NURI KIPTANTIYAWATI
A24110041
Nuri Kiptantiyawati
NIM A24110041
ABSTRAK
ABSTRACT
The objective of this research was to obtain the organic fertilizer doses and
the optimum concentration of Hydrasil to maximize the growth of young stage of
cloves plant. The age of cloves plants were 4.5 years. This research was carried out
in IPB Experimental Station at Cikabayan, Dramaga, Bogor, from March to August
2015, using split plot design with two factors and four replications. The main plot
was four level of Hydrasil, i.e.,0 ml l-1 (A1), 1.5 ml l-1 (A2), 2.0 ml l-1 (A3), and 2.5
ml l-1 (A4), while the sub-plot was level of organic fertilizer, i.e., 0 kg (P1), 2.5 kg
(P2),5 kg (P3), 7.5 kg (P4), and 10 kg (P5) each plant. The results showed that
Hydrasil significantly affected on the plant height at 16 and 20 w e e k s a f t e r
f i r s t a p p l i c a t i o n ( W A F A ) and stem diameter at 8 and 16 WAFA level of.
While there was no fertilizer and hydrasil on other vegetative characters are
observed.
NURI KIPTANTIYAWATI
A24110041
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala kurnia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Maret sampai bulan Agustus 2015 ialah
Pertumbuhan Tanaman Cengkih (Syzygium aromaticum (L.) Merr and Perr) Belum
Menghasilkan pada Berbagai Dosis Pupuk Organik dan Konsentrasi Hydrasil.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr Edi Santosa,
SP, MSi selaku dosen penguji dan Dr Ir Endah Retno Palupi, MSc selaku dosen
penguji wakil urusan departemen atas segala bantuan, bimbingan, kritikan, dan
saran serta nasehatnya yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Kiptiyah dan kakak Ernawati serta kakak kembar tersayang serta
seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
2. Ibu Dr Ir Diny Dinarty, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas saran,
bimbingan dan nasihatnya selama menjadi mahasiswa Departemen Agronomi
dan Hortikultura.
3. Penyelenggara Program Bidik Misi Institut Pertanian Bogor yang berada
di bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah
memberikan bantuan selama penulis kuliah dan melakukan penelitian ini.
4. Tenaga kependidikan unit pelaksanaan Kebun Percobaan IPB Cikabayan,
Dramaga, Bogor, yang telah membantu selama penelitian berlangsung.
5. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat.
Nuri Kiptantiyawati
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
Hipotesis 2
TINJUAN PUSTAKA 2
Deskripsi dan Morfologi Tanaman Cengkih 2
Syarat Tumbuh Tanaman Cengkih 3
Pupuk Organik 3
Zat Pengatur Tumbuh Auksin 4
METODE PENELITIAN 4
Tempat dan Waktu Penelitian 4
Bahan dan Alat 5
Metode Percobaan 5
Pelaksanaan Percobaan 6
Pengamatan 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Hasil 7
Pembahasan 13
KESIMPULAN DAN SARAN 15
Kesimpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
DAFTAR TABEL
1 Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan diameter
tajuk pada berbagai dosis pupuk organik pada 4-20 MSPP 9
2 Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan diameter
tajuk pada berbagai konsentrasi Hydrasil pada 4-20 MSPP 10
DAFTAR GAMBAR
1 Tanaman cengkih yang terserang rayap : (a) tanaman mati (b) rayap
yang digali dalam tanah, (c) pengendalian rayap dengan penyemprotan
termitisida 7
2 Serangan kutu pada tanaman cengkih : (a) tergolong serangan ringan,
(b) tergolong serangan berat sampai tertutup pada pangkal daun 8
3 Pengaruh curah hujan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cengkih
pada konsentrasi Hydrasil 8
4 Pengaruh curah hujan terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman
cengkih pada konsentrasi hydrasil 9
5 Hubungan antara tinggi tanaman dan konsentrasi Hydrasil pada 16
MSPP 11
6 Hubungan antara tinggi tanaman dan konsentrasi Hydrasil pada 20
MSPP 11
7 Hubungan antara diameter batang tanaman dan konsentrasi Hydrasil
pada 8 MSPP 12
8 Hubungan antara diameter batang tanaman dan konsentrasi Hydrasil
pada 16 MSPP 12
DAFTAR LAMPIRAN
1 Bagan acak perlakuan 18
2 Kondisi iklim di lokasi penelitian pada bulan Februari – Agustus 2015 18
3 Hasil uji analisis kandungan pupuk organik 19
RIWAYAT HIDUP 20
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Hipotesis
TINJUAN PUSTAKA
Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan hasil akhir dari perubahan atau peruraian bagian-
bagian atau sisa (serasah) tanaman dan hewan, seperti pupuk kandang, pupuk hijau,
kompos, bungkil, guano, tepung tulang dan sebagainya. Pupuk organik memiliki
fungsi untuk menggemburkan lapisan atas permukaan tanah (top soil),
meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air.
