Anda di halaman 1dari 9

Klasifikasi sistem pertanian(Tipe-tipe pertanian dan

Kegiatan Pertanian)

OLEH
KELOMPOK 3
- Steaven Pramadia Agung Silitonga (2001100085)
- Sriyana Kune (2001100084)
- Junfi yulianti Snae (2001100063)
- Fransisca xaveria kindari lota lasar (2001100059)
- Mitro Fennu Tpoenifu (2001100076)
- Yesiliana Putri Manafe (2001100091)

Kelas : 3B

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Klasifikasi sistem pertanian(Tipe-
tipe pertanian dan Kegiatan Pertanian)”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kulian Geografi Pertanian di Universitas Nusa Cendana.

Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada rekan-
rekan kelompok 3 yang turut serta aktif membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Kupang 1 Oktober 2021

Penyusun,kelompok 3

ii
DAFTAR ISI..

KATA
PENGANTAR............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I  

PENDAHULUAN.....................................................................................................................iv

A.    Latar
Belakang...................................................................................................................iv

B.     Rumusan Masalah............................................................................................................. v

C.     Tujuan................................................................................................................................v

BAB II

Klasifikasi Sistem Pertanian


1.Tipe tipe pertanian ………………………………………………………………..…………1
2. Kegiatan Pertanian……………………………………………………………………….
….2

BAB III 

PENUTUP..................................................................................................................................3

A.    Kesimpulan.......................................................................................................................3

B.     Saran……………………………………………………………………………………..3

DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................4

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Geografi Pertanian memplajari mengenai konsep dan lingkungan geografi pertanian,


klasifikasi sistem pertanian, faktor produksi pertanian dan karakteristik sistem pertanian,
studi perkembangan pertanian, pembangunan pertanian dan penelitian sistem pertanian.

Bentuk pertanian pada peringkat awal adalah primitif dan lalu berubah mulai membiakkan
tumbuhan melalui proses pemilihan, beternak hewan (dahulunya liar), dan membentuk
komunitas/kelompok-kelompok pertanian yang lebih besar . Banyak jenis-jenis tanaman yang
telah berubah dari proses pemilihan dan penanaman sebelum selanjutnya tanaman tersebut
dipindahkan ke tempat-tempat lain di dunia ini.

Iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman telah menyebabkan sebaran spesies-spesies


tanaman tersebar luas di dunia. Kawasan Asia Barat yang berhampiran lengkungan
Lembangan Sungai Tigris adalah merupakan kawasan pertanian yang dapat dikembangkan
sejak tahun 6,000 SM. Tanaman barli, kurma, buah lai, buah delima, bawang, dan kacang
telah ditanam di kawasan yang subur ini. Tanaman epal juga pada awalnya ditemui di keliling
Lautan Hitam dan Kaspian. pertanian merupakan aktivitas ekonomi dunia yang paling
penting. dimana pada prakteknya kegiatan ini menggunakan sepertiga dari permukaan bumi
dan terdapat sekitar 45% dari seluruh jumlah penduduk dunia yang bekerja dan terlibat
dengan aktivitas pertanian.

Pertanian tidak lagi boleh dipandang sebelah mata bagi kehidupan manusia di muka bumi
apabila manusia yang semakin ramai dan mempunyai belbagai kebutuhan. Sesuai sejarah
pada mulanya manusia yang bergantung kepada aktivitas memburu dan mengumpulkan
makanan tidak berkembang baik oleh karena kurangnya kemampuan untuk menyediakan
sumber makanan yang mencukupi.
Lain halnya dengan masyarakat modern yang jumlahnya cukup besar, aktivitas pertanian
yang baik dan produktif menjadi penting untuk menghasilkan sumber makanan yang banyak.
kegiatan beternak hewan merupakan titik permulaan bagi pertanian modern yang diamalkan
sekarang. Aktiviti-aktiviti ini memerlukan tenaga kerja dan penjagaan yang baik dan
memadai. Tanaman dan ternak tidak boleh dibiarkan sendirian untuk hidup seperti keadaan
masa silam.

iv
Sebagai contohnya tanaman padi, memerlukan kerja-kerja penyemaian, pembajakan,
pembasmian serangga dan penyakit, perawatan dan penuaian. Keperluan untuk peralatan,
pupuk, pestisida, pengairan, perlindungan area/pagar, dan modal untuk membeli bibit juga
turut meningkat dengan berkembangnya sistem pertanian yang banyak tertumpu kepada
peningkatan hasil dan mutu pengeluaran pertanian.

Pertanian moden adalah bercirikan pada peningkatan hasil dan penurunan dalam penggunaan
tenaga buruh. Petani-petani tidak lagi seharian berada di ladang. sehingga waktu tidak
terbuang, banyak aktiviti-aktiviti lain yang bisa dilakukan oleh para petani seperti kegiatan
pemasaran, aktivitas sosial. maupunaktivitas lainnya

B.     Perumusan masalah

Memahami Klasifikasi sistem pertanian :


a. Tipe-tipe pertanian
b. Kegiatan Pertanian

C.    Tujuan

Mengetahui Klasifikasi sistem pertanian:


a. Tipe-tipe pertanian
b. Kegiatan Pertanian

v
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Sistem Pertanian


1.Tipe tipe pertanian :
- Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari
tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum,
produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena
sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan
ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti
padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
- Sistem tegal pekarangan berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber
air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu,
walupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya
jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan.
Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman tanaman yang tahan kekeringan dan
pohon-pohonan.
- Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah
dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan
tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase
yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun
palawija. Di beberapa daerah, pertanian  tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu
milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena
kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan
coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan
manajemen yang industri pertanian.

1
2. Kegiatan pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. ... Usaha tani adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut
sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya.

* Ciri-Ciri Pertanian Rakyat


1.Modal Kecil
Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petani hidup dalam keadaan miskin.
Dengan demikian modal yang dimiliki pun sedikit yang mengakibatkan teknik, peralatan dan
perlengkapan yang digunakan masih tergolong sederhana. Dengan berbagai barang modal
yang berteknologi rendah itu tentu saja tidak akan menghasilkan hasil pertanian yang besar.
2. Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana
Akibat keterbatasan dana, maka sistem yang digunakan untuk bercocoktanam pun juga
menjadi sederhana. Dengan modal yang besar pada umumnya akan dapat menerapkan
teknologi tinggi untuk mengikatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
3. Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan
Rakyat petani Indonesia pada umumnya menanam tumbuhan yang dapat dijadikan bahan
makanan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi para petani yang secara umum di bawah
garis kemiskinan. Tanaman yang ditanam pun merupakan tanaman pangan sehari-hari agar
jika tidak laku terjual dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. Selain itu tanaman pangan
memiliki sifar pasar yang inelastis, sehingga produk pangan itu akan selalu laku di pasaran
tanpa dapat banyak dipengaruhi oleh harga.
4. Tidak Meliki Sistem Administrasi yang Baik
Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri-sendiri tanpa membuat perkumpulan
petani. Dengan diperkenalkannya sistem koperasi, maka pertanian di Indonesia dapat
melangkah ke arah yang lebih baik. Koperasi merupakan organisasi badan hukum yang
didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota-anggotanya. Dengan sistem
administrasi koperasi yang baik maka para petani ini akan lebih memiliki posisi daya tawar
dan daya saing yang lebih baik dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri.

2
BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Keberhasilan pembangunan pertanian terletak pada keberlanjutan pembangunan pertanian itu
sendiri. Konsepsi pembangunan pertanian berkelanjutan tersebut diterjemahkan ke dalam visi
pembangunan pertanian jangka panjang yaitu ”Terwujudnya sistem pertanian industrial
berdaya saing, berkeadilan dan berkelanjutan guna menjamin ketahanan pangan dan
kesejahteraan masyarakat pertanian “ dan diimplementasikan.
Sistem pertanian industrial dicirikan oleh usaha pertanian bernilai tambah tinggi dan
terintegrasi dalam satu rantai pasok berdasarkan relasi kemitraan sinergis dan adil dengan
bertumpu pada sumber daya nasional, kearifan local serta ilmu pengetahuan dan teknologi
berwawasan lingkungan. Sistem pertanian industrial adalah sosok pertanian ideal yang
merupakan keharusan agar usaha pertanian dapat bertahan hidup dan tumbuh berkembang
secara berkelanjutan dalam tatanan lingkungan persaingan global yang semakin ketat.
Sehingga sudah seharusnya negara-negara dunia ketiga untuk mencanangkan program –
program unggulan guna mempercepat diseminasi pertanian khususnya Indonesia dengan
badan Litbang pertanian sehingga bisa mewujudkan pertanian industrial.
B.     Saran
 Akhirnya, pemakalah mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu didalam menyelesaikan makalah kami ini. Disamping itu, kritik dan saran dari
mahasiswa serta dosen pengampu dan para pembaca sangat kami harapkan, demi kebaikan
kita bersama terutama bagi pemakalah.

3
DAFTAR PUSTAKA

FAO. 1989. Sustainable Development and Natural Resources Management. Twenty-Fifth


Conference, Paper C 89/2 simp 2, food and Agriculture Organization, Rome

Karwan, A.Salikin.2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan.Kanisius. Yogyakarta

Munasinahe, M. 1993. Enviromental Economics and Sustainable


Development. Environtment Paper No. 3. The World Bank, Washington, D.C.

Simatupang, P. 1995. Industrialisasi Pertanian Sebagai Strategi Agribisnis dan Pembangunan


Pertanian dalam Era Globalisasi. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Pusat Penelitian
Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Reijntjes, Coen Dkk. 2002. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai