DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Morfologi,
Anatomi, dan Fisiologi Tanaman Jarak Pagar dan Jarak Kaliki pada Perlakuan
Limbah Cair Tambang Emas adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul dari
karya ilmiah ini adalah “Analisis Morfologi, Anatomi, dan Fisiologi Tanaman
Jarak Pagar dan Jarak Kaliki pada Perlakuan Limbah Cair Tambang Emas” yang
dilaksanakan sejak bulan November 2017 hingga Juni 2018.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Hamim, MSi dan Bapak
Ir Hadisunarso, MSi selaku pembimbing yang telah memberikan motivasi, waktu
untuk konsultasi dan diskusi serta solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi
penulis selama melaksanakan penelitian. Tidak lupa penulis ucapkan kepada ibu
Dr Ir Tatik Chikmawati, MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan dan saran atas karya tulis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam penelitian ini (Pak Asep, Pak Endan, Pak Rusna, Pak
Adi, Ibu Retno, Kak Diana, Kak Nadia, Kak Turhadi, Kak Hilmi, Kak Fadel, Kak
Melinda, Taupiq, Syafrudin, Danniel, Alfian, Asih, Nilam, Ridho, Tri, Rafika,
Uswah, Nelly, Pratika, Annisah, Lutfiani, Hanifatunnisa serta kakak-kakak S2 di
laboratorium Fisiologi Genetika Molekuler). Rasa terima kasih yang tak habis-
habisnya dan sedalam-dalamnya tidak lupa penulis sampaikan kepada ayah, ibu,
dan kakak tercinta serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Tidak lupa juga terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen-dosen
Departemen Biologi atas ilmu pengetahuan yang diberikan, sahabat serta teman-
teman Biologi 51 yang telah mencatatkan segala kenangan tidak tergantikan yang
mewarnai perjalanan kehidupan bagi penulis selama menempuh pendidikan S1 di
Departemen Biologi, FMIPA IPB.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR GAMBAR
1 Bobot basah akar (A) dan tajuk (B) dua spesies tanaman yang diberi
perlakuan cekaman limbah cair 7
2 Bobot kering akar (A) dan tajuk (B) dua spesies tanaman yang diberi
perlakuan cekaman limbah cair 8
3 Nilai MDA akar (A) dan daun (B) dua spesies tanaman yang diberi
perlakuan cekaman limbah cair 10
4 Kandungan klorofil total, klorofil a, dan klorofil b pada dua spesies
tanaman yang diberi perlakuan cekaman limbah cair 10
5 Kadar air relatif (KAR) daun dua spesies tanaman yang diberi perlakuan
cekaman limbah cair 11
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kondisi Morfologi 16
2 Sayatan Transversal Daun 17
PENDAHULUAN
Latar Belakang
digunakan sebagai agen fitoremediasi (Ulfah dan Dewi 2015). Oleh karena itu,
kemampuan kedua tanaman tersebut untuk dapat bertahan pada lahan marjinal
dapat dimanfaatkan sebagai agen fitoremediasi.
Tujuan Penelitian
METODE
Bahan yang digunakan terdiri atas dua spesies tanaman, yaitu jarak pagar
(Jatropha curcas L.) dan jarak kaliki (Ricinus communis L.). Bahan kimia yang
digunakan antara lain larutan stok Hoagland, thiobarbituric acid (TBA),
trichloroasetic acid (TCA), aseton 80%, alkohol 70%, glycerin 30%, dan limbah
cair. Alat yang digunakan antara lain penggaris, mikroskop cahaya Olympus Bx51
yang dilengkapi dengan kamera optilab, spektrofotometer, oven, sentrifug, water
bath, neraca analitik, silet, box plastik 8 L, stirer, dan aerator serta peralatan lain
untuk analisis fisiologi.
Prosedur Penelitian
Parameter Morfologi
Parameter morfologi yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun,
luas daun, bobot basah akar-tajuk, dan bobot kering akar-tajuk. Daun dari kedua
tanaman dipindai untuk analisis luas daun, dan analisis ini menggunakan aplikasi
ImageJ. Bobot kering tanaman diukur setelah dikeringkan dalam oven selama 7
hari pada suhu 800C. Perubahan morfologi diamati selama percobaan dengan
mencatat perubahan yang terjadi pada daun tanaman. Perhitungan persen
penurunan didasarkan dengan kontrol menggunakan rumus:
( )
Parameter Anatomi
Parameter Fisiologi
Analisis klorofil total daun dilakukan untuk melihat tingkat senesensi daun
pada tanaman. Analisis pigmen fotosintesis dilakukan berdasarkan metode Quinet
et al. (2012). Daun sebanyak 0.1 gram digerus dan dihomogenisasi dengan 10 mL
aseton 80%, selanjutnya disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
pada suhu 40C. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer (Gnesys 20 Thermo
Spectronic) pada panjang gelombang (λ) 470 nm, 646 nm, 663 nm. Kandungan
klorofil daun dihitung dengan persamaan Lichtenthaler (1987) dengan
menggunakan aseton 80%:
Klorofil Total (µg/g BB)= 7.15.A663 + 18.71.A646
Klorofil a (µg/g BB)= (12.25.A663) - (2.79.A646)
Klorofil b (µg/g BB)= (21.5.A646) - (5.1.A663)
Keterangan: A: Absorbansi
BB: Bobot basah
Perhitungan persen penurunan nilai kandungan klorofil total daun
sebagaimana pada parameter morfologi.
4
Pengukuran kadar air relatif (KAR) daun dilakukan pada 21 Hari Setelah
Perlakuan (HSP). Satu lembar daun segar dari setiap perlakuan ditimbang untuk
mendapatkan bobot segar. Daun kemudian dipotong menjadi sepuluh bagian dan
diletakkan pada permukaan air destilata selama 24 jam. Daun lalu diangkat secara
cepat dan ditimbang untuk mendapatkan bobot turgid. Daun kemudian
dikeringkan dalam oven 800C selama 72 jam dan ditimbang sebagai bobot kering.
Besar kadar air relatif daun mengikuti metode Barr dan Weatherley (1962).
Persentase KAR dihitung menggunakan rumus:
KAR (%)=
Perhitungan persen penurunan kadar air relatif daun sebagaimana pada
parameter morfologi.
Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan ragam satu arah (One way
ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% menggunakan software SPSS 16.0. Uji
lanjut antar perlakuan dan interaksinya dilakukan dengan menggunakan Duncan
Multiple Range Test (DMRT) pada α=0.05.
5
HASIL
Analisis secara kimiawi pada limbah cair dari tambang emas menunjukkan
bahwa air limbah tersebut mengandung sedikit nutrisi seperti, K, Ca, Mg, Fe, Zn,
Mn, dan Mo (Tabel 1). Selain nutrisi, limbah cair tambang emas juga
mengandung sianida yang sangat tinggi (Tabel 1). Tingginya kandungan sianida
tersebut karena limbah cair yang digunakan merupakan limbah cair langsung dari
pabrik yang belum diberi perlakuan. Selain nutrisi dan sianida, limbah cair
tersebut juga mengandung logam berat dalam konsentrasi yang cukup rendah,
seperti Pb, Cd, Ag, dan Hg (Tabel 1).
Tabel 1 Kandungan makro- dan mikronutrien, sianida (CN) dan logam berat pada
limbah cair tambang emas
Komponen Kandungan (ppm) Komponen Kandungan (ppm)
Na 117.320 B < 0.020
K 34.824 Ni 0.039
Ca 1.743 Co < 0.005
Mg 1.194 CN (Sianida) 34.590
Fe 2.313 Pb < 0.004
Cu 6.788 Cd < 0.005
Zn 0.319 Ag 0.025
Mn 0.087 Hg 0.004
Mo < 0.005
Parameter Morfologi
PTT lebih rendah terdapat pada tanaman jarak kaliki dan lebih tinggi terdapat
pada tanaman jarak pagar (Tabel 2).
Tabel 2 Pertambahan tinggi tanaman (PTT) dua spesies tanaman pada kondisi
kontrol dan cekaman limbah cair selama 21 hari
Pertambahan tinggi tanaman (cm) Rata-rata
Tanaman Konsentrasi perlakuan limbah cair
0% 25% 50% 75%
a ab ab
Jarak pagar 4.000 2.583 2.000 1.333b 2.479a
Jarak kaliki 1.250a 0.250b 0.167b 0.000b 0.417b
a b b b
Rata-rata 2.625 1.417 1.083 0.667
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada
uji DMRT.
Tabel 3 Pertambahan jumlah daun (PJD) dua spesies tanaman pada kondisi
kontrol dan cekaman limbah cair selama 21 hari
Pertambahan jumlah daun (helai) Rata-rata
Tanaman Konsentrasi perlakuan limbah cair
0% 25% 50% 75%
Jarak pagar 2.667a 1.500b 1.083b 0.583b 1.458a
Jarak kaliki 0.667a 0.167ab 0.083b 0.000b 0.229b
Rata-rata 1.667a 0.833b 0.583b 0.292b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada
uji DMRT.
Tabel 4 Luas daun (LD) dua spesies tanaman pada kondisi kontrol dan cekaman
limbah cair selama 21 hari
Luas daun (cm) Rata-rata
Tanaman Konsentrasi perlakuan limbah cair
0% 25% 50% 75%
Jarak Pagar 155.764a 95.199b 87.218b 59.415c 99.399a
Jarak Kaliki 46.208a 4.835b 0.000c 0.000c 12.761b
Rata-rata 100.986a 50.017b 43.609b 29.708c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada
uji DMRT.
BBT (gram)
6 30
4 20
2 10
0 0
JP0
JK0
JK75
JP25
JP50
JP75
JK25
JK50
JP0
JK0
JP25
JP50
JP75
JK25
JK50
JK75
Perlakuan Perlakuan
Gambar 1 (A) Bobot basah akar (BBA) dan (B) bobot basah tajuk (BBT) dua spesies
tanaman yang diberi perlakuan cekaman limbah cair 0% ( ), 25% ( ),
50% ( ), dan 75% ( ) selama 21 hari. JP = Jarak pagar, JK = Jarak
kaliki. Bar merupakan galat baku perlakuan.
kedua spesies tanaman. Hasil uji stastistik pada akar menunjukkan tidak terdapat
interaksi nyata antara spesies tanaman dengan konsentrasi limbah cair yang
diberikan terhadap bobot kering biomassa tanaman. Pada cekaman limbah cair
75%, tanaman jarak kaliki mengalami penurunan bobot kering akar lebih besar
yaitu 57.47%, sedangkan penurunan lebih kecil terdapat pada tanaman jarak pagar
yaitu 47.34% (Gambar 2A).
Perlakuan limbah cair menyebabkan penurunan bobot kering biomassa tajuk
kedua spesies tanaman yang diuji. Hasil uji statistik pada tajuk menunjukkan
terdapat interaksi nyata antara spesies tanaman dengan perlakuan cekaman limbah
cair yang diberikan terhadap bobot kering tanaman. Berdasarkan data yang
diperoleh, bobot kering pada tajuk menurun seiring dengan penambahan
konsentrasi perlakuan yang diberikan. Pada cekaman limbah cair 75%, penurunan
bobot kering tajuk lebih besar terdapat pada tanaman jarak pagar yaitu 51.61%
dan penurunan lebih kecil terdapat pada tanaman jarak kaliki sebesar 17.18%
(Gambar 2B).
1 A (Akar) 8 B (Tajuk)
0.8 6
BKA (gram)
BKT (gram)
0.6
4
0.4
0.2 2
0 0
JP0
JK0
JP0
JK0
JP25
JP50
JP75
JP25
JP50
JP75
JK25
JK50
JK75
JK25
JK50
JK75
Perlakuan Perlakuan
Gambar 2 (A) Bobot kering akar (BKA) dan (B) bobot kering tajuk (BKT) dua spesies
tanaman yang diberi perlakuan cekaman limbah cair 0% ( ), 25% ( ),
50% ( ), dan 75% ( ) selama 21 hari. JP = Jarak pagar, JK = Jarak kaliki.
Bar merupakan galat baku perlakuan.
Parameter Anatomi
Parameter Fisiologi
A (Akar) B (Daun)
2.5 4
[MDA] (µmol/g BB)
0 0
JP0 JP25JP50JP75 JK0 JK25JK50JK75 JP0 JP25JP50JP75 JK0 JK25JK50JK75
Perlakuan Perlakuan
Gambar 3 Nilai MDA akar (A) dan daun (B) dua spesies tanaman yang diberi
perlakuan cekaman limbah cair 0% ( ), 25% ( ), 50% ( ), dan 75%
( ) selama 14 HSP. JP = Jarak pagar, JK = Jarak kaliki. Bar merupakan
galat baku perlakuan.
250
200
150
100
50
0
JP0 JP25 JP50 JP75 JK0 JK25 JK50 JK75
Perlakuan
60
40
20
0
JP0 JP25 JP50 JK0 JK25 JK50
Perlakuan
Gambar 5 Kadar air relatif (KAR) daun dua spesies tanaman yang diberi perlakuan
cekaman limbah cair 0% ( ), 25% ( ), dan 50% ( ). JP = Jarak
pagar, JK = Jarak kaliki. Bar merupakan galat baku perlakuan.
PEMBAHASAN
Analisis limbah cair dari tambang emas menunjukkan bahwa kandungan
sianida pada limbah tersebut sangat tinggi (34.59 ppm), sementara unsur lain
makro- dan mikronutrien serta logam berat memiliki konsentrasi lebih rendah
(Tabel 1). Hal tersebut terjadi karena sianida sering digunakan untuk ekstraksi biji
emas sehingga limbah yang dihasilkan masih memiliki kandungan sianida yang
tinggi (Hidayati et al. 2009). Sianida merupakan bahan yang bersifat toksik
sehingga kandungan maksimum sianida dalam limbah cair yang diperbolehkan
didispersi ke lingkungan harus lebih kecil dari 0.5 ppm (KLH 2004). Toksisitas
sianida bagi tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menyebabkan
produktivitas tanaman menurun. Toleransi tanaman terhadap cekaman limbah cair
melibatkan perubahan pada keseluruhan bagian tumbuhan baik secara morfologis,
anatomi, maupun fisiologis. Parameter morfologi yang terhambat akibat cekaman
limbah cair yang diberikan, meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
bobot basah akar-tajuk, dan bobot kering akar-tajuk.
Penurunan nilai tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun terjadi akibat
akumulasi sianida yang berlebih pada organ tanaman. Semakin tinggi konsentrasi
limbah cair yang diberikan pada tanaman, maka nilai PTT, PJD, dan LD akan
semakin rendah (Tabel 2, 3, dan 4). Hal ini menunjukkan bahwa tingginya
kandungan sianida dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Kamdiono et al.
2014). Menurut Juhaeti et al. (2006), tingginya kandungan sianida pada tanaman
12
rendah terdapat pada tanaman jarak pagar (Gambar 3B), yang menunjukkan
bahwa tanaman tersebut membentuk mekanisme pertahanan berupa toleran
terhadap cekaman limbah cair yang diberikan. Selain pada daun, akumulasi
kandungan MDA juga terjadi pada akar. Berbeda dengan daun, perlakuan limbah
cair tidak menyebabkan peningkatan kandungan MDA akar, meskipun ada
kecenderungan meningkat (Gambar 3A).
Selain itu, perlakuan limbah cair dapat menurunkan pigmen klorofil total
pada daun. Selain penurunan pada klorofil total, cekaman limbah cair juga dapat
menurunkan klorofil a dan b (Gambar 4). Semakin tinggi konsentrasi cekaman
limbah cair yang diberikan, maka kandungan klorofil semakin rendah. Penurunan
klorofil pada daun terjadi karena terhambatnya biosintesis klorofil sehingga
terganggunya enzim asam aminolaevulinic (ALA) yang mengkatalisis
pembentukan porphobilinogen (Singh 1995). Penurunan kandungan klorofil daun
dapat juga diakibatkan oleh kerusakan kloroplas.
Kadar air relatif (KAR) merupakan parameter yang menggambarkan status
air. Tanaman yang tercekam memiliki nilai KAR yang rendah. Akumulasi sianida
dapat menurunkan nilai KAR seiring dengan meningkatnya konsentrasi cekaman
limbah cair yang diberikan. Tanaman jarak kaliki mengalami penurunan nilai
KAR lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman jarak pagar. Hal ini menunjukkan
bahwa cekaman limbah cair dapat menyebabkan permasalahan pada sistem
penyerapan air tanaman, sehingga tanaman mengalami gejala seperti kekeringan.
Ritchie et al. (1990) melaporkan bahwa kadar air relatif yang tinggi merupakan
suatu mekanisme resistensi tanaman terhadap kekeringan dan tingginya kadar air
relatif ini adalah hasil dari pengaturan osmotik berlebih atau pengurangan
elastisitas dari jaringan dinding sel.
Berdasarkan data penelitian tersebut baik dari parameter morfologi,
anatomi, maupun fisiologi dari kedua spesies tanaman tersebut, tanaman jarak
pagar merupakan tanaman yang lebih tahan terhadap cekaman limbah cair yang
diberikan. Tanaman tersebut dapat bertahan hingga 21 hari setelah perlakuan.
Simpulan
spesies tanaman tersebut tanaman jarak pagar adalah tanaman yang lebih tahan
terhadap cekaman limbah cair yang diberikan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kondisi morfologi. (a) jarak kaliki sebelum perlakuan; (b) jarak pagar
sebelum perlakuan; (c) jarak pagar (75%) setelah perlakuan (layu);
(d) jarak pagar (50%) setelah perlakuan (daun menguning); (e) jarak
kaliki (75%) setelah perlakuan (daun menguning), dan (f) jarak
kaliki (75%) setelah perlakuan (mati)
a b
c d
e f
17
Lampiran 2 Sayatan transversal daun. (a) jarak kaliki 0%; (b) jarak kaliki 50%; (c)
jarak pagar 0%; dan (d) jarak pagar 50%
a b
c d
18
RIWAYAT HIDUP