Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI PEMBAKARAN DAN UJI BERAT JENIS

NAMA : ALFINA PUTRI PERTIWI


NPM : 18020012
KELOMPOK : 2 / 1K1
DOSEN : Sri Lestari

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2019
UJI PEMBAKARAN DAN UJI BERAT JENIS

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari praktikum tersebut agar praktikan dapat mengetahui dan memahami
pengklasifikasian jenis serat berdasarkan sifat uji pembakaran dan berat jenis serat tersebut.

II. TEORI DASAR


Serat adalah suatu benda halus yang mempunyai perbandingan panjang dan diameter
yang sangat besar.Identifikasi serat terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat
yaitu morfologi, sifat kimia dan sifat fisika serat. Untuk dapat mengidentifikasi jenis serat
tidak dapat dilakukan hanya satu cara uji saja, tetapi dengan penggabungan berbagai cara uji,
salah satunya dengan uji pembakaran.
Uji pembakaran adalah cara yang dilakukan untuk menggolongkan atau menentukan
serat. Untuk memperkirakan golongan serat secara umum digunakan uji pembakaran, tetapi
untuk serat serat campuran cara ini dianggap kurang meyakinkan karena hasilnya kurang
dapat dipertanggung jawabkan. Uji pembakarann ini meliputi hal hal sebagai berikut:
 Pengamatan cara terbakarnya
 Pengamatan bau
 Pengamatan warna dari asap yang terbentuk
 Pengamatan sisa pembakarannya

Kriteria uji pembakaran dapat dilihat sebagai berikut:


1. Apabila serat terbakar cepat dan meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau seperti
kertas terbakar, maka cara ini menunjukan bahwa serat termasuk serat selulosa.
2. Apabila serat meleleh dan meninggalkan bulatan kecil diujungnya dan disertai
dengan bau menyengat seperti bau asam cuka maka keadaan ini menunjukan serat
rayon asetat.
3. Apabila serat terbakar tanpa meninggalkan abu dan berbau seperti rambut terbakar
serta meninggalkan bulatan kecil diujungnya, maka ciri tersebut menunjukan bahwa
serat tersebut termasuk serat protein.
4. Apabila sewaktu terbakar mengeluarkan bau seperti plastik terbakar dan
meninggalkan abu yang berbentuk bulatan kecil yang tak teratur maka ciri ciri
tersebut merupakan ciri ciri serat poliamida, serat poliester dan serat poliakrilat.

Identifikasi serat selanjutnya bisa dengan uji berat jenis. Berat jenis suatu serat dapat
diketahui dengan bantuan suatu zat cair yang diketahui berat jenisnya dimana serat dapat
mengapung, melayang atau tenggelam. Untuk penentuan berat jenis digunakan dua macam
cairan di dalam berbagai perbandingan, sehingga menghasilkan larutan dengan berat jenis
antara 1,0 sampai 1,6. Larutan yang dapat digunakan antara lain campuran karbon
tetraklorida dengan berat jenis 1,6 dan xilena dengan berat jenis 0,8. Untuk membuat
berbagai larutan dengan bj antara lain 1,0 sampai 1,6 dibuat dengan campuran tetraklorida
dan xilena dengan perbandingan sebagai berikut:
Campuran CCL4 Xilena BJ
1 10 0 1,600
2 9 1 1,527
3 8 2 1,454
4 7 3 1,381
5 6 4 1,308
6 5 5 1,235
7 4 6 1,162
8 3 7 1,089
9 2 8 1,016
10 1 9 0,943
11 0 10 0,870
III. ALAT DAN BAHAN

3.1. Uji Pembakaran

3.1.1 Alat
1. pembakar bunsen
2. pinset
1.1.2 Bahan
1. Kapas 7. Poliakrilat
2. Rayon Viskosa 8. Poliamida / Nylon
3. Rami 9. Poliester : Kapas
4. Sutera 10. Poliester : Wool
5. Wool 11. Poliester : Rayon
6. Poliester

3.2. Uji berat jenis


3.2.1 Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pengait tembaga

3.2.2 Bahan

Larutan campuran CCl4 dan Xylol

1. Kapas 7. Poliakrilat
2. Rayon Viskosa 8. Poliamida / Nylon
3. Rami 9. Poliester : Kapas
4. Sutera 10. Poliester : Wool
5. Wool 11. Poliester : Rayon
6. Poliester
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Uji Pembakaran
 Beberapa helai serat yang akan diperiksa dipuntis kira kira sebesar batang korek api
dengan panjang 4 – 5 cm.
 Contoh serat di dekatkan pada nyala api dari samping dengan perlahan lahan, waktu
serat dekat dengan nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau
terbakar mendadak.
 Pada saat serat menyala, diperhatikan dimana terjadinya nyala api, apabila nyala api
segera padam begitu dijauhkan dari api maka segera diamati bau gas dari serat yang
terbakar tersebut.
 Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara ditiup kemudian diamati bau yang
dikeluarkan serat tersebut. Setelah menyala api padam diperhatikan apakah serat
mengeluarkan asap atau tidak. Kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan
serat tersebut.

4.2 Uji Berat Jenis


 Tabung reaksi dibersihkan kemudian dikeringkan.
 Masing masing tabung reaksi diisi dengan larutan campuran xilol dengan CCl4 yang
telah diketahui berat jenisnya.
 Serat yang akan di uji berat jenisnya diambil 2 – 3 lembar kemudian dibentuk bulatan
kecil.
 Bulatan dimasukan satu persatu kedalam tabung reaksi yang berisi larutan yang telah
diketahui berat jenisnya berurutan dari berat jenis terbesar ke larutan dengan berat
jenis yang semakin kecil.
 Kemudian diamati apakah serat mengapung, melayang dan tenggelam.
 Serat yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari larutan pertama yang mempunyai
bj 1.600 akan mengapung.
 Serat yang mempunyai bj lebih besar dari bj larutannya aka tenggelam.
 Serat yang mempunyai bj sama dengan bj laturannya akan melayang di tengah
tengah. Berat serat ditentukan dengan mengamati pada larutan dengan posisi serat
melayang, hal ini menunjukan bj serat tersebut.

V. HASIL PRAKTIKUM
5.1 Uji Pembakaran
Terdapat pada lampiran.
5.2 Uji Berat Jenis
Terdapat pada lampiran.

VI. PEMBAHASAN
6.1 Uji Pembakaran
Pada praktikum uji pembakaran hasilnya sama dengan literatur. Untuk serat kapas,
rami, dan rayon viskosa termasuk serat selulosa, yang apabila dibakar menghasilkan bau
seperti kertas terbakar karena serat ini berasal dari tanaman, sifat pembakaran yang mudah
terbakar dan sisa pembakaran yang berwarna abu-abu halus merupakan ciri bahwa serat
tersebut termasuk serat selulosa. Adapun rayon viskosa merupakan serat sintetik yang berasal
dari pulp kayu sehingga masih bisa dikatakan sebagai serat selulosa.
Untuk serat sutera dan wool termasuk serat protein, yang apabila dibakar
menghasilkan bau seperti rambut terbakar karena serat ini terdapat gugus amino sama seperti
rambut manusia, sifat pembakaran yang mudah terbakar tidak meneruskan pembakaran dan
sisa pembakaran yang berwarna coklat kasar merupakan ciri bahwa serat tersebut termasuk
serat protein.
Untuk serat poliester termasuk serat sintetik, yang apabila dibakar menghasilkan bau
plastik terbakar, sifat pembakaran yang cepat terbakar meneruskan pembakaran dan sisa
pembakaran yang berwarna hitam kasar.
Untuk serat poliakrilat, nylon, poliester kapas, poliester rayon, poliester wool lebih
dominan termasuk ke serat sintetik karena dalam pengidentifikasiannya lebih dominan ke
sifat poliester yang termasuk serat sintetik.

6.2 Uji Berat Jenis


Pada hasil yang didapatkan dipengujian berat jenis ada beberapa jenis serat yang
memiliki berat jenis yang sama. Pada serat selulosa dan serat sintetik memiliki BJ yang lebih
besar dibanding serat protein. Bila terjadi perbedaan dengan literatur hal ini disebabkan oleh
kurangnya ketelitian praktikan, gulungan serat terlalu kecil atau terlalu besar, serta pebjaggan
kebersihan pada saat menggulung serat tersebut. Pada uji Berat Jenis juga tidak bisa
menentukan jenis serat secara pasti dan akurat dikarenakan beberapa serat memiliki BJ yang
sama, sehingga praktikan akan keliru saat menentukan jenis serat apabila hanya dilakukan
uji berat jenis saja.

VII. KESIMPULAN
 Serat kapas saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau seperti kertas
terbakar, memiliki sifat pembakaran yang meneruskan, sisa pembakaran abu-abu dan
halus dan memiliki berat jenis sebesar 1,5635.
 Serat rayon viskosa saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau seperti
kertas terbakar, sifat pembakaran meneruskan, sisa pembakaran abu-abu halus dan
memiliki berat jenis sebesar 1,4905.
 Serat rami saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau seperti kertas
terbakar, sifat pembakaran meneruskan, sisa pembakaran abu-abu halus dan memiliki
berat jenis sebesar 1,5635.
 Serat sutera saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau seperti rambut
terbakar, sifat pembakaran tidak meneruskan, sisa pembakaran rapuh abu-abu dan
memiliki berat jenis sebesar 1,4175.
 Serat wool saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau seperti rambut
terbakar, sifat pembakaran tidak meneruskan, sisa pembakaran coklat kasar dan
memiliki berat jenis sebesar 1,3445.
 Serat poliester saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau seperti plastik
terbakar, sifat pembakaran tidak meneruskan, sisa pembakaran hitam kasar dan
memiliki berat jenis sebesar 1,4905.
 Serat poliakrilat saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau seperti zat
kimia / plastik terbakar, sifat pembakaran meneruskan, sisa pembakaran hitam kasar
dan memiliki berat jenis sebesar 1,0525.
 Serat poliamida(nylon) saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau
seperti zat kimia, sifat pembakaran tidak meneruskan, sisa pembakaran coklat
kekuningan keras dan memiliki berat jenis sebesar 1,1985.
 Serat campuran poliester kapas saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih,
berbau dominan seperti plastik terbakar, sifat pembakaran meneruskan, sisa
pembakaran abu-abu kasar dan memiliki berat jenis sebesar 1,4905.
 Serat campuran poliester rayon saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih,
berbau dominan seperti plastik terbakar, sifat pembakaran meneruskan, sisa
pembakaran abu-abu kasar dan memiliki berat jenis sebesar 1,4905.
 Serat campuran poliester wol saat dibakar menghasilkan asap berwarna putih, berbau
dominan seperti rambut terbakar, sifat pembakaran meneruskan, sisa pembakaran
hitam kasar dan memiliki berat jenis sebesar 1,4905.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat Serat Tekstil. Bandung: Institut Teknologi
Tekstil.
 Pedoman Praktikum Identifikasi Serat Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
 https://vitapermatap.blogspot.co.id/2015/05/vita-laporan-uji-pembakaranbj

Anda mungkin juga menyukai