiliki potensi pemandangan yang indah
berupa hamparan kebun kopi dengan latar belakang Rawa Pening dan Gunung
Merbabu.
Visi dari P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero) adalah menjadi
perusahaan agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang
bersama mitra. Misi dari P.T. Perkebunan Nusantara IX (Persero), adalah sebagai
berikut:
1. memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, kakao, gula, dan
tetes ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk
menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung
kelestarian lingkungan;
2. mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu produk
hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja
perusahaan;
3. mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat
lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.
Tujuan perusahaan adalah menumbuhkembangkan perusahaan guna
memberikan nilai kepada stakeholder dan shareholder dengan menghasilkan laba
yang semakin meningkat (growing profit). Tujuan lain perusahaan adalah
memperhatikan keseimbangan lingkungan dan masyarakat.
19

P.T. Perkebunan Nusantara IX pada awalnya hanya menjual kopi dalam


bentuk biji kopi (green beans). Kemudian, pada tahun 2002, perusahaan ini
membuat suatu terobosan dengan cara memperkenalkan produk hilirnya tersebut
bukan hanya dalam bentuk biji kopi (green bean), tetapi juga dalam bentuk kopi
bubuk yang kemudian berkembang menjadi “Banaran Coffee”.
Melihat tanggapan positif dari konsumen, pihak pengelola kemudian
berinisiatif untuk mengembangkan “Banaran Coffee Shop” menjadi kawasan
agrowisata dengan nama Kampoeng Kopi Banaran (Kakoba). Perubahan ini
dilakukan pada tahun 2005 dimana direksi sepakat untuk merubah kebun
percontohan aneka tanaman perkebunan dan buah koleksi di Afdeling Assinan,
terdapat di Jalan Raya Bawen – Solo Km 1,5 Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang menjadi sebuah kawasan agrowisata. Nilai jual utama dari kawasan
agrowisata ini adalah kebun kopi.
Kawasan agrowisata ini terus dikembangkan dengan memberikan berbagai
macam tambahan fasilitas penunjang. Diferensiasi produk dan jasa terus
dihasilkan melalui inovasi baik produk maupun jasa. Pada tahun 2013, fasilitas
akomodasi berupa resort ditambahkan guna mempermudah pengunjung yang
ingin bermalam di Kakoba.
Nama Kakoba sendiri memiliki sejarah yang unik. Pengambilan nama
Kampoeng Kopi Banaran berasal dari gabungan kata “Banaran” dan “Kampoeng
Kopi”. Banaran merupakan sebuah dusun di sebuah desa yang tepatnya di Desa
Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Tempat ini merupakan
tempat berdirinya pabrik pengolahan kopi yang mengolah buah kopi merah
menjadi biji kopi siap ekspor (green bean). Kampoeng Kopi merupakan kawasan
perkebunan kopi yang terletak di Desa Assinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang. Perkebunan kopi inilah yang menjadi nilai jual utama dari Kakoba.
Inovasi terhadap pengembangan kawasan Agrowisata Kakoba terus dilakukan.
Pada tahun 2006, terdapat penambahan fasilitas bagi agrowisata ini. Penambahan
fasilitas berupa kolam renang, gazebo, tempat outbond, flying fox, serta kereta
wisata.
Kondisi Biofisik Tapak

Letak Geografis dan Batas Tapak


Kampoeng Kopi Banaran terletak pada Jalan Raya Bawen – Solo Km 1,5
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Secara administratif Kakoba terletak di
Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Kakoba terletak di
sebelah timur laut Magelang dan sebelah barat Salatiga. Secara geografis,
Kabupaten Semarang terletak pada posisi 1100 14' 54,74" - 1100 39' 3" Bujur
Timur dan 70 3’ 57” – 70 30’0” Lintang Selatan (Portal Resmi Pemerintah
Kabupaten Semarang, 2011)
Luas kawasan wisata Kakoba saat ini adalah sekitar 10 ha. Batas utara
Kakoba adalah Terminal Bawen, dengan pemukiman penduduk sebagai batas
timur. Batas selatan Kakoba adalah Sungai Tuntang dengan batas baratnya adalah
Rawa Pening (Gambar 5).
20

0 217 m

Gambar 5 Peta batas wilayah

Aksesibilitas dan Sirkulasi


Aksesibilitas menuju Kakoba tergolong tidak begitu sulit karena Kakoba
terletak pada jalur utama pantai utara atau Jalur Pantai Utara (Pantura). Hal ini
menyebabkan banyak pengunjung yang melewati Pantura kemudian memilih
untuk singgah sementara untuk melepas penat di Kakoba. Kakoba juga terletak di
kawasan strategis Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang) yang
mengakibatkan banyak pengunjung yang datang ke sini.
Pengunjung yang datang dari arah Semarang menuju Solo akan melihat
bahwa Kakoba terletak di bagian kanan jalan, beberapa kilometer setelah
Terminal Bawen (pertigaan menuju arah Yogyakarta). Pengunjung yang datang
akan melihat Kakoba melalui arah yang berlawanan, yaitu bagian kiri jalan. Selain
itu, terdapat pula jalur jalan tol Bawen yang semakin mempermudah aksesibilitas
pengunjung menuju Agrowisata Kakoba. Gerbang tol ini mulai beroperasi sejak
awal bulan April 2014.
Pengunjung yang hendak mengunjungi Kakoba dapat menggunakan
sarana transportasi berupa kendaraan pribadi atau umum. Kendaraan umum yang
dapat digunakan untuk menuju lokasi, antara lain bus umum, dan bus berukuran
sedang yang biasanya beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 17.00 WIB. Terminal
yang terdekat dengan Kakoba adalah Terminal Bawen, sedangkan stasiun terdekat
dengan Kakoba adalah Stasiun Tawang Semarang.
Jarak antara Agrowisata Kakoba dan Kota Ambarawa adalah 12 km. Jarak
antara Agrowisata Kakoba dan Kota Semarang adalah 36 km. Jarak antara
Agrowisata Kakoba dan Kota Salatiga adalah 19 km. Jarak antara Agrowisata
Kakoba dan Kota Solo adalah 72 km.
21

Sirkulasi yang terdapat di dalam Kakoba, antara lain, berupa jalur sirkulasi
utama, jalur pejalan kaki, jalur ATV, serta jalur kereta wisata. Jalur sirkulasi
utama merupakan jalur yang biasa dilalui oleh kendaraan bermotor. ATV
memiliki jalurnya tersendiri yang dapat digunakan sebagai sirkulasi khusus bagi
ATV. Jalur kereta wisata memiliki lebar sekitar 3-4 meter biasanya digunakan
sebagai jalur kereta wisata untuk mengelilingi kebun kopi yang menjadi daya tarik
utama dari agrowisata ini.

Topografi dan Tanah


Ketinggian wilayah Kakoba adalah 300 hingga 800 mdpl dengan
pemanfaatan berupa kebun kopi sebagai nilai jual utama. Secara umum, Kakoba
merupakan daerah yang memiliki topografi datar sampai bergelombang dengan
kemiringan lahan sekitar 2-15%. Kakoba juga memiliki topografi yang sedikit
bergelombang. Sekitar 41% luas wilayahnya masuk dalam kategori datar-landai,
sekitar 35% wilayahnya termasuk dalam kategori agak curam, dan sekitar 9,24%
wilayahnya termasuk dalam kategori curam (Purba, 2009).
Jenis tanah yang terdapat pada agrowisata Kakoba adalah aluvial, regosol,
mediteran latosol, dan andosol. Jenis tanah tersebut memiliki pH 6-7 dengan
struktur tanah yang remah (PTPN IX, 2013)

Iklim
Menurut data iklim Kecamatan Bawen yang didapat dari Stasiun
Klimatologi Semarang periode Februari 2013-Januari 2014, curah hujan rata-rata
di Kecamatan Bawen adalah 148, 17 mm per bulan. Curah hujan tertinggi terdapat
pada bulan April 2013 dengan nilai 431 mm. Curah hujan terendah terdapat pada
bulan September 2013 dengan nilai 0 mm. Curah hujan rata-rata ini termasuk
curah hujan menengah (Gambar 6).

500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des Jan-14

Gambar 6 Grafik curah hujan bulanan Kecamatan Bawen (dalam mm)

Kelembaban relatif rata-rata di tapak tersebut adalah 79,5%. Kelembaban


relatif tertinggi di tapak adalah 89% pada bulan Januari 2014. Kelembaban relatif
22

terendah di tapak adalah 66% pada bulan Agustus dan September 2013. Grafik
berikut merupakan grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen periode
Februari 2013-Januari 2014 (Gambar 7).

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan-14

Gambar 7 Grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen (dalam %)

Suhu rata-rata di Kecamatan Bawen adalah 26,22°C. Suhu tertinggi di


tapak terdapat pada bulan September 2013 dengan 27,1°C dan suhu terendah di
tapak terdapat pada bulan Januari 2014 dengan 24,8°C. Grafik berikut merupakan
grafik suhu rata-rata Kecamatan Bawen periode Februari 2013-Januari 2014
(Gambar 8).

28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
24.5
24
23.5
23
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan-14

Gambar 8 Grafik suhu rata-rata Kecamatan Bawen (dalam °C)


23

Menurut PTPN IX (2013), penyinaran matahari di tapak adalah sekitar 60-


65%. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, tipe curah hujan termasuk kelas
B dengan curah hujan berkisar 2.288-3.000 mm per tahun dengan jumlah hari
hujan 160-210 hari per tahun dan memiliki tipe iklim C.

Hidrologi
Sistem hidrologi yang terdapat di Agrowisata Kakoba berasal dari sumur
tersendiri yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Sumber air utama yang mengaliri
seluruh bagian agrowisata Kakoba adalah air yang berasal dari sumur. Sumur
tersebut terletak di tengah bagian Kakoba, yaitu di dekat area outbond serta di
tengah kebun karet di dalam area Kakoba (Gambar 9).

Gambar 9 Sumur di Agrowisata Kakoba

Drainase
Drainase yang terletak di Agrowisata Kakoba merupakan jenis drainase
yang terbuka. Drainase ini berbentuk selokan yang berguna untuk menampung air
hujan dan menyalurkannya pada Sungai Tuntang. Saluran drainase dari Sungai
Tuntang akan mengalir menuju ke Rawa Pening. Saluran drainase ini diberi grill
agar daun-daun kering yang jatuh ke dalam selokan dapat diambil oleh para
petugas pemelihara taman (Gambar 10).
24

Gambar 10 Saluran drainase

Menurut jenis konstruksinya, drainase tersebut termasuk drainase saluran


terbuka. Drainase tersebut cocok untuk menampung air hujan serta terletak di
daerah dengan luasan yang cukup. Menurut jenisnya, drainase tersebut termasuk
drainase buatan (artificial drainage) yang dibuat oleh manusia dengan tujuan
tertentu.

Vegetasi dan Satwa


Kakoba memiliki beragam vegetasi yang berfungsi sebagai tanaman
perkebunan, peneduh, pengarah, display plant, dan penutup tanah. Vegetasi
tersebar di seluruh area Kakoba, namun dapat dibagi menjadi tanaman perkebunan
dan tanaman hias (Gambar 11).
Tanaman kopi sebagai nilai jual utama Kakoba dipanen setiap setahun
sekali, yaitu pada bulan Juli-Agustus setiap tahunnya. Tanaman karet disadap
setiap hari. Hasil penyadapan dibawa menuju Kebun Getas dan diolah lebih lanjut.
Tabel jenis tanaman di Agrowisata Kakoba terdapat pada Lampiran 3.

(a) (b)
25

(c)
Gambar 11 Beberapa vegetasi di Agrowisata Kakoba, seperti Coleus sp. (a),
Rhoeo discolor (b) dan Alamanda sp. (c)

Beberapa satwa yang terdapat di agrowisata Kakoba, antara lain adalah


rusa (Cervus unicolor), burung merak (Pavo cristatus), bebek peking (Anas
moscha) dan burung beo (Gracula religiosa). Satwa-satwa tersebut memiliki
kandang tersendiri yang berada di dalam kawasan Kakoba.

Visual Lanskap
Daya tarik utama dari agrowisata Kakoba adalah potensi panorama indah
yang berasal dari pemandangan lingkungan perkebunan kopi. Selain itu, terdapat
pula saujana atau potensi alam di luar tapak yang berada di sekitar Kakoba.
Potensi alam tersebut, antara lain, adalah pemandangan Rawa Pening, Gunung
Merbabu, dan Gunung Telomoyo (Gambar 12).

Gambar 12 Peta visual lanskap

Kondisi Sosial Tapak

Karyawan Perusahaan
Sistem penggolongan tenaga kerja di Agrowisata Kakoba terbagi menjadi
manajer, supervisor, asisten supervisor, pelaksana, dan karyawan kerja waktu
26

tertentu (karyawan harian lepas/outsourcing). Manajer terdiri dari manajer


operasional dan manajer keuangan dengan golongan IIIA-IIIC (level 3);
Supervisor dari berbagai divisi yang setara dengan golongan IA-ID (level 4);
Asisten supervisor merupakan karyawan organik Kakoba (level 5); Pelaksana
merupakan karyawan organik Kakoba (level 6); Karyawan kerja waktu tertentu
merupakan karyawan outsourcing.
Fasilitas yang diberikan kepada karyawan Agrowisata Kakoba, antara lain,
adalah Jamsostek, THR, uang lembur, insentif tahunan, hak cuti tahunan 12 hari
kerja, seragam, dan uang makan. Saat ini tenaga kerja yang bekerja di Agrowisata
Kakoba adalah 65 orang. Tingkat pendidikan terakhir karyawan yang bekerja di
Agrowisata Kakoba bervariasi dari Sekolah Dasar hingga Sarjana Perguruan
Tinggi, tetapi kebanyakan pekerja lapang khususnya bagian pemeliharaan taman
memiliki tingkat pendidikan terakhir setara SD bahkan ada yang tidak tamat SD.
Meskipun demikian, mereka mampu mengerjakan pekerjaan pemeliharaan taman
dengan baik.
Menurut bagian administrasi pengelola Agrowisata Kakoba, terdapat 65
orang tenaga kerja yang bekerja di Kakoba. Status kepegawaian para pekerja di
Kakoba terbagi menjadi tiga bagian, yaitu karyawan pelaksana (golongan 1A-1D),
harian lepas teratur, dan harian lepas borong. Tabel 11 merupakan kondisi
kepegawaian Agrowisata Kakoba.

Tabel 11 Kondisi kepegawaian Agrowisata Kakoba

Pendidikan Terakhir Status


No Sub-unit SMU/ Gol Total
SD SMP SMK D3 S1 HLB1 HLT2 1A-1D
1 Pemeliharaan 4 6 10 1 11 8 2 21
dan Fasilitas
2 Event 1 3 3 1 4
3 Administrasi 1 1 1 1 2
4 Kafe 5 7 22 3 1 18 18 2 38
Total 9 14 36 5 1 29 30 6 65
Sumber : Bagian administrasi Agrowisata Kakoba
Keterangan : 1Harian Lepas Borong; 2Harian Lepas Teratur

Jadwal libur bagi karyawan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran adalah


pada hari-hari tertentu di hari efektif, yaitu hari Senin hingga Jumat. Sementara
pada akhir pekan diharuskan untuk masuk. Hal ini terjadi karena pada akhir pekan,
jumlah pengunjung justru lebih banyak dan melebihi pada hari biasa.
Pihak pengelola agrowisata telah menyiapkan jadwal libur secara
bergiliran atau shift sehingga tidak ada hari libur khusus bagi seluruh karyawan
Agrowisata Kakoba. Berikut adalah jam kerja yang disusun oleh pihak pengelola
Agrowisata Kakoba.
1. Pimpinan dan Staf
Hari kerja : Senin – Minggu (libur di hari efektif secara bergiliran)
Jam kerja : 08.00 – 16.30 WIB
2. Karyawan Coffee House
Hari kerja : Senin – Minggu (libur di hari efektif secara bergiliran)
27

Jam kerja : Shift 1 pada pukul 06. 30 – 13.00 WIB


Shift 2 pada pukul 13.00 – 21.00 WIB
3. Karyawan Harian Lepas
Hari kerja : Senin – Minggu (libur di hari efektif secara bergiliran)
Jam kerja : 06.00 – 14.00 WIB

Pengunjung
Karakteristik pengunjung Agrowisata Kakoba tidak terbatas pada
wisatawan saja, tetapi juga para commuter (orang yang pulang pergi setiap
harinya untuk bekerja) kota Semarang-Jogja-Solo. Keberadaan para commuter
bersifat kontinu sehingga diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar
Agrowisata Kakoba. Tabel 12 menjelaskan tentang perbedaan antara commuter
dan wisatawan.
Tabel 12 Perbedaan antara commuter dan wisatawan
Perbedaan Commuter Wisatawan
Motivasi Sebagai ampiran, melepaskan Berwisata atau rekreasi
lelah
Waktu kunjungan Harian Hari libur/akhir pekan
Lama kunjungan Singkat (< 1 jam) Relatif lama (> 2 jam)
Jumlah Perorangan atau rombongan Perorangan atau rombongan
kecil kecil-besar (50 orang)
Rotasi kunjungan Harian-mingguan Periodik (hari libur)
Kegiatan Makan/minum, sholat, Berwisata, menikmati
melepaskan lelah pemandangan, makan/minum
Sumber: Data sekunder profil Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran 2009

Pengunjung yang seringkali datang ke Agrowisata Kakoba antara lain,


adalah rombongan murid TK maupun SD. Mereka biasanya datang untuk
mengikuti kegiatan outbond. Gambar 13 merupakan grafik pengunjung
Agrowisata Kakoba tahun 2013.
28

12.000

10.000

8.000

6.000

4.000

2.000

-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Gambar 13 Grafik jumlah pengunjung Kakoba tahun 2013 (dalam orang)

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah pengunjung tertinggi terdapat


pada bulan Mei hingga Juni 2013. Kondisi tersebut terjadi sebab pada periode
tersebut merupakan masa liburan sekolah. Total pengunjung tahun 2013 adalah
76.726 orang.
Agrowisata Kakoba memiliki beberapa paket wisata yang diberi nama
“Funtastic (Fun dan Asyik)”. Paket wisata ini ditujukan untuk anak-anak
Playgroup, Taman Kanak-Kanak serta Sekolah Dasar.
Paket wisata terdiri dari Funtastic 1 hingga 10 yang memiliki variasi harga
berkisar antara Rp 13.000,00 hingga Rp 42.500,00 per orang. Lampiran mengenai
paket wisata di Agrowisata Kakoba terdapat pada Lampiran 10. Adapun
penjelasan terkait dengan beberapa jenis paket wisata di Agrowisata Kakoba
antara lain sebagai berikut.
1. Funtastic 1
Funtastic 1 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis
wisata, meliputi wisata kebun kopi dengan kereta wisata, wisata outbond
kids, wisata flying fox kids, dan wisata berenang. Harga paket wisata ini
adalah Rp 42.500,00 per orang.
2. Funtastic 2
Funtastic 2 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis
wisata, meliputi wisata kebun kopi dengan kereta wisata, wisata outbond
kids, dan wisata berenang. Harga paket wisata ini adalah Rp 32.500,00 per
orang.
3. Funtastic 3
Funtastic 3 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis
wisata, meliputi wisata outbond kids, dan wisata flying fox kids. Harga
paket wisata ini adalah Rp 29.000,00 per orang.
4. Funtastic 4
Funtastic 4 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis
wisata, meliputi wisata edukasi (tanaman kopi, karet dan kakao), dan
29

wisata tur kebun dengan kereta wisata. Harga paket wisata ini adalah Rp
26.500,00 per orang.
5. Funtastic 5
Funtastic 5 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis
wisata, meliputi wisata tur kebun dengan kereta wisata, dan wisata
outbond kids. Harga paket wisata ini adalah Rp 26.500,00 per orang.

Masyarakat Sekitar
Keberadaan Agrowisata Kakoba dinilai mampu memberikan manfaat bagi
masyarakat sekitar serta dapat meningkatkan sosial dan ekonomi dari masyarakat
yang tinggal di sekitar Agrowisata Kakoba. Banyak karyawan yang bekerja di
Agrowisata Kakoba, baik manajer, ketua divisi hingga tenaga harian berasal dari
masyarakat yang tinggal di sekitar daerah Agrowisata Kakoba. Daerah-daerah
tersebut, meliputi Bawen, Tuntang, Ungaran, Rawa Pening hingga Salatiga.
Pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Juli-Agustus biasanya dilakukan
kegiatan pemetikan biji kopi di Agrowisata Kakoba. Kegiatan ini mampu
memberikan dampak positif dari segi ekonomi bagi kebanyakan tenaga pemetik
biji kopi yang berasal dari masyarakat sekitar Agrowisata Kakoba.

Lanskap Agrowisata

Perkebunan Kopi
Tanaman kopi yang terletak di Agrowisata Kakoba memiliki luas sebesar
387,44 hektar dan merupakan tanaman kopi robusta (Coffea robusta) yang dapat
tumbuh optimal pada ketinggian 400-700 mdpl, dengan suhu 20°C. Curah hujan
yang optimum untuk kopi adalah pada daerah dengan curah hujan rata-rata 2.000-
3.000 mm per tahun, curah hujan rata-rata <100 mm per bulan. Tanaman kopi
robusta menghendaki tanah yang agak masam dengan pH 5,5-6,5 serta gembur,
subur, dan kaya bahan organik (Syahroni 2012).
Persyaratan agroklimat tersebut relatif sesuai dengan yang terdapat di
Agrowisata Kakoba, yakni tipe curah hujan Kakoba adalah 2.288-3.000 mm per
tahun, dengan curah hujan rata-rata 50 mm per bulan. Agrowisata Kakoba
memiliki tanah dengan pH 6-7 dan suhu berkisar 23-26°C (PTPN IX 2013).
Proses pemetikan kopi di Agrowisata Kakoba dilakukan selama satu kali
dalam setahun, yaitu pada periode bulan Juli-Agustus. Pada periode waktu
tersebut, biasanya pihak pengelola Agrowisata Kakoba merekrut ratusan
masyarakat di sekitar agrowisata untuk menjadi tenaga kerja musiman sebagai
pemetik kopi. Biji-biji kopi yang telah dipetik kemudian disatukan untuk
selanjutnya diolah di Pabrik Pengolahan Kopi di Jambu, Jawa Tengah.
Pada masa-masa tersebut, pengunjung mampu menyaksikan secara
langsung proses pemetikan kopi. Bahkan pengunjung juga diperbolehkan
mencicipi biji kopi yang telah matang, biasanya biji kopi tersebut akan terasa
manis (Gambar 14).
30

Gambar 14 Tanaman kopi robusta di Agrowisata Kakoba

Perkebunan Karet
Vegetasi karet yang terdapat di Agrowisata Kakoba masih bersifat aktif,
yakni setiap harinya masih dilakukan penyadapan terhadap pohon-pohon karet
tersebut. Penyadapan terhadap pohon-pohon karet di Agrowisata Kakoba
dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 hingga 10.00. Sebuah mangkuk ditaruh di
setiap pohon, untuk kemudian hasil sadapan karet dibawa menuju Pabrik
Pengolahan Karet Getas dan diolah untuk menjadi lateks (Gambar 15).

Gambar 15 Perkebunan karet di Agrowisata Kakoba


31

Perkebunan Kakao
Perkebunan kakao yang terdapat di Agrowisata Kakoba memiliki luas
sebesar 1 hektar namun saat ini sudah tidak berproduksi secara aktif. Perkebunan
kakao di Agrowisata Kakao tersebut saat ini digunakan sebagai perkebunan
contoh (Gambar 16).

Gambar 16 Tanaman kakao (Theobroma cacao) di Agrowisata Kakoba

Fasilitas
Agrowisata yang baik memiliki berbagai fasilitas pendukung guna
memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang datang mengunjungi agrowisata.
Uraian mengenai fasilitas yang terletak di Agrowisata Kakoba terlampir pada
Lampiran 4.

Hardscape
Selain fasilitas, Agrowisata Kakoba juga memiliki hardscape guna
mendukung kenyamanan pengunjung yang berkunjung di Agrowisata Kakoba.
Tabel 13 merupakan jenis dan jumlah hardscape di Agrowisata Kakoba.
Tabel 13 Jenis dan jumlah hardscape
No. Jenis1 Jumlah2
1. Pos satpam 2 buah
2. Pintu masuk dan keluar 2 buah
3. Tempat sampah 15 buah
4. Bangku taman 200 buah
5. Lampu taman 16 buah
6. Signage ‘Dilarang Memasuki Areal Kebun’ 2 buah
7. Peta fasilitas 2 buah
8. Signage ‘Jagalah Kebersihan’ 6 buah
9. Gazebo saung 4 buah
10. Tempat Kasir 1 buah
11. Ban untuk bermain 6 buah
32

Tabel 13 Jenis dan jumlah hardscape (lanjutan)


No. Jenis1 Jumlah2
12. Saung resto 10 buah
13. Saung besar 10 buah
14. Kandang beo 1 buah
15. Shelter 1 buah
16. Signage ‘Menyediakan Lahan Parkir’ 2 buah
17. Shelter kereta wisata 1 buah
18. Lampu penerangan jalan 9 buah
19. Pergola 4 buah
20. Planter box 42 buah
21. Portal 2 buah
22. Tiang listrik 17 buah
Sumber: 1Pengelola Agrowisata Kakoba (2014),; 2Pengamatan lapang (2014)

Karakteristik dan Persepsi Pengunjung

Karakteristik Pengunjung
Berdasarkan hasil kuesioner, kebanyakan responden pengunjung
Agrowisata Kakoba berasal dari Kota Semarang (45%), Kabupaten Semarang
(22%) dan Kota Salatiga (25%). Hal ini disebabkan secara geografis, Agrowisata
Kakoba berjarak 19 km dengan Kota Salatiga serta berjarak 36 km dengan Kota
Semarang. Selain itu, Agrowisata Kakoba juga dapat menjadi alternatif wisata
tersendiri bagi pengunjung yang kebanyakan terdiri dari keluarga dan merupakan
wisata yang baik bagi pengunjung anak-anak (Gambar 17).

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Kota Salatiga Kabupaten Kota Kota Kota Jakarta
Semarang Semarang Jogjakarta dan
Sekitarnya
Asal Responden

Gambar 17 Grafik asal responden pengunjung (%)

Berdasarkan hasil kuesioner, dapat diketahui bahwa responden sebagian


besar berjenis kelamin perempuan (55%) dan sisanya berjenis kelamin laki-laki
(44%). Responden sebagian besar adalah pelajar/mahasiswa (37%) berusia 17-21
tahun (34%) dengan pendidikan terakhir SMA/sederajat (53%).
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar responden datang pada akhir
pekan atau hari libur pada pukul 08.00-16.00 WIB (47%). Frekuensi kedatangan
responden sebagian besar tidak tentu (89%) dan 1-2 kali (10%) (Gambar 18).
33

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali Setiap Hari Tidak Tentu
Frekuensi Kedatangan

Gambar 18 Grafik frekuensi kedatangan responden (%)

Berdasarkan hasil kuesioner, kebanyakan pengunjung datang ke Agrowisata


Kakoba dengan tujuan melakukan kegiatan rekreasi bersama keluarga (65%).
Selain itu, para pengunjung juga datang untuk melihat pemandangan visual berupa
hamparan kebun kopi robusta serta potensi pemandangan visual lain berupa
pemandangan Rawa Pening, Gunung Telomoyo, dan Gunung Merbabu.

Persepsi Pengunjung
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar responden berpendapat bahwa
tingkat keamanan dan kenyamanan di Agrowisata Kakoba termasuk sudah baik
(83%). Hal ini dapat dibuktikan dari tidak adanya kerusakan hardscape pada
kawasan agrowisata yang disebabkan oleh tindakan tidak bertanggung jawab
pengunjung. Selain itu, keberadaan vegetasi yang ditunjang dengan suhu
lingkungan yang sejuk menyebabkan responden merasa nyaman berada di
Agrowisata Kakoba (Gambar 19).

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang Baik Baik Sangat Baik
Kenyamanan

Gambar 19 Grafik kenyamanan menurut responden


34

Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar pengunjung datang ke


Agrowisata Kakoba dengan menggunakan kendaraan pribadi (94%). Selain itu,
menurut pengunjung kondisi jalanan menuju ke lokasi agrowisata tergolong baik
(54%). Akan tetapi, sebagian besar responden berpendapat bahwa lokasi
agrowisata tergolong kurang dekat dicapai dari rumah para responden (74%).
Lokasi pintu masuk menuju agrowisata yang terletak persis di tikungan
menyebabkan pengunjung seringkali mengalami kesulitan untuk menyeberang
masuk menuju lokasi (Gambar 20).

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang Dekat Dekat Sangat Dekat
Aksesibilitas

Gambar 20 Grafik aksesibilitas menurut responden (%)

Namun, agrowisata ini memiliki kelebihan berkat lokasinya yang terletak


persis di kawasan Joglosemar (Jogjakarta-Solo-Semarang). Sehingga, banyak
pengunjung yang hendak melakukan perjalanan jauh menuju ke Jogjakarta, Solo
atau Semarang dapat singgah untuk beristirahat di agrowisata ini.
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar pengunjung beranggapan
bahwa Agrowisata Kakoba memiliki fasilitas wisata dan hardscape yang
tergolong baik (68%). Pengontrolan terhadap fasilitas yang terdapat di
Agrowisata Kakoba dilakukan setiap hari. Setiap hari sebelum Agrowisata
Kakoba dibuka, pada pagi hari dilakukan kegiatan pembersihan lokasi sekaligus
pengontrolan terhadap fasilitas di Agrowisata Kakoba. Pengontrolan fasilitas yang
dilakukan, berupa pengecekan terhadap setiap fasilitas yang ada (Gambar 21).
35

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang Baik Baik Sangat Baik
Kondisi Fasilitas dan Hardscape

Gambar 21 Grafik kondisi fasilitas dan hardscape menurut responden (%)


Selain fasilitas dan hardscape, terdapat pula vegetasi di Agrowisata
Kakoba. Sebanyak 65% responden berpendapat bahwa vegetasi di Kakoba sudah
baik dan perlu memaksimalkan pemeliharaan terhadap vegetasi di Kakoba
(Gambar 22).

70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang Baik Baik Sangat Baik
Kondisi Vegetasi

Gambar 22 Grafik kondisi vegetasi menurut responden (%)

Sebanyak 57% responden berharap terdapat peningkatan promosi pada


agrowisata ini. Pada saat ini, pengunjung memang merasa sudah cukup puas akan
tetapi akan lebih baik lagi jika di masa depan terdapat peningkatan promosi guna
menambah kenyamanan pengunjung (Gambar 23).
36

70
60
50
40
30
20
10
0
a b c d e
Harapan

Gambar 23 Grafik harapan pengunjung dengan (a) peningkatan promosi; (b)


penambahan fasilitas berteduh; (c) penambahan fasilitas mini zoo;
(d) penambahan fasilitas fountain; (e) pengelolaan dan pemeliharaan
taman

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai karakteristik dan persepsi


pengunjung, dapat diketahui bahwa secara garis besar pengunjung telah merasa
puas dengan kondisi di Agrowisata Kakoba. Rekomendasi untuk Agrowisata
Kakoba menurut pengunjung adalah peningkatan promosi. Selain itu, kondisi
softscape dan hardscape di Agrowisata Kakoba tergolong cukup baik dan
diperlukan adanya peningkatan pemeliharaan guna menjaga agar pemeliharaan
lanskap Agrowisata Kakoba tetap baik.
Menurut Departemen Pertanian (2005), salah satu metode yang efektif
digunakan dalam promosi adalah metode tasting. Dengan metode itu, pengunjung
dibiarkan untuk mencoba produk agrowisata tanpa pengawasan berlebih dari
pihak pengelola. Metode terebut dapat diaplikasikan pada Agrowisata Kakoba
agar pengunjung dapat mencoba kopi hasil olahan Agrowisata Kakoba.

Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap

Pemeliharaan yang baik dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk


menjaga agar kondisi Agrowisata Kakoba tetap baik dan nyaman. Pemeliharaan
lanskap Agrowisata Kakoba terbagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan lanskap
kebun dan lanskap taman. Pemeliharaan lanskap kebun terdiri dari kebun kopi,
kakao dan karet. Pemeliharaan lanskap taman terdiri dari wilayah-wilayah taman
dalam agrowisata yang seringkali digunakan oleh pengunjung.
Pemeliharaan lanskap kebun biasanya dilakukan oleh karyawan Kebun
Getas yang berada di luar Agrowisata Kakoba. Kegiatan pemupukan dan lainnya
dilakukan oleh karyawan kebun. Sementara pemeliharaan taman dilakukan oleh
karyawan Agrowisata Kakoba. Pemeliharaan pada bagian taman dilakukan lebih
intensif mengingat banyaknya intensitas pengunjung yang mengunjungi bagian-
bagian ini. Kegiatan magang lebih berfokus pada pengelolaan taman.
Program pemeliharaan taman terbagi menjadi dua, yaitu program
pemeliharaan rutin dan insidental. Program pemeliharaan rutin dilakukan secara
berkala sementara program insidental dilakukan pada saat dan waktu tertentu serta
membutuhkan pemeliharaan khusus.
37

Jenis Pemeliharaan
Menurut Arifin dan Arifin (2005), berdasarkan bentuk desain dan
penggunaan elemen keras maupun lunak maka tingkat pemeliharaan taman dapat
dikasifikasikan menjadi pemeliharaan tingkat tinggi (intensif), pemeliharaan
sedang (semi intensif), dan pemeliharaan rendah (ekstensif). Semakin rumit suatu
desain taman dan semakin banyak penggunaan tanaman eksotis (tanaman yang
memiliki daya tarik khas karena belum dikenal umum), serta elemen buatan,
biasanya semakin tinggi tingkat pemeliharaannya berarti semakin memerlukan
perhatian, tenaga dan biaya.
Semakin banyak user yang mengunjungi daerah tersebut, maka semakin
intensif pula pemeliharannya. Agrowisata Kakoba yang berada di daerah pedesaan
tidak begitu membutuhkan pemeliharaan yang intensif, sehingga dapat
dikategorikan sebagai kawasan dengan pemeliharaan ekstensif (Arifin dan Arifin
2005).

Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang terdapat di Agrowisata Kakoba terdiri dari
penyapuan, pengelolaan sampah, penyiraman, pemangkasan, pemupukan,
pendangiran gulma, pengendalian hama dan penyakit tanaman dan pemeliharaan
paving. Tabel 14 menjelaskan tentang perbandingan keadaan aktual dan ideal
kegiatan pemeliharaan di Agrowisata Kakoba.

Tabel 14 Perbandingan kegiatan pemeliharaan


No. Kegiatan Keadaan Aktual1 Keadaaan Ideal2 Ket.
1. Penyapuan areal taman Pembersihan areal Frekuensi kegiatan Sesuai
taman berupa penyapuan areal
pembersihan daun taman bersifat
kering dilakukan rutin. Jenis
rutin setiap hari tanaman yang
pada pukul 05.30- merontokkan daun
06.30 WIB. memiliki intensitas
Sampah berupa pekerjaan lebih
daun-daun kering tinggi (Arifin dan
dimasukkan ke Arifin 2005)
dalam trashbag.
2. Pengelolaan sampah Tersedia berbagai Tersedia tempat Cukup
tempat sampah sampah yang sesuai
untuk jenis sampah memadai dan
organik dan dibersihkan rutin
inorganik di dalam setiap hari. Adapun
tapak. Sampah sisa sampah dapat
ranting hasil digunakan sebagai
pangkasan pupuk kompos
diangkut dengan (Arifin dan Arifin
menggunakan 2005).
drum truck,
sementara sampah
hasil daun kering
dijual kepada
pemulung sampah.
38

Tabel 14 Perbandingan kegiatan pemeliharaan (lanjutan)


No. Kegiatan Keadaan Aktual1 Keadaaan Ideal2 Ket.
3. Penyiraman Penyiraman secara Penyiraman Sesuai
intensif dilakukan dilakukan dua hari
pada pagi dan sore sekali pada pagi
hari di bulan dan sore dengan
kemarau. selang dan
Penyiraman sprinkler.
dilakukan dengan Penyiraman
menggunakan dilakukan secara
selang dan langsung (Arifin
sprinkler. dan Arifin 2005).
4. Pemangkasan Pemangkasan Pemangkasan Sesuai
rumput dilakukan rumput dilakukan
setiap hari dengan minimal satu
menggunakan minggu satu kali.
grass mower. Pemangkasan
Pemangkasan semak dilakukan
semak dilakukan dua bulan satu kali
setiap dua bulan (Arifin dan Arifin
sekali 2005)
menggunakan arit.
5. Pemupukan Pemupukan Pemupukan dengan Tidak
dilakukan selama pupuk inorganik, sesuai
dua bulan sekali seperti KCL, NPK,
menggunakan Urea, TSP, dan
pupuk kandang. KCN sebaiknya
Pemupukan dilakukan tiga
dilakukan dengan bulan sekali.
metode broadcast Pemupukan dengan
atau disebar pupuk organik
langsung di atas (kandang atau
permukaan tanah. kompos) sebaiknya
Pupuk kandang dilakukan satu
digunakan karena bulan satu kali
mudah didapat. (Arifin dan Arifin
2005). Menurut
Tjia (2013), untuk
tanah lempung,
dosis penggunaan
pupuk NPK 15-15-
15 adalah 1,5 kg
per 10 m2 diberikan
satu kali
disesuaikan dengan
kemampuan tanah.
6. Pendangiran gulma Pendangiran gulma Pendangiran gulma Cukup
dilakukan hampir adalah kegiatan sesuai
setiap hari. membersihkan
Pendangiran gulma gulma yang
dilakukan dengan tumbuh liar di
cara manual, yaitu sekitar tanaman
dicabut langsung inti, secara manual
hingga ke akar. atau dengan
herbisida
bergantung gulma.
39

7. Pengendalian hama dan Hama yang Pengendalian hama Cukup


penyakit tanaman terdapat di dilakukan secara sesuai
Agrowisata manual dengan
Kakoba sebagian menggunakan
besar disebabkan tangan. Selain itu,
oleh belalang dan pestisida dapat pula
ulat. Pengendalian digunakan selama
hama dilakukan masih sesuai
secara manual. dengan jenis hama
(Arifin dan Arifin
2005).
8. Pemeliharaan paving Pemeliharaan Pemeliharaan Cukup
paving dilakukan paving dilakukan sesuai
minimal satu bulan secara insidental
satu kali bertujuan sesuai dengan
untuk keadaan gulma
mengendalikan (Arifin dan Arifin
gulma 2005).
Sumber:
1
Pengamatan lapang (2014).; 2Arifin dan Arifin (2005).; 3Tjia (2013)

Hama dan penyakit tanaman merupakan faktor yang juga harus


diperhatikan dalam kegiatan pemeliharaan taman. Uraian lebih lanjut tentang
hama penyakit tanaman yang terdapat di Agrowisata Kakoba disajikan dalam
Tabel 15.
Tabel 15 Hama/penyakit dan tanaman yang diserang
Ordo2 Famili/ Bagian Gejala Jenis Pengendalian3
Spesies2 Tanaman Serangan2 Tanaman1
yang
Diserang2
Orthoptera Acrididae Daun dan Daun Palem Ditangkap
(Belalang dan akar berlubang- merah, secara manual
dan Tetgonidae lubang atau palem raja saat masih pagi
jangkrik) (Belalang) pinggiran
daun seperti
tergunting
Belalang Daun dan Kulit ranting Pohon- Ditangkap
Chloracris kulit ranting mengelupas pohon secara manual
prasina muda besar saat masih pagi
Lepidoptera Ulat bulu Daun Semak Membuang telur
(Kupu-kupu Suana berbunga kupu-kupu di
dan ngengat) concolor bagian bawah
daun
Diptera Bentuk Batang dan Puru, Macam- Ditangkap
(Lalat dan larvanya daun mengorok macam secara manual
nyamuk) daun, tanaman
menggerek
batang
Sumber: 1Pengelola Agrowisata Kakoba (2014).; 2Arifin dan Arifin (2005).; 3Pengamatan
lapang (2014)
40

Pemeliharaan Hardscapes
Pemeliharaan hardscapes di Agrowisata Kakoba terdiri menjadi dua
bagian, yaitu pemeliharaan rutin dan insidental. Tabel 16 menjelaskan tentang
pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba.

Tabel 16 Jenis pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba


Jenis Keadaan Aktual1 Keadaan Kesimpulan
No.
Hardscape2 Rutin Insidental Ideal3
1. Lampu taman Pengontrolan Perbaikan bila Penjagaan Sesuai
terhadap fasilitas masih dapat dan
ini dilakukan ditangani sendiri pengecekan
setiap malam. akan ditangani sambungan
sendiri, tetapi jika kabel secara
beresiko akan teratur.
menghubungi Pengontrolan
petugas Kebun terhadap
Getas atau pihak lampu taman
PLN. dilakukan
secara
insidental.
2. Gazebo dan Pembersihan Pengecatan Pengecatan Sesuai
Shelter dilakukan rutin dilakukan secara ulang
setiap hari insidental dengan dilakukan
dengan cara target sekali secara
penyapuan. setahun. insidental.
3. Pergola Pembersihan Pengecatan Pengecatan Sesuai
rutin dilakukan dilakukan secara ulang
pada pergola. insidental dengan dilakukan
target sekali secara
setahun serta insidental.
pengontrolan tiang
penyangga.
Sumber: 1Pengelola Agrowisata Kakoba (2014).; 2Pengamatan lapang (2014).; 3Arifin
dan Arifin (2005)

Struktur Organisasi Pemeliharaan


Divisi yang memiliki tugas khusus bagian pemeliharaan, baik fasilitas
maupun taman adalah divisi pemeliharaan (Gambar 24). Struktur organisasi
secara keseluruhan terdapat pada Lampiran 5.
Manajer
Operasional
Koord. Fasilitas dan
Pemeliharaan
Pemeliharaan

Pemeliharaan Pemeliharaan Kebersihan Pemeliharaan


Fasilitas Taman Taman Taman Buah

Unit Kegiatan Magang Mahasiswa

Gambar 24 Struktur organisasi pemeliharaan


41

Agrowisata Kakoba telah memiliki struktur organisasi yang baik, namun


belum memiliki divisi khusus pemeliharaan taman. Menurut Arifin dan Arifin
(2005), dalam struktur organisasi dapat ditambahkan divisi khusus pemeliharaan
taman dengan subdivisi pemeliharaan taman dan pemeliharaan bangunan taman.
Divisi ini dapat lebih mengontrol kegiatan khusus pemeliharaan taman di
Agrowisata Kakoba. Penambahan divisi pada struktur organisasi pemeliharaan ini
disesuaikan dengan kondisi di lapang (Gambar 25).

Pemeliharaan

Pemeliharaan Pemeliharaan Kebersihan Pemeliharaan


Fasilitas Taman Taman Taman Buah

Pemeliharaan Pemeliharaan
Softscape Hardscape

Gambar 25 Rekomendasi struktur organisasi pemeliharaan sesuai konsep


Arifin dan Arifin (2005) disesuaikan dengan keadaan lapang
Jadwal Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan taman yang dilakukan pihak pengelola Agrowisata
Kakoba sudah cukup baik, tetapi pihak pengelola belum memiliki jadwal khusus
pemeliharaan taman. Pembuatan jadwal pemeliharaan taman diharapkan dapat
menambah kualitas pemeliharaan taman di Agrowisata Kakoba. Perbandingan
terhadap kondisi ideal dan kondisi aktual di lapang disajikan dalam bentuk tabel
(Tabel 17).
Tabel 17 Perbandingan kondisi ideal dan aktual jadwal pemeliharaan taman
No. Jenis Kegiatan Jadwal
Ideal1 Aktual2
1. Pembersihan area taman Harian Harian
2. Pemangkasan
a. Rumput Bulanan Harian
b. Semak dan Perdu Bulanan Bulanan
3. Penyiraman Harian Harian
4. Pemupukan 3-6 Bulanan Tahunan
5. Pendangiran gulma Bulanan Harian
6. Pencegahan hama Bulanan Insidental
penyakit tanaman
7. Pemeliharaan paving Bulanan Bulanan
a. Penyapuan Harian Harian
b. Perbaikan kerusakan Insidentil Insidental
8. Pembersihan hardscape Bulanan Insidental
9. Pengecatan ulang Tahunan Tahunan
Sumber: 1Arifin dan Arifin (2005).; 2Pengamatan lapang (2014)
42

Memperhatikan jadwal kerja Tabel 17 di atas, jadwal kegiatan


pemeliharaan yang perlu diperbaiki adalah:
(i) pemupukan tidak terjadwal secara teratur dan perlu diterapkan per tiga
hingga enam bulan;
(ii) pencegahan hama penyakit tanaman secara teratur dan perlu diterapkan per
bulan;
(iii)pendangiran gulma secara teratur dan perlu diterapkan per bulan;
(iv)pembersihan hardscape secara teratur dan perlu diterapkan per bulan.

Efektifitas Tenaga Kerja


Tenaga kerja pemeliharaan di Agrowisata Kakoba saat ini berjumlah
empat orang. Keseluruhan tenaga kerja pemeliharaan ini berstatus outsourcing
atau buruh harian lepas. Tabel 18 merupakan perbandingan kapasitas kerja
operator pemeliharaan taman. Tabel 19 merupakan perhitungan HOK selama
setahun.
Tabel 18 Perbandingan kapasitas kerja operator pemeliharaan taman
Kapasitas kerja per
No. Jenis Pekerjaan Pemeliharaan Satuan jam Efektivitas kerja
1
per jam Ideal Aktual2 per jam (%)
1 Pembersihan/penyapuan m2 400 313 78,2
rumput
2 Penyapuan perkerasan m2 800 800 100
3 Penyiraman pohon dengan pohon 15 10 66,7
selang plastik

4 Pemangkasan rumput dengan m2 250 200 80


mesin gendong

5 Pemangkasan tanaman semak m2 10 10 100


dan penutup tanah dengan
gunting pangkas

6 Pemangkasan tanaman perdu pohon 5 3 60


dan pohon kecil dengan
gunting pangkas

7 Pemupukan organik pada m2 100 80 80


tanaman penutup tanah

8 Pemupukan organik pada pohon 7 5 71


pohon
9 Penyemprotan pestisida pada m2 500 450 90
tanaman penutup tanah dan
semak dengan sprayer
gendong
Sumber: 1. Arifin dan Arifin (2005)
2. Pengamatan lapang (2014)
43

Tabel 19 Perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun


KK1
No Parameter (m2/ Jumlah Kebutuhan HOK per Frekuensi HOK
jam)2 (m2) waktu (jam) kegiatan3 per tahun4 1 tahun
1 Pembersihan dan 550 10 000 18,18 2,27 312 709
penyapuan rumput
2 Pembersihan dan 800 2 848 3,56 0,445 312 138,84
penyapuan paving
3 Penyiraman rumput 150 10 000 66,67 8,33 156* 1 300
dengan selang
plastik 3/4 inch
4 Penyiraman pohon 15 684 45,6 5,7 156* 889,2
dengan selang
plastik 3/4 inch
5 Pemangkasan rumput 250 10 000 40 5 12 60
dengan mesin rumput
gendong
6 Pemangkasan semak 10 2 445,5 2 44,55 30,56 12 366,82
dengan gunting
pangkas
7 Pemangkasan pohon 5 684 136,8 17,1 12 205,2
8 Pemupukan pupuk 100 10 000 100 12,5 4 50
organik pada rumput
9 Pemupukan pupuk 200 10 000 50 6,25 4 25
anorganik pada rumput
10 Pemupukan pupuk 7 684 97,72 12,21 6 73,28
organik pada pohon

11 Pemupukan pupuk 7 684 97,72 12,21 6 73,28


anorganik pada pohon
12 Pemeliharaan 12,6 18,8 1,49 0,19 3 0,56
5
hardscape utama
TOTAL HOK 1 TAHUN 3891,28
Keterangan: 1Kapasitas kerja.; 2Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin (2005).; 3Hari orang
kerja, dengan ketentuan 8 jam/orang/hari.; 4Perhitungan total 312 hari kerja selama
satu tahun (6 hari/minggu).; *Hanya dikerjakan pada musim kemarau saja; 5Dihitung
dengan pendekatan pemeliharaan paving

Contoh pengerjaan perhitungan pembersihan areal rumput:


1. Kebutuhan waktu (jam) = Jumlah (m2) : KK (m2/jam)
= 1000 : 550
= 18,18
2.Hari Orang Kerja (HOK) = Kebutuhan waktu (jam) : ketentuan kerja perhari
= 18,18 :8
= 2,27
44

3.HOK setahun = HOK x Frekuensi per tahun


= 2,27 x 312
= 709

Kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan jumlah


jam kerja efektif berdasarkan efektifitas kerja lapang 70%. Efektifitas kerja ini
diperoleh berdasarkan efektifitas kerja pada umumnya karena kondisi Agrowisata
Kampoeng Kopi Banaran yang belum memiliki rencana pengelolaan.

Jam kerja/minggu = HOK 1 tahun x jam kerja efektif/orang/hari


Jam kerja produktif per minggu
= 3 891,28 hari/orang x 8 jam/orang/hari
52 jam/minggu/orang
= 598,66 jam/minggu

Kebutuhan tenaga = Jam kerja/minggu x efektifitas kerja optimum


Jam kerja produktif/minggu efektifitas kerja lapang
= 598,66 jam/minggu x 100
36 jam/minggu 70
= 23,75 orang = 24 orang
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk
mengurus bagian pemeliharaan taman adalah 24 orang. Tenaga kerja ini
merupakan rekomendasi ideal jumlah tenaga kerja di Agrowisata Kakoba. Namun,
untuk menekan anggaran biaya dan meningkatkan efektifitas kerja, maka jumlah
tenaga kerja dapat dikurangi menjadi setengahnya atau sekitar 12 orang dengan
asumsi jam kerja efektif 8 jam/hari dan hari kerja 6 hari/minggu.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan pemeliharaan taman
sehari-harinya merupakan alat yang dimiliki sendiri oleh pihak pengelola
Agrowisata Kakoba. Kondisi dari alat dan bahan yang digunakan dalam
memelihara taman tergolong baik meskipun ada beberapa alat yang sudah tidak
dapat difungsikan kembali (Tabel 20). Uraian mengenai inventarisasi alat dan
bahan yang dimiliki oleh pihak pengelola Agrowisata Kakoba adalah sebagai
berikut.
Tabel 20 Kondisi alat dan bahan
No. Jenis Barang1 Jumlah1 Kondisi1 Masa Efektif2
1. Gunting rumput 2 buah Baik 6 bulan
2. Gunting kecil 1 buah Baik 6 bulan
3. Mesin pemotong 6 buah Empat buah dalam kondisi 3 tahun
rumput gendong baik, sementara dua lainnya
rusak
4. Sapu lidi 8 buah Baik 1 bulan
5. Pengki 3 buah Baik 1 bulan
6. Kored 1 buah Baik 6 bulan
7. Cangkul 1 buah Baik 6 bulan
8. Selang plastik 3 roll Baik -
9. Sprinkler 7 buah Baik 1 tahun
45

Tabel 20 Kondisi alat dan bahan (lanjutan)


No. Jenis Barang1 Jumlah1 Kondisi1 Masa Efektif2
10. Arit 1 buah Baik 6 bulan
11. Truk sampah motor 1 buah Baik 5 tahun
12. Tangga 1 buah Baik 3 bulan
Sumber: 1Pengamatan lapang (2014).; 2Arifin dan Arifin (2005)

Pemeliharaan terhadap alat dan bahan perlu dilakukan guna menjaga agar
alat dan bahan pemeliharaan lanskap di Agrowisata Kakoba tetap baik dan awet.
Alat-alat tersebut biasanya disimpan di dalam gudang dan baru akan dikeluarkan
ketika hendak dipergunakan. Alat-alat yang telah selesai digunakan dapat dicuci
dan dilap lalu disimpan dengan rapi dalam gudang peralatan.
Untuk menunjang kegiatan pemeliharaan lanskap, maka diperlukan
penyesuaian jumlah alat dan bahan pemeliharaan lanskap. Jumlah alat disesuaikan
dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pemeliharaan lanskap dan
jumlah alat yang telah tersedia di Agrowisata Kakoba. Tabel 21 dan Tabel 22
menjelaskan tentang rekomendasi kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan bagi
Agrowisata Kakoba.
Tabel 21 Rekomendasi penambahan jumlah alat pemeliharaan
No. Alat Jumlah Satuan
1. Gunting rumput 10 Buah
2. Gunting kecil 11 Buah
3. Sapu lidi 4 Buah
4. Pengki 9 Buah
5. Kored 10 Buah
6. Cangkul 10 Buah
7. Selang plastik 9 Roll
8. Sprinkler 5 Buah
9. Arit 11 Buah

Tabel 22 Rekomendasi pengadaan bahan pemeliharaan per satu kali kegiatan


No. Bahan Jumlah Satuan
1. Pupuk urea 450 Kg
2. Pupuk kandang 1 000 Kg
3. Herbisida 10 Liter
4. Insektisida 10 Liter
5. Fungisida 10 Liter
6. Cat eksterior (per 1 kg) 8 Kaleng

Rencana Anggaran Biaya


Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibuat pada awal tahun dan
diperuntukkan biaya per tahun. RAB dibuat oleh Koordinator Divisi
Keuangan/Administrasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengelolaan
Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba saat ini belum memiliki anggaran
khusus pemeliharaan taman dimana anggaran untuk pemeliharaan taman masih
bergabung dengan anggaran fasilitas. Gaji tenaga kerja pemeliharaan taman per
bulan saat ini adalah Rp 948.000,00/orang. Untuk itu, perlu dibuat rencana
anggaran biaya khusus pemeliharaan taman bagi Agrowisata Kakoba (Tabel 23).
46

Tabel 23 Beban anggaran biaya tenaga kerja pemeliharaan

No Parameter HOK setahun Harga HOK1 Harga HOK satu tahun


1 Pembersihan dan 709 50 500 35 804 500
penyapuan rumput
2 Pembersihan dan 138.84 50 500 7 011 420
penyapuan paving
3 Penyiraman rumput 1 300 50 500 65 650 000
4 Penyiraman pohon 889.2 50 500 44 904 600
dengan selang
plastik 3/4 inch
5 Pemangkasan rumput 60 50 500 3 030 000
dengan mesin
6 Pemangkasan semak 366,82 50 500 18 524 410
dengan gunting
Pangkas
7 Pemangkasan pohon 205,2 50 500 10 362 600
8 Pemupukan pupuk 50 50 500 2 525 000
organik pada rumput
9 Pemupukan pupuk 25 50 500 1 262 500
anorganik pada rumput
10 Pemupukan pupuk 73,28 50 500 3 700 640
organik pada pohon
11 Pemupukan pupuk 73,28 50 500 3 700 640
anorganik pada pohon
11 Pemeliharaan 0,56 50 500 28 280
hardscape
TOTAL 196 504 590
Keterangan : 1Harga HOK sesuai dengan UMR Kabupaten Semarang tahun 2014 Rp
1.208.200,00 (Centro 2014) dibagi dengan hari efektif kegiatan
pemeliharaan 6 hari/minggu dengan pembulatan

anggaran biaya tahunan


Gaji tenaga kerja pemeliharaan/bulan =
jumlah tenaga kerja × jumlah bulan

Rp 196.504.000,00
=
12 × 12

= Rp 1.365.000,00/orang
Berdasarkan Tabel 23 maka rencana anggaran biaya tenaga kerja
pemeliharaan selama satu tahun adalah Rp 196.504.000,00 (dengan pembulatan).
Rekomendasi gaji tenaga kerja per bulan adalah Rp 1.365.000,00/orang. Adapun
rekomendasi anggaran biaya untuk alat dan bahan adalah sebagai berikut (Tabel
24 dan Tabel 25).
47

Tabel 24 Rekomendasi anggaran biaya untuk alat pemeliharaan

Jumlah Harga Harga Masa Harga/


No Alat (buah) satuan Total susut tahun
(Rp) (Rp) (tahun) (Rp)
1 Gunting pangkas 10 50 000 500 000 0,5 1 000 000
2 Gunting kecil 11 40 000 440 000 0,5 880 000
3 Sapu lidi 4 20 000 80 000 0,083 963 800
4 Pengki 9 20 000 180 000 0,083 2 168 000
5 Kored 11 10 000 110 000 0,5 220 000
6 Cangkul 11 25 000 275 000 0,5 550 000
7 Selang plastik 9 10 000 90 000 0,5 180 000
8 Sprinkler 5 20 000 100 000 3 33 000
9 Arit 11 35 000 385 000 0,5 770 000
TOTAL 6 764 800

Tabel 25 Rekomendasi anggaran biaya untuk bahan pemeliharaan

No Bahan Jumlah Satuan Harga satuan (Rp) Harga total (Rp)


1 Pupuk urea 450 Kg 4 000 1 800 000
2 Pupuk kandang 1 000 Kg 2 000 2 000 000
3 Herbisida 10 Liter 140 000 1 400 000
4 Insektisida 10 Liter 50 000 500 000
5 Fungisida 10 Liter 92 000 920 000
6 Cat 8 Kaleng 57 000 456 000
TOTAL 7 076 000

Kegiatan Magang dan Evaluasi


Unit kegiatan magang mahasiswa berada di bawah divisi pemeliharaan
fasilitas. Uraian tugas mahasiswa adalah mengamati kegiatan pemeliharaan taman
baik rutin maupun insidentil serta memberikan masukan terkait pemeliharaan
taman di Agrowisata Kakoba.
Selama mengikuti kegiatan magang, mahasiswa memberikan beberapa
masukan bagi pengelola Agrowisata Kakoba. Masukan tersebut antara lain
pembuatan site plan Agrowisata Kakoba (Gambar 26), pembuatan check list
rencana kegiatan pemeliharaan di Agrowisata Kakoba (Lampiran 9),
pendokumentasian seluruh fasilitas, vegetasi dan hardscape di Agrowisata
Kakoba, dan rekomendasi rencana pengelolaan lanskap.
Rapat bulanan diselenggarakan setiap tanggal 10, 17 dan 25 setiap bulan di
Kebun Getas. Namun rapat bulanan ini hanya diikuti oleh manajer operasional
dan kepala-kepala divisi Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba sendiri tidak
memiliki rapat khusus yang harus diikuti oleh karyawannya.
Kegiatan evaluasi di Agrowisata Kakoba dilakukan setiap dua bulan sekali
oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) PT. Perkebunan Nusantara IX. Tugas dari SPI
adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua satuan kerja,
48

baik struktural, fungsional agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
peraturan yang berlaku.
Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi mengenai empat divisi yang terdapat
di Agrowisata Kakoba (coffee house, pemeliharaan, keuangan dan event). Selain
itu, dilakukan pemantauan kegiatan di Agrowisata Kakoba. Proses evaluasi
diakhiri dengan penilaian mengenai kondisi pengelolaan di Agrowisata Kakoba.
Mahasiswa memberikan sejumlah masukan bagi pihak pengelola
Agrowisata Kakoba. Salah satu masukan yang diberikan oleh mahasiswa adalah
inventarisasi vegetasi yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba
memiliki data yang cukup lengkap mengenai jenis tanaman perkebunan yang
terdapat di lokasi, namun belum memiliki data mengenai jenis tanaman hias di
lokasi. Data inventarisasi tanaman hias terdapat pada Lampiran 3.
Mahasiswa mengamati keadaan lapang mengenai jadwal pemeliharaan
dan membandingkannya dengan literatur. Terdapat beberapa kegiatan
pemeliharaan yang belum sesuai, namun secara keseluruhan kegiatan
pemeliharaan lanskap sudah cukup baik.
Mahasiswa menyusun inventarisasi mengenai alat dan bahan yang terdapat
di Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba sebelumnya belum memiliki daftar
tertulis mengenai inventarisasi alat dan bahan. Alat dan bahan disimpan di dalam
sebuah kotak yang ditaruh di gudang. Alat dan bahan pemeliharaan secara
keseluruhan memiliki kondisi yang cukup baik dan masih layak untuk digunakan.

Gambar 26 Site plan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran


49

Analisis Kesenjangan

Analisis Kesenjangan menurut Pihak Karyawan


Hasil pengolahan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner
menunjukkan terdapat beberapa kesenjangan yang termasuk dalam kesenjangan
tinggi. Adapun hasil pengolahan data terdapat pada Lampiran 7. Secara spesifik,
tabel pada Lampiran 7 diolah dalam bentuk grafik (Gambar 27).

10 10
8 8
6 6
Skor

Skor
4 4
2 2
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 101214161820222426283032
Subfaktor Pengelolaan Subfaktor Fasilitas dan Hardscape

10
8 10
6
Skor

Skor

4 5
2
0 0
333435363738394041424344 45 46 47 48
Subfaktor Softscape Subfaktor Sosial

10
8
6
Skor

Gap
4
Ideal
2
Aktual
0
49 50 51 52 53 54
Subfaktor Promosi

Gambar 27 Grafik analisis kesenjangan menurut karyawan

Selanjutnya, disusunlah suatu klasifikasi mengenai tinggi atau rendahnya


suatu kesenjangan. Berdasarkan median pada data kesenjangan, maka tabel
klasifikasi mengenai tinggi rendahnya suatu kesenjangan disajikan pada Tabel 26.
50

Tabel 26 Klasifikasi interval kesenjangan menurut karyawan


Interval Kesenjangan Klasifikasi
0 – 0,475 Rendah (50%)
0,475 – 1,65 Tinggi (50%)

Berdasarkan klasifikasi interval kesenjangan tersebut, maka didapatkan


kesimpulan bahwa terdapat 5 kesenjangan terbesar yang termasuk dalam
klasifikasi tinggi (di atas 0,475). Adapun penjabaran terkait kesenjangan tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Kesenjangan terbesar terdapat pada pemeliharaan outbond kids, yaitu 1,65.
Hal ini berarti bahwa kualitas yang diharapkan karyawan lebih tinggi
daripada kualitas yang dirasakan karyawan. Pemeliharaan terhadap
outbond kids diharapkan dapat meningkat, salah satunya dengan cara
pengecatan secara berkala minimal setahun sekali.
2. Kesenjangan yang cukup besar juga terdapat pada bagian anggaran biaya
pemeliharaan, yaitu 1,6. Selama ini tidak dilakukan pencatatan secara
khusus terkait anggaran biaya pemeliharaan, semua anggaran biaya baru
disiapkan jika dibutuhkan. Anggaran biaya sebaiknya dipersiapkan sejak
awal sehingga pihak pengelola dapat mengetahui berapa besar biaya yang
dibutuhkan untuk kegiatan pemeliharaan, khususnya pemeliharan taman.
3. Kesenjangan yang cukup besar juga terjadi pada jadwal pemeliharaan,
yaitu 1,6. Selama ini tidak terdapat jadwal pemeliharaan terhadap
softscape dan hardscape yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Penyusunan
jadwal pemeliharaan dapat memudahkan para petugas pemeliharaan taman
agar dapat mengerjakan kegiatan pemeliharaan taman sesuai dengan teori
yang seharusnya.
4. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada kegiatan penyiangan gulma,
yaitu 1,55. Kegiatan penyiangan gulma dilakukan pada tanaman-tanaman
yang ditumbuhi oleh gulma secara liar. Kegiatan penyiangan gulma
dilakukan rutin tetapi masih terkendala jumlah tenaga kerja yang kurang
memadai serta terbatasnya kemampuan tenaga kerja dalam menyiangi
gulma.
5. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada kegiatan pemeliharaan pergola,
yaitu 1,5. Pergola yang terletak di Agrowisata Kakoba tidak dipelihara
secara khusus. Pemeliharaan pergola seharusnya mencakup pengontrolan
kekuatan tiang pergola serta kondisi tanaman merambat pada pergola.

Analisis Kesenjangan menurut Pihak Masyarakat


Hasil pengolahan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner
menunjukkan terdapat beberapa kesenjangan yang termasuk dalam kesenjangan
tinggi. Adapun hasil pengolahan data terdapat pada Lampiran 8. Secara spesifik,
tabel pada Lampiran 8 diolah dalam bentuk grafik (Gambar 28).
51

10 10
8 8
6 6
Skor

Skor
4 4
2 2
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32
Subfaktor Pengelolaan Subfaktor Fasilitas dan Hardscape

10 10

8 8

6 6

Skor
Skor

4 4

2 2
0 0
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Subfaktor Softscape Subfaktor Sosial

10
8
6
Skor

Gap
4
Ideal
2
Aktual
0
49 50 51 52 53 54
Subfaktor Promosi

Gambar
Gambar 28 Grafik analisis 30
kesenjangan menurut masyarakat

Berdasarkan Lampiran 8, kemudian disusunlah suatu klasifikasi mengenai


tinggi atau rendahnya suatu kesenjangan. Berdasarkan median pada data
kesenjangan, tabel klasifikasi mengenai tinggi rendahnya suatu kesenjangan
dijelaskan pada Tabel 27.

Tabel 27 Klasifikasi interval kesenjangan menurut masyarakat


Interval Kesenjangan Klasifikasi
0 – 0,6 Rendah (57,4%)
0,6 – 1,8 Tinggi (42,6%)

Berdasarkan klasifikasi interval kesenjangan tersebut, maka didapatkan


kesimpulan bahwa terdapat 5 kesenjangan terbesar yang termasuk dalam
52

klasifikasi tinggi (di atas 0,6). Penjabaran mengenai kesenjangan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Kesenjangan terbesar terdapat pada pemeliharaan kolam renang, yaitu 1,8.
Hal ini berarti bahwa kualitas yang diharapkan lebih tinggi daripada
kualitas yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Menurut masyarakat,
kondisi kolam renang sudah cukup baik, hanya saja airnya keruh dan
lantainya licin. Pemeliharaan lebih lanjut terhadap kolam renang dapat
meningkatkan kenyamanan masyarakat yang mengunjungi Agrowisata
Kakoba.
2. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada aspek kerja sama dengan pihak
lain, yaitu 1,6. Menurut masyarakat, saat ini kurang terjadi kerja sama
yang terjalin antara pihak pengelola agrowisata dengan pihak lain, seperti
biro perjalanan tertentu. Hal ini mengakibatkan masih sedikitnya informasi
berupa promosi yang diterima oleh masyarakat mengenai tempat wisata ini.
3. Kesenjangan yang cukup besar juga terdapat pada bagian metode oral
untuk promosi, yaitu 1,6. Metode oral merupakan metode penyampaian
secara lisan dan bersifat personal. Metode oral dapat diwujudkan misalnya
dengan cara penyampaian promosi dalam pelatihan, rapat, seminar,
simposium, wawancara, dan forum-forum komunikasi yang lain. Metode
ini sangat efektif untuk menyampaikan informasi kepada penonton secara
dua arah.
4. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada penggunaan media elektronik
untuk promosi, yaitu 1,6. Media elektronik adalah media penyampaian
sesuatu informasi dalam bentuk elektronik, misalnya televisi, radio, dan
internet. Promosi yang telah dibuat oleh Agrowisata Kakoba saat ini telah
diwujudkan dengan penggunaan situs web yang sempat mengalami
perbaikan (www.kampoengkopibanaran.co.id).
5. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada pemeliharaan outbond kids,
yaitu 1,6. Fasilitas ini kurang memiliki variasi terkait dengan jenis-jenis
permainan yang tersedia di Agrowisata Kakoba. Selain itu, pemeliharaan
rutin seperti pembersihan areal outbond kids sebaiknya lebih diperhatikan.

Analisis Kesenjangan menurut Pihak Manajemen


Hasil pengolahan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner
menunjukkan terdapat beberapa kesenjangan yang termasuk dalam kesenjangan
tinggi. Adapun hasil pengolahan data terdapat pada Lampiran 9. Secara spesifik,
tabel pada Lampiran 9 diolah dalam bentuk grafik (Gambar 29).
53

10 10
8 8
6 6
Skor

Skor
4 4
2 2
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32
Subfaktor Pengelolaan Subfaktor Fasilitas dan Hardscape

10 10

8 8

6 6

Skor
Skor

4 4

2 2

0 0
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Subfaktor Softscape Subfaktor Sosial

10
8
6
Skor

Gap
4
Ideal
2
0 Aktual
49 50 51 52 53 54
Subfaktor Promosi

Gambar 29 Grafik analisis kesenjangan menurut manajemen


Berdasarkan Lampiran 9, kemudian disusunlah suatu klasifikasi mengenai
tinggi atau rendahnya suatu kesenjangan. Berdasarkan median pada data
kesenjangan, tabel klasifikasi mengenai tinggi rendahnya suatu kesenjangan
dijelaskan pada Tabel 28.

Tabel 28 Klasifikasi interval kesenjangan menurut manajemen


Interval Kesenjangan Klasifikasi
0 – 0,4 Rendah (55,5%)
0,4 – 1 Tinggi (45,5%)

Berdasarkan klasifikasi interval kesenjangan tersebut, maka didapatkan


kesimpulan bahwa terdapat 5 kesenjangan terbesar yang termasuk dalam
54

klasifikasi tinggi (di atas 0,5). Penjabaran mengenai kesenjangan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Kesenjangan terbesar terjadi pada penggunaan metode iklan untuk
promosi. Kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal yang diharapkan
dan kondisi aktual yang dirasakan adalah sebesar 1. Peningkatan metode
promosi dapat dilakukan dengan cara peningkatan kualitas situs web dan
melakukan kerja sama dengan pihak lain seperti agen perjalanan.
2. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada ketentuan syarat menjadi
pegawai, yaitu 1. Biasanya memang dibutuhkan waktu lama serta tidak
ada standar waktu yang tetap bagi para pekerja yang belum tetap untuk
menjadi pekerja tetap. Pembukaan rekruitmen bagi pekerja di agrowisata
ini sudah tidak lagi terjadi sejak 5 tahun terakhir.
3. Kesenjangan yang cukup besar juga terjadi pada kegiatan pemeliharaan
toilet, yaitu 0,9. Toilet utama yang terdapat di dekat kantor pengelola dan
di dalam restoran memang telah cukup rapi dan bersih, tetapi pemeliharaan
terhadap toilet lain yang terletak tidak begitu jauh dari kebun karet
membutuhkan pemeliharaan yang juga rutin.
4. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada pemeliharaan shelter, yaitu 0,9.
Pengecatan terhadap shelter ditargetkan akan dilakukan minimal setahun
sekali. Pengontrolan serta pembersihan sebaiknya dilakukan secara rutin
agar shelter tetap bersih dan rapi.
5. Paket wisata yang tersedia memiliki kesenjangan yang cukup besar, yaitu
0,8. Pihak manajemen menyadari bahwa paket wisata yang tersedia masih
bersifat monoton sehingga membutuhkan inovasi. Inovasi dapat
diwujudkan salah satunya dengan cara penambahan fasilitas pendukung
agrowisata.

Pembahasan
Terdapat 5 kesenjangan terbesar menurut manajemen berdasarkan hasil
pengolahan data analisis kesenjangan. Subfaktor dengan kesenjangan terbesar
kemudian dibandingkan dengan persepsi menurut karyawan dan masyarakat
(Tabel 29). Penetapan 5 kesenjangan terbesar disesuaikan dengan penelitian
sejenis mengenai analisis kesenjangan (Maharani, 2011).

Tabel 29 Persepsi kesenjangan terbesar


5 Kesenjangan Nilai Persepsi Persepsi Kesimpulan
Terbesar menurut Kesenjangan Karyawan Masyarakat
Manajemen
Metode iklan untuk 1 Kesenjangan Kesenjangan Kesenjangan
promosi tinggi (0,55) tinggi tinggi
(1,4)
Ketentuan syarat 1 Kesenjangan Kesenjangan Kesenjangan
menjadi pegawai tinggi (1,55) rendah (0) tinggi
Pemeliharaan toilet 0,9 Kesenjangan Kesenjangan Kesenjangan
tinggi (1,35) tinggi (1,6) tinggi
Pemeliharaan shelter 0,9 Kesenjangan Kesenjangan Kesenjangan
tinggi (0,75) rendah tinggi
(0,6)
Paket wisata yang 0,8 Kesenjangan Kesenjangan Kesenjangan
tersedia rendah (0,35) tinggi tinggi
(1,4)
55

Persepsi manajemen terhadap faktor pengelolaan, hardscape, softscape,


sosial dan promosi relatif sama dengan persepsi karyawan dan masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata kesenjangan yang bernilai positif (Tabel 30).

