Gabriella Natalingrum N
NIM A44090089
ABSTRAK
GABRIELLA NATALINGRUM NUGRAHANTO. Deskripsi Tanaman Tropis
Jenis Pohon, Palem dan Semak Besar yang Sering Dijumpai di Kawasan
Perkotaan. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.
Plants is one of the main element in the landscape. Very important for
designers, planners or organizer to know the nature and characteristics of the
plants, so plants can grow up and be able to grow in accordance with function.
However, lack of information obstruct the planners in selecting landscape plants.
This study was carried out with field observations in Bogor City and Bandung
City combined with literature study to obtain scientific information related the
object under study. After field survey the study was followed by analysis of plants
in the landscape by using the Semantic Differential method to know the quality of
plants in the lansdscape, then tested with chi-square and it is known that both of
the city tend to be different. As conclusion, plants in urban area are influence by
environmental condition and planting space. It takes fairly wide planting space
and the selection of the right plants so that the plants can grow well in urban areas.
Key words: Plant Identification, semantic differential, tropical plants, urban area
DESKRIPSI TANAMAN TROPIS JENIS POHON, PALEM,
DAN SEMAK BESAR YANG SERING DIJUMPAI
DI KAWASAN PERKOTAAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan YME atas limpahan berkat dan anugerah-Nya,
sehingga penelitian yang berjudul “Deskripsi Tanaman Jenis Pohon, Semak
Besar dan Palem yang Sering Dijumpai di Kawasan Perkotaan” ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Ucapan terima
kasih penulis ditujukan kepada :
1. Bapak, Mama, dan Bram, serta keluarga besar yang selama ini memberi
bantuan dan semangat dalam proses penyelesaian penelitian dan penulisan
skripsi.
2. Dr Ir Bambang Sulistyantara, MAgr selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan
penulisan skripsi.
3. Fitriyah Nurul H Utami, ST, MT, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bibingan selama masa kuliah serta Dosen dan Staf Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, khususnya Departemen Arsitektur
Lanskap atas ilmu yang telah diberikan.
4. Dr Ir Tati Budiarti, MS dan Dr Kaswanto, SP, Msi selaku dosen penguji yang
telah memberi pengarahan untuk penulisan skripsi yang lebih baik lagi.
5. Sahabat-sahabat terbaik (Sry Wahyuni, Herawaty Pare, Damaria Widasari,
Amanda Fauziah, Mentari Ramadhan) atas bantuan, semangat, dukungan, doa,
dan kebersamaannya selama ini.
6. Teman-teman seperguruan, Mentari Ramadhan, Monika Agustia, dan Prasetyo
Ariwibowo atas bantuan, semangat, dan dukungannya.
7. Nisa, Irma, Yaomi, Tari, Dedek, Azis, Wida, Dini, Dila, Kak Ifa, dan Kak Rio
yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian hingga penelitian ini
akhirnya dapat selesai.
8. Keluarga dan teman-teman Arsitektur Lanskap Angkatan 46 atas semangat,
dukungan, dan kebersamaannya.
9. Teman-teman terbaik di Kelompok Kecil (Kak Rara, Faithy, Gloria, Lisa, dan
Santika) dan PMK khususnya KPA yang tidak dapat disebutkan satu persatu
atas dukungan, doa, semangat dan kebersamaannya.
10. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian dan penulisan karya
ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pikir 3
2 Peta Orientasi Lokasi Penelitian 4
3 Perbandingan jenis tanaman di Kota Bogor dan Kota Bandung 10
4 Contoh tampilan layout pada FileMaker Pro 21 19
5 Acacia auriculiformis 21
6 Adenanthera spp. 21
7 Agathis dammara 22
8 Annona muricata 23
9 Araucaria heterophylla 23
10 Artocarpus heterophyllus 24
11 Averhoa carambola 24
12 Bauhinia purpurea 25
13 Canarium indicum 26
14 Casuarina junghuhniana 26
15 Casuarina sumatrana 27
16 Cerbera manghas 27
17 Delonix regia 28
18 Dimocarpus longan 28
19 Erithrina cristagali 29
20 Ficus benjamina 29
21 Ficus lyrata 30
22 Gmenlia arborea 31
23 Hibiscus tilaeus 31
24 Hura crepitans 32
25 Lagerstromia speciosa 32
26 Mangifera indica 33
27 Mangifera kemanga 34
28 Maniltoa grandiflora 34
29 Mimusoph elengi 35
30 Muntingia calabura 35
31 Nephelium lappaceum 36
32 Paraserianthes falcataria 37
33 Pithecelobium dulce 37
34 Plumeria rubra 38
35 Polyalthia fragrans 39
36 Polyalthia longifolia 39
37 Psidium guajava 40
38 Pterocarpus indicus 41
39 Samanea saman 41
40 Shcefflera sp. 42
41 Spatodea campanulata 42
42 Swietenia mahogani 43
43 Syzygium aquaeum 44
44 Syzygium malaccense 45
45 Syzygium oleina 45
46 Tabebuia chrysantha 46
47 Tectona grandis 46
48 Terminalia cattapa 47
49 Thuja accidentalis 48
50 Areca catechu 48
51 Caryota cumingii 49
52 Cocos nucifera var. Capitata 49
53 Elaeis guineensis 50
54 Elaeis oleifera 50
55 Hyophorbe lagenicaulis 51
56 Licuala grandis 51
57 Phoenix roebelleni 52
58 Pritchardia pacifica 52
59 Ptychosperma macarthurii 53
60 Roystonia regia 54
61 Veitchia merrilii 54
62 Wodyetia bifurcata 55
63 Acalypha macrophylla 55
64 Bougainvillea glabra 56
65 Caesalpinia pulcherima 57
66 Calliandra 57
67 Hibiscus rosa sinensis 58
68 Ixora coccinea 59
69 Mussaenda sp. 59
70 Nerium oliander 60
71 Pohon kenari (Canarium indicum) di berbagai jalan di Kota Bogor 62
72 Pohon beringin (Ficus benjamina) di berbagai jalan di Kota Bogor 62
73 Pohon mahoni (Swietenia mahogani) di berbagai jalan di Kota Bogor 63
74 Pohon nangka (Artocarpus heterophyllus) di berbagai jalan di Kota
Bogor 63
75 Pohon kersen (Muntingia calabura) di berbagai jalan di Kota Bogor 63
76 Pohon flamboyan (Delonix regia) di berbagai jalan di Kota Bogor 64
77 Pohon ki hujan (Samanea saman) di berbagai jalan di Kota Bogor 64
78 Pohon akasia (Acacia auriculiformis) di berbagai jalan di Kota Bogor 65
79 Pohon berbuah d berbagai jalan di Kota Bogor 65
80 Tanaman nusa indah (Mussaenda sp.) 66
81 Jenis palem soliter yang dijumpai di berbagai jalan di Kota Bogor 67
82 Jenis palem berumpun yang dijumpai di berbagai jalan di Kota Bogor 67
83 Jenis palem soliter yang dijumpai di berbagai jalan di Kota Bandung 68
84 Jenis palem berumpun yang dijumpai di berbagai jalan di Kota
Bandung 68
85 Pohon angsana (Pterocarpus indicus) di berbagai jalan di Kota
Bandung 68
86 Pohon mahoni (Swietenia mahogani) di berbagai jalan di Kota Bandung 68
87 Pohon beringin (Ficus benjamina) di berbagai jalan di Kota Bandung 69
88 Tanaman semak besar di Kota Bandung 69
89 Contoh pola tanam RTH jalur pejalan kaki 70
90 Tanaman dengan kualitas tinggi di Kota Bogor 71
91 Nilai Semantic Differential Kota Bogor 72
92 Modifikasi akar banir pada kenari (Canarium Indicum) 72
93 Beberapa tanaman dengan kualitas sedang di Kota Bogor 73
94 Tanaman dengan kualitas rendah di Kota Bogor 76
95 Tanaman dengan kualitas tinggi di Kota Bandung 78
96 Beberapa tanaman dengan sedang rendah di Kota Bandung 79
97 Nilai Semantic Differential Kota Bandung 81
98 Tanaman dengan kualitas rendah di Kota Bandung 72
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lembar pengamatan 89
2 Format kuisioner 90
3 Hasil pemotretan untuk penilaian kuisioner 91
4 Nilai Semantic Differential Kota Bogor dan Kota Bandung 95
5 Contoh hasil tampilan deskripsi singkat pada FileMaker 97
6 Hasil tampilan deskripsi singkat masing-masing spesies pada FileMaker 101
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pikir
Penelitian ini berawal dari kebutuhan perancang lanskap akan deskripsi sifat
dan karakteristik tanaman lanskap dalam pemilihan tanaman. Saat ini berbagai
jenis vegetasi digunakan di kawasan perkotaan, namun terdapat kendala dalam
pemilihan jenis tanaman dan ciri lingkungan yang sesuai, yaitu kurangnya
informasi mengenai tanaman. Penelitian ini berguna untuk menghimpun informasi
tanaman yang ada di lokasi penelitian dan informasi ilmiah yang sudah ada
sebelumnya. Setelah melakukan pengumpulan data dan pengolahan data, deskripsi
tanaman yang sudah dihimpun disajikan dengan lengkap berisi penjelasan
informasi dan gambar secara deskriptif dengan menggunakan aplikasi basis data.
Diagram kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1.
3
Kendala
Penyusunan ke dalam
basis data
METODE
Penelitian ini berlangsung mulai akhir bulan Februari 2013 sampai bulan
November 2013. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi tanaman jenis
pohon, palem, dan semak besar yang dijumpai di kawasan Kota Bogor dan
Bandung. Tanaman yang diidentifikasi merupakan tanaman yang ditanam atau
berada di kawasan perkotaan. Lokasi pengambilan data tanaman dilakukan di
kawasan tepi jalan dan median jalan arteri sekunder dimana jalan arteri sekunder
merupakan jalan yang ada dalam skala perkotaan. Tanaman yang diambil datanya
dapat merupakan tanaman yang dikelola oleh pemerintah maupun privat.
Berdasarkan UU Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan, jalan arteri sekunder
merupakan jalan kota yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota,
menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta
menghubungkan antarpusat pemukiman yang berada di dalam kota. Jalan arteri
sekunder yang terdapat di Kota Bogor, yaitu JL. Siliwangi, JL. Ir. Juanda, JL.
Jendral Sudirman, JL. Pemuda, JL. Merdeka, JL. Surya Kencana, JL. Kapten
Muslihat, JL. Veteran, JL. Gunung Batu, JL. Sindang Barang, JL. Jalak Harupat,
JL. R.E Martadinata, JL. Ahmad Yani, JL. Bangbarung, JL. Otto Iskandardinata,
JL. Semeru, JL. Lawang Gintung JL. Merdeka, JL. Pahlawan, JL. Pandu Raya, JL.
Pandawa, JL. Batu Tulis, dan JL. Dadali. Jalan arteri yang terdapat di Kota
Bandung, yaitu JL. Ir. Juanda, JL. Asia Afrika, JL. Jendral Sudirman, JL. Ahmad
Yani, JL. Junjunan, dan JL. Surapati.
Bahan yang digunakan merupakan tanaman yang terdapat pada jalan arteri
sekunder yang terdapat di Kota Bogor dan Kota Bandung, kemudian tanaman
terpilih diambil gambarnya. Gambar tanaman merupakan foto yang dapat
merepresentasikan bentuk tanaman. Data atribut berupa informasi mengenai
deskripsi dan klasifikasi jenis pohon, palem dan semak besar yang mencakup
klasifikasi botani-lanskap (sifat morfologi, sifat ekologi, karakteristik dan fungsi)
serta klasifikasi umum, data ini dapat diperoleh di Perpustakaan Kebun Raya Kota
Bogor, Perpustakaan Fakultas Pertanian IPB, dan Perpustakaan Arsitektur
Lanskap IPB. Data atribut lain juga dapat diperoleh dengan pengamatan langsung
pada lokasi penelitian.
Setelah survei lapang, dilakukan penyebaran kuesioner Semantic
Differential untuk mengetahui kualitas tanaman dalam lanskap. Kuesioner
berjumlah 100 eksemplar yang telah disebarkan kepada mahasiswa arsitektur
lanskap. Terdapat 40 foto tanaman yang akan dinilai oleh responden, masing-
masing 20 foto untuk tiap kota. Foto didominasi oleh jenis pohon karena kedua
kota tersebut didominasi oleh tanaman jenis pohon.
Alat
Alat yang digunakan terdiri dari kamera digital untuk mengambil gambar
tanaman, klinometer untuk mengukur ketinggian pohon, laptop untuk input dan
pengolahan data, meteran untuk mengukur diameter pohon, lembar pengamatan
(Lampiran 1), program FileMaker Pro 12 untuk memasukkan informasi terkait
tanaman dan membuat layout.
Alat yang digunakan untuk kuesioner Semantic Differential adalah
Microsoft Excel 2007 untuk input data, data diolah hingga mendapatkan nilai
kuantitatif dan kualitatif. Setelah itu dilakukan uji statistik berupa analisis chi-
square untuk menguji apakah terdapat perbedaan proporsi antara kualitas tanaman
di Kota Bogor dan Kota Bandung dengan menggunakan SPSS Statistics 17.0.
Prosedur
Prosedur Survei
Kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan deskripsi tanaman ini dimulai
dari pengumpulan data primer dan sekunder melalui observasi lapang dan studi
literatur. Data yang diperoleh dicatat pada lembar pengamatan dan penilaian
kesehatan tanaman. Pada saat survei, hal yang diamati adalah kondisi fisik dan
morfologi tanaman yang terlihat.
Data tanaman yang sudah diperoleh melalui identifikasi tanaman dan studi
literatur kemudian diklasifikasikan untuk dimasukkan ke dalam basis data. Basis
data menggunakan program FileMaker Pro 12. Basis data dapat menghimpun
6
baik, cukup baik, dan buruk menurut peneliti. Kemudian foto diseleksi menjadi 20
foto yang mewakili bentuk lanskap tiap kota.
Penilaian dilakukan dengan kuesioner (Lampiran 2) dan 40 foto terpilih
ditampilkan dengan bantuan slide. Responden diminta untuk menilai kualitas
penggunaan tanaman di lanskap perkotaan dengan memberi nilai berdasarkan foto
dan skala pada kuesioner. Penayangan dilakukan 60 detik untuk tiap foto. Untuk
teknik pengisian kuesioner SD, berupa pemberian skor -3 sampai 3 pada kata
bipolar terpilih. Enam pasang kata bipolar yang digunakan, yaitu Tidak nyaman x
Nyaman (K1); Sempit x Luas (K2); Gersang x Teduh (K3); Elemen lanskap
berantakan x Elemen lanskap teratur (K4); Panas x Sejuk (K5); Buruk x Indah
(K6). Enam kata bipolar yang dipilih merupakan kata yang dapat menggambarkan
kondisi foto tanaman dalam lanskap. Setiap kata bipolar dapat memperlihatkan
tinggi/rendah setiap kriteria yang dinilai. K1 digunakan untuk mengukur tingkat
kenyamanan adanya tanaman dalam lanskap. K2 digunakan untuk mengukur
tersedianya ruang penanaman. K3 digunakan untuk melihat kondisi lanskap di
sekitar tanaman. K4 digunakan untuk mengukur keteraturan elemen penyusun
lanskap di sekitar tanaman. K5 digunakan untuk melihat tingkatan suhu dengan
adanya tanaman. K6 digunakan untuk melihat nilai estetika tanaman dalam
lanskap.
Tabel 1 Kuesioner penilaian Semantic Differential (SD)
-3 -2 -1 0 1 2 3
Tidak nyaman Nyaman
Sempit Luas
Gersang Teduh
Elemen lanskap berantakan Elemen lanskap teratur
Panas Sejuk
Buruk Indah
Contoh:
-3 -2 -1 0 1 2 3
Buruk X Baik
1 1 2 2 3 4 5 x6 7
Keterangan:
3 = sangat sesuai -1 = kurang sesuai
2 = sesuai -2 = tidak sesuai
1 = agak sesuai -3 = sangat tidak sesuai
0 = bukan kedua-duanya
Data yang telah didapatkan diolah dengan menggunakan metode SD. Data
setiap foto dinilai dengan kata-kata bipolar yang mewakilkan setiap kondisi
lanskap dan diurutkan berdasarkan tiap skala yang diberi bobot 1 sampai 7 dari
kiri ke kanan seperti contoh diatas. Langkah pengolahannya yang pertama
menghitung jumlah dan rata-rata dari setiap kata pada setiap lanskap kemudian
membandingkan nilai setiap kata pada lanskap yag berbeda dalam bentuk grafik,
kemudian di dapatkan proporsi kualitas tanaman tinggi, sedang dan rendah pada
masing-masing kota. Untuk mengetahui perbedaan proporsi kualitas tanaman
antara kedua kota dilakukan uji statistik berupa analisis Chi-square dengan
menggunakan program SPSS Statistics 17.0 .
8
Kondisi Umum
terendah 19.1 ºC dan suhu tertinggi 29.2 ºC. Curah hujan rata-rata setiap tahun
sekitar 191.75 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Februari dan April.
Tanah
Jenis tanah di seluruh wilayah Kota Bogor adalah latosol coklat kemerahan
dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus
serta bersifat agak peka terhadap erosi (Bappeda Kota Bogor 2013).
Keadaan tanah yang ada di Kota Bandung merupakan lapisan alluvial hasil
dari letusan Gunung Tangkuban Perahu, jenis material di bagian utara dan pusat
kota merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta timur tersebar jenis alluvial
kelabu dengan bahan endapan tanah liat (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Bandung 2013).
25
20
15
10
5
0
Pohon Palem Semak Besar
Bogor 43 13 4
Bandung 14 5 6
Persentase (%)
JL. Batu Tulis
JL. Pahlawan
JL. Sudirman
JL. Siliwangi
Nama Botani Nama Lokal
JL. Pandawa
JL. Merdeka
JL. Emapng
JL. Pemuda
JL. Veteran
JL. Semeru
JL. Dadali
JL. Pandu
JL. Otista
POHON
Acacia auriculiformis Akasia • • • • 2.35
Adenanthera spp Saga • 0.59
Annona muricata Nangka belanda • 0.59
Araucaria heterophylla Cemara norflok • • 1.18
Artocarpus heterophyllus Nangka • • • • • • • 4.12
Averrhoa carambola Belimbing • 0.59
Bauhinia purpurea Bunga kupu-kupu • • • • 2.35
Canarium indicum Kenari • • • • • • • • • • • • 7.06
Casuarina junghuhniana Red moutain ru • 0.59
Casuarina sumatrana Cemara balon • 0.59
Cerbera manghas Bintaro • • • 1.76
Delonix regia Flamboyan • • • • • 2.94
Dimocarpus longan Kelengkeng • 0.59
Erythrina cristagali Dadap merah • • • • 2.35
Ficus benjamina Beringin • • • • • • • • • 5.29
11
12
12
Tabel 2 (Lanjutan)
Lokasi
Persentase (%)
Nama Botani Nama Lokal
JL. Pandawa
JL. Merdeka
JL. Emapng
JL. Pemuda
JL. Veteran
JL. Semeru
JL. Dadali
JL. Pandu
JL. Otista
POHON
Ficus lyrata Biola cantik • • 1.18
Gmelina arborea Jati putih • 0.59
Hibiscus tiliaceus Waru • 0.59
Hura crepitans Kerawitan • 0.59
Lagerstomia speciosa Bungur • • 1.18
Mangifera indica Mangga • • • 1.76
Mangifera kemanga Kemang • 0.59
Maniltoa grandiflora Pohon sapu tangan • 0.59
Mimusoph elengi Tanjung • • 1.18
Muntingia calabura Kersen • • • • • • 3.53
Nephelium lappaceum Rambutan • 0.59
Paraserianthes falcataria Sengon • • 1.18
Plumeria sp. Kamboja • 0.59
Polyalthia fragrans Glodokan bulat • • • • 2.35
Psidium guajava Jambu • • 1.18
Pterocarpus indicus Angsana • • • • 2.35
13
Tabel 2 (Lanjutan)
Lokasi
Persentase (%)
Nama Botani Nama Lokal
JL. Pandawa
JL. Merdeka
JL. Emapng
JL. Pemuda
JL. Veteran
JL. Semeru
JL. Dadali
JL. Pandu
JL. Otista
POHON
Samanea saman Ki hujan • • 1.18
Schefflera sp. Wali songo • 0.59
Spatodea sp. Kecrutan • • 1.18
Swietenia mahogani Mahoni • • • • • • • • 4.71
Syzygium aquaeum Jambu air • 0.59
Syzygium malaccense Jambu bol • 0.59
Syzygium oleina Pucuk merah • • • 1.76
Tabebuia chrysantha Tabebuya kuning • • 1.18
Tectona grandis Jati • 0.59
Terminalia cattapa Ketapang • • • 1.76
Thuja accidentatalis Cemara kipas • • • • 2.35
PALEM
Areca catechu Pinang jambe • 0.59
Caryota cumingii Palem ekor ikan • • 1.18
Cocos nucifera var. Capitata Kelapa • • • 1.76
Elaeis guinensis Kelapa sawit • 0.59
Elaeis oleifera Kelapa sawit amerika • • • 1.76
Hyophorbe lagenicaulis Palem botol • • 1.18
13
14
14
Tabel 2 (Lanjutan)
Lokasi
Persentase (%)
Nama Botani Nama Lokal
JL. Pandawa
JL. Merdeka
JL. Emapng
JL. Pemuda
JL. Veteran
JL. Semeru
JL. Dadali
JL. Pandu
JL. Otista
PALEM
Licuala grandis Palem kol • • • 1.76
Phoenix roebelenii Dwarf date palm • • 1.18
Pritchardia pacifica Fiji fan palm • 0.59
Ptychosperma macarthurii Palem jepang • • • • • 2.94
Roystonia regia Palem raja • • • • • • • 4.12
Veitchia merrillii Palem putri • • • • • • • • • 5.29
Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai • • 1.18
SEMAK BESAR
Bougainvillea sp. Bugenvil • • 1.18
Calliandra Kaliandra • • 1.18
Caesalpinia pulcherrima Bunga merak • 0.59
Hibiscus rosa sinensis Kembang sepatu • 0.59
Ixora sp. Soka • 0.59
Mussaenda sp. Nusa indah • • 1.18
TOTAL 100
15
Persentase (%)
JL. Sudirman
Nama Botani Nama Lokal
JL. Junjunan
JL. Surapti
POHON
Agathis dammara Pohon damar raja • 2.44
Cerbera manghas Bintaro • • 4.88
Erythrina cristagali Dadap merah • • 4.88
Ficus benjamina Beringin • • • 7.32
Lagerstromia speciosa Bungur • 2.44
Muntingia calabura Kersen • 2.44
Pithecelobium dulce Asam kranji • 2.44
Plumeria sp. Kamboja • • 4.88
Polyalthia fragrans Glodokan bulat • 2.44
Polyalthia longifolia Golokan tiang • 2.44
Pterocarpus indicus Angsana • • • • 9.76
Samanea saman Ki hujan • • 4.88
Swietenia mahogani Mahoni • • • • 9.76
Syzygium oleina Pucuk merah • • 4.88
15
16
16
Tabel 3 (Lanjutan)
Lokasi
Persentase (%)
JL. Sudirman
Nama Botani Nama Lokal
JL. Junjunan
JL. Surapti
POHON
Tabebuia chrysantha Tabebuya kuning • • 4.88
PALEM
Hyophorbe lagenicaulis Palem botol • 2.44
Licuala grandis Palem kol • 2.44
Roystenia regia Palem raja • 2.44
Veitchia merrillii Palem putri • • • 7.32
Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai • 2.44
SEMAK BESAR
Acalypha macrophylla Teh-tehan • 2.44
Bougainvillea sp. Bugenvil • • 4.88
Ixora sp. Soka • • 4.88
Nerium oliander Oliander • 2.44
Total 100
17
JL. Pandawa
JL. Merdeka
JL. Emapng
JL. Pemuda
JL. Veteran
JL. Semeru
JL. Dadali
JL. Pandu
JL. Otista
POHON
Acacia auriculiformis Akasia •
Araucaria heterophylla Cemara norflok •
Artocarpus heterophyllus Nangka • • • •
Cerbera manghas Bintaro •
Delonix regia Flamboyan • •
Dimocarpus longan Kelengkeng •
Erythrina cristagali Dadap merah • •
Ficus benjamina Beringin • •
Gmelina arborea Jati putih •
Hibiscus tiliaceus Waru •
Hura crepitans Kerawitan •
Mimusoph elengi Tanjung •
Muntingia calabura Kersen • • •
Nephelium lappaceum Rambutan •
Paraserianthes falcataria Sengon •
Plumeria sp. Kamboja •
Psidium guajava Jambu • •
17
18
18
Tabel 4 (Lanjutan)
Lokasi
JL. Pandawa
JL. Merdeka
JL. Emapng
JL. Pemuda
JL. Veteran
JL. Semeru
JL. Dadali
JL. Pandu
JL. Otista
POHON
Samanea saman Ki hujan •
Spatodea sp. Kecrutan • •
Syzygium aquaeum Jambu air •
Syzygium malaccense Jambu bol •
Syzygium oleina Pucuk merah •
Tectona grandis Jati •
Thuja accidentatalis Cemara kipas •
PALEM
Areca catechu Pinang jambe •
Cocos nucifera var. Capitata Kelapa • •
Elaeis oleifera Kelapa sawit amerika • •
Hyophorbe lagenicaulis Palem botol •
Pritchardia pacifica Fiji fan palm •
Ptychosperma macarthurii Palem jepang •
Roystonia regia Palem raja • • • •
Veitchia merrillii Palem putri • • • • •
Wodyetia bifurcata Palem ekor tupai • •
19
Record
Fields
Perancangan basis data merupakan tahapan awal sebelum melakukan input data.
Pada proses ini dilakukan penentuan data input yang akan dihimpun ke dalam
20
basis data. Basis data ini dirancang agar dapat menampilkan data dan informasi
mengenai tanaman yang ada di kawasan perkotaan secara sederhana. Informasi di
dalam basis data menampilkan bentuk fisik tanaman dan dapat membantu dalam
menentukan jenis pohon agar sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Informasi
yang dihimpun ke dalam basis data adalah jenis tanaman, nama botani, nama
lokal, bentuk tajuk, tempat penanaman, sifat ekologi, fungsi tanaman, morfologi
biji, morfologi buah, morfologi bunga, morfologi daun, morfologi batang,
morfologi akar, dan gambar setiap tanaman pada tapak.
Terdapat 66 tanaman yang dapat diidentifikasi. Basis data yang pertama
dibuat berdasarkan hasil pengamatan tanaman jenis pohon, palem, dan semak
besar yang berada di tiap jalan arteri sekunder. Basis data yang kedua dibuat
berdasarkan spesies yang dijumpai di jalan arteri sekunder. Masing-masing
tanaman atau tiap objek tanaman di-input informasinya ke dalam File Maker
(Lampiran 3).
Deskripsi Tanaman
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam sistem tanaman
yang berhubungan dengan hasilnya adalah pertumbuhan. Perubahan penampilan
tanaman dengan pertambahan umur seperti dalamnya ukuran keseluruhan tubuh
tanaman atau bagian tanaman. Pertumbuhan merupakan konsep yang besar dalam
bidang biologi dan merupakan resultan dari integrasi berbagai reaksi biokimia,
peristiwa biofisik, dan proses fisiologis, (Sitompul dan Guritno 1995).
Deskripsi tanaman ini ditujukan untuk memberi penjelasan mengenai satu
spesies tanaman. Deskripsi disini merupakan upaya dalam penggabungan dan
pembandingan dari hasil penelitian dengan data penelitian yang sudah ada, upaya
dalam pengolahan hasil penelitian dan data sekunder menjadi suatu deskripsi
mengenai tanaman yang berisi informasi mengenai karakteristik tanaman.
Deskripsi di bawah ini merupakan deskripsi tanaman jenis pohon, palem, dan
semak besar yang dijumpai di kawasan Kota Bogor dan Kota Bandung. Terdapat
total 66 spesies tanaman yang akan diuraikan, tanaman terdiri dari 45 jenis pohon,
13 jenis palem, dan 8 jenis semak besar.
Jenis Pohon
Pohon merupakan tanaman yang paling banyak dijumpai di kawasan
perkotaan. Pohon adalah tanaman berkayu yang memiliki batang utama dan
percabangannya tidak dekat dengan tanah (Chin 2003). Pohon menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan adalah semua
tumbuhan berbatang pokok tunggal berkayu keras. Pohon terbagi menjadi pohon
kecil, pohon sedang, dan pohon besar. Pohon kecil adalah pohon yang memiliki
ketinggian sampai 7 m. Pohon sedang adalah pohon yang memiliki ketinggian
dewasa 7-12 m. Pohon besar adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa lebih
dari 12 m.
1. Acacia auriculiformis
(a) Nama: akasia atau Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth., merupakan
tanaman evergreen (hijau di sepanjang tahun) yang persebarannya di
21
2. Adenanthera spp.
(a) Nama: saga atau Adenanthera spp., merupakan tanaman asli India, China
bagian tenggara dan Timur Malaysia. Biasanya tanaman ini banyak
dijumpai di perdesaan dan tepi jalan. Saga merupakan tanaman musiman,
tingginya mencapai 25 m namun ada beberapa pohon yang dapat mencapai
40 m.
(e) Morfologi daun: susunan daun majemuk menyirip ganda, bentuk daun
bulat telur, ujung daunnya tumpul dan bertepi rata.
(f) Morfologi bunga: bunga biseksual, ukurannya kecil (2 mm), berwarna
putih, putiknya berwarna kuning dan dapat menjadi oranye.
(g) Fungsi: tanaman ornamental, bagian daunnya dapat dimakan dan bijinya
dapat dimanfaatkan untuk mainan anak atau kerajinan lainnya.
(h) Perbanyakan: biji.
3. Agathis dammara
(a) Nama: pohon damar raja atau Agathis dammara (Lamb.) I.C. Rich.
Termasuk pohon tinggi, tingginya dapet mencapai 60 m. Persebarannya di
Indonesia (Jawa Barat) dan Filipina.
(b) Famili: araucariaceae.
(c) Habitat: hutan hujan tropis, daerah berbatu atau berpasir. 0-1 200 m dpl.
(d) Bentuk tajuk : oval.
(e) Morfologi daun: berdaun majemuk berlawanan, susunan daun majemuk
menyirip ganda. Tepi daunnya rata, bentuk daun memanjang, dan
pertulangan daun sejajar.
(f) Morfologi batang: batang utama tegak ke atas, percabangannya lurus,
diameter batang dapat mencapai 1 m. Batangnya berwarna abu kecoklatan
dan lepasnya kerak.
(g) Fungsi: dapat diambil kayunya dan resin.
(h) Perbanyakan: biji.
4. Annona muricata
(a) Nama: sirsak, nangka belanda atau Annona muricata L. Sirsak merupakan
tanaman evergreen dan tanaman asli Amerika di daerah tropis. Pohon ini
dapat mencapai ketinggian 10 m.
(b) Famili: annonaceae.
(c) Habitat: daerah tropis.
(d) Bentuk tajuk: bulat.
(e) Morfologi daun: letak daunnya berseling, bentuknya bulat telur, dan tepian
rata.
(f) Morfologi bunga: bunga biseksual dan bulat, kelopak bunga tipis dan
berwarna kuning.
(g) Morfologi biji: biji bulat telur berwarna hijau gelap.
23
(h) Morfologi buah: permukaan buahnya bersisik, buahnya besar dan daging
buahnya berwarna putih.
(i) Fungsi: tanaman berbuah.
(j) Perbanyakan: biji, cangkok.
5. Araucaria heterophylla
(a) Nama: cemara norflok atau pohon arukaria norfok atau Araucaria
heterophylla (Salisb.) Franco., persebarannya di Pulai Norfok (daerah
pasifik) dan merupakan tanaman evergreen.
(b) Famili: araucariaceae.
(c) Habitat: daerah lembab, cahaya penuh dan tanah yang teraliri air dengan
baik. Tingginya dapat mencapai 60 m.
(d) Bentuk tajuk: piramidal.
(e) Morfologi daun: berbentuk jarum dan memiliki bentuk yang berbeda saat
muda dan dewasa.
(f) Fungsi: dapat diambil kayunya dan sebagai tanaman ornamental.
(g) Perbanyakan: benih dan stek.
6. Artocarpus heterphyllus
(a) Nama: nangka atau Artocarpus heterophyllus adalah pohon sedang
evergreen dan tingginya dapat mencapai 20 m.
(b) Famili: moraceae.
(c) Habitat: daerah tropis.
(d) Bentuk tajuk: bulat.
(e) Morfologi daun: duduk daun berseling, bertepi rata dan bentuknya jorong.
24
(f) Morfologi bunga: dapat berbunga jantan atau betina, berukuran kecil, dan
bergerombol.
(g) Morfologi biji: biji berwarna kuning kecoklatan.
(h) Morfologi buah: bentuk buahnya lonjong besar dan berwarna hijau, buah
muncul di batang atau cabang yang sudah dewasa.
(i) Morfologi batang: batangnya bulat, permukaan daun kasar dan berwarna
coklat gelap.
(j) Fungsi: tanaman berbuah, obat-obatan, dan kayu.
(k) Perbanyakan: biji.
7. Averrhoa carambola
(a) Nama: belimbing atau Averrhoa carambola merupakan pohon evergreen
banyak ditemui di daerah Jawa, dan kemungkinan di Filipina dan Borneo.
(b) Famili: oxalidaceae.
(c) Habitat: daerah tropis dan subtropis.
(d) Bentuk tajuk: tajuknya bulat dan kerapatannya padat.
(e) Morfologi daun: duduk daun berseling, susunan daunnya majemuk
meyirip, tepi rata dan daunya berwarna hijau gelap. Jumlah daunnya
ganjil, dan daun yang paling ujung ukurannya paling besar dari tiap
percabangan.
8. Bauhinia purpurea
(a) Nama: pohon bunga kupu-kupu atau Bauhinia purpurea Linn. merupakan
pohon rendah yang tingginya hanya 2-6 m.
(b) Famili: papilionaceae.
(c) Habitat: dataran rendah dan daerah pantai.
(d) Bentuk tajuk: bulat.
(e) Morfologi daun: bentuk daunnya seperti kupu-kupu yang merentangkan
sayap. Permukaan daunnya sedikit berbulu, bertepi rata, dan pertulangan
daunnya sejajar.
(f) Morfologi bunga: bunga tunggal, di pucuk dan berwarna ungu kadang
putih.
(g) Fungsi: tanaman pengarah, tanaman peneduh dan point of interest.
(h) Perbanyakan: biji dan cangkok.
9. Canarium indicum
(a) Nama: kenari atau Canarium indicum L. Merupakan pohon tinggi yang
tingginya hingga 40 m, persebarannya di Asia Tenggara dan Papua Nugini
(b) Famili: burseraceae.
(c) Habitat: dapat tumbuh di hutan sekunder atau primer juga area yang
terdrainase dengan baik ataupun buruk.
(d) Bentuk tajuk: oval.
(e) Morfologi daun: susunan daunnya spiral, bentuknya bulat telur, runcing,
dan bertepi rata.
(f) Morfologi bunga: bunga majemuk, terletak di ujung atau ketiak, warna
bunganya putih pucat.
(g) Morfologi biji: bijinya berminyak dan berwarna coklat.
(h) Morfologi buah: buahnya berwarna biru gelap, berbentuk bulat.
(i) Morfologi batang: permukaan batang halus dan berwarna abu-abu hingga
kuning kecoklatan.
(j) Fungsi: kayu dan tanaman obat.
(k) Perbanyakan: biji.
26
(e) Morfologi daun: daun ganjil, letak daun spiral, permukaannya licin,
bertepi rata, berbentuk bulat telur dan daun berubah warna dari merah
muda atau merah kecoklatan menjadi hijau tua.
(f) Morfologi batang: batangnya berwarna coklat terang dan sedikit gelap.
(g) Fungsi: tanaman peneduh, tanaman untuk taman, dan makan bagi
furgivore.
(h) Perbanyakan: biji, stek, dan cangkok.
(g) Morfologi buah: buah kemang berukuran besar dan berbentuk ellips,
berwana kuning kecoklatan.
(h) Fungsi: penghasil kayu dan penghasil buah.
(i) Perbanyakan: biji.
(a) (b)
Gambar 27 Mangifera kemanga
Sumber : (Lapang (a), http://tomybetawi.xtgem.com (b))
(f) Morfologi bunga: bunganya kecil berwarna putih, bunga terletak di ujung
cabang.
(g) Morfologi buah: buah dari pohon ini berukuran kecil, berwarna merah
cerah dan manis.
(h) Morfologi batang: permukaan batangnya berwarna cokelat gelap,
batangnya saat dewasa tidak lebih dari 30 cm.
(i) Fungsi: tanaman peneduh
(j) Perbanyakan: biji.
(a) (b)
Gambar 31 Nephelium lappaceum
Sumber : (Lapang, http://www.frutasdelmundo.inriodulce.com)
(d) Morfologi daun: susunan daun majemuk meyirip ganda, anak daunnya
berukuran kecil, berbentuk bulat telur dan mudah rontok.
(e) Morfologi bunga: bunga berukuran kecil, putih kekuningan dan berbulu.
Bunganya majemuk dan terletak di ketiak daun.
(f) Morfologi biji: terdapat 16 atau kurang biji di dalam polong.
(g) Morfologi buah: buah polong tipis, lurus, polong memecah saat sudah tua.
(h) Morfologi batang: batang utama sangat lurus, dan saat dewasa batang
bebas cabangnya mencapai 20 m. Permukaan batangnya berwarna abu-
abu, licin dan bertekstur agak kasar.
(i) Fungsi: penghasil kayu
(j) Perbanyakan: biji.
(a) (b)
Gambar 41 Spatodea campanulata
Sumber : (Lapang (a), http://www.botanicalgarden.ubc.ca (b))
(i) Morfologi batang: batangnya berwarna abu kehitaman dan terlihat retakan.
(j) Perbanyakan: biji.
(h) Morfologi buah: permukaan buah berwarna hijau terang, daging buahnya
merah muda, seperti spons, dan manis.
(i) Morfologi batang: batangnya rendah, percabangannya dekat dengan tanah,
permukaan batangnya halus dan terkelupas.
(j) Fungsi: pernghasil buah.
(k) Perbanyakan: stek, cangkok, dan biji.
(f) Morfologi bunga: bunga berukuran besar, berwarna kuning dan biasanya
mekar di antara bulan Februari hingga April sebelum daun dari pohon ini
bertumbuh.
(g) Morfologi batang: permukaan batang berwarna cokelat muda dan
bertekstur halus.
(h) Fungsi: tanaman peneduh, tanaman pembatas dan cocok untuk taman di
daerah pesisir.
(i) Perbanyakan: biji.
Jenis Palem
Palem merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis,
palem dapat ditemui tumbuh di daerah pantai hingga pegunungan di tanah yang
subur/gersang. Tanaman hias dari keluarga Arecaceae (Palmae) ini bentuknya
indah dan eksotik. Palem sangat mudah ditanam dan tidak membutuhkan
perawatan yang sulit. Tanaman ini tidak terlalu menuntut kondisi syarat tumbuh
yang spesifik, lebih suka ditanam di tanah yang mengandung pasir dan tidak suka
tergenang air (Redaksi Agromedia 2007).
1. Areca catechu
(a) Nama: pinang sirih atau Areca catechu L. Merupakan jenis palem soliter
yang berasal dari Asia Tenggara.
(b) Famili: arecaceae.
(c) Habitat: dataran rendah hingga ketinggian 750 m dpl.
(d) Bentuk tajuk: tajuk bentuk palem, tidak bercabang.
(e) Morfologi daun: daun tunggal, duduk daunnya berhadapan, bertepi rata,
pertulangannya sejajar, dan runcing. Percabangannya melengkung. Ukuran
tiap cabang hingga 2 m.
(f) Morfologi buah: buahnya berwarna oranye kemerahan dan berbentuk
bulat.
(g) Morfologi batang: batangnya dapat mencapai 15-20 m, batang awalnya
berwarna hijau kemudian akan berubah keabu-abuan. Batang utama
berbuku dengan interval 15-20 cm.
(h) Fungsi: tanaman ornamental dan obat-obatan.
(i) Perbanyakan: Sangat mudah tumbuh dari biji.
2. Caryota cumingii
(a) Nama: palem ekor ikan atau Caryota cumingii Lodd. ex Mart. Merupakan
tanaman asli Filipina.
(b) Famili: arecaceae .
(c) Habitat: hutan hujan di dataran rendah.
(d) Bentuk tajuk: tajuk bentuk palem.
(e) Morfologi daun: susunan daun majemuk menyirip ganda, letak daunnya
berselang-seling. Daunnya berbentuk seperti ekor ikan, tulang daun
sejajar, dan bertepi rata.
(f) Morfologi bunga: uniseksual, bunga bergerombol dan bergantung dari
batang utamanya.
(g) Morfologi batang: batangnya dapat mencapai 15 m dan berbuku.
(h) Fungsi: tanaman ornamental.
(i) Perbanyakan: biji.
4. Elaeis guineensis
(a) Nama: kelapa sawit atau Elaeis guineensis merupakan palem soliter yang
tingginya dapat mencapai 30 m.
(b) Famili: arecaceae.
(c) Habitat: daerah tropis.
(d) Bentuk tajuk: tajuk pohon palem dan daun menyebar pada satu pangkal.
(e) Morfologi daun: Susunan daun tunggal berhadapan, bentuknya
melengkung, bertepi rata dan runcing.
(f) Morfologi buah: buahnya berbentuk bulat telur, berwarna oranye
kemerahan dan sedikit gelap, buahnya berwarna kuning hingga oranye.
(g) Morfologi biji: biji ada di dalam buah, berwarna hitam.
(h) Fungsi: pohon penghasil minyak.
(i) Perbanyakan: biji.
5. Elaeis oleifera
(a) Nama: kelapa sawit amerika atau Elaeis oleifera (Kunth.) Cortez,
merupakan palem yang ada di daerah tropis Amerika Tengah hingga
selatan.
6. Hyophorbe lagenicaulis
(a) Nama: palem botol atau Hyophorbe lagenicaulis merupakan tanaman
palem soliter.
(b) Famili: arecaceae.
(c) Habitat: dataran redah dan tinggi, dapat juga di daerah pesisir.
(d) Bentuk tajuk: tajuk pohon palem.
(e) Morfologi daun: susunan daun tunggal berhadapan, bentuknya
melengkung, bertepi rata dan runcing.
(f) Morfologi batang: batangnya berwarna abu-abu, bentuknya menyerupai
botol, terlihat menggelembung di bawah dan menyempit di bagian atas.
(g) Fungsi: tanaman ornamental.
(h) Perbanyakan: biji.
7. Licuala grandis
(a) Nama: palem kol atau Licuala grandis H. Wendl. Merupakan palem soliter
dari pulau Solomon.
8. Phoenix roebelenii
(a) Nama: dwarf date palm atau Phoenix roebelenii O'Brien. Merupakan
tanaman soliter asal Laos.
(b) Famili: arecaceae.
(c) Habitat: dataran rendah dan tinggi.
(d) Bentuk tajuk: daun melengkung, tajuk pohon palem.
(e) Morfologi daun: Bentuk daunnya menyirip dan berkumpul pada ujung
batang.
(f) Morfologi batang: batangnya kokoh dan tingginya dapat mencapai 2-3 m.
(g) Fungsi: tanaman ornamental.
(h) Perbanyakan: biji.
9. Pritchardia pacifica
(a) Nama: palem sedeng atau Pritchardia pacifica merupakan palem soliter.
(e) Morfologi daun: daun berbentuk bulat, runcing dan bertepi rata, ujung
daun menjurai ke bawah.
(f) Morfologi batang: batang berwarna abu-abu dan kasar.
(g) Fungsi: tanaman ornamental.
(h) Perbanyakan: biji.
(e) Morfologi daun: letak daun berselang-seling, runcing, bertepi rata dan
pertulangan daunnya sejajar. Daun tungga, perawakan seperti ekor tupai,
sehingga palem ini disebut palem ekor tupai.
(f) Morfologi bunga: berbunga, bunga berwarna krem kehijauan.
(g) Morfologi batang: permukaan batang saat dewasa berwarna abu-abu dan
beralur.
(h) Fungsi: tanaman ornamental.
(i) Perbanyakan: biji.
1. Acalypha macrophylla
(a) Nama: teh-tehan atau Acalypha macrophylla merupakan semak besar yang
tingginya dapat mencapai 4 m. Bagian daunnya merupakan karakteristik
utama karena tanaman ini tidak berbunga.
(e) Morfologi daun: susunan daun majemuk genap, duduk daun berhadapan,
daun berukuran kecil, berbentuk jorong, berwarna hijau tua. Tepi daunnya
bergerigi dan ujungnya tumpul.
(f) Morfologi batang: batang berukuran kecil dan percabangannya sangat
dekat dengan tanah.
(g) Fungsi: tanaman pangkas (topiari) pembatas dan pengarah.
(h) Perbanyakan: stek batang.
2. Bougainvillea glabra
(a) Nama: bugenvil atau Bougainvillea glabra Choisy persebarannya di
daerah Brazil. Bugenvil merupakan tanaman semak juga dapat tumbuh
merambat.
(b) Famili: nyctaginaceae.
(c) Habitat: memerlukan cahaya penuh dan di daerah kering.
(d) Bentuk tajuk: menyebar.
(e) Morfologi daun: daun melengkung, halus dan tipis.
(f) Morfologi bunga: bunga berukuran kecil, warna bunga bermacam-macam,
merah muda, ungu, lila, dan putih. Bunga bermekaran terus-menerus
sehingga cabang melengkung ke bawah.
(g) Morfologi batang: percabangannya menyebar ke segala arah dan ukuran
diameter cabang kecil.
(h) Fungsi: tanaman pembatas, tanaman dalam pot, dan tanaman untuk
pergola.
(i) Perbanyakan: stek dan cangkok
3. Caesalpinia pulcherrima
(a) Nama: bunga merak atau Caeasalpinia pulcherrima (L.) Sw.
Persebarannya di Amerika Selatan dan India Barat, tingginya dapat
mencapai 4 m.
(b) Famili: leguminosae.
(c) Habitat: hutan terbuka.
(d) Bentuk tajuk: menyebar.
(e) Morfologi daun: duduk daun berhadapan, susunan daun majemuk
menyirip ganda.
(f) Morfologi buah: buangnya berwarna coklat kehitaman dan bulat.
(g) Morfologi bunga: bunga terletak di ujung cabang atau di ketiak daun.
Bunganya berwarna merah-oranye-kuning dengan stamen yang panjang.
57
(h) Morfologi biji: biji bulat, berwarna cokalt atau abu-abu, dalam satu buah
terdapat 6-9 biji.
(i) Fungsi: tanaman ornamental dan obat-obatan.
(j) Perbanyakan: stek dan biji.
4. Calliandra
(a) Nama: kaliandra atau Calliandra Benth. merupakan pohon sedang yang
berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia bagian selatan, Afrika,
Australia dan Amerika. Kaliandra dapat tumbuh hingga 6 m.
(b) Famili: fabaceae.
(c) Habitat: daerah tropis dan sibtropis.
(d) Bentuk tajuk: menyebar.
(e) Morfologi daun: susunan daun majemuk menyirip ganda, duduk daun
berhadapan, daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua dan bertepi
rata.
(f) Morfologi bunga: bunga muncul dari pembungaan bulat kecil berwarna
merah dan memiliki banyak benang sari. Bunganya berwarna merah atau
merah muda bentuknya ramping sehingga sering disebut powder puff.
(g) Morfologi biji: biji berbentuk ellips, pipih, coklat tua 5-7 mm dan
berbintik-bintik.
(h) Fungsi: tanaman ornamental.
(i) Perbanyakan: biji.
Gambar 66 Calliandra
Sumber : (Lapang)
6. Ixora coccinea
(a) Nama: soka atau Ixora coccinea L. Persebarannya di Asia Tenggara dan
Selatan. Soka termasuk tanaman evergreen yang dapat tumbuh tinggi
hingga 4 m.
(b) Famili: rubiaceae.
(c) Habitat: daerah yang tanahnya baik dan terkena matahari penuh, dapat
tumbuh hingga 250 m dpl.
(d) Morfologi daun: duduk daun berhadapan, bertepi rata, glossy, daun
berwarna hijau.
(e) Morfologi bunga: bunga kecil, terletak di percabangan dan bunga
berwarna scarlet hingga oranye.
(f) Morfologi buah: buahnya bulat, kecil dan ukurannya tidak lebih dari 1.2
cm.
(g) Morfologi batang: batang banyak, rapat dan percabangannya sangat dekat
dengan tanah.
(h) Fungsi: tanaman ornamental.
(i) Perbanyakan: biji dan stek.
59
7. Musaenda sp.
(a) Nama: nusa indah atau Mussaenda sp. Merupakan tanaman evergreen
pohon rendah atau semak besar yang dapat tumbuh hingga 3.5 m.
(b) Famili: rubiaceae.
(c) Habitat: dapat tumbuh di tanah yang dapat terdrainase dengan baik.
(d) Morfologi daun: susunan daun majemuk menyirip tunggal, duduk daunnya
berseling, permukaan daun halus, tulang daunnya menyirip dan bentuk
daunnya jorong.
(e) Morfologi bunga: bunga berukuran kecil, bentuknya menyerupai terompet
berwarna kuning keemasan, dan terletak di ujung percabangan.
(f) Morfologi batang: permukaan batangnya berwarna coklat gelap dan
percabangannya merunduk.
(g) Fungsi: tanaman ornamental.
(h) Perbanyakan: stek.
8. Nerium oliander
(a) Nama: oliander atau Nerium oliander L. Persebarannya di daerah
mediterania, iran, dan Cina bagian tenggara. Oliander termasuk semak
evergreen dan perawakannya menyerupai pohon rendah, tingginya dapat
mencapai 6 m.
(b) Famili: apocynaceae.
(c) Habitat: daerah kering juga berbatu, dapat tumbuh di ketinggian 20-1 500
m dpl.
(d) Morfologi daun: bentuk daunnya lanset, berwarna hijau tua, tebal dan
berbulu.
60
Evaluasi Tanaman
(a) (b)
Gambar 77 Pohon ki hujan (Samanea saman) di berbagai jalan di Kota Bogor
Penampilan pohon akasia (Acacia auriculiformis) dengan frekuensi
2.35 % di JL. Ahmad yani (Gambar 78a) tampak terhimpit dengan pohon di
sampingnya, dan pohon ini tumbuh melengkung. Tidak terlihat adanya batang
mati, namun bentuk pohon akasia (Acacia auriculiformis) tidak tampak sehat
karena tajuknya jarang dan tidak rapat seperti pada Gambar 78c dan Gambar 78d,
berbeda dengan pohon di JL. Gunung batu (Gambar 78b), ukuran tajuk lebar
meskipun tidak rapat, bentuk pohon sudah tampak baik. bila dibandingkan pohon
pada Gambar 78b batu tidak di tanam di antara pohon sedangkan pada Gambar
78a,78c, dan 78d pohon ditanam di antara pohon lain, hal ini dapat mempengaruhi
ruang rumbuh tanaman, batang pohon tidak dapat tumbuh menyebar dengan baik
karena sesuai dengan deskripsi tanaman pohon ini memiliki arah percabangan
65
yang tidak teratur, sehingga bentuk tanaman tidak optimal bila jarak antara pohon
terlalu dekat.
(a) (b)
Gambar 80 Tanaman nusa indah (Mussaenda sp.) di Kota Bogor
Perbedaan penampilan terlihat pada tanaman nusa indah (Mussaenda sp.)
di JL. Juanda dan JL. Kapten Muslihat, Kota Bogor. Tanaman nusa indah
(Mussaenda sp.) di JL. Juanda berpenampilan baik, bunganya rimbun, tertanam di
ruang penanaman yang cukup lebar dan ukuran tajuk cukup rapat (Gambar 80a),
berbeda dengan di JL. Kapten Muslihat tanaman ini berbunga, tajuk jarang (tajuk
terlihat di bagian atas percabangan), dan ruang penanaman sempit(Gambar 80b).
Dilihat dari deskripsinya tanaman ini akan baik jika di tanam di tempat yang
terdrainase dengan baik, di JL. Kapten Muslihat ruang penanaman sempit dan
67
terhimpit oleh perkerasan pejalan kaki sehingga hampir tidak ada ruang untuk
meresapnya air, sedangkan di JL. Juanda ruang penanaman yang lebar dapat
menampung air dan mengalirkan air ke sekitar ruang penanaman.
Evaluasi Tanaman Jenis Palem di Kota Bogor dan Kota Bandung
Selain pohon jenis palem juga banyak digunakan di kawasan perkotaan,
terdapat 13 spesies palem yang dijumpai di Kota Bogor dan 5 spesies palem yang
dijumpai di Kota Bandung. Jenis palem yang yang paling banyak dijumpai
merupakan jenis palem soliter dibandingkan yang berumpun. Palem soliter
merupakan palem berbatang tunggal, yaitu pinang sirih (Areca catechu), palem
ekor ikan (Caryota cumingii), kelapa gading (Cocos nucifera var. Capitata),
kelapa sawit (Elaeis guineensis), kelapa sawit amerika (Elaeis oleifera), palem
botol (Hyophorbe lagenicaulis), dwarf date palem (Phoenix roebelenii), palem
sedeng (Pritchardia pacifica), palem raja (Roystonea regia), palem putri (Veitchia
merrilii), dan palem ekor tupai (Wodyetia bifurcata). Palem berumpun, yaitu
palem kol (Licuala grandis), dwarf date palem (Phoenix roebelenii), dan palem
jepang (Ptychosperma macarthurii). Jenis palem-paleman bila dilihat dari
fungsinya merupakan tanaman ornamental, terlihat di beberapa tempat tanaman
jenis ini di kawasan perkotaan jenis palem soliter seperti palem putri (Veitchia
merrilii) paling sering dijumpai.
(a) (b)
Gambar 82 Jenis palem berumpun yang dijumpai di berbagai jalan di Kota Bogor
membutuhkan ruang tumbuh yang lebar pula untuk memenuhi ruang tumbuh
diameter batang dan tajuk pohon serta perakaran yang menjalar di atas tanah.
Pohon dengan tajuk yang tidak terlalu lebar dan cukup meneduhkan adalah
pucuk merah (Syzygium oleina), bintaro (Cerbera manghas), damar raja (Agathis
dammara), dan glodokan tiang (Polyalthia longifolia). Pohon tersebut juga tidak
terlalu membutuhkan ruang penanaman yang lebar, karena perakarannya jarang
yang terlihat menjalar di atas tanah dan ukuran diameter batang yang tidak terlalu
lebar. Ukuran tinggi tanaman dan tajuk yang tidak melebar cocok sebagai
tanaman tepi jalan karena tidak begitu mengganggu utilitas di sekitarnya namun
harus tetap di tanam di ruang penanaman yang tertata dengan baik dengan
infrastruktur di sekitarnya.
Sama seperti di Kota Bogor tanaman jenis semak besar hanya 4 spesies,
yaitu teh-tehan (Acalypha macrophylla), bugenvil (Bougainvillea sp.), soka (Ixora
sp.), dan oliander (Nerium oliander). Semak besar kebanyakan digunakan sebagai
tanaman tanaman estetik bukan sebagai peneduh, karena percabangannya dekat
dengan tanah maka jenis ini jarang digunakan sebagai tanaman tepi jalan.
Tanaman di Kota bandung penampilannya sudah cukup baik tanaman tumbuh
dengan rimbun dan berbunga. Tanaman oliander (Nerium oliander) meskipun di
bawah naungan pohon masih tetap tumbuh dengan baik, dilihat dari habitatnya
tanaman ini dapat tumbuh di tempat kering dan dataran tinggi sehingga tanaman
ini masih dapat tumbuh dengan baik dan berbunga (Gambar 88a).
Berdasarkan peraturan tersebut pola tanam RTH untuk jalur pejalan kaki
dengan jalur pejalan kaki selebar 2 m dan ruang penanaman pohon selebar 4 m.
Kriteria tersebut juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya
dan kondisi ketersediaan ruang di kawasan perkotaan. Pohon yang ditanam
merupakan pohon pelindung atau yang bertajuk besar yang memiliki tajuk di atas
tinggi manusia, dapat melindungi dari matahari dan tidak mengganggu pergerakan
pejalan kaki. Ciri-ciri tanaman dalam lanskap yang bernilai tinggi (Gambar 90)
bila dilihat dari hasil penilaian responden adalah tanaman jenis pohon yang
terdapat di tepian jalan perkotaan yang memiliki tajuk lebar, batang tegak, dan
tidak merusak elemen perkerasan di sekitarnya. Lanskap yang memiliki jalur
pejalan kaki yang nyaman, tidak terhalangi oleh penghambat fisik, dan ditanami
pepohonan rindang sehingga memberikan kenyamanan. Gambaran tanaman di
Kota Bogor yang mendapatkan nilai tertinggi dapat dilihat pada Gambar 90c.
72
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 90 Tanaman dengan Kualitas Tinggi di Kota Bogor
(Sumber: Lapang)
Dilihat segi ruang penanaman keempat foto yang mendapatkan nilai
rendah pada kriteria K2 (Luas x Sempit) seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, kurang sesuainya ukuran ruang penanaman di lokasi penelitian
dengan standar ukuran ideal yang dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum.
Dilihat dari masing-masing jenisnya, pohon memiliki diameter batang yang
berbeda-beda saat dewasa. Pohon dapat memiliki diameter batang lebih dari
0.5 m, perakaran yang menjalar di sekitar batang dan perakaran yang dapat
termodifikasi saat dewasa, contohnya yang banyak terlihat adalah akar banir pada
Canarium indicum (Kenari) di JL. Ahmad Yani (Gambar 91), sehingga
dibutuhkan ruang penanaman yang cukup lebar agar tidak mengganggu dan
merusak sekitarnya.
Foto 1
6,00 Foto 2
Foto 3
Foto 4
5,00 Foto 5
Foto 6
Foto 7
Foto 8
4,00
Foto 9
Rata-rata
Foto 10
Foto 11
3,00 Foto 12
Foto 13
Foto 14
2,00 Foto 15
Foto 16
Foto 17
Foto 18
1,00
Foto 19
Foto 20
0,00
K1 K2 K3 K4 K5 K6
Gambar 92 Nilai Semantic Differential Kota Bogor
ke-3, Foto ke- 4, Foto ke-5, Foto ke-6, Foto ke-7, Foto ke-8, Foto ke-10, Foto ke-
11, Foto ke-12, Foto ke-15, Foto ke-16, Foto ke-17, dan Foto ke-18 (Lampiran 2).
Beberapa foto berkualitas sedang terlihat pada Gambar 93.
(a) (b)
(c)
(d) (e)
Gambar 93 Beberapa tanaman dengan kualitas sedang di Kota Bogor
Lanskap dengan kualitas sedang didominasi oleh gambaran lanskap yang
sedikit kurang teratur, beberapa tersedia ruang penanaman yang terpisah dengan
jalur pejalan kaki, dan tanaman yang teduh. Tanaman yang mendominasi adalah
tanaman jenis pohon dengan tajuk yang besar. Elemen lanskap di sekitar tanaman
kurang tertata dengan baik dan penempatan tanaman yang kurang sesuai dengan
ruang penanaman. Tersedianya ruang penanaman pada tanaman dengan kualitas
sedang terlihat pada Gambar 93a (Foto ke-5), 93d (Foto ke-11) dan 93e (Foto ke-
16).
75
Gambar 93c tanaman tertanam pada jalur pejalan kaki, tanaman yang sudah
tumbuh dewasa memiliki diameter batang yang cukup lebar, perakarannya mulai
merusak dan menghalangi jalur pejalan kaki. Tanaman seharusnya diberi ruang
tumbuh tersendiri sehingga tidak menghalangi jalur pejalan kaki. Kelebihan dari
Maniltoa grandiflora (Sapu tangan) sebagai pohon tepi jalan adalah tanaman
memberikan kesan yang sangat teduh dan sejuk. Tajuk tanaman yang sangat rapat
dan besar membuat lingkungan disekitar menjadi nyaman. Terlihat dari kriteria
K3 dan K5 yang mendapatkan nilai tinggi. Dari rentang kriteria dengan bobot 3
hingga 4,9, masing-masing kriterianya mendapatkan nilai 3.45 (K1), 2.78 (K2),
5.66 (K3), 2.71 (K4), 5.84 (K5), dan 4.76 (K6). Kekurangan dari tanaman ini
adalah elemen lanskap yang sangat tidak teratur, perkerasan yang rusak akibat
akar pohon dan jalur pejalan kaki menjadi lebih sempit karena pohon
menghalangi jalur pejalan kaki. Hal ini mengurangi tingkat kenyamanan pejalan
kaki, sehingga sedikit orang yang melewati jalur tersebut. Batang Maniltoa
grandiflora (Sapu tangan) berwarna cokelat gelap dan tajuk tanaman yang sangat
rimbun membuat cahaya tidak dapat masuk sehingga terkesan gelap.
Lanskap dengan kualitas rendah didominasi oleh gambaran lanskap yang
tidak teratur, tidak sejuk, gersang, elemen lanskap tidak tertata dengan rapi dan
baik, ruang penanaman terlihat tidak indah dan tidak nyaman untuk pejalan kaki.
Tanaman tidak memiliki tajuk yang besar atau menyebar, sehingga tidak membuat
rindang lingkungan di sekitar tanaman. Ruang penanaman tidak terlihat pada
Gambar 94a, elemen lanskap di sekitarnya berantakan terlihat dari tumpukan batu
memberi kesan lanskap di sekitar tanaman yang sangat gersang dan kabel listrik
yang tepat di atas tajuk tanaman menambah kesan berantakan. Dilihat dari
jenisnya Syzygium malaccense (Jambu bol), pohon ini lebih cocok ditanam di
pekarangan (penghasil buah) rumah dibandingkan sebagai tanaman tepi jalan.
Syzygium malaccense (Jambu bol) memiliki karakteristik tanaman yang kurang
cocok untuk memenuhi kriteria tanaman perkotaan dimana tanaman tepi jalan
perkotaan idelanya memiliki fungsi sebagai tanaman peneduh, peredam
kebisingan dan penyerap polusi udara. Tanaman yang direkomendasikan untuk
ditanam di kawasan perkotaan adalah pohon atau tanaman yang tinggi,
percabangannya 2 m di atas tanah, tidak mudah tumbang, dan kerapatan daun
padat. Sedangkan Syzygium malaccense (Jambu bol) memiliki percabangan yang
dekat dengan tanah sehingga tajuk tanaman dapat menghalangi pengguna jalan.
(a) (b)
Gambar 94 Tanaman dengan kualitas rendah di Kota Bogor
Sumber : (Lapang)
77
(a) (b)
78
(c)
Gambar 95 Tanaman dengan kualitas tinggi di Kota Bandung
(a) (b)
79
(c) (d)
Gambar 96 Beberapa Tanaman dengan Kualitas Sedang di Kota Bandung
Tidak begitu teratur, gersang, elemen lanskap tidak tertata dengan rapi dan baik,
ruang penanaman terlihat tidak indah, dan tidak nyaman untuk pejalan kaki.
Beberapa tanaman tidak memiliki tajuk yang besar atau menyebar, sehingga tidak
membuat rindang lingkungan di sekitar tanaman.
Pada Gambar 96a (Foto-10) merupakan salah satu gambaran tanaman
dalam lanskap yang bernilai sedang, namun memiliki nilai yang mendekati
tanaman dalam lanskap dengan kualitas tinggi. Dari rentang kriteria dengan bobot
3 hingga 4.9, masing-masing kriterianya mendapatkan nilai 4.75 (K1), 3.75 (K2),
5.32 (K3), 4.04 (K4), 5.13 (K5), dan 4.12 (K6). Dilihat dari karakteristik pohon
Pterocarpus indicus (Angsana) pada Gambar 96a, pohon ini memiliki tajuk yang
sangat besar, dapat memberi keteduhan, juga efektif sebagai penyerap polusi
udara, namun ruang penanaman yang tidak memenuhi ruang tumbuh pohon
menjadi kendala. Kekurangan dari tanaman ini adalah kurangnya ruang
penanaman, Pohon Pterocarpus indicus (Angsana) memiliki diameter batang
yang lebar (±0.8 m) membutuhkan ruang penanaman yang lebar agar
perakarannya yang menjalar di atas tanah tidak merusak perkerasan sekelilingnya
seperti yang terlihat pada Gambar 96a, orang yang berdiri di bawah pohon
mendapatkan naungan namun ruang dimana orang tersebut berdiri sangat sempit,
hal ini mengurangi kenyamanan dan juga keamanan pejalan kaki dari kendaraan
bermotor yang melintas di jalan. Kelebihannya dapat terlihat dari penilaian yang
mendapat kan penilaian tinggi pada kriteria K3 (Gersang x Teduh) dan K5 (panas
x Sejuk), tanaman ini memberikan keteduhan dari tajuknya yang padat dan besar,
kenyamanan pejalan kaki dalam melintas karena percabangannya yang tinggi di
atas tanah, sehingga percabangan tidak mengenai pejalan kaki.
Pada Gambar 96b (Foto-12) merupakan salah satu gambaran tanaman
dalam lanskap yang benilai sedang, namun memiliki nilai yang mendekati
tanaman dalam lanskap dengan kualitas rendah. Dari rentang kriteria dengan
bobot 3 hingga 4.9, masing-masing kriterianya mendapatkan nilai 3.46 (K1), 3.29
(K2), 3.51 (K3), 2.9 (K4), 3.62 (K5), dan 3.21 (K6). Terlihat pada gambar,
tanaman tidak ditanam di ruang penanaman yang layak, pohon Ficus benjamina
(Beringin) di tanam di tempat yang miring dan tidak ada ruang penanamn khusus,
pohon terlihat memiliki tajuk yang lebar namun tidak memberi keteduhan
sekitarnya, sekitar tanaman terlihat gersang dan panas. Elemen sekitar tanaman
yang sangat tidak teratur mengurangi keindahan tanaman dan lanskap sekitarnya,
pohon Ficus benjamina (Beringin) memiliki diameter batang yang lebar, tajuk
80
pohon yang besar dan sulur yang menjurai membuat tanaman terlihat berantakan
dan tidak terawat. Seperti di Kota Bogor, pohon ini tidak cocok untuk tanaman di
kawasan perkotaan, walaupun memiliki tajuk yang besar dan lebar Ficus
benjamina (Beringin) lebih cocok sebagai tanaman pada taman, contohnya
sebagai focal point pada suatu taman.
Pada Gambar 96c dan 96d (Foto-15 dan Foto-18) merupakan salah satu
gambaran tanaman dalam lanskap yang benilai sedang, namun memiliki nilai
yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Terlihat dari Grafik 4,
penumpukan terlihat pada nilai sedang dan kebanyakan kualitas tanaman dalam
lanskap di Kota Bandung mendapatkan nilai sedang. Dari rentang kriteria dengan
bobot 3 hingga 4.9, Gambar 96c (Foto-15) masing-masing kriterianya
mendapatkan nilai 4.09 (K1), 3.92 (K2), 4.41 (K3), 3.72 (K4), 4.24 (K5), dan
3.93 (K6) serta Gambar 94d (Foto-18) masing-masing kriterianya mendapatkan
nilai 4.06 (K1), 3.57 (K2), 4.02 (K3), 4.21 (K4), 3.77 (K5), dan 4.05 (K6).
Terlihat gambaran tanaman dalam lanskap yang elemen lanskap cukup teratur,
terpisahnya ruang penanaman dan jalur pejalan kaki, tanaman merupakan pohon
tinggi yang tidak memiliki tajuk besar dan menyebar, namun lanskap sekitarnya
cukup ternaungi dan sejuk. Kekurangan dari pohon Agathis dammara (Damar
raja) adalah penempatan pohon (Gambar 96c) yang sejajar dengan tiang listrik
sehingga kabel mengenai tajuk pohon, pohon terlihat tidak indah, hal ini
mengurangi keindahan lanskap, selain itu pohon ini di tanam sangat dengat
dengan perkerasan jalur pejalan kaki, sehingga perkerasan menjadi bergelombang
akibat diameter batang yang bertambah besar. Kelebihan pohon Agathis dammara
(Damar raja) adalah percabangannya yang jauh di atas tanah sehingga pejalan kaki
dapat dengan nyaman berjalan kaki. Kelebihan dari pohon Polyalthia longifolia
(Glodokan tiang) yang ditanam di planter box adalah tajuk yang berbentuk
piramidal menjurai tidak mengganggu sekelilingnya, ruang penanaman sudah
cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh tanaman, karena tanaman ini tidak
memiliki ukuran diameter batang yang terlalu besar dan tajuknya yang menjurai
sehingga tidak memerlukan ukuran ruang penanaman yang lebar (Gambar 96d).
Kekurangan dari Polyalthia longifolia (Glodokan tiang) sebagai tanaman di
kawasan perkotaan adalah tajuknya yang tidak menyebar, untuk jalur pejalan kaki
lebih disarankan tanaman yang dapat memberi naungan agar suhu di sekitarnya
menjadi sejuk dan memberi kenyamanan bagi pengguna jalan. Dilihat dari
karakteristik tanaman, Polyalthia longifolia (Glodokan tiang) lebih cocok sebagai
tanaman pengarah atau screen, karena tajuknya tidak jauh dari tanah dan memiliki
tinggi hingga 20 m.
81
Foto 1
6
Foto 2
Foto 3
Foto 4
5 Foto 5
Foto 6
Foto 7
Foto 8
4
Foto 9
Rata-rata
Foto 10
Foto 11
3 Foto 12
Foto 13
Foto 14
2 Foto 15
Foto 16
Foto 17
Foto 18
1
Foto 19
Foto 20
0
K1 K2 K3 K4 K5 K6
(a)
(b) (c)
Gambar 98 Tanaman dengan kualitas rendah di Kota Bandung
Proporsi tanaman kualitas rendah (Tabel 11) di Kota Bogor dan Kota
Bandung juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan, dari hasil uji chi-square
didapatkan nilai p (0.200) ˃ 0.05 (Tabel 12) maka terima H0 (tidak terdapat
perbedaan proporsi tanaman berkualitas tinggi di Kota Bogor dan Kota Bandung).
Bila dilihat dari hasil Semantic Differential terdapat persamaan dan perbedaan
ciri-ciri tanaman berkualitas sedang. Persamaan tanaman berkualitas sedang pada
kedua kota tersebut adalah tanaman yang tajuknya tidak terlalu lebar dan jarang,
lanskap lebih didominasi oleh perkerasan dari pada ruang terbuka hijau.
Perbedaan tanaman berkualitas sedang pada kedua kota tersebut adalah ruang
penanaman, di Kota bogor pada tanaman berkualitas rendah tidak terlihat adanya
ruang penanaman yang ideal, sedangkan di Kota Bandung tanaman sudah
memiliki ruang penanaman meskipun tidak terlalu lebar namun tampilan tanaman
tidak baik, ukuran tajuk yang kecil dan jarang sehingga membuat lanskap di
sekitarnya terkesan panas, tidak indah, dan tidak nyaman.
Tabel 11 Frekuensi tanaman kualitas rendah Kota Bogor dan Kota Bandung
Observed N Expected N Residual
Bogor 2 2.5 -.5
Bandung 4 2.5 .5
Total 5
Dari hasil evaluasi dan analisis diketahui bahwa tidak semua tanaman
yang dijumpai di kawasan perkotaan dapat tumbuh dengan baik dan menambah
estetika lanskap perkotaan, beberapa tanaman memerlukan ruang penanaman yang
sangat lebar dan beberapa memiliki karakteristik yang mengganggu visual dan
utilitas disekitarnya. Tidak seperti tanaman jenis pohon tanaman jenis palem dan
semak yang dijumpai di kawasan perkotaan berfungsi sebagai penambah estetika
lanskap serta tidak memerlukan ruang penanaman yang lebar karena perakaran
palem masuk ke dalam tanah dan untuk jenis semak perakarannya tidak begitu
mengganggu utilitas disekitarnya namun tetap perlu pemeliharan agar
tampilannya tetap baik. Di bawah ini (Tabel 13) rekomendasi tanaman dan lebar
ruang penanaman tanaman yang dijumpai di kawasan perkotaan berdasarkan
karakteristik tanaman, meskipun begitu tanaman jenis pohon seperti beringin
(Ficus benjamina) dan ki hujan (Samanea saman) tidak direkomendasikan karena
perakarannya dapat merusak utilitas dan tajuk yang ekstensif.
85
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Z 2008. Penyusunan Basis Data Pohon Kebun Raya Bogor dengan
Visualisasi Komputer. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2013. Materi Teknis
Rebcana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor. Bogor (ID): Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah.
Booth NK. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design.
Illinois(US): Waveland Press, Inc.
[BPPT] Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat. 2013. Geografi,
Iklim, dan Topografi [internet]. [diunduh 20 November 13]. Tersedia pada
http://www.boss.or.id/portal_bppt_bandung/index.php?.
Chin WY. 2003. Tropical Trees and Shrubs : “A Selection for Urban Planting”.
USA(US): Sun Tree Publishing.
Lestari G dan Kencana IP. 2002. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta(ID):
Penebar Swadaya.
[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2013. 3500 Plant Species of The
Botanic Gardens of Indonesia. Jakarta(ID): LIPI
Hakim R. 2006. Rancangan Visual Lansekap Jalan: “Panduan Estetika Dinding
Penghalang Kebisingan”. Jakarta(ID): Bumi Aksara
Halle F, Oldeman RAA, dan Tomlinson PB. 1978. Tropical Trees and Forest:
”An Architectural Analysis”. Berlin Heidenberg New York(US): Springer-
Verlag.
Isa M M dan Othman N. 2012. Using Geographic Information System for Trees
Assessment at Public Park. Elsevier. 42(2012) : 248-258.
Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan. Jakarta(ID): Sekretariat Negara
[PERMEN] Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta(ID).
[PERMEN] Pekerjaan Umum. 2013. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
5 Tahun 2012 tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan
Jalan. Jakarta(ID).
Pokorny JD. 1992. Urban Tree Risk Management: A Communuty Guide to
Program Desain and Implementation. St.Paul (US): Folwell Ave.
Redaksi Agromedia. 2007. Agar Tanaman Hias Tampil Cantik. Jakarta(ID):
Agromedia Pustaka.
Rukmono BS. 2004. Penyusunan Basis Data Tanaman Lanskap. Bogor(ID):
Institut Pertanian Bogor.
Sitompul SM dan Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.
Yogyakarta(ID): Gajah Mada University Press
89
Kuisioner Penelitian
DESKRIPSI TANAMAN TROPIS JENIS POHON, PALEM DAN
SEMAK BESAR YANG SERING DIJUMPAI DI KAWASAN PERKOTAAN
Oleh : Gabriella N.N (A44090089)
Tanggal Pengambilan : ..............................
Terimakasih atas partisipasi Anda menjadi salah satu responden dan
bersedia mengisi kuisioner ini. Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk mengetahui
penilaian kualitas penggunaan tanaman pada lanskap perkotaan oleh responden.
Hasil dari kuisioner ini akan digunakan untuk menyusun laporan skripsi.
A. Karakteristik Responden
1. Nama (Boleh tidak diisi) : ……………………………………
2. Jenis kelamin : Laki-Laki Perempuan
3. Asal : ........................................................
4. Mahasiswa Semester : .........................................................
-3 -2 -1 0 1 2 3
Buruk x Baik
Keterangan:
3 = sangat sesuai
2 = sesuai
1 = agak sesuai
0 = bukan kedua-duanya
-1 = kurang sesuai
-2 = tidak sesuai
-3 = sangat tidak sesuai
91
Lampiran 3 Lanjutan
Foto 13 Foto 14 Foto 15
Foto 19 Foto 20
Kota Bandung
Foto 1 Foto 2 Foto 3
93
Lampiran 3 Lanjutan
Foto 4 Foto 5 Foto 6
Lampiran 3 Lanjutan
Foto 16 Foto 17 Foto 18
Foto 19 Foto 20
95
Keterangan :
Bobot nilai 1 hingga 7 (Semakin tinggi nilai bobot semakin tinggi kualitas)
K1 : Tidak nyaman – Nyaman
K2 : Sempit – Luas
K3 : Gersang – Teduh
K4 : Elemen lanskap berantakan – Elemen lanskap teratur
K5 : Panas – Sejuk
K6 : Buruk – Indah
97
Lampiran 5 Lanjutan
99
Lampiran 5 Lanjutan
100
Lampiran 5 Lanjutan
Lampiran 6 Hasil tampilan deskripsi singkat masing-masing spesies pada FileMaker
101
Lampiran 6 Lanjutan 102
Lampiran 6 Lanjutan
103
Lampiran 6 Lanjutan
104
Lampiran 6 Lanjutan
105
Lampiran 6 Lanjutan
106
Lampiran 6 Lanjutan
107
Lampiran 6 Lanjutan
108
Lampiran 6 Lanjutan
109
Lampiran 6 Lanjutan 110
Lampiran 6 Lanjutan
111
112
RIWAYAT HIDUP