(Kondisi: NaOH 4 g/L , Scouring Agents 1 ml/L, Stabilisator 1 ml/L, H2aO2 4-8 ml/L)
VII.SKEMA PROSES
DERAJAT PUTIH
60 99
55
50 97
45
40 95
0 2 4 6 8 10 0 2 4 6 8 10
KONSENTRASI H2O2 (ml/l) KONSENTRASI H2O2 (ml/l)
68
KECERAHAN
64
60
0 2 4 6 8 10
KONSENTRASI H2O2 (ml/l)
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum pemutihan optik digunakan kain kapas setelah proses pre-
treatment yaitu proses simultan dengan variasi H2O2. Kondisi warna kain setelah
dilakukan proses simultan yaitu berwarna putih kekuningan dengan derajat putih
secara berurutan sebesar 59,722; 50,552; 58,105 dan 55,983.
Sedangkan untuk meningkatkan efek putih sekaligus kecerahan bahan
perlu dilakukan proses pemutihan optic. Pemutih optik merupakan jenis zat
pemutih yang bekerja seperti zat warna pada kain. Berbeda dari proses
pengelantangan yang memutus rantai pigmen pada bahan selulosa, pemutih optik
atau OBA akan melapisi kain dan membuat kain tampak lebih putih. Dibawah sinar
matahari, OBA juga sedikit memendarkan warna biru ataupun kuning. Pada proses
pemutihan optik ini digunakan zat pemutih optic yang bersifat fluoresen. Zat
fluoresen atau pemutih optic ini berbeda dengan zat pemutih secara kimia yaitu
oksidator dan reduktor pada proses pengelantangan, dimana zat pemutih optic ini
menghasilkan efek pemutihan secara fisika melalui pemancaran sinar tampak di
permukaan kain atau serat. Senyawa yang berfungsi sebagai zat pemutih optic ini
memiliki syarat diantaranya mampu menyerap energy dari sinar ultraviolet dengan
panjang gelombang kurang dari 400 nm dan memancarkannya kembali pada
daerah sinar tampak dengan panjang gelombang > 400 nm, pada spectrum warna
violet hingga hijau kebiruan.
Adapun konsentrasi OBA yang kami gunakan sebesar 1,5% OWF. Zat
pemutih optic kapas ini memiliki struktur molekul planar dan terkonjugasi secara
kimia, mengandung gugus donor electron seperti (-OH, -NH2) dan tidak
mengandung gugus penarik electron seperti (-NO2, -N=N), dan mampu
memancarkan kembali sinar pada panjang gelombang sekitar 450 nm (warna biru)
untuk menetralisir warna kuning sinar tampak yang umumnya pada bahan tekstil.
Dari hasil praktikum dan grafik dapat dilihat bahwa derajat putih dan tingkat
kecerahan tertinggi dihasilkan dari kain yang menggunakan H2O2 dengan
konsentrasi 6ml/l. Hal ini menunjukan bahwa dengan konsentrasi 6ml/l, proses
merserisasi terjadi paling optimal yang berimbas pada ikatan yang lebih kuat
bahan selulosa dengan zat pemutih optik yang menyebabkan kain mampu
menyerap lebih banyak sinar ultraviolet dan mampu memantulkan sinar lebih
banyak. NaCl dalam praktikum ini digunakan sebagai zat pengemban dan
melicinkan permukaan yang akan meningkatkan daya serap kain saat proses
berlangsung serta untuk menyiang logam yang mungkin terkandung dalam air.
Grafik juga menunjukan bahwa konsentrasi berlebih justru dapat menurunkan
kualitas pemutihan dengan pemutih optic.
X. SIMPULAN
Dari hasil praktikum proses pemutihan optik dengan menggunakan kain
kapas setelah proses simultan variasi H2O2, dapat disimpulkan bahwa pada
awalnya kain berwarna putih kekungingan dengan derajat putih secara berurutan
sebesar 59,722; 50,552; 58,105 dan 55,983. Namun setelah proses pemutihan
optik, didapatkan derajat putih akhir secara berurutan sebesar 98,731; 98,818;
99,091 dan 98,144. Sehingga dapat diketahui untuk menghasilkan kain selulosa
dengan derajat putih maksimal yaitu pada konsentrasi 6 ml/l.
XII. LAMPIRAN
Perhitungan Zat