Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/354389040

Analisis Kualitas Tape Ketan dengan Berbagai Alternatif Bahan Pembungkus

Conference Paper · September 2017

CITATIONS READS

0 1,675

7 authors, including:

Anindita Rahadinar Kinanti


Universitas Negeri Surabaya
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anindita Rahadinar Kinanti on 06 September 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Kualitas Tape Ketan dengan Berbagai Alternatif Bahan Pembungkus

Ianatur Rofiqoh1, Husfina L Suaidah2, Anindita Rahadinar Kinanti3, dan Aghniyah Mawaddah M. A. S.4
1,2,3,4Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

email korespondensi: ianaturrofiqoh@mhs.unesa.ac.id

ABSTRAK
Penelitian yang berjudul Analisis Kualitas Tape Ketan dengan Berbagai Alternatif
Bahan Pembungkus dilakukan untuk memberikan inovasi alternatif bahan pembungkus pada
tape ketan yang biasa dikonsumsi masyarakat, selain itu juga untuk mengetahui kualitas tape
yang dihasilkan. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dan rancangan percobaan
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dari satu faktor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa terdapat variasi karakteristik pada 6 sampel uji
yang digunakan. Uji organoleptik, kadar glukosa, dan kandungan alkohol menunjukkan
perbedaan pada keseluruhan perlakuan. Tape dengan bahan pembungkus cup plastik tanpa
lubang menghasilkan warna, aroma, tesktur, dan rasa terbaik dengan kadar glukosa dan
alkohol tertinggi. Tape dengan bahan pembungkus daun mengkudu menghasilkan kadar
glukosa terendah. Tape dengan bahan pembungkus daun jambu air menghasilkan kandungan
alkohol terendah. Sehingga dapat disimpulkan jika bahan pembungkus tape ketan dapat
mempengaruhi kualitas kualitatif dan kuantitatf tape ketan yang dihasilkan. Penggunaan
daun jambu air lebih disarankan karena kualitas tape ketan yang dihasilkan paling baik.
Kata Kunci: alternatif, bahan. kualitas, tape ketan, pembungkus.

ABSTRACT
The research titled Analysis of the Quality of Tape Ketan with Various Alternative Packaging Ingridients is
done to provide alternative innovation of wrapping ingredients on tape ketan which commonly consumed by society,
and to know the quality of tape ketan produced. This research is an experimental research which isused Completely
Randomized Design (RAL) factorial pattern consists of one factor. The results showed that there were various
characteristics on the 6 test used samples. Organoleptic tests, glucose levels, and alcohol content showed differences in
overall treatment. Tape with a plastic cup material gives the best color, aroma, texture, and taste along with the
highest glucose and alcohol levels. Tape with mengkudu leaf wrapping material produces the lowest glucose levels.
Tape with jambu air leaf wrapping material produces the lowest alcohol levels. So, it can be concluded if the material
of glutinous tape wrapper can affect the qualitative quality and quantity of tape ketan. The using of water apple’s leaf
as the wrapping ingredient are more recommended than others, because it can produce the best quality of tape ketan.
Key words: alternative, ingridients, quality, tape ketan, wrapping.

aktivitas metabolisme bakteri Sacharomyces


PENDAHULUAN cerevisiae, sehingga akan mengubah pati
menjadi glukosa dan alkohol, yang akan
Tape merupakan salah satu jenis mengubah tekstur beras ketan menjadi lebih
hidangan tradisional Indonesia yang banyak lembek, berair, dan adanya sensasi rasa manis
digemari oleh masyarakat, karena teksturnya dan asam (Astawan, 2004).
yang lunak dan rasa yang segar dan asam- Proses peragian yang merupakan
manis. Tape dapat diolah dari berbagai jenis tahap utama dalam pembuatan tape ketan
bahan pangan yang mengandung karbohidrat. merupakan peristiwa yang berlangsung secara
Namun, yang paling popular dewasa ini anaerob (Supriyantono, 1995). Hal tersebut
adalah tape yang dibuat dari beras ketan yang mengindikasikan bahwa proses peragian
sering disebut sebagai tape ketan (Hidayat, dilakukan dalam kondisi yang tertutup atau
2006). menggunakan bahan pembungkus tertentu.
Beras ketan sebagai bahan utama Hasil penelitian yang dilakukan Oktavia
pembuatan tape ketan difermentasi dengan (2011) menujukkan bahwa pembungkus tape
penambahan ragi oleh bakteri Sacharomyces akan mempengaruhi kadar etanol pada uji
cereviseae. Selama proses tersebut, kandungan organoleptik, dimana penggunaan konsentrasi
pati dalam beras ketan akan mengalami yang berbeda pada pembuatan tape bekatul
perubahan-perubahan biokimia melalui akan menghasilkan kualitas tape yang
serangkaian reaksi hidrolisis akibat adanya berbeda. Kadar etanol paling tinggi pada

86
perlakuan R2M2 (konsentrasi ragi sebanyak 10 beras ketan didiamkan hingga benar-benar
gram dengan pembungkus daun waru) dingin dan siap untuk dicampur dengan
dengan rata-rata 14,96%. Kadar etanol paling ragi dan gula. Ragi yang digunakan adalah
rendah pada perlakuan R1M3 (konsentrasi ragi tape berbentuk lempengan tebal
ragi sebanyak 5 gram dengan pembungkus sebanyak 5 buah dan telah dihaluskan. Gula
kulit jagung) dengan rata-rata 6,41%, sehingga yang digunakan adalah gula pasir sebanyak
dapat disimpulkan bahwa bahan pembungkus ±5 sendok makan atau sesuai selera.
tape yang berbeda selama proses peragian Campuran beras ketan, ragi, dan gula
akan mempengaruhi kadar organoleptik pada
kemudian diaduk hingga merata.
tape yang dihasilkan, khususnya pada kadar
Selanjutnya, memasukkan sebanyak 2
alkohol.
sendok makan campuran beras ketan pada
Berdasarkan hal tersebut, perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui
masing-masing jenis pembungkus dengan
kualitas tape ketan yang dibuat dengan masing-masing pembungkus terdapat 4 kali
menggunakan berbagai alternatif bahan ulangan. Mendiamkan selama 2 hari hingga
pembungkus (cup plastik tanpa lubang dan proses fermentasi tape menjadi sempurna
dengan lubang, daun pisang, daun dan tape telah matang.
mengkudu, daun mangga, dan daun jambu
air) selama proses peragian berlangsung. Analisis Kualitas Tape
Analisis kualitas tape dilakukan
METODE PENELITIAN melalui dua metode yaitu metode kualitatif
dan kuantitatif. Metode kualitatif adalah
Waktu dan Tempat Penelitian metode yang menggunakan parameter
Penelitian ini dilaksanakan pada berupa uji organoleptik. Sedangkan metode
tanggal 5-8 Desember 2017. Sampel diambil kuantitatif adalah metode yang digunakan
dari tape ketan yang telah dibungkus untuk menghitung kadar alkohol pada
dengan berbagai alternatif bahan masing-masing perlakuan.
pembungkus, yaitu bungkus cup plastik Analisis Kualitas Kualitatif
kecil, cup plastik kecil dengan lubang, daun Metode analisis kualitatif tape yang
pisang, daun mangga, daun jambu air, dan digunakan meliputi kualitas warna, aroma,
daun mengkudu. Pengujian tape dilakukan rasa, dan tekstur yang ditentukan dengan
di Laboratorium Struktur dan metode pengisian kuisioner yag dicobakan
Perkembangan (SP) Jurusan Biologi kepada 10 orang responden.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Surabaya. Analisis Kualitas Kuantitatif
Metode analisis kuantitatif yang
Alat dan Bahan yang digunakan digunakan berupa uji organoleptik yang
Alat yang digunakan meliputi meliputi pengujian glukosa dengan
dandang, sendok makan, tempeh, dan menggunakan larutan iodine dan
wadah besar. Sedangkan bahan yang pengukuran kadar alkohol yang dilakukan
digunakan adalah beras ketan putih, gula, dengan memasukkan sampel larutan tape
ragi tape, daun pisang, daun mangga, daun kedalam tabung reaksi ditambah larutan pp
jambu air, daun mengkudu, cup plastik 3 tetes dan diaduk. Setelah diaduk, dititrasi
kecil, plastik bening ¼ kg, tusuk gigi, dan dengan larutan NaOH sampai larutan tape
tas kresek hitam kecil. berubah warna menjadi merah muda.
Kemudian dilihat volume larutan NaOH
Pembuatan Tape Ketan yang digunakan yang selanjutnya jumlah
Menimbang 1 kg beras ketan putih tersebut digunakan untuk menghitung
lalu dipilah dengan cara ditampi untuk kasar kadar alkohol yang terkandung dalam
menyisihkan kotorannya. Mencuci beras tape. Data yang diperoleh selanjutnya
ketan putih dengan air sampai bersih dan dihitung menggunakan rumus (Yulianti,
merendamnya selama ±6 jam. Beras ketan 2014):
ketan dikukus menggunakan dandang
hingga matang atau ±1 jam. Setelah matang,

87
Kadar Alkohol =
(%) HASIL

Keterangan: Percobaan dilakukan melalui 3 uji


a = rata-rata hasil titrasi (mL) utama yaitu uji organoleptik, uji kandungan
M = molaritas NaOH (0,1 N) glukosa serta uji kandungan alkohol.
Mr = massa relatif C2H5OH = 46 Terdapat empat parameter pada uji
organoleptik yang digunakan, yaitu warna,
Analisis Data aroma, tekstur dan rasa. Uji organoleptik
Penelitian ini termasuk penelitian dilakukan pada 30 orang, baik pria maupun
eksperimen dan rancangan percobaan wanita dengan usia yang bervariasi. Hasil
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola uji dapat dilihat pada tabel 1.
faktorial terdiri dari satu faktor, yaitu faktor
bahan pembungkus tape. Tiap perlakuan
dilakukan 4 kali ulangan sesuai dengan
rumus ulangan t (r-1) ≥ 15.

Tabel 1. Tabel Hasil Kualitas Tape dengan Berbagai Alternatif Bahan Pembungkus
Kualitas Tape yang dihasilkan
Jenis Ulangan Kadar
Pembungkus Ke- Kadar
Warna Aroma Tekstur Rasa Alkohol
Glukosa
(%)

1 Putih
Aroma
Cup plastik 2 Putih Lembut Manis
Tape (++++++) 0,65
tanpa lubang 3 Putih (++++++) (++++++)
(++++)
4 Putih

1 Putih
Cup plastik 2 Putih Lembut Manis
Aroma (++) 0,55
dengan lubang 3 Putih (+++++) (++++)
Tape (++)
4 Putih
1 Putih
Aroma Manis
2 Putih Lembut
Daun pisang Daun Asam (++++) 0,53
3 Putih (++++)
Pisang (++++)
4 Putih
1 Putih
Aroma Manis
Daun 2 Putih Lembut
Daun Pahit (+) 0,57
Mengkudu 3 Putih (+++)
Mengkudu (++)
4 Putih
1 Putih
Aroma Manis
2 Putih Lembut
Daun Mangga Tape Pahit (+++) 0,51
3 Putih (+)
(+++) (+)
4 Putih
1 Putih
Aroma Manis
Daun Jambu 2 Putih Lembut
Daun Asam (+++++) 0,50
Air 3 Putih (++)
Jambu (+++)
4 Putih
Keterangan : Semakin banyak + maka kadarnya semakin pekat/tinggi

Hasil pengamatan terhadap berbagai


alternatif pembungkus tape ketan dapat
dilihat pada gambar berikut:

88
yang terdapat pada daun pisang. Mengutip
dari Mastuti dan Handayani (2014), bahwa
esktrak daun mengandung asam galat yang
merupakan tipe dari karekin. Karekin
tersebut termasuk dalam golongan polifenol
dan merupakan salah satu senyawa sumber
Gambar 1. Hasil Pengamatan Jumlah Air penghasil aroma khas daun. Sehingga, pada
hasil penelitian ini, tape yang dibungkus
menggunakan daun memiliki aroma khas
masing-masing daun yang bercampur
dengan aroma tape.
Keseluruhan tape memiliki tekstur
yang lembut, akan tetapi tingkat
kelembutannya berbeda-beda. Tekstur yang
Gambar 2. Hasil Uji Kandungan Alkohol
paling lembut adalah pada tape dengan
pembungkus cup tanpa lubang. Kadar air
dapat mempengaruhi tekstur tape yang
dihasilkan karena semakin banyak
PEMBAHASAN
kandungan airnya, tekstur tape menjadi
Warna pada semua tape ketan semakin lunak (Putri, 2007). Pendapat
dengan berbagai perlakuan alternatif bahan tersebut sesuai dengan pengamatan kadar
pembungkus tidak terdapat perbedaan air, kadar air paling banyak ada pada tape
warna yang tampak. Semua warna tape dengan pembungkus cup tanpa lubang.
adalah putih. Uji organoleptik yang terakhir
Aroma pada tape adalah aroma adalah rasa. Rasa yang paling dominan
yang khas. Aroma tape dipengaruhi oleh pada tape adalah manis dan asam. Rasa
komponen ester yang dihasilkan dari paling manis dimiliki oleh tape ketan
perombakan alkohol. Aroma tape selain dengan pembungkus cup tanpa lubang.
disebabkan oleh ester asam etanoat, juga Rasa manis pada tape disebabkan karena
disebabkan oleh adanya komponen- adanya aktivitas hidrolisis pati menjadi
komponen alkohol, karbonil, asam dan zat- glukosa oleh mikroorganisme. Pati sebagai
zat lain seperti etil benzene dan propil sumber utama beras ketan akan dipecah
benzena (Soedarmo, 1973). Akan tetapi oleh enzim amilase menjadi amilodekstrin,
komponen yang paling mendominasi bau eritrodekstrin, akrodekstrin, dan
dari tape adalah etil asetat yang terbentuk maltodekstrin sebagai akhir dari proses
dari hasil esterifikasi alkohol dengan pemecahan. Glukosa menjadi asam laktat
komponen asam organik yang membentuk terjadi melalui jalur Embden-Myerhoff atau
ester aromatik (Haryadi, 2013). Sehingga glikolisis (Buckle et al.,1987). Semua tape
aroma pada tape berhubungan erat dengan dengan berbagai jenis pembungkus
kandungan alkohol pada tape. Hal tersebut memiliki rasa manis walaupun dengan
sesuai dengan pendapat Putri (2007) yang kadar yang berbeda. Hal tesebut
menyakatan bahwa aroma berhubungan dikarenakan kandungan karbohidrat pada
dengan kandungan alkohol dimana ketan cukup tinggi yaitu sebesar 78 gr
kandungan alkohol semakin tinggi, aroma (Depkes RI, 1992). Menurut Putri (2007)
yang dihasilkan juga semakin kuat. Akan selain karbohidrat, komponen terbesar pada
tetapi pada bahan pembungkus yang beras ketan yaitu pati (C6H10O5) yang
menggunakan daun pisang, daun jambu merupakan homopolimer glukosa dengan
serta daun mengkudu, terdapat aroma khas ikatan alfa glikosidik. Sehingga rasa manis
dari masing-masing daun yang ikut pada tape juga tergantung kadar glukosa.
bercampur dengan tape. Hal tersebut Setelah melakukan uji glukosa
dikarenakan adanya senyawa aromatik menggunakan iodine, didapatkan hasil
khusus yang terkandung dalam daun bahwa kadar glukosa yang paling tinggi
pembungkus, misalnya senyawa polifenol adalah tape dengan pembungkus cup tanpa

89
lubang. Akan tetapi, pada beberapa terbentuknya asam piruvat. Asam piruvat
perlakuan terdapat rasa manis yang dengan perantara enzim dekarboksilase dan
bercampur dengan asam. Asam ini alkohol dehidrogenase diubah menjadi
dihasilkan dari proses fermentasi lanjutan etanol. Selain etanol, dihasilkan juga CO2.
sehingga terbentuk asam asetat. Asam asetat Enzim yang mampu mengubah glukosa
terbentuk karena adanya bakteri menjadi alkohol dan karbondioksida adalah
Acetobacter yang terdapat pada ragi yang enzim kompleks yang disebut Zimase,
bersifat oksidatif (Haryadi, 2013). Rasa asam dihasilkan oleh Mikroorganisme (Saono,
paling tinggi terdapat pada tape dengan 1981). Kadar alkohol pada keenam
pembungkus daun pisang. Hal tersebut perlakuan tape ketan tersebut berbeda-beda.
disebabkan berdasarkan penelitian Sutanto Kadar alkohol paling tinggi adalah tape
dan Martono (2006), perbedaan dengan pembungkus cup tanpa lubang dan
pembungkus mempengaruhi kerja bakteri paling rendah adalah dengan pembungkus
Acetobacter yang bekerja saat fermentasi daun jambu. Perbedaan juga tampak pada
tapai. Pembungkus dari wadah daun pisang kadar alkohol dengan pembungkus cup
akan memberikan suasana yang lebih cocok tanpa lubang dibanding dengan cup yang
bagi mikrobia fermentator untuk berperan menggunakan lubang. Kadar alkoholnya
aktif dalam proses fermentasi karbohidrat lebih tinggi cup tanpa lubang yaitu 0,65%
menjadi etanol. Selain itu, menurut Sutanto sedangkan cup dengan lubang hanya 0,55%.
dan Martono (2006), pembungkus daun Hal tersebut disebabkan karena saat proses
pisang memiliki kerapatan yang relatif lebih fermentasi alkohol, mikroorganisme
jarang dibanding dengan pembungkus melakukan aktivitasnya secara anaerob.
plastik. Hal tersebut juga semakin Ketika ada udara yang masuk maka akan
mendukung kerja bakteri Acetobacteri pada menghambat aktivitas dari mikroorganisme
saat pengubahan etanol menjadi asam tersebut, hal tersebut akan berdampak pada
asetat. kandungan glukosa serta alkohol pada tape.
Selain rasa asam yang terasa pada Hal tersebut sesuai dengan pendapat
tape, terdapat beberapa tape dengan Widiyaningrum (2009) menyebutkan bahwa
berbagai pembungkusyang terdapat rasa kadar alkohol yang dihasilkan selama
pahit didalamnya. Diantaranya adalah tape proses fermentasi tape bergantung pada
dengan pembungkus daun mengkudu dan jumlah khamir yang ada. Khamir
daun mangga. Berdasarkan uji organoleptik berhubungan dengan aktivitas pengubahan
rasa pahit paling terasa pada tape dengan pagi menjadi glukosa yang juga
pembungkus daun mengkudu. Daun menghasilkan produk sampingan berupa
mengkudu mempunyai rasa yang pahit, alkohol dan CO2. Berdasarkan penelitian
akan tetapi mengandung vitamin A yang Suaniti (2015), kadar etanol dalam tape
tinggi sebesar 6000 SI/100 g (Tadjoedin dan beras ketan pada hari kedua dan ketiga
Iswanto, 2000). Rasa pahit dihasilkan oleh fermentasi berturut turut adalah 1,5 dan 3,5
kandungan flavonoid dan tannin yang % b/v, sedangkan Putri (2007)
terkandung dalam daun mengkudu. menyebutkan tape ketan memiliki kadar
Suyanto (2009) menjelaskan bahwa etanol rata-rata sebesar 1,4%. Sehingga
flavonoid memiliki bau yang tajam, rasa dapat dikatakan bahwa seluruh tape dengan
pahit, dan dapat larut dalam air mapun berbagai bahan pembungkus memiliki
pelarut organik lainnya. Westerndarp (2006) kandungan etanol dibawah rata-rata.
menyebutkan jika tanin dapat larut dalam Berdasarkan hasil analisis
air dan dapat menggumpalkan protein. kandungan etanol pada tape dengan
Apabila tanin terkena kontak dengan lidah, berbagai jenis pembungkus, tape yang
maka akan terjadi reaksi penggumpalan memiliki kualitas baik adalah tape dengan
protein pada saliva dan ditandai dengan kandungan alkohol paling rendah. Hal
rasa yang sepat. tersebut juga sesuai dengan hasil rapat
Alkohol didapatkan dari hasil Komisi Fatwa MUI pada Agustus tahun
pemecahan glukosa menjadi etanol melalui 2000, disepakati bahwa kadar alkohol dalam
tahapan reaksi enzimatik sampai makanan /minuman yang diperkenankan

90
sebanyak <1%. Apabila melebihi kadar Suaniti, N. M, 2015, ‘Kadar Etanol dalam
tersebut maka makanan/minuman tersebut Tape Sebagai Hasil Fermentasi Beras
dinyatakan haram. Sehingga berdasarkan Ketan (Oryza sativa var. glutinosa) dengan
pernyataan tersebut, tape dengan kadar Saccaromyces cerevisae’, Jurnal Virgin, Vol.
alkohol paling rendah yaitu 0,50%, I (1): 16-19.
merupakan tape dengan pembungkus daun Supriyantono, 1995, Mikroorganisme dalam
jambu adalah tape dengan kualitas paling Ragi untuk Fermentasi Tape, Prosiding
baik. Biomassa, BPPT, Jakarta.
Sutanto, Teja D. dan Agus Martono Hp,
2006, ‘Studi Kandungan Etanol dalam
SIMPULAN Tapai Hasil Fermentasi Beras Ketan
Hitam dan Putih’. Jurnal Gradien, Vol. 2
Dari hasil penelitian yang dilakukan (1): 123-125.
dapat disimpulkan bahwa terdapat variasi Suyanto, F, 2009, Efek Larvasida Kulit Buah
karakteristik pada 6 sampel uji yang Manggis (Garcinia mangostana) terhadap
digunakan. Uji organoleptik, kadar glukosa, Larva Aedes aegypti L., Skripsi, Fakultas
dan kandungan alkohol menunjukkan Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
perbedaan pada keseluruhan perlakuan. Tadjoedin, T. H. dan Iswanto, H., 2002,
Sehingga dapat disimpulkan jika bahan Mengembangkan Mengkudu Secara
pembungkus tape ketan dapat Intensif, Jakarta, P.T. AgroMedia
mempengaruhi kualitas kualitatif dan Pustaka.
kuantitatf tape ketan yang dihasilkan. Westerndarp, 2006, ‘Effect of Tannins in
Pembungkus daun jambu merupakan jenis Animan Nutrition’. Dutsch Tierarztl
pembungkus paling baik, sehingga Wochesschr 113 (7): 264-268.
penggunaan daun jambu air lebih Widiyaningrum, C., 2009, Pengaruh Bahan
disarankan sebagai bahan pembungkus Penutup terhadap Kadar Alkohol pada
untuk pembuatan tape ketan. Proses Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar
Masa Depan, Jakarta, P.T. AgroMedia
Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA Winarno, F. G., S. Fardiaz, 1984, Pengantar
Teknologi Pangan, Jakarta, Gramedia.
Astawan, M, 2004, Sehat Bersama Aneka
Yulianti, C. H., 2014, U’ji Beda Kadar
Pangan Sehat Alami, Solo, Tiga Serangkai.
Alkohol pada Tape Beras, Ketan Hitam
Hidayat, Nur, 2006, Mikrobiologi Industri,
dan Singkong’. Jurnal Teknika. Vol. 6 (1).
Yogyakarta, Andi.
Mastuti, T.S., dan R. Handayani, 2014,
Senyawa Kimia Penyusun Ektrak Ethyl
Asetat dari Daun Pisang Batu dan Ambon
Hasil Destilasi Air, Jakarta, Universitas
Pelita Harapan.
Oktavia, Eva, 2011, Pengaruh Konsentrasi
Ragi dan Media Pembungkus yang Berbeda
terhadap Kualitas Tape Bekatul Dilihat dari
Kadar Etanol, Skripsi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Putri, Y. N, 2007, Mempelajari Pengaruh
Penyimpanan Tape Ketan (Oryza sativa
var. glutinosa) terhadap Daya Terima
Konsumen, Skripsi, Bogor, Departemen
Ilmu dan Pangan Fakultas Teknologi
Pertanian IPB.

91

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai