Anda di halaman 1dari 12

ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925

Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx


SISTEM PENGETAHUAN MASYARAKAT PETANI
KELURAHAN BONTONOMPO KECAMATAN BONTONOMPO
KEBUPATEN GOWA TENTANG PEMANFAATAN PERSAWAHAN
PASCA PANEN

Nur Indah Sari, Nurlela, Dimas Ario Sumilih


Program Studi Pendidikan Antropologi FISH-UNM
Email: nurindahsari416@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Sistem pengetahuan masyarakat dalam memilih
jenis tanaman pasca panen padi dan cara perawatannya (2) Nilai ekonomi dari jenis tanaman
yang ditanam pasca panen. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa: (1) pengetahuan yang
dimiliki oleh petani dalam memilih jenis tanaman didapat dari penyuluh pertanian yang bertugas
dari badan pelaksana penyuluhan pertanian kabupaten atau kota yang diperbantukan untuk
memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian. Pengetahuan yang
dimiliki yaitu dengan Cara menentukan hari-hari baik, memilih jenis benih unggul, serta melihat
tanda-tanda alam seperti ketika musim hujan para petani lebih memilih jenis tanaman padi untuk
ditanam tetapi ketika musim kemarau tiba para petani lebih memilih jenis tanaman palawija
untuk ditanam. Adapun pengetahuan petani dalam cara perawatan tanaman yang dipilih ditanam
yaitu degan melakukan penyiraman, penyiangan, penyulaman, dan pengendalian hama dan
penyakit yang menyerang tanaman yang ditanam. (2) nilai ekonomi dari jenis tanaman yang
dipilih ditanam pasca penen padi yaitu memiliki nilai ekonomi yang strategis dan potensi
pengembangannya cukup besar karena memiliki kelebihan terutama tahan kekeringan dan
tanaman tersebut dinilai berguna untuk menjaga kesuburan tanah dengan menstabilkan pH atau
keasaman tanah, dapat ditanam dilahan yang tidak terpakai, dan juga hasil jualnya lebih banyak
dari pada tanaman padi

Kata Kunci: Sistem pengetahuan, Masyarakat petani, nilai ekonomi

Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai negara agraris, karena sebagian besar penduduk Indonesia
mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Pertanian merupakan
sektor produktif penopang perekonomian Indonesia. Hal ini didukung dengan masih tingginya
tenaga kerja yang terserap dalam sektor ini. Di dasarkan pada kenyataan bahwa, negera ini
terdapat banyaknya lahan yang telah siap di tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan
di Sulawesi Selatan yang terdapat banyak lahan persawahan. demikian luasnya wilayah pertanian
dengan tanah yang subur mendorong sebagian masyarakat yang hidup di sekitar wilayah
tersebut, memanfaatkan sumber pertanian atau bercocok tanam sebagai tumpuan hidup
(Koertasapoetra, 1989 :16).
Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dengan kebudayaan daerahnya masing-masing
yang dipersatukan dalam budaya nusantara. Berbagai tradisi kepercayaan, kebudayaan, maupun
pengetahuan yang berkembang di Indonesia menambah khasanah budaya dan kearifan lokal
yang ada. Kearifan lokal jika digali dan dikaji dari sebuah masyarakat bisa menjadi sebuah solusi
bagi pengelolaan sumberdaya alam yang optimal, khususnya di bidang pertanian. Pentingnya
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
mengkaji kearifan lokal terutama di bidang pertanian adalah untuk pengembangan komoditi
pertanian yang kuat agar ketahanan pangan nasional tidak tergantung kepada impor, mendukung
kedaulatan lokal serta mendukung komoditas lokal untuk terus berkembang (Abdullah, 2006:19).
Sektor pertanian merupakan tumpuan hidup bagi sebagian besar penduduk Indonesia,
karena hampir dari setengah angkatan kerja Indonesia bekerja disektor ini. Selain itu, sektor
pertanian dituntut untuk dapat menghasilkan bahan pangan dalam jumlah yang cukup mampu
menyerap tenaga kerja pengangguran dan mampu menghasilkan devisa negara serta diharapkan
menjadi sektor andalan penggerak roda perekonomian nasional. Hal ini berarti upaya
penghapusan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi seluruh rakyat indonesia
akan lebih efektif dilakukan melalui pembangunan pertanian. Usaha tani dari peningkatan
produksi pertanian tanaman pangan atau komoditi lainnya yang bertujuan meningkatkan harkat
martabat manusia atau masyarakat petani dengan tujuan akhirnya meningkatkan pendapatan
petani(Simatupang, 1992:10). Tanah sangat berpengaruh terhadap pendapatan usahatani. Faktor
tanah yang mempengaruhi pendapatan usahatani adalah luas lahan garapan, kondisi fisik lahan,
lokasi lahan dari pusat perekonomian, dan status penguasaan lahan. Secara umum semakin luas
lahan yang digarap maka semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut.
Pemanfaatan lahan boleh diusahakan dengan tanaman apa saja, yang penting bahwa lahan
tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kita. Dalam pemanfaatan lahan perlu
juga diperhatikan pergiliran tanaman dan urusan tanaman. Tanaman yang terlalu banyak
meminta kesuburan tanah dapat merusak kapasitas lahan untuk berproduksi karena pengaruh-
pengaruh seperti rusaknya struktur tanah, timbulnya hama dan penyakit. Karena itu dalam tiap
usulan pergiliran tanaman harus dijaga agar cukup tersedia untuk tanaman.
Daerah pedesaan yang masih kental akan nilai kebudayaan setempat ikut mempengaruhi
petani dalam mengelola lahan pertaniannya baik secara fisik maupun rohani. Masih banyak
petani di pedesaan yang memiliki pengetahuan, kebiasaan atau tradisi khusus yang bernilai baik
dan bijaksana dalam mengelola lahan pertaniannya.Kearifan lokal yang ada hingga saat ini
dipercaya dan telah terbukti berhasil meningkatkan produktifitas hasil usahatani menyebabkan
petani tidak ragu untuk tetap mempertahankannya. Ini menjadi hal yang menarik dan suatu
alasan yang kuat perlu dilakukannya penelitian yang mengkaji hal ini sebagai salah satu cara
untuk melestarikan kekayaan bangsa yang berupa kearifan lokal komunitas petani dalam
melakukan usahatani di tengah maraknya mekanisasi, modernisasi dan instanisasi dalam usaha
pertanian saat ini.
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya turun temurun yang diwariskan dari
generasi ke generasi serta di tunjukkan dalam bentuk mitos dan tradisi di masyarakat. Sebagian
masyarakat masih mempercayainya sebagai instrumen yang mengakrabkan mereka dengan
berbagai bidang kehidupan. Bidang pertanian khususnya produksi padi merupakan bidang
kehidupan yang mengandung banyak kearifan lokal. Semua proses produksi padi, pra panen
maupun pasca panen, memanfaatkan teknik tradisional yang mengandung nilai, norma dan
kearifan lokal. Tetapi setelah masuknya teknologi pasca panen padi, perlahan-lahan kearifan
lokal pun digeser dan masyarakat pun hampir melupakannya alasannya karena teknologi
membuat semua pekerjaan menjadi lebih mudah, dalam waktu singkat dan produksi padi yang
meningkat. Hal ini tentunya tidak boleh di biarkan karena kearifan lokal merupakan instrumen
yang menjadikan bangsa indonesia di kenal sebagai bangsa yang rukun dan menghargai budaya
bangsanya (Riyon Eka Wahyudi, 2017).
Sistem kearifan lokal secara netral dan dinamik di kalangan dunia barat biasanya disebut
dengan istilah Indigenous Knowledge (warren, dalam Adimiharja, 2004). Konsep kearifan lokal
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
atau kearifan tradisional atau sitem pengetahuan lokal (Indigenous Knowledge System) adalah
pengetahuan yang khas milik salah satu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang
lama sebagai hasil dari proses hubungan timbal-balik antara masyarakat dengan lingkungannya
(Marzali dalam Mumfangati, dkk, 2004). Jadi, konsep sistem kearifan lokal barakar dari sistem
pengetahuan dan pengelolaan lokal atau tradisional. kerena hubungannya yang dekat dengan
lingkungan dan sumber daya alam, masyarakat lokal, tradisional, atau asli, melalui “uji coba”
telah mengembangkan pemahaman terhadap sistem ekologi dimana meraka tinggal yang telah
dianggap mempertahankan sumber daya alam, serta meninggalkan kegiatan-kegiatan yang
dianggap merusak ligkungan (Mitchell, 2003). Dalam konteks pengembangan persawahan,
kearifan lokal dalam pemanfaatan lahan persawahan ini cukup luas meliputi pemahaman
terhadap gejala-gejala alam atau ciri-ciri alamiah seperti kemunculan bintang dan binatang yang
menandakan datangnya musim hujan/kemarau sehingga petani dapat tepat waktu dalam
melakukan usaha taninya serta kebiasaan dalam budidaya pertanian seperti dalam penyiapan
lahan, konservasi air dan tanah, pengelolaan air dan hara, pemilihan komoditas, perawatan
tanaman dan lain-lain yang meskipun masih bersifat tradisional, merupakan pengetahuan lokal
spesifik yang perlu digali dan dikembangkan. Pertanian lahan persawahan yang dilakukan oleh
petani Bontonompo umumnya masih dikelolah secara tradisional, mulai dari persemaian benih
padi, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama, penyakit dan gulma, pengelolaan air,
panen, hingga pasca panen. Fenomena alam dijadikan indikator dan panduan dalam
melaksanakan kegiatan bercocok tanam.(wordpress, 2020)\
Sebagian masyarakat Bontonompo hidup dari pertanian, khususnya padi. Praktek
pertanian padi ini telah berkembang secara turun temurun dari generasi ke generasi yang
kemudian membentuk sistem pengetahuan dan tradisi bertani sendiri, seperti menjaga
keberagaman jenis benih, persiapan lahan, persiapan benih, penanaman, perawatan, pemanenan,
sampai pada pola komsumsi. Benih padi yang dihasilkan petani di Kelurahan bontonompo yang
merupakan benih lokal yang mereka hasilkan sendiri. Petani biasanya sudah memisahkan
terlebih dahulu antara padi yang akan disimpan sebagai pangan di lumbung dan benih yang akan
dipakai dalam musim tanam berikutnya. Padi yang akan digunakan untuk benih dipilih secara
teliti biasanya padi yang berisi dan bulirnya besar dan bagus, matang dan tidak tercampur dengan
padi yang lain, serta membutuhkan ruang yang tidak lembab dan disimpan di rumah. Pola tanam
dan teknologi budidaya oleh masyarakat Bontonompo masih sangat sederhana dan
mengandalkan tenaga kerja manusia. Kegiatan bersawah normalnya membutuhkan pertolongan
dari pihak lain, apakah diberikan dalam sistem tolong menolong, atau sistem upah. Dahulu
masyarakat Bontonompo dalam kegiatan bersawah menggunakan sistem gotong royong.
Masyarakat Bontonompo sekarang ini kebanyakan menggunakan sistem upah. Bagi yang tidak
sanggup membayar buruh mereka saling tolong-menolong karena kegiatan bersawah merupakan
hal yang berat dilakukan jika seorang diri atau hanya keluarga saja.
Petani di Kelurahan Bontonompo sebagai pemilik memiliki pengetahuan sendiri
mengenai kearifan lokal dalam mengelola pertanian padi sawah. Kearifan lokal yang dipakai
oleh petani memiliki banyak manfaat bagi kehidupan mereka, khususnya dalam bidang
pertanian. Dari hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, masyarakat petani Kelurahan
Bontonompo ini dapat mengelola lahan pertanian dengan menggunakan pengetahuan-
pengetahuan lokal mereka, sehingga mereka dapat mengelola lahan pertanian padi sawah dengan
baik, seperti mengetahui kapan harus menanam padi dan kapan harus memanennya, kapan
serangan hama muncul sehingga mereka dapat mengantisipasinya agar tidak terjadinya
kegagalan panen, hingga proses pengupasan padi menjadi beras.
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
Selain menanam padi, petani juga menanam berbagai jenis tanaman tambahan atau
palawija. Petani di Kelurahan Bontonompo juga menanam tanaman palawija di sawah yakni
berupa: jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Dengan demikian terlihat sekali kearifan
lokal dalam pemanfaatan sawah sebagai tempat bercocok tanaman yang mampu memenuhi
sebagian kebutuhan petani. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul penelitian tentang
“Sistem Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Bontonompo Kab. Gowa Dalam Pemanfaatan
persawahan Pasca Panen”.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu
data dikumpulkan dengan mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial yang berdasarkan
pada sudut pandang partisipan. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut mencakup transkip
wawancara, catatan lapangan, fotografi, vidio tape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-
rekaman resmi lainnya (Emzir, 2014:37). Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian deskriptif
bertujuan memberikan gambaran dari suatu gejala, penelitian ini bersifat menerangkan bertujuan
mencari sebab-musabab dari suatu gejala (Koenjaraningrat, 1997:8). Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan semua hasil dan informasi yang didapatkan dalam penelitian, peneliti
berupaya untuk menjelaskan dan pengetahuan masyarakat Kabupaten Gowa dalam pemanfaatan
persawahan pasca panen.

Pembahasan
Sistem pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat
keadaan, dan harapan-harapan. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam
sekitar, sifat-sifat, waktu, dan tingkah laku sesama manusia, hingga tubuh manusia. Sistem
pengetahuan yang di miliki oleh masyarakat Kelurahan Bontonompo menjadi corak kebudayaan,
salah satu corak kebudayaan itu seperti pada bidang pertanian khususnya bercocok tanam.
Sistem pengetahuan yang dimiliki oleh petani dalam suatu kelompok masyarakat umumnya
diperoleh dari nenek moyang mereka terdahulu dan juga dari penyuluh pertanian lapangan yang
bertugas memberikan dorongan kepada petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan
cara hidup yang sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian yang
lebih maju. Penyuluh pertanian lapangan merupakan petugas dari badan pelaksana penyuluhan
pertanian kabupaten/kota yang diperbantukan untuk memberikan pengarahan, pembinaan dan
penyuluhan dibidang petanian kepada seluruh masyarakat petani. Para penyuluh pertanian datang
ke rumah warga untuk memberikan pengetahuan mengenai pertanian yaitu bagaimana cara
bercocok tanam yang baik. Pengetahun yang dimiliki oleh masyarakat petani dalam memilih
jenis tanaman yang akan ditanam pasca panen padi yaitu para petani melihat dulu kondisi
sawahnya apakah sawahnya tergenang air atau sawahnya kering kalau sawahnya memang selalu
tergenang air maka yang cocok petani tanam yaitu tanaman padi tetapi kalau sawahnya kering
atau lembab petani lebih memilih jenis tanaman palawija untuk ditanam seperti kacang-
kacangan, umbi-umbian, dan lain-lainya. Namun kebanyakan petani memilih jenis tanaman padi
untuk menjadi komoditas utama untuk ditanam setelah itu tanaman palawija.
DiKelurahan Bontonompo terdapat dua jenis sawah yaitu sawah tadah hujan dan sawah
irigasi. Sawah tadah hujan adalah sawah yang memanfaatkan pengairannya dari air hujan jadi
sistem penanamannya dengan cara menunggu saat musim hujan, jika musim kemarau
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
kemungkinan besar akan dilanda kekeringan maka dari itu petani menanam tanaman palawija.
DiKelurahan Bontonompo sendiri terdapat sawah tadah hujan yang hanya memanfaatkan sawah
dengan mengandalkan curah hujan. Sawah identik dengan tanaman padi, tetapi sawah juga bisa
ditanami jenis tanaman yang lain seperti kacang-kacangan atau umbi-umbian semua tergantung
musim dan tergantung dengan petani yang memiliki lahan persawahan tersebut mau menanam
tanaman apa saja. Untuk menganalisir atau terjadinya resiko kekeringan sebagian petani
Kelurahan Bontonompo membuat pompa air/sumur bor dilahan persawahannya. Para petani
harus mempunyai perhitungan curah hujan yang baik dalam melakukan bercocok tanam. Mereka
harus mempunyai perhitungan kapan terjadinya hujan jika kalau tidak petani akan mengalami
gagal panen. Bedah halnya dengan sawah irigasi yang memberikan pasokan air yang cukup,
maka dari itu petani yang mendapatkan pasokan dari pengairan tidak harus mempunyai
perhitungan kapan terjadinya hujan.
Para petani di Kelurahan Bontonompo sementara berahlih ke tanaman palawija sambil
menunggu datangnya musim hujan karena di Kelurahan Bontonompo terdapat lahan persawahan
tadah hujan Salah seorang petani mengaku akan mengolah sawahnya yang dulunya ditanami padi
akan ditanami tanaman palawija. Menurut Dg Gassing selaku informan mengatakan bahwa:
“bila dibandingkan dengan tanaman padi dimusim kemarau ini lebih
menguntungkan palawija. Selain irit air masa tanamnya juga lebih singkat seperti
kacang hijau yang ditanam 2-3 bulan bisa dipanen sedangkan padi harus
menunggu 4 bulan begitupun dengan hasilnya yang dipanen dari lahan tersebut
selisihnya jika dibanding dengan palawija lebih menguntungkan palawija namun
biayanya juga lebih besar karena mengolah tanam untuk padi dari pada palawija
lebih susah termasuk pemeliharaannya” (wawancara tanggal 26 Februari 2021)
Menurut pendapat informan diatas bahwasanya petani memilih tanaman palawija karena
cara pemeliharaanya sangat muda jika dibandingkan tanaman padi. memilih jenis tanaman yang
akan ditanam pasca panen padi juga dengan cara memilih tanaman apa yang bagus ditanam pada
saat musim hujan atau saat musim kemarau tiba karena di sesuai kan dengan keadaan alam yang
memungkinkan untuk menanam tanaman tersebut dan dilihat dari pengalaman-pengalaman
sebelumnya kapan terjadinya hujan dan kapan terjadinya kemarau. pada saat musim hujan
misalnya, para petani memiliki kesempatan untuk bercocok tanam padi. Selama musim panen
sudah selesai, petani harus kembali menunggu musim tanam tiba. Dalam menunggu musim
tanam tersebut, tentunya lahan persawahan yang dimilikinya menjadi terbengkalai atau tidak
ditanami apa-apa. Supaya lahan persawahan yang dimiliki petani tetap produktif, maka petani
memilih tanaman palawija yang akan ditanam untuk menunggu musim tanam tiba. dulunya
kegiatan bercocok tanam padi hanya dilakukan sebanyak satu kali saja karena di Kelurahan
Bontonompo sebagian sawahnya merupakan sawah tadah hujan yang hanya mengandalkan curah
hujan saja.
Pada musim kemarau petani memanfaatkan lahan persawahannya dengan menanam
tanaman palawija. Adapun Pengetahuan masyarakat petani mengenai Tanaman palawija yaitu
merupakan tanaman kedua setelah tanaman padi seperti tanaman jagung, kacang hijau atau
bengkoang. Cara ini dilakukan agar lahan petani punya tidak kosong alias tidak ditanami apa-
