Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN DAERAH ALIRAN SUNGAI SEBAGAI SISTEM EKOLOGI

DAN MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI

Zahrul Fuady dan Cut Azizah

ABSTRAK
Daerah Aliran Sungai atau DAS adalah hamparan pada permukaan bumi yang dibatasi oleh
punggungan perbukitan atau pegunungan di hulu sungai ke arah lembah di hilir. DAS oleh karenanya
merupakan satu kesatuan sumberdaya darat tempat manusia beraktivitas untuk mendapatkan manfaat
darinya. Agar manfaat DAS dapat diperoleh secara optimal dan berkelanjutan maka pengelolaan DAS
harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Makalah ini secara singkat menyajikan
pokok-pokok pikiran tentang sistim ekologi dan filosofi DAS untuk mencapai pengelolaan DAS yang
berkelanjutan dan menguntungkan.
Kata kunci : daerah aliran sungai, sistem ekologi, manajemen DAS

PENDAHULUAN sebaik-baiknya dari segi ukuran fisik,


teknik, ekonomi, sosial budaya maupun
Pengertian daerah aliran sungai
keamanan-kemantapan nasional. Sedangkan
(DAS) adalah keseluruhan daerah kuasa
pada kondisi dimana sumberdaya DAS
(regime) sungai yang menjadi alur pengatus
melimpah, pengelolaan dimaksudkan untuk
(drainage) utama. Pengertian DAS sepadan
mencegah pemborosan.
dengan istilah dalam bahasa inggris
Dalam makalah ini akan dibahas (1)
drainage basin, drainage area, atau river
Pengertian DAS dan DAS sebagai Sistem
basin. Sehingga batas DAS merupakan
Ekologi, (2) Hakekat DAS sebagai dasar
garis bayangan sepanjang punggung
dalam pengelolaannya, (3) Hakekat DAS
pegunungan atau tebing/bukit yang
sebagai dasar dalam pengelolaannya, (4)
memisahkan sistim aliran yang satu dari
Dasar-dasar pengelolaan DAS, dan (5) Data
yang lainnya. Dari pengertian ini suatu DAS
dasar yang diperlukan untuk merencanakan
terdiri atas dua bagian utama daerah tadah
pengelolaan DAS.
(catchment area) yang membentuk daerah
hulu dan daerah penyaluran air yang berada PENGERTIAN DAS DAN DAS
di bawah daerah tadah. SEBAGAI SISTIM EKOLOGI
Dalam pengelolaannya, DAS
Banyak definisi tentang sumberdaya
hendaknya dipandang sebagai suatu
(resource) seperti obtainable reserve supply
kesatuan sumberdaya darat. Sehingga
of desirable thing (suatu persediaan barang
pengelolaan DAS yang bijak hendaklah
yang diperlukan, berupa suatu cadangan
didasarkan pada hubungan antara kebutuhan
yang dapat diperoleh) (Menard,1974).
manusia dan ketersediaan sumberdaya
Pengetian sumberdaya selalu menyangkut
untuk memenuhi kebutuhan manusia
manusia dan kebutuhannya serta usaha atau
tersebut.
biaya untuk memperolehnya. Oleh karena
Pengelolan sumberdaya biasanya
berkaitan dengan kebutuhan manusia, maka
sudah menjadi keharusan manakala
sumberdaya mempunyai arti nisbi (relative).
sumberdaya tersebut tidak lagi mencukupi
Atas dasar kehadirannya, sumberdaya
kebutuhan manusia maupun
dapat dipilahkan ke dalam dua kelompok
ketersediaannya melimpah. Pada kondisi
(1) sumberdaya alam dan (2) sumberdaya
dimana sumberdaya tidak mencukupi
buatan manusia. Ada juga yang
kebutuhan manusia pengelolaan DAS
menggolongkan sumberdaya atas dasar
dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat
kemantapannya terhadap kegiatan manusia :
LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 1
(1) sumberdaya yang sangat mantap, (2) dalam menghadapi dan menanggapi
sumberdaya yang cukup mantap dan (3) rangsangan pada bagian manapun (Dent
sumberdaya yang tidak mantap. Suatu dkk. 1979; Spedding, 1979). Disamping
sumberdaya tertentu dapat mempunyai nilai memiliki ciri penting berupa ``organisasi
kemantapan beragam, tergantung dari dalam`` (internal organization), atau
gatranya yang diperhatikan. Misalnya, tanah disebut pula dengan ``struktur fungsi``
sebagai tubuh alam mempuyai nilai (fungtional structure), suatu sistem
kemantapan daripada kesuburannya. Mutu dipisahkan ``batas system`` dari sistem yang
air jauh lebih mudah goyah daripada lain. Batas ini memisahkan sistem dari
jumlahnya. Manusia secara jelas tidak lingkungannya, atau memisahkan sistem
dapat mengubah volume udara dalam yang satu dari yang lain. “Lingkungan”
atmosfer akan tetapi dia secara nisbi mudah ialah keseluruhan keadaan dan pengaruh
mencemarkannya. luar (external), yang berdaya (affect) batas
Selain itu, ada yang menggolongkan hidup, perkembngan dan ketahanan hidup
sumberdaya atas kemampuannya untuk (survival) suatu sistem (De Santo,1978).
memperbaiki diri (self restoring). Dalam hal Anasir-anasir DAS ialah iklim hayati
ini sumberdaya dibagi ke dalam dua (bioclimate), relief, geologi, atau
kategori: (1) terbarukan (renewable), seperti sumberdaya mineral, tanah, air (air
udara, air tanah, hutan dan ikan. Memang permukaan dan air tanah), tetumbuhan
ditinjau secara local atau setempat, air (flora), hewan (fauna), manusia dan
tanah, hutan, dan ikan dapat menyusut atau berbagai sumberdaya budaya seperti sawah,
habis. Akan tetapi secara keseluruhan, ladang, kebun, hutan kemasyarakatan
mereka itu tidak akan habis selama faktor- (HKm), dan sebagainya. Berbagai anasir-
faktor pembentuknya masih tetap berfungsi. anasir DAS yang telah disebutkan di atas
Bahkan yang habis di suatu tempat akan sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam
dapat timbul kembali jika diberi kesempatan sistim DAS. Sebagai contoh, relief dapat
cukup. (2) Tak-terbarukan (non-renewable), mempengaruhi distribusi lengas tanah dan
seperti minyak bumi, panas dan cebakan lama penyinaran matahari. Tanah dan relief
mineral. mempengaruhi keadaan hidrologi
DAS merupakan gabungan sejumlah permukaan, keadaan vegetasi dan keadaan
sumberdaya darat, yang saling berkaitan sumberdaya budaya. Iklim ikut
dalam suatu hubungan interaksi atau saling mengendalikan keadaan vegetasi dan
tukar (interchange). DAS dapat disebut sumberdaya budaya.
suatu sistem dan tiap-tiap sumberdaya DAS merupakan sumberdaya darat
penyusunnya menjadi anak-sistemnya yang sangat komplek dan dapat
(subsystem) atau anasirnya (component). dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai
Kalau kita menerima DAS sebagai suatu peruntukan. Setiap anasir dalam DAS
sistem maka ini berarti, bahwa sifat dan memerlukan cara penanganan yang
kelakuan DAS ditentukan bersama oleh berbeda-beda tergantung pada watak,
sifat dan kelakuan semua anasirnya secara kelakuan dan kegunaan masing-masing.
terpadu (integrated). Arti “terpadu” di sini Sebagai contoh, ketrampilan dan
ialah bahwa keadaan suatu anasir ditentukan pengetahuan anasir manusia dapat
oleh dan menentukan keadaan anasir-anasir menyuburkan tanah yang tadinya gersang.
yang lain. Namun karena berlainan kepentingan, maka
Yang dinamakan “sistem” ialah suatu dapat terjadi bahwa suatu tindakan yang
perangkat rumit yang terdiri atas anasir- baik untuk suatu anasir DAS tertentu justru
anasir yang saling berhubungan di dalam akan merugikan jika diterapkan pada anasir
suatu kerangka otonom, sehingga DAS yang lain. Sebagai contoh, penanaman
berkelakuan sebagai suatu keseluruhan jalur hijau untuk melindungi tebing aliran
LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 2
terhadap pengikisan atau longsoran, dapat merugikan, dan pada gilirannya akan
mendatangkan kerugian atas pengawetan menimbulkan degradasi sumberdaya DAS
sumberdaya air karena meningkatkan yang tidak terkendalikan.
transpirasi yang membuang sebagian air
HAKEKAT DAS SEBAGAI DASAR
yang dialirkan. Hal ini menunjukkan bahwa
DALAM PENGELOLAANNYA
perencanaan pemanfaatan DAS harus
bersifat komprehensif, yang lebih Pada dasarnya DAS merupakan satu
mementingkan pengoptimuman kombinasi kesatuan hidrologi. DAS penampung air,
keluaran (optimization of the combined mendistribusikan air yang tertampung lewat
output) dari pada pemaksimuman salah satu suatu sistem saluran dari hulu ke hilir, dan
keluaran saja. berakhir di suatu tubuh air berupa danau
DAS yang mempunyai gatra ruang atau laut. Barsama dengan atmosfir dan laut
(space) atau luas (size), bentuk (form), (atau danau), DAS menjadi tempat
ketercapaian (accessibility) dan kelangsungan daur hidrologi. Hubungan
keterlintasan (trafficability). Gatra-gatra ini hidrologi antara atmosfir dan tubuh air bumi
menyangkut nilai ekonomi penggunaan dapat berjalan secara langsung, atau lewat
DAS, karena menentukan tingkat peluang peranan DAS. Terjadi pula hubungan
berusaha dalam DAS, nilai hasil usaha dan hidrologi lansung antara DAS dan atmosfir.
kedudukan nisbi DAS selaku sumberdaya Hubungan hidrologi segitiga antara
dibanding dengan DAS yang lain. Gatra- atmosfir, DAS dan tubuh air bumi (laut)
gatra ruang, bentuk, ketercapaian dan disajikan pada Gambar 1. Bagan ini
keterlintasan bersama-sama dengan harkat memperlihatkan peranan DAS sebagai
anasir-anasir DAS yang telah disebutkan di penghubung dua waduk air alam utama,
atas, menentukan kedudukan DAS dalam yaitu atmosfir dan laut. Ini menjadi dasar
urutan prioritas pengembangan,. Keunikan pertama dalam pengelolaan DAS.
dan keberagaman DAS menimbulkan Selaku suatu wilayah kegiatan
berbagai pertimbangan dalam penggunaan pendauran air maka DAS merupakan suatu
alternatif menurut kepentingan yang satuan fisik yang cocok bagi penelaahan
berubah sejalan dengan perkembangan proses-proses yang menentukan
kebutuhan dan keinginan. Macam dan pembentukan bentang lahan (landscape)
jumlah kebutuhan serta keinginan khas di berbagai wilayah bumi. Proses-
merupakan fungsi waktu dan tempat. Maka proses yang berlangsung di dalam DAS
dari itu pengertian tentang makna waktu dapat dikaji berdasar pertukaran bahan dan
dan tempat sangat menentukan ketepatan energi (Leopold dkk, 1964). Hal ini menjadi
perencanaan tataguna DAS. Tanpa dasar kedua dalam pengelolaan DAS.
perencanaan tataguna yang memadai, Gambar 2 merupakan acuan DAS sebagai
penggunaan DAS dapat menjurus ke arah suatu system yang bertopang pada proses
persaingan antar berbagai kepentingan, pertukaran bahan dan energi.
yang akhirnya hanya akan saling

LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 3


Atmosfir

DAS Tubuh Air Bumi


(laut atau danau)
hubungan erat
hubungan terbatas

Gambar 1. Hubungan hidrologi yang disederhanakan antara atmosfir, DAS, dan tubuh air
bumi.

Atmosfi
r

Air Vegetasi

Tanah

Bahan Timbunan
geologi

Manusia

Gambar 2. Acuan DAS sebagai suatu sistem yang bertopang pada proses pertukaran bahan
dan energi.

Setiap DAS cenderung memperluas dinamik, dibentuk oleh proses- proses


diri, baik dengan jalan erosi mundur fluvial dan memperoleh corak dan cirinya
dan/atau menyamping di daerah hulu, dari paduan dua proses yang saling
maupun dengan jalan pengendapan di berlawanan. Proses yang satu ialah
daerah hilir, termasuk pembentukan jalur degradasi (penurunan) di daerah hulu dan
berkelok (meander) di dataran pantai dan proses yang lain ialah agradasi
pembentukan delta di depan kuala. Dilihat (peningkatan) di daerah hilir. Dengan
dari segi ini maka DAS merupakan suatu demikian ada proses perpindahan material
satuan geomorfologi yang bersifat sangat dari hulu ke hilir. Salah satu hasil
LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 4
morfogenesa penting semacam ini adalah keluaran DAS tidak boleh hanya bermacam
pembentukan bentang tanah atau pola tunggal, akan tetapi harus terdiri atas
agihan tanah yang khas di tiap-tiap DAS. berbagai hasil keluaran yang berkombinasi
Keadaan ini merupakan dasar ketiga dalam secara optimum, dan (2) rencana
pengelolaan DAS. pengelolaan harus bersifat lentur (flexible)
Di depan telah diuraikan tentang yang berisi sejumlah alternatif.
berbagai gatra dan keaneka ragaman Untuk mengarahkan pengelolaan,
pemanfaatan DAS. Hal ini merupakan dasar diperlukan tiga unsur pengarah. Yang
keempat dalam pengelolaan DAS. pertama diperlukan ialah variable-variabel
Dari dasar pengelolaan pertama dan keputusan (decision variables), yang
kedua mengandung suatu pengertian menjadi sumber pembuatan alternatif. Yang
penting, bahwa DAS merupakan suatu kedua diperlukan ialah maksud dan tujuan
sistem yang terbuka (open system). Hal ini (objectives), ini dapat sebuah atau lebih.
dapat dilihat dari berfungsinya interaksi Yang ketiga ialah kendala (constraint),
luar (functioning of external interactions), yang membatasi gerak variabel-variabel
yang menurut De Santo (1978) merupakan keputusan dalam membuat alternatif-
kategori kedua yang membentuk hakekat alternatif untuk mencapai maksud dan
kehadiran suatu sistem. Dasar pengelolaan tujuan yang ditetapkan. Khusus mengenai
kedua, ketiga dan keempat menunjuk pengelolaan DAS, yang dapat dipakai
kepada suatu pengertian penting berikutnya, sebagai variebel-variabel keputusan ialah
bahwa DAS merupakan suatu sistem (1) keempat dasar untuk pengelolaan DAS
peubah energi (energy transformer). Hal ini yang telah disebutkan terdahulu (DAS
dapat dipandang adanya interaksi selaku penghubung dua waduk air alam
berfungsinya faktor-faktor internal utama, kehadiran DAS didukung oleh
(functioning of internal interactions). Yang kegiatan pertukaran bahan dan energi, DAS
menurut De Santo (1978) merupakan berkembang melalui proses perubahan
kategori pertama yang membentuk hakekat dalam dan DAS bergatra ganda yang dapat
kehadiran suatu sistem. dimanfaatkan untuk berbagai peruntukan),
(2) pemanfaatan DAS harus dapat
DASAR-DASAR PENGELOLAAN DAS
menimbulkan pemerataan manfaat antara
Pengelolaan DAS biasanya mengacu daerah hulu dan hilir, dan (3)
pada pengelolaan dua anasirnya pengembangan DAS harus dapat
(component) yang dianggap terpenting, memberikan sumbangan bagi kepentingan
yaitu sumberdaya tanah dan air. Adapun regional dan atau nasional. Maksud atau
anasir yang lain, seperti iklim, vegetasi, tujuan pengelolaan DAS telah disebutkan di
relief dan manusia, diperlukan sebagai atas. Yang dapat ditunjuk sebagai kendala
faktor-faktor dalam pengelolaan. terhadap perkembangan DAS ialah iklim,
Maksud pengelolaan DAS ialah relief, tanah, air, sumberdaya mineral,
mendapatkan manfaat lengkap yang sebaik- vegetasi, beberapa gatra tertentu manusia,
baiknya dari DAS sesuai dengan ruang/luas, bentuk, ketercapaian dan
kemampuanya, untuk memenuhi kebutuhan keterlindasan. Pendek kata semua anasir
masyarakat yang beraneka ragam dan yang DAS yang dikenai atau terlibat dalam
berkembang menurut waktu. Dalam pengelolaan.
ungkapan “sesuai dengan kemampuannya” Dalam rencana pengelolaannya, DAS
tersirat pengertian selaras dan lestari. dibagi menjadi dua satuan pengelolaan.
Ungkapan “manfaat lengkap” dan Satuan pengelolaan hulu mencakup seluruh
“kebutuhan masyarakat yang beraneka daerah tadah atau daerah kepala sungai.
ragam dan yang berkembang menurut Satuan pengelolaan hilir mencakup seluruh
waktu” mengisyaratkan bahwa (1) hasil daerah penyaluran air atau daerah bawahan.
LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 5
Oleh Ray dan Arora (1973) istilah Faktor-faktor pokok yang berdaya
“watershed” digunakan secara terbatas atas program pengelolaan daerah hilir ialah:
untuk menamai daerah tadah, sedang daerah (1) Bentuk daerah hilir dan perbandingan
bawahan mereka namakan dengan istilah luasnya dengan luas daerah tadahan.(2)
“commanded area”. Yang dinamakan Perbedaan landaian (gradient) lereng umum
“commended area” ialah daerah-daerah daerah hilir terhadap landaian lereng umum
yang secara potensial berpengairan. Di DAS daerah tadahan. (3) Timbulan makro,
yang dapat dibangun suatu bendungan atau ketinggian muka lahan pukul rata, jeluk
waduk maka seluruh daerah yang terkuasai (depth) pukul rata air tanah, dan keadaan
oleh bangunan tersebut (daerah yang tanah. (4) Intensitas, jangka waktu dan
terletak dibawah garis tinggi pintu agihan curah hujan.(5) Rupa dan vegetasi
bendungan atau waduk) merupakan penutup. (6) Penggunaan lahan kini.
“commended area”. Perlakuan terhadap DAS hulu
Pengelolaan daerah tadah ditujukan merupakan bagian terpenting dari
untuk mencapai hal-hal berikut ini (Roy keseluruhan pengelolaan DAS, karena hal
&Arora, 1973): (1) Pengendalian aliran itu akan menentukan keuntungan yang
permukaan tanah (excess) yang merusak, dapat diperoleh, atau kesempatan yang
sebagai usaha mengendalikan banjir, (2) terbuka, dalam pengelolaan DAS hilir.
Memperlancar infiltrasi air kedalam tanah. Pengelolaan DAS hilir menentukan
(3) Mengusahakan pemanfaatan aliran seberapa besar keuntungan yang secara
permukaan untuk maksud-maksud yang potensial dapat diperoleh karena
berguna, (4) Mengusahakan semua pengelolaan DAS hulu benar-benar
sumberdaya tanah dan air untuk terwujudkan. Dengan kata lain, pengelolaan
memaksimumkan produksi. DAS hilir bertujuan meningkatkan daya
Faktor-faktor yang berdaya (affect) tanggapnya terhadap dampak pengelolaan
atas program pengelolaan daerah tadahan DAS hulu.
atau DAS hulu ialah (Roy & Arora, 1973): Hubungan ini dapat digambarkan
(1) Bentuk dan luas daerah tadahan, (2) pada Gambar 3. Dari bagian ini tampak,
Lereng dan timbulan makro (3) Keadaan bahwa pengelolaan DAS hulu bertujuan
tanah, termasuk fisiografi dan hidrologi rangkap: (1) meningkatkan harkatnya
tanah, (4) Intensitas, jangka waktu dan sebagai lahan usaha dan atau lahan
agihan curah hujan (5) Rupa dan mutu permukiman, dan (2) memperbaiki
vegetasi penutup, (6) Penggunaan lahan dampaknya atas DAS hilir untuk
terkini. memperluas peluang memperbaiki keadaan
Tujuan pengelolaan DAS hilir dapat DAS hilir. Pengelolaan DAS hilir
diringkas sebagai berikut: (1) Mencegah berperanan melipatkan pengaruh perbaikan
atau mengendalikan banjir dan sedimentasi yang telah dicapai di DAS hulu. Menurut
yang merugikan, sehingga tidak merusak pandangan ekologi maka daerah hulu
dan menurunkan kemampuan lahan.(2) dikelola sebagai daerah penyumbang
Memperbaiki pengatusan (drainage) lahan (donor) bahan dan energi, atau boleh juga
untuk meningkatkan kemampuannya. (3) disebut sebagai lingkungan pengendali
Meningkatkan dayaguna air dari sumber- (conditioning environtment). Sementara itu,
sumber air tersediakan. (4) Meliorasi tanah, daerah hilir merupakan daerah penerima
termasuk memperbaiki daya tanggap tanah (acceptor) bahan dan energi, atau
terhadap pengairan, dan kalau perlu juga lingkungan konsumsi atau lingkungan yang
reklamasi tanah atas tanah-tanah garaman, dikendalikan (commanded environment).
alkali, sulfat masam, gambut tebal, dan Dengan demikian pengelolaan DAS harus
mineral mentah. bersifat menyeluruh dan dapat memadukan
bagian hulu dan hilir menjadi satu sistem.
LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 6
DAS hulu semula DAS hulu terbenahi

Harkat meningkat

Pengelolaan

Dampak menguntungkan

DAS hilir semula DAS hilir terbenahi Harkat meningkat

Harkat berlipat

Gambar 3. Bagan hubungan antara pengelolaan DAS hulu dan hilir dalam pengelolaan
DAS terpadu

DATA DASAR YANG DIPERLUKAN panjang lereng, permeabilitas tanah, dan


DALAM PENGELOLAAN DAS kemantapan struktur tanah. Taraf
kepentingan nisbi permeabilitas tanah
Penanganan sumberdaya untuk
menjadi menonjol dalam lingkungan iklim
pemanfaatannya memerlukan data dasar
basah. Dalam lingkungan iklim kering, yang
sebagai pangkal otak. Demikian pula halnya
mana erosi angin menjadi bentuk erosi
dengan pengelolaan DAS. Data dasar
pokok, tinggal kemantapan struktur
(baseline data) ialah sekumpulan
tanahlah yang menjadi faktor yang
keterangan hakiki tentang suatu masalah
menonjol. Erosivitas hujan bersama dengan
(matter) yang relevan dengan watak
erodibilitas tanah menentukan mutu lahan
(nature) masalah itu. Data itu dapat berupa
yang disebut kerentanan lahan terhadap
ciri (characteristic) atau terukur
erosi air. Macam mutu yang lain antara lain
(measureable). Mutu tidak dapat diamati
kesuburan tanah, iklim, kebersihan air,
atau diukur secara langsung, karena
keterlindasan (trafficability), dan keramah
ditentukan oleh saling tindak sejumlah sifat,
tamahan penduduk. Mutu dapat diharkatkan
dan hanya dapat diketahui, dirasakan atau
dengan sebutan (buruk, sedang, baik) atau
dinilai dari akibat atau perwujudan
dengan nilai tertentu (scoring).
(manifestation) yang ditimbulkan. Yang
Data dasar untuk pengelolaan DAS
dimaksud dengan akibat atau perwujudan
terdiri atas ciri dan mutu semua anasir atau
ialah tindakannya dalam mempengaruhi
gatra DAS yang penting dalam menentukan
kecocokan sumberdaya (DAS, lahan) bagi
kemampuan (capability) DAS. Macam data
suatu penggunaan tertentu. Taraf
yang sekurang-kurangnya harus
kepentingan nisbi tiap sifat yang
dikumpulkan ialah:
menentukan suatu mutu tertentu,
(1) Neraca air makro (menurut iklim) dan
bergantung pada keadaan lingkungan
neraca mikro (atau neraca lengas tanah
(Brinkman dan Smyth, 1973). Misalnya,
menurut hidrologi lahan).
erodibilitas tanah sebagai mutu ditentukan
bersama oleh faktor-faktor kemiringan dan
LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 7
(2) Erosivitas hujan dan erodibilitas tanah, Dari macam ragam data dasar yang
untuk daerah-daerah beriklim kering, diperlukan dapat disimpulkan bahwa
erosivitas hujan diganti dengan pengelolaan DAS harus dikerjakan secara
erosivitas angin. multidisiplin. Yang diartikan dengan
(3) Keadaan iklim hayati, yang mencakup multidisiplin ialah suatu titik tolak
agihannya menurut tinggi tempat dan pandangan atau sikap, atau kerangka
kedudukan topografi. pendekatan, yang memadukan berbagai
(4) Proses fluvial dalam geomorfologi bidang pengetahuan yang relevan dengan
(erosi, sedimentasi, hidrolika sungai, watak dan kelakuan masalah, menjadi satu
pembentukan delta, dataran banjir, sistem analitik. Agar supaya sistem analitik
dataran interfluvial, dataran estuarin, ini dapat berfungsi efektif, tiap-tiap bidang
bentukan morfologi destruktif, seperti pengetahuan yang menjadi unsur-unsurnya
lembah, peneplain, morfologi karst, diberi kedudukan tertentu di dalam
dsb). kerangka kerja. Unsur-unsur tersebut dapat
(5) Kemampuan lahan untuk pertanian, diurutkan pada garis gerak analisa sesuai
baik produktivitas maupun dengan pertimbangan hirarki tertentu.
potensialitasnya. Dengan jalan ini suatu unsur memperoleh
(6) Tataguna lahan kini dan masukan dari unsur lain yang berkedudukan
produktivitasnya, termasuk tataguna hirarki lebih tinggi dan pada gilirannya,
sumberdaya air kini. unsur yang tersebut pertama tadi
(7) Ketercapaian wilayah dan keterlintasan. memberikan masukan kepada unsur
(8) Kerapatan dan distribusi penduduk, laju berikutnya yang berkedudukan hirarki lebih
pertambahan penduduk, mata rendah.
pencaharian, kemampuan usaha, Sistem analitik seperti ini mempunyai
tingkat pendapatan dan kekayaan struktur bertingkat. Biasanya pengumpulan
keluarga, tingkat kesehatan, dan data dasar dan analisa kualitatif fisik berada
mobilitas penduduk. pada tingkat atas (langkah kerja pertama),
(9) Rata-rata dan distribusi luas lahan milik dan memberikan masukan kepada analisa
atau garapan dan tingkat penerapan sosial-ekonomi dan pengharkatan kuantitatif
teknologi. yang berada pada tingkat bawah (langkah
Dari analisa dan penilaian data dasar kerja kedua). Maka system analisa seperti
akan diperoleh pengetahuan, kesimpulan ini disebut pula “pendekatan bertingkat
atau petunjuk tentang : dua”. Dapat pula analisa semua gatra
(1) Tingkat peluang dan prospek dikerjakan secara berdampingan (hirarki
pengembangan. tunggal), dan sistemnya dinamakan
(2) Beberapa alternatif arah dan bentuk “pendekatan sejajar” (ILRI, 1977).
pengembangan, termasuk pertimbangan Kedua macam pendekatan itu masing-
kerjasama dengan DAS tetangga masing mempunyai kelebihan dan
dengan maksud saling mengisi. kekurangan. Pendekatan bertingkat atau
(3) Macam dan jumlah masukan yang bertahap bersifat lebih terarah, memiliki
diperlukan. urutan kegiatan yang jelas tanpa langkah-
(4) Prioritas penanganan segi-segi langkah yang saling berhimpitan. Dengan
persoalan, baik untuk menyiapkan demikian ia bersifat lebih fleksibel dalam
keadaan dan suasana yang serasi bagi hal penganggaran penghasilan kegiatan
memulakan (start) pembangunan yang survai dan pengumpulan data pada hal-hal
sebenarnya, maupun untuk pentahapan yang langsung diperlukan untuk analisa dan
pembangunan secara bernalar menurut pengharkatan. Penghampiran sejajar sering
tempat dan waktu. menghambat analisa tuntas mengenai
kemampuan menyeluruh (ultimate
LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 8
capability) suatu sumberdaya, karena DAS akan dapat lebih terarah, bermanfaat,
terjerat dalam pertimbangan sosial-ekonomi dan berkelanjutan.
yang membuat batasan tempat dan waktu.
Dengan demikian prospek mutlak suatu DAFTAR PUSTAKA
sumberdaya tidak terungkapkan. Untuk
Brinkman, R. dan Smith, A.J. (1979). Land
keperluan pengharkatan lahan, FAO dan
evaluation for rural purpose.
International Institute for Land
Reclamation and Improvement (ILRI), ILRI Publ. No. 17. Wageningen.
memilih pendekatan bertahap (ILRI, 1977). Dawes, J.H. (1970). Influence of soil on
Bidang sosial-ekonomi boleh saja ditangani water yield. Proc. Symp.
pada tahap pertama kegiatan bersama-sama Interdisc. Aspects Watershed
dengan bidang fisik, asal saja terbatas pada Management. Mon. State
pengumpulan data dasar. University.
Dalam menghubungkan asas
kepaduan disiplin dengan pengelolaan DAS, Dent, J.B., Blackie, M.J. & Harrison,
Martin (1970) dalam kata pengantarnya S.R.(1979). System simulation
untuk Symposium on The Interdisciplinary in agriculture. Appl. Sci. Publ.
Aspects of Watershed Management di Ltd. London.
Montana State University mengemukakan De Santo. R.S. (1978). Concept of applied
bahwa “…professional from the many ecology. Springer-Verlag, New
different disciplines will … work in concert York.
to bring about total watershed
managenent”. ILRI. (1977). Framework for land
evaluation. Inter. Land Recl.
PENUTUP Improv. Wageningen
Maksud pengelolaan DAS adalah Leopold, L.B., Wolman, MG. Dan Miller,
untuk mendapatkan manfaat lengkap yang J.P. (1964). Fluvial processes in
sebaik-baiknya dari DAS sesuai dengan geomorphology. WH. Freeman
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan and Co. San Fransisco.
masyarakat yang beraneka ragam dan yang
berkembang menurut waktu. Mengingat Martin, G.L. 1970. Introduction. Proc.
bahwa DAS merupakan suatu system yang Symp. Interdisc. Ascept
terbentuk dari gabungan sumberdaya yang Watershed Man. Mon. State
saling berkaitan dan berinteraksi, maka Univ. h. 1-2. Amer. Soc. Civ. E.
dalam pengelolaannya harus New York.
memperhatikan semua anasir-anasir Meinzer, O.E. 1942. Ground Water. Dalam:
penyusunnya. Karena DAS merupakan Meinzer, O.E., Editor,
sumberdaya darat yang sangat komplek Hydrology. Ch. XA. Dover Publ.
maka pemanfaatan DAS harus bersifat Inc. New York.
komprehensif yang lebih mementingkan
pengoptimuman kombinasi keluaran Menard, H.W. 1974. Geology. resources,
daripada pemaksimuman salah satu and society. W. H. Freeman and
keluaran saja. Oleh karena itu, pengelolaan Co. San Francisco.
DAS harus dilaksanakan secara terpadu, Michigan State Univ. 1976. Design and
terencana, dan berkesinambungan guna management of rural
mendapatkan manfaat sebaik-baiknya. ecosystems. ASRA Information
Dengan memahami DAS sebagai suatu Resosurces, National Science
system ekologi, diharapkan pengelolaan Foundation. Wasington, D. C.

LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 9


Morgan, R. P. C. 1979. Soil erosion. Soepraptohardjo, M. & Robinson, G. H.,
Logman. London. editors. 1975. A proposed land
capability appraisal system for
Nelson, A. & Nelson, K. D. 1973.
agricultural uses in Indonesia.
Dictionary of water and water
Soil. Inst. Bogor.
engineering Butterwarths & Co,
Ltd. London. Steele, J. G. 1967. Soil suvey interpretation
and iats use. Fao Soil Bull. No.
Notohadiprawiro, T. 1977. Suatu cara
8.
pengharkatan cepat tapak darat
(land site) bagipendirian Storie, R. E. 1964. Handbook of soil
pemukiman baru. Kongres evaluation. Assoc. Students
Nasional Ilmu Tanah II. Store. Univ. Calif. Berkeley.
Himpunan Ilmu Tanah
Spedding, C. R. W. 1979. An introduction
Indonesia. Yogyakarta.
to agricultural systems. Appl.
_______________ 1980. Penghijauan : Sci. Publ. Ltd. London.
kontroversi yang
Wassink, J. T. 1979. Agroforestry, een
berkepanjangan. Seminar
samenspel van land- en bosbouw
Penghijauan P. I. P. R. / R. S. D.
ten behoeve van de mens en zijn
C. Yogyakarta.
milieu. 67e Jaarverslag Kon.
___________, & Drajad, M. 1980. Inst. Tropen Amsterdam.
Rancangan klasifikasi
kemampuan lahan untuk
permukiman ketanian.
Rancangan pertama. Dep. I.
Tanah. Fak. Pert. UGM. Belum
diterbitkan.
___________, Sukodarmodjo, S., & Drajad,
M. 1980. Beberapa fakta dan
angka tentang lingkungan fisik
waduk Wonogiri dan
kepentingannya sebagai dasar
pengelolaan. Lokakarya
Pengembangan dan Pelestarian
Wilayah Waduk Wonogiri.
Tawangmangu.
Oldeman, R. A. A. 1979. Blueprints for a
new tropical agroforestry
tradition. Proc. 50th Symp. Trop.
Agr. Bull. 303. Kon. Inst.
Tropen. Amsterdam. H. 25-34.
Rqy, K. & Arora, D.R. 1973. Technology of
agricultural land development
and water management. Satya
pakashan. Tech. India Publ. New
Delhi.

LENTERA : Vol.6, Oktober 2008 10

Anda mungkin juga menyukai