Oleh
KELOMPOK IV
Oleh :
ARIANTO JOH (1604070010)
JIMILUS TUKAN (1604070052)
BUKHARI M. M. PUTRA (1604070038)
FRANSISKA C. DAGO (1604070061)
ROBERTUS KOLIN (1604070048)
YAKOBUS E. DANGGUR (1604070030)
Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar pada umumnya adalah
tamatan sekolah dasar dan sekolah menengah, baik sekolah menengah pertama maupun
sekolah menengah atas. Tingkat pendidikan yang sangat rendah juga sangat mempengaruhi
tingkat ekonomi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Penduduk
Taman Nasional Kelimutu dikelilingi oleh pemukiman masyarakat dari komunitas
adat LIO yang masih sangat kental dengan tatakrama adatnya. Ini dicirikan dengan
berpadunya sifat agraris, religi dan magis. Berbagai acara seremonial adat yang digelar
menunjukkan betapa kuatnya kedekatan mereka dengan alam semesta, INE PARE
adalah sebutan lain dari suku LIO karena secara mithologi merekalah yang pertama
kali menemukan padi sebagai bahan makanan keramah-tamahan mereka akan
menyambut siapapun yang datang ke Taman Nasional Kelimutu.
3.1 Kesimpulan
Keterlibatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan Taman Nasional
Kelimutu (TNK) oleh masyarakat sekitar sudah cukup baik. Hal itu tercermin dari kearifan
tradisional masyarakat Lio dalam pengolahan atau penggarapan lahan, sawah, seperti yang
tercermin dalam sistem kebe kolo yakni sistem terasering, salah satu bentuk kepedulian
masyarakat terhadap lingkungannya. Hal ini juga terlihat dari kesadaran mereka berkaitan
dengan pembangunan rumah adat, yang membutuhkan kayu adat (wowo, najubalu, mbu)
yang berada di kawasan TNKL, mereka sedikit demi sedikit berusaha menggantikan dengan
kayu lain (nangka, kelapa).
DAFTAR PUSTAKA
KSDAE. 2018. Cerita Dibalik Harmonisasi Alam dan Budaya di Taman Nasional Kelimutu.
Hhtps://ksdae.menlhk.go.id/cerita-di-balik-harmonisasi-alam-dan-budaya-di-
taman-nasional-kelimutu. [Diakses Pada Tanggal 21 November 2018 Pukul
14:48]