Dan lain-lain
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
2. Zat aktif kation adalah zat yang terionisasi dalam larutan dengan rantai
panjang yang membawa muatan positif. Zat aktif kation berfungsi untuk
menaikan tegangan permukaan.
Biasanya dalam ZAP kation dalam strukturnya terdapat gugus :
Senyawa amino : - [-R-N(R`R``)H-]+
Senyawa amonium : - [-R-N(R`R``R```)-]+
Senyawa basa yang tidak mengandung nitogen : - [-R-S(R`R``)-]+
Senyawa basa yang mengandung Nitrogen
3. Zat aktif amfoter atau amfolitik adalah zat yang terionisasi dalam larutan
dengan rantai panjang yang membawa muatan negatif maupun positif
bergantung dari suasana pH.
Biasanya dalam ZAP anion dalam strukturnya terdapat gugus :
Ikatan amino dan karboksilat
Ikatan amino dan ester sulfat
4. Zat aktif nonion adalah zat yang tidak terionisasi dalam larutan,
kereaktifan kapiler dari golongan ini disebabkan beberapa macam gugus
yang hidrofil.
Biasanya dalam ZAP nonionik dalam strukturnya terdapat gugus :
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Kondensat polialkohol
Kondesat alkilolamin
Zat aktif anion
Zat aktif kation
Poliakilena amina (bukan senyawa kuartener)
Polialkilena oksida dengan lebih dari 10 mol etilen oksida yang tidak
tersulfonkan
7. Polialkilena oksida dengan 10 mol etilen oksida yang tidak tersulfonkan
8. Polialkilena tersulfonkan
Sedangkan penggolongan yang lain menurut struktur kimia zat aktif
permukaan (menurut cara Linsen Meyer), yaitu :
1. Golongan sabun
2. Minyak tersulfonkan
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
PENGGOLONGAN ZAP
(PENGUJIAN PENGGOLONGAN MENURUT WURTZSCHMITT)
I.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
TEORI DASAR
Zat aktif permukaan adalah zat yang cenderung terkonsentrasi pada antar
muka dan mengaktifkan antar muka serta mempunyai kemampuan untuk
menurunkan atau menaikkan tegangan permukaan. Molekul zat aktif
permukaan terdiri dari dua gugus penting yaitu gugus hidrofil (menarik
pelarut) dan hidrofob (menolak pelarut). Gugus hidrofob biasanya terdiri
dari rantai alifatik yang umumnya paling sedikit sepuluh atom karbon (C).
Gugus hidrofob bersifat menjauhi air. Dan gugus hidrofil yang memiliki
sifat mendekati air.
Mengingat banyaknya jenis zat aktif permukaan maka perlu dibedakan
antara golongan penggolongan menurut sifat aktif ionnya yaitu golongan
aktif anion dan aktif nonion yang pada umumnya bersifat menurunkan
tegangan permukaan, dan golongan aktif kation yang bersifat menaikan
tegangan permukaan. Analisa penggolongan terhadap sifat aktif ion dapat
dilakukan menurut cara Wurtzschmitt. Menurut cara Wurtzschmitt
berdasarkan pengendapan dengan pereaksi tertentu yang dibagi menjadi
8 golongan, yaitu:
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kondensat polialkohol
Kondesat alkilolamin
Zat aktif anion
Zat aktif kation
Poliakilena amina (bukan senyawa kuartener)
Polialkilena oksida dengan lebih dari 10 mol etilen oksida yang tidak
tersulfonkan
7. Polialkilena oksida dengan 10 mol etilen oksida yang tidak
tersulfonkan
8. Polialkilena tersulfonkan
Sedangkan penggolongan yang lain menurut struktur kimia zat aktif
permukaan (menurut cara Linsen Meyer), yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Golongan sabun
Minyak tersulfonkan
Sulfon tingkat tinggi atau terkondensasi
Naftalena sulfonat
Alkil alkohol sulfonat
Mersolat
Kondensat asam lemak
Kondensat protein asam lemak
III.
IV.
CARA KERJA
Cara Wurtzschmitt
a. Uji kation
1 ml larutan Cu ditambah 1- 2 ml zat anion
b. Uji anion
1 ml larutan uji ditambah 1- 2 ml zat kation
c. Pemanasan I
1 ml larutan contoh uji dilarutkan dalam tabung reaksi.
d. Pemanasan II
1 ml larutan contoh uji dipanaskan dalam tabung reaksi ditambah
BaCl2.
e. Tanin I (pH 7)
1 ml larutan contoh uji ditambah beberapa tetes tanin I.
f. Tanin II (pH 4,5)
1 ml larutan contoh uji ditambah beberapa tetes tanin II.
g. Tanin III (pH 2,5)
1 ml larutan contoh uji ditambah beberapa tetes tanin III.
h. Iodium jenuh
1 ml larutan contoh uji ditambahkan beberapa tetes larutan iodium
jenuh.
Cara Linsen Meyer
1. ZAP golongan 1 & 2
Masukkan 5 ml larutan Cu ke dalam tabung reaksi ditambah 3 ml
golongan 1 & 2.
2. ZAP golongan 2
Pijarkan sampai jadi abu contoh ZAP dalam cairan tahan api, lalu
dinginkan.
Tambahkan air suling pada abu dan dikocok bila perlu disaring. 2
ml larutan ditambah 1 ml BaCl2 dan 1 ml HCl 2N amati warna
larutan.
3. ZAP golongan 3 & 8
Teteskan HCl pekat.
Terjadi penguraian maka ZAP termasuk golongan 3 & 8.
Larutan contoh ditambah 2 ml larutan buret, panaskan bila
4 & 5.
5. ZAP golongan 6
1 ml larutan contoh ditambah BaCl 10% terjadi endapan putih,
dipanaskan dan dipijarkan.
Bila tidak terjadi penguraian atau keruhan maka positif golongan 6.
6. ZAP golongan 7
Laruan ke dalam alkohol, disaring dan dipijarkan.
Bila abu, menyatakan adanya sulfat maka ZAP termasuk golongan
7.
Bila tidak memberikan reaksi abu putih dan dicampur dengan fenol
menjadi endapan putih keju, maka ZAP termasuk golongan 7.
V.
DISKUSI
Pada percobaan ini praktikan harus dapat menggolongkan ZAP nomor 11
secara Wurtzschmitt dan Linsen Meyer. Mengingat banyaknya jenis zat
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
terdapat
endapan
sehingga
saat
direaksikan
sulit
untuk
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa ZAP nomor 11 termasuk golongan
IV.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
II.
TEORI DASAR
Kelarutan garam-garam logam pada ZAP akan sangat mempengaruhi
pada bermacam-macam proses kimia tekstil, khususnya proses
detergensi. Pertama, larutan ZAP harus stabil terhadap ion kalsium dan
magnesium yang menyebabkan air menjadi sadah. Di dalam larutan
sabun terbentuk sabun kalsium atau magnesium yang tidak larut dan akan
mengendap pada bahan tekstil.
Percobaan yang dilakukan adalah daya tahan ZAP terhadap air sadah,
pada kesadahan 20 dH, 30dH dan 40dH. Apabila terjadi kekeruhan
atau pengendapan pada larutan 1% detergen dalam air sadah tersebut,
maka ZAP tidak tahan air sadah. Apabila terjadi kekeruhan pada air 30dH
dan terjadi pengendapan pada air 40dH dan tidak ada perubahan pada
air 20dH berarti ZAP cukup tahan terhadap air sadah. Apabila sama
sekali tidak terjadi perubahan pada air 20dH, 30dH, 40dH, berarti ZAP
sangat tahan terhadap air sadah.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
III.
IV.
V.
VI.
DISKUSI
Pada percobaan ini praktikan diharuskan untuk melakukan pengujian daya
tahan ZAP terhadap air sadah, pada kesadahan 20 dH, 30dH dan
40dH. Apabila terjadi kekeruhan atau pengendapan pada larutan 1%
detergen dalam air sadah tersebut, maka ZAP tidak tahan air sadah.
