ABSTRAK. Sebuah perekat atau lem, adalah campuran cairan dalam keadaan semi-cair atau
yang melekat atau ikatan item bersama. Perekat dapat berasal dari sumber alam atau sintetis.
Kini tingkat persaingan yang tinggi menuntut perusahaan untuk menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, sehingga perusahaan perlu memberikan perhatian serius terhadap kualitas
produk yang akan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian agar kualitas produk semakin baik.
Dalam penelitian ini dipelajari “ Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap - Viskositas Lem Rokok
Dari Tepung Kentang “. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Quality Control PT. LF Asia,
Jl. Raya Bogor km 28 Jakarta Timur. Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah
tepung kentang, actiside, antifoam, dan air. Bahan-bahan tersebut akan dicampur, untuk
proses pembuatan lem rokok. Setelah lem tersebut jadi, maka lem akan dicek viskositasnya
dengan menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Viskometer yang digunakan yaitu
Viskometer Brookfield LVT 3/30. Pada penelitian ini digunakan suhu aplikasi 15°, 20°, 25°, 30°
dan 35 °C untuk pengecekan viskositas lem dan analisa organoleptis lem rokok tersebut.
Pada penelitian ini, digunakan lem yang berbahan dasar tepung kentang sebagai bahan untuk
membuat lem kertas rokok, karena tepung kentang memiliki daya rekat yang cukup kuat, selain
itu tepung kentang cukup aman digunakan sebagai lem rokok karena berasal dari bahan nabati
yang memiliki warna kekuningan dan tidak akan merubah warna kertas rokok saat digunakan
sebagai lem kertas.
23
KONVERSI Vol. 2 No. 2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
24
Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap Viskositas Lem Rokok Dari Tepung Kentang
(Diana Apriyanti, Nurul Hidayati Fithriyah)
terjadinya busa atau perubahan warna mendempul papan di perahu dan kapal.
menjadi kuning pada larutan tersebut Pada masa ini pula ditemukan lem
menghapus kolagen, protein dalam
Produk jaringan, kolagen itu lengket dan berguna
Produk yang dihasilkan adalah lem rokok. untuk merekatkan sesuatu bersama-sama.
Masih ingat waktu dulu orang terbiasa Susu padat, yang dikenal sebagai kasein ,
merekatkan amplop dengan mengoleskan dan albumin darah juga dapat digunakan
beberapa butir nasi? Memang, tanaman sebagai dasar untuk lem. Serum albumen
biji-bijian, termasuk nasi, adalah salah satu Kering dari darah sapi yangmenggumpal
penyedia bahan dasar lem. Kanji alias (gumpalan bersama- sama) saat sedang
karbohidrat yang diekstrak dari tanaman dipanaskan dan menjadi tidak larut dalam
pun bisa didapat dari jagung, beras, air. Lem ikan juga dibuat dari kepala,
gandum, dan kentang. tulang, dan kulit ikan, tapi lem ini
Tanaman telah digunakan untuk cenderung terlalu tipis dan kurang lengket.
memproduksi perekat kolektif yang disebut Dengan bereksperimen, orang purba
perekat nabati. Bahan-bahan ini menemukan bahwa bladder udara
dispersible atau larut dalam air dan beragam jenis ikan yang dihasilkan lem
biasanya dibuat dari pati yang membentuk putih yang jauh lebih memuaskan dan
banyak butiran dan sayuran. Gum alam hambar. Kemudian disebut isinglass atau
termasuk gel, dari koloid dalam tumbuhan ichthocol.
laut, algin yang berasal dari rumput laut, Ada tiga kelas zat perekat dan yang tidak
dan gum arabic, sebuah ekstrak dari pohon mengandung bahan kimia, senyawa, atau
akasia (juga dikenal sebagai pohon karet). aditif berteknologi tinggi; lem tulang ini,
Substansi yang disebut lem laut digunakan lem-hide atau lem kulit, dan lem ikan.
untuk mendempol jahitan, tapi terdiri dari Secara teknis, zat lengket lain yakni
tar atau pitch dan tidak benar-benar glue. Adhesives, gum, atau semen, walaupun
Perekat berbasis Pati digunakan dalam konsumen cenderung menggunakan istilah
produksi karton bergelombang dan tersebut secara bergantian. Lem Hewan
produksi kantong kertas , perekat tabung adalah lem yang digunakan untuk perekat
berliku kertas, kertas dinding. kayu yang paling umum selama ribuan
Konon lem sudah ada sejak tahun 4000 tahun sampai munculnya perekat sintetis
SM. Pada situs dari zaman prasejarah seperti polivinil asetat (PVA) dan perekat
ditemukan jenazah bersama makanan resin lainnya pada abad ke-20. Digunakan
dalam tempat keramik pecah, yang dalam aplikasi khusus seperti lutherie, pipa
direkatkan kembali dengan resin dari getah bangunan , dan restorasi antic. Seniman
pohon. Di kuil Babilonia pun ditemukan kaca memanfaatkan kemampuan lem-hide
sejumlah patung dengan biji mata dari untuk sambungan kaca, menerapkan lem-
gading yang ditempelkan dengan tar di hide kaca. Lem tersebut mengeras dan
rongga mata. Ini bukti, "lem" tar mampu menyusut, chipping kaca.
bertahan selama 6000 tahun. Hal ini memiliki beberapa keunggulan dan
Namun, referensi tertulis pertama tentang kelemahan dibandingkan dengan perekat
cara membuat dan memakai lem baru lainnya. Lem yang biasa digunakan
muncul tahun +2000 SM. Sejumlah lukisan dengan cara pemanasan, biasanya
dinding menampilkan secara mendetail dengan sikat atau spatula, disimpan dalam
proses pemakaian lem pada kayu. panci lem panas. Kebanyakan perekat
Berbagai benda seni dan perabot dari hewan larut dalam air, berguna untuk
makam para Firaun Mesir menampilkan sambungan yang mungkin pada suatu
peran lem binatang sebagai perekat atau waktu harus dilepaskan kembali. Alkohol
pelapis. kadang-kadang digunakan pada sendi
Di tahun 1-500, semenjak Romawi dan seperti untuk mengeringkan lem,
Yunani mengembangkan seni pernis dan membuatnya lebih rapuh dan mudah retak
pelapisan kayu, makin berkembang terpisah.
pembuatan lem dari binatang dan ikan. Tipe tertentu termasuk lem-hide, lem
Bangsa Romawilah yang pertama kali tulang, lem ikan, lem kulit kelinci. Lem hide
memanfaatkan tar dan lilin lebah untuk digunakan dalam pekerjaan kayu. Dalam
25
KONVERSI Vol. 2 No. 2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
26
Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap Viskositas Lem Rokok Dari Tepung Kentang
(Diana Apriyanti, Nurul Hidayati Fithriyah)
partikel dari fase dispersi. Koloid-koloid (F). Untuk fluida tertentu, besarnya Gaya
berbentuk bola membentuk sistem dispersi tarik yang dibutuhkan berbanding lurus
dengan viskositas rendah sedang sistem dengan luas fluida yang nempel dengan
dispersi yang mengandung koloid-koloid pelat (A), laju fluida (v) dan berbanding
linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan terbalik dengan jarak 1. Tingkat kekentalan
bentuk dan viskositas merupakan suatu fluida dinyatakan oleh besaran
refleksiderajatsolvasidaripartikel. viskositas fluida. Secara matematis,
(Moechtar,1990). Semakin besar suhu lem, besaran viskositas bisa dinyatakan dengan
maka semakin kecil pula viskositasnya, persamaan.
dan semakin rendah suhu lem maka Dalam fluida ternyata gaya yang
semakin besar viskositasnya, oleh karena dibutuhkan (F), sebanding dengan luas
itu dapat kita simpulkan bahwa suhu fluida yang bersentuhan dengan setiap
berbanding terbalik dengan viskositas. lempeng (A), dan dengan laju (v) dan
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang berbanding terbalik dengan jarak antar
jenisnya berbeda memiliki tingkat lempeng (1). Besar gaya F yang diperlukan
kekentalan yang berbeda. Tingkat untuk menggerakan suatu lapisan fluida
kekentalan setiap zat cair tersebut dengan kelajuan tetap v untuk luas
berbeda-beda. Viskositas (kekentalan) penampang keping A adalah:
sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun F = ƞAvl
suatu fluida (fluida ialah zat yang dapat
mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat Dengan viskositas didefinisikan sebagai
gas). Dengan kata lain, viskositas ialah perbandingan regangan geser (F/A)
gaya gesekan internal fluida (internal = dengan laju perubahan regangan geser
dalam). Jadi molekul-molekul yang (v/1).
membentuk suatu fluida saling Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa :
gesek-menggesek ketika fluida tersebut Makin besar luas keping (penampang)
mengalir. Pada zat cair, viskositas yang bersentuhan dengan fluida, makin
disebabkan karena adanya gaya kohesi besar gaya F yang diperlukan sehingga
(gaya tarik menarik antara molekul gaya sebanding dengan luas sentuh (F ~
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, A). Untuk luas sentuh A tertentu, kelajuan v
viskositas disebabkan oleh tumbukan lebih besar memerlukan gaya F yang lebih
antara molekul. besar, sehingga gaya sebanding dengan
Fluida juga sangat dipengaruhi oleh gaya kelajuan (F ~ v).
adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya Viskositas dalam aliran fluida kental sama
tarik menarik antara molekul sejenis, saja dengan gesekan pada gerak benda
sedangkan adhesi adalah gaya tarik padat. Untuk fluida ideal, viskositas rj = 0
menarik antara molekul yang tak sejenis. sehingga kita selalu menganggap bahwa
Gaya adhesi bekerja antara dinding dan benda yang bergerak dalam fluida ideal
lapisan fluida (molekul fluida dan molekul tidak mengalami gesekan yang disebabkan
dinding saling tarik menarik). Sedangkan fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut
gaya kohesi bekerja di antara selaput fluida bergerak dengan kelajuan tertentu dalam
(molekul fluida saling tarik menarik). fluida kental, maka benda tersebut akan
Karena bagian fluida yang berada di dihambat geraknya oleh gaya gesekan
sebelah atas menarik temannya yang fluida benda tersebut.
berada di sebelah untuk bergeser, Fluida yang lebih cair biasanya lebih
sebaliknya bagian fluida yang ada di mudah mengalir, contohnya air.
sebelah bawah menahan temannya yang Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih
ada di sebelah atas, maka laju fluida sulit mengalir, contohnya minyak goreng,
tersebut bervariasi. oli, madu dll. Tingkat kekentalan suatu
Perubahan kecepatan lapisan fluida (v) fluida juga bergantung pada suhu.
dibagi jarak terjadinya perubahan 1= v/1 . v Semakin tinggi suhu zat cair, semakin
/ 1 dikenal dengan julukan gradien kurang kental zat cair tersebut.
kecepatan. Pelat yang berada di sebelah Perlu diketahui bahwa viskositas
atas bisa bergerak karena ada gaya tarik (kekentalan) hanya ada pada fluida riil (riil
27
KONVERSI Vol. 2 No. 2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
28
Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap Viskositas Lem Rokok Dari Tepung Kentang
(Diana Apriyanti, Nurul Hidayati Fithriyah)
29
KONVERSI Vol. 2 No. 2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
kertas rokok yang akan dilem, karena lem Berikut tahapan - tahapan pembuatan lem
akan sangat encer. yang akan diteliti.
30
Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap Viskositas Lem Rokok Dari Tepung Kentang
(Diana Apriyanti, Nurul Hidayati Fithriyah)
31
KONVERSI Vol. 2 No. 2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
antifoam, dan 780 gr air, maka diperoleh Tepung kentang merupakan bahan alami
data pengaruh perubahan temperatur yang dapat digunakan sebagai bahan baku
terhadap viskositas lem rokok dari tepung alternatif dalam pembuatan lem rokok.
kentang sebagai berikut: Dipilih tepung kentang sebagai bahan
utama, karena tepung kentang memiliki
Tabel 4.1 Pengaruh perubahan temperatur daya rekat yang cukup kuat, selain itu
terhadap viskositas lem rokok dari 215 gr tepung kentang cukup aman digunakan
tepung kentang, 4 gr pengawet, 1 gr sebagai lem rokok karena berasal dari
antifoam, dan 780 gr air. bahan nabati yang memiliki warna
kekuningan dan tidak akan merubah warna
Percobaan
Temperatur
o Skala Faktor Viskositas kertas rokok saat digunakan sebagai lem
( C)
kertas.
1 15 97 40 3880 Dalam penelitian ini diperoleh viskositas
2 20 82 40 3280 lem rokok yang berkisar antara 3880 - 1000
3 25 57,5 40 2300 cPs. Perbedaan kisaran ini disebabkan
4 30 38,5 40 1540 karena adanya perbedaan temperatur
yang digunakan saat melakukan proses
5 35 25 40 1000
pengecekan viskositas lem rokok.
Dari grafik hubungan temperatur dengan
Keterangan : viskositas lem rokok yang tertera di atas,
*Skala = Hasil pembacaan analisa pada memperlihatkan bahwa seiring dengan
Viskometer Brookfield LVT naiknya temperatur, maka viskositas lem
**Viskositas = Hasil kali antara skala rokok akan semakin rendah, dan fisik dari
dengan factor dari LVT 3/30 lem rokok tersebut pun semakin encer.
Viskositas optimum yang sesuai dengan
Tabel 4.2 Pengaruh perubahan temperatur standar lem rokok berdasarkan dari
terhadap analisa organoleptis Lem rokok 91/155/EEC - ISO 11014-1, yaitu terdapat
Appearance
Perobaan
Temperatur
o
pada temperatur 25° C, dengan viskositas
( C) Odour Fisik sebesar 2300 cPs. Viskositas terbebut
1 15 berbau sangat sangat sesuai digunakan untuk lem rokok,
lemah kental karena kekentalan lem pada temperatur 25
2 20 berbau kental
°C tidak terlalu kental atau pun terlalu
3 25 lemah
berbau sedang encer, sehingga akan mempermudah pada
4 30 lemah
berbau sedikit saat diaplikasikan pada kertas rokok. Pada
5 35 lemah
berbau encer
encer viskositas dan temperatur tersebut, kertas
lemah rokok akan mudah merekat, dan
Pembahasan permukaan kertas yang telah dilem pun
Dari data hasil penelitian tersebut, maka akan tetap terlihat halus dan rapih.
diperoleh grafik hubungan antara Lain halnya bila lem digunakan pada
temperatur dengan viskositas lem rokok temperatur yang lebih rendah dari 25° C,
dari tepung kentang sebagai berikut: maka lem akan digunakan akan lebih
kental bahkan terlalu kental dari standar
lem rokok yang telah ditetapkan. Hal
tersebut akan berpengaruh pada saat
pengaplikasian perekatan kertas rokok.
Lem akan sangat sulit digunakan karena
terlalu kental, sehingga dapat merusak
kertas rokok itu sendiri, dan permukaan
kertas rokok yang telah di lem pun akan
terlihat bergelembung atau tidak rata. Hal
tersebut dapat mengurangi kerapihan pada
rokok yang dihasilkan, yang sudah pasti
Gambar 4.1 Hubungan antara temperatur
akan menghambat jalannya produksi
dengan viskositas lem rokok dari 215 gr
industri rokok tersebut.
tepung kentang, 4 gr pengawet, lgr Begitu pun sama halnya apabila lem
antifoam, dan 780 gr air.
32
Pengaruh Suhu Aplikasi Terhadap Viskositas Lem Rokok Dari Tepung Kentang
(Diana Apriyanti, Nurul Hidayati Fithriyah)
KESIMPULAN
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan
pengamatan sehingga mendapatkan hasil,
maka dapat disimpulkan:
a. Temperatur mempengaruhi
viskositas lem rokok,.
b. Semakin tinggi temperatur,
maka akan menghasilkan
viskositas yang semakin rendah.
c. Temperatur untuk
menghasilkan viskositas lem rokok
yang paling optimum yaitu pada
temperatur 25° C.
d. Hasil uji organoleptis lem
rokok dari tepung kentang pada
temperatur 25° C hasilnya sesuai
standard (tidak terlalu kental atau
tidak terlalu encer).
DAFTAR PUSTAKA
Hawley, Gessner G. The Condensed
Chemical Dictionary, 10th edition,
Newyork, Van Nostrand Reinhold
Company, 1981.
Giles, Carl and Barbara. Glue It! Blue
Ridge Summit, PA: TAB Books Inc.,
1984.
Miller, Robert S. Adhesives and Glues:
how to choose and use them.
Columbus, OH: Franklin Chemical
Industries, 1980.
Anonim. Lem,/www.google.com (diakses
tanggal 14 November 2012)
Anonim. Viskositas, /www.google.com
(diakses tanggal 14 November 2012)
33
KONVERSI Vol. 2 No. 2 Oktober 2013 ISSN 2252-7311
34