Grup : 2K1
Wika Wijayanti
1.2 Tujuan
Memvariasikan konsentrasi H2O2 dengan metoda exhaust pada kain
kapasuntuk mengetahui pengaruh terhadap hasil proses
Mengevaluasi masing-masing contoh uji terhadap hasil proses dengan cara uji
penurunan persen berat, daya serap, uji idodium dan penilaian derajat putih
secara kualitatif
Mengidentifikasi konsentrasi yang optimal untuk digunakan pada proses
simultan.
Komposisi Kapas
Kandungan terbesar dari serat kapas adalah selulosa, zat lain selulosa akan
menyulitkan masuknya zat warna pada proses pencelupan, oleh karena itu zat
selain selulosa dihilangkan dalam proses pemasakan. Komposisi serat kapas
dicantumkan pada tabel.
Tabel Komposisi Serat Kapas
Selulosa 94
Protein 1,3
Pektin 1,2
Lilin 0,6
Abu 1,2
Timbang Bahan
Proses Simultan
Pencucian
Pengeringan
Evaluasi kain
3.3 Resep
NaOH padat : 10 ml/L
H2O2 35% : 5, 10, 15, 20 ml/L
Pembasah : 1 ml/L
Zat anti sadah +Stabilizer : 3 ml/L
Vlot : 1:30
Suhu : 100°
Waktu : 45 menit
100 OC
80 OC
40 OC
0 10 15 30 60 90 menit
3.7 Evaluasi
Daya Serap Awal > 5 menit > 5 menit > 5 menit > 5 menit
Uji Iodium Awal Biru kehitaman Biru kehitaman Biru kehitaman Biru kehitaman
Derajat Putih
Variasi 1 2 3 4 Rata-rata
5 ml/L 2 2 2 2 2
10 ml/L 3 3 3 3 3
15 ml/L 4 4 4 4 4
20 ml/L 5 5 5 5 5
IV. DATA DAN DISKUSI
1) % Pengurangan Berat
Data pengaruh perbedaan vlot terhadap presentase pengurangan berat disajikan pada
grafik dibawah ini.
17.8
17.6
17.4
17.2
17
16.8
5 ml/L 10 ml/L 15 ml/L 20 ml/L
Konsentrasi H2O2
*Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dengan semakin besar kosentrasi H2O2 maka %
pengurangan berat semakin besar.
Hal ini dikarenakan jika konsentrasi H2O2 semakin besar, semakin banyak kanji yang
terdegradasi, sehingga kanji mengalami penurunan berat molekul dan DP yang
menyebabkan kanji dapat terdispersi larut dalam air. Selain itu, di dalam kain terdapat
pula kotoran-kotoran seperti lemak dan minyak pada kain akan bereaksi dengan NaOH
membentuk sabun yang larut dalam air membentuk sifat deterjen untuk membantu
penghilangan kotoran dan zat lainnya.
2) Uji iodium
Hasil pengujian iodium awal menunjukkan warna biru kehitaman, itu menunjukkan
bahwa masih ada kanji di dalam kain contoh uji. Kanji yang ada dalam sampel
mengandung amilum. Jika kanji ditetesi iodium, iodium akan terserap oleh molekul-
molekul kanji yang dalam keadaan sangat terhidratasikan, menghasilkan warna biru
kehitaman. Pada akhir pengujian, kain ditetesi kembali dengan iodium namun hasilnya
berwarna kuning. Hal ini menandakan bahwa tidak ada lagi kanji yang ada di
permukaan kain.
3) Daya Serap
Data pengaruh variasi konsentrasi H2O2 terhadap daya serap disajikan pada grafik
dibawah ini.
120
Waktu Daya Serap (detik)
100
80
60 Waktu sesudah
waktu sebelum
40
20
0
5 ml/L 10 ml/L 15 ml/L 20 ml/L
Konsentrasi H2O2
*Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi H2O2 maka daya
serap turun hingga <1 detik.
Dari parameter resep dengan H2O2 diatas telah dihasilkan daya serap yang sangat cepat.
Artinya baik konsentrasi H2O2 5ml/L; 10ml/L; 15ml/L; 20ml/L bekerja optimum dalam
mendegradasi kanji, sehingga celah antar benang terbuka dan daya serap semakin cepat.
4) Derajat Putih
Data pengaruh konsentrasi H2O2 terhadap derajat putih
2+2+2+2
=2
2
H2O2 5ml/L 2 2 2 2
3+3+3+3
H2O2 10ml/L 3 3 3 3 =3
2
4+4+4+4
H2O2 15ml/L 4 4 4 4 =4
2
5+5+5+5
H2O2 20ml/L 5 5 5 5 =5
2
*Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi H2O2 maka
semakin tinggi derajat putih yang dihasilkan.
Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi H2O2 maka akan banyak kotoran-
kotoran alami seperti pigmen warna yang mempunyai ikatan rangkap ia dioksidasi oleh
H2O2 menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
bahan menjadi lebih putih.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yqng dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin
besar konsentrasi H2O2 yang digunakan, hasil pengurangan berat, daya serap dan
derajat putih yang diperoleh semakin optimal serta uji iodium yang menunjukkan
bahwa kain uji tidak mengandung kanji.