apa, karena kalau tidak ditanami apa-apa maka tidak ada penghasilan yang didapatkan oleh
petani maka dari itu lebih memilih menanam tanaman kedua yang tahan dengan kekeringan.
Tanaman palawija juga dinilai berguna untuk menjaga kesuburan tanah dengan menstabilkan
tingkat pH atau keasaman tanah. Hal ini tentu dilakukan agar tanah dapat menghasilkan produk
pangan yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Disamping itu, biasanya para petani
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
mulai menanam palawija ketika komoditas utama sedang mengalami penurunan harga. Tanaman
palawija juga dapat ditanam dengan mudah pada lahan persawahan yang tidak dipakai. Dengan
menanam tanaman palawija, petani dapat memutus siklus hama dan penyakit yang akan
menyebabkan kerugian pada petani saat musim panen. adapun jenis tanaman yang ditanam oleh
masyarakat Kelurahan Bontonompo yaitu tanaman kacang hijau, bengkoang, jagung dan
tanaman lainnya. Dari banyaknya tanaman palawija yang ditanam yang paling banyak ditanam
adalah tanaman jagung, kacang hijau dan bengkoang. Seperti halnya yang dikatakan informan
Dg Gassing bahwasanya
“saya menanam tanaman kacang hijau setelah menanam padi karena kalau dijual
harganya cukup mahal dibandingkan padi dan tanaman tersebut juga sangat
mudah didapat dan proses penanamannya tidak membutuhkan waktu yang lama,
bisa dipanen setiap saat”(wawancara tanggal 29 Februari 2021)
Dulunya para petani hanya menanam padi dua kali bahkan ada juga yang menanam padi
hanya satu kali saja dalam setahun setelah itu tanaman palawija tetapi seiring perubahan zaman
atau perkembangan teknologi semakin maju bercocok tanam padi dapat dilakukan sebanyak tiga
kali dalam satu tahun apabila dengan adanya saluran irigasi. Sama halnya yang dikatakan oleh
ibu Hamdana
“saya menanam tanaman sebanyak tiga kali dalam setahun yaitu tanaman padi
dua kali terus itu tanaman palawija seperti kacang hijau, karena dulunya belum
banyak menggunakan irigasi dan dibantu dengan pompa air maka dari itu kita
menanam padi hanya satu kali tetapi sekarang sudah banyak yang menggunakan
irigasi dan pompa air jadi kita bisa menanam tanaman padi sebanyak dua kali
bahkan ada juga yang menanam padi sampai tiga kali” (wawancara tanggal 28
Februari 2021)
Lahan persawahan yang ada di Kelurahan Bontonompo selain ditanami padi masyarakat
petani juga memilih jenis tanaman palawija untuk ditanam seperti kacang hijau, jagung,
bengkoang dan tanaman lainnya. untuk tanaman tersebut biasanya mereka tanam setelah
tanaman padi dikarenakan musim kemarau akan datang karena padi banyak membutuhkan air.
Pengelolah lahan tersebut tergantung dengan petani mau menanam jenis tanaman apa saja.
Sesuai dengan pernyataan informan dg lurang selaku petani mengatakan bahwa:
“jenis tanaman yang saya tanam setelah panen padi yaitu tanaman palawija seperti
tanaman kacang hijau karena tanaman tersebut tahan dengan kekeringan dan tidak
terlalu banyak membutuhkan air proses penanamannya juga hanya sebentar tidak
seperti tanaman padi yang proses penanamannya menunggu 4 bulan untuk
memanennya”.(wawancara tanggal 26 Februari 2021).
Hal demikian juga dikatakan oleh informan ibu ningsih:
“Tanaman yang saya tanam setelah panen padi yaitu tanaman palawija seperti
jagung karena tanaman tersebut tidak terlalu banyak membutuhkan air dan
tanaman jagung juga bisa ditanam dilahan yang tidak terpakai”(wawancara
tanggal 26 Februari 2021).
Dari hasil wawancara informan bahwasanya masyarakat Kelurahan Bontonompo lebih
memilih menanam jenis tanaman palawija pasca panen padi ketika musim kemarau tiba. Selain
itu, Tanaman tersebut juga memiliki manfaat yang sangat banyak, jenisnya pun bermacam-
macam yang ditanam oleh masyarakat petani Kelurahan Bontonompo, antara lain:
1. Jagung
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
Jagung yang merupakan sumber karbohidran yang sangat tinggi. Selain kandungan gizinya yang
tidak bisa diremehkan, tanaman jagung juga cukup mudah dibudidayakan, sehingga menjadi
pilihan banyak petani terutama diKelurahan Bontonompo. Sinar matahari yang cukup dan kadar
air yang tidak berlebihan merupakan dua faktor utama agar jagung tumbuh dengan baik.
2. Kacang hijau
Jenis tanaman palawija ini sering menjadi favorit banyak orang karena nutrisinya yang
melimpah. Kandungan nutrisi pada kacang hijau diantaranya adalah protein dan mineral.
Tanaman kacang hijau juga dapat dibuat apa saja misalkan saja bubur kacang hijau
3. Bengkoang
Tanaman ini merupakan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman pangan sumber
karbohidrat sekaligus protein nabati. Sebagian besar petani hanya mengenal manfaat bengkoang
sebagai kosmetik pemutih wajah dan kulit saja namun manfaatnya juga bagus untuk kesehatan,
kaya akan vitamin dan jenis tanaman tersebut juga dapat ditanam dilahan yang kering.
Dari sekian banyaknya manfaat tanaman tersebut, adapun keuntungan-keuntungan yang
bisa diperoleh petani yang menanam palawija yaitu:
a. Menanam palawija yaitu untuk mengisi kekosongan lahan setelah panen padi disawah
dapat dilakukan. Penanaman tersebut terutama saat musim kering. Manfaat yang bisa
diambil adalah bertambahnya pendapatan Masyarakat petani dari hasil panen tanaman
palawija.
b. Masa panennya yang cepat. Menanam palawija memang bisa menambah pendapatan para
petani. Selain soal harga, panen tanaman palawija juga relatif cepat.
Dari sekian banyaknya tanaman palawija yang ditanam yang lebih banyak ditanam oleh
masyarakat petani adalah tanaman palawija seperti kacang hijau, jagung, dan bengkoang. adapun
pengetahuan masyarakat petani Kelurahan Bontonompo dalam proses penanaman tanaman
tersebut dan cara perawatannya sebagai berikut:
1. Tanaman Kacang Hijau
a. Mempersiapkan lahan
Langkah pertama yang dilakukan para petani yaitu dengan cara membajak atau mencangkul
tanah, setelah itu para petani menambahkan pupuk kandang yang berguna untuk meningkatkan
nutrisi dalam tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman kacang hijau. Setelah diolah para
petani mulai membuat bedengan dengan lebar 1 meter dan tinggi sekitar 30-50cm, atau bisa juga
dengan menyesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antara bedengan sebaiknya adalah 2 meter
supaya air hujan dapat mengalir lancar tanpa ada yang tergenang ditengah lahan. Setelah
bedengan jadi, masyaraklat petani mulai membuat lubang, dimana lubang yang digunakan untuk
menanam benih mamiliki kedalaman 4cm.
b. Semai Benih
Langkah selanjutnya adalah menyemai benih, langkah ini cukup mudah yaitu dengan membasahi
benih kacang hijau yang akan digunakan dengan menggunakan air,dan dianginkan selama
beberapa jam hingga benih mulai berkecambah.
c. Penanaman Bibit Kacang Hijau
setelah bibit mulai berkecambah, kamu bisa mulai melakukan penanaman ke dalam lubang yang
sudah petani persiapkan sebelumnya. Para petani memasukkan 3 benih kacang hijau pada setiap
lubang. Petani harus memastikan benih kacang hijau yang di masukkan sudah berkecambah dan
kondisinya baik.
Setelah proses penanaman tanaman kacang hijau selesai dilakukan, adapun pengetahuan
masyarakat petani dalam merawat tanaman kacang hijau dengan baik untuk mendapatkan
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
pertumbuhan tanaman yang optimal dan untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas baik
maka dilakukan:
a. penyiraman
penyiraman pada benih sangat penting supaya tanaman kacang hijau bisa mendapat nutrisi yang
cukup. Apabila lahan yang ditanam lembab, petani cukup melakukan penyiraman satu kali
perhari. Namun apabila tanah tempat petani menanam cukup kering, penyiraman bisa dilakukan
pada pagi atau sore hari untuk memastikan tanaman kacang hijau mendapat asupan air yang
cukup.
b. Penyulaman
Saat kacang hijau memasuki 15-20 hari, maka petani harus melakukan penyulaman. Petani harus
melihat tanaman kacang hijau yang tidak tumbuh dengan sempurna dan segera menggantinya
dengan benih baru supaya saat panen semua tanaman sudah tumbuh secara merata.
c. Penyiangan
Gulma dan rumput liar yang tumbuh perlu dicabut disekitar tanaman akan mengganggu
pertumbuhan kacang hijau, karena akan menyerap semua nutrisi yang dibutuhkan kacang hijau
untuk tumbuh dengan baik. lakukan proses penyiangan ini mulai tanaman berusia 15-30 hari.
d. Pemupukan
Pupuk dibutuhkan kacang hijau supaya pertumbuhannya tetap terjaga. Hal ini dilakukan saat
tanaman akan berbunga, biasanya 1 bulan setelah masa tanam. Pupuk yang digunakan yaitu urea,
TSP, atau KCL.
e. Pengendalian hama dan penyakit
Salah satu sebab kegagalan panen adalah serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu perlu
dilakukan antisipasi serangan dengan pencegahan yang lebih baik dari pada pengobatan. Jika
serangan sudah terjadi, sebaiknya dilakukan pengendalian sesuai dengan jenis hama yang
menyerang. Hama yang biasa menyerang tanaman diKelurahan Bontonompo yaitu belalang,
tikus, ulat dan lain-lain. Kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dapat
menyebabkan kerusakan hingga kematian pada tanaman. Pengendalian hama dapat dilakukan
menggunakan pestisida kimia ataupun organik.
2. Tanaman jagung
a. Persiapan lahan
Untuk menanam jagung dibutuhkan tanah yang gembur. Namun, pertama-tama, tanah harus
bersih dari sisa tanaman lama atau rumput-rumputan dengan cara dibakar. Setelah itu petani bisa
mencangkul tanah dengan kedalaman 25cm. Setelah dicangkul, selanjutnya tanah bisa diratakan
kembali. Buat juga bedengan dengan baik agar tanaman jagung bisa mendapatkan air yang
seimbang dikala hujan. Pilih tanah yang menerima setidaknya enam jam atau lebih sinar
matahari langsung. Petani bisa menambahkan kompos kearea tanah sebelum ditanami jagung.
b. Menanam bibit jagung
menaburkan benih jagung sedalam 3 hingga hingga 5 cm, setiap lubang bisa dimasukkan 1-2 biji
jagung. jarak yang baik untuk menanam benih jagung yaitu antara 30-40 cm. Pastikan untuk
menyirami bedengan sampai bagian atas agar tanah lembab, lalu lanjutkan menyiram seperlunya
agar tanah tidak mengering selama periode perkecambahan. Jagung biasanya berkecambah
dalam waktu tujuh hingga 14 hari. Jika tanaman jagung sudah mencapai ketinggian 30-40 cm
tanah harus dibersihkan lagi dari rumput-rumput liar atau gulma. Setelah itu, petani bisa
memberikan pupuk secukupnya supaya pertumbuhannya cepat.
c. Pengairan
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
Pengairan dapat dilakukan saat lahan tidak dibasahi oleh air hujan selama 3 hari berturut-turut.
Hal ini dikarenakan jagung membutuhkan ketersediaan air yang cukup selama masa
pertumbuhan.
d. Penyulaman
Petani melakukan pengecekan kurang lebih satu minggu setelah bibit ditanam. Hal itu dilakukan
untuk melihat apakah bibit yang ditanam tumbuh dalam keadaan normal atau tidak. Jika pada
saat pengecekan ditemukan bibit jagung yang tidak tumbuh atau mengalami kerusakan maka
perlu dilakukan penanaman ulang (penyulaman).
e. Penyiangan
Penyiangan merupakan proses pembersihan tanaman dari gulma, hama, maupun parasit yang
dapat mengganggu pertumbuhan jagung yang ditanam. Penyiangan pertama dapat dilakukan saat
tanaman sudah berumur empat minggu setelah masa tanam. Penyiangan dilakukan bersamaan
dengan pembumbunan dan sebaiknya dilakukan dua minggu sekali.
f. Pemupukan
Kebutuhan akan hara harus tercukupi untuk menunjang pertumbuhan tanaman jagung. Oleh
karena itu tanaman jagung perlu dipupuk secara rutin. Pupuk yang digunakan yaitu urea, SP, dan
NPK. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman berusia 20 hari. Pemberian pupuk dilakukan
dengan cara menyebarkannya.
g. Pengendalian hama dan penyakit
Salah satu sebab kegagalan panen adalah serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu perlu
dilakukan antisipasi serangan dengan pencegahan yang lebih baik dari pada pengobatan. Jika
serangan sudah terjadi, sebaiknya dilakukan pengendalian sesuai dengan jenis hama yang
menyerang. Hama yang biasa menyerang tanaman jagung yaitu belalang, kumbang kutu, dan
lain-lain. Kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dapat menyebabkan
kerusakan hingga kematian pada tanaman. Pengendalian hama dapat dilakukan menggunakan
pestisida kimia ataupun organik.
3. Tanaman Bengkoang
a. Penyiapan benih bengkoang
Benih bengkoang bisa didapatkan dengan dua cara, pertama menyeleksi dari tanaman
yang ada. Caranya pilih beberapa tanaman yang terlihat sehat, kemudian biarkan tanaman
tersebut tumbuh berbunga sampai mengeluarkan polong. Sedangkan tanaman lainnya tetap
dipangkasi bunganya, karena tanaman bengkoang yang bunganya tidak dipangkas tidak akan
menghasilkan umbi. Polong yang tumbuh hingga tua, setelah itu polog siap dipanen sebagai
benih. Apabila benih akan disimpan, sebaiknya jangan dibuka kulit polongnya. Kalaupun dibuka
dari kulitnya harus disimpan ditempat yang kering dan tertutup rapat. Dengan penyimpangan
yang baik benih biasanya bertahan hingga 1 tahun. Cara yang kedua adalah dengan menyeleksi
benih dari hasil panen. Pilih beberapa umbi yang kualitasnya bagus, bisa dilihat dari ukuran dan
bentuknya. Kemudian simpan umbi tersebut. Setelah tunas tumbuh, seleksi tunas tersebut. Tunas
yang paling baik adalah yang paling dekat dengan pusat umbi. Kemudian tanaman bengkoang
tersebut, dan biarkan bunganya tumbuh hingga menghasilkan polong. Setelah itu polong bisa
dipanen sebagai benih. Cara kedua ini biasanya menghasilkan benih yang lebih baik dari cara
pertama.
b. Pengolahan tanah dan penanaman
Pertama-tama tanah dibajak atau dicangkul dengan tujuan menggemburkan tanah.
Kemudian petani membuat bedengan agar tanah berjalan dengan baik. lebar bedengan 1 meter
dengan tinggi 20-25 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kontur lahan. Atur jarak antara
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
40-50 cm. Tebarkan atau campurkan pupuk kandang atau kompos. Dosis pupuk dasar kira-kira
20 ton per hektar. Kemudian aduk hingga merata. Setelah itu buat lubang tanam dengan cara
ditugal sedalam 5-7cm. Dalam satu bedengan buat dua baris lubang dengan jarak dalam bari
25cm dan jarak antara bari 30cm. Masukkan benih bengkoang pada setiap tugalan sebanyak 1
biji lalu timbun dengan tanah. Lalu siram secukupnya untuk mempertahankan kelembaban tanah.
Sebelum benih ditanam petani merendam dahulu benih sekitar 6 sampai 12 jam, kemudian
diamkan selama satu hari. Nanti akan terlihat tunah tumbuh pada biji bengkoang. Baru setelah itu
biji bisa ditanam.
Setelah tanaman bengkoang sudah ditanam adapun cara perawatan tanaman tersebut yaitu:
a. Penyiraman
bengkoang termasuk tanaman yang tahan dengan kekerigan. Namun jika terjadi
kekeringan ekstrim, petani melakukan penyiraman secukupnya saja.
b. Penyiangan
Ketika tanaman berumur 2 minggu pasti akan tumbuh gulma. Apalagi kalau musim hujan rawan
sekali dengan tumbuhya jamur di sekitar tanaman bengkoang, karena kalau tidak diatasi akan
memperhambat pertumbuhan pada tanaman maka dari itu perlu dilakukan penyiangan.
c. Penyulaman
Jika ada tanaman bengkoang yang tidak tumbuh. Maka dilakukan penyulaman yaitu menggati
dengan tanaman yang baru, namun penyulaman sebaiknya menggunakan kacang tanah, tidak
memakai bengkoang lagi. Karena pada umur seperti itu, bengkoang baru tidak bisa mengejar
pertumbuhan tanaman bengkoang lainnya. Penyulaman dengan kacang tanah berfugsi juga untuk
memperkaya nitrogen pada tanah.
d. Pemupukan
Lakukan pemupukan lanjutkan dengan pupuk kandang ataupun kompos saat usia tanaman
mencapai 3 minggu secara rutin setiap 2 minggu sekali. Pupuk yang biasa digunakan oleh
masyarakat Bontonompo adalah pupuk Urea, SP, dan KCL.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika terdapat hama atau penyakit yang merusak
tanaman, dengan melakukan penyemprotan pestisida sesuai dosis yang dianjurkan. Jenis
pestisida yang digunakan tergantung pada hama yang menyerang tanaman. Hal serupa juga
disampaikan oleh informan Bapak Yunus yang mengatakan bahwa:
“tanaman yang saya tanam yaitu kacang hijau yang saya ketahui tentang cara
perawatannya yaitu dengan cara menyiramnya apabila tanahnya kering, mencabut
rumputnya agar tanaman tidak rusak, memupuknya agar tanaman tumbuh dengan
subur, dan juga memberinya racun jika ada hama yang menyerang tanaman yang
saya tanam. ”.(wawancara tanggal 27 Februari 2021).

Hal demikian juga disampaikan oleh informan bapak Garrabali


“saya menanam tanaman jagung, saya merawat tanaman dengan cara
membersihkan rumputnya atau gulmanya, penanganan hamanya jika ada hama
yang menyerang tanaman tersebut kita beri racun, pemberian pupuk juga harus
dilakukan agar tanaman tumbuh dengan subur.(wawancara tanggal 29 Februari
2021).
Dari hasil wawancara informan bahwasanya sebagian masyarakat petani sudah
mengetahui cara merawat tanaman dengan baik namun ada juga sebagian petani yang lupa
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx
dengan merawat tanaman yang ditanamnya sehingga masyarakat petani mengalami gagal panen.
Merawat tanaman sangat perlu dilakukan oleh petani agar penghasilan yang didapatkan ketika
panen juga memuaskan dan penghasilan yang didapatkan oleh petani juga ditentukan oleh
luasnya lahan persawahan yang petani miliki. Setiap tumbuhan memiliki bagian-bagian yang
bermanfaat bagi makhluk hidup lain. Salah satu bagian tumbuhan adalah memiliki bunga atau
buah. Agar bunga atau buah tampak subur dan terjaga dengan baik, maka masyarakat petani
perlu merawat dan memelihara tanamannya. Karena jika tidak rutin disiram atau diberi pupuk
dan lain-lainnya, tumbuhan akan kering dan rusak, para petani akan mengalami kerugian.
Pengetahuan yang dimiliki petani dalam bercocok tanam dan cara perawatannya didapatkan dari
penyuluh pertanian yang datang biasanya kerumah-rumah petani untuk memberikan informasi
tentang pertanian agar petani dapat mengetahui bagaimana cara bercocok tanam dengan baik dan
agar tanaman tumbuh dengan subur agar penghasilan yang didapatkan juga lebih banyak apabila
petani merawat tanamannya setengah-setengah atau tidak pernah dirawat sama sekali maka
petani akan mengalami gagal panen dan dapat mengakibatkan kerugian pada petani.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang sistem pengetahuan masyarakat petani dalam memilih jenis
tanaman pasca panen padi dan cara perawatannya pengetahuan tersebut didapat dari penyuluh
pertanian yang bertugas dari badan pelaksana penyuluhan pertanian kabupaten atau kota yang
diperbantukan untuk memberikan pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian.
Pengetahuan yang dimiliki yaitu dengan Cara menentukan hari-hari baik, memilih jenis benih
unggul, serta melihat tanda-tanda alam seperti ketika musim hujan para petani lebih memilih
jenis tanaman padi untuk ditanam tetapi ketika musim kemarau tiba para petani lebih memilih
jenis tanaman palawija untuk ditanam. Dan pengetahuannya dalam memilih jenis tanaman yaitu
terlebih dahulu petani Kelurahan Bontonompo lihat dulu kondisi sawahnya apakah sawahnya
tergenang air atau sawahnya kering kalau sawahnya memang selalu tergenang air maka yang
cocok petani tanam yaitu tanaman padi tetapi kalau sawahnya kering atau lembab petani lebih
memilih jenis tanaman palawija seperti kacang hijau, jagung, bengkoang dan tanaman lainnya
untuk ditanam. di Kelurahan Bontonompo selain ditanami padi masyarakat petani juga memilih
jenis tanaman palawija untuk ditanam seperti kacang hijau, kacang panjang, jagung, bengkoang
dan tanaman lainnya namun yang lebih banyak ditanam oleh masyarakat petani Kelurahan
Bontonompo yaitu tanaman kacang hijau, jagung dan bengkoang. untuk tanaman tersebut
biasanya mereka tanam setelah tanaman padi dikarenakan musim kemarau akan datang karena
padi banyak membutuhkan air.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2006). Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hlm 19

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm 12.

Clifford Geetz. (1983). Involusi Pertanian. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Hlm 6.

Damsar. (2013). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenadamedia. Hlm 9.

Emzir. (2014). Metodologi penelitian kualitatif analisi data. Jakarta: Rajawali Press. Hlm 37.
ALLIRI: JOURNAL OF ANTHTROPOLOGY pISSN: 2684-9925
Volume 3 (2) Desember 2021 eISSN: xxxx-xxxx

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, Hlm 144.

Koenjaraningrat. (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. GramediaPustaka


Utama. Hlm 8.

Kartasapoetra. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bina Aksara. Hlm 16.

Koenjaraningrat. (1987). Metode-Metode Penelitian Masyarakat Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama. Hlm 14.

Koenjaraningrat. (1994). Metode-Metode Penelitian Masyarakat Edisi Ketiga. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama. Hlm 48.

Moelong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdayaksa

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif. Bandung:


Alfabeta. Hlm329.

Suryana, S. (2003). Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan Pangan.


Yogyakarta: KPFC. Hlm 39.

Anda mungkin juga menyukai