Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN

PROSES PENYEMPURNAAN COATING PADA KAIN T/C DENGAN ZAT


PELAPIS PVAC DAN PVA DUA MUKA

Disusunoleh:

Kelompok :5

Anggota : 1. Muhammad NurHasan(15020043 )

2. Sri Rahayu Sifa Nurjanah


(15020058)

3. Umi Mahmudah ( 15020059 )

4. Wahyuningsih (15020060)

Grup : 2K2

Dosen : Wulan S., S.ST, M.T

Asisten : 1. Ir, Elly K., Bk. Teks, M.Pd

2. Samuel M., S.ST

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2017

PROSES PENYEMPURNAAN COATING PADA KAIN T/C

I. MAKSUD DAN TUJUAN


I.1 MAKSUD
Agar prkatikan dapat mengetahui dan melakukan penyempurnaan
Coating/lapisan pada kain T/C.

I.2 TUJUAN

Memberikan sifat penyempurnaan lapisan dan kekakuan pada kain


T/C dengan PVAC dan PVA.

II. TEORI DASAR


II.1 Kain T/C
Teteron Cotton atau TC merupakan jenis bahan kain yang terbuat
dari kombinasi antara 2 jenis bahan yaitu Polyester dan Cotton. Jika
katun terbuat dari serat kapas alami, maka jenis kain TC memadukan
kain katun dengan Polyester yang terbuat dari serat sintetis berupa
fiberpoly. Material ini adalah bahan yang biasanya digunakan dalam
pembuatan biji plastik. Karena terbuat dari serat sintetis, Polyester
memiliki karakteristik yang cenderung panas dan tidak menyerap
keringat. Karakteristik lain dari jenis bahan Polyester adalah kuat dan
tahan meski direndam selama 3 jam, dan jika terkena noda minyak
atau makanan cenderung susah untuk dihilangkan, itulah sebabnya
jenis bahan ini sering dikombinasikan dengan jenis bahan lainnya
seperti katun.Jika dibandingkan dengan jenis kain Cotton, maka kain
TC cenderung kurang nyaman karena selain panas, jenis kain TC
juga kurang bisa menyerap keringat. Meski demikian, jenis kain TC
juga memiliki kelebihan seperti misalnya tidak mudah kusut dan tidak
mudah melar meskipun telah dicuci berkali-kali. Keunggulan lain dari
jenis kain ini tentu saja memilki harga yang lebih terjangkau jika
dibandingkan dengan jenis kain Cotton, dan biasanya digunakan
untuk pembuatan kaos promosi, kaos partai, atau kaos olahraga
dengan harga yang relatif murah.

Jenis kain TC memiliki komposisi campuran Polyester yang lebih


banyak dibandingkan Cotton, biasanya terdiri dari 35% Cotton dan
65% Polyester atau bisa juga dengan komposisi yang berbeda,
namun kandungan Polysternya tetap lebih banyak daripada
kandungan Cottonnya. Jika dilihat dari sejarahnya, jenis kain TC atau
Teteron sebenarnya adalah merk dagang dari produk fiber polyester
yang telah diproduksi sejak tahun 1958 oleh Teijin dan Toray
Industries. Nama Teteron sendiri merupakan hasil dari sebuah
kompetisi yang diadakan oleh Toray (Toyo Rayon) ketika mencari
nama terbaik untuk produk Polyesternya.
Namun dengan kemajuan teknologi saat ini, memungkinkan untuk
mengolah kembali bahan TC dengan proses lebih lanjut
menggunakan bahan kimia yang melembutkan sehingga
menghasilkan jenis bahan TC yang lebih lembut.

II.2 Penyempurnaan Coating

Proses Penyempurnaan coating bertujuan untuk mendapatkan


sifat tidak tembus air sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar
jas hujan,jaket,tas,parasut dan lain lain.

Pelapisan Kain

Pelapisan adalah proses pemberian lapisan tipis pada kain


bertujuan untuk merubah sifat fisik dari permukaan kain.Perubahan
fisik dari permukaan kain yang diharapkan dengan proses pelapisan
adalah mengurangi perembesan air dengan cara menutup pori-pori
kain dengan alat yang bersifat hidrofob.

Zat Pelapis

Zat pelapis merupakan molekul besar seperti jaringan yang


melapisi permukaan kain sehingga kain dapat memiliki sifat antara
lain : tidak tembus air,sedikit menyerap air,dan sukar di basahi atau
mempunyai sifat tolak air.Zat zat yang biasa digunakan untuk
pelapis adalah polimer tinggi yang berasal dari PVA dan PVAC.

II.3 PVA

Rumus kimia Polivinil Asetat


Polivinil asetat (Bahasa Inggris: Polyvinyl acetate, PVA atau PVAc)
adalah suatu polimer karet sintetis. Polivinil asetat dibuat
dari monomernya, vinilasetat (vinyl acetate monomer, VAM). Senyawa
ini ditemukan di Jerman oleh Dr. FlitzKlatte pada 1912. Hidrolisis
sempurna atau sebagian dari senyawa ini akan
menghasilkan polivinilalkohol (PVOH). Rasio hasil hidrolisis ini berkisa
rantara 87% - 99%. adapun yang iniadalah yang itu (YIaYIu) dan yang
itu bukan yang manapun (YIBYMP).
PVA dijual dalam bentuk emulsi di air, sebagai bahan perekat untuk
bahan-bahan berpori, khususnya kayu. PVA adalah lem kayu yang
paling sering digunakan, baik sebagai "lem putih" atau "lem tukang
kayu" (lemkuning). "Lemkuning" tersebut juga digunakan secara luas
untuk mengelembahan-bahan lain seperti kertas, kain, dan rokok.
PVA juga umum dipakai dalam percetakan buku
karena fleksibilitasnya dan tidak bersifat asam seperti banyak polimer
lain. Lem Elmer adalah merklem PVA terkenal di Amerika Serikat.
PVA juga sering dijadikan kopolimer bersama akrilat (yang lebih
mahal), digunakan pada kertas dan cat. Kopolimer ini disebut vinil
akrilat.
II.3.1 Fiksasi zat kanji
Penyempurnaan menggunakan campuran zat kanji
merupakan pelapisan serat dengan lapisan film pelindung yang
pada akhirnya lapisan tersebut harus mudah dihilangkan pada
saat proses penghilangan kanji. Oleh sebab itu suatu ikatan yang
terlalu kuat antara serat dan zat kanji bukan merupakan suatu hal
yang utama. Lebih disukai ikatantersebut berupa ikatan hidrogen
atau van der walls atau jenis ikatan elektrostatik yangrelative
lemah dan sifatnya fisik. Fiksasi tersebut dapat berbentuk gaya-
gaya dwi kutub atau elektrolit. Suatu dwi kutub listrik terdiri dari
dua pusat dengan muatan sama tetapi berlawanan.

III. PERCOBAAN
III.1 Alat Yang Digunakan
Neracateknis
Pialagelas 500 ml
Pengaduk
p
P
t
M
k
s
lu
III.2

III.3

III.4

III.5
v
E
n
ia
0
5
1
g
n
r
u
Cr
b
m
e
h
d
A
V
PVA
PVAc


Mesin Pad
MesinStenter
Bahan Yang Digunakan


Kain T/C
PVA dan PVAc

Diagram Alir

Skema Proses

Resep

Curring
III.6 Fungsi Zat
: 200 g/l
: secukupnya
: suhu 150oC selama 2 menit.
1. kanji : melapisi permukaan kain sehingga kain dapat memiliki
sifat antara lain tidak tembus udara, sedikit menyerap air dan
sukar dibasahi atau mempunyai sifat tolak air.
2. Air : Media tercampurnya semua zat-zat menjadi suatu larutan
penyempurnaan resin tolak air.

III.7 Cara Kerja


1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Zat ditimbang sesuai kebutuhan.
3. Larutkan PVA terlebih dahulu
4. Zat dilarutkan hingga homogeny
5. Kain yang telah di siapkan ,lalu diberikan lapisan pada muka
pertama menggunakan PVA
6. Kain yang telah dilapisi,lalu di curring pada suhu 150 C selama
2 menit
7. Ulangi proses pertama dengan permukaan yang berbeda dan zat
yang berbeda
8. Lakukan evaluasi.

IV. Data Percobaan


IV.1 Perhitungan
200
PVA =
100 ml=20 g /l
100 0

IV.2 Hasil percobaan


IV.2.1 Uji kekakuan kain muka 1 dengan PVAc

Kain contoh
1. 2. Rata-rata
uji
4 cm 3,75 cm
Kain 1
4,25 cm 4,25 cm 4 cm
3,75 4
Kain 2
4 4

IV.2.2 Uji kekakuan kain muka 2 dengan PVA


Kain contoh
1. 2. Rata-rata
uji
5 cm 4,5 cm
Kain 1
4,75 cm 5 cm 4,84 cm
4,5 4,75
Kain 2
5 5,25

IV.2.3 Gramasi
x cl kain muka 1 = 4 cm
x cl kain muka 2 = 4,84 cm
100 x 100
x 1,41=141
Gramasi T/C (w) = 10 x 10 g/m2

G1 = 0,1 x W x (0,5x x cl)


= 0,1 x 141 x (0,5 x 4 )
= 28,2 g/m2

G2 = 0,1 x 141 x (0,5 x 4,84 )

= 34,12 g/m2

IV.2.4 Uji spray tester


Pengujian bahan sendiri biasanya dengan penggunaan uji siram dengan
penggunaan spray tester lalu membandingkan hasilnya dengan spray tester
scale
.
Tabel Kriteria penilaian uji siram Keterangan
(kemampuan bahan menolak air).
Kriteria nilai
100 Tidak terjadi pembasahan dipermukaan
kain
90 Terjadi sedikit pembasahan di
permukaan kain
80 Terjadi pembasahan disebagian daerah
permukaan kain
70 Terjadi pembasahan disebagian
permukaan kain
50 Terjadi pembasahan diseluruh
permukaan kain
0 Terjadi pembasahan diseluruh
permukaan kain bagian atas dan bawah

Menggunakan PVAc Menggunakan PVA

50 50

IV.2.5 Contoh uji


Muka pertama PVAc Muka kedua PVA
V. Diskusi
Telah dilakukan proses penyempurnaan coating/pelapisan, pelapisan
adalah proses pemberian lapisan tipis pada kain bertujuan untuk
merubah sifat fisik dari permukaan kain.Perubahan fisik dari
permukaan kain yang diharapkan dengan proses pelapisan adalah
mengurangi perembesan air dengan cara menutup pori-pori kain
dengan alat yang bersifat hidrofob dengan menggunakan kanji PVA
dan PVAc.Prinsip daripada coating ini adalah melapisi kain dengan
larutan PVA dan PVAc dengan masing-masing satu muka pada 1
kain, zat aditif seperti kanji/PVA yang dapat membentuk lapisan tipis
pada permukaan sehingga penggunaan resin tidak terlalu banyak
dan ekonimis.

Berdasarkan hasil evaluasi percobaan penyempurnaan


coating/lapisan dengan memvariasikan kanji dengan dua muka
didapatkan nilai rata-rata kekakuan pada penggunaan PVA lebih kaku
sebesar 4,84 cm daripada kain dengan variasi menggunakan PVAc
sebesar 4 cm,dan evaluasi pada spray tester didapatkan 50,berarti
kain contoh uji yang digunakan menggunakan lapisan PVAc dan PVA
terjadi pembasahan di seluruh permukaan kain.

VI. Kesimpulan
Beradasarkan praktikukum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu :
1.Kekakuan

- Kain muka pertama menggunakan PVAc memiliki nilai rata-rata


kekakuan sebesar 4 cm dan gramasinya 28,2 g/m2

- Kain muka kedua menggunakan PVA memiliki nilai rata-rata


kekakuan sebesar 4,84 cm dan gramasinya 34,12 g/m2

2. Spray Tester

- Kain muka pertama menggunakan PVAc spray testnya 50,terjadi


pembasahan diseluruh permukaan kain

- Kain muka kedua menggunakan PVA spray testnya 50,terjadi


pembasahan diseluruh permukaan kain

VII. Daftarpustaka
https://www.scribd.com/mobile/document/315056685/praktik
um-Coating

http://kaospolosandalas.com/sablon-kaos-digital/apa-itu-kaos-polos-tc
https://id.wikipedia.org/wiki/Polivinil_asetat

Anda mungkin juga menyukai