Tabel 30 Gabungan rata-rata kesenjangan

Faktor Rata-
Sampel
Pengelolaan Hardscape Softscape Sosial Promosi rata
Manajemen 0,657 0,396 0,333 0,5 0,583 0,444
Karyawan 1,164 0,504 0,679 0,55 0,467 0,627
Masyarakat 0,685 0,528 0,583 0,4 1,5 0,659

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa baik manajemen,


masyarakat maupun karyawan memiliki kesenjangan rata-rata > 0 atau bernilai
positif. Hal ini menunjukan bahwa ketiga pihak tersebut belum merasa puas
terhadap kegiatan pengelolaan agrowisata dan masih terjadi kesenjangan.
Namun, sisi positif dari kesimpulan ini dimana keadaan ideal masih lebih
besar dari pada keadaan aktual adalah pihak pengelola Agrowisata Kakoba masih
memiliki target untuk terus memperbaiki kegiatan pengelolaan di agrowisata
tersebut. Peningkatan kinerja dan evaluasi terkait kegiatan pengelolaan di
agrowisata ini akan terus dilakukan.
Berdasarkan pengolahan data, terdapat beberapa rekomendasi guna
meningkatkan kinerja pengelolaan lanskap Agrowisata Kakoba. Untuk mencapai
kondisi ideal, perlu dilakukan peningkatan kinerja beberapa aspek. Penjelasan
mengenai rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan penggunaan iklan untuk promosi
Iklan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam
bentuk tulisan, gambar, suara, atau kombinasi dari semuanya itu yang
diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung
(Nitisemo 2003). Penggunaan media elektronik dan cetak untuk iklan
dapat digunakan untuk kegiatan promosi, misalnya dengan
peningkatan kualitas situs web maupun pembuatan akun-akun media
sosial yang lain. Informasi yang tersedia di situs web sebaiknya
senantiasa diperbarui.
2. Peninjauan ulang terkait ketentuan syarat menjadi pegawai
Ketentuan syarat menjadi pegawai sebaiknya dapat kembali dikaji
terutama bagi para buruh harian lepas agar dapat menjadi pegawai
mengingat durasi lama pekerjaan para buruh lepas yang rata-rata
sudah bekerja lebih dari 4 tahun, mengingat masa kerja para buruh
harian lepas yang sudah lebih dari masa percobaan trainee (6 bulan).
3. Peningkatan kualitas fasilitas umum
Pemeliharaan fasilitas umum (toilet dan mushola) sudah dilakukan
dengan baik setiap pagi terutama sebelum Agrowisata Kakoba dibuka.
Namun terdapat beberapa toilet di tempat-tempat yang bukan menjadi
fokus utama yang terkadang luput untuk dibersihkan. Peningkatan
kualitas pemeliharaan toilet diharapkan dapat dilakukan.
56

4. Peningkatan kualitas pemeliharaan shelter


Shelter yang terletak di Agrowisata Kakoba berasal dari material
beton yang dicat dengan warna hijau dan oranye. Pembersihan
terhadap shelter sebaiknya rutin dilaksanakan mengingat shelter
tersebut seringkali digunakan bagi para pengunjung untuk menunggu.
Pengecatan terhadap shelter juga dapat dilaksanakan secara insidentil
pada saat warna shelter sudah mulai kusam dan memudar dengan
target pengecatan minimal setahun sekali pada setiap fasilitas dapat
direalisasikan. Tabel 31 menjelaskan tentang rencana anggaran biaya
pemeliharaan shelter dan hardscape lainnya.

Tabel 31 Rencana anggaran biaya pemeliharaan shelter dan hardscape


No. Uraian Jumlah (buah) Harga Jumlah
1. Cat 8 57 000 456 000
2. Tiner 10 8 000 80 000
3. Cat genteng 2 150 000 300 000
4. Kuas 8 6 000 48 000
5. Sikat kawat 2 10 000 20 000
6. Amplas 1 15 000 15 000
TOTAL 919 000

5. Peningkatan kualitas paket wisata


Paket wisata adalah program perjalanan wisata yang telah disusun
dan diramu oleh penyelenggara secara tetap, dengan kondisi, harga,
tempat tempat kunjungan, penginapan, transportasi, sightseeing,
atraksi wisata dalam perjalanan telah dicantumkan dalam program.
Perlu adanya peningkatan terhadap kualitas paket wisata yang tersedia
di Agrowisata Kakoba, terutama terkait inovasi agar pengunjung tidak
mudah merasa jenuh. Inovasi dapat berupa penambahan fasilitas,
pemasukan penggunaan fasilitas resort, pengenalan mutu jenis kopi
serta pengenalan pengolahan kopi dalam paket wisata yang tersedia.
Penjelasan mengenai paket wisata terlampir pada Lampiran 10.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pada hasil pengolahan data karakteristik dan persepsi


pengunjung, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pengunjung merasa puas dengan kondisi pengelolaan lanskap Agrowisata
Kakoba. Pengunjung menginginkan adanya peningkatan promosi bagi
Agrowisata Kakoba. Salah satu inovasi yang dapat menjadi alternatif
promosi adalah metode tasting.
2. Pengetahuan dengan cara pengamatan langsung ke lapang sangat berguna
untuk mengetahui kondisi pengelolaan di Agrowisata Kakoba.
Pengamatan lapang yang ditunjang dengan literatur yang valid dapat
menghasilkan rekomendasi rencana pengelolaan lanskap yang baik berupa
57

jadwal pemeliharaan, alat dan bahan, tenaga kerja, struktur organisasi dan
rencana anggaran biaya.
3. Peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup kesenjangan antara
keadaan ideal dan aktual pada kawasan agrowisata diwujudkan dengan
rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan sesuai lima kesenjangan
terbesar menurut manajemen. Kesenjangan tersebut meliputi peningkatan
penggunaan iklan untuk promosi, peninjauan ulang syarat menjadi
pegawai, peningkatan kualitas pemeliharaan fasilitas umum, peningkatan
pemeliharaan shelter dan hardscape, dan peningkatan kualitas paket
wisata.

Saran

Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan, terdapat beberapa


saran-saran untuk pengelolaan Agrowisata Kakoba yang berkelanjutan, yaitu perlu
diadakannya peningkatan promosi bagi Agrowisata Kakoba. Peningkatan promosi
ini guna menginformasikan kepada calon pengunjung tentang Agrowisata Kakoba.
Selain itu, peningkatan pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba.
Pemeliharaan ini dapat berupa pengontrolan secara berkala, pembersihan secara
rutin serta pengecatan berkala minimal setahun sekali. Pengontrolan berfungsi
untuk melihat kondisi kelayakan hardscape, pembersihan berfungsi untuk
memelihara kebersihan serta pengecatan untuk mencegah bagian hardscape yang
sudah luntur catnya. Pembuatan jadwal pemeliharaan, Rencana Anggaran Biaya
(RAB), serta estimasi alat dan bahan juga diharapkan dapat menjadi rekomendasi
guna membuat pengelolaan lanskap agrowisata menjadi lebih efektif di kemudian
hari.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti H. 2011. Persepsi dan Sikap Pengunjung Kebun Raya Bogor Terhadap
Koleksi Tumbuhan Obat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Arifin HS, Arifin NHS. 2005. Pemeliharaan Taman. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Departemen Pertanian. 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani
[Internet]. Diunduh pada 5 Februari 2014. Tersedia dalam
http://database.deptan.go.id.
Centro. 2014. UMR/UMK Indonesia [Internet]. Diunduh pada 1 April 2014.
Tersedia dalam http://www.hrcentro.com/umr.
Kurniawati D. 2012. Pengelolaan Lanskap Kawasan Agrowisata Taman
Mekarsari [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Lestari G, Kencana I. 2011. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya
Maharani K, Riyanti S. 2011. Analisa Efektifitas dan Efisiensi Investasi Sistem
BPCS Pada P.T. XYZ [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Bina Nusantara.
[Internet]. Diunduh pada 20 Maret 2014. Tersedia dalam
eprints.binus.ac.id/6219.
Nitisemo AS. 2003. Manajemen Personalia. Jakarta (ID): Ghaha Indonesia.
Pambudi MKI. 2011. Hubungan Karakteristik Responden dengan Motivasi untuk
58

Berobat Herbal di Klinik Herbal Insani Depok 2011 [Internet]. Diunduh


pada 22 Maret 2014. Tersedia dalam
www.library.upnvj.ac.id/pdf/4S1keperawatan/2073112-033.
Pamulardi B. 2006. Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan (Studi
Kasus Desa Wisata Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah) [tesis]. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro. [Internet]. Diunduh pada 5 Februari 2014. Tersedia
dalam eprints.undip.ac.id/15372/1/Bambang_Pamulardi.
Parasuraman A, Zeithaml VA dan Berry LL. 1985. A Conceptual Model of
Service Quality and Its Implications for Future Research. Journal of
Marketing, Fall [Internet]. Diunduh pada 21 Maret 2014. 49: 41-44.
Tersedia dalam http://faculty.mu.edu.sa/public/uploads.pdf.
Portal Resmi Kabupaten Semarang. 2011. Selayang Pandang Kondisi Umum
Kabupaten Semarang [Internet]. Diunduh pada 21 Maret 2014. Tersedia
dalam www.semarang.kab.go.id/utama/selayang-pandang/kondisi-
umum/geologi-topografi.html.
Purba I. 2009. Strategi Pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran
PTPN IX (Persero) Semarang [tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah
Mada.
PTPN IX. 2013. Profil PTP Nusantara IX (Persero). Salatiga (ID): PTPN IX.
Seputro. 2012. Modul 7 Gap Analysis [Internet]. Diunduh pada 21 Maret 2014.
Tersedia dalam www.scribd.com/doc/2908253/Modul-7-Gapanalysis
Sihite R. 2000. Tourism Industry. Surabaya (ID): Penerbit SIC.
Subowo. 2002. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. Jurnal Warta
Penelitian dan Pengembangan Indonesia. 24, (1), 13-16.
Sutjipta IN. 2001. Agrowisata. Magister Manajemen Agribisnis: Universitas
Udayana. [Diktat]
Suwantoro G. 2001. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.
Syahroni. 2013. Jenis dan Karakteristik Kopi Robusta [Internet]. Diunduh pada
23 Maret 2014. Tersedia dalam www.alamtani.com/kopi-robusta.html.
Tjia B. 2013. Taman Tropis Berbunga. Jakarta (ID): PT. Gaya Favorit Press.
Utama IG. 2011. Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif [Internet]. Diunduh
pada Februari 2014. Tersedia dalam
research.amikom.ac.id/index.php/kim/article/1853.
59

LAMPIRAN
60

Lampiran 1 Kuesioner Analisis Kesenjangan

Departemen Arsitektur Lanskap

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

________________________________________________________

KUESIONER ANALISIS KESENJANGAN


AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN

Dengan hormat,
Sehubungan dengan tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
dengan judul “Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran” maka saya
melakukan pengambilan data berbentuk kuesioner kepada pihak pengelola
Kampoeng Kopi Banaran.
Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I
sekalian untuk mengisi kuesioner ini untuk keperluan data penelitian. Atas
kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Hasdevi A. Dradjat
A44100074
Pendahuluan
Wisata merupakan salah satu kegiatan untuk menyegarkan pikiran. Salah
satu kegiatan wisata yang kita ketahui adalah agrowisata. Agrowisata merupakan
salah satu bentuk kegiatan pemanfaatan objek wisata pertanian dengan tujuan
untuk wisata. Pemanfaatan objek wisata pertanian dapat berupa persiapan lahan,
pemeliharaan, pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Wisatawan bahkan dapat
pula mendapatkan hasil akhir olahan produk agrowisata untuk dibawa pulang.
Salah satu objek wisata pertanian yang memiliki potensi luas dalam
pengembangan wisata pertaniannya adalah Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran.
Objek wisata pertanian ini memiliki banyak fasilitas agrowisata yang dapat
dinikmati oleh wisatawan dari berbagai usia dan kalangan. Wisatawan dapat
mengunjungi kebun kopi dengan fasilitas wisata berupa kereta wisata dengan
pemandu khusus, berbagai macam wahana permainan dan edukasi seperti kolam
renang, outbond, flying fox, wahana golf skala kecil, tenis lapangan, kereta wisata,
dan kuda tunggangan.
Tujuan dari pengolahan kuisioner ini adalah mengidentifikasi masalah
guna mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup
kesenjangan antara keadaan ideal dan aktual pada kawasan agrowisata untuk
menjadi masukan pengelolaan Agrowisata Kakoba ke depan.
61

KUESIONER ANALISIS KESENJANGAN


RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN

Nilai
No Faktor dan Sub-Faktor
Aktual Ideal
PENGELOLAAN
1 Struktur organisasi pengelola
2 Kapasitas dan efektivitas tenaga kerja
3 Jadwal pemeliharaan
4 Anggaran biaya pemeliharaan
5 Memiliki jadwal penugasan
6 Ketentuan syarat menjadi pegawai
7 Alat dan bahan pemeliharaan
FASILITAS DAN HARDSCAPE
8 Pemeliharaan shelter
9 Pemeliharaan gazebo
10 Pemeliharaan pergola
11 Pemeliharaan kolam renang
12 Pemeliharaan lapangan tenis
13 Pemeliharaan restoran
14 Pemeliharaan toilet
15 Pemeliharaan outbond kids
16 Pemeliharaan musholla
17 Pemeliharan keramik
18 Pemeliharaan flying fox
19 Pemeliharaan playground
20 Pemeliharaan kereta wisata
21 Pencegahan perlakuan vandalisme
22 Pengelolaan sampah
23 Sistem perairan dan drainase taman
24 Pemeliharaan fasilitas pagar
25 Fasilitas pencahayaan lampu
26 Pemeliharaan ATV
27 Jalan penghubung fasilitas
28 Aksesibilitas menuju lokasi
29 Transportasi menuju lokasi
30 Fasilitas akomodasi bagi pengunjung
SOFTSCAPE
31 Pemilihan komoditas utama agrowisata
sesuai dengan lokasi
____________________________________________________________
62

Nilai
No Faktor dan Sub-Faktor
Aktual Ideal
32 Fasilitas yang tersedia sesuai dengan
lokasi agrowisata
33 Pembersihan areal taman dan tanaman
34 Perlakuan terhadap penyiangan gulma
35 Penggemburan dan aerasi tanah
36 Penyiraman tanaman
37 Pemangkasan tanaman
38 Pengendalian hama dan penyakit
tanaman
39 Pemupukan tanaman
40 Penyapuan areal taman
41 Pengontrolan terhadap vegetasi di
taman
42 Penggantian tanaman
43 Pemetikan kopi
44 Pemanfaatan agrowisata sebagai
konservasi lingkungan
SOSIAL
45 Karakteristik pengunjung
46 Kepuasan pengunjung
47 Ketrampilan pemandu wisata
48 Keterlibatan masyarakat sekitar
PROMOSI
49 Paket wisata yang tersedia
50 Penggunaan media cetak untuk promosi
51 Penggunaan media elektronik untuk promosi
52 Penggunaan metode iklan untuk promosi
53 Penggunaan metode oral untuk promosi
54 Kerjasama dengan pihak lain
Skor : 1 = Sangat buruk.; 2 = Sangat buruk.; 3 = Buruk.; 4 = Agak buruk.; 5 =
Rata-rata.; 6 = Agak baik.; 7 = Baik.; 8 = Sangat baik.; 9 = Sangat baik
sekali
63

Lampiran 2 Kuesioner Pengunjung

Departemen Arsitektur Lanskap

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

________________________________________________________

KUESIONER PENGUNJUNG
AGROWISATA KAMPOENG KOPI
BANARAN

Dengan hormat,
Sehubungan dengan tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
dengan judul “Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran” maka saya
melakukan pengambilan data berbentuk kuesioner kepada pihak pengelola
Kampoeng Kopi Banaran.
Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I
sekalian untuk mengisi kuesioner ini untuk keperluan data penelitian. Atas
kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Hasdevi A. Dradjat
A44100074
Pendahuluan
Wisata merupakan salah satu kegiatan untuk menyegarkan pikiran. Salah
satu kegiatan wisata yang kita ketahui adalah agrowisata. Agrowisata merupakan
salah satu bentuk kegiatan pemanfaatan objek wisata pertanian dengan tujuan
untuk wisata. Pemanfaatan objek wisata pertanian dapat berupa persiapan lahan,
pemeliharaan, pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Wisatawan bahkan dapat
pula mendapatkan hasil akhir olahan produk agrowisata untuk dibawa pulang.
Salah satu objek wisata pertanian yang memiliki potensi luas dalam
pengembangan wisata pertaniannya adalah Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran.
Objek wisata pertanian ini memiliki banyak fasilitas agrowisata yang dapat
dinikmati oleh wisatawan dari berbagai usia dan kalangan. Wisatawan dapat
mengunjungi kebun kopi dengan fasilitas wisata berupa kereta wisata dengan
pemandu khusus, berbagai macam wahana permainan dan edukasi seperti kolam
renang, outbond, flying fox, wahana golf skala kecil, tenis lapangan, kereta wisata,
dan kuda tunggangan. Tujuan dari pengolahan kuisioner ini adalah mengetahui
karakteristik dan persepsi pengunjung Agrowisata Kakoba.
64

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Usia : a. 7 - 11 tahun f. 32 - 36 tahun
b. 12 - 16 tahun g. 37 - 41 tahun
c. 17 - 21 tahun h. 42 - 46 tahun
d. 22 - 26 tahun i. 47 - 51 tahun
e. 27 - 31 tahun j. > 51 tahun
5. Pendidikan terakhir: a. Tidak sekolah
b. SD dan sederajat
c. SMP dan sederajat
d. SMA dan sederajat
e. Akademi/perguruan tinggi
f. Lainnya/sebutkan: .............................................
6. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri
b. Pegawai Swasta
c. Pelajar
d. Wiraswasta
e. Lainnya/sebutkan: ......................................

MINAT KEPARIWISATAAN
7. Kapan biasanya Anda mengunjungi Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran?
a. Hari kerja (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB)
b. Hari kerja (di atas pukul 16.00 WIB)
c. Akhir pekan (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB)
d. Akhir pekan (di atas pukul 16.00 WIB)
e. Hari libur nasional (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB)
f. Hari libur nasional (di atas pukul 16.00 WIB)
8. Berapa kali dalam seminggu Anda mengunjungi Kampoeng Kopi Banaran?
a. 1 - 2 kali d. Setiap hari
b. 3 - 4 kali e. Jarang/tidak tentu
c. 5 - 6 kali
9. Apakah tujuan Anda berkunjung ke Kampoeng Kopi Banaran?
a. Rekreasi d. Bersantai
b. Belajar e. Meminum kopi
c. Menikmati pemandangan f. Lainnya/sebutkan:.............
10. Bagaimanakah kondisi Kampoeng Kopi Banaran saat ini?
a. Kurang bagus
b. Bagus
c. Sangat bagus

AKTIVITAS YANG BAIK UNTUK KELUARGA


11. Bagaimanakah fasilitas yang telah tersedia di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
65

c. Sangat baik
13. Fasilitas agrowisata apakah yang paling baik di Kampoeng Kopi Banaran
dan perlu ditingkatkan?
a. Wahana kereta wisata
b. Flying fox
c. Coffee walk
d. Coffee house
e. Lainnya/sebutkan: ........................................
14. Fasilitas apa sajakah yang Anda inginkan di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Olahraga (kolam renang, lapangan tenis, badminton, dan lain-lain)
b. Tempat berteduh (pergola, shelter, dan lain-lain)
c. Kolam ikan
d. Taman
e. Hotspot/Wi-fi
f. Lainnya/sebutkan: .........................................
15. Atraksi apa sajakah yang Anda inginkan di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Melihat ikan (penambahan fasilitas kolam ikan)
b. Memberi makan ikan (penambahan fasilitas kolam ikan)
c. Melihat secara langsung proses pengolahan kopi (dari pemetikan hingga
penyajian dalam bentuk kopi)
d. Pengenalan mutu jenis kopi
e. Belajar memetik kopi

KEAMANAN DAN KENYAMANAN


16. Menurut pendapat Anda, bagaimanakah kondisi akses di dalam Kampoeng
Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
16. Menurut pendapat Anda, apakah Kampoeng Kopi Banaran aman untuk
dijadikan sebagai tempat wisata?
a. Kurang aman
b. Aman
c. Sangat aman

AKSESIBILITAS
17. Bagaimana letak lokasi Kampoeng Kopi Banaran dari rumah Anda?
a. Kurang dekat
b. Dekat
c. Sangat dekat
18. Apakah transportasi yang Anda gunakan untuk mencapai Kampoeng Kopi
Banaran?
a. Kendaraan pribadi c. Jalan kaki
b. Kendaraan umum d.Lainnya/sebutkan:...........................
19. Bagaimanakah aksesibilitas menuju Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
66

FASILITAS
20. Apakah ada kelebihan dari Kampoeng Kopi Banaran dibandingkan dengan
agrowisata yang lain?
a. Iya
b. Tidak
c. Tidak tahu
21. Bagaimanakah kondisi fasilitas seperti restoran, musholla, dan tempat
parkir di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
22. Menurut pendapat Anda, bagaimanakah kondisi fasilitas pendukung di
Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
22. Bagaimanakah kondisi hard material seperti perkerasan, lampu taman,
bangku, kolam dan bak tanaman di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
26. Apakah tanaman yang terdapat di Kampoeng Kopi Banaran telah sesuai
dengan kondisi kenyamanan Anda?
a. Kurang sesuai
b. Sesuai
c. Sangat sesuai
27. Jika kurang nyaman, menurut Anda apakah jenis vegetasi yang perlu
ditambahkan di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Pohon
b. Perdu
c. Semak
d. Penutup tanah
28. Menurut Anda, apakah fasilitas dan vegetasi yang terdapat di Kampoeng
Kopi Banaran telah terpelihara dengan baik?
a. Kurang terpelihara
b. Terpelihara
c. Sangat terpelihara
29. Apakah saran Anda untuk pengelola Kampoeng Kopi Banaran agar
menjadi agrowisata yang semakin nyaman?
67

Lampiran 3 Vegetasi di Agrowisata Kakoba


Nama Tanaman
No
Nama Lokal Nama Latin
Tanaman Merambat
1 Alamanda Merah Alamanda sp
Penutup Tanah
2 Adam Hawa Rhoeo discolor
3 Alang-alang Putih Imperata cylindrica
4 Amarilis Hippeastrum hybrida
5 Bayam-bayaman Coleus sp
6 Airis Iris sp
7 Kacang-kacangan Arachis pintoi
8 Krokotan Merah Althernantera sp
9 Kucai Carrex morrowii
10 Never-never Plant Ctenanthe oppenheimiana
11 Simbang Darah Iresine herbstii
12 Lidah Mertua Sansevieria sp
13 Taiwan Beauty Cuphea hyssopifolia
14 Rumput Teki Cyperus rotundus
Semak Rendah
14 Sambang Colok Aerva sanguinolenta
15 Agave Agave angustifolia
16 Soka Ixora sp
17 Spider Lily Hymenocallis speciosa
18 Walisongo Schefflera sp
19 Iler Coleus scutellarioides
Semak Sedang
20 Palem Wregu Rhapis excelsa
Semak Tinggi
21 Bambu Arundinaria sp
22 Kastuba Euphorbia pulcherrima
23 Teh-tehan Acalypha macrophyla
24 Pangkas Kuning Duranta sp
Perdu Rendah
25 Euphorbia Euphorbia mili
26 Pisang Hias Heliconia sp
27 Puring Codiaeum sp
Perdu Sedang
28 Pucuk Merah Syzygium luehmannii
Perdu Tinggi
29 Drasena Dracaena
30 Drasena tricolor Dracaena tricolor
68

Nama Tanaman
No
Nama Lokal Nama Latin
31 Hanjuang Cordyline sp
32 Lolipop Pachystachys lutea
Pohon Rendah
33 Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima
34 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcata
35 Palem Merah Cyrtostachis renda
36 Phoenix Phoenix roebelenii
Pohon Sedang
37 Dadap Merah Erythrina cristagali
38 Jambu Air Eugenia aquea
39 Lengkeng Dimocarpus longan
40 Rambutan Nephelium lappaceum
41 Sawo Kecik Manilkara kauki
Pohon Tinggi
42 Cempedak Arthocarpus campeden
43 Durian Durio zibenthinus
44 Kerai Payung Filicium decipiens
45 Mangga Mangifera indica
46 Matoa Pometia pinnata
47 Palem Raja Roystonea regia
48 Asam Jawa Tamarindus indica
49 Cempaka Michelia alba
Tanaman Perkebunan
50 Kopi Robusta Coffea robusta
51 Karet Hevea brasiliensis
52 Kakao Theobroma cacao
69

Lampiran 4 Fasilitas di Agrowisata Kakoba


No Fasilitas Harga Tiket Gambar Keterangan
1. Kolam renang Rp 7.000,00 Memiliki kedalaman 30
cm, 50 cm dan 150 cm.
Fasilitas yang tersedia,
antara lain perosotan
bermain, ember berisi air,
kamar ganti, toilet,
kafetaria, loket, shelter
untuk menunggu, serta
signage untuk terus
menjaga kebersihan.
2. Lapangan tenis Rp 30.000,00 – Lapangan tenis
Rp 40.000,00 per dilengkapi dengan jadwal
jam penggunaan lapangan,
kamar ganti serta toilet.

3. Outbond kids Rp 20.000,00 Outbond Kids merupakan


permainan yang terdiri
dari 9 jenis permainan.
Jenis-jenis permainan
tersebut antara lain adalah
panjat jaring, marine
bridge, jaring laba-laba,
perut ular, lompatan
tarzan, lompatan batu,
jembatan kera, panjat
dinding, dan sepeda
udara.
4. Playground - Playground merupakan
fasilitas wisata bagi anak-
anak yang terdapat di
tengah kawasan
Agrowisata Kakoba.
Playground terletak di
luar ruangan, tepatnya di
taman tengah Agrowisata
Kakoba yang juga sering
dilewati oleh pengunjung.
5. Kereta Wisata Rp 40.000,00 Kereta wisata akan
berjalan pada lintasan
sejauh 5 km hingga
memasuki bagian tertentu
perkebunan kopi dan
melihat pemandangan
lanskap berupa Gunung
Merbabu, Gunung
Telomoyo dan Rawa
Pening.
6. Flying fox Rp 10.000,00 – Tersedia bagi pengunjung
Rp 20.000,00 dewasa dan anak-anak.
Panjang lintasan sekitar
125 m dan ketinggian 200
mdpl.
70

No Fasilitas Harga Tiket Gambar Keterangan


7. Griya Robusta Sesuai Pesanan Gedung serbaguna
dengan fasilitas yang
disediakan antara lain AC
4 jam, sound system
dengan solo organ, kursi
lipat serta perizinan dari
kepolisian.
8. Wisata Rp 35.000,00 Wisata berkuda dikelola
Berkuda oleh penduduk desa
sekitar yang memiliki
kuda tunggangan. Wisata
ini tersedia pada akhir
pekan dan hari libur.

9. Camping Sesuai Pesanan Lokasi yang datar dan


ground luas menyebabkan daerah
dengan fasilitas ini sangat
cocok untuk digunakan
oleh banyak peserta.

10. Taman Buah - Jenis buah yang ditanam


antara lain aneka jeruk,
jambu, durian, markisa,
buah naga dan lain-lain.
Sayangnya, fasilitas ini
masih terlihat belum
maksimal sebab selain
ditanam di daerah dengan
kontur yang cukup curam,
kondisinya juga agak
kurang terawat.
11. ATV Rp 20.000,00 Fasilitas ini dapat
digunakan oleh anak-anak
maupun orang dewasa.

12. Restoran Merupakan icon utama


Agrowisata Kakoba yang
menjual berbagai jenis
makanan dan minuman
terutama kopi.

13. Resort Resort yang menyajikan


pemandangan berupa
Rawa Pening dan Gunung
Merbabu.
71

Lampiran 5 Struktur Organisasi


72

Lampiran 6 Analisis kesenjangan menurut karyawan


Perceptual Ideal Aktual
No. Faktor dan Sub-Faktor
Gap Mean SD Mean SD
PENGELOLAAN
1 Struktur organisasi pengelola 0,25 8 0 7,75 0,716
2 Kapasitas dan efektivitas tenaga kerja 0,75 8 0 7,25 0,805
3 Jadwal pemeliharaan 1,6 8 0 6,4 1,187
4 Anggaran biaya pemeliharaan 1,6 8 0 6,4 0,82
5 Memiliki jadwal penugasan 1,55 8 0 6,45 1,19
6 Ketentuan syarat menjadi pegawai 1,5 8 0 6,5 0,76
7 Alat dan bahan pemeliharaan 0,9 8 0 7,1 0,447
FASILITAS DAN HARDSCAPE
8 Pemeliharaan shelter 0,75 8 0 7,25 0,444
9 Pemeliharaan gazebo 1,35 8 0 6,65 1,308
10 Pemeliharaan pergola 1,5 8 0 6,5 1,192
11 Pemeliharaan kolam renang 0,15 8,35 0,489 8,2 0,695
12 Pemeliharaan lapangan tenis 0,35 8,35 0,489 8 0,858
13 Pemeliharaan restoran 0 8,35 0,489 8,35 0,489
14 Pemeliharaan toilet 1,35 8 0 6,65 1,348
15 Pemeliharaan outbond kids 1,65 8 0 6,35 1,039
16 Pemeliharaan musholla 0,2 8,35 0,489 8,15 0,745
17 Pemeliharan keramik 0,3 8,35 0,489 8,05 0,825
18 Pemeliharaan flying fox 1,1 8 0 6,9 0,788
19 Pemeliharaan playground 0,35 8,35 0,489 8 0,917
20 Pemeliharaan kereta wisata 0,25 8 0 7,75 0,444
21 Pencegahan perlakuan vandalisme 0 8 0 8 0
22 Pengelolaan sampah 0,15 8 0 7,85 0,489
23 Sistem perairan dan drainase taman 0,5 8 0 7,5 0,688
24 Pemeliharaan fasilitas pagar 0,7 8 0 7,3 0,657
25 Fasilitas pencahayaan lampu di malam 0,2 8 0 7,8 0,523
26 Pemeliharaan ATV 0,45 8 0 7,55 0,686
27 Jalan penghubung fasilitas 0,1 8 0 7,9 0,327
28 Aksesibilitas menuju lokasi 0,05 8 0 7,95 0,223
29 Transportasi menuju lokasi 0,05 8 0 7,95 0,223
30 Fasilitas akomodasi bagi pengunjung 0,15 8 0 7,85 0,366
31 Pemilihan komoditas utama agrowisata 0,1 8 0 7,9 0,307
32 Fasilitas yang tersedia sesuai dengan 0,85 8 0 7,15 0,988
SOFTSCAPE
33 Pembersihan areal taman dan tanaman 0,95 8 0 7,05 0,887
34 Perlakuan terhadap penyiangan gulma 1,5 8 0 6,5 1,235
35 Penggemburan dan aerasi tanah 0,45 8 0 7,55 0,604
36 Penyiraman tanaman 0,3 8 0 7,7 0,47
37 Pemangkasan tanaman 0,55 8 0 7,45 0,51
38 Pengendalian hama dan penyakit 1,15 8 0 6,85 0,745
73

Perceptual Ideal Aktual


No. Faktor dan Subfaktor
Gap Mean SD Mean SD
39 Pemupukan tanaman 0,55 8 0 7,45 0,604
40 Penyapuan areal taman 0,4 8 0 7,6 0,598
41 Pengontrolan terhadap vegetasi di taman 0,3 8 0 7,7 0,572
42 Penggantian tanaman 1,1 8 0 6,9 0,64
43 Pemetikan kopi 0,5 8 0 7,5 0,513
44 Pemanfaatan agrowisata untuk konservasi 0,4 8 0 7,6 0,502
SOSIAL
45 Karakteristik pengunjung 0,25 8 0 7,75 0,444
46 Kepuasan pengunjung 0,75 8 0 7,25 0,444
47 Ketrampilan pemandu wisata 0,4 8 0 7,6 0,598
48 Keterlibatan masyarakat sekitar 0,8 8 0 7,2 0,615
PROMOSI
49 Paket wisata yang tersedia 0,3 8 0 7,7 0,656
50 Penggunaan media cetak untuk promosi 0,45 8 0 7,55 0,604
Penggunaan media elektronik untuk
51 promosi 0,7 8 0 7,3 0,732
52 Penggunaan metode iklan untuk promosi 0,55 8 0 7,45 0,759
53 Penggunaan metode oral untuk promosi 0,55 8 0 7,45 0,604
54 Kerjasama dengan pihak lain 0,25 8 0 7,75 0,444
74

Lampiran 7 Analisis kesenjangan menurut masyarakat


Perceptual Ideal Aktual
No. Faktor dan Subfaktor
Gap Mean SD Mean SD
PENGELOLAAN
1 Struktur organisasi pengelola 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
Kapasitas dan efektivitas tenaga
2 kerja 1,4 8 0 6,6 0,894
3 Jadwal pemeliharaan 1 8 0 7 0
4 Anggaran biaya pemeliharaan 1 8 0 7 0
5 Memiliki jadwal penugasan 0,4 8 0 7,6 0,547
6 Ketentuan syarat menjadi pegawai 0 8 0 8 0
7 Alat dan bahan pemeliharaan 0,6 8 0 7,4 0,547
FASILITAS DAN HARDSCAPE
8 Pemeliharaan shelter 0,6 8 0 7,4 0,547
9 Pemeliharaan gazebo 0,6 8 0 7,4 0,547
10 Pemeliharaan pergola 0,6 8 0 7,4 0,547
11 Pemeliharaan kolam renang 1,8 8 0 6,2 0,447
12 Pemeliharaan lapangan tenis 0,8 8 0 7,2 0,447
13 Pemeliharaan restoran 0 8 0 8 0
14 Pemeliharaan toilet 1,6 8 0 6,4 0,547
15 Pemeliharaan outbond kids 1,6 8 0 6,4 0,547
16 Pemeliharaan musholla 0,6 8 0 7,4 0,547
17 Pemeliharan keramik 1 7,8 0,447 6,8 0,447
18 Pemeliharaan flying fox 0,2 8 0 7,8 0,447
19 Pemeliharaan playground 0,8 8 0 7,2 0,447
20 Pemeliharaan kereta wisata 0,8 8 0 7,2 0,447
21 Pencegahan perlakuan vandalisme 0 8 0 8 0
22 Pengelolaan sampah 0 8 0 8 0
23 Sistem perairan dan drainase taman 0,8 8 0 7,2 0,447
24 Pemeliharaan fasilitas pagar 0,4 8 0 7,6 0,547
25 Fasilitas pencahayaan lampu di
malam 0,6 8 0 7,4 0,547
26 Pemeliharaan ATV 0,4 8 0 7,6 0,547
27 Jalan penghubung fasilitas 0 7,8 0,447 7,8 0,447
28 Aksesibilitas menuju lokasi 0 8 0 8 0
29 Transportasi menuju lokasi 0 8 0 8 0
Fasilitas akomodasi bagi
30 pengunjung 0 8 0 8 0
31 Pemilihan komoditas utama
agrowisata 0 8 0 8 0
32 Fasilitas yang tersedia sesuai dengan 0 8 0 8 0
SOFTSCAPE
33 Pembersihan areal taman dan
tanaman 0,8 8 0 7,2 0,447
34 Penyiangan gulma 0,6 8 0 7,4 0,547
35 Penggemburan dan aerasi tanah 0,8 8 0 7,2 0,447
36 Penyiraman tanaman 0,8 8 0 7,2 0,447
75

Perceptual Ideal Aktual


No. Faktor dan Subfaktor
Gap Mean SD Mean SD
37 Pemangkasan tanaman 0,8 8 0 7,2 0,447
38 Pengendalian hama dan penyakit 0,6 8 0 7,4 0,547
39 Pemupukan tanaman 0,6 8 0 7,4 0,547
40 Penyapuan areal taman 0,6 8 0 7,4 0,547
41 Pengontrolan terhadap vegetasi di
taman 0,6 8 0 7,4 0,547
42 Penggantian tanaman 0,8 7,8 0,447 7 0
43 Pemetikan kopi 0 8 0 8 0
44 Pemanfaatan agrowisata sebagai 0 8 0 8 0
SOSIAL
45 Karakteristik pengunjung 0 8 0 8 0
46 Kepuasan pengunjung 0,8 8 0 7,2 0,447
47 Ketrampilan pemandu wisata 0,4 8 0 7,6 0,547
48 Keterlibatan masyarakat sekitar 0,4 8 0,707 7,6 0,547
PROMOSI
49 Paket wisata yang tersedia 1,4 8 0 6,6 0,894
Penggunaan media cetak untuk
50 promosi 1,4 8 0 6,6 0,894
51 Penggunaan media elektronik untuk
promosi 1,6 7,8 0,447 6,2 0,447
Penggunaan metode iklan untuk
52 promosi 1,4 7,8 0,447 6,4 0,894
53 Penggunaan metode oral untuk
promosi 1,6 8 0 6,4 0,894
54 Kerjasama dengan pihak lain 1,6 8 0 6,4 0,894
Rata-rata 0,527
Median 0,6
76

Lampiran 8 Analisis kesenjangan menurut manajemen


Perceptual Ideal Aktual
No. Faktor dan Sub-Faktor
Gap Mean SD Mean SD
PENGELOLAAN
1 Struktur organisasi pengelola 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
2 Kapasitas dan efektivitas tenaga kerja 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
3 Jadwal pemeliharaan 0,8 7,8 0,447 7 0
4 Anggaran biaya pemeliharaan 0,8 7,8 0,447 7 0
5 Memiliki jadwal penugasan 0,6 7,8 0,447 7,2 0,836
6 Ketentuan syarat menjadi pegawai 1 7,8 0,447 6,8 0,447
7 Alat dan bahan pemeliharaan 0,6 7,8 0,447 7,2 0,836
FASILITAS DAN HARDSCAPE
8 Pemeliharaan shelter 0,9 7,8 0,447 6,9 0,547
9 Pemeliharaan gazebo 0,6 7,8 0 7,2 0,836
10 Pemeliharaan pergola 0,6 7,8 0 7,2 0,836
11 Pemeliharaan kolam renang 0,5 7,8 0,447 7,3 0,447
12 Pemeliharaan lapangan tenis 0,5 7,8 0,447 7,3 0,447
13 Pemeliharaan restoran 0 7,8 0,447 7,8 0,447
14 Pemeliharaan toilet 0,9 8 0 7,1 0,223
15 Pemeliharaan outbond kids 0,7 7,8 0 7,1 0,223
16 Pemeliharaan musholla 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
17 Pemeliharan keramik 0,2 7,8 0,447 7,6 0,894
18 Pemeliharaan flying fox 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
19 Pemeliharaan playground 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
20 Pemeliharaan kereta wisata 0,5 7,8 0,447 7,3 0,447
21 Pencegahan perlakuan vandalisme 0,4 7,8 0,447 7,4 0,894
22 Pengelolaan sampah 0,2 8 0 7,8 0,447
23 Sistem perairan dan drainase taman 0,5 7,8 0,447 7,3 0,447
24 Pemeliharaan fasilitas pagar 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
25 Fasilitas pencahayaan lampu di
malam 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
26 Pemeliharaan ATV 0,6 7,8 0,447 7,2 0,447
27 Jalan penghubung fasilitas 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
28 Aksesibilitas menuju lokasi 0,2 8 0,707 7,8 0,836
29 Transportasi menuju lokasi 0,2 8 0,707 7,8 0,836
30 Fasilitas akomodasi bagi pengunjung 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
31 Pemilihan komoditas utama
agrowisata 0 8,2 0,836 8,2 0,836
32 Fasilitas yang tersedia sesuai dengan 0,2 8 0,707 7,8 0,836
SOFTSCAPE
33 Pembersihan areal taman dan tanaman 0,6 7,8 0,447 7,2 0,447
34 Perlakuan terhadap penyiangan gulma 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
35 Penggemburan dan aerasi tanah 0,8 8 0 7,2 0,447
36 Penyiraman tanaman 0 7,8 0,447 7,8 0,447
37 Pemangkasan tanaman 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
77

Perceptual Ideal Aktual


No. Faktor dan Subfaktor
Gap Mean SD Mean SD
38 Pengendalian hama dan penyakit 0,2 7,8 0 7,6 0,547
39 Pemupukan tanaman 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
40 Penyapuan areal taman 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
Pengontrolan terhadap vegetasi di
41 taman 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
42 Penggantian tanaman 0,8 7,8 0,447 7 0
43 Pemetikan kopi 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
44 Pemanfaatan agrowisata sebagai 0,2 8 0 7,8 0,447
SOSIAL
45 Karakteristik pengunjung 0,4 7,6 0,547 7,2 0,447
46 Kepuasan pengunjung 0,8 8 0 7,2 0,447
47 Ketrampilan pemandu wisata 0,5 8 0,5 7,8 0
48 Keterlibatan masyarakat sekitar 0,3 8 0,67 7,8 0,707
PROMOSI
49 Paket wisata yang tersedia 0,8 8,2 0,447 7,4 0,547
Penggunaan media cetak untuk
50 promosi 0,5 7,8 0,447 7,3 0,447
Penggunaan media elektronik untuk
51 promosi 0,6 7,8 0,447 7,1 0,223
Penggunaan metode iklan untuk
52 promosi 1 7,8 0,447 6,8 0,836
Penggunaan metode oral untuk
53 promosi 0,4 7,8 0,447 7,4 0,547
54 Kerjasama dengan pihak lain 0,2 7,8 0,447 7,6 0,547
Rata-rata 0,444
Median 0,4
78

Lampiran 9 Check list Kegiatan Pemeliharaan


79

Lampiran 10 Paket Wisata di Agrowisata Kakoba


Paket Wisata Harga Per Orang Jenis Wisata Keterangan
Funtastic 1 Rp 42.500,00 1. Wisata kebun kopi Pihak pengelola
dengan kereta wisata memberikan souvenir
2. Outbond kids cantik bagi pengunjung
3. Flying fox kids dengan paket wisata ini.
4. Berenang
Funtastic 2 Rp 32.500,00 1. Wisata kebun kopi Pihak pengelola
dengan kereta wisata memberikan souvenir
2. Outbond kids cantik bagi pengunjung
3. Berenang dengan paket wisata ini.
Funtastic 3 Rp 29.000,00 1. Outbond kids Pihak pengelola
2. Flying fox kids memberikan souvenir
cantik bagi pengunjung
dengan paket wisata ini.
Funtastic 4 Rp 26.500,00 1. Wisata edukasi Wisata edukasi dan
(tanaman kopi, karet kereta wisata tur kebun
dan kakao/coklat) kopi merupakan paket
2. Kereta wisata tur wisata yang
kebun kopi mengenalkan kepada
anak tentang komoditas
perkebunan, yaitu
tanaman kopi, karet dan
kakao (coklat).
Funtastic 5 Rp 26.500,00 1. Wisata tur kebun
kopi dengan kereta
wisata
2. Outbond kids
Funtastic 6 Rp 26.000,00 1. Outbond kids
2. Berenang
Funtastic 7 Rp 22.500,00 1. Wisata tur kebun
kopi dengan kereta
wisata
2. Flying fox kids
3. Berenang
Funtastic 8 Rp 16.500,00 1. Wisata tur kebun
kopi dengan kereta
wisata
2. Flying fox kids
Funtastic 9 Rp 16.000,00 1. Flying fox kids
2. Berenang
Funtastic 10 Rp 13.000,00 1. Wisata tur kebun
kopi dengan kereta
wisata
2. Berenang
80

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Oktober 1992 dari ayah Dr. Ir.
H. Bambang Dradjat, M.Ec. dan ibu Dra. Hj. Azlinda A. Dradjat. Penulis adalah
putri pertama dari dua bersaudara. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di
TK Kartika III Bogor pada tahun 1996-1998, kemudian melanjutkan ke SDN
Polisi IV Bogor pada tahun 1998-2004. Penulis lalu melanjutkan pendidikannya
di SMPN 1 Bogor pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan
pendidikannya di SMAN 1 Bogor dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang
sama, penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan
keorganisasian. Pada tahun 2011-2012, penulis menjabat sebagai pengurus Divisi
Badan Pengawas dan pada tahun 2012-2013, penulis menjabat sebagai pengurus
Divisi Sosial Lingkungan pada Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap
(Himaskap) IPB. Pada tahun 2011-2012, penulis menjabat sebagai pengurus
Divisi Event Organizer pada Music Agriculture Expression (MAX) IPB. Penulis
juga mengikuti berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Himaskap dan
MAX.
Tahun 2013, penulis mengikuti kegiatan magang dalam rangka mengisi
liburan di Wisata Agro Wonosari P.T. Perkebunan Nusantara XII, Malang, Jawa
Timur. Pada tahun yang sama, penulis juga mengikuti kegiatan PKM-KC di
tingkat IPB dengan judul “Desain Taman Kuburan Tsunami sebagai Taman
Memorial di Siron, Provinsi Aceh”. Pada akhir tahun 2013, paper yang dibuat
oleh penulis bersama tim berhasil lolos dalam rangka mengikuti acara
International Conference on South East Asian Weather and Climate dengan judul
“Pekarangan Based-Agriculture as A Solution to Fulfill Family Food Security in
Curug Bitung Village, West Java, Indonesia” di Chiang Mai, Thailand. Pada
pertengahan tahun 2014, penulis menjadi salah satu presenter paper presentation
dalam rangka mengikuti acara International Federation of Landscape Architects
Asia Pasific Congress dengan paper yang berjudul Diversification of Local Food
from Landscape Management of “Pekarangan” Household to Improve the
Indonesian Economic Growth di Kuching, Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai