2
BAB II LANDASAN DASAR
2. TEORI DASAR
Identifikasi zat warna pada serat umumnya sangat sukar, dan
semua cara identifikasi yang ada pada umumnya dimaksudkan
untuk menentukan golongan zat warna. Cara identifikasi zat warna
didasarkan pada pemisahan golongan zat warna dan kemudian
dapat dilakukan pengujian selanjutnya secara sistematis untuk
menentukan zat warna apa yang digunakan.
Zat Warna pada Serat Protein
Zat warna yang mungkin digunakan pada serat selulosa antara lain :
zat warna direk, zat warna asam, zat warna basa, zat warna bejana,
zat warna naftol dan zat warna reaktif. Zat warna yang biasa
digunakan untuk mencelup serat selulosa dapat digolongkan
menjadi :
Zat warna Direk
Zat warna direk umumnya adalah senyawa azo yang
disufonasi, zat warna ini disebut juga zat warna substatif karena
mempunyai afinitas yang besar terhadap selulosa. Beberapa zat
warna direk dapat mencelup serat binatang berdasarkan ikiatan
hydrogen. Zat warna direk umunya mempunyai ketahanan terhadap
sinar cukup, tidak tahan terhadap oksidasi dan rusak oleh zat
pereduksi.
Zat warna direak berikatan dengan serat protein dengan
ikatan yang paling rendah yaitu ikatan hidrogen seperti ikatan pada
air, untuk itu ketahanan pencucian dan ketahanan sinarnya kurang
bagus. Disamping itu juga zat warna berikatan dengan serat dibantu
dengan ikatan fisika yaitu ikatan vader wall dan gaya dispersi
London yang besarnya tergantung muatan zat warna dan berat
molekul zat warna.
Pengujian dilakukan dengan pelunturan contoh uji dengan
Amonia 10%, didihkan, pada larutan ekstraksi dilakukan pencelupan
kapas, wol dan akrilat. Kapas terwarnai tua menunjukkan zat warna
direk (+).
3
Reaksi zat warna direk dengan protein :
NaO3S NaO3S
HOOC Protein NH2
HC N N OH HC N N OH
NaO3S
sel OH
HC N N OH
HC N N
NaO3S sel OH
Kapas tercelup
4
- +
SO3 HOOC-W-NH3 SO3-
SO3-W COOH+-W-NH3
N(CH3)2
didihkan H3C N N HC
N(CH3)2
wol tercelup
5
BAB III PERCOBAAN
3. PENGUJIAN DAN LANGKAH KERJA
3.1 Zat Kimia yang digunakan beserta fungsinya :
- Amonia 10% sebagai zat pereduksi uji zat warna
direk dan asam.
- Asam asetat 10% untuk melunturkan zat warna
asam
- Asam Asetat glasial untuk melunturkan zat warna
basa
- NaOH 10% zat pembantu proses pereduksian zat
warna bejana dan naftol
- Larutan DMF 1:1 dan DMF 100% melunturkan zat
warna reaktif
- H2SO4 10% pekat memberikan suasana asam pada
pencelupan serat wol
- Lar Asam sulfat 0,2% dan 6 mg Na2SO4
melunturkan zat warna reaktif
- Parafin untuk uji zat warna bejana dan naftol
Alat-alat yang digunakan :
- Gelas Piala 600 ml
- Tabung Reaksi
- Penjepit
- Pembakar Bunsen
- Kassa
- Pipet
- Pengaduk
- Rak Tabung
- Kui porselen + Penjepit
6
2. Kertas Lakmus
3. Pereaksi :
- Amonia 10 %
- NaCl
Cara Kerja :
1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan ± 3
ml amonia 10 %, Didihkan 1-2 menit sehingga sebagian besar
zat warna terekstraksi.
2. Ambil contoh uji dari larutan ekstrak zat warna (sebaiknya
larutan ekstraksi dibagi dua). Masukkan kapas putih, wol putih
dan akrilat putih kemudian tambahkan 5-10 mg NaCl. Didihkan
1-2 menit.
3. Ambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya.
Pencelupan kembali kain kapas lebih tua dibandingkan
dengan wol dan akrilat menunjukkan zat warna direk
7
Bahan :
1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat
2. Pereaksi :
- Asam Asetat 10 % - Asam Asetat Glasial
- Natrium Hidroksida 10 % - Eter
Cara Kerja :
1. Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi, tambahkan ± 5
ml alkohol, didihkan beberapa menit.
2. Ambil contoh uji dan bagilah ekstraksi menjadi dua bagian
(satu bagian untuk pencelupan dan satu bagian lagi untuk uji
penentuan).
Pengujian
1. Uapkan alkohol sampai kering tambahkan 3 ml air, didihkan
kembali.
2. Masukkan 0,5 ml NaOH 10 %, didihkan, tambahkan 2 ml
larutan eter, kocok.
3. Pindahkan lapisan eter kedalam tabung reaksi lain. Kemudian
tambahkan asam asetat 10 % kocok.
4. Apabila lapisan eter memberikan warna yang sama dengan
contoh uji zat warna basa
Uji Penentuan :
1. Masukkan akrilat kedalalm larutan ekstraksi zat warna dalalm
alkohol.
2. Apabila bahan tercelup menunjukkan zat warna basa.
8
BAB I PENDAHULUAN
1. Maksud dan Tujuan
-Mengidentifikasi jenis zat warna pada golongan 2 ( zat warna bejana, zat
warna naftol dan zat warna reaktif ) yang digunakan pada kain protein
dengan cara melunturkan zat warna dan mengamati sifat-sifat atau
karakteristik zat warna yang diuji
-Untuk Mengetahui kandungan zat warna yang digunakan pada kain
protein dengan cara melunturkan zat warnanya.
9
BAB II LANDASAN TEORI
2. Teori Dasar
Zat Warna pada Serat Protein
Zat warna yang mungkin digunakan pada serat selulosa antara lain : zat
warna direk, zat warna asam, zat warna basa, zat warna bejana, zat warna
naftol dan zat warna reaktif
Zat warna Bejana
Zat warna bejana tidak larut dalam air, oleh karena itu
dalam pencelupannya harus dirubah menjadi bentuk leuko yang
larut. Senyawa leuko tersebut memiliki substantivitas terhadap
selulosa sehingga dapat tercelup.
Adanya oksidator atau oksigen dari udara, bentuk leuko
yang tercelup dalam serat tersebut akan teroksidasi kembali
kebentuk semula yaitu pigmen zat warna bejana.
Senyawa leuko zat warna bejana golongan indigoida larut
dalam alkali lemah sedangkan golongan antrakwinon hanya larut
dalam alkali kuat dan hanya sedikit berubah warnanya dalam
larutan hipiklorit. Umunya zat warna turunan tioindigo dan karbasol
warna hampir hilang dalam uji hipoklorit dan didalam larutan
pereduksi warnanya menjadi kuning. Ikatan zat warna bejana
dengan serat antara lain ikatan hydrogen dan ikatan sekunder
seperti gaya-gaya Van der Waals.hanya saja karena zat warna
bejana tidak larut dalam air maka ketahanan luntur dan cucinya
tinggi.
Larutan ekstrak contoh uji yang telah larut ditambah
Na2S2O4, dan dilakukan pencelupan kapas dengan bantuan NaCl.
Kemudian kapas dioksidasi dengan NaNO2 dan Na2Cr2O7 dalam
asam asetat warna akan timbul kembali.
Reaksi zat warna bejana dengan serat Protein :
10
O O O O
O
O
H
N N
N N
H
O O + NaOH O O
HOOC Pro + NH2
O O
HOOC Pro + NH2
lunturan
Serat tercelup
N N N
N N N NHOCH2COCH3C CO
CO
NHCONH2COCH3 C2H5O
NHOCH2COCH3C C2H5O +Piridin
Lunturan
CH3 CH3
C2 H 5 O
Sel OH
N N N
CO
11
Uji Parafin
C 2H 5 O
N N N
CO
12
O O
SO3Na SO3Na
+ NaOH didihkan
O + WOL
NH2 O NH2 didihkan
SO3Na
O NH2
wol tercelup - +
SO2-CH2-SO3 -NH3 -protein-COOH
O
Uji penentuan 1
SO3Na
H2SO4
Lunturan + HOOC-W-NH2
didihkan
O NH2
wol tercelup
SO2-CH2-SO3--NH3+-protein-COOH
13
BAB III PERCOBAAN
14
a. Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, menambahkan ± 3 ml
NaOH 10 %, mendidihkan sampai serat protein larut.
b. Menambahkan Na2S2O4, mendidihkan selama 1 menit.
c. Memasukkan kapas putih dan NaCl, mendidihkan selama 1-1,5 menit,
biarkan dingin.
d. Mengambil kain kapas tersebut, mengoksidasi dengan cara diangin-
anginkan.
Evaluasi : Kapas tercelup → zat warna bejana.
Uji Parafin:
a. Masukkan contoh uji kedalam
lelehan parafin dalam kui porselen.
Evaluasi : Apabila padatan parafin pada kertas saring berwarna maka
menunjukkan adanya zat warna bejana.
Zat Warna Naftol
a. Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, menambahkan 1 ml
NaOH 10 % dalam 2-3 ml alkohol, didihkan.
b. Menambahkan 2 ml Na2S2O4, panaskan / didihkan (warna akan
tereduksi).
c. Setelah warna tereduksi masukkan kapas putih dan NaCl didihkan
selama 2 menit.
d. Dinginkan, ambil kapas putih tersebut. Mengamati warnanya.
e. Kapas berwarna kuning dan berpendar dibawah sinar ultra violet
menunjukkan zat warna naftol.
15
Uji Penentuan 1:
a. Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml
larutan NaOH 10 %, didihkan selama 2 menit.
b. Mengsamkan dengan larutan H2SO4 10 % (test dengan kertas lakmus).
c. Memasukkan serat wol putih, didihkan.
Evaluasi : Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zat warna reaktif.
Uji Penentuan 2:
a. Memasukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, menambahkan 3 ml
larutan (asam sulfat 0,2 % dan 6 mg Na2SO4).
b. Mendidihkannya selama 2 menit, memasukkan serat wol, didihkan
kembali.
Evaluasi : Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zat warna reaktif.
16
DAFTAR PUSTAKA
Modul praktikum pengujian dan evaluasi tekstil II.
Wibowo moerdoko, Evaluasi Tekstil bagian kimia.1975.Bandung : ITT
Rahayu Hariyanti, Penuntun Praktikum Evaluasi tekstil Kimia I. 1993. Bandung
STTT
Haryanto, Agung. 2004. Laporan Praktek Pengujian Zat Warna Pada Protein.
Laporan Praktek. STTT Bandung
http://borosh.blogspot.co.id/2014/02/identifikasi-zat-warna-tekstil-smk.html
http://www.slideshare.net/septianraha/uji-zat-warna-pada-selulosa
17