Pada tanah pertanian yang diberi pupuk organik (kotoran ternak ayam) sebanyak
4
1 000 kg per hektar, berarti pada lahan tersebut telah diberi unsur hara setara 40 kg
N, 32 kg P2O5 dan 19 kg K2O dalam tanah. Kadar unsur tersebut setara dengan nilai
2 kw ZA, 2/3 kw triple fosfat, dan 1/3 kw ZK (Sutedjo 2010).
Hasil penelitian Wachjar dan Kadarisman (2007) pada tanaman kakao
belum menghasilkan yang diberi pupuk organik cair 0 ml l-1 dan pupuk anorganik
100% meningkatkan diameter batang tanaman kakao, tetapi tidak berbeda nyata
dengan pemberian 15 ml pupuk organik cair per liter dan 40 % dosis anjuran
pupuk anorganik. Penggunaan pupuk organik cair pada tanaman kakao
sebanyak 15 ml l-1 dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik sebanyak 60%
dari dosis anjuran tanpa mengurangi pertumbuhan kakao secara nyata. Wachjar et
al. (2002) berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa tanaman kopi yang
diberi 4 g Enchancing Microbial Activities in the Soil (EMAS) sebagai pupuk
organik dan setengah dosis pupuk anorganik anjuran menghasilkan pertumbuhan
bibit kopi yang sama baiknya dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian pupuk organik yang berasal dari inokulasi berbagai mikroorganisme
dapat menurunkan dosis penggunaan pupuk anorganik.
Menurut Sari (2013) bibit kelapa sawit yang diberi pupuk organik untuk
meningkatkan keefektifan pupuk NPK dapat mempengaruhi tinggi tanaman,
jumlah daun, diameter batang, luas daun, dan kandungan klofil. Aplikasi pupuk
organik 3:6 dapat menghasilkan pertumbuhan bibit kelapa sawit setara dengan
pemberian pupuk NPK mulai dosis 127.5-382.5 g per tanaman tanpa pupuk
organik. Oleh karena itu, pemberian pupuk oragnik 3:6 dapat mensubtitusi pupuk
NPK untuk bibit kelapa sawit.
Zat Pengatur Tumbuh Auksin
METODE PENELITIAN
Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di atas permukaan laut dengan
jenis tanah Latosol.
Metode Percobaan
Apabila hasil sidik peragam menunjukkan pengaruh nyata pada uji F taraf
5 %, dilanjutkan dengan Uji Selang Berganda Duncan (Duncan Multiple Range
test/DMRT) dan untuk mengetahui konsentrasi Hydrasil dan dosis pupuk organik
yang optimum dilakukan uji regresi.
Pelaksanaan Percobaan
Pengamatan
Hasil
Kondisi Umum
Pendataan jumlah tanaman yang mati di lapangan dilakukan pada bulan
Februari untuk dilakukan penyulaman. Jumlah tanaman yang mati dan harus disulam
berjumlah 34 tanaman. Tanaman yang mati disulam pada bulan Februari dan
pengamatan awal dimulai 3 minggu setelah penyulaman. Pada bulan Maret, jumlah
satuan percobaan dipastikan berjumlah 80 satuan percobaan dan dipastikan keadaan
di lapangan dalam kondisi hidup, sehingga pada bulan Maret dapat dilakukan
pengambilan data awal. Pengambilan data awal dilakukan sebagai data acuan pada
pengamatan selanjutnya. Kondisi iklim pada awal bulan Maret sampai Agustus
mengalami perubahan cuaca yang signifikan. Berdasarkan data dari Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (2015) curah hujan pada bulan Maret sampai
Mei tergolong bulan basah, sedangkan curah hujan pada bulan Juni tergolong bulan
lembab dan curah hujan pada bulan Juli tergolong bulan kering, serta bulan Agustus
tergolong bulan basah, menurut klasfikasi iklim Schmidth-Ferguson (Lampiran 2).
Menurut Ruhnayat dan Dhalimi (1997) batas optimal curah hujan untuk pertumbuhan
cengkih yang baik adalah 80 mm per bulan atau tergolong bulan lembab. Pada bulan
Juni curah hujan yang terjadi di lapangan tergolong bulan lembab (90 mm),
sedangkan pada bulan Juli tergolong bulan kering (1.6 mm). Hal ini mengurangi
pertumbuhan tanaman cengkih dan juga dapat menyebabkan tanaman cengkih mati.
Pada bulan pertama sampai kelima selama penelitian, banyak tanaman
cengkih di lapangan mati yang disebabkan oleh serangan rayap (Coptotermes sp).
Tanaman cengkih yang diserang rayap menunjukkan gejala layu, daun mengering
tapi tidak rontok dan bila digali sampai 15 cm di bawah permukaan tanah tampak
perakaran rusak bekas rayap. Pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi
serangan rayap pada tanaman cengkih dilakukan penyemprotan termitisida dengan
konsentrasi 10 ml l-1 dan volume semprot 0.375 l per tanaman. Penyemprotan
dilakukan setiap bulan selama lima bulan penelitian. Serangan rayap selama
penelitian menyebabkan kematian tanaman cengkih sebesar 18.75% dari total populasi
tanaman yang diamati (Gambar 1). Hasil uji analisis kandungan pupuk organik yang
digunakan tercantum pada Lampiran 3.
Gambar 1. Tanaman cengkih yang terserang rayap : (a) tanaman mati, (b) rayap yang digali dalam
tanah, (c) pengendalian rayap dengan penyemprotan termitisida
8
(a) (b)
Gambar 2. Serangan kutu pada tanaman cengkih : (a) tergolong serangan ringan,
(b) tergolong serangan berat sampai tertutup pada pangkal daun
160,00
140,00
Tinggi tanaman (cm)
120,00
100,00 0 ml/l
80,00
1.5 ml/l
60,00
2 ml/l
40,00
2.5 ml/l
20,00
0,00
374 206 202 90 1.6 112.4
Maret April Mei Juni Juli Agustus
2,00
1,80
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan diameter
tajuk pada berbagai dosis pupuk organik pada 4-20 MSPP
Waktu pengamatan (MSPP)
Dosis Pupuk Organik (kg/tan)
0 4 8 12 16 20
………….Tinggi tanaman (cm)………
0 80.40 89.25 103.23 106.69 110.92 133.11
2.5 85.50 112.00 114.62 118.38 123.38 119.25
5.0 82.47 97.87 104.71 108.07 108.21 129.80
7.5 80.93 91.25 99.63 103.19 107.38 122.80
10.0 73.20 88.14 106.67 109.33 113.42 136.78
………….Diameter batang (cm)……….
0 0.65 0.79 0.94 1.00 1.05 1.45
2.5 0.75 1.00 1.13 1.21 1.29 1.26
5.0 0.77 0.95 1.00 1.09 1.17 1.57
7.5 0.72 0.86 0.97 1.03 1.09 1.40
10.0 0.62 0.85 1.05 1.10 0.99 1.50
…………Jumlah cabang (cabang)…………
0 10 11 14 15 15 18
2.5 11 14 16 17 16 16
5.0 11 12 14 15 15 17
7.5 12 13 15 15 15 17
10.0 12 13 14 15 14 17
…………Diameter tajuk (cm)…………
0 55.00 56.53 66.31 67.31 65.38 76.89
2.5 63.81 74.00 79.43 81.36 80.21 76.77
5.0 55.80 59.00 62.86 66.36 64.64 81.50
7.5 59.25 58.00 62.94 64.44 63.75 73.60
10.0 51.31 58.79 57.50 59.33 56.42 67.00
10
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, dan diameter
tajuk pada berbagai konsentrasi Hydrasil pada 4-20 MSPP
Konsentrasi Waktu pengamatan (MSPP)
Hydrasil (ml/l) 0 4 8 12 16 20
……….Tinggi tanaman (cm)………
0 67.06 81.50 88.00 93.31 98.88b 110.85c
ab
1.5 83.58 106.00 116.56 119.25 124.44 129.07b
2.0 84.95 102.50 115.47 117.82 121.47a 149.92a
2.5 85.74 93.75 101.89 105.16 105.37ab 121.73ab
………..Diameter batang (cm)……….
0 0.53 0.64 0.78c 0.86 0.95b 1.15
ab ab
1.5 0.78 1.02 1.10 1.17 1.23 1.33
a a
2.0 0.76 1.05 1.23 1.31 1.38 1.86
b c
2.5 0.74 0.87 0.94 1.00 0.94 1.42
……….Jumlah cabang (cabang)………
0 11 11 14 14 14 16
1.5 11 13 14 15 15 16
2.0 11 14 18 18 18 22
2.5 11 12 13 14 13 15
………..Diameter tajuk (cm)……..
0 45.15 51.60 54.00 55.81 56.25 64.46
1.5 59.85 65.00 67.13 68.81 69.06 71.50
2.0 62.55 67.72 72.06 74.72 73.89 90.69
2.5 60.84 61.45 69.26 70.89 65.26 75.09
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf sama pada kolom dan peubah yang
sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf = 5%
11
Hydrasil
Hydrasil
Hydrasil
Hydrasil
Pembahasan
Pengaruh Hydrasil
Pertumbuhan tanaman cengkih dapat dipengaruhi oleh teknik pemeliharaan
yang baik. Teknik pemeliharaan yang baik dapat berupa pembersihan gulma pada
piringan cengkih, pemupukan, penyiraman dan upaya peningkatan petumbuhan
tanaman cengkih dengan pemberian zat pengatur tumbuh (hormon) dari luar.
Menurut Agustini (1989) pemberian auksin dengan konsentrasi tertentu dapat
14
Kesimpulan
Dosis pupuk organik serta interaksi antara dosis pupuk organik dan
konsentrasi Hydrasil tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh peubah vegetatif
yang diamati. Konsentrasi Hydrasil meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman
pada 16 MSPP dan 20 MSPP, meningkatkan diameter batang tanaman cengkih
pada 8 MSPP dan 16 MSPP. Konsentrasi Hydrasil 2.0 ml l -1 dapat
meningkatkan tinggi dan diameter batang tanaman cengkih dibandingkan
konsentrasi Hydrasil lainnya.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agustini S. 1989. Pemberian berbagai taraf konsentrasi hydrasil pada dua tipe
jagung (Zae mays L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[Balitbangtan] Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2009.
Mengenal
Tanaman Perkebunan di Lingkungan Sekitar. Jakarta (ID): Balitbangtan. [Balitan]
Balai Penelitian Tanah. 2014. Laporan Hasil Pengujian Tanah.
Bogor(ID) : Balitan.
[Balittri] Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri. 2010.
Pedoman Seleksi Blok Penghasil Tinggi dan Pohon Induk : Cengkih.
Sukabumi (ID): Balittri.
[Balittro] Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 1997. Monogrof Tanaman
Cengkih. Bogor(ID): Balittro.
Bangun P, Pane H, Partasasmita. 1983. Pengaruh perangsang tumbuhan hydrasil
pada tanaman jagung dan kedelai. Kelti Agronomi. Balai Penelitian
Tanaman Pangan Bogor 1-10.
[BMKG] Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika. 2015. Data Iklim Stasiun
Dramaga. Bogor(ID) : BMKG.
[Ditjetbun] Direktorat Jenderal Perkebunan.2014. Statistik Perkebunan Indonesia
2013-2015: Cengkih. Jakarta (ID): Ditjenbun.
Dwiwarni I. 1989. Pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan
bibit cengkih. Pembr. Litri. 14(4): 126-129.
Gardner FP, Pearce RB, Mitchell RL. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo
S, Subiyanto, editor. Jakarta(ID): UI Press. Terjemahan dari: Physiology of
Crop Plants. The Lowa State University Press.
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu tanah. Jakarta(ID): Akademika Pressindo.
[Puslitbangbun] Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2007. Cengkih:
Budidaya Pendukung Tipe Unggul. Bogor (ID): Puslitbangbun.
16
Randriani E, Syafaruddin. 2011. keragaan pohon cengkih terpilih tipe Zanzibar dan
siputih Palabuhanratu. Bul RISTI. 2(3): 405-410.
Ruhnayat A, Wahid P. 1997. Aspek iklim terhadap pertumbuhan, pembungaan, dan
produksi cengkih. Balittro. Monograf-2 : 44-49.
Ruhnayat A, Dhalimi A. 1997. Fluktuasi hasil cengkih. Balittro. Monograf-2 : 50-
54.
Santosa E. 2003. Pengaruh jenis pupuk organik dan mulsa terhadap pertumbuhan
tanaman lidah buaya (Aloe vera Mill). Bul Agron. 2(1) : 120-125.
Sari VI. 2013. Peran pupuk organik dalam meningkatkan efektivitas pupuk NPK
pada bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di pembibitan utama [tesis].
Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Sulistianingrum R. 2014. Pertumbuhan tanaman cengkih (Syzygium aromaticum
(L.) Merr Perr) belum menghasilkan pada berbagai dosis pupuk organik dan
intensitas naungan [skripsi]. Bogor(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Sutedjo MM. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta (ID): Rineka Cipta.
Wachjar A, Setiadi Y, Mardhikanto L W. 2002. Pengaruh pupuk
organik dan intensitas naungan terhadap pertumbuhan bibit kopi
robusta (Coffe canephora Pierre ex Froehner). Bul Agron. 30(1): 6-11.
Wachjar A, Kadarisman L. 2007. Pengaruh kombinasi pupuk organik cair dan
pupuk anorganik serta frekuensi aplikasinya terhadap pertumbuhan tanaman
kakao (Theobroma cacao L.) belum menghasilkan. Bul Agron. 35(3):
212-216.
Wahyuno D, Tombe M, Asman A. 1997. Penyakit lainnya pada tanaman cengkeh
dan usaha penanggulangannya. Balittro. Monograf-2 : 84-89.
17
LAMPIRAN
18
Lampiran 1. Bagan acak perlakuan
II IV
A3 P2 A3 P4 A3 P5 A3 P1 A3 P3 A4 P1 A4 P4 A4 P5 A4 P2 A4 P3
A1 P5 A1 P4 A1 P1 A1 P3 A1 P2 A2 P2 A2 P3 A2 P4 A2 P1 A2 P5
A2 P5 A2 P1 A2 P3 A2 P2 A2 P4 A1 P5 A1 P2 A1 P3 A1 P4 A1 P1
A4 P1 A4 P3 A4 P2 A4 P4 A4 P5 A3 P4 A3 P1 A3 P5 A3 P3 A3 P2
I III
A1 P4 A1 P5 A1 P2 A1 P3 A1 P1 A2 P2 A2 P3 A2 P5 A2 P1 A2 P4
A4 P5 A4 P3 A4 P1 A4 P2 A4 P4 A3 P4 A3 P1 A3 P5 A3 P3 A3 P2
A3 P2 A3 P1 A3 P3 A3 P4 A3 P5 A4 P1 A4 P2 A4 P3 A4 P4 A4 P5
A2 P3 A2 P2 A2 P4 A2 P1 A2 P5 A1 P5 A1 P4 A1 P1 A1 P2 A1 P3
Lampiran 2. Kondisi iklim di lokasi penelitian pada bulan Februari – Agustus 2015
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pamekasan pada tanggal 24 April 1992 dari ayah
Misnadin dan Ibu Kiptiyah. Penulis adalah putri kedua dari dua bersaudara. Tahun
1999 penulis lulus dari TK Al-Waroqot, tahun 2005 penulis lulus dari SDN Plakpak
VII, tahun 2008 penulis lulus dari SMPN 2 Pegantenan dan pada tahun 2011 penulis
lulus dari SMA Negeri 3 Pamekasan sekaligus pada tahun yang sama, penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata
kuliah Ilmu Tanaman Pangan pada tahun ajaran 2014/2015 dan 2015/2016, asisten
praktikum mata kuliah Rancangan Percobaan pada tahun ajaran 2014/2015, dan
asisten praktikum mata pelajaran Teknik Budidaya Tanaman tahun ajaran
2014/205, serta asisten mata pelajaran Ilmu Tanaman Perkebunan tahun ajaran
2014/2015. Penulis juga aktif mengajar mata pelajaran IPA Terpadu, Matematika,
Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris SD, SMP dan SMA di bimbingan belajar
Privat. Penulis pernah aktif sebagai Bendahara umum DPM Fakultas Pertanian
tahun 2012/2013. Selama kuliah 4 tahun di Institut Pertanian Bogor, penulis
menerima Beasiswa Bidik Misi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Penulis pernah melakukan IPB goes to field ke daerah Lampung Barat,
tepatnya kota Liwa untuk memperkenalkan Cyber attetion pada petani daerah Liwa.
Selain itu, penulis juga pernah menjadi juri pada kompetisi acara Roket Air yang
dinaungi oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Penulis juga s
menpublikasikan karya ilmiahnya yang berjudul Development of Effic
Procedure for Sample Storage and Extraction of DNA Cassava (Manihot esculenta
Crantz) pada tahun 2013.