MAKALAH
Oleh
Nurul Laili (141510601093)
Kelas H
4 Mei 2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang
melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan
mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan
sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis
tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim. Usaha pertanian diberi nama
khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Dalam usaha pertanian diperlukan suatu
sistem pertanian yang berfungsi untuk mewujudkan pencapaian hasil yang
maksimal.
Sistem pertanian merupakan pengelolaan komoditas tanaman untuk
memperoleh hasil yang diinginkan yaitu berupa bahan pangan, keuntungan
financial, kepuasan batin atau gabungan dari ketiganya. Sistem pertanian di
daerah tropika, termasuk Indonesia berbeda dengan daerah subtropis dan daerah
beriklim sedang. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kondisi iklim, jenis
tanaman dan keadaan sosial ekonomi petaninya. Meningkatkan produksi pertanian
suatu negara adalah suatu tugas yang kompleks, kerena banyaknya kondisi yang
berbeda yang harus dibina atau diubah oleh orang ataupun kelompok yang
berbeda pula. Seperti halnya permasalahan pertumbuhan penduduk yang tinggi
yang mengimbangi permintaan atas kebutuhan pangan meningkat pesat, namun
hal tersebut tidak diimbangi dengan produksi hasil pertanian yang mampu untuk
memenuhi permintaan kebutuhan akan bahan pangan.
Hal tersebut mendorong para petani untuk mencoba menanam jenis-jenis
tanaman baru, dan dengan bantuan para insinyur dan para peneliti untuk
mengembangkan
varietas
tanaman
tersebut
dengan
menemukan
teknik
secara lambat. Pertanian awalnya hanya bersifat primitif dengan cara kerja yang
lebih sederhana. Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan pertanian berkembang
menjadi lebih modern untuk mempermudah para petani mengolah hasil pertanian
dan mendapatkan hasil terbaik dan banyak. Dengan demikian pembangunan
pertanian mulai berkembang dari masa ke masa. Dalam proses pembangunan
pertanian tersebut, bantuan para ahli di bidang pertanian dan pemerintah sangat
dibutuhkan untuk mendukung dan memberi fasilitas maupun pegetahuan kepada
para petani untuk memberi metode baru kepada para petani dan mengubah cara
berpikir mereka menjadi lebih kompleks sehingga mampu untuk meningkatkan
produksi pertanian dalam negeri.
Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran untuk mengupas tentang sistem
pertanian yang telah ada dan bagaimana sistem pertanian tersebut bekerja.
BAB 2. PEMBAHASAN
Sistem pertanian merupakan pengelolaan komoditas tanaman untuk
memperoleh hasil yang diinginkan yaitu berupa bahan pangan, keuntungan
financial, kepuasan batin atau gabungan dari ketiganya. Terdapat berbagai sistem
pertanian yang berbeda baik tingkat efisiensi teknologinya maupun tanaman yang
diusahakan diantaranya yaitu sistem ladang, sistem tegal, sistem sawah, sistem
pasang surut, dan sistem perkebunan.
2.1 Sistem Ladang
Ladang merupakan sistem pertanian pada lahan kering yang sering disebut
juga HUMA. Sistem ladang merupakan sistem yang paling belum berkembang,
suatu peralihan dari tahap pengumpul ke tahap penanam. Pengolahan tanah
minimum sekali, produktivitas berdasarkan pada lapisan humus yang terbentuk
dari sistem hutan. Sistem ini hanya akan bertahan di daerah yang berpenduduk
jarang, dan sumber tanah tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya
tanaman pangan, baik padi, jagung maupun umbi-umbian. Pada sistem pertanian
ini berpindah-pindah yaitu melakukan pembukaan hutan dengan cara pembakaran
lahan yang telah terbuka ditanami padi dan palawija. Hal ini merugikan karena
unsur-unsur hara yang bersifat meyuburkan tanah akan hilang akibat pengolahan
tanah yang salah. Sistem ini berakibat pada tanah longsong dan banjir. Sistem
ladang berpindah ini dapat mengakibatkan dampak negatif, diantaranya yaitu
mengurangi luas hutan, kerusakan hutan, tanah menjadi tandus / lahan kritis, tanah
mudah tererosi, kebakaran hutan, pencemaran udara, dan banjir.
sejenis, sehingga belum dapat dikatakan sebagai sistem pertanian yang terpadu.
Akan tetapi berbeda masalahnya apabila dalam tegal itu ditanam dua atau lebih
jenis komoditas (tumpang sari).
teknis maupun setengah teknis biasanya terbentang dan tergolong sangat luas
karena saluran irigasi dapat digunakan tidak hanya di satu tempat saja, sehingga
dapat pula mengairi lahan lain yang masih termasuk dalam satu wilayah. Ini
berarti, untuk pengelolaan sistem sawah ini memerlukan input dari luar, berupa air
irigasi tadi. Selain itu, sawah seperti ini masih menggunakan pupuk kimia serta
pestisida yang juga didatangkan dari luar. Hal ini menunjukkan bahwa sistem
pertanian sawah ini belum merupakan sistem pertanian yang terpadu, juga belum
dapat dikatakan sebagai pertanian yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan proses
produksi untuk menghasilkan output masih berorientasi pada hasil yang
maksimum, bukan optimum.
Macam-macam sistem pertanian sawah antara lain yaitu:
1. Sawah irigasi teknis
Sawah yang pengairannya sejak dari sumber air sampai petak sawah
terdapat jaringan irigasi dari bangunan permanen. Sehingga kehilangan air karena
rembesan atau penguapan dapat diminimalkan.
2. Sawah irigasi setengah teknis
Sawah yang jaringan irigasinya tidak seluruhnya permanen, sehingga
kehilangan air akibat rembesan dan penguapan masih banyak terjadi.
3. Sawah irigasi sederhana
Sawah dengan bangunan jaringan irigasi menggunakan peralatan seadanya,
sehingga kurang hemat air.
4. Sawah irigasi pompa
Sawah dengan memanfaatkan pompa untuk menaikkan air tanah atau air
sungai yang permanen dalam untuk mengairi lahan pertanian yang ada di
sekitarnya.
5. Sawah irigasi tadah hujan
Sawah yang semata-mata hanya tergantung curah hujan daerah setempat,
atau hanya dengan memanfaatkan musim penghujan.
6. Sawah irigasi pasang surut
Sawah yang tergantung dengan pasang surutnya air rawa, sehingga dapat
disebut pula irigasi dengan memanfaatkan air alami.
limbah
panen
adalah
menimbulkan
pencemaran
udara
dan
menghilangkan hara dalam jumlah yang cukup banyak, terutama yang bersifat
mudah menguap. Menimbun jerami di tepi petak sawah merupakan cara umum
yang dilakukan petani di beberapa tempat. Keuntungannya adalah menghemat
tenaga kerja, tapi kelemahannya adalah mengurangi luasan tanah yang dapat
ditanami. Timbunan jerami juga merupakan sarang tikus.
2.5 Sistem Perkebunan
Perkebunan
didefenisikan
sebagai
segala
bentuk
kegiatan
yang
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai; termasuk mengolah dan memasarkan barang dan jasa
hasil tanaman tersebut
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. [serial online]. Sumber Daya Alam Pertanian.
http://artikel.okeschool.com/artikel/pertanian-perkebunan/650/sumber-dayaalam-pertanian.html. (diakses pada tanggal 1 Mei 2015).
Paradiz, Daedo. 2013. [serial online]. Pertanian dan sistem" pertanian.
http://daedoparadiz.blogspot.com/2013/03/pertanian-dan-sistempertanian.html. (diaskes pada tanggal 1 Mei 2015).
Reny.
2010.
[serial
online].
Macam-macam
Sistem
Pertanian.
https://renyfatma.wordpress.com/2010/04/16/macam-macam-sistempertanian/. (diakses pada tanggal 1 Mei 2015).