Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM V

I. Judul :Uji Penyabunan Minyak


II. Tujuan :
Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali
III. Teori :
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak
dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan
penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan
menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali
disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
C
CH2 – O – C – R1 CH2OH R1COONa
O
CH – O – C – R2 + 3 NaOH → CHOH + R2COONa
kalor
O
CH2 – O – C - R3 CH2OH R3COONa
trigliseride (minyak) gliserol sabun

IV. Alat dan Bahan:


Alat: Bahan:
1. Tabung reaksi 1. Minyak kelapa
2. Pipet ukur atau tetes 2. Alkohol 95%
3. Bunsen 3. NaOH
4. Erlenmeyer 4. Larutan deterjen
5. Kertas lakmus 5. Asam asetat encer (5M)
6. Larutan CaCl2 5%
7. Larutan MgSO4 5%
8. Larutan Pb-asetat 5%
V. Prosedur Kerja:
A. Hidrolisis Minyak Kelapa (Saponifikasi)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Memasukkan 5 ml minyak kelapa ke dalam Erlenmeyer
3. Menimbang 1,5 g NaOH
4. Menambahkan 1,5 g NaOH dan 25 ml alkohol 95%
5. Memanasksan larutan sampai mendidih selama 15 menit
6. Mengambil 3 tetes larutan, kemudian melarutkan dalam air. Ini
dilakukan untuk mengetahui reaksi penyabunan telah sempurna. Bila
larut, maka menunjukkan reaksi telah sempurna
7. Setelah sempurna, menguapkan alkohol yang tersisa sampai habis
8. Mendinginkannya,lalu menambahkan 75 ml air
9. Memanaskan sampai semua sabun larut.

B. Uji Sifat – sifat Sabun (Kesadahan)


1. Mengambil 6 ml larutan sabun dengan pipet tetes, lalu menetralkan
dengan asam asetat encer
2. Melarutkan sabun yang telah netral yang dibagi menjadi tiga bagian,
masing – masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Menambahkan CaCl25%, MgSO45%, dan Pb-asetat sebanyak 5 ml
secara berturut-turut ke dalam tabung 1, 2 dan 3.
4. Mengocoknya dengan kuat.
5. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.
6. Mengulangi percobaan dengan menggunakan deterjen, dan
membandingkan hasilnya.
Gambar prosedur kerja hidrolisis minyak kelapa (saponifikasi):

(1) Memasukkan 5 ml minyak (2) Menimbang NaOH 1,5 gr


kelapa ke dalam erlenmeyer

(3) Menambahkan NaOH ke dalam (4) Larutan Minyak kelapa + NaOH


erlenmeyer + alkohol 95%

(5) Pemanasan selama 15 menit (6) Uji kesempurnaan reaksi


penyabunan
(7) Menguapkan
(7) Menguapkan alkohol (8) Menambahkan 75 ml air

(9) Memanaskan kembali hingga


semua sabun larut

Gambar Prosedur Kerja Uji Sifat-sifat Sabun (Kesadahan):

(1) Mengambil 6 ml larutan sabun (2) Menetralkan larutan dengan asam


asetat encer dan menguji dengan
kertas lakmus
(2) Larutan CaCl25% (3) Larutan MgSO45%
sebanyak 5 ml sebanyak 5 ml

(4) Larutan Pb asetat 5% (5) Mengocok larutan sabun


sebanyak 5 ml dengan campurannya
(CaCl25%,MgSO45% danPb
asetat 5%)
VI. Hasil Percobaan:
Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Larutan sabun 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan CaCl2 5% 5 ml - -
Larutan MgSO4 5% - 5 ml -
Larutan Pb-asetat - - 5 ml
5%
Kocok tabung dengan kuat
Hasil: Ada Ada Ada Ada
endapan/tidak ada

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


Larutan detergen 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan CaCl2 5% 5 ml - -
Larutan MgSO4 5% - 5 ml -
Larutan Pb-asetat - - 5 ml
5%
Kocok tabung dengan kuat
Hasil: Ada Tidak ada Ada Ada
endapan/tidak ada

Gambar hasil percobaan Penyabunan Lemak

a. Larutan Sabun

Larutan sabun dan Larutan sabun Larutan sabun


MgSO4 5% dan Pb asetat 5% dan CaCl2 5%
b.Larutan Detergen

Larutan detergen + CaCl2 Larutan detergen + Pb-Asetat


5% 5%

Larutan detergen + Pb-Asetat


5%

VII. Pembahasan:
Dari data hasil percobaan sifat-sifat sabun (kesadahan) diperoleh data
kualitatif berupa terbentuknya endapan pada ketiga larutan sabun yang
telah ditanbahkan dengan CaCl2 5%, MgSO4 5%, dan Pb-asetat 5% .
Begitupula dengan larutan detergen, ketiga larutan menunjukkan
terbentuknya endapan. Endapan yang terbentuk pada larutan-larutan
tersebut disebabkan oleh reaksi ion-ion dalam larutan dengan larutan sabun.
Yaitu ion Ca2+ pada CaCl2, ion Mg2+ pada MgSO4, dan ion Pb2+ pada Pb
asetat.

VIII. Kesimpulan:
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa reaksi saponifikasi
melibatkan unsur-unsur golongan alkali. Proses saponifikasi yang
dilanjutkan dengan pemanasan akan menghasilkan sabun. Sabun dapat
digunakan sebagai larutan uji kesadahan air karena sabun memiliki
kemampuan untuk berikatan dengan ion-ion yang terdapat pada mineral-
mineral yang terkandung dalam air sadah.

IX. Jawaban Pertanyaan


1. Sabun memiliki kemampuan untuk mengemulsikan kotoran berminyak
karena sabun memiliki kemampuan untuk berikatan baik dengan
minyak (sabun merupakan hasil hidrolisis minyak) dan mampu pula
berikatan baik dengan air (sifatnya sebagai emulsifier)
2. Air sadah adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Air
sadah digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan jenis anion yang diikat
oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah
tetap. Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa
kalsium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau
senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena
kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air
tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan
senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Air sadah
tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain ion bikarbonat,
misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3-, dan SO42-. Berarti senyawa yang
terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat
(Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), Magnesium Klorida (MgCl2),
Magnesium nitrat (Mg(NO3)2) dan Magnesium Sulfat (MgSO4). Air
yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap,
karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara
pemanasan.
3. Pengaruh penambahan air sadah terhadap larutan sabun dan deterjen
yaitu terbentuk endapan pada dasar tabung. Air sadah adalah air yang
mengandung ion Ca2+ atau Mg2+.Air sadah bukan merupakan air yang
berbahaya, karena memang ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan
tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi
keruh.Untuk penambahan air sadah terhadap larutan sabun,
menyebabkan sabunmenjadi kurang berbuih.Hal ini terjadi karena ion
Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun membentuk
endapan.Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai
pengikat kotoran menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabunakan
berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam
air mengendap. Lain halnya dengan detergen, detergen tidak bereaksi
dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga detergen tidak terpengaruh oleh air
sadah.
4. Reaksi penambahan air sadah dengan larutan sabunyaitu :
Ca2+(aq) + 2RCOONa (aq) →Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+(aq)

X. Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Laporan PraktikumKimia Organik I. www.e-scribd.com
(diakses pada 22 Oktober 2011)
Yazid, Estien dan Nursanti, Lisda.2006. Penuntun Praktikum Biokimia
untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta: CV Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai