Anda di halaman 1dari 16

RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP N 2 Seririt


Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok :Klasifikasi Benda dan Klafisikasi Makhluk
Hidup
Alokasi Waktu : 3 X 40 menit

A. Kompetensi Inti
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar & Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


3.2 Mengklasifikasikan makhluk 3.2.5 Menjelaskan pengertian klasifikasi
hidup dan benda berdasarkan
karakteristik yang diamati 3.2.6 Menjelaskan alasan makhluk hidup perlu
untuk diklasifikasikan
3.2.7 Menjelaskan dasar klasifikasi makhluk
Hidup
3.2.8 Menjelaskan Manfaat
Mengklasifikasikan Makhluk Hidup terkait
Usadha
4.2 Menyajikan hasil peng- 4.2.4 Menentukan langkah-langkah peng-
klasifikasian makhluk hidup elompokan makhluk hidup berdasarkan
dan benda di lingkungan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang
sekitar berdasarkan dimiliki
karakteristik yang diamati 4.2.5 Mengumpulkan data tumbuhan dan hewan
berdasarkan manfaatnya
4.2.6 Melakukan klasifikasi terhadap tumbuhan
berdasarkan manfaat yang ada
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

di sekitar lingkungan sekolah dengan


mengaplikasikan konsep Usadha

4.2.7 Menyajikan data hasil diskusi kelompok


tentang klasifikasi makhluk hidup

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian klasifikasi melalui kegiatan diskusi
2. Siswa dapat menjelaskan alasan makhluk hidup perlu untuk diklasifikasikan melalui
kegiatan diskusi
3. Siswa dapat menjelaskan dasar klasifikasi makhluk hidup melalui kegiatan diskusi
4. Siswa dapat menjelaskan manfaat dalam mengklasifikasikan makhluk hidup melalui
kegiatan diskusi
5. Siswa dapat menentukan langkah-langkah pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimiliki melalui kegiatan
diskusi
6. Siswa dapat mengumpulkan data tumbuhan berdasarkan manfaatnya
serta berdasarkan usadha melalui kegiatan diskusi
7. Siswa dapat melakukan klasifikasi terhadap tumbuhan berdasarkan
manfaat yang ada di sekitar lingkungan sekolah
8. Siswa dapat menyajikan data hasil diskusi kelompok tentang klasifikasi
makhluk hidup

D. Materi Pembelajaran
2. Pertemuan 2 :
Materi Pokok

Klasifikasi makhluk hidup merupakan cara pengelompokkan makhluk hidup


berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup. Semakin
banyak perbedaan dari 2 jenis makhluk hidup semakin jauh kekerabatannya.
Sebaliknya semakin banyak persamaan dari 2 jenis makhluk hidup semakin dekat
kekerabatannya. Tujuan Umum Klasifikasi

1. mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup.


2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang
dimiliki
3. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya
dengan makhluk hidup dari jenis yang lain
4. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
5. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

Dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup


1. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang di
milikinya.

2. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh ( morfologi ) dan


alat dalam tubuh ( anatomi ).
3. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan
cara hidupnya
Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
1. Untuk penelitian lebih lanjut sehingga makhluk hidup yang telah dikenal
melalui klasifikasi dapat dimanfaatkan.
2. Untuk dipelajari agar dapat melestarikan keanekaragaman hayati dimasa
mendatang.
3. Untuk mengetahui hubungan antara organisme satu dengan lainnya

Klasifikasi pada makhluk hidup awalnya dikelompokkan berdasarkan ciri


yang dimiliki. Kelompok tersebut disusun berdasarkan persamaan dan
perbedaan.Makin ke bawah persamaan yang dimiliki anggota didalam tingkatan
klasifikasi tersebut makin banyak dan memilki perbedaan makin sedikit

Materi Tambahan

USADA SEBAGAI PENGELOMPOKAN/KLASIFIKASI TANAMAN OBAT

Kata Usada berasal dari bahasa Sansekerta, yakni ausadhi. Lontar usada yang
ada di Bali diperkirakan isinya diambil dari pengetahuan pengobatan di India. Diduga
bersamaaan dengan perkembangan agama Hindu di Bali pada abad V usada ini turut
menyebar di daerah Bali. Untuk mengetahui secara pasti kapan usada ini mulai muncul
dan meluas di Bali tidaklah dapat dikatakan secara pasti. Berdasarkan beberapa
peninggalan prasasti yang tersebar di berbagai tempat dan dari sumber lainnya dapat
diperkirakan sejarah perkembangan usada di Bali (Nala, 1996).
Pada permulaan abad XI datanglah ke Bali seorang empu dari Jawa Timur yang
digelari Empu Kuturan. Setelah berkeliling di Bali, akhirnya beliau mengambil keputusan
untuk menetap di desa Silayukti, Padangbai, Karangasem. Di samping menyebarkan
pengertian tentang agama Hindu, beliau banyak pula menghasilkan konsep-konsep baru
dan menerapkan pendirian sanggah atau merajan serta pura kawitan untuk tempat
pemujaan leluhur dari sekelompok keluarga, dan dibangun pura kahyangan tiga untuk
tempat pemujaan warga sebuah desa. Pura kahyangan tiga dibangun di setiap desa,
sebagai lambang utpati – sthiti – pralina, lahir - tumbuh – mati, membangun –
memelihara – memusnahkan yang selalu ada di setiap desa. Wujud dari kahyangan tiga di
desa itu berbentuk Pura Puseh, Pura Desa atau Bale Agung, dan Pura Dalem. Di setiap
pura itu disungsung salah satu Dewa Tri Murti.
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

Di Pura Desa disungsung Dewa Brahma, lambang utpati, dewa kelahiran dan
pencipta, dengan warna merah sebagai simbolnya. Dewa Wisnu sebagai Dewa sthiti,
yakni dewa pemelihara dan pengembangan, dengan simbol warna hitam, disungsung di
Pura Puseh. Sedangkan di Pura Dalem disungsung Dewa Siwa, Dewa Pralina, lambang
dewa kematian dengan simbol warna putih (Nala, 1996).
Pada waktu pemerintahan Raja Waturenggong di Gelgel Bali pada tahun 1460-
1550 datang dari Jawa Timur seorang bhagawan bernama Dang Hyang Dwijendra. Beliau
merupakan seorang yang amat tinggi pengetahuannya di semua bidang, termasuk di
dalam bidang ilmu pengobatan. Beliau mampu menyembuhkan hampir segala macam
penyakit.
Beliau juga yang mengembangkan sistem pengobatan di Bali yang dikaitkan
dengan sistem mistik-putih, yang terkenal dengan sebutan angen balian sakti. Pada waktu
beliau datang, di Bali sebenarnya telah ada pula sistem pengobatan yang sudah ada sejak
jaman dahulu. Sistem ini diwariskan turun-temurun tanpa ditulis. Sejak datangnya Dang
Hyang Dwijendra inilah penulisan Usada lebih digalakkan lagi, yang telah dirintis oleh
para pendahulunya, termasuk Empu Kuturan. Maka setelah itu bermunculan berbagai
macam usada yang ditulis di atas daun lontar, seperti Usada Sari, Usada Budha Kecapi,
Kalima Usada, Usada Taru Premana, Dharma Usada yang bersifat umum dan beberapa
usada yang menjurus ke penyakit khusus, seperti Usada Dalem (penyakit dalam), Usada
Netra (penyakit pada mata), Usada Sasah Bebai (penyakit bebainan), Usada Buduh
(gila), Usada Tatenger Beling (mendiagnosis kehamilan), Usada Upas (Racun, bisa) dan
masih banyak lainnya lagi.
Di samping itu, ada pula berbentuk tutur yang ditulis juga di atas daun lontar,
tetapi isinya tentang filsafat sehat sakit, aksara sakti, gambar lambang yang sulit dicerna
oleh orang awam. Lontar tutur ini penyimpanannya amat dirahasiakan dan dihormati
lebih dari lontar usada. Menurut beberapa ahli kebalianan, orang yang tidak teguh
imannya dapat menjadi gila kalau membaca lontar tutur ini. Karena itulah dipingitkan
sekali keberadaan lontar ini agar tidak dibaca oleh anak-anak dan orang yang tidak teguh
pikirannya (Nala, 1996).
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

Usada Taru Pramana


Pengobatan tradisional Bali (usada) yang dikenalkan oleh para leluhur
merupakan ilmu pengetahuan penyembuhan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama Hindu.
Ajaran anatomi, phisiologi, falsafah sehat-sakit, padewasaan mengobati orang sakit,
sesana balian, tatenger sakit.
Sedangkan di dalam Lontar Usada berisi tentang cara memeriksa pasien,
memperkirakan penyakit (diagnosa), meramu obat (farmasi), mengobati (terapi),
memperkirakan jalannya penyakit (prognosis), upacara yang berkaitan tentang masalah
pencegahan 2 (preventif), dan pengobatan (kuratif). Lebih lanjut dalam Lontar Usada
Taru Pramana dijelaskan bahan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuan. Di dalam usada
ini secara mitologi tumbuh-tumbuhan itu dapat berbicara dan menceritrakan khasiat
dirinya.
Pengetahuan pengobatan dalam naskah lontar Usada Taru Pramana yang ditulis
pada abad XI, dapat dijadikan bagian dari kajian etnobotani, karena didalamnya
menyangkut penggunaan tumbuhan oleh masyarakat sebagai bahan obat. Bagaimana
masyarakat atau kelompok masyarakat menggorganisir anggota masyarakatnya dalam
menjaga kesehatan melalui strategi pemanfaatan tumbuhan yang ada di sekitarnya,
sejalan dengan definisi pengobatan tradisional.
“Tradisional medicine means health practices, approaches, knowledge and
beliefs incoporating plant, animal and mineral based medicine, spiritual therapies,
manual techniques and exercises, applied singularly or combination to treat, diagnose
and prevent illness or maintain well-being”(Wibowo, 2006: 1).
Dalam definisi tersebut jelas tampak pemanfaatan sumber daya tumbuhan,
berdasarkan berbagai pertimbangan, terutama pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan tumbuhan berkhasiat obat dan penyediannya.
Dalam kajian Usada Taru Pramana ditekankan pada data pengetahuan
masyarakat dan eksistensi jenis tumbuhan tersebut di dalam lingkungannya. Pengetahuan
tersebut bersifat interdisipliner, dan tertulis dalam media lontar yang juga berasal dari
daun tumbuhan.
Pengungkapan pengetahuan tersebut dan membuat model model turunannya
dalam berbagai bentuk media yang lebih sederhana dan memuat keterangan keterangan
ilmiah nama tumbuhan dan spesifikasinya, merupakan bagian dari pengembangan
etnobotani sebagai ilmu yang sedang tumbuh. Pengungkapannya dimulai dengan
membahas naskah lontar yang tertulis dalam bahasa Bali aksara Hanacaraka,
diterjemahkan kedalam bahasa bali aksara latin, selanjutnya ditulis secara ilmiah. Cara
tersebut merupakan bagian dari metode ilmiah etnobotani dalam mengungkap informasi
penggunaan tumbuhan oleh etnik tertentu .
Kajian tesebut harus dilengkapai dengan pengungkapan pengalaman lapang bagi
para pengguna jasa obat usada, dan para pelaku usada untuk mendapat gambaran lebih
jelas. Langkah langkah tersebut dapat dilengkapi dengan menggunakan berbagai pilihan
wawancara, sesuai karakteristik kelompok informannya.
Berikut merupakan beberapa uraian naskah dari Usada Taru Pramana. yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, (Sukersa dkk, 2005).
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

“Titiang i taru bingin, maka Pasilihan Ida Sanghyang Surya candra. Inggih
sekar titiang tis, daun titiang panes, angurip wong lare pamalinan. Kantin titiang i
mesui, ika anggen sembar, malih bangsing titiang tis, angurip wong lara rasa, makanti
ring bawang adas. Babakan titiang panes, gempong titian Dumulada”.
Terjemahan:
Hamba pohon beringin, sebagai pengganti beliau Sang Hyang Surya Chandra. Ya
bunga hamba sejuk, daun hamba panas menyembuhkan orang sakit pamalinan
(melanggar pantangan). Campuran hamba mesui, itu dipakai sembur.

Lagi akar hamba sejuk mengobati orang sakit kencing nanah, kencing batu.
Campur bawang dan adas, kulit panas, daun hamba yang muda sedang-sedang.
“Titiang taru kelor, daging tis, engket barak, nyem, akah panes, don titiange
dados anggen tamba mata sakir, ra juuk lengis, uyah areng, saring degdegang, ketele
netrania, selid sanja”.
Terjemahan:
Saya pohon kelor, kandungan zat saya sejuk, getah merah, dingin, akar panas,
daun digunakan obat sakit mata, dicampur jeruk nipis, garam arang, disaring, endapkan,
tetesi pada matanya pagi-sore. Uraian lainnya dapat dilihat pada.

Dalam naskah tersebut jelas diuraikan jenis tumbuhan yang digunakan, bagian
digunakan, campurannya dan cara menggunakan maupun waktu penggunaan. Untuk
medapat gambaran yang lebih jelas dari aspek etnobotani, yaitu penggunaan tumbuhan
berkhasiat obat oleh kelompok masyarakat, maka perlu dicari padanan nama ilmiah, dan
kajian pustaka tentang zat-zat kimia aktif yang terkandung di dalammnya.
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

E. Model, Pendekatan, Metode dan Media Pembelajaran

Pertemuan Model Pendekatan Metode Media


Ceramah, Papan
2 Problem Based Learning Tulis,
Scientific pengamatan, tanya
LKS,
jawab dan dan benda
disekitar
penugasan
F. Langkah Pembelajaran

Pertemuan 2 : 1 x 3 JP (3 x 40 menit)
Model pembelajaran : Problem Based Learning
Materi : Klasifikasi makhluk hidup
Sub Materi : Pengantar mengklasifikasikan makhluk hidup
Tahap Kegiatan Waktu
Pendahuluan Fase 1. Menyiapkan siswa dan menyampaikan tujuan 20 menit
1. Guru memasuki kelas dan memberi salam kepada
siswa.
2. Guru memulai pelajaran dengan memimpin berdo’a
(Religius) menurut agama dan kepercayaan masing-
masing sebagai rasa taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa untuk memulai pelajaran.
3. Prasarat Pengetahuan untuk menguji kemampuan
berpikir logis menanyakan pengetahuan awal siswa
tentang: ciri-ciri kehidupan dan makhluk hidup.
4. Motivasi (membangkitkan siswa agar memiliki
karakter ingin tahu) guru menanyakan:
a. Pernahkah kamu memperhatikan para pedagang
mengelompokkan barang-barang dagangannya?
b. Pernahkah kalian mengamati persamaan dan
perbedaan ciri dari tumbuhan yang ada di sekitar
kalian?
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai
klasifikasi makhluk hidup.

Kegiatan Inti Fase 2. Orientasi siswa pada masalah 80 menit


Arahan :
Guru memberikan gambaran tentang pentingnya
memahami klasifikasi makhluk hidup dan memberikan
gambaran tentang manfaat klasifikasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Menanya :
Guru menampilkan berbagai gambar
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

tumbuhan, siswa diminta untuk mengamati ciri-ciri pada


masing-masing gambar tersebut. Guru menyampaikan
pertanyaan kepada siswa “Bagaimana caranya agar lebih
mudah mempelajari keanekaragaman makhluk hidup?”
Mengkomunikasikan:
Siswa diajak memecahkan masalah mengenai
bagaimana cara mengelompokan tumbuhan dan
mengaitkan dengan konsep Usadha
Fase 3. Membimbing kelompok-kelompok belajar
Mengkomunikasikan
1. Siswa membentuk kelompok belajar sesuai arahan
guru dengan mempertimbangkan kemampuan
akademik dan membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Siswa diminta mengamati gambar-gambar tumbuhan
yang terdapat di LKS dengan ciri-ciri yang dimiliki

Fase 4. Membimbing dan mengidentifikasi masalah


Membimbing :
Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan
Klasifikasi Makhluk Hidup yang akan dilakukan serta
memfasilitasi dan membimbing kelompok belajar dan
berdiskusi untuk menjawab permasalahan aktual yang
ada pada LKS.
Mengamati
Siswa melakukan pengamatan tentang
pengelompokkan makhluk hidup (tumbuhan) pada
gambar yang terdapat pada LKS dan berdiskusi dengan
kelompoknya. Guru selanjutnya memberikan
penguatan dengan tambahan informasi.
Menalar:
Siswa melakukan penyelidikan sesuai intruksi yang
ada di LKS dan berdiskusi dalam kelompok mencari
solusi terkait dengan masalah yang telah diidentifikasi.
Siswa mengembangkan dan menyajikan
diskusi yang telah dilakukan berkelompok
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

Menganalisis :
Siswa mendiskusikan tentang klasifikasi tumbuhan
dan mengelompokkan data dari hasil pengamatan
dengan mengklasifikasikan tumbuhan menurut
manfaatnya dan dikaitkan dengan konsep Usadha.
Selanjutnya menjawab pertanyaan yang ada pada
kegiatan cara mengelompokkan tumbuhan, dan
menyajikan dalam laporan tertulis pada LKS. Siswa
menyajikan laporan pembahasan hasil temuan, dan
penarikan kesimpulan dari hasil observasi yang telah
dilakukan.
Mengkomunikasikan
1. Siswa menyajikan dan mempresentasikan
laporan pembahasan hasil temuan serta penarikan
kesimpulan di depan kelas (diskusi kelas).

Penutup Fase 5. Evaluasi & Refleksi hasil pemecahan 20 Menit


Memberi Penghargaan
1. Memberikan penghargaan (misalnya pujian atau
bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada
kelompok yang berkinerja baik.
2. Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik
yang berani unjuk diri.
Menyimpulkan
Siswa dan guru menyimpulkan dan mengklarifikasi
hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran
pengelompokan makhluk hidup yang dilakukan
melalui hasil diskusi kelas.

Mengevaluasi

1. Guru melakukan sedikit umpan balik dengan


menanyakan kembali pelajaran apa saja yang telah
mereka pelajari pada pertemuan hari ini
2. Guru mengakhiri pelajaran pada pertemuan hari ini
dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan
materi selanjutnya pada pertemuan berikutnya.
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

G. Sumber Belajar
1. Eka Purjiyanta, M.Pd.,dkk. IPA Terpadu Jilid 1 untuk Kelas VII SMP/MTs.
Jakarta : Erlangga
2. Wahono, dkk.2016. Ilmu Pengetahuan Alam IPA SMP/MTs Kelas VII Buku
Guru. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. Penilaian

Jenis penilaian Teknik Bentuk instrumen


Sikap Observasi jurnal penilaian
pengetahuan tes tertulis/lisan  Kuis
keterampilan tes unjuk kerja lembar penilaian
keterampilan

Mengetahui Banjarasem, 15 Juli 2019


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Nyoman Suyasa, S.Pd, M.Pd Komang Adi Purnama Putra, S.Pd


NIP.19660706 199003 1 010 NIP.-
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

LAMPIRAN 1
1. Penilaian sikap
a. Teknik : pengamatan
b. Instrumen : jurnal
No Nama Hari/tanggal Kejadian Butir Tindak
Siswa sikap lanjut

2. Penilaian keterampilan
a. Teknik Penilaian : kinerja/presentasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Keterampilan

Lembar penilaian keterampilan


No Kelompok ketepatan Hasil keaktifan kerjasama
jumlah
materi observasi (25) tim (25)
skor
(25) (25)

3. Pengetahuan (kognitif)
Pertanyaan rebutan tentang ciri makhluk hidup dan benda tak hidup
SOAL JAWABAN skor
Apa tujuan dan manfaat dari Klasifikasi makhluk hidup bertujuan 10
klasifikasi ? menyederhanakan objek studi makhluk hidup
yang sangat beraneka ragam, sehingga akan lebih
mudah dalam mempelajarinya.
Dikebun Pak Made terdapat Klasifikasi Tumbuhan 10
beberapa tanaman diantaranya
kunyit, bunga sepatu, bayam, Bahan
Tanaman Tanaman
jahe, sawi, bunga anggrek, Maka
Hias Obat
kangkung, singkong, jagung, nan
dan bunga mawar. Butlah Bayam, bunga Kunyit,
pengelompokan tanaman sawi, sepatu, jahe
tersebut menurut kegunaannya
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

sebagai bahan makanan, kangkung, bunga


tanaman hias dan tanaman singkong, anggrek,
obat? jagung bunga
mawar

jumlah skor 20
Kriteria penilaian

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


Nilai = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒙 𝟏𝟎𝟎

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


= 2 𝒙 𝟏𝟎𝟎
RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

KELOMPOK :

ANGGOTA :

LAMPIRAN 2
Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2

LEMBAR KEGIATAN SISWA-


2 KLASIFIKASI MAKHLUK
HIDUP
(Pertemuan 2)

Tujuan:

1. Mengelompokkan makhluk hidup kedalam klasifikasi makhluk hidup

Alat dan Bahan:

a. Alat tulis
b. Gambar

Permasalahan :
Menurutmu, apakah ada cara dalam menyederhanakan keanekaragam makhluk hidup
yang ada di dunia?

Langkah Kerja:
1. Amatilah tumbuhan yang ada pada gambar di bawah ini!
2. Carilah manfaat yang kamu ketahui dari tumbuhan tersebut dan tuliskan
ke dalam tabel data pengamatan
3. Kelompokkanlah beberapa tumbuhan tersebut kedalam kelompok-
kelompok lagi!

Belimbing Cemara Cempaka Kelor

Kenanga Kumis kucing Cocor bebek

Jahe Padi Jati


RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

Data Pengamatan
No NAMA OBJEK MANFAAT KELOMPOK
1 Melati (contoh) Hiasan Tanaman hias

10

11

Pertanyaan Diskusi
1. Mudahkah kalian dalam mengelompokkan makhluk hidup yang telah kalian
amati?

2. Dari data pengamatanmu, kelompok apa saja yang bisa kamu dapatkan?
Sebutkan beserta nama objeknya!

3. Apakah dasar yang kamu gunakan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup di


atas?

4. Sebutkan apa saja manfaat dari masing-masing makhluk hidup tersebut?


RPPKearifan Lokal Kelas VII SMP N 2 Seririt

5. Dari observasi yang sudah kalian lakukan, apa tujuan dari mengelompokkan
makhluk hidup tersebut?

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai