Oleh
ALYA MUTIA SYIFA
NPM 18020015
3.2 Resep
Variasi :
- Softener : 10 – 30 – 60 g/L
- Curing : 150℃ - 160℃
Evaluasi
- Kekakuan (Stiffnes)
- Kekuatan tarik
WPU 70%
Drying
Rendam – Peras pada
larutan pelembut
BAB IV
DATA PERCOBAAN
1 TC 0.31
2 Katun 0.35
1 TC 2.5
2 Katun 2.7
1 TC 10 150 1.5
2 10 160 1
3 30 150 1.5
4 30 160 1.5
6 10 160 2.3
7 30 150 1.6
8 30 160 1
4.2 Perhitungan Gramasi
100 x 100
Rumus gramasi kain = x berat kain
5x 5
100 x 100
1. Gramasi kain T/C = x 0.31 = 124 g/m2
5x 5
100 x 100
2. Gramasi kain katun = x 0.35 = 140 g/m2.
5x 5
300
250
Nilai Kekauan
200
150
100
50
0
Kekakuan kain T/C blanko Kekakuan kain katun blanko
180
160
140
120
100
Nilai Kekakuan
80
60
40
20
0
Variasi Ginsoft Variasi Ginsoft Variasi Ginsoft Variasi Ginsoft
NT-50: 10 g/L NT-50: 10 g/L NT-50: 30 g/L NT-50: 30 g/L
dan suhu curing: dan suhu curing: dan suhu curing: dan suhu curing:
150 oC 160 oC 150 oC 160 oC
180
160
140
120
100
Nilai Kekakuan
80
60
40
20
0
Variasi Ginsoft Variasi Ginsoft Variasi Ginsoft Variasi Ginsoft
NT-50: 10 g/L NT-50: 10 g/L NT-50: 30 g/L NT-50: 30 g/L
dan suhu curing: dan suhu curing: dan suhu curing: dan suhu curing:
150 oC 160 oC 150 oC 160 oC
BAB V
HASIL
Praktikum kali ini dilakukan pengujian pelemasan pada suatu contoh kain uji
yang dibedakan dari pemberian resin dan metoda yang digunakan. Prinsip
pelemasan adalah memberikan lapisan lemak atau minyak yang hidrofob
membentuk suatu lapisan tipis pada bahan yang mengakibatkan pengecilan
gesekan antara elemen bahan yang berdampingan. Lapisan lemak yang
terbentuk dihasilkan oleh adsorpsi zat pelemas pada permukaan bahan.
Pada percobaan ini digunakan kain kapas yang berdasar serat alam yaitu
selulosa. Dengan menggunakan ginsoft NT-50 bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pelemasan pada kain yang berbeda. Percobaan dilakukan dengan
perendaman kain dalam larutan yang kemudian di pad untuk proses
penetrasi zat pelemas ke dalam kain. Setelah itu kain dikeringkan pada suhu
100℃ kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian yang bertujuan untuk
membuang zat pelemas yang tidak bereaksi dengan serat dan hanya
menempel pada bahan.
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan evaluasi kekakuan pada kain,
nilai kekakuan lebih besar pada kain T/C dibandingkan dengan pengujian
pada kain lainnya hal ini disebabkan karena ginsoft NT-50 merupakan zat
yang bersifat anionik, yang mana sangat cocok digunakan untuk serat kapas.
Zat pelemas anionik tidak memberikan sifat pelemasan permanen pada
serat, karena tidak bereaksi dengan serat. Zat membentuk lapisan film tipis
pada permukaan serat sehingga daya tahan cucinya kurang baik. Untuk kain
T/C yang telah diproses tanpa pencucian memiliki nilai kekakuan paling besar
hal ini dikarenakan zat pelemas yang masih menempel pada kain akan
menyebabkan kain menjadi lebih kaku dan karena kain T/C merupakan
campuran kapas dan poliester yang menyebabkan zat tidak masuk kedalam
serat secara maksimal. Hal ini dikarenakan karena serat poliester yang
bersifat hidrofob yang artinya sulit untuk menyerap air kedalam kain. Dari
kedua kain yang diuji kain kapas dan T/C dapat disimpulkan bahwa kain
kapas lebih cocok bila diberi zat pelemas ginsoft NT-50 dibandingkan kain
T/C.
BAB V
KESIMPULAN