ABSTRACT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Manfaat 2
Kerangka Pikir 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Wisata dan Agrowisata 3
Jenis Agrowisata 4
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dinamika Agrowisata 5
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap 6
Analisis Kesenjangan 7
Penelitian Mengenai Agrowisata,
Rencana Pengelolaan Lanskap dan Analisis Kesenjangan 8
METODOLOGI 8
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang 8
Batasan Studi 10
Alat dan Bahan 10
Tahapan Magang 10
Metode Pelaksanaan Magang 11
Metode 12
Persentase Karakteristik dan Persepsi Pengunjung 13
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap 13
Analisis Kesenjangan 15
HASIL DAN PEMBAHASAN 18
Latar Belakang dan Profil Perusahaan 18
Kondisi Biofisik Tapak 19
Letak Geografis dan Batas Tapak 19
Aksesibilitas dan Sirkulasi 20
Topografi dan Tanah 21
Iklim 21
Hidrologi 23
Drainase 23
Vegetasi dan Satwa 24
Visual Lanskap 25
Kondisi Sosial Tapak 25
Karyawan Perusahaan 25
Pengunjung 27
Masyarakat Sekitar 29
Lanskap Agrowisata 29
Perkebunan Kopi 29
Perkebunan Karet 30
Perkebunan Kakao 31
Fasilitas 31
Hardscape 31
Karakteristik dan Persepsi Pengunjung 32
Karakteristik Pengunjung 32
Persepsi Pengunjung 33
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap 36
Jenis Pemeliharaan 37
Kegiatan Pemeliharaan 37
Pemeliharaan Hardscapes 40
Struktur Organisasi Pemeliharaan 40
Jadwal Pemeliharaan 41
Efektifitas Tenaga Kerja 42
Alat dan Bahan 44
Rencana Anggaran Biaya 45
Kegiatan Magang dan Evaluasi 47
Analisis Kesenjangan 49
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Karyawan 49
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Masyarakat 50
Analisis Kesenjangan menurut Pihak Manajemen 52
Pembahasan 54
SIMPULAN DAN SARAN 56
Simpulan 56
Saran 57
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN 59
RIWAYAT HIDUP 80
DAFTAR TABEL
1 Jenis data, sumber data dan cara pengambilan 12
2 Format jadwal ideal dan aktual pemeliharaan taman 14
3 Format perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun 14
4 Format perhitungan RAB beban tenaga kerja pemeliharaan 15
5 Format perhitungan RAB rekomendasi penambahan 15
6 Format kuesioner analisis kesenjangan 16
7 Format analisis kesenjangan kondisi ideal dan aktual 17
8 Format klasifikasi interval kesenjangan 17
9 Format klasifikasi kesenjangan menurut responden 17
10 Format gabungan rata-rata kesenjangan 18
11 Kondisi kepegawaian Agrowisata Kakoba 26
12 Perbedaan antara commuter dan wisatawan 27
13 Jenis dan jumlah hardscape 31
14 Perbandingan kegiatan pemeliharaan 37
15 Hama/penyakit dan tanaman yang diserang 39
16 Jenis pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba 40
17 Perbandingan kondisi ideal dan aktual jadwal pemeliharaan taman 41
18 Perbandingan kapasitas kerja operator pemeliharaan taman 42
19 Perhitungan HOK pemeliharaan taman selama setahun 43
20 Kondisi alat dan bahan 44
21 Rekomendasi penambahan jumlah alat pemeliharaan 45
22 Rekomendasi pengadaan bahan pemeliharaan per satu kali kegiatan 45
23 Beban anggaran biaya tenaga kerja pemeliharaan 46
24 Rekomendasi anggaran biaya untuk alat pemeliharaan 47
25 Rekomendasi anggaran biaya untuk bahan pemeliharaan 47
26 Klasifikasi interval kesenjangan menurut karyawan 50
27 Klasifikasi interval kesenjangan menurut masyarakat 51
28 Klasifikasi interval kesenjangan menurut manajemen 53
29 Persepsi kesenjangan terbesar 54
30 Gabungan rata-rata kesenjangan 55
31 Rencana anggaran biaya pemeliharaan shelter dan hardscape 56
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pikir magang 3
2 Pengukuran kerja analisis kesenjangan 7
3 Peta lokasi magang 9
4 Skema kegiatan magang 10
5 Peta batas wilayah 20
6 Grafik curah hujan bulanan Kecamatan Bawen (dalam mm) 21
7 Grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen (dalam %) 22
8 Grafik suhu rata-rata Kecamatan Bawen (dalam °C) 22
9 Sumur di Agrowisata Kakoba 23
10 Saluran drainase 24
11 Beberapa vegetasi di Agrowisata Kakoba 25
12 Peta visual lanskap 25
13 Grafik jumlah pengunjung Kakoba tahun 2013 (dalam orang) 28
14 Tanaman kopi robusta di Agrowisata Kakoba 30
15 Perkebunan karet di Agrowisata Kakoba 30
16 Tanaman kakao (Theobroma cacao) di Agrowisata Kakoba 31
17 Grafik asal responden pengunjung (%) 32
18 Grafik frekuensi kedatangan responden (%) 33
19 Grafik kenyamanan menurut responden 33
20 Grafik aksesibilitas menurut responden (%) 34
21 Grafik kondisi fasilitas dan hardscape menurut responden (%) 35
22 Grafik kondisi vegetasi menurut responden (%) 35
23 Grafik harapan pengunjung 36
24 Struktur organisasi pemeliharaan 40
25 Rekomendasi struktur organisasi pemeliharaan 41
26 Site plan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran 48
27 Grafik analisis kesenjangan menurut karyawan 49
28 Grafik analisis kesenjangan menurut masyarakat 51
29 Grafik analisis kesenjangan menurut manajemen 53
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Analisis Kesenjangan 60
2 Kuesioner Pengunjung 63
3 Vegetasi di Agrowisata Kakoba 67
4 Fasilitas di Agrowisata Kakoba 69
5 Struktur Organisasi 71
6 Analisis kesenjangan menurut karyawan 72
7 Analisis kesenjangan menurut masyarakat 74
8 Analisis kesenjangan menurut manajemen 76
9 Check list Kegiatan Pemeliharaan 78
10 Paket Wisata di Agrowisata Kakoba 79
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
Kerangka Pikir
Inventarisasi
Analisis:
1. Presentase (%)
2. Deskriptif
3. Kesenjangan
Simpulan
TINJAUAN PUSTAKA
kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah untuk berbagai kepentingan, misalnya
untuk kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, atau
untuk kepentingan lain, seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman,
dan untuk belajar (Suwantoro 2001).
Menurut Suwantoro (2001), istilah pariwisata berhubungan erat dengan
pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal
sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan
untuk keperluan kegiatan yang menghasilkan upah.
Menurut Pamulardi (2006), sebagai negara agraris, Indonesia memiliki
kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat,
kekayaan tersebut mampu menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas
pertanian, yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai
tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam, mempunyai
daya tarik kuat sebagai objek agrowisata.
Menurut Subowo (2002), agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan
dalam dua versi/pola, yaitu agrowisata ruang terbuka alami dan agrowisata ruang
terbuka buatan. Agrowisata ruang terbuka alami adalah agrowisata yang berada
pada areal dengan kegiatan yang dilakukan langsung oleh masyarakat petani
setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Agrowisata ruang terbuka
buatan adalah agrowisata yang dapat didesain pada kawasan-kawasan yang
spesifik, tetapi belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Sutjipta (2001)
menganggap bahwa agrowisata dapat berkembang dengan baik jika terjadi tri
mitra dan tri karya pembangunan agrowisata yang meliputi pemerintah sebagai
pembuat aturan, rakyat/petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai
penggerak perekonomian rakyat.
Jenis Agrowisata
Analisis Kesenjangan
(a) jika kondisi ideal (expected service) > kondisi aktual (perceived
service), maka kualitas diterima lebih kecil ketimbang kepuasan dan
akan membawa pada kualitas tidak bisa diterima secara total,
sehingga masih terjadi kesenjangan;
(b) jika kondisi ideal = kondisi aktual, maka kualitas diterima adalah
memuaskan;
(c) jika kondisi ideal < kondisi aktual, kualitas diterima lebih dari yang
diharapkan dan akan membawa pada kualitas ideal, dengan
meningkatkan kesenjangan antara expected service dan perceived
service. Kesenjangan adalah selisih antara kondisi ideal dan kondisi
aktual.
METODOLOGI
(a) (b)
(c)
Gambar 3 Peta lokasi magang: (a) peta Jawa Tengah, (b) peta Kabupaten
Semarang, dan (c) peta Agrowisata Kakoba dengan inset peta
keseluruhan kawasan agrowisata
10
Batasan Studi
Alat yang digunakan dalam kegiatan magang ini meliputi kamera digital,
alat tulis, dan software. Bahan yang diperlukan adalah perangkat lunak komputer
untuk mengolah data dan visual editing, antara lain Microsoft Word 2007,
Microsoft Excel 2007, Adobe Photoshop CS3, Google Sketchup 7, dan AutoCad
2010.
Tahapan Magang
Pengenalan Perusahaan
Pengambilan Data
1. Persiapan
Pada tahap persiapan, mahasiswa melakukan konsultasi dengan
pembimbing magang dalam menentukan lokasi magang. Persiapan dilanjutkan
dengan survei lokasi magang, pembuatan surat izin magang, pembuatan
proposal magang, dan permohonan magang di Agrowisata Kampoeng Kopi
Banaran ke P.T. Perkebunan Nusantara IX.
2. Pengenalan Tempat Agrowisata
Pengenalan tempat agrowisata terdiri dari orientasi tempat agrowisata
dengan pengenalan staf, struktur organisasi, dan kondisi umum lokasi.
Pengenalan tempat agrowisata bertujuan memudahkan mahasiswa dalam
menyusun analisis data.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data selama kegiatan magang dilakukan dengan cara
partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan administrasi dan dalam kegiatan
pengelolaan agrowisata. Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan
administrasi antara lain ditujukan untuk mengetahui sejarah berdirinya tempat
agrowisata, visi misi perusahaan, grafik pengunjung, uraian tugas dan struktur
organisasi.
Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan pengelolaan agrowisata
dilakukan dengan melakukan kegiatan pengelolaan lanskap baik hardscape
maupun softscape, mewawancarai pengunjung dalam rangka mengetahui
harapan pengunjung, dan mengetahui paket wisata. Partisipasi mahasiswa
dapat digunakan untuk keperluan penyusunan rekomendasi untuk rencana
pengelolaan lanskap agrowisata.
4. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah didapat kemudian diolah dan dianalisis yang selanjutnya
dijadikan bahan utama untuk menyusun rencana pengelolaan lanskap
agrowisata. Analisis yang digunakan adalah presentase karakteristik dan
persepsi pengunjung, deskriptif dan kesenjangan.
5.Hasil Pengolahan Data
Hasil pengolahan data menghasilkan rekomendasi mengenai harapan
pengunjung berdasarkan karakteristik dan persepsi pengunjung, rekomendasi
rencana pengelolaan lanskap dan rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan
antara keadaan ideal dan aktual mengenai pengelolaan lanskap.
Metode
(c) Ketenagakerjaan
Perhitungan ketenagakerjaan dilakukan dengan cara perhitungan
mengenai kapasitas kerja dan hari orang kerja. Perhitungan jumlah tenaga
kerja untuk pemeliharaan ini menggunakan satuan HOK (Hari Orang
Kerja) sehingga dapat diketahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Tabel 3 merupakan format perhitungan HOK pemeliharaan selama setahun.
Rumus perhitungan:
Jumlah (m2)
1. Kebutuhan waktu = m2
KK ( )
jam
Kebutuhan waktu (jam)
2. Hari Orang Kerja (HOK) = Ketentuan kerja per hari
3. HOK setahun = HOK x Frekuensi per tahun
HOK 1 tahun x jam kerja efektif per orang per hari
4. Jam kerja perminggu = jam kerja produktif per minggu
jam efektif kerja⁄minggu efektifitas kerja optimum
5. KTK = jam kerjaproduktif⁄minggu × efektifitas kerja lapang
15
Analisis Kesenjangan
Proses pengolahan data mengenai analisis kesenjangan dimulai dengan
pengisian kuesioner melalui wawancara intensif terhadap 3 pihak. Metode yang
digunakan merupakan metode purposive sampling dimana pemilihan responden
disesuaikan dengan tujuan tertentu. Tiga pihak tersebut meliputi manajemen,
karyawan dan masyarakat. Tabel 6 merupakan format kuesioner analisis
kesenjangan.
16
Nilai
No Faktor dan Sub-Faktor
Kondisi Aktual Kondisi Ideal
1
PENGELOLAAN ... ...
...1 ... ...
1
FASILITAS
F DAN HARDSCAPE ... ...
... ... ...
1
SOFTSCAPE ... ...
... ... ...
2
SOSIAL ... ...
... ... ...
2
PROMOSI
P ... ...
... ... ...
1 2
Sumber: Arifin dan Arifin (2005).; Deptan (2011) diisi dengan skor berikut: 1 = Sangat
buruk sekali; 2 = Sangat buruk; 3 = Buruk; 4 = Agak buruk; 5 = Rata- rata; 6 = Agak
baik; 7 = Baik; 8 = Sangat baik; 9 = Sangat baik sekali
Keterangan:
Me = median
Xii = batas bawah median
n = jumlah data
fkii = frekuensi kumulatif data bawah kelas median
fi = frekuensi data pada kelas median
p = panjang interval kelas
Faktor Rata-
Sampel
Pengelolaan Hardscape Softscape Sosial Promosi rata
... ... ... ... ... ... ...
0 217 m
Sirkulasi yang terdapat di dalam Kakoba, antara lain, berupa jalur sirkulasi
utama, jalur pejalan kaki, jalur ATV, serta jalur kereta wisata. Jalur sirkulasi
utama merupakan jalur yang biasa dilalui oleh kendaraan bermotor. ATV
memiliki jalurnya tersendiri yang dapat digunakan sebagai sirkulasi khusus bagi
ATV. Jalur kereta wisata memiliki lebar sekitar 3-4 meter biasanya digunakan
sebagai jalur kereta wisata untuk mengelilingi kebun kopi yang menjadi daya tarik
utama dari agrowisata ini.
Iklim
Menurut data iklim Kecamatan Bawen yang didapat dari Stasiun
Klimatologi Semarang periode Februari 2013-Januari 2014, curah hujan rata-rata
di Kecamatan Bawen adalah 148, 17 mm per bulan. Curah hujan tertinggi terdapat
pada bulan April 2013 dengan nilai 431 mm. Curah hujan terendah terdapat pada
bulan September 2013 dengan nilai 0 mm. Curah hujan rata-rata ini termasuk
curah hujan menengah (Gambar 6).
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des Jan-14
terendah di tapak adalah 66% pada bulan Agustus dan September 2013. Grafik
berikut merupakan grafik kelembaban relatif rata-rata Kecamatan Bawen periode
Februari 2013-Januari 2014 (Gambar 7).
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan-14
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
24.5
24
23.5
23
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Jan-14
Hidrologi
Sistem hidrologi yang terdapat di Agrowisata Kakoba berasal dari sumur
tersendiri yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Sumber air utama yang mengaliri
seluruh bagian agrowisata Kakoba adalah air yang berasal dari sumur. Sumur
tersebut terletak di tengah bagian Kakoba, yaitu di dekat area outbond serta di
tengah kebun karet di dalam area Kakoba (Gambar 9).
Drainase
Drainase yang terletak di Agrowisata Kakoba merupakan jenis drainase
yang terbuka. Drainase ini berbentuk selokan yang berguna untuk menampung air
hujan dan menyalurkannya pada Sungai Tuntang. Saluran drainase dari Sungai
Tuntang akan mengalir menuju ke Rawa Pening. Saluran drainase ini diberi grill
agar daun-daun kering yang jatuh ke dalam selokan dapat diambil oleh para
petugas pemelihara taman (Gambar 10).
24
(a) (b)
25
(c)
Gambar 11 Beberapa vegetasi di Agrowisata Kakoba, seperti Coleus sp. (a),
Rhoeo discolor (b) dan Alamanda sp. (c)
Visual Lanskap
Daya tarik utama dari agrowisata Kakoba adalah potensi panorama indah
yang berasal dari pemandangan lingkungan perkebunan kopi. Selain itu, terdapat
pula saujana atau potensi alam di luar tapak yang berada di sekitar Kakoba.
Potensi alam tersebut, antara lain, adalah pemandangan Rawa Pening, Gunung
Merbabu, dan Gunung Telomoyo (Gambar 12).
Karyawan Perusahaan
Sistem penggolongan tenaga kerja di Agrowisata Kakoba terbagi menjadi
manajer, supervisor, asisten supervisor, pelaksana, dan karyawan kerja waktu
26
Pengunjung
Karakteristik pengunjung Agrowisata Kakoba tidak terbatas pada
wisatawan saja, tetapi juga para commuter (orang yang pulang pergi setiap
harinya untuk bekerja) kota Semarang-Jogja-Solo. Keberadaan para commuter
bersifat kontinu sehingga diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar
Agrowisata Kakoba. Tabel 12 menjelaskan tentang perbedaan antara commuter
dan wisatawan.
Tabel 12 Perbedaan antara commuter dan wisatawan
Perbedaan Commuter Wisatawan
Motivasi Sebagai ampiran, melepaskan Berwisata atau rekreasi
lelah
Waktu kunjungan Harian Hari libur/akhir pekan
Lama kunjungan Singkat (< 1 jam) Relatif lama (> 2 jam)
Jumlah Perorangan atau rombongan Perorangan atau rombongan
kecil kecil-besar (50 orang)
Rotasi kunjungan Harian-mingguan Periodik (hari libur)
Kegiatan Makan/minum, sholat, Berwisata, menikmati
melepaskan lelah pemandangan, makan/minum
Sumber: Data sekunder profil Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran 2009
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Gambar 13 Grafik jumlah pengunjung Kakoba tahun 2013 (dalam orang)
wisata tur kebun dengan kereta wisata. Harga paket wisata ini adalah Rp
26.500,00 per orang.
5. Funtastic 5
Funtastic 5 merupakan paket wisata yang terdiri dari sejumlah jenis
wisata, meliputi wisata tur kebun dengan kereta wisata, dan wisata
outbond kids. Harga paket wisata ini adalah Rp 26.500,00 per orang.
Masyarakat Sekitar
Keberadaan Agrowisata Kakoba dinilai mampu memberikan manfaat bagi
masyarakat sekitar serta dapat meningkatkan sosial dan ekonomi dari masyarakat
yang tinggal di sekitar Agrowisata Kakoba. Banyak karyawan yang bekerja di
Agrowisata Kakoba, baik manajer, ketua divisi hingga tenaga harian berasal dari
masyarakat yang tinggal di sekitar daerah Agrowisata Kakoba. Daerah-daerah
tersebut, meliputi Bawen, Tuntang, Ungaran, Rawa Pening hingga Salatiga.
Pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Juli-Agustus biasanya dilakukan
kegiatan pemetikan biji kopi di Agrowisata Kakoba. Kegiatan ini mampu
memberikan dampak positif dari segi ekonomi bagi kebanyakan tenaga pemetik
biji kopi yang berasal dari masyarakat sekitar Agrowisata Kakoba.
Lanskap Agrowisata
Perkebunan Kopi
Tanaman kopi yang terletak di Agrowisata Kakoba memiliki luas sebesar
387,44 hektar dan merupakan tanaman kopi robusta (Coffea robusta) yang dapat
tumbuh optimal pada ketinggian 400-700 mdpl, dengan suhu 20°C. Curah hujan
yang optimum untuk kopi adalah pada daerah dengan curah hujan rata-rata 2.000-
3.000 mm per tahun, curah hujan rata-rata <100 mm per bulan. Tanaman kopi
robusta menghendaki tanah yang agak masam dengan pH 5,5-6,5 serta gembur,
subur, dan kaya bahan organik (Syahroni 2012).