Apabila terjadi kekeruhan pada air 30dH dan terjadi pengendapan pada
air 40dH dan tidak ada perubahan pada air 20dH berarti ZAP cukup
tahan terhadap air sadah. Apabila sama sekali tidak terjadi perubahan
pada air 20dH, 30dH, 40dH, berarti ZAP sangat tahan terhadap air
sadah.
VII.
KESIMPULAN
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
II.
TEORI DASAR
Definisi
umum
alkali
adalah senyawa
kimia yang
III.2Pereaksi
- NaOH padat
- Indiktor MO
- HCl pekat
- HCl 1 N
- Larutan contoh (ZAP)
IV.
CARA KERJA
1.
Larutkan 1 gram ZAP (10 ml ZAP 10%) yang diuji dengan 65 ml air
suling, kemudian tambahkan 25 gram NaOH padat, dan beberapa
butir batu didih
2.
3.
4.
Dinginkan larutan, kemudian saring sisa yang tidak larut pada kertas
saring. Pindahkan pada piala gelas yang berisi 25 ml air suling.
5.
6.
V.
VI.
DISKUSI
Pada percobaan ini praktikan menguji daya tahan ZAP terhadap alkali,
contoh uji yang digunakan adalah nomor 11. Pada pengujian alkali zat
yang ditambahkan adalah yang bersifat alkali yaitu NaOH padat sebanyak
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diketahui bahwa ZAP tidak tahan terhadap alkali.
II.
TEORI DASAR
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,
asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat
lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas
dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam
reaksi penetralan untuk membentukgaram. Contoh asam adalah asam
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai
atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat
sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik
asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus
langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Pengujian terhadap asam menunjukan ZAP ketahan ZAP terhadap asam,
yang ciri, yaitu saat dipanaskan masih berbusa dan tidak terlihat adanya
minyak. Kesalahan pengujian kemungkinan disebabkan : Pengamatan
yang kurang teliti, dan kurang pahamnya praktikan dalam memahami
keterangan pada petunjuk praktikum dan melihat apakah larutan uji
tersebut masih ada daya busa, atau adanya pemisahan minyak, karena
minyaknya tidak terlihat seperti minyak goreng yang diteteskan pada air
bentuknya terlihat. Lapisan atas itu terlihat seperti minyak padahal itu
merupakan cekungan air dalam Erlenmeyer.
III.
H2SO4 10%
H2SO4 pekat
IV.
CARA KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
V.
VI.
DISKUSI
Pada percobaan ini praktikan menguji daya tahan ZAP terhadap asam,
contoh uji yang digunakan adalah nomor 11. Pada pengujian asam zat
yang ditambahkan adalah yang bersifat asam yaitu H2SO4 10% sebanyak
1 ml. Pada saat pengamatan I, larutan ZAP terjadi pemisahan minyak,
yaitu saat larutan di didihkan menggunakan refluks selama 15 menit,,
karena terdapat semacam minyak berwarna coklat kekuningan yang
mengambang pada larutan. Menurut evaluasi, bila pada pengamatan I
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diketahui bahwa ZAP sangat tidak tahan asam.
DENSITY
I.
II.
TEORI DASAR
Density (kerapatan) adalah berhubungan dengan konsentrasi. Yaitu fasa
terlarut dan fasa pelarut, semakin banyak pelarut maka kadar zat terlarut
akan semakin berkurang ini berarti kerapatannya berkurang, demikian
pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan air
yang sudah diketahui nilai kerapatannya dengan larutan ZAP yang diambil
pada volume yang sama dan pada suhu yang sama.
III.
-
III.2Pereaksi
Larutan contoh (ZAP)
IV.
CARA KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
V.
Berat
43,7784 gram
43,7792 gram
43,7764 gram
0,2 %
ba 43,779220,3160
3
=
=0,5363 gram/ cm
V
43,7453
ba 43,776420,3160
=
=0,5363 gram/cm3
V
43,7453
0,3 %
VI.
ba 43,778420,3160
3
=
=0,5363 gram/cm
V
43,7453
0,1 %
DISKUSI
Pada percobaan ini praktikan harus menghitung berat jenis contoh uji dengan
3 konsentrasi yang berbeda, yaitu 0,1 %, 0,2 %, dan 0,3 %. Hal yang pertama
harus dilakukan membuat larutan contoh uji dengan 3 konsentasi yang
berbeda. Lalu piknometer harus di oven selama 1 jam, agar tidak ada
kandungan air yang tersisa dan dapat ditimbang berat tetapnya (a gram).
Setelah itu larutan contoh uji dengan konsentrasi yang berbeda- beda
dimasukkan ke dalam piknometer dan juga masukkan thermometer lalu
timbang berat tetap (b gram). Cara membuat larutan contoh uji 0,1 %, yaitu
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
pipet 10 ml larutan contoh uji kemudian larutkan dengan 100 ml air. Cara
membuat contoh uji untuk konsentrasi 0,2 % dan 0,3 % sama seperti cara
membuat konsentrasi 0,1 %. Dari percobaan ini didapatkan didapat hasil berat
jenis contoh uji lebih kecil dari berat jenis air (pada suhu saat pengujian 27oC).
Hal ini dapat terjadi akibat penimbangan yang kurang akurat, contoh uji yang
diencerkan kurang homogen, air yang digunakan berasal dari kran, sehingga
kemungkinan air telah terkontaminasi oleh logam lainnya menyebabkan hasil
kurang akurat.
VII.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diketahui bahwa berat jenis dari contoh ZAP no. 15
adalah 0,5363 gram/cm3.
VISCOSITAS
I.
II.
TEORI DASAR
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
III.
IV.
1.
2.
3.
Hitung waktu alir air dan waktu alir ZAP dengan viskometer. Masingmasing dilakukan 10 kali perhitungan.
V.
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0,1 %
0,2 %
0,3 %
AIR
01 : 04 : 8
01 : 02 : 4
01 : 03 : 2
01 : 04 : 6
01 : 04 : 7
01 : 03 : 6
01 : 04 : 5
01 : 02 : 8
01 : 03 : 4
01 : 02 : 5
tC1 = 63 s
01 : 06 : 7
01 : 04 : 7
01 : 03 : 5
01 : 02 : 9
01 : 02 : 7
01 : 04 : 8
01 : 03 : 0
01 : 02 : 2
01 : 03 : 7
01 : 06 : 1
tC2 = 63,6 s
01 : 03 : 4
01 : 02 : 4
01 : 01 : 5
01 : 00 : 6
01 : 00 : 7
01 : 01 : 5
01 : 02 : 6
01 : 01 : 5
01 : 02 : 5
01 : 00 : 6
tC3 = 61,2 s
01 : 03 : 9
01 : 04 : 7
01 : 04 : 5
01 : 03 : 9
01 : 01 : 7
01 : 03 : 6
01 : 04 : 1
01 : 04 : 7
01 : 02 : 6
01 : 04 : 1
ts = 63 s
PERHITUNGAN
contoh0,1 =
dC x tC x nS
dS x tS
contoh0,2 =
dC x tC x nS
dS x tS
contoh0,3 =
dC x tC x nS
dS x tS
VI.
0,5363 x 63 x 0,8545
=0,45986
0,99654 x 63
DISKUSI
Pada percobaan ini praktikan harus dapat menentukan kekentalan suatu
larutan ZAP pada 3 konsentrasi yang berbeda, yaitu 0,1 %, 0,2 %, dan 0,3
%. Hal yang pertama yang dilakukan praktikan membuat larutan dengan
cara mengencerkan 10 ml, 20 ml, 30 ml larutan contoh dengan air hingga
tepat 100 ml. Kita dapat mengetahui kekentalan suatu larutan dengan cara
menghitung waktu alir contoh uji dan membandingkannya dengan waktu
alir air. Pada praktikum ini alat yang digunakan untuk menghitung waktu
alir adalah stopwatch dan viscometer. Setelah larutan contoh uji di
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diketahui bahwa viskositas/ kekentalan ZAP pada
konsentrasi 0,1 % = 0,45986, 0,2 % = 0,46424 dan 0,3 % = 0,44672.
II.
TEORI DASAR
Daya tahan basah yang dilakukan pada percobaan ini menggunakan cara
Brauco dan Clarkson. Pembasahan dan penyebaran pada permukaan
benda padat, bergantung pada besarnya sudut kontak pada antar muka
padat-cair dan penurunan tegangan antar muka. Cara ini dilakukan
dengan menggunakan kait dan bandul sebagai pemberat dengan bobot
tertentu. Di mana ketentuan untuk bandul pemberat adalah terbuat dari
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
IV.
CARA KERJA
1. Menimbang Cu 5 gram (kurang lebih 0,019), menyiapkan larutan ZAP
sesuai dengan konsentrasi yang diperlukan.
2. Memasangkan kait yang dihubungkan dengan pemberat pada ujung
benang (harus kuat).
3. Memegang ujung benang yang lain di atas permukaan larutan, lalu
dilepas perlahan- lahan kedalam larutan ZAP. Benang harus
seluruhnya terendam.
4. Waktu pembasahan dihitung sejak benang mulai tenggelam (dilihat
dari
benang
pembantu
yang
berubah
dari
tegang
menjadi
melenngkung).
5. Apabila waktu tenggelam lebih dari 60 menit perhitungan dihentikan.
6. Ulangi pekerjaan tersebut di atas 2x, menggunakan larutan ZAP yang
sama.
7. Lakukan
pengukuran
waktu
tenggelam
untuk
masing-masing
konsentrasi.
8. Buat grafik konsentrasi antara ZAP dengan waktu tenggelam.
V.
NO
Konsentrasi
Waktu
1
2
(M)
0,1 %
0,9 %
12 detik
15 detik
0,8 %
18 detik
0,7 %
21 detik
0,6 %
37 detik
0,5 %
57 detik
Konsentrasi 1 %
V1 . n1 = V2 . n2
V1 . 10% = 500 . 1 %
V1 = 50 ml
Konsentrasi 0,9 %
V1 . n1 = V2 . n2
V1 . 10% = 500 . 0,9 %
V1 = 45 ml
Konsentrasi 0,8 %
V1 . n1 = V2 . n2
V1 . 10% = 500 . 0,8 %
V1 = 40 ml
Konsentrasi 0,7 %
V1 . n1 = V2 . n2
V1 . 10% = 500 . 0,7 %
V1 = 35 ml
Konsentrasi 0,6 %
V1 . n1 = V2 . n2
V1 . 10% = 500 . 0,6 %
V1 = 30 ml
Konsentrasi 0,5 %
V1 . n1 = V2 . n2
V1 . 10% = 500 . 0,5 %
V1 = 25 ml
GRAFIK
1
0,
9
0,
8
0,
7
VI.
DISKUSI
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
Pada praktikum kali ini praktikan menguji daya tahan basah ZAP terhadap
benang kapas degan konstruksi tertentu. Langkah awal yang dilakukan
praktikan adalah menimbang berat benang kapas seberat 5 gram 6 buah.
Lalu menyiapkan larutan ZAP, larutan ZAP yag digunakan, yaitu golongan
IV. Lalu diencerkan dengan air keran sampai 100 ml, konsentrasinya
bebeda- beda sehingga diperlukan perhitungan dengan menggunakan
rumus. Kemudian pada ujung benang diikat dengan pemberat dan
masukkan ke dalam larutan dan hitung waktu saat benang yang dijadikan
pengikat pada pemberat mulai menyentuh dasar gelas ukur menggunakan
stopwatch. Pada saat percobaan praktikan mengalami kesulitan saat
mengamati waktu benang menyentuh dasar piala gelas, karena ZAP
golongan IV memiliki warna yang cukup pekat, sehinga benang tersebut
tidak terlihat terlalu jelas.
VII.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diketahui bahwa semakin tinggi konsetrasi ZAP
maka daya basah terhadap benang kapas semakin bagus dan cepat.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL
DAFTAR PUSTAKA
-
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air
https://id.wikipedia.org/wiki/Basa
https://id.wikipedia.org/wiki/Viskositas
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
Juhana, Juju, AT. Penuntun Praktikum Zat Pembantu Tekstil Lemak dan
Minyak dan SABUN.Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
Bandung.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ZAT PEMBANTU TEKSTIL