Anda di halaman 1dari 9

PENGGOLONGAN ZAP

Nama : Sypa Lutfiah, Tantowi, Tasya Ramdyanti, Tiara Putri Gunatamy


NPM : 19420083, 19420084, 19420085, 19420086

Petunjuk Pengerjaan
 Jobsheet ini digunakan sebagai pengganti mata kuliah praktikum Zat Pembantu Tekstil
 Mahasiswa diminta untuk memahami langkah kerja dan bagian dari jobsheet yang harus
dilengkapi
 Pengerjaan jobsheet berdasarkan materi yang sudah disampaikan sebelumnya
 Jobsheet diprint kemudian diisi (tulis tangan) dan dikirim via google classroom dalam bentuk file
scan dokumen, foto, atau pdf

A. Tujuan
 Mengetahui cara mengidentifikasi golongan suatu ZAP
B. Dasar teori
Dalam industri tekstil, terutama untuk proses basah seperti pemasakan,
pengelantangan, pencapan, pencelupan dan penyempurnaan, banyak digunakan zat aktif
permukaan sebagai zat pembantu tekstil. Zat aktif permukaan mempunyai sifat khas, yaitu
mempunyai kecenderungan untuk berpusat pada antarmuka dan mempunyai kemampuan
untuk menurunkan atau menaikan tegangan permukaan. Molekul zat aktif permukaan terdiri
dari dua gugus yaitu gugus hidrofil dan hidrofob ZAP sendiri dapat digolongkan menjadi dua
kelompok :

1. An Organik

2. Organik : bersifat surfaktan : anionik, kationik, nonionik, amfoter.

Penggolongan dari ZAP Organik :

Zat Aktif Permukaan Anion


Zat aktif permukaan anion adalah zat aktif permukaan yang dalam pengionannya didalam
medium air dengan rantai panjangnya membawa muatan negatif. Zat aktif anion berfungsi
untuk menurunkan tegangan permukaan.

ZAP anion dalam strukturnya terdapat gugus

a. Senyawa karboksilat : -(R-COO-)-


b. Senyawa ester sulfat : -(R-COSO3)-
c. Senyawa aklil sulfonat : -(R-SO3)-
d. Senyawa anion lainnya yang bersifat hidrofil
Zat Aktif Permukaan Kation
Zat aktif permukaan kation adalah zat aktif permukaan yang dalam pengionannya didalam
medium air dengan rantai panjangnya membawa muatan positif. Zat aktif kation berfungsi
untuk menaikan tegangan permukaan.

Biasanya dalam ZAP kation dalam strukturnya terdapat gugus

a. Senyawa amino : - [-R-N(R`R``)H-]+


b. Senyawa amonium : - [-R-N(R`R``R```)-]+
c. Senyawa basa yang tidak mengandung nitogen : - [-R-S(R`R``)-]+
d. Senyawa basa yang mengandung Nitrogen : - - [-R- (R`R``)N-]+

Zat Aktif Permukaan Nonion


Zat aktif permukaan nonion adalah ZAP yang tidak terjadi pengionan larutan atau medium

Biasanya dalam ZAP nonionik dalam strukturnya terdapat gugus :

a. ikatan eter pada gugus terlarut : -R-R`(OR)x -OH

b. ikatan ester : -R-COO-R`-(OH)x

c. ikatan amida : -R-CO-NH-R`-(CONH)x -COOL

d. ikatan amina : -R-NH-(OR)x -OH

Zat Aktif Permukaan Amfoter


Zat aktif permukaan amfoter adalah zat aktif permukaan yang dalam pengionannya
didalam medium dengan rantai panjangnya membawa muatan negatif atau postif, bergantung
pada pH larutan. Dalam suasana asam maka ZAP akan bermuatan positif atau bersifat kationik
dan dapat menaikkan tegangan permukaan. Dalam suasana alkali akan bermuatan negatif atau
bersifat anion dan dapat menurunkan tegangan permukaan.

Dalam suasana netral maka ZAP ini tidak akan bermuatan apa-apa.

Biasanya dalam ZAP anion dalam strukturnya terdapat gugus :

a. ikatan amino dan karboksilat


b. ikatan amino dan ester sulfat

Sifat-sifat Zat Aktif Permukaan :

Umum
- Sebagai larutan koloid.
- Mempunyai absorpsi positif dan negatif.
- Dapat membentuk misel sferik dan lamerar.
- Memiliki gaya untuk melarutkan kotoran
- Membentuk larutan koloid didalam air
khusus

- Zat aktif permukaan memiliki sifat khusus yang berupa pembasahan, pembasahan ini
terdiri dari beberapa, yaitu:
- pembasahan penyebaran (Spreading),

- pembasahan adisi Adhesion)

- pembasahan penyilaman (Immersion)

- pembasahan kapiler

Zat aktif permukaan dapat dibuat dari

1. Sabun
2. Minyak yang disulfatkan atau disulfonkan
3. Parafin / olefin disulfatkan/disulfonkan
4. Arakil sulfonat
5. Alkil sulfat
6. Kondensat asam lemak
7. Senyawa polietilen oksida (poliglikol eter)
Zat aktif permukaan dibedakan antara penggolongan menurut sifat aktif ionnya yaitu
golongan anion dan golongan aktif nonion yang pada umumya bersifat menurunkan
tegangan permukaan dan golongan aktif kation yang bersifat menaikkan tegangan
permukaan. Analisa penggolongan dapat dilakukan menurut cara Wurtzschmitt.
Wurtzchmitt membagi ZAP menjadi 8 golongan, yaitu:
1. Kondensat Polialkohol
2. Kondensat alkilol amin
3. Zat aktif anion
4. Zat aktif kation
5. Polialkilena amina (bukan hanya kwartener)
6. Polialkilena oksida dengan lebih dari 10 mol etilen oksida tidak tersulfonkan
7. Polialkilena oksida dengan 10 mol etilena oksida tidak tersulfonkan
8. Polialkilena tersulfunkan

Tabel penggolongan menurut Wurtzchmitt

Hasil Pengujian
Golongan
a b c d e f g h
I - - - - - - - -
II - - - - - - - -
III + - - - - -/+ - -
IV - + - - - - + +
V - + - + - + - -
VI - - + + - + - -
VII - - - + + + - -
VIII + - - - - - + -

Sedangkan penggolongan lain menurut struktur kimia zat aktif permukaan yaitu Analisa
penggolongan berdasarkan struktur kimia dapat dilakukan menurut cara Linsenmeyer.
Linsenmeyer membagi ZAP menjadi 9 golongan yang condong menunjukkan sifat molekul
ZAP, yaitu:

1. Sabun
2. Minyak tersulfonkan
3. Minyak tersulfonkan tingkat tinggi atau terkondensasi
4. Naftalin sulfonat
5. Alkilalkilol sulfonat
6. Mersolat
7. Kondensat asam lemak
8. Kondensat protein asam lemak
9. Kondensat etilena oksida

Dalam proses zat aktif permukaan akan mengaktifkan permukaan dan cenderung untuk
berpusat pada permukaan. Tergantung dari fungsinya, zat aktif permukaan bersifat
menurunkan tegangan permukaan seperti proses pemasakan, pembasahan, dan pencucian,
selain itu juga bersifat menaikkan tegangan permukaan seperti proses pelemasan dan tolak air
(water proof). Zat aktif permukaan bekerja pada permukaan serat maupun air, sifat umum zat
aktif permukaan yaitu :

1. Tegangan permukaan
ZAP dapat menaikkan dan menurunkan tegangan permukaan. Surfaktan menurunkan
tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada
permukaan. Prosesnya yaitu dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya pada
permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air.

2. Sebagai larutan koloid


Zat aktif permukaan terdiri atas gugus hidrofil dan hidrofob.

3. Adsorpsi permukaan
Adsorpsi terdiri dari adsorpsi positif dan adsorpsi negatif. Adsorpsi positif terjadi jika
tegangan permukaan larutan lebih kecil dari tegangan permukaan zat terlarut. Zat
terlarut terkonsentrasi pada permukaan. Sedangkan adsorpsi negatif terjadi jika
tegangan permukaan larutan lebih besar dibanding tegangan permukaan zat terlarut.
Zat terlarut terkonsentrasi dalam rongga larutan.

4. Dapat melarutkan kotoran


Pembulatan kotoran : kotoran diikat membentuk misel

Konduktivitas misel sperik > konduktifitas misel lameral

Lemak larut dalam pelarut organik


C. Alat & Bahan yang digunakan
Cara Wurtzmith

No Alat No Bahan
1 Tabung reaksi 1 Contoh ZAP
2 Pipet 2 Zat anion
3 Penjepit 3 Zat kation
4 Penangas 4 Asam tanin
5 Larutan Iodium jenuh
6 BaCl2
Cara Linsenmeyer

No Alat No Bahan
1 Tabung reaksi 1 Contoh ZAP
2 Pipet 2 H2SO4 15 %
3 Penjepit 3 CaCl2 20 dH
4 Penangas 4 BaCl2 10%
5 HCl pekat
6 NaOH 10%/4N
7 CuSO4 5%,
8 fenol
9

D. Langkah kerja
PENGGOLONGAN ZAT AKTIF PERMUKAAN CARA WURTZCHMITT
Contoh ZAP dibuat larutan 1 %

a. Uji Kation
1 ml larutan contoh uji ditambah 1-2 ml zat anion keruh/tidak

b. Uji Anion
1 ml larutan contoh uji ditambah 1-2 ml zat kation keruh/tidak

c. Pemanasan I
1 ml larutan contoh uji dipanaskan dlm tabung reaksi keruh/tidak

d. Pemanasan II
1 ml larutan contoh uji dipanaskan dlm tabung reaksi keruh/tidak

e. Tanin I (pH 7 & 5)


1 ml larutan contoh uji ditambah beberapa tetes Tanin keruh/tidak

f. Tanin II (pH 4,5)


1 ml larutan contoh uji ditambah beberapa tetes Tanin II keruh/tidak

g. Tanin III (pH 2,5)


1 ml larutan contoh uji ditambah beberapa tetes Tanin III keruh/tidak
h. Iodium jenuh
1 ml larutan contoh uji ditambah larutan iodium jenuh keruh/tidak

Pengamatan
Kekeruhan diberi tanda (+) ; tidak keruh diberi tanda (-)

PENGGOLONGAN ZAT AKTIF PERMUKAAN CARA LINSENMEYER


Contoh uji dibuat larutan 1 %

1. Sebanyak 1 ml larutan contoh ditambah 1 ml asam asetat 15%, didihkan sebentar,


kemudian amati : keruh/tidak
2. Sebanyak 1 ml larutan contoh ditambah 1 ml CaCl2 20 dH, didihkan sebentar, kemudian
amati : keruh/tidak
Kalau terjadi kekeruhan kemungkinan golongan 1 dan 2 (A), (A) untuk golongan 1 dan 2.
Untuk golongan 2 l;arutan contoh uji ditambah BaCl2 10%Bila timbul endapan putih/adanya
penguraian menunjukan golongan2.

3. Sebanyak 1 ml larutan contoh ditambah 1-2 tetesml HCl pekat, kemudian amati
perubahan yang terjadi : keruh/tidak

Kalau ada kekeruhan kemungkinan golongan 3 dan 8. (B) untuk golongan 3 dab 8. untuk
golongan 8 akan memberikan reaksi Biuret yakni NaOH dan CuSO 4 5%, larutan contoh uji
ditambah NaOH 10% / NaOH 4N, ditambahkan CuSO 4 5% kemudian dipanaskan akan memberi
warna merah ungu dan dengan HCL encer dipanaskan akan memberi warna coklat dan bau
ikan.

4. Sebanyak 1 ml larutan contoh ditambah 1 ml HCl pekat, panaskan beberapa menit


kemudian tuangkan dalam 10 ml air dingin, lalu amati perubahan yang terjadi.
Kalau keruh kemungkinan golongan 4 dan 5 (C), (C) untuk golongan 4 dan 5. Untuk

golongan 4 memberikan endapan dengan larutan CuSO4 5%.

Kalau tidak terjadi kekeruhan kemungkinan golongan 6 ; 7 ; 9 (D). (D) untuk golongan 6,

larutan contoh ditambahkan dengan larutan BaCl2 10% terjadi endapan putih, dipanaskan

dan dipijarkan memberikan abu. Untuk golongan 7, menunjukan adanya nitrogen dengan

cara Lassaigne atau uji amoniak. Untuk golongan 9, Larutan contoh ditambahkan BaCl2 10% ,
endapan putih akan menunjukan reajsi sulfat, dipanaskan dan dipijarkan akan memberikan

abu. Kondesat etilena oksida, golongan 9. larutan contoh ditambahkan dengan fenol

memberikan endapan putih keju.

E. Data
Tabel penggolongan menurut Wutzchmitt

Golongan Hasil Pengujian


a b C d e f g h

- - - - + + + -

- Pengujian Penggolongan Menurut Wurtzschmit


- Uji kation = tidak keruh Tanin I = keruh
- Uji anion = tidak keruh Tanin II = keruh
- Pemanasan I = tidak keruh Tanin III = keruh
- Pemanasan II = tidak keruh Iodium jenuh = tidak keruh

- Pengujian Penggolongan Menurut Linsenmeyer

Contoh uji dibuat larutan 1 %

1. Sebanyak 1 ml larutan contoh ditambah 1 ml asam asetat 15%, didihkan sebentar,


kemudian amati : (tidak)
2. Sebanyak 1 ml larutan contoh ditambah 1 ml CaCl2 20 dH, didihkan sebentar,
kemudian amati : (tidak)
3. Sebanyak 1 ml larutan contoh ditambah 1-2 tetesml HCl pekat, kemudian amati
perubahan yang terjadi : keruh
diberikan reaksi Biuret yakni NaOH dan CuSO4 5%, larutan contoh uji ditambah NaOH 10% / NaOH

4N, ditambahkan CuSO4 5% kemudian dipanaskan memberi warna merah ungu dan dengan HCL

ZAP ini termasuk golongan : 8 yaitu Kondensat protein asam lemak


F. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh maka didapat bahwa golongan ZAP menurut wurtzmitt ialah
golongan
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................

Berdasarkan data yang diperoleh maka didapat bahwa golongan ZAP menurut linsenmeyer ialah
golongan
8 yaitu Kondensat protein asam lemak

Anda mungkin juga menyukai