Persyaratan agroklimat tersebut relatif sesuai dengan yang terdapat di
Agrowisata Kakoba, yakni tipe curah hujan Kakoba adalah 2.288-3.000 mm per
tahun, dengan curah hujan rata-rata 50 mm per bulan. Agrowisata Kakoba
memiliki tanah dengan pH 6-7 dan suhu berkisar 23-26°C (PTPN IX 2013).
Proses pemetikan kopi di Agrowisata Kakoba dilakukan selama satu kali
dalam setahun, yaitu pada periode bulan Juli-Agustus. Pada periode waktu
tersebut, biasanya pihak pengelola Agrowisata Kakoba merekrut ratusan
masyarakat di sekitar agrowisata untuk menjadi tenaga kerja musiman sebagai
pemetik kopi. Biji-biji kopi yang telah dipetik kemudian disatukan untuk
selanjutnya diolah di Pabrik Pengolahan Kopi di Jambu, Jawa Tengah.
Pada masa-masa tersebut, pengunjung mampu menyaksikan secara
langsung proses pemetikan kopi. Bahkan pengunjung juga diperbolehkan
mencicipi biji kopi yang telah matang, biasanya biji kopi tersebut akan terasa
manis (Gambar 14).
30
Perkebunan Karet
Vegetasi karet yang terdapat di Agrowisata Kakoba masih bersifat aktif,
yakni setiap harinya masih dilakukan penyadapan terhadap pohon-pohon karet
tersebut. Penyadapan terhadap pohon-pohon karet di Agrowisata Kakoba
dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 hingga 10.00. Sebuah mangkuk ditaruh di
setiap pohon, untuk kemudian hasil sadapan karet dibawa menuju Pabrik
Pengolahan Karet Getas dan diolah untuk menjadi lateks (Gambar 15).
Perkebunan Kakao
Perkebunan kakao yang terdapat di Agrowisata Kakoba memiliki luas
sebesar 1 hektar namun saat ini sudah tidak berproduksi secara aktif. Perkebunan
kakao di Agrowisata Kakao tersebut saat ini digunakan sebagai perkebunan
contoh (Gambar 16).
Fasilitas
Agrowisata yang baik memiliki berbagai fasilitas pendukung guna
memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang datang mengunjungi agrowisata.
Uraian mengenai fasilitas yang terletak di Agrowisata Kakoba terlampir pada
Lampiran 4.
Hardscape
Selain fasilitas, Agrowisata Kakoba juga memiliki hardscape guna
mendukung kenyamanan pengunjung yang berkunjung di Agrowisata Kakoba.
Tabel 13 merupakan jenis dan jumlah hardscape di Agrowisata Kakoba.
Tabel 13 Jenis dan jumlah hardscape
No. Jenis1 Jumlah2
1. Pos satpam 2 buah
2. Pintu masuk dan keluar 2 buah
3. Tempat sampah 15 buah
4. Bangku taman 200 buah
5. Lampu taman 16 buah
6. Signage ‘Dilarang Memasuki Areal Kebun’ 2 buah
7. Peta fasilitas 2 buah
8. Signage ‘Jagalah Kebersihan’ 6 buah
9. Gazebo saung 4 buah
10. Tempat Kasir 1 buah
11. Ban untuk bermain 6 buah
32
Karakteristik Pengunjung
Berdasarkan hasil kuesioner, kebanyakan responden pengunjung
Agrowisata Kakoba berasal dari Kota Semarang (45%), Kabupaten Semarang
(22%) dan Kota Salatiga (25%). Hal ini disebabkan secara geografis, Agrowisata
Kakoba berjarak 19 km dengan Kota Salatiga serta berjarak 36 km dengan Kota
Semarang. Selain itu, Agrowisata Kakoba juga dapat menjadi alternatif wisata
tersendiri bagi pengunjung yang kebanyakan terdiri dari keluarga dan merupakan
wisata yang baik bagi pengunjung anak-anak (Gambar 17).
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Kota Salatiga Kabupaten Kota Kota Kota Jakarta
Semarang Semarang Jogjakarta dan
Sekitarnya
Asal Responden
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali Setiap Hari Tidak Tentu
Frekuensi Kedatangan
Persepsi Pengunjung
Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar responden berpendapat bahwa
tingkat keamanan dan kenyamanan di Agrowisata Kakoba termasuk sudah baik
(83%). Hal ini dapat dibuktikan dari tidak adanya kerusakan hardscape pada
kawasan agrowisata yang disebabkan oleh tindakan tidak bertanggung jawab
pengunjung. Selain itu, keberadaan vegetasi yang ditunjang dengan suhu
lingkungan yang sejuk menyebabkan responden merasa nyaman berada di
Agrowisata Kakoba (Gambar 19).
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang Baik Baik Sangat Baik
Kenyamanan
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang Dekat Dekat Sangat Dekat
Aksesibilitas
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang Baik Baik Sangat Baik
Kondisi Fasilitas dan Hardscape
70
60
50
40
30
20
10
0
Kurang Baik Baik Sangat Baik
Kondisi Vegetasi
70
60
50
40
30
20
10
0
a b c d e
Harapan
Jenis Pemeliharaan
Menurut Arifin dan Arifin (2005), berdasarkan bentuk desain dan
penggunaan elemen keras maupun lunak maka tingkat pemeliharaan taman dapat
dikasifikasikan menjadi pemeliharaan tingkat tinggi (intensif), pemeliharaan
sedang (semi intensif), dan pemeliharaan rendah (ekstensif). Semakin rumit suatu
desain taman dan semakin banyak penggunaan tanaman eksotis (tanaman yang
memiliki daya tarik khas karena belum dikenal umum), serta elemen buatan,
biasanya semakin tinggi tingkat pemeliharaannya berarti semakin memerlukan
perhatian, tenaga dan biaya.
Semakin banyak user yang mengunjungi daerah tersebut, maka semakin
intensif pula pemeliharannya. Agrowisata Kakoba yang berada di daerah pedesaan
tidak begitu membutuhkan pemeliharaan yang intensif, sehingga dapat
dikategorikan sebagai kawasan dengan pemeliharaan ekstensif (Arifin dan Arifin
2005).
Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang terdapat di Agrowisata Kakoba terdiri dari
penyapuan, pengelolaan sampah, penyiraman, pemangkasan, pemupukan,
pendangiran gulma, pengendalian hama dan penyakit tanaman dan pemeliharaan
paving. Tabel 14 menjelaskan tentang perbandingan keadaan aktual dan ideal
kegiatan pemeliharaan di Agrowisata Kakoba.
Pemeliharaan Hardscapes
Pemeliharaan hardscapes di Agrowisata Kakoba terdiri menjadi dua
bagian, yaitu pemeliharaan rutin dan insidental. Tabel 16 menjelaskan tentang
pemeliharaan hardscape di Agrowisata Kakoba.
Pemeliharaan
Pemeliharaan Pemeliharaan
Softscape Hardscape
Pemeliharaan terhadap alat dan bahan perlu dilakukan guna menjaga agar
alat dan bahan pemeliharaan lanskap di Agrowisata Kakoba tetap baik dan awet.
Alat-alat tersebut biasanya disimpan di dalam gudang dan baru akan dikeluarkan
ketika hendak dipergunakan. Alat-alat yang telah selesai digunakan dapat dicuci
dan dilap lalu disimpan dengan rapi dalam gudang peralatan.
Untuk menunjang kegiatan pemeliharaan lanskap, maka diperlukan
penyesuaian jumlah alat dan bahan pemeliharaan lanskap. Jumlah alat disesuaikan
dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pemeliharaan lanskap dan
jumlah alat yang telah tersedia di Agrowisata Kakoba. Tabel 21 dan Tabel 22
menjelaskan tentang rekomendasi kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan bagi
Agrowisata Kakoba.
Tabel 21 Rekomendasi penambahan jumlah alat pemeliharaan
No. Alat Jumlah Satuan
1. Gunting rumput 10 Buah
2. Gunting kecil 11 Buah
3. Sapu lidi 4 Buah
4. Pengki 9 Buah
5. Kored 10 Buah
6. Cangkul 10 Buah
7. Selang plastik 9 Roll
8. Sprinkler 5 Buah
9. Arit 11 Buah
Rp 196.504.000,00
=
12 × 12
= Rp 1.365.000,00/orang
Berdasarkan Tabel 23 maka rencana anggaran biaya tenaga kerja
pemeliharaan selama satu tahun adalah Rp 196.504.000,00 (dengan pembulatan).
Rekomendasi gaji tenaga kerja per bulan adalah Rp 1.365.000,00/orang. Adapun
rekomendasi anggaran biaya untuk alat dan bahan adalah sebagai berikut (Tabel
24 dan Tabel 25).
47
baik struktural, fungsional agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
peraturan yang berlaku.
Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi mengenai empat divisi yang terdapat
di Agrowisata Kakoba (coffee house, pemeliharaan, keuangan dan event). Selain
itu, dilakukan pemantauan kegiatan di Agrowisata Kakoba. Proses evaluasi
diakhiri dengan penilaian mengenai kondisi pengelolaan di Agrowisata Kakoba.
Mahasiswa memberikan sejumlah masukan bagi pihak pengelola
Agrowisata Kakoba. Salah satu masukan yang diberikan oleh mahasiswa adalah
inventarisasi vegetasi yang terdapat di Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba
memiliki data yang cukup lengkap mengenai jenis tanaman perkebunan yang
terdapat di lokasi, namun belum memiliki data mengenai jenis tanaman hias di
lokasi. Data inventarisasi tanaman hias terdapat pada Lampiran 3.
Mahasiswa mengamati keadaan lapang mengenai jadwal pemeliharaan
dan membandingkannya dengan literatur. Terdapat beberapa kegiatan
pemeliharaan yang belum sesuai, namun secara keseluruhan kegiatan
pemeliharaan lanskap sudah cukup baik.
Mahasiswa menyusun inventarisasi mengenai alat dan bahan yang terdapat
di Agrowisata Kakoba. Agrowisata Kakoba sebelumnya belum memiliki daftar
tertulis mengenai inventarisasi alat dan bahan. Alat dan bahan disimpan di dalam
sebuah kotak yang ditaruh di gudang. Alat dan bahan pemeliharaan secara
keseluruhan memiliki kondisi yang cukup baik dan masih layak untuk digunakan.
Analisis Kesenjangan
10 10
8 8
6 6
Skor
Skor
4 4
2 2
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 101214161820222426283032
Subfaktor Pengelolaan Subfaktor Fasilitas dan Hardscape
10
8 10
6
Skor
Skor
4 5
2
0 0
333435363738394041424344 45 46 47 48
Subfaktor Softscape Subfaktor Sosial
10
8
6
Skor
Gap
4
Ideal
2
Aktual
0
49 50 51 52 53 54
Subfaktor Promosi
10 10
8 8
6 6
Skor
Skor
4 4
2 2
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32
Subfaktor Pengelolaan Subfaktor Fasilitas dan Hardscape
10 10
8 8
6 6
Skor
Skor
4 4
2 2
0 0
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Subfaktor Softscape Subfaktor Sosial
10
8
6
Skor
Gap
4
Ideal
2
Aktual
0
49 50 51 52 53 54
Subfaktor Promosi
Gambar
Gambar 28 Grafik analisis 30
kesenjangan menurut masyarakat
klasifikasi tinggi (di atas 0,6). Penjabaran mengenai kesenjangan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Kesenjangan terbesar terdapat pada pemeliharaan kolam renang, yaitu 1,8.
Hal ini berarti bahwa kualitas yang diharapkan lebih tinggi daripada
kualitas yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Menurut masyarakat,
kondisi kolam renang sudah cukup baik, hanya saja airnya keruh dan
lantainya licin. Pemeliharaan lebih lanjut terhadap kolam renang dapat
meningkatkan kenyamanan masyarakat yang mengunjungi Agrowisata
Kakoba.
2. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada aspek kerja sama dengan pihak
lain, yaitu 1,6. Menurut masyarakat, saat ini kurang terjadi kerja sama
yang terjalin antara pihak pengelola agrowisata dengan pihak lain, seperti
biro perjalanan tertentu. Hal ini mengakibatkan masih sedikitnya informasi
berupa promosi yang diterima oleh masyarakat mengenai tempat wisata ini.
3. Kesenjangan yang cukup besar juga terdapat pada bagian metode oral
untuk promosi, yaitu 1,6. Metode oral merupakan metode penyampaian
secara lisan dan bersifat personal. Metode oral dapat diwujudkan misalnya
dengan cara penyampaian promosi dalam pelatihan, rapat, seminar,
simposium, wawancara, dan forum-forum komunikasi yang lain. Metode
ini sangat efektif untuk menyampaikan informasi kepada penonton secara
dua arah.
4. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada penggunaan media elektronik
untuk promosi, yaitu 1,6. Media elektronik adalah media penyampaian
sesuatu informasi dalam bentuk elektronik, misalnya televisi, radio, dan
internet. Promosi yang telah dibuat oleh Agrowisata Kakoba saat ini telah
diwujudkan dengan penggunaan situs web yang sempat mengalami
perbaikan (www.kampoengkopibanaran.co.id).
5. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada pemeliharaan outbond kids,
yaitu 1,6. Fasilitas ini kurang memiliki variasi terkait dengan jenis-jenis
permainan yang tersedia di Agrowisata Kakoba. Selain itu, pemeliharaan
rutin seperti pembersihan areal outbond kids sebaiknya lebih diperhatikan.
10 10
8 8
6 6
Skor
Skor
4 4
2 2
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32
Subfaktor Pengelolaan Subfaktor Fasilitas dan Hardscape
10 10
8 8
6 6
Skor
Skor
4 4
2 2
0 0
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Subfaktor Softscape Subfaktor Sosial
10
8
6
Skor
Gap
4
Ideal
2
0 Aktual
49 50 51 52 53 54
Subfaktor Promosi
klasifikasi tinggi (di atas 0,5). Penjabaran mengenai kesenjangan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Kesenjangan terbesar terjadi pada penggunaan metode iklan untuk
promosi. Kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal yang diharapkan
dan kondisi aktual yang dirasakan adalah sebesar 1. Peningkatan metode
promosi dapat dilakukan dengan cara peningkatan kualitas situs web dan
melakukan kerja sama dengan pihak lain seperti agen perjalanan.
2. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada ketentuan syarat menjadi
pegawai, yaitu 1. Biasanya memang dibutuhkan waktu lama serta tidak
ada standar waktu yang tetap bagi para pekerja yang belum tetap untuk
menjadi pekerja tetap. Pembukaan rekruitmen bagi pekerja di agrowisata
ini sudah tidak lagi terjadi sejak 5 tahun terakhir.
3. Kesenjangan yang cukup besar juga terjadi pada kegiatan pemeliharaan
toilet, yaitu 0,9. Toilet utama yang terdapat di dekat kantor pengelola dan
di dalam restoran memang telah cukup rapi dan bersih, tetapi pemeliharaan
terhadap toilet lain yang terletak tidak begitu jauh dari kebun karet
membutuhkan pemeliharaan yang juga rutin.
4. Kesenjangan yang cukup besar terjadi pada pemeliharaan shelter, yaitu 0,9.
Pengecatan terhadap shelter ditargetkan akan dilakukan minimal setahun
sekali. Pengontrolan serta pembersihan sebaiknya dilakukan secara rutin
agar shelter tetap bersih dan rapi.
5. Paket wisata yang tersedia memiliki kesenjangan yang cukup besar, yaitu
0,8. Pihak manajemen menyadari bahwa paket wisata yang tersedia masih
bersifat monoton sehingga membutuhkan inovasi. Inovasi dapat
diwujudkan salah satunya dengan cara penambahan fasilitas pendukung
agrowisata.
Pembahasan
Terdapat 5 kesenjangan terbesar menurut manajemen berdasarkan hasil
pengolahan data analisis kesenjangan. Subfaktor dengan kesenjangan terbesar
kemudian dibandingkan dengan persepsi menurut karyawan dan masyarakat
(Tabel 29). Penetapan 5 kesenjangan terbesar disesuaikan dengan penelitian
sejenis mengenai analisis kesenjangan (Maharani, 2011).
Faktor Rata-
Sampel
Pengelolaan Hardscape Softscape Sosial Promosi rata
Manajemen 0,657 0,396 0,333 0,5 0,583 0,444
Karyawan 1,164 0,504 0,679 0,55 0,467 0,627
Masyarakat 0,685 0,528 0,583 0,4 1,5 0,659
Simpulan
jadwal pemeliharaan, alat dan bahan, tenaga kerja, struktur organisasi dan
rencana anggaran biaya.
3. Peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup kesenjangan antara
keadaan ideal dan aktual pada kawasan agrowisata diwujudkan dengan
rekomendasi untuk memperkecil kesenjangan sesuai lima kesenjangan
terbesar menurut manajemen. Kesenjangan tersebut meliputi peningkatan
penggunaan iklan untuk promosi, peninjauan ulang syarat menjadi
pegawai, peningkatan kualitas pemeliharaan fasilitas umum, peningkatan
pemeliharaan shelter dan hardscape, dan peningkatan kualitas paket
wisata.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti H. 2011. Persepsi dan Sikap Pengunjung Kebun Raya Bogor Terhadap
Koleksi Tumbuhan Obat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Arifin HS, Arifin NHS. 2005. Pemeliharaan Taman. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Departemen Pertanian. 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani
[Internet]. Diunduh pada 5 Februari 2014. Tersedia dalam
http://database.deptan.go.id.
Centro. 2014. UMR/UMK Indonesia [Internet]. Diunduh pada 1 April 2014.
Tersedia dalam http://www.hrcentro.com/umr.
Kurniawati D. 2012. Pengelolaan Lanskap Kawasan Agrowisata Taman
Mekarsari [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Lestari G, Kencana I. 2011. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya
Maharani K, Riyanti S. 2011. Analisa Efektifitas dan Efisiensi Investasi Sistem
BPCS Pada P.T. XYZ [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Bina Nusantara.
[Internet]. Diunduh pada 20 Maret 2014. Tersedia dalam
eprints.binus.ac.id/6219.
Nitisemo AS. 2003. Manajemen Personalia. Jakarta (ID): Ghaha Indonesia.
Pambudi MKI. 2011. Hubungan Karakteristik Responden dengan Motivasi untuk
58
LAMPIRAN
60
Fakultas Pertanian
________________________________________________________
Dengan hormat,
Sehubungan dengan tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
dengan judul “Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran” maka saya
melakukan pengambilan data berbentuk kuesioner kepada pihak pengelola
Kampoeng Kopi Banaran.
Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I
sekalian untuk mengisi kuesioner ini untuk keperluan data penelitian. Atas
kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Hasdevi A. Dradjat
A44100074
Pendahuluan
Wisata merupakan salah satu kegiatan untuk menyegarkan pikiran. Salah
satu kegiatan wisata yang kita ketahui adalah agrowisata. Agrowisata merupakan
salah satu bentuk kegiatan pemanfaatan objek wisata pertanian dengan tujuan
untuk wisata. Pemanfaatan objek wisata pertanian dapat berupa persiapan lahan,
pemeliharaan, pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Wisatawan bahkan dapat
pula mendapatkan hasil akhir olahan produk agrowisata untuk dibawa pulang.
Salah satu objek wisata pertanian yang memiliki potensi luas dalam
pengembangan wisata pertaniannya adalah Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran.
Objek wisata pertanian ini memiliki banyak fasilitas agrowisata yang dapat
dinikmati oleh wisatawan dari berbagai usia dan kalangan. Wisatawan dapat
mengunjungi kebun kopi dengan fasilitas wisata berupa kereta wisata dengan
pemandu khusus, berbagai macam wahana permainan dan edukasi seperti kolam
renang, outbond, flying fox, wahana golf skala kecil, tenis lapangan, kereta wisata,
dan kuda tunggangan.
Tujuan dari pengolahan kuisioner ini adalah mengidentifikasi masalah
guna mengetahui peningkatan kinerja yang diperlukan untuk menutup
kesenjangan antara keadaan ideal dan aktual pada kawasan agrowisata untuk
menjadi masukan pengelolaan Agrowisata Kakoba ke depan.
61
Nilai
No Faktor dan Sub-Faktor
Aktual Ideal
PENGELOLAAN
1 Struktur organisasi pengelola
2 Kapasitas dan efektivitas tenaga kerja
3 Jadwal pemeliharaan
4 Anggaran biaya pemeliharaan
5 Memiliki jadwal penugasan
6 Ketentuan syarat menjadi pegawai
7 Alat dan bahan pemeliharaan
FASILITAS DAN HARDSCAPE
8 Pemeliharaan shelter
9 Pemeliharaan gazebo
10 Pemeliharaan pergola
11 Pemeliharaan kolam renang
12 Pemeliharaan lapangan tenis
13 Pemeliharaan restoran
14 Pemeliharaan toilet
15 Pemeliharaan outbond kids
16 Pemeliharaan musholla
17 Pemeliharan keramik
18 Pemeliharaan flying fox
19 Pemeliharaan playground
20 Pemeliharaan kereta wisata
21 Pencegahan perlakuan vandalisme
22 Pengelolaan sampah
23 Sistem perairan dan drainase taman
24 Pemeliharaan fasilitas pagar
25 Fasilitas pencahayaan lampu
26 Pemeliharaan ATV
27 Jalan penghubung fasilitas
28 Aksesibilitas menuju lokasi
29 Transportasi menuju lokasi
30 Fasilitas akomodasi bagi pengunjung
SOFTSCAPE
31 Pemilihan komoditas utama agrowisata
sesuai dengan lokasi
____________________________________________________________
62
Nilai
No Faktor dan Sub-Faktor
Aktual Ideal
32 Fasilitas yang tersedia sesuai dengan
lokasi agrowisata
33 Pembersihan areal taman dan tanaman
34 Perlakuan terhadap penyiangan gulma
35 Penggemburan dan aerasi tanah
36 Penyiraman tanaman
37 Pemangkasan tanaman
38 Pengendalian hama dan penyakit
tanaman
39 Pemupukan tanaman
40 Penyapuan areal taman
41 Pengontrolan terhadap vegetasi di
taman
42 Penggantian tanaman
43 Pemetikan kopi
44 Pemanfaatan agrowisata sebagai
konservasi lingkungan
SOSIAL
45 Karakteristik pengunjung
46 Kepuasan pengunjung
47 Ketrampilan pemandu wisata
48 Keterlibatan masyarakat sekitar
PROMOSI
49 Paket wisata yang tersedia
50 Penggunaan media cetak untuk promosi
51 Penggunaan media elektronik untuk promosi
52 Penggunaan metode iklan untuk promosi
53 Penggunaan metode oral untuk promosi
54 Kerjasama dengan pihak lain
Skor : 1 = Sangat buruk.; 2 = Sangat buruk.; 3 = Buruk.; 4 = Agak buruk.; 5 =
Rata-rata.; 6 = Agak baik.; 7 = Baik.; 8 = Sangat baik.; 9 = Sangat baik
sekali
63
Fakultas Pertanian
________________________________________________________
KUESIONER PENGUNJUNG
AGROWISATA KAMPOENG KOPI
BANARAN
Dengan hormat,
Sehubungan dengan tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
dengan judul “Pengelolaan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran” maka saya
melakukan pengambilan data berbentuk kuesioner kepada pihak pengelola
Kampoeng Kopi Banaran.
Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I
sekalian untuk mengisi kuesioner ini untuk keperluan data penelitian. Atas
kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Hasdevi A. Dradjat
A44100074
Pendahuluan
Wisata merupakan salah satu kegiatan untuk menyegarkan pikiran. Salah
satu kegiatan wisata yang kita ketahui adalah agrowisata. Agrowisata merupakan
salah satu bentuk kegiatan pemanfaatan objek wisata pertanian dengan tujuan
untuk wisata. Pemanfaatan objek wisata pertanian dapat berupa persiapan lahan,
pemeliharaan, pemanenan, dan pengolahan hasil panen. Wisatawan bahkan dapat
pula mendapatkan hasil akhir olahan produk agrowisata untuk dibawa pulang.
Salah satu objek wisata pertanian yang memiliki potensi luas dalam
pengembangan wisata pertaniannya adalah Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran.
Objek wisata pertanian ini memiliki banyak fasilitas agrowisata yang dapat
dinikmati oleh wisatawan dari berbagai usia dan kalangan. Wisatawan dapat
mengunjungi kebun kopi dengan fasilitas wisata berupa kereta wisata dengan
pemandu khusus, berbagai macam wahana permainan dan edukasi seperti kolam
renang, outbond, flying fox, wahana golf skala kecil, tenis lapangan, kereta wisata,
dan kuda tunggangan. Tujuan dari pengolahan kuisioner ini adalah mengetahui
karakteristik dan persepsi pengunjung Agrowisata Kakoba.
64
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
3. Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Usia : a. 7 - 11 tahun f. 32 - 36 tahun
b. 12 - 16 tahun g. 37 - 41 tahun
c. 17 - 21 tahun h. 42 - 46 tahun
d. 22 - 26 tahun i. 47 - 51 tahun
e. 27 - 31 tahun j. > 51 tahun
5. Pendidikan terakhir: a. Tidak sekolah
b. SD dan sederajat
c. SMP dan sederajat
d. SMA dan sederajat
e. Akademi/perguruan tinggi
f. Lainnya/sebutkan: .............................................
6. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri
b. Pegawai Swasta
c. Pelajar
d. Wiraswasta
e. Lainnya/sebutkan: ......................................
MINAT KEPARIWISATAAN
7. Kapan biasanya Anda mengunjungi Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran?
a. Hari kerja (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB)
b. Hari kerja (di atas pukul 16.00 WIB)
c. Akhir pekan (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB)
d. Akhir pekan (di atas pukul 16.00 WIB)
e. Hari libur nasional (pada pukul 8.00 - 16.00 WIB)
f. Hari libur nasional (di atas pukul 16.00 WIB)
8. Berapa kali dalam seminggu Anda mengunjungi Kampoeng Kopi Banaran?
a. 1 - 2 kali d. Setiap hari
b. 3 - 4 kali e. Jarang/tidak tentu
c. 5 - 6 kali
9. Apakah tujuan Anda berkunjung ke Kampoeng Kopi Banaran?
a. Rekreasi d. Bersantai
b. Belajar e. Meminum kopi
c. Menikmati pemandangan f. Lainnya/sebutkan:.............
10. Bagaimanakah kondisi Kampoeng Kopi Banaran saat ini?
a. Kurang bagus
b. Bagus
c. Sangat bagus
c. Sangat baik
13. Fasilitas agrowisata apakah yang paling baik di Kampoeng Kopi Banaran
dan perlu ditingkatkan?
a. Wahana kereta wisata
b. Flying fox
c. Coffee walk
d. Coffee house
e. Lainnya/sebutkan: ........................................
14. Fasilitas apa sajakah yang Anda inginkan di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Olahraga (kolam renang, lapangan tenis, badminton, dan lain-lain)
b. Tempat berteduh (pergola, shelter, dan lain-lain)
c. Kolam ikan
d. Taman
e. Hotspot/Wi-fi
f. Lainnya/sebutkan: .........................................
15. Atraksi apa sajakah yang Anda inginkan di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Melihat ikan (penambahan fasilitas kolam ikan)
b. Memberi makan ikan (penambahan fasilitas kolam ikan)
c. Melihat secara langsung proses pengolahan kopi (dari pemetikan hingga
penyajian dalam bentuk kopi)
d. Pengenalan mutu jenis kopi
e. Belajar memetik kopi
AKSESIBILITAS
17. Bagaimana letak lokasi Kampoeng Kopi Banaran dari rumah Anda?
a. Kurang dekat
b. Dekat
c. Sangat dekat
18. Apakah transportasi yang Anda gunakan untuk mencapai Kampoeng Kopi
Banaran?
a. Kendaraan pribadi c. Jalan kaki
b. Kendaraan umum d.Lainnya/sebutkan:...........................
19. Bagaimanakah aksesibilitas menuju Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
66
FASILITAS
20. Apakah ada kelebihan dari Kampoeng Kopi Banaran dibandingkan dengan
agrowisata yang lain?
a. Iya
b. Tidak
c. Tidak tahu
21. Bagaimanakah kondisi fasilitas seperti restoran, musholla, dan tempat
parkir di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
22. Menurut pendapat Anda, bagaimanakah kondisi fasilitas pendukung di
Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
22. Bagaimanakah kondisi hard material seperti perkerasan, lampu taman,
bangku, kolam dan bak tanaman di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Kurang baik
b. Baik
c. Sangat baik
26. Apakah tanaman yang terdapat di Kampoeng Kopi Banaran telah sesuai
dengan kondisi kenyamanan Anda?
a. Kurang sesuai
b. Sesuai
c. Sangat sesuai
27. Jika kurang nyaman, menurut Anda apakah jenis vegetasi yang perlu
ditambahkan di Kampoeng Kopi Banaran?
a. Pohon
b. Perdu
c. Semak
d. Penutup tanah
28. Menurut Anda, apakah fasilitas dan vegetasi yang terdapat di Kampoeng
Kopi Banaran telah terpelihara dengan baik?
a. Kurang terpelihara
b. Terpelihara
c. Sangat terpelihara
29. Apakah saran Anda untuk pengelola Kampoeng Kopi Banaran agar
menjadi agrowisata yang semakin nyaman?
67
Nama Tanaman
No
Nama Lokal Nama Latin
31 Hanjuang Cordyline sp
32 Lolipop Pachystachys lutea
Pohon Rendah
33 Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima
34 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurcata
35 Palem Merah Cyrtostachis renda
36 Phoenix Phoenix roebelenii
Pohon Sedang
37 Dadap Merah Erythrina cristagali
38 Jambu Air Eugenia aquea
39 Lengkeng Dimocarpus longan
40 Rambutan Nephelium lappaceum
41 Sawo Kecik Manilkara kauki
Pohon Tinggi
42 Cempedak Arthocarpus campeden
43 Durian Durio zibenthinus
44 Kerai Payung Filicium decipiens
45 Mangga Mangifera indica
46 Matoa Pometia pinnata
47 Palem Raja Roystonea regia
48 Asam Jawa Tamarindus indica
49 Cempaka Michelia alba
Tanaman Perkebunan
50 Kopi Robusta Coffea robusta
51 Karet Hevea brasiliensis
52 Kakao Theobroma cacao
69
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Oktober 1992 dari ayah Dr. Ir.
H. Bambang Dradjat, M.Ec. dan ibu Dra. Hj. Azlinda A. Dradjat. Penulis adalah
putri pertama dari dua bersaudara. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di
TK Kartika III Bogor pada tahun 1996-1998, kemudian melanjutkan ke SDN
Polisi IV Bogor pada tahun 1998-2004. Penulis lalu melanjutkan pendidikannya
di SMPN 1 Bogor pada tahun 2004-2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan
pendidikannya di SMAN 1 Bogor dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang
sama, penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis ikut berpartisipasi dalam kegiatan
keorganisasian. Pada tahun 2011-2012, penulis menjabat sebagai pengurus Divisi
Badan Pengawas dan pada tahun 2012-2013, penulis menjabat sebagai pengurus
Divisi Sosial Lingkungan pada Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap
(Himaskap) IPB. Pada tahun 2011-2012, penulis menjabat sebagai pengurus
Divisi Event Organizer pada Music Agriculture Expression (MAX) IPB. Penulis
juga mengikuti berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh Himaskap dan
MAX.
Tahun 2013, penulis mengikuti kegiatan magang dalam rangka mengisi
liburan di Wisata Agro Wonosari P.T. Perkebunan Nusantara XII, Malang, Jawa
Timur. Pada tahun yang sama, penulis juga mengikuti kegiatan PKM-KC di
tingkat IPB dengan judul “Desain Taman Kuburan Tsunami sebagai Taman
Memorial di Siron, Provinsi Aceh”. Pada akhir tahun 2013, paper yang dibuat
oleh penulis bersama tim berhasil lolos dalam rangka mengikuti acara
International Conference on South East Asian Weather and Climate dengan judul
“Pekarangan Based-Agriculture as A Solution to Fulfill Family Food Security in
Curug Bitung Village, West Java, Indonesia” di Chiang Mai, Thailand. Pada
pertengahan tahun 2014, penulis menjadi salah satu presenter paper presentation
dalam rangka mengikuti acara International Federation of Landscape Architects
Asia Pasific Congress dengan paper yang berjudul Diversification of Local Food
from Landscape Management of “Pekarangan” Household to Improve the
Indonesian Economic Growth di Kuching, Malaysia.