Anda di halaman 1dari 44

BAB II

Teori Dasar
2.1.

Lipid
Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun

jaringan tumbuhan dan hewan. Lipida merupakan golongan senyawa organik kedua yang
menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan
setiap hari. Lipida mempunyai sifat umum sebagai berikut:
a. lidak larut dalam air
b. larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform,
dan karbontetraklorida
c. mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadangkadang juga mengandung nitrogen dan fosfor
d. bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
e. berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipida bukan suatu polimer, tidak
mempunyai satuan yang berulang. Pembagian yang didasarkan atas hasil hidrolisisnya,
lipida digolongkan menjadi lipida sederhana, lipida majemuk, dan sterol.
A. Lipida Sederhana
Minyak dan lemak termasuk dalam golongan lipida sederhana. Minyak dan lemak
yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain
trigliserida, yaitu: lipida kompleks (lesitin, sephalin, fosfatida lainnya, glikolipida), sterol
yang berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan asam lemak, asam lemak bebas,
lilin, pigmen yang larut dalam lemak, dan hidrokarbon. Komponen tersebut
mempengaruhi warna dan flavor produk.

Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-

buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran. Dalam


jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam
jaringan adipose dan sumsum tulang.
Secara kimia yang diartikan dengan lemak adalah trigliserida dari gliserol dan
asam lemak.

Berdasarkan

bentuk

strukturnya

trigliserida

dapat

dipandang

sebagai hasil
kondensasi ester dari satu molekul gliseril dengan tiga molekul asam lemak, sehingga
senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun
lemak itu sama disebut trigliserida paling sederhana. Tetapi jika ketiga asam lemak
tersebut tidak sama disebut dengan trigliserida campuran. Pada umumnya trigliserida
alam mengandung lebih dari satu jenis asam lemak. Trigliserida jika dihidrolisis akan
menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi
hidrolisis trigliserida dapat digambarkan sebagai berikut:

Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam lemak jenuh akan
berwujud padat pada suhu kamar. Kebanyakan lemak binatang tersusun atas asam lemak
jenuh sehingga berupa zat padat. Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam
lemak tidak jenuh berupa zat cair pada suhu kamar, contohnya adalah minyak tumbuhan.
Lemak jika dikenakan pada jari akan terasa licin, dan pada kertas akan membentuk titik
transparan.
B.Lipida Majemuk

Lipida majemuk jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol , asam lemak dan zat
lain. Secara umum lipida komplekss dikelompokkan menjadi dua, yaitu fosfolipida dan
glikolipida. Fosfolipida adalah suatu lipida yang jika dihidrolisis akan menghasilkan
asam lemak, gliserol, asam fosfat serta senyawa nitrogen. Contoh senyawa yang
termasuk dalam golongan ini adalah lesitin dan sephalin.
Glikolipida adalah suatu lipida kompleks yang mengandung karbohidrat. Salah
satu contoh senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah serebrosida.
Serebrosida
terutama terbentuk dalam jaringan otak, senyawa ini merupakan penyusun kurang lebih
7
% berat kering otak, dan pada jaringan
syaraf.
Selain itu lipid dapat juga dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan
struktur lazimnya, yaitu:
1.

Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau
lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam
karboksilat yang mempunyai rantai karbon yang panjang dengan rumus umum :
O
R C OH
Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon yang genap.

2.

Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu
trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon, jadi tiap atom karbon
mempunyai gugus OH. Pada lemak saatu molekul gliserol mengikat tiga molkeul
asan lemak. Oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida :
R1 COO CH2
R2 COO
CH R3
COO CH2
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan sedangkan
lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair.

3.

Lilin (wax) adalah ester asam lemak dengan monohidroksi alcohol yang
mempunyai rantai karbon panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin dapat
diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau lumba-lumba. Lilin
dikeluarkan oleh lebah untuk membentuk sarang tempat penyimpanan madu. Lilin
tidak mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang
menguraikan lemak.

4. Fosfolipid adalah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester
asam fosfat. Oleh karenanya fosfolipid adalah suatu fosfogliserida.
5. Sfingolipid adalah senyawa yang mempunyai rumus dan merupakan satu-satunya
sfingolipid yang mengandung fosfat adalah sfingomielin yan terdapat dalam
jaringan saraf dan dalam otak yang mengandung sfingosin dengan beberapa ikatan
rangkap.
6. Terpen merupakan senyawa yang kebanyakan terdiri atas kelipatan dari lima
atom karbon.7. Lipid kompleks adalah lipid yang terdapat alam bergabung
dengan senyawa lain misalnya dengan protein atau dengan karbohidrat.

2.2.

Lemak atau Minyak


Definisi dari lemak/minyak adalah ester dari gliserol (alcohol trihidrat)

dengan asam lemak dengan berat molekul tinggi (C = 11-24). Minyak atau
lemak

merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari

gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan
adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah
wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur
ruang ( 28C), sedangkan lemak akan berwujud padat. Minyak tumbuhan maupun
lemak hewan merupakan senyawa trigliserida.
Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan
sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18.
Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi
pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras

dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat,
dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi
pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh
memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak
jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang
dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.
Jenis-jenis asam lemak:
NO.

NAMA ASAM LEMAK

RUMUS

JENUH/TIDAK JENUH

1.

Asam laurat

C11H23COOH

Jenuh

2.

Asam miristat

C13H27COOH

Jenuh

3.

Asam palmitat

C15H31COOH

Jenuh

4.

Asam linoleat

C17H29COOH

Tidak jenuh

5.

Asam linolat

C17H31COOH

Tidak jenuh

6.

Asam risinolat

C17H32CO(OH)2

Tidak jenuh

7.

Asam oleat

C17H33COOH

Tidak jenuh

8.

Asam stearat

C17H35COOH

Jenuh

2.3.

Sifat Lemak atau Minyak

a) Penyabunan:
Lemak/minyak mudah tersabunkan oleh lar.alkali pada suhu
mendidih.
b) Hidrolisa wax:
Wax tidak tersabunkan oleh alkali, hanya terhidrolisa pada suhu
tinggi&tekanan tinggi.

c) Hidrolisa lemak:
Lemak/minyak mudah terhidrolisa oleh lar.asam kuat pada suhu
mendidih.
d) Oksidasi reduksi:
Lemak jenuh tidak mudah teroksidasi maupun tereduksi. Sedangkan lemak
tidak jenuh tereduksi membentuk lemak jenuh dan mudah teroksidasi
membentuk keton- keton yang berbau tengik.
e) Pengsulfonan dan pengsulfatan:
Pengsulfonan : lemak jenuh dapat disulfonkan oleh asam dulfat pekat pada
suhu dan tekanan tinggi.
Pengsulfatan : lemak tidak jenuh dapat disulfatkan oleh asam sulfat pekat
pada suhu mendidih.
2.4.

Analisa lemak

Lemak/minyak dapat dianalisa dengan beberapa cara, diantaranya adalah sebagai


berikut :

Bilangan Asam (BA)


Adalah bilangan yang menunjukkan berapa mg KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam-asam organik (lemak) bebas di dalam larutan lemak. Metoda
bilangan asam adalah penetralan asam dengan alkali.
Tujuan analisa bilangan asam ini adalah menentukkan banyaknya asam lemak
bebas di dalam lemak/minyak.

Bilangan Ester (BE)


Adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya KOH yang diperlukan untuk
menghidrolisa lemak dan menyabunkan asam lemak yang teresterkan dalam
lemak/minyak. Jadi bilangan ester merupakan suatu ukuran bagi kadar eseryang
terdapat dalam lemak/minyak. Pada prinsipnya penetuan bilangan ester adalah
hidrolisa lemak dan penyabunan asam lemak dan alkali. Tujuannya yaitu
menentukan banyaknya asam lemak yang teresterkan pada gliserol di dalam
lemak/minyak.

Bilangan Penyabunan (BP)


Adalah angka yang menunjukkan berapa mg KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan sempurna 1 gram lemak/minyak. BP ini merupakan ukuran dari
berat molekul rata-rata campuran gliserida-gliserida yang menyusun
lemak/minyak. Bilangan Penyabunan terutama sekali digunakan untuk
membedakan minyak-minyak yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi
minyak kacang-kacangan, mentega dan lain-lain. Tujuan analisa Bilangan
Penyabunan adalah menentukan banyaknya total asam lemak (yang bebas
diesterkan) di dalam lemak/minyak. Metoda yang digunakan adalah hidrolisa
lemak dan penyabunan asam lemak dengan alkali.

Bilangan Iodium (BI)


Adalah bilangan yang menunjukan berapa mg (%) halogen (sebagai iodium)
yang dapat diikat oleh 100 mg lemak/minyak atau prosentase dari iodida yang
diabsoprsi oleh lemak/minyak. BI merupakan ukuran bagi banyaknya ikatan
rangkap (tidak jenuh) dalam lemak/minyak darena halogenida akan diadisi pada
ikatan rangkap tersebut. Nilai-nilai yang didapat secara kimia (BA,BE dan BP)
penting dalam mengidentifikasi suatu lemak/minyak tetapi BI paling penting.
Metoda yang digunakan adalah adisi ikatan rangkap dalam hidrokarbon dengan
halogen (I, Br).
BAB III
Alat dan Bahan

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat yang digunakan untuk percobaan 1 (Bilangan Asam):
1. Erlenmeyer 250mL
2. Timbangan digital
3. Gelas ukur 100mL
4. Buret 50mL
b. Alat yang digunakan untuk percobaan 2 (Bilangan Ester):

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Erlenmeyer 250mL
Timbangan digital
Batu didih
Alat untuk merefluks
Gelas ukur 100mL
Buret 50mL

7.
c. Alat yang digunakan untuk percobaan 3 (Bilangan Penyabunan):
8.
9.

1. Erlenmeyer 250mL
10.

11.

2. Timbangan digital
12.

13.

3. Batu didih
14.

15.

4. Alat untuk merefluks


16.

17.

5. Gelas ukur 100mL


18.

19.

6. Buret 50mL
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

d. Alat yang digunakan untuk percobaan 4 (Bilangan Iodium):


31.

1. Erlenmeyer tutup asah

32.

2. Timbangan digital

33.

3. Pipet ukur 10mL

34.

4. Buret 50mL

35.

5. Gelas ukur 100ml

e. Alat yang digunakan untuk percobaan 5 (Kadar Lemak dalam Air):


36.

1. Erlenmeyer 250mL

37.

2. Pengekstrak Soxhlet yang terdiri dari:


38.

Labu lemak / labu ekstraksi 250 mL

39.

- Tabung / Labu Soxhlet

40.

- Pendingin gondok / pendingin spiral

41.

3. Penangas listrik

42.

4. Oven

43.

5. Eksikator

44.

6. Neraca analitik

45.
46.

3.2

Pereaksi

dan Pelarut
47.
a. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 1 (Bilangan Asam):
48.

1. Eter : Alkohol netral = 1 : 2

49.

2. KOH Alkohol 0,1 N

50.

3. Indikator PP

b. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 2 (Bilangan Ester):


51.

1. KOH Alkohol 0,5 N

52.

2. HCl 0,5 N

53.

3. Indikator PP

c. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 3 (Bilangan Penyabunan):


54.

1. KOH Alkohol 0,5 N

55.

2. HCl 0,5 N

56.

3. Indikator PP

d. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 4 (Bilangan Iodium):


57.

1. Larutan hanus 0,1 N

58.

2. Chloroform

59.

3. Larutan tiosulfat 0,1 N

60.

4. Indikator kanji 0,5 %

61.

5. Kalium Iodida 10%

62.
63.

64.

e. Pelarut yang digunakan untuk percobaan 5 (Kadar Lemak dalam Air):


65.

66.

1. Benzena

67.

2. Etanol

68.

3. Karbontetraklorida

69.

4. Trichloro etilena

70.

5. Campuran Benzena : Etanol = 1 : 1

71.
72.
73.
74.

3.3 Reaksi
75.
a. Reaksi pada percobaan 1 (Bilangan
Asam):
76.

RCOOH

KOH

RCOOK + H2O
b. Reaksi pada percobaan 2 (Bilangan Ester):
77.

R(COO)3C3H5 + KOH

RCOOK + C3H5(OH)3

c. Reaksi pada percobaan 3 (Bilangan Penyabunan):


78.
KOH + HCl
KCl +
H2O
79.

R(COO)3C3H5 + 3KOH

80.
d. Reaksi pada percobaan 4 (Bilangan
Iodium):
81.

3RCOOK + C3H5(OH)3

82.
83.

BAB IV
Cara Kerja

84.
85.

3.4 Cara Kerja


86.
a. Cara kerja percobaan 1 (Bilangan Asam):
87.
88. 1.

Pertama, kita harus menimbang dengan teliti 1-2 gram lemak/minyak

dengan ketentuan empat angka dibelakang koma.


89.

2. Kemudian, minyak/lemak dilarutkan dengan 25 mL epelarut eter alcohol

netral.
90.
91.

3.

Lalu, bubuhi dengan 2 tetes indicator PP, larutan harus menjadi tidak

berwarna.
92.
93. 4.

Langkah selanjutnya adalah, titar cepat dengan KOH Alkohol 0,1 N

sampai warnanya menjadi merah jambu muda.


94. 5. Namun, sisa larutannya jangan dibuang, karena akan digunakan untuk
percobaan selanjutnya, yaitu Bilangan Ester.
95.

6. Percobaan Bilangan Asam ini dilakukan secara duplo.


96.

b. Cara kerja percobaan 2 (Bilangan Ester):


97.
98.

1.

Dari

sisa

cairan

bekas

percobaan

Bilangan

Asam

tadi,

ditambahkan 10mL tepat


99. Alkohol 0,5 N ke dalam larutannya.
100.

2.

Kemudian, bubuhi dengan batu didih dan sambungkan dengan

pendingin tegak dan reflukslah selama 15-30 menit, jangan lupa untuk
mengocoknya sewaktu-waktu agar proses penyabunan menjadi sempurna.
101.

3. Di akhir pendidihan, beri beberapa tetes indicator PP (larutan harus

berwarna merah maka larutan masih mengandung kelebihan KOH Alkohol),

jika tidak berwarna merah maka perlu penambahan KOH Alkohol 0,5 N dan
kemudian direfluks lagi selama 15-30 menit.
102.

4.

Selanjutnya adalah, angkat dan dinginkan sebentar, namun jangan

terlalu dingin karena minyak/lemak bisa membeku.


103.

5.

Titar cepat dengan HCl 0,5 N sampai warna menjadi merah jambu

muda/tepat warna merah hilang.


104.

6.

Dalam percobaan ini, perlu dilakukan titrasi blanko untuk 10 mL KOH

Alkohol 0,5 N.

c. Cara kerja percobaan 3 (Bilangan Penyabunan):


105.
106.1.

Pertama, kita harus menimbang dengan teliti 1-2 gram

contoh

lemak/minyak dengan ketentuan empat angka dibelakang koma yang sudh bebas
air dan asam mineral.
107.2.

Kemudian, minyak/lemak ditambahkan dengan 10 mL tepat KOH Alkohol 0,5

N.
108.
109.3. Lalu, bubuhi batu didih dan reflukslah selama 15-30 menit.
110.
111. 4.

Di akhir pendidihan, beri beberapa tetes indicator PP (larutan harus

berwarna merah maka larutan masih mengandung kelebihan KOH Alkohol), jika
tidak berwarna merah maka perlu penambahan 10mL KOH Alkohol 0,5 N dan
kemudian direfluks lagi selama 15-30 menit.
112. 5.

Selanjutnya adalah, angkat dan dinginkan sebentar, namun jangan terlalu

dingin karena minyak/lemak bisa membeku.


113. 6.

Titar cepat dengan HCl 0,5 N sampai warna menjadi merah jambu

muda/tepat warna merah hilang.


114. 7.

Dalam percobaan ini, perlu dilakukan titrasi blanko untuk 10 mL KOH Alkohol

0,5 N.
115.
d. Cara kerja percobaan 4 (Bilangan Iodium):
116.
117. 1.
ke

Pertama, kita harus menimbang

dengan

teliti

contoh

minyak/lemak

dalam Erlenmeyer bertutup asah. Untuk minyak/lemak yang mempunyai

bilangan iodium tinggi (a, c, e) cukup 0,1-0,2 gram saja. Sedangkan untuk
minyak/lemak yang memiliki bilangan iodium rendah (b,d) harus 1-2 gram.
118. 2. Kemudian, larutkan dengan 5mL choloroform dan tambahkan 10 mL tepat
larutan
119.
120.3.

Hanus 0,1 N melalui buret.


Erlenmeyer tutup asah harus segera ditutup, goyangkan sebentar dan

simpan ditempat yang gelap selama 15 menit agar reaksi berjalan sempurna.

121.4. Kemudian, kedalam larutan yang berlebih (sisa hasil reaksi) beri 10mL larutan
KI 10%
122.
123.5.

dan encerkan dengan air suling.


Iodium yang dibebaskan segera dititar dengan larutan tiosulfat 0,1 N

hingga kuning muda, beri 1-2mL kanji.


124.6. Lalu, lanjutkan titrasi hingga larutan menjadi tidak berwarna.
125.7.

Dalam percobaan ini, perlu dilakukan titrasi blanko untuk 10 mL larutan

Hanus 0,1 N
126.

dan 5 mL choloroform, simpan ditempat gelap dan titar dengan larutan

tiosulfat 0,1 N.

e. Cara kerja percobaan 5 (Kadar minyak dalam air):


127.
128.1. Pertama, contoh uji ditimbang dengan teliti dan misalkan berat contoh uji =
a gram
129.
130.2.

dengan ketentuan empat angka dibelakang koma.


Kemudian, keringkan labu lemak yang telah diisi batu didih didalam oven

dengan suhu
131.

150-110C selama 1 jam, kemudian dinginkan didalam eksikator dan

timbang lebu
132.

lemak dengan teliti, misalkan berat labu lemak = b gram.

133.3. Timbang terlebih dahulu kertas saring yang akan digunakan.


134.4.

Lalu, contoh uji dimasukan kedalam kertas saring tabung atau dibungkus

dengan kertas saring biasa

(sudah diketahui beratnya), bungkuslah sesuai

aturan agar tinggi kertas saring tidak mengganggu sirkulasi zat pelarut
minyak/lemak.
135.5. Contoh uji tersebut dimasukkan kedalam labu Soxhlet.
136.6.

Kemudian, masukan zat pelarut minyak/lemak sebanyak 1,5-2 kali volume

labu Soxhlet yang telah dilengkapi labu lemak dan hubungkan dengan alat
pendingin.
137.7. Labu Soxhlet diletakkan diatas pemanas listrik dan alirkan air pendingin.
138.8.

Kemudian, lakukan ekstraksi ini selama kurang lebih 2 jam atau sekurang-

kurangnya 5 kali sirkulasi pelarut.


139.9.

Setelah ekstraksi selesai, keluarkan contoh uji dari labu Soxhlet, untuk

menghilangkan pelarut pada contoh uji maka contoh uji harus dikeringkan terlebh
dahulu didalam oven pada suhu 105-110C selama 1-2 jam, barulah dimasukan
kedalam eksikator selama 15 menit dan timbang contoh uji dengan memisalkan
contoh uji setelah percobaan = c gram.
140.10. Lalu, pisahkan lemak/minyak dari pelarut dalam labu ekstraksi dengan
penyulingan
141.

sampai pelarut hampir habis.

142.11. Kemudian, hilangkan juga sisa pelarutnya dalam labu ekstraksi pada oven
pada suhu

143.

105-110C selama 30 menit, barulah dimasukan dalam eksikator selama

15-20 menit dan timbang hingga bobot menjadi tetap.


144.12. Terakhir, ulangi pekerjaan tersebut hingga bobot tetap dan terakhir
penimbangan dengan perbedaan maksimal 0,1 mg dengan penimbangan
sebelumnya. Misalkan berat labu lemak setelah percobaan dan minyak/lemak
= d gram.

145.

BAB V
Hasil

146.
147.

5.1 Data Percobaan dan Perhitungan Percobaan 1 (Bilangan

Asam):
148.
149.

Contoh uji 1

: 1,23325gr

Contoh uji 2

: 1,0985 gr

150.
151.
152.
1.

2.

3.

153.

Ti

Ti

154.
155.

4.

5.

6.

156.

157.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

1,

2,

158.
159.

N KOH
: 0,1 N

160.

BE KOH
: 56

161.
162.

BA 1=

ml titrasi x N KOH x BE KOH alkohol


bobot contohlemak ( mgram)

163.
164.

1,00 x 0,1n x 56
=4,5399 gr
1,23325

165.

BA 2=

ml titrasi x N KOH x BE KOH alkohol


bobot contohlemak ( mgram)

166.
167.
168.

2,00 x 0,1 n x 56
=10.19557 gr
1,0985
5.2 Data Percobaan dan Perhitungan Percobaan 2 (Bilangan Ester):

169.
170.

Contoh uji 1

: 1,23325gr

Contoh uji 2

: 1,0985 gr

171.
172.
173.
13.

14.

15.

16.

Ti

Ti

Bl

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

1,

2,

8,

174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.

N KOH

: 0,5 N

181.

BE KOH

: 56

182.
183.
184.
185.

BE 1=

(ml blangkoml titrasi )x N KOH x BE KOH alkohol


bobot contohlemak (mgram)

186.
187.

(8,301,00) x 0,5 n x 56
=34,0944 gr
1,23325 gr

188.

BE 2=

(ml blangkoml titrasi)x N KOH x BE KOH alkohol


bobot contohlemak (mgram)

189.
190.
191.

(8,302,00) x 0,5n x 56
=84,1147 gr
1,0985 gr
Kesiimpulan

192.
193.

Pada praktikum penentuan bilangan ester didapat hasil :

194.

BE pada sampel 1 :

195.

BA pada sampel 2:

196.

5.3 Data Percobaan dan perhitungan penetapan Oil picked up

34,0944 gr

84,1147 gr

197.
a. Berat awal contoh uji = 1,8992 gram (a)
198.
Berat awal labu lemak = 121,1547 gram (b)
b. Berat akhir contoh uji = 1,7976 gram (c)
199.
Berat akhir labu lemak = 121,2650 gram (d)
200.
201.
202.

kadar minyak =

ac
x 100
cu

203.
204.
205.

1,89921,7976
=5,35
1,8992 gr

Atau
206.
207.

kadar minyak =

d b
x 100
cu

208.
209.
210.

121,2650121,1547
=5,81
1,8992 gram

211.
212.

Kesimpulan :

213.

Pada praktikum penetapan kadar minyak ( oil picked up )

didapatkan kadar lemak 5,35 % atau 5,81 %


214.
215. 5.4 Penetapan Bilangan Penyabunan (BP)
216.

Bobot contoh 1 = 1,0165 gram

217.

Bobot contoh 2 = 1,0656 gram

218.

N HCl = 0,5 N

219.

BE Alkohol KOH = 56

29.

30.

31.

32.

Ti

Ti

Bl

33.

34.

35.

36.

0,

37.

38.

39.

40.

220.
221.
222.
223.
224.
225. Bilangan
Penyabunan
blankoV

41.

42.

43.

44.

1,

2,

HCl x BE Alkohol KOH


226.

(30ml 11,00) 0,5 56


1,0165 g
Bilangan Penyabunan 1
228.

=
= 523,3644 mg/1 g minyak

(30ml 16,50) 0,5 56


1,0656 g
229.

Bilangan Penyabunan 2
230.

231.

=
=354,729 mg/1 g minyak

Bilangan penyabunan = BP1-Bp2

234.

232.

= 523,3644-354.729 gr

233.

= 168.6354 gr

(V

contoh)x

Bobot contoh

227.

235. 5.5

Penetapan Bilangan Iodium (BI)

236.

Bobot contoh uji 1 = 1,0176 gram

237.

Bobot contoh uji 2 = 1.0075 gram

238.

BE = 158/2 = 79

239.
45.

46.

47.

48.

Ti

Ti

Bl

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

8,

5,

57.

58.

59.

60.

3,

2,

240.
241.
242.

Bilangan Iodium = (titrasi blankotitrasi contoh) xNTiosulfatxBEx100/1000


243.

Bobot contoh

(17.10 3,00) 0,1127

100
1000

1,01736 g
244.

Bilangan Iodium contoh uji

= 18, 34 %

245.

(17.70 3,00) 0,1127


246.

Bilangan Iodium contoh uji

1,0075 g

247.
248.
249.

BABVII

Kesimpulan

100
1000
= 19, 16 %

250.
a. Kesimpulan Percobaan 1 (Bilangan Asam):
251.

Dari hasil praktikum didapatkan Bilangan Asam pertama sebesar

4,5399gram hasil
252.

Bilangan Asam kedua sebesar 10,1957gram


253.

b. Kesimpulan Percobaan 2 (Bilangan Ester):


254.

Dari hasil praktikum didapatkan Bilangan Ester pertama sebesar

34,0494 gram hasil


255.

Bilangan Ester kedua sebesar 84,1147gram

c. Kesimpulan Percobaan 3 (Bilangan Penyabunan):


256.

Dari hasil praktikum didapatkan Bilangan Penyabunan adalah

sebesar 168.6354
257.
d. Kesimpulan Percobaan 4 (Bilangan Iodium):
258.

Dari hasil praktikum didapatkan Bilangan iodium pertama sebesar

18,34% hasil bilangan iodium kedua sebesar 19.16%


259.
e. Kesimpulan Percobaan 5 (penetapan Oil picked up):
260.

Dari hasil praktikum kadar lemak pada kain n0 7 didapat kadar

lemak yaitu 5,35 % atau 5,81%

261.

263.

265.
266.

262. B
AB III
264.
METODA
PRAKTIKUM

267.
3.1.

Alat dan Bahan

268.

a. Alat yang digunakan untuk percobaan 1 (Penetapan Alkali Bebas):


269.

1. Erlenmeyer 250mL
2.

3. Neraca analitik
4.

5. Gelas ukur 100mL


6.

7. Buret 50mL
8.

9. Batu didih
10.

11. Pendingin gondok / pendingin spira

12.

14.

13.

b. Alat yang digunakan untuk percobaan 2 (Penetapan Asam Lemak Bebas):


15.

16.
1. Erlenmeyer 250mL
2.

3. Neraca analitik
4.

5. Batu didih
6.

7. Pendingin gondok / pendingin spiral


8.

9. Gelas ukur 100mL


10.

11. Buret 50mL

12.
c. Alat yang digunakan untuk percobaan 3 (Penetapan Alkali Total):
13.

1. Erlenmeyer 250mL
2.

3. Neraca analitik
4.

5. Gelas ukur 100mL


6.

7. Buret 50mL

8.
d. Alat yang digunakan untuk percobaan 4 (Kadar Lemak yang Tak Tersabunkan):
9.

1. Piala gelas 500mL


2. Neraca analitik
3. Gelas ukur 100mL
4. Pengekstrak Soxhlet yang terdiri dari:
5. Labu lemak / labu ekstraksi 250 mL
6. Tabung / Labu Soxhlet
7. Pendingin gondok / pendingin spiral
8. Corong pemisah
9. Penangas listrik
10. Oven
11. Eksikator

12.

13.

e. Alat yang digunakan untuk percobaan 5 (Kadar Zat Pemberat/Fillers):


14.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Erlenmeyer 250 ml
Neraca analitik
Pendingin gondok / pendingin spiral
Penangas air
Kertas saring
Oven
Eksikator

8.
f. Alat yang digunakan untuk percobaan 6 (Penetapan Kadar Minyak/Logam
Pelikan):
9.
1. Tabung reaksi
2. Neraca analitik
3. Gelas ukur 100 mL
4. Pipet ukur 10 mL
5. Kertas saring

6.

7.
8.

3.2.

9.

Pereaksi

a. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 1 (Alkali Bebas):


10.

1. Alkohol netral
11.

2. HCl 0,1000 N
12.

3. Indikator PP

13.

b. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 2 (Asam Lemak Bebas):


14.

1. Alkohol netral
15.

2. KOH Alkohol 0,1000 N


16.

3. Indikator PP

c. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 3 (Alkali Total):


17.

1. Larutan HCl 0,5000 N


18.

2. Indikator MO

19.

d. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 4 (Kadar Lemak Bebas yang Tak
Tersabunkan):
20.

1. Eter
21.

2. NaHCO3 1%

22.

e. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 5 (Kadar Zat Pemberat/Fillers):


23.

1. Alkohol 95%
f. Pereaksi yang digunakan untuk percobaan 6 (Penetapan Minyak/Logam
Pelikan):
24.

1. KOH Alkohol 0,5 N


25.

26.

3.3.

27.

Reaksi

a. Reaksi pada percobaan 1 (Alkali


Bebas): NaOH + HCl
NaCl + H2O KOH + HCl
KCl + H2O
b. Reaksi pada percobaan 2 (Asam Lemak Bebas):
28.

29.

RCOOH + KOH

RCOOK + H2O
c. Reaksi pada percobaan 3 (Alkali
Total):
30.

RCOONa + H2O

RCOOH + NaOH NaOH + HCl


NaCl + H2O

31.

3.8 Cara Kerja


32.

33.

34.

Cara kerja percobaan 1 (Penetapan Alkali Bebas):

35.
7. Pertama, kita harus menimbang dengan teliti 1-2 gram contoh
sabun kedalam
36.

37. Erlenmeyer 250 mL dengan ketentuan empat angka


dibelakang koma.

38.

39.
8. Kemudian, contoh sabun dilarutkan dengan 25 mL epelarut eter alcohol
netral.
40.

41.
9. Lalu, bubuhi dengan 1-2 butir batu didih, dan reflukslah selama 15-30
menit.
42.

43.
larut.
45.
PP.
47.

10. Setelah semua sabun larut, dinginkan sebentar namun jangan sampai
44.

11. Setelah didinginkan sebentar, larutan dibubuhi dengan 2-3 tetes indicator
46.

48.

12. Kemudian, titar dengan HCl 0,1000 N hingga warna merah tepat hilang.

49.
50.

51.

52.

Cara kerja percobaan 2 (Penetapan Asam Lemak Bebas):

53.
1. Pertama, kita harus menimbang dengan teliti 2-3 gram contoh
sabun ke dalam
54.

55. Erlenmeyer 250 mL dengan ketentuan empat angka


dibelakang koma.

56.

57.
2. Kemudian, contoh sabun dilarutkan dengan 25 mL epelarut eter alcohol
netral.
58.

59.
3. Lalu, bubuhi dengan 1-2 butir batu didih, dan reflukslah selama 15-30
menit.
60.

61.
larut.
63.
PP.

4. Setelah semua sabun larut, dinginkan sebentar namun jangan sampai


62.

5. Setelah didinginkan sebentar, larutan dibubuhi dengan 1-2 tetes indicator


64.

65.
6. Kemudian, titar dengan KOH Alkohol 0,1000 N hingga warna merah
muda.
66.

67.
68.
69.

70.

71.

Cara kerja percobaan 3 (Penetapan Alkali Total):

72.
8. Pertama, kita harus menimbang dengan teliti 0,5-1 gram contoh
sabun ke dalam
73.

74. Erlenmeyer 250 mL dengan ketentuan empat angka


dibelakang koma.

75.

76.
9. Kemudian, sabun dilarutkan dalam 50 mL air suling, hingga
seluruh sabun larut.
77.

78. Namun, jangan terlalu dikocok untuk menghindari busa.


79.

80.
82.

81.

10. Lalu, bubuhi 2-3 tetes indicator MO.


11. Kemudian, titar dengan HCl 0,5000 N hingga warna jingga muda.

83.

Cara kerja percobaan 4 (Kadar Lemak Bebas yang Tak Tersabunkan):


84.

85. 8. Pertama, kita harus menimbang dengan teliti 5-10 gram contoh sabun ke
dalam
86.

87.

88.

Erlenmeyer 250 mL dengan ketentuan empat angka dibelakang koma.

89. 9. Kemudian, contoh sabun dilarutkan dengan 50-100 mL larutan NaHCO3 1%.
90.

91. 10. Lalu, larutan dipanaskan diatas penangas air, namun jangan dikocok untuk
menghindari busa.
92. 11. Dinginkan hingga mencapai suhu kamar, kemudian larutan contoh sabun
yang sudah larut di pindahkan ke dalam corong pemisah secara kuantitatif,
sedangkan piala gelasnya dibilas menggunakan NaHCO3 1%.
93. 12. Kemudian, masukkan 10-20 mL larutan eter ke dalam corong pemisah, dan
kocok/putar
94.

95.

corong pemisah yang berisi larutan contoh sabun. Biarkan beberapa

menit hingga terlihat lapisan pemisah.


13. Jika sudah terlihat lapisan pemisah, maka pisahkan larutan eter dan larutan
NaHCO3
96.

97.

98.

99.

1%.

100.14. Lapisan bawah yang terdiri dari NaHCO3 1% dimasukkan kembali ke


dalam piala gelas. Sedangkan lapisan atas yang berisi eter dimasukkan ke dalam
labu lemak yang telah diketahui bobotnya.
101.15. Larutan contoh dan NaHCO3 1% yang berada dalam piala gelas tersebut
dimasukkan kembali ke dalam corong pemisah, kemudian tambahkan 10-20 mL
larutan eter dan ulangi pengerjaan seperti tadi hingga 3 kali berturut-turut.
102.16. Larutan eter yang sudah terkumpul, disulingkan dengan alat Soxhlet.
103.

104.17. Residu yang tinggal di dalam labu lemak dikeringkan didalam oven suhu 110C
selama
105.

106.
107.

30 menit, kemudian di dinginkan dalam eksikator dan timbang hingga


bobot tetap.

108.
109.

110. Cara kerja percobaan 5 (Kadar Zat Pemberat/Fillers):


111.

112. 1. Pertama, kita harus menimbang dengan teliti 1-2 gram contoh sabun ke
dalam
113.

114.

115.

Erlenmeyer 250 mL dengan ketentuan empat angka dibelakang koma.

116. 2. Kemudian, contoh sabun dilarutkan dengan 50-100 mL Alkohol 95%.


117.

118. 3. Reflukslah larutan contoh sabun. Sabun dan hidroksida alkali akan larut,
karbonat tidak.
119. 4. Bagian yang tidak larut disaring menggunakan kertas saring (telah diketahui
bobotnya).

120.5. Kertas saring dan residu dikeringkan pada suhu 105-110C selama 30
menit, kemudian
121.

122.

123.

masukkan eksikator dan timbang hingga bobot tetap.

124.

125. Cara kerja percobaan 6 (Penetapan Minyak/Logam Pelikan):


126.

127.1. Pertama, kita harus menimbang kira-kira 0,1-0,2 gram contoh sabun lalu
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
128.2. Kemudian, sabun dilarutkan dalam 2 mL KOH Alkohol 0,5 N.
129.

130.3. Lalu, larutan yang terjadi diencerkan menggunakan aquades.


131.

132.4. Kemudian, encerkan kembali dengan air suling secara berturut-turut.


Kurang lebih
133.

134.

135.

5kali pengenceran.

136.5. Adanya logam pelikan menunjukkan kekeruhan pada setiap pengenceran


dengan air.
137.

138.

Namun jika tidak adanya logam pelikan maka tidak terjadi

kekeruhan.
139.
140.
141.

ANALISA SABUN

Penetapan Alkali Bebas

1029,1
142.

Bobot contoh uji = 1,0291 gram =

143.

Bobot contoh uji 2 = 1,0111 gram = 1011,1 mg

144.

N HCl = 0, 1 N

145.

BE NaOH = 40
1.

mgram

2.

3.

146.

Ti

Ti

147.
148.

4.

5.

6.

149.

1,

0,

150.

7.

8.

9.

1,

0,

10.

11.

12.

1,

0,

151.Alkali

bebas

contoh x N) HCl x BE x 100 %

titrasi

152.

Bobot contoh (mg)

153.

Alkali bebas contoh uji

0,8 x0,1x 200


100%
1029,1 mg
154.

= 1,5447%%

155.
156.
157.
158.

Alkali bebas = ( titrasi contoh x N) HCl x BE x 100 %


159.

Bobot contoh (mg)

160.

Alkali bebas contoh uji

0,7 x0,1x 200


100%
1011,1 mg
161.

= 1,3846%

162.

Rata-rata

1,5547+ 1,3846
=1,4696
2

163.
Penetapan Asam Lemak Bebas
164.

Setelah ditambahkan indikator PP dan dilakukan penitaran dengan HCL

0,1 N ternyata warna larutan tidak berubah menjadi bening, hal ini menunjukkan
Contoh uji tidak mengandung Asam Lemak bebas
165.
Penetapan Penetapan alkali Total
166.

Kadar alkali total = ml titrasi x N HCl x BE KOH x 100 %


167.

168.

Bobot contoh (mg)

Berat contoh uji


13.

= 0,5045 gram = 504,5 mgram

14.

15.

Ti

Ti

16.

17.

18.

169.Berat contoh uji 2


0,5044 gram = 504,4
170.N HCl
171.BE KOH
= 56
172.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

2,

4,

173.

= 0,5

174.
175.
176.
177.

Alkali total

= ml titrasi x N HCl x BE x 100 %

178.

Bobot contoh (mg)

179.

= 2 x 0,5 x 56 x 100 %

180.

504,5 mg
181.

= 11,10 %

182.
183.
184.
185.

Alkali total

= ml titrasi x N HCl x BE x 100 %

186.

Bobot contoh (mg)

187.

= 4 x 0,5 x 56 x 100 %

188.

504,4mg
189.

= 22,204%

190.
191.

Rata-rata

11,10 +22,20
=16,65
2

192.
193.
Penetapan kadar lemak bebas yang tidak tersabunkan
194.

Berat contoh sabun (Rian Badru zaman 15020055)

195.

Berat labu kosong

= 107,4772gram

196.

Berat labu + residu

= 107,7556gram

197.

Berat residu

5,4424

gram

= 0,12784 gram

berat residu
100%
berat contoh uji
198.

kadar lemak bebas yang tidak tersabunkan =

199.

0,2782 gram
100%
5,4424 gram
200.

kadar lemak bebas yang tidak tersabunkan =


201.
202.

= 5,1153% %

203.
204. 5.

Penetapan kadar filler

205.

Berat contoh sabun

= 1,0256 gram

206.

Berat kertas saring awal

= 0,3496 gram

207.

Berat kertas saring + residu

208.

Berta residu

= 0,4200 gram
= 0,0704 gram

berat residu
100%
berat contoh uji
209.

Kadar filler (pemberat)

0,0704
100%
1,0256
210.

Kadar filler (pemberat)

211.

= 6,8642 %

212.
213. 6.
214.

Penetapan kadar logam pelikan


Setelah dilakukan pengenceran sebanyak 5 kali, tidak menunjukan

kekeruhan pada setiap pengenceran dengan air, dapat disimpulkan bahwa


conoth uji tidak mengandung minyak logam pelikan (-).
215.
216.

BAB VII
Kesimpulan

7.1 Penetapann kadar lemak netral


217. Dari hasil praktikum yang telah dilakukakn didapatkan kadar
lemal netral sebesar 4,74 % dan sampel yang digunakan adalah 15020041
milik Muhammad Rashid Alghifary
7.2 Penetapan asam lemak bebas
218.
( pengujian kualitatif ) data kualitatif tidak berubah warna jadi
menandakan asam lemak netral, dilakukan pengujian asam lemak
bebas
7.3 Penetapan asam lemak bebas
219. Dari hasil praktikum didapatkan asam lemak bebas pertama
sebesar 1,04% hasil asam lemak bebas kedua sebesar 12,54%
7.4 Penetapan Alkali total
220. Dari hasil praktikum didapatkan alkali total pertama sebesar
12,82% hasil Alkali total kedua sebesar 12,54 %
7.5 Penetapan logam pelican
221.

Berdasarkan data percobaan didapatkan hasil wara contoh uji

jernih dan setelah pengenceran lebih lanjut warna larutan menjadi keruh.
Contoh uji positif mengandung logam pelican
7.6 Penetapan kadar logam fillers

222.

Pada percobaan yang dilakukan didapatkan kadar logam pengisi

(fillers) yaitu sebesar 10,90%


223.

Anda mungkin juga menyukai