fatroh_ongs@yahoo.com
ABSTRAKS
Keanekaragaman hayati Arthropoda yang berperan sebagai predator sangat banyak
jumlahnya dan beragam. Interaksi antara tumbuhan dan insekta saling menguntungkan.
Sebelum menemukan jenis Arthropoda mana yang termasuk predator perlu dilakukan kajian
struktur komunitas Arthropoda yang hidup di suatu habitat tertentu. Dengan demikian
penelitian ini bertujuan untuk mengungkap komposisi, keanerkaragamn dan kemerataan
Arthropoda yang ditemukan di Area Tanaman Kubis di Sentra Perkebunan Sumberbrantas
Batu Jawa Timur. Kajian struktur komunitas Arthropoda di kebun kubis dilakukan dengan
metode Pitfall trap, Yelow sticky trap, dan Swingnet. Tingkat keanekargaman Arthropoda
yang ditemukan dapat dilihat berdasarkan penghitungan indeks tingkat keanekaragaman dan
nilai kemerataan jenis Arthropoda. Nilai indeks keanekaragaman (H’) sebesar 2.167,
artinya bahwa tingkat keanekaragamannya termasuk kategori sedang (Begon, et al, 1986).
Kemerataan jumlah individu dari setiap jenis Arthropoda yang ditemukan termasuk rendah,
ditunjukkan denga nilai kemerataan sebesar 0,021.Kemerataan termasuk tinggi apabila nilai
kemerataan mendekati nilai 1. Jenis Arthropoda yang ditemukan sebagai predator hama
aphid di tanaman Kubis adalah Menochilus sexmaculata dan Coccinela tranversalis.
Kedua jenis serangga predator tersebut termasuk dalam suku Coccinellidae. Selanjutnya
kedua jenis predator tersebut akan di uji preferensi/ketertarikannya pada jenis tumbuhan
gulma dominan yang ditemukan dari analisis struktur komunitas tumbuhan gulma.
PENDAHULUAN
Beberapa penelitian dan informasi berkaitan dengan musuh alami serangga hama pada
beberapa tanaman budidaya telah cukup banyak dipublikasikan. Smith & Papacek (1991
dalam Landis, et al. 2000) melaporkan tumbuhan ”Rhodes grass” (Chloris gayana Kunth.)
merupakan mikrohabitat bagi ”mite” Amblyseius victoriensis (Womersly), suatu predator
hama tanaman Citrus aurantium L. Tegolophus australis Keifer. Bowie et al. (1999 dalam
Landis, et al., 2000) melaporkan bahwa tumbuhan Brassica napus L. dapat dijadikan
mikrohabitat bagi Syrphid dewasa, suatu predator dari aphid Rhopalosiphum padi (L.).
METODE PENELITIAN
Salah satu kelompok biota dalam pengendalian hayati yang berperan sebagai musuh
alami penting adalah predator, parasitoid dan patogen (Bugg dan Pickett, 1998; Sosromarsono
dan Untung, 2000). Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan atau
memangsa binatang lainnya. Price (1997) dan Mudjiono (1996) mengemukakan ciri-ciri
umum predator sebagai berikut.
1) Laju pencarian ditentukan oleh laju pergerakan predator daripada oleh pergerakan
mangsanya dan reaksi penerimaan oleh predator. Kedua nilai tersebut dipengaruhi
oleh keadaan internal predator, yaitu kelaparan, keadaan fisik lingkungan, pengalaman
penangkapan, dan oleh ciri-ciri mangsa, yaitu ukuran tubuh dan warna,
2) Apabila pemilihan terhadap individu binatang mangsa dibentuk dari kelompok,
perbedaan yang sifatnya individual biasanya dirusak,
3) Predator tidak menyerang semua umur atau klas ukuran jenis mangsa dengan
frekuensi yang sama. Biasanya beberapa ukuran dan klas ukuran tertentu tahan
terhadap serangan predator.
4) Beberapa jenis predator menyerang hanya pada satu jenis, kebanyakan predator hidup
pada beberapa jenis mangsa. Frekuensi individu mangsa sebagai pakan ditentukan
oleh faktor-faktor berikut, yaitu:
a) frekuensi jenis mangsa di dalam lingkungan,
b) preferensi predator terhadap jenis mangsa,
c) kompetisi dengan predator yang lain, dan
d) sejauh mana mangsa tersebut menguntungkan bagi predator.
5) Laju penangkapan oleh predator adalah hasil dari hal-hal sebagai berikut:
a) unsur-unsur yang terdiri dari padat populasi mangsa, waktu yang tersedia untuk
mencari mangsa,
b) persentase serangan yang dihasilkan. Untuk kebanyakan predator derajat
keberhasilan lebih rendah dari yang dibayangkan.
6) Respon predator untuk berubah dalam padat populasi mangsa ditentukan oleh perilaku
makan predator, yaitu apabila respon terhadap jenis tunggal bersifat obligat, maka
banyaknya populasi predator yang berosilasi meningkat dengan meningkatnya
mangsa. Emigrasi dan imigrasi oleh predator dan terbebasnya mangsa pada stadia
tertentu dari serangan predator dapat mendukung kestabilan osilasi. Apabila predator
makan lebih dari 1 jenis, perubahan padat populasi salah satu mangsa dapat
menyebabkan terjadinya pergeseran dalam persentase komposisi pakan predator,
7) Predator bereaksi mengubah padat populasinya dengan cara yang sama sebagaimana
ditunjukkan oleh binatang lain ketika berkompetisi untuk kebutuhan yang umum,
8) Kompetisi di antara dua atau lebih jenis predator untuk memperoleh mangsa dapat
menurunkan efisiensi kedua jenis predator dan mengakibatkan perubahan dalam
persentase komposisi pakan kedua predator.
Jumar (2000) juga menyebutkan beberapa ciri dari predator sebagai berikut.
1) dalam keadaan tidak ada predator, lingkungan hidup populasi mangsa sangat ideal
sehingga perkembangannya mengikuti model pertumbuhan eksponensial,
2) pertumbuhan predator juga berlangsung ideal kecuali hanya apabila populasi mangsa
sebagai pakan dalam keadaan terbatas,
3) laju predasi proporsional dengan laju perjumpaan antara predator dengan mangsanya,
4) laju kematian predator adalah konstan tidak tergantung pada kepadatan dan umur
predator,
5) efisiensi pemangsaan tak tergantung umur mangsa dan umur predator,
6) efisiensi penggunaan mangsa sebagai makanan predator untuk keperluan bereproduksi
adalah konstan dan tidak tergantung umur mangsa, dan kerapatan mangsa,
7) gerakan dan kontak mangsa dan predator berlangsung secara acak, artinya setiap
individu mangsa memiliki peluang yang sama untuk dimangsa oleh predator,
8) waktu yang digunakan oleh predator untuk makan mangsa diabaikan,
9) kepadatan mangsa tidak mempengaruhi peluang pemangsaan,
10) kepadatan predator tidak mempengaruhi peluang bagi predator untuk menangkap
mangsa dan
11) keadaan lingkungan adalah homogen.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Altieri, M.A. & W. H. Whitcomb. 1979. The potential use of weeds in the manipulation of
beneficial insects. HortScience14: 12-18.
Begon, M., J.L. Harper, and C.R. Townsed. 1986. Ecology: Individuals, Populations and
Communities, Blackwell Scientifics Publications. Oxford, London, Edinburgh,
Boston, Palo Alto, Melbourne. p. 583.
Bosch, J. 1987. Der Einfuss einiger dominter Ackerunkrauter auf Nutzund Schadarthropoden
in einem Zuckerrubenfeld.Zeitschift fur Pfanzenkrankheiten und Pflanzenschutz 94:
398-408.
Curry, J.P. 1976. The arthropod fauna of some common grass and weed species of pasture.
Proc. R. Irish Acad. B. 76: 1-35.
Frei, G. & C. Manhart. 1992. Nützlinge und Schadlinge an kunstlich angelegten
Ackerkrauststreifen in Getreidefeldern. Agrarökologie 4: 1-140.
Helenius, J. 1998. Enhanchement of Predation Through Within-field Diversivicatio, In. C.H.
Pickett and R.L. Bugg (ed.). Enhanching biological control, habitat management to
promote natural enemies of agricultural pests.University of California Press. Berkeley,
Los Angeles, London. pp. 121- 160.
Hickman, J. M. & S. D. Wratten. 1977. Use of Phacelia tanacetitolia (Hydrophyllaceae) as a
plooen source to enhance hoverly (Diptera: Syrphidae) population in cereal fields.
Journal of Economic Entomology89: 832 – 840.
Huffaker & Messenger, 1989.Theory and Practice of Biological Control.Academic Press, Inc.
(London) Ltd., 1976. Soeprapto Mangoendihardjo (penterjemah). 1989. Teori dan
Praktek Pengendalian Biologis. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. pp.
3 – 20.
Jennings, D.T. 1971. Pant associations of Misuminops coloradensis Gertsch (Araneae:
Thomisidae) in central New Mexico. Southw. Nat.16: 201 – 207.
Knauer. 1993. ökologie und landwirschaft, situatiom konflikte. Losungen. StutgartJenis
Arhtropoda yang Ditemukan di Lahan Tanaman Kubis Sumber Brantas, Batu
Landis, D.A., S.D. Wratten, and G.M. Gurr. 2000. Habitat Management to Conserve Natural
Enemies of Arthropoda Pests in Agriculture. In. M.R. Berenbaum, R.T. Carde, and
G.E. Robinson (ed.). Annual Review of Entomology.Volume 45, 2000.Annual
Reviews Palo Alto California USA. pp. 175-201.
Liang, W. & M. Huang. 1994. Influence of citrus orchad ground cover plant on arthropods
communities in China: E. review .Agricultur Ecosystem and Enviromental 50: 29 –
37.
Murphy, B.C., J.A. Resenheim, J. Granet, C.H. Pickett, and R.V. Dowell. 1998. Measuring
the Impact of a Natural Enemy Refuge: The Prune Tree/Vineyard Exmple. In. C.H.
Pickett and R.L. Bugg (ed.). Enhanching biological control, habitat management to
promote natural enemies of agricultural pests.University of California Press. Berkeley,
Los Angeles, London. pp. 297-309.
Nentwig, W. 1998. Weedy plant species and their benefecial arthropods: potential for
manipulation in field crops. In. C.H. Pickett and R.L. Bugg (ed.). Enhanching
biological control, habitat management to promote natural enemies of agricultural
pests.University of California Press. Berkeley, Los Angeles, London. pp. 49-71.
Nurindah, D.A. Sunarto, Subiyakto, Sujak, dan Suhadi. 2002. Upaya Peningkatan Populasi
Musuh Alami Hama Utama Kapas Melalui Manipulasi Habitat pada Pertanaman
Kapas, Laporan Kegiatan Penelitian Balai Penelitian Tanaman tembakau dan Serat.
Karangploso Malang. 70 p.
Perrin, R.M. 1975. The role of perennial stinging nettle Urtica dioica as a reservoir of
beneficial natural enemies. Ann. Appl. Biol. 81: 289-297.
Rohman, F., Fathurrachman, I.D. Maulina, 2007a.Keanekaragaman dan Kelimpahan
Artropoda pada Komunitas Tumbuhan Liar di Kebun Teh Wonosari Singosari
Kabupaten Malang. Laporan Penelitian.
Rohman, F., B. Yanuwiadi, M. Mukti, 2007b. Preferensi Kumbang Kubah (Coccinellidae),
Belalang Sembah (Mantidae), dan Laba-laba Srigala (Lycosidae) Terhadap Tumbuhan
Liar Borreria repens D.C., Biden pilaosa L., dan Centella asiatica (L.) Urb. Laporan
Penelitian.
Sosromarsono, S. & K. Untung. 2000. Keanekaragaman Hayati Arthropoda Predator dan
Parasit di Indonesia dan Pemanfaatannya, Makalah Simposium Keanekaragaman
Hayati Arthropoda pada Sistem Produksi Pertanian PEI. Bogor. 8 p.
Stary, P.& D. Gonzales. 1991. The chenopodium aphid Hayhurstia atriplicis (L).
(Homoptera: Aphididae), a parasitoid reservoir and a source of biocontrol agents in
pest management.J. Appl. Entomol.111: 243-248.
Takafuji, A & H. Amano. 2001. Biological Control of Insect Pest in Japan: A Control of
Multiple Pests of Tea, and Spider Mites in Greenhouses,
www.agnet.org/library/article/eb499a.html. April, 17 2006.
van Emden, H.F. 1965. The role of uncultivated land in the biology of crop pests and
beneficial insects. Sci. Hortic.17: 121-136.
Weiss, E. & C. Stettmer, 1991. Unkräuter in der Agrarlandschaft locken blüten besuchende
Nützlinge an. Agrarökologie1: 1 – 104.
Wingeier, T. 1992. Agraokonomische Auswirkungen von in Ackerflachen angesaten
Grunsteifen. Agrarökologie2: 1 -97.
Wratten, S.D., H.F. van Emden, and M.B. Thomas. 1998. Whitin-field and Bordr Refugia for
the Enhanchement of Natural Enemies. In. C.H. Pickett and R.L. Bugg (ed.).
Enhanching biological control, habitat management to promote natural enemies of
agricultural pests.University of California Press. Berkeley, Los Angeles, London. pp.
